Filter Aktif
Filter Aktif
Filter Aktif
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh frekuensi terhadap banyak gelombang
2. Untuk mengetahui prinsip kerja dari low pass filter, high pass filter dan band pass
filter
3. Untuk mengetahui aplikasi dari filter aktif
4. Untuk mengetahui fungsi op-amp pada rangkaian filter aktif
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Filter kegunaannya menjadi jelas ketika dua atau lebih mengalir bersama-sama menghasilkan
fungsi transfer filter dengan urutan atau kompleksitas yang meningkat. Output dari setiap
tahap filter OP-Amp aktif akan muncul sebagai sumber voltage ke input dari Tahap
berikutnya, sehingga masalah pemuatan interstage hampir tidak ada. Fungsi transfer
keseluruhan dari filter aktif kaskade dengan demikian akan sama dengan produk sederhana
dari fungsi transfer masing-masing tahap individu. Filter pesanan lebih tinggi dari 2 dengan
mudah disintesis dengan hanya mengalirkan beberapa filter satu tau dua katub secara seri.
Katub-katub dari setiap komponen filter secara tepat sehingga respon ruang yang diinginkan
tercapai. Secara umum, semakin tinggi urutan kaskade filter, semakin dekat fungsi transfernya
dibuat untuk mendekati salah satu respon dinding bata yang ideal. (Horenstein, 1996)
Filter aktif RC adalah rangkaian pemilah frekuensi yang komponen-komponen pasifnya
terdiri dari tahanan (R), kapasitor (C), dan OP-Amp sebagai komponen aktif. Tidak
digunakannya induktansi merupakan suatu keuntungan terutama dalam fabrikasi rangkaian
terpadu. Dalam rangkaian diskritpun, komponen induktansi selalu besar dan tidak linear dan
dapat memancarkan disipasi energi dengan daya yang besar. Dalam Gambar 2.1(a), V1(t)
merupakan sinyal dengan beberapa komponen yang frekuensinya berbeda-beda. Rangkaian
pemilah frekuensi dalam hal ini memilih sinyal dengan frekuensi tertentu saja, demikian
sehingga V2(t) merupakan tegangan dengan salah satu (daerah) frekuensi saja. Pemisahan
frekuensi ini dinyatakan dalam apa yang dinamakan fungsi-alih H(j), yang merupakan
perbandingan tegangan sinyal keluaran dan tegangan sinyal masukan, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.1(b).
(a) (b)
Gambar 2.1 Rangkaian Filter (a) Dominan Waktu, (b) Dominan Frekuensi
Ada empat jenis filter ideal, yangn memiliki tanggapan frekuensi ideal. Tanggapan
frekuensi ideal tersebut adalah dari jenis-jenis filter (a) lewat-bawah (low-pass), (b) lewat-pita
(band-pass), (c) lewat-atas (high-pass) dan (d) penolakan-pita (band-rejection) (eliminasi-
pita). Pada lewat-bawah (low-pass) keluaran filter (yang mungkin merupakan penguatan),
yang dinyatakan oleh H(j2f) muncul untuk frekuensi-frekuensi rendah, dari frekuensi nol
sampai frekuensi batas atas fH. pada filter lewat-pita (band-pass), keluaran filter, yang
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
dinyatakan oleh H(j2f) muncul untuk frekuensi-frekuensi antara frekuensi batas bawah (f1)
dan frekuensi batas atas (f2). Pada filter lewat-atas (high-pass), keluaran filter, yang
dinyatakan oleh H(j2f) muncul untuk frekuensi-frekuensi antara frekuensi batas bawah (fL)
dan frekuensi batas atas tak terhingga. Sedangkan filter penolakan-pita (band-rejection)
(eliminasi-pita), keluaran filter, yang dinyatakan oleh H(j2f) tidak muncul untuk frekuensi-
frekuensi antara frekuensi batas bawah (f1) dan frekuensi batas atas (f2).
Atau secara matematis, untuk (a) lewat-bawah (low-pass), pada frekuensi antara
0<f<fH, H(j2f)>0, dan f>fH, H(j2f)=0. Untuk filter (b) lewat-pita (band-pass), pada
frekuensi antara f1<f<f2, H(j2f)>0, dan f>f2, dan f<f1, H(j2f)=0. Untuk filter (c) lewat-atas
(high-pass), pada frekuensi antara 0<f<fL, H(j2f)=0, dan f>fL , H(j2f)=0. Dan untuk filter (d)
penolakan-pita (band-rejection) (eliminasi-pita), pada frekuensi antara 0<f<f1,
H(j2f)>0,antara f1<f<f2, H(j2f)=0, dan f>f2 H(j2f)>0.
Pada kenyataannya, tanggapan filter tidak seideal. Pada lewat-pita (band-pass), di
mana ada tanggapan, dalam keadaan ideal, tanggapan maximumnya adalah H0. Pada
kenyataannya tanggapan H(j2f) tidak perlu tetap besarnya, tetapi kurang dari harga
maximum tersebut, yaitu sebesar H1. Beda antara H0 - H1 Dinamakan kerutan (ripple) . Batas
pita-lewat adalah batas frekuensi atas fH, di mana H(j2f)= H0 – 3 (dalam dB). Tetapi kadang-
kadang digunakan batas frekuensi putus (cutoff) fC. Karena fC merupakan frekuensi maximum
di mana H(j2f)= H1, maka digunakann juga sebagai lebar pita “kerutan”. Pita-stop
menunjukkan daerah frekuensi, di mana tanggapan frekuensi menurun. Attenuasi adalah
selisih antara H0 dan H2 (dalam dB). Frekuensi pita-stop fS adalah frekuensi minimum di mana
attenuasi diperoleh. Dalam pita-stop mungkin juga dapat pula kerutan. Persamaan umum
matematika untuk menyatakan tanggapan H(j2f) atau H(s) adalah:
A(s)
H(s) = B(s) ………………………………...……………………………………….(2.1)
Persamaan (2.1) ini dimanakan fungsi biquadratic atau singkat biquad, karena baik pembilang
maupun penyebut merupakan kuadrat s. Keempat fungsi ideal dalam di nyatakan dalam
bentuk (2.2), dengan mengatur koefisien-koefisiennya. Filter Butterworth adalah filter yang
bersamaan fungsi-alihnya dapat dinyatakan oleh pendekatan polinomial-polinomial
Butterworth dengan karakteristik lewat-bawah (low-pass). Persamaan fungsi-alihnya adalah
H(s) = H0/B(s), di mana B(s) adalah polinomial Butterworth seperti berikut:
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
V+
LM 471
V-
3. Dihubungkan pin 6 ke kutub (+) osiloskop dan pin 4 ke kutub (-) osiloskop.
4. Dihubungkan ground pin 3 ke PSA, kaki 4 ke (+12) PSA, dan kaki 7 ke (-12) PSA.
5. Dihubungkan R1 dan sambungan R2 dan C2 ke signal generator
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
6. Dihubungkan osiloskop, signal generator, dan PSA ke sumber tegangan PLN
7. Dihidupkan osiloskop, kemudian dikalibrasikan terlebih dahulu dalamkeadaan normal.
8. Dihidupkan signal generator, dan PSA
9. Diatur frekuensi 100Hz pada Signal Generator dan dilihat gelombang yang
ditampilkan pada Osiloskop.
10. Diukur besar tegangan keluaran (Vout) melalui tampilan Osiloskop
11. Dicatat besar Vout dan dihitung Gain (G) yang diperoleh.
12. Diulangi prosedur nomor 8-10 untuk frekuensi 500 Hz
13. Dicatat data yang diperoleh di kertas data dan kemudian dianalisa
14. Digambar grafik sesuai dengan tampilan dari layar osiloskop
0.03µF
Vi R R
2
+
6
741
4.7kΩ 4.7kΩ Vo
3
-
0.03µF C RB 27kΩ
RA 47kΩ
CH2
Scope
CH1
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. INPUT
M = 1,0 ms
V = 5 volt
2. OUTPUT
M = 2,0 ms
V = 9 volt
Jawab:
Frekuensi 200 Hz
𝑉
G = -20 log 𝑉 𝑜
𝑖𝑛
9
G = -20 log 10
Jawab:
1
fc = 2𝜋√𝑅
1 𝑅2 𝐶1 𝐶2
1
fc =
2𝜋√(47𝑥102 𝛺)𝑥 (47𝑥102 𝛺)𝑥(33𝑥10−4 𝐹)𝑥(33𝑥10−4 𝐹)
1
fc =
2𝜋√(240.56 )
1
fc = 2𝜋 𝑥 15.51
1
fc = 97.4
fc = 0,0102 Hz
3. Apa yang menyebabkan kerapatan dari gelombang berbanding lurus dengan
frekuensi? Jelaskan!
Jawab:
Hal yang menyebabkan kerapatan atau banyaknya gelombang berbanding lurus
dengan frekuensi yaitu karena semakin tinggi frekuensi maka banyak gelombang yang
ditampilkan pada osiloskop akan semakin rapat/semakin banyak gelombang yang
terbentuk
4. Menentukan banyak gelombang dari masing-masing frekuensi dengan rumus:
𝑛
f= 𝑡
Jawab:
Pada saat f = 200 Hz; t = 2 ms = 0,002 s; (output)
maka:
𝑛
f=
𝑡
n=fxt
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
n = 200 Hz x 0,002 s
n = 0,4
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
842 1 8421 8 4 21
EXT
POWER INPUT
ACTIVE FILTER
+ _
EXT . C
FREQ CONTROL V+
GND 68 KΩ 68 KΩ
+
INPUT
DC & AC POWER
( 10 v ) OUTPUT
4.7 KΩ 4.7 KΩ _
10 v 27 KΩ
V- +
G
0 . 033 µF 0. 033 µF 47 KΩ
+ OVER LOAD
1v
AMPLITUDE
ON
Jumper
ON AC 15 V AC 15 V
OFF ON OFF ( MAX 0. 1 A )
AC INPUT
100 K? SPDT PUSH ON 1000 ?
OSILOSKOP DIGITAL
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pengaruh frekuensi terhadap banyak gelombang adalah dimana frekuensi berbanding
lurus dengan banyak gelombang, semakin besar frekuensi maka banyak gelombang
akan semakin banyak dan sebaliknya, apabila frekuensi kecil maka banyak gelombang
juga akan kecil, atau dapat ditulis: f = n/ t.
2. Prinsip kerja dari low pass filter, high pass filter,band pass filterdan band reject
filteradalah sebagai berikut:
a. Low Pass Filter (LPF), yaitu jenis filter yang melewatkan frekuensi rendah serta
meredam atau menaikkan frekuensi tinggi.
b. High Pass Filter (HPF), yaitu jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi dan
meredam atau menahan frekuensi rendah.
c. Band Pass Filter adalah sebuah pita frekuensi yang melewatkan frekuensi di
daerah sekitar saja dan menolak frekuensi d luar daerah.
d. Band Reject Filter (BPF) yaitu filter band elimination menolak pita frekuensi
tertentu dan melewatkan frekuensi di luar pita tersebut.
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
3. Aplikasi filter aktif adalah yaitu pada audio amplifier yang bekerja dalam mengatur
sinyal yang dilewatkannya, pada rangkaian pembangkit gelombang (rangkaian
osilator) maupun transmitter, dalam mengatur frekuensi yang akan dihasilkannya, dan
juga pada receiver pemancar dalam menentukan frekkuensi gelombang yang akan
diterimanya.
4. Fungsi Op-amp pada rangkaian filter aktif adalah Pada masing masing filter aktif
menggunakan op-amp sebagai elemen aktifnya dan tahanan, kapasitor sebagai elemen
pasifnya. Op-amp dengan high speed seperti LM301, LM318 danlainnya digunakan
pada rangkaian filter aktif untuk mendapatkan slew rate yang cepat dan penguatan
serta bandwidth bidang kerja lebih baik.
5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan selanjutnyamengerti rangkaian percobaan
2. Sebaiknya praktikan selanjutnya memahami menghubungkan rangkaian pada osiloskop
3. Sebaiknya praktikan selanjutnya lebih teliti dalam mengamati gelombang yang
dihasilkan pada osiloskop
LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR II
DAFTAR PUSTAKA
Chattopadhyay, D. 2006. Fundamentals of Electric Circuit Theory. New Delhi: S.Chand &
Company Ltd.
Page: 319
Horenstein, M. N. 1996.Microelectronic Circuit and Device. New Jersey: Prentice Hall
International,Inc.
Page: 825
Sutanto. 1997.Rangkaian Elektronika Analog danTerpadu. Jakarta: Universitas Indonesia.
Halaman: 154 - 160
https://worldofelectronic.wordpress.com/
Diakses pada tanggal: 28 Maret 2019
Pada Pukul: 20.08 WIB