Tugas Akhir San-Sa Bab I

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 28

PRA RANCANG BANGUN PABRIK PUPUK BIOCHAR DARI TANDAN

KOSONG KELAPA SAWIT

TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Teknik (ST)

OLEH:
SUSANTO 2014510007
YANIAR LISA INDAH WANA 2014510031

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang
menduduki posisi penting dalam sektor pertanian dan perkebunan di Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik di Indonesia menyebutkan bahwa luas area perkebunan
kelapa sawit mencapai 10.133.322 Hektare pada 2012 (BPS, 2013). Perkebunan
kelapa sawit di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat. Meningkatnya luas
area perkebunan kelapa sawit diperkirakan akan meningkatkan jumlah produksi
kelapa sawit di Indonesia sehingga limbah yang dihasilkan juga akan meningkat.
Limbah terbesar yang dihasilkan oleh industri pengolahan kelapa sawit
adalah limbah padat. Terdapat beberapa jenis limbah padat kelapa sawit yaitu
tandan kosong kelapa sawit (TKKS), sabut, lumpur, cangkang kelapa sawit dan
lain-lain. (Gaol dkk, 2013). Didalam 1 ton kelapa sawit mampu menghasilkan
limbah cangkang kelapa sawit sebesar 6,5%, lumpur sawit sebesar 4%, serabut
sebesar 13%, tandan kosong kelapa sawit sebesar 23%. (Mandiri, 2012).
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat terbesar
yang dihasilkan oleh industri kelapa sawit yaitu sebesar 23%. Pemanfaatan limbah
TKKS masih terbatas, umumnya hanya di bakar dan sebagian besar hanya
dihamparkan pada lahan kosong di area sekitar perkebunan. Menurut Bridgwater,
A. dalam Iskandar, T. (2017) memanfaatkan limbah biomassa secara langsung
dinilai kurang effisien sehingga perlu diubah menjadi biochar terlebih
dahulu.Mengubah TKKS menjadi biochar akan meningkatkan nilai ekonomis dan
mengurangi pencemaran lingkungan akibat penumpukan limbah.
Biochar merupakan arang yang berbentuk padatan/serbuk dengan karbon
tinggi yang berasal dari hasil pembakaran biomassa tanpa adanya oksigen.
Biochar memiliki berbagai manfaat untuk lingkungan yaitu dapat meningkatkan
kualitas tanah, meningkatkan kadar C-tanah, meningkatkan retensi air dan unsur
hara dalam tanah. Dalam penelitian Glauser dkk (2002) biochar berfungsi sebagai
bahan perbaikan tanah, meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan memasok
sejumlah nutrisi yang berguna serta meningkatkan sifat fisik, kimia dan biologi

2
tanah. Sedangkan menurut Lehman (2007) biochar lebih efektif menahan unsur
hara untuk ketersediaan bagi tanaman dibandingkan bahan organik lainnya.
Keuntungan lain dari biochar menurut Gani (2009) adalah karbon pada biochar
bersifat stabil dan dapat tersimpan selama ribuan tahun dalam tanah. Biochar
memiliki karakteristik stabilitas yang lebih tinggi terhadap dekomposisi dan
mampu menyerap ion dengan baik dibandingkan bahan organik lainnya karena
luas permukaan yang lebih besar (Liang dalam Widowati, 2012).
Salah satu teknologi alternatif yang digunakan untuk memberikan solusi
terhadap masalah limbah agar dapat dikoversi menjadi biochar adalah dengan
menggunakan teknologi pirolisis. Pirolisis menurut Sandra dkk (2014)merupakan
proses pembakaran biomassa yang dilakukan tanpa oksigen atau dengan oksigen
yang rendah (syarat kadar oksigen <2%).Pirolisis merupakan proses thermokimia
dengan perombakan struktur rantai karbon panjang menjadi rantai karbon pendek.
Produk pirolisis umumnya terdiri dari tiga jenis,yaitu gas ringan (H2, CO,
CO2, H2O dan CH4), tar, dan char. Adapun produk pirolisis lainnya antara lain :
Arang (Biochar), Torrified Wood, Arang Aktif, Briket Arang, Bio-oil dan Syngas
(Ilmiawan, 2011). Suhu saat proses pirolisis merupakan parameter penting dalam
proses pembentukan biochar. Saat proses pirolisis, hemiselulosa akan terurai
pertama kali pada suhu 220oC-315oC. selulosa terurai pada suhu 315oC-400oC.
lignin pengurainya lambat namun stabil mulai suhu 160oC-900oC. sedangkan
mineral akan tetap dalam biochar namun disebut sebagai abu. (Gustafsson, 2013)
Beberapa keuntungan menggunakan teknologi pirolisis antara lain
memiliki rasio konversi yang tinggi, produk-produk yang dihasilkan memiliki
kandungan energi yang tinggi, produk yang dihasilkan juga dapat ditingkatkan
menjadi bahan dasar keperluan lain serta pengontrolan proses yang lebih mudah.
(Putun dkk dalam Sugandi, 2016).
Biochar yang dihasilkan dari proses pirolisis memiliki berbagai kelebihan
dari bahan organik lainnya, namun juga memiliki kekurangan dalam
ketersediaanhara yang dikandung. Menurut penelitian Bhattarai dkk (2015) kadar
Nitrogen dan Phospor dalam biochar hasil pirolisis sangat rendah. Hal ini
disebabkan karena pada proses pirolisis terjadi dekomposisi komponen senyawa
dalam bahan baku sehingga kandungan unsur hara yang terkandung didalam

3
bahan baku menjadi sangat kecil. Oleh karena hal tersebut, biochar perlu
diperkaya dengan unsur hara (N, P, dan K) melalui penambahan pupuk anorganik
seperti pupuk NPK.
Keberadaan unsur hara NPK yang tinggi didalam biochar sangat penting
bagi tanah dan tumbuhan. Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi
pertumbuhan tanaman untuk pembentukan bagian-bagian vegetatif tanaman.
Phospor berperan dalam proses fisiologi tanaman seperti fotosintesis dan respirasi
serta membatu perkembangan perakaran. Kalium berperan dalam aktivitas enzim
essensial dalam reaksi fotosintesis dan respirasi (Lakitan, 1993). Pada tanah,
unsur hara sangat penting sebagai sumber nutrisi dan memperbaiki sifat fisik
tanah (Suherman, 2007).Biochar yang telah diperkaya dengan unsur hara dari
pupuk NPK kemudian disebut dengan pupuk biochar.

1.2 BAHAN BAKU DAN BAHAN PEMBANTU


Pada proses pembuatan pupuk biochar dibutuhkan bahan baku tandan
kosong kelapa sawit (TKKS) dan bahan pembantu pupuk anorganik NPK dan
Amilum. Dibawah ini merupakan sifat/karakteristik fisik dan kimia bahan baku
dan bahan pembantu.

1.2.1 Bahan Baku (TKKS)


a. Komposisi kimia
Tandan Kosong Kelapa Sawit memiliki komposisi kimia
diantaranya adalah selulosa, hemiselulosa, lignin, abu dan H2O dengan
persentase komposisi yang dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Komposisi kimia Tandan Kosong Kelapa Sawit

Komposisi Kadar (%)


Selulosa 22,24
Hemiselulosa 20,58
Lignin 30,45
Komponen lain 26,73

Sumber: Muhammed dkk (2011) dalam Ginting A.S dkk (2015)

4
Selain kandungan kimia TKKS, Tabel 1.2 dibawah ini merupakan
data analisis elemental dan proximate berdasarkan berat kering TKKS.
Tabel 1.2. Data analisis Ultimate dan Proximate TKKS kering
Analisis Ultimate Nilai
Karbon (C) 53,78 %
Hidrogen (H) 4,37 %
Nitrogen (N) 0,35 %
Sulfur (S) 0,00 %
Oksigen (O) 41,50 %
Analisis Proximate Nilai
Kadar Air 8,75 %
Volatil Matter 79,67 %
Fixed Carbon 8,68 %
Kadar Abu 3,02 %
Nilai kalor 18,96 kJ/g
Sumber: Abdullah dan Gerhauser (2008) dan Ma dan Yousuf (2005) dalam
Ilhamsyah A.R (2015)

b. Sifat fisika
Tandan kosong kelapa sawit merupakan limbah biomassa dari
tandan buah segar kelapa sawit yang berwarna coklat, kuat, susah ditarik,
kasar dan memiliki serat yang kaku. (Murdani, 2017)

1.2.2 Bahan Pembantu Pupuk NPK


a. Komposisi Kimia
Pupuk NPK memiliki komposisi kimia berupa nitrogen, phosphor
dan kalium dengan persentase komposisi yang dapat dilihat pada Tabel
1.3.
Tabel 1.3 Komposisi Kimia Pupuk NPK
Komposisi Kadar (%)
Nitrogen (N) 15%
Phospor( P2O5) 15%
Kalium (K2O) 15%

Sumber: (Sistem Informasi Pemupukan, 2013)

5
b. Sifat Fisika
Pupuk NPK memiliki sifat fisik berbentuk granul dengan warna
kemerahan. Jika penyimpanan pupuk NPK benar maka pupuk dapat
bertahan lama namun jika penyimpanan pupuk NPK tidak benar maka
pupuk akan berubah menjadi pucat, menggumpal dan mudah pecah(Sistem
Informasi Pemupukan, 2013)

1.2.3 Produk Utama


Produk utama yang dihasilkan adalah pupuk biochar. Kualitas
pupuk biochar juga ditentukan oleh jenis bahan baku yang digunakan atau
komponen penyusunnya. Adapun sifat kimia dan fisika biochar dapat
dilihat pada Tabel 1.4 dibawah ini:
Table 1.4 Sifat Kimia dan Fisika Biochar pada suhu 400oC
Kandungan Nilai
Kadar Abu (%) 16,8
Kadar Air (%) 2,4
Volatil (%) 34,7
pH 9,8
Kapasitas Penukar Kation (cmol/kg) 28,1
Karbon (%) 45,2
Luas Permukaan (cm2/gr) 103,7

Sumber: (Hartoyo et al., 1978; SNI, 1995; Lehman, 2007 dalam H.


Latopuna dkk, 2011).

6
1.3 Kapasitas Produksi
Dalam mendirikan bangun pabrik diperlukan kapasitas produksi agar
produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan. Kapasitas produksi
ditentukan oleh data-data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik dan beberapa
sumber lainnya. Data Pada Tabel 1.5 dibawah ini digunakan untuk menghitung
perkiraan kapasitas produksi.
Tabel 1.5 Data produksi tandan kosong kelapa sawit Kalimantan Barat
Tahun Luas Area ProduksiKelapa Produksi Presentase
(Ha) Sawit (Ton) TKKS Kenaikan
(Ton)
2010 666.810 1.426.876 328.181,48
5,7%
2011 700.522 1.508.324 346.914,52
21,4%
2012 897.930 1.830.859 421.097,57
-1,99%
2013 914.835 1.794.466 412.727,18
9,53%
2014 936.407 1.965.515 452.068,45
Rata-rata persen kenaikan 8,66%
Sumber: (BPS Kalimantan Barat, 2014, diolah)
Pada tabel 1.5 dapat diketahui bahwa produksi TKKS dalam 1 ton buah
segar kelapa sawit adalah sebesar 23% (Mandiri, 2012). Dengan demikian
produksi tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dapat dihitung seperti dibawah ini:
Produksi TKKS = 23% x Produksi Kelapa Sawit
= 23% x 1.426.876 ton
= 328.181,48 ton
Persentase kenaikan pada Tabel 1.5 setiap tahun dapat dihitung dengan
rumus dibawah ini:
Persentase Kenaikan = b-a x 100%
a
= 346.914,52 – 328.181,48 x 100%
328.181,48
= 5,7%

7
Dimana : b: Produksi tahun sesudah
a : Produksi tahun sebelum
Setelah diketahui nilai persen kenaikan produksi TKKS pada Tabel 1.5
maka dapat dihitung kenaikan rata-rata produksi TKKS yaitu:
Kenaikan rata-rata produksi TKKS = (5,7+21,4+(-1,99)+9,53)%
4
= 8,66%
Potensi TKKS diperkirakan pada tahun 2019 dapat dihitung sebagai
berikut:
F=P(1+i)n
Dimana :
F = Nilai tahun mendatang (2019)
P = Nilai tahun sebelumnya (2014)
I = Nilai presentasi kenaikan (0,0866)
N = Selisih tahun (2019-2014)
Maka :
F= 452.068,45 (1+0,0866)(2019-2014)
= 452.068,45 (1+0,0866)(5)
= 452.068,45 (1,0866)(5)
= 452.068,45 x 1,515
= 684.782,58 ton/tahun

Basis perhitungan Pra rancang bangun pabrik biochar dari TKKS


diasumsikan 5% dari potensi yang ada. Maka, dapat dihitung:
= 5% x 684.782,58 ton/tahun
= 34.239,13 ton/tahun
34.239,13 𝑡𝑜𝑛 1000 𝑘𝑔 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 𝑥 𝑥 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡𝑜𝑛 300 ℎ𝑎𝑟𝑖

= 4.755,43 Kg/jam

Menurut Bridgewater (2006) bahwa padatan (Biochar) yang dihasilkan


dari hasil proses slow pirolisis adalah sebesar 35%. Sehingga kapasitas produksi
dapat dihitung:

8
= 35% x 34.239,13 ton/tahun
= 11.983,7 ton/tahun
11.983,7 𝑡𝑜𝑛 1000 𝑘𝑔 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 1 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 𝑥 𝑥 𝑥 24 𝑗𝑎𝑚
𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑡𝑜𝑛 300 ℎ𝑎𝑟𝑖

= 1.664,40 Kg/jam
Jadi, Kapasitas dari pra rancang bangun pabrik pupuk biochar dari TKKS
dengan proses slow pirolisis yang akan dibangun pada tahun 2019 adalah sebesar
11.000 ton/tahun.

1.4 Pemilihan Proses


Pemilihan proses diperlukan dalam pra rancang bangun pabrik biochar
dari tandan kosong kelapa sawit agar mendapatkan hasil yang maksimal baik
dari segi ekonomi maupun teknis. Dibawah ini akan dijelaskan berbagai
macam proses pirolisis dan seleksi prosesnya.
1.4.1 Jenis-jenis Proses Pirolisis
Proses pirolisis biasanya dibagi menjadi 3 jenis yang berbeda
misalnya pirolisis lambat, pirolisis menengah dan pirolisis cepat.
(Bridgwater, 2006). Namun menurut Sohi dalam Prayogo dkk (2012)
bahwa selain 3 jenis pirolisis diatas terdapat 1 jenis pirolisis lagi yaitu
gasifikasi. Dibawah ini akan dijelaskan jenis-jenis proses pirolisis
berdasarkan kondisi operasi dan produk yang dihasilkan.
1. Pirolisis Lambat
Pirolisis lambat merupakan proses pirolisis yang menggunakan
suhu rendah yaitu 400oC-500oC dengan waktu pemanasan lebih lama
dari proses pirolisis jenis lainnya yaitu > 15 menit. Produk dominan
yang dihasilkan pada proses ini adalah padatan (biochar). Pada proses
pirolisis ini padatan (biochar) yang dihasilkan lebih banyak jika
dibandingkan dengan pirolisis menengah, pirolisis cepat dan gasifikasi
yaitu sebesar 35%. Cairan (bio-oil) yang dihasilkan sebesar 30%
dengan 70% air dan gas (syngas) yang dihasilkan sebesar 35%. Selain
listrik, yang dapat digunakan pada pirolisis lambat adalah tungku atau
LPG sedangkan pada pirolisis menengah, pirolisis cepat dan gasifikasi
harus menggunakan listrik. Pada pirolisis lambat masih menggunakan

9
low-tech, sehinggabiaya yang dibutuhkan akan lebih murah.
(Bridgwater, 2006 dan Soni dalam Prayogo dkk, 2012).

2. Pirolisis Menengah
Pirolisis menengah merupakan pirolisis yang menggunakan
suhu sedang yaitu 500oC-600oC dengan waktu pemanasan sedang jika
dibandingkan dengan pirolisis jenis lainnya yaitu antara 5-15
menit.Produk dominan yang dihasilkan pada proses ini adalah cairan
(bio-oil). Pada proses pirolisis menengah padatan (biochar) yang
dihasilkan sebesar 25%, cairan (bio-oil) yang dihasilkan sebesar 50%
dengan 50% air dan gas (syngas) yang dihasilkan sebesar 25%. Pada
pirolisis ini menggunakan pemanas listrik dan biaya yang dikeluarkan
lebih mahal jika dibandingkan dengan pirolisis lambat karena sudah
menggunakan high-tech atau teknologi canggih. (Bridgwater, 2006 dan
Soni dalam Prayogo dkk, 2012).

3. Pirolisis Cepat
Pirolisis cepat merupakan proses pirolisis dengan
menggunakan suhu tinggi yaitu 600oC-700oC dengan waktu
pemanasan lebih singkat dari proses pirolisis jenis lainnya yaitu < 5
menit. Produk dominan pada proses ini adalah cairan (bio-oil). Pada
proses pirolisis ini padatan (biochar) yang dihasilkan lebih sedikit jika
dibandingkan dengan pirolisis menengah dan pirolisis cepat yaitu
sebesar 12%. Cairan (bio-oil) yang dihasilkan sebesar 75% dengan
25% air dan gas (syngas) yang dihasilkan sebesar 13%. Pada pirolisis
ini menggunakan pemanas listrik dan biaya yang dikeluarkan lebih
mahal jika dibandingkan dengan pirolisis lambat karena sudah
menggunakan high-tech atau teknologi canggih.(Bridgwater, 2006 dan
Soni dalam Prayogo dkk, 2012).
4. Gasifikasi
Gasifikasi merupakan suatu proses pirolisis dengan
menggunakan suhu sangat tinggi yaitu > 800oC dengan waktu

10
pemanasan sangat lama jika dibandingkan dengan proses pirolisis jenis
lainnya yaitu >15 menit. Produk dominan pada proses ini berupa gas.
Pada proses pirolisis ini padatan (biochar) yang dihasilkan sangat
sedikit jika dibandingkan dengan pirolisis menengah dan pirolisis
cepat yaitu sebesar 10%. Cairan (bio-oil) yang dihasilkan sebesar 5%
dengan 95% air dan gas (syngas) yang dihasilkan sebesar 85%. Pada
pirolisis ini menggunakan pemanas listrik dan biaya yang dikeluarkan
lebih mahal jika dibandingkan dengan pirolisis lambat karena sudah
menggunakan high-tech atau teknologi canggih. (Sohi dalam Prayogo
dkk, 2012).

1.4.2 Seleksi Proses


Seleksi proses sangat penting dilakukan sesuai dengan kebutuhan
pabrik yang akan dibangun. Tabel 1.6 dibawah ini akan memberikan
perbandingan antara proses pirolisis lambat, pirolisis menengah, pirolisis
cepat dan gasifikasi.
Tabel 1.6 Perbandingan Jenis-jenis Proses Pirolisis
No. Parameter Pirolisis Pirolisis Pirolisis Gasifikasi
Lambat Menengah Cepat
1. Suhu 400 C-500 C 500 C-600 C 600oC-700oC >800oC
o o o o

2. Waktu >15 menit 5-15 menit 1-5 menit <5 menit


kenaikan suhu

3. % yield 35% 25% 12% 10%


biochar
4. Teknologi Low-Tech High-tech High-tech High-tech
5. Biaya Murah Mahal Mahal Mahal
6. Pemanas Listrik, Listrik Listrik Listrik
Tungku
7. Waktu proses Lama Cepat Cepat Cepat

8. Produk Padatan Cairan Cairan Gas


(dominan) (Biochar) (Bio-oil) (Bio-oil) (Syngas)
Sumber: diolah dari Bridgwater (2006) dan Sohi dalam Prayogo dkk (2012)

11
Jika dilihat dari parameter yang ada pada Tabel 1.6 maka dapat
diputuskan bahwa proses yang digunakan pada perencanaan pembuatan
pupuk biochar dari tandan kosong kelapa sawit adalah proses pirolisis
lambat (Slow Pyrolisis) dengan dasar pertimbangan sebagai berikut:
1. Suhu yang dibutuhkan pada proses pirolisis lambat lebih rendah (400oC-
500oC) jika dibandingkan dari kebutuhan suhu proses pada pirolisis
menengah, pirolisis cepat dan gasifikasi (>500oC).
2. Waktu proses yang digunakan lebih lama (>15 menit) dari proses pirolisis
menengah, pirolisis cepat dan gasifikasi.
3. % yield biochar yang dihasilkan lebih besar (35%) jika dibandingkan
dengan % yield pada pirolisis menengah, pirolisis cepat dan gasifikasi
(<35%).
4. Teknologi yang digunakan pada pirolisis lambat ini adalah low-tech,
sehingga biaya pendirian pabrik akan lebih murah dan efisien jika
dibandingkan dengan teknologi yang digunakan pada pirolisis menengah,
pirolisis cepat dan gasifikasi (menggunakan high-tech sehingga biaya
mahal)
5. Pemanasan pada pirolisis lambat selain menggunakan listrik juga dapat
menggunakan pemanasan sederhana yaitu bisa menggunakan tungku atau
LPG, sedangkan pada pirolisis menengah, pirolisis cepat dan gasifikasi
harus menggunakan listrik.
6. Produk dominan yang dihasilkan pada pirolisis lambat adalah padatan
(biochar) dimana produk ini sesuai dengan tujuan pabrik dalam
menghasilkan biochar yang berupa padatan. Sedangkan pada proses
pirolisis menengah dan pirolisis cepat produk dominan yang berupa
padatan. Sedangkan pada proses pirolisis menengah dan pirolisis cepat
produk dominan adalah cairan (Bio-oil) dan pada gasifikasi adalah gas
(syngas).

12
1.4.3 Uraian Proses
Proses pembuatan pupuk biochar secara umum terdiri dari 4 tahap
proses yaitu tahap persiapan bahan baku, reaksi, pemisahan dan
pemurnian, dan penanganan produk. Dibawah ini merupakan uraian dari
setiap prosesnya.
1. Persiapan Bahan Baku
Bahan baku dari gudang Tandan Kosong Kelapa Sawit (F-111)
sebelumnya di perkecil ukurannya menggunakan gyratory crusher (C-113)
menjadi ukuran 1 cm dengan bantuan belt konveyor (J-112). TKKS
kemudian diperkecil lagi dari ukuran 1 cm menjadi 1 mm menggunakan
ball mils (C-114). Pengecilan ukuran ini bertujuan untuk memperluas
permukaan TKKS saat akan di proses didalam rotary kiln, sehingga proses
pembakaran bahan baku pada rotary kiln lebih cepat.
Disamping itu bahan penunjang dari gudang pupuk NPK (F-123)
dimasukkan kedalam tangki pencampur (M-125) menggunakan belt
konveyor (J-124). Didalam tangki pencampur pupuk NPK dicampur
menggunakan air proses (Water Proses) untuk membuat larutan pupuk
NPK dengan perbandingan pupuk NPK:Air proses = 1:10.

2. Reaksi Proses
Proses pirolisis merupakan proses dekomposisi atau pemecahan
struktur organik melalui proses pemanasan tanpa adanya oksigen atau
sedikit oksigen. Pada proses ini komponen kimia yang terkandung didalam
bahan baku akan pecah kemudian berubah menjadi senyawa lainnya.
Sedangkan air yang terkandung didalam bahan baku akan teruapkan
karena pori-pori pada bahan baku terbuka seiring dengan bertambahnya
panas.
Bahan baku TKKS dari ball mills (C-114) akan dimasukkan
kedalam rotary kiln (B-110) untuk proses pirolisis dengan suhu 450oC
selama 30 menit. Pada proses pirolisis TKKS akan di konversi menjadi
biochar. Biochar yang dihasilkan dari rotary kiln kemudian akan masuk
kedalam rotary cooler (B-121) yang berfungsi untuk menurunkan suhu

13
pada biochar menjadi 40oC, menangkap abu biochar yang lolos agar tidak
terbuang dan mencegah biochar agar tidak terbakar. Didalam rotary cooler
biochar akan di spray menggunakan air proses selama 25 menit. Biochar
dari rotary cooler kemudian dibawa oleh vibratory conveyor (J-122)
menuju Mixer II (M-120). Didalam Mixer II biochar dicampur dengan
larutan pupuk NPK dari bin (F-126) dengan perbandingan biochar:larutan
pupuk NPK = 1:3. Setelah pupuk biochar tercampur rata (homogen)
kemudian akan di masukkan kedalam bak perendaman (F-131) dan
didiamkan selama 3 hari. Proses difusi terjadi pada bak perendaman,
dimana kandungan penting pupuk NPK akan masuk kedalam biochar dan
memperkaya biochar dengan kadar nitrogen, phospor dan kalium.

3. Pemisahan dan Pemurnian


Biochar yang telah direndam selama 3 hari kemudian ditiriskan
menggunakan screener (H-132). Hal ini bertujuan untuk memisahkan fase
padat dan fase cair dari hasil perendaman pupuk biochar. Kandungan
larutan pupuk NPK yang tidak terserap oleh biochar akan digunakan
kembali (recycle) pada bak perendaman.
Pupuk biochar kemudian dimasukkan kedalam rotary dryer (B-
130) untuk proses pemisahan dan pemurnian. Pada rotary dryer, kadar air
yang masih terakumulasi dalam pupuk biochar akan diuapkan dengan suhu
105oC selama 25 menit.

4. Penanganan Produk
Pupuk biochar yang sudah kering dari rotary dryer (B-10)
kemudian dibawa menggunakan belt konveyor (J-131) untuk di kemas dan
disimpan kedalam gudang penyimpanan pupuk biochar (F-132) dan siap
untuk didistribusikan.

14
Dibawah ini merupakan blok diagram proses pembuatan pupuk biochar dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS).
Pupuk NPK Tandan Kosong Kelapa Sawit

Pupuk NPK:Air Ukuran = 1 cm


Pembuatan larutan pupuk NPK pada mixer I Pengecilan ukuran pada gyratory crusher
Proses = 1:10

Pengecilan ukuran pada ball mills Ukuran = 1 mm

Suhu = 450oC
Proses Pirolisis pada rotary kiln
Waktu = 30 menit
Spray
Waktu = 25 menit
Penurunan suhu biochar pada rotary cooler
Suhu = 40oC

Pencampuran pada mixer II

Bak Perendaman Waktu = 3 hari

Biochar:Larutan
Penirisan air rendaman pada screener
pupuk NPK = 1:3

Suhu = 105oC
Pengeringan pada rotary dryer
Waktu = 25 menit

Gudang Pupuk Biochar

Gambar 1.1 Blok Diagram Alir


Proses 15
1.5 Instrumentasi Dan Keselamatan Kerja
1.5.1 Instrumentasi
Instrumentasi merupakan bagian yang terpenting dalam pengendalian
suatu proses produksi. Pengendalian proses meliputi keseluruhan unit pabrik
maupun hanya pada unit pabrik yang benar-benar harus diperlukan secara cermat
dan akurat. Variable-variabel yang dikendalikan adalah suhu, tekanan, laju aliran,
dan tinggi permukaan cairan.
Pengendalian proses dapat dilakukan secara manual maupun otomatis.
Pengendalian proses secara manual yaitu pengendalian dengan subyek manusia,
biasanya di pakai pada beberapa proses yang banyak mengalami perubahan beban
(load) atau pada proses yang tidak kritis. Pengendalian proses secara otomatis
yaitu pengendalian yang subyeknya digantikan oleh suatu alat yang disebut
controller sehingga berjalannya suatu proses bukan lagi dikerjakan oleh operator
melainkan perintah controller.
Pengendalian proses secara otomatis ini mempunyai keuntungan-
keuntungan antara lain:
1. Keselatan kerja lebih terjamin
2. Hasil dapat dipertanggungjawabkan
3. Ketelitian cukup tinggi dan akurat
4. Mendorong manusia untuk lebih menigkatkan kemampuan dirinya.
Pengendalian proses di suatu industri membutuhkan pemasangan alat
instrumentasi. Tujuan pemasangan alat instrumentasi adalah untuk menjaga
keamanan operasi suatu proses dengan jalan:
1. Menjaga variable proses berapa dalam batasan operasi aman
2. Mendeteksi situasi bahaya dengan membuat tanda-tanda bahaya dalam
memutuskan hubungan secara otomatis
3. Untuk mendapatkan rate produksi yang digunakan
4. Untuk menjaga kualitas produk
5. Mempermudah mengoperasikan alat
6. Keselatan dan efisiensi kerja terjamin

Pada Tabel 1.7 dapat dilihat pemasangan alat control pada alat proses yang
akan digunakan dalam produksi pembuatan pupuk biochar dari TKKS.

16
Tabel 1.7 Pemasangan Alat Control
No. Nama Peralatan Kode Alat Fungsi
Kontrol
1. Rotary Kiln TIC Untuk mengetahui dan mengontrol suhu yang
ada di dalam rotary kiln selama proses
berlangsung, sehingga sesuai dengan suhu
yang diinginkan
2. Rotary Cooler TIC Untuk mengetahui dan mengontrol suhu yang
ada di dalam rotary cooler selama proses
berlangsung, sehingga sesuai dengan suhu
yang diinginkan
3. Tangki Pencampur LC Untuk mengetahui tinggi atau volume
(Mixer) campuran yang ada didalam tangki
pencampur (mixer)
4. Bak Perendaman LC Untuk mengetahui tinggi atau volume
campuran biochar dan pupuk NPK yang ada
didalam tangka perendaman
5. Bin Pupuk NPK LC Untuk mengetahui tinggi atau volume pupuk
NPK cair yang ada didalam bin
6. Rotary Dryer TIC Untuk mengetahui dan mengontrol suhu yang
diinginkan selama proses berlangsung di
rotary dryer

1.5.2 Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja dalam suatu pabrik harus mendapat perhatian yang
cukup besar dan tidak boleh diabaikan karena menyangkut keselamatan manusia
dan kelancaran kerja. Dengan memperhatikan keselamatan kerja dengan baik dan
teratur, secara psikologis akan membuat para pekerja merasa aman dan senang
sehingga meningkatkan konsentrasi para pekerja terhadap pekerjaannya. Dengan
demikian, produktifitas dan efisiensi kerja akan meningkat.
Usaha menjaga keselamatan kerja bukan semata-mata diturunkan pada
faktor manusia saja. Akan tetapi untuk menjaga peralatan yang ada didalam

17
rancang bangun. Terpeliharanya peralatan dengan baik akan membuat alat
tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Secara umum ada 3 macam bahaya yang dapat terjadi dalam rancang
bangun dan harus diperhatikan dalam perancangannya, yaitu:
1. Bahaya kebakaran dan ledakan
2. Bahaya mekanik
3. Bahaya terhadap kesehatan
Bahaya sifat yang dapat menyababkan terjadinya kecelakaan kerja antara lain:
a. Lingkungan Fisik
Meliputi mesin, peralatan dan lingkungan kerja dapat disebabkan oleh
kesalahan perancangan, arus, kerusakan alat, kesalahan pembelian, kesalahan
dalam penyusunan atau peletakan dari perlatan dan lain-lain.
b. Latar Belakang Pekerja
Yaitu sifat yang tidak baik dari pekerja yang merupakan sifat dasar pekerja
mengumpulkannya. Sifat-sifat tersebut meliputi:
- Tidak cocoknya manusia terhadap mesin atau lingkungan kerjanya
- Kurang pengetahuan atau keterampilan
- Ketidakmampuan fisik dan mental
- Kurang motivasi kerja dan kesadaran kelematan kerja dan faktor-faktor
lainnya.
c. Sistem Manajemen Rancang Bangun
System manajemen ini merupakan unsur terpenting karena menjadi pengatur
kedua unsur diatas. Kesalahan system manajemen dapat menyebabkan
kecelakaan kerja, antara lain:
- Prosedur kerja yang tidak diterapkan dengan baik
- Kurangnya pengawasan terhadap kegiatan pemeliharaan dan modifikasi
alat
Selain mematuhi prosedur dan sistem yang telah dibuat oleh suatu
industri, pekerja juga dapat menjaga keselamatan bekerja dengan tetap
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja. Tabel 1.8
menerangkan fungsi beberapa alat pelindung diri yang harus digunakan oleh
pekerja.

18
Tabel 1.8 Alat Pelindung Diri di Industri

NO. Nama APD Kegunaan Lokasi Pemakaian


1. Safety Helmet Melindungi kepala dari Area produksi,
(Helm) benturan, pukulan atau kejatuhan areapabrik (outdoor),
benda tajam dan berat, radasi gudang, utilitas
panas, api, percikan bahan kimia
maupun suhu ekstrim.
2. Safety Shoes Melindungi kaki dari benturan Area produksi, area
atau tertimpa benda berat, cairan pabrik (outdoor),
panas, tertusuk benda tajam, uap gudang, utilitas
panas, bahan kimia ataupun
permukaan licin
3. Masker (respirator, Melindungi cemaran bahan Area produksi, area
katrit, kanister, kimia, mikroorganisme, partikel pabrik (outdoor),
regulator) debu, uap, asap ataupun gas gudang, utilitas,
laboratorium
4. Penutup telinga (ear Melindungi telinga dari Area produksi, area
plug, ear muff) kebisingan ataupun tekanan pabrik (outdoor) dengan
mesin yang bising
5. Kacamata Melindungi mata dari paparan Area produksi, area
pengaman pertikel kecil yang melayang, pabrik (outdoor),
(spectacles, percikan benda kecil, benda gudang, utilitas,
googles) panas ataupun uap panas dan laboratorium
melindungi dari benturan yang
keras dan tajam
6. Sarung tangan Melindungi tangan dari api, suhu Area produksi, gudang,
panas, suhu dingin, radiasi, arus utilitas, laboratorium
listrik, bahan kimia, benturan,
pukulan, tergores benda tajam
ataupun infeksi bakteri.
7. Pelindung wajah Melindungi wajah dari paparan gudang, laboratorium,
bahan kimia berbahaya, benturan area maintenance
keras
8. Baju pemadam Melindungi tubuh dari paparan Di area dengan panas
kebakaran suhu panas saat terjadi cukup tinggi atau area
kebakaran kebakaran

Disamping itu, perusahaann berupaya untuk menunjang menjamin


keselamatan kerja para karyawan dengan tindakan:

19
1. Memasang penerangan dan ventilasi yang baik, system pemipaan yang
teratur dan menutup motor-motor yang bergerak
2. Memasang tanda-tanda bahaya dan instruksi keselamatan kerja ditempat
yang rawan
3. Menyediakan sarana pemadam kebakaran yang mudah dijangkau jika
sewaktu-waktu terjadi kecelakaan kerja yang tak diduga
4. Mengatur perawatan yang baik sehingga para pekerja dapat
mengoperasikan dengan baik

1.6 UTILITAS
Unit utilitas merupakan salah satu bagian yang sangat penting untuk
menunjang jalannya proses produksi dalam suatu industri kimia. Pada pra rancang
bangun pupuk biochar dari tandan kosong kelapa sawit ini yaitu:
1. Air sungai yang berfungsi sebagai air pemadam kebakaran, menyiram
tanaman
2. Air proses yang berfungsi sebagai air sanitasi, air spray pada rotary cooler,
pelarut bahan pembantu atau pengenceran
3. Listrik yang berfungsi untuk menjalankan alat-alat produksiutilitas, untuk
penerangan
4. Natural gas sebagai bahan bakar burner pada rotary kiln
5. Solar sebagai bahan bakar pada generator
Dari keterangan diatas maka kebutuhan unit utilitas yang diperlukan
tersebut dibagi menjadi 3 unit, yaitu:
1. Unit penyediaan air
- Air sungai
Penyediaan air pada pabrik pupuk biochar ini diperoleh dari sungai.
Hal ini disebabkan karena air PDAM tidak terjangkau sampai ke
lokasi pabrik sehingga digunakan air sungai. Air sungai digunakan
untuk air pemadam kebakaran dan menyiram taman.
- Air proses

20
Penyediaan air proses diperoleh dari pengolahan air sungai pada plant
water treatment. Air proses digunakan untuk air sanitasi, air spray
pada rotary cooler, pelarut bahan pembantu atau pengenceran.
2. Unit penyediaan tenaga listrik
- Listrik dari PLN
Sumber listrik dari PLN digunakan untuk motor-motor instrumentasi
dan lain-lain. Kebutuhan listrik ini meliputi: kebutuhan listrik untuk
proses, kebutuhan listrik untuk utilitas dan kebutuhan listrik untuk
penerangan ruang dan jalan area pabrik.
- Listrik dari generator set
Sumber listrik dari generator set digunakan sebagai tenaga listrik
cadangan saat terjadi pemadaman takterduga dari PLN.
3. Unit penyediaan bahan bakar
- Natural gas
Bahan bakar yang digunakan pada proses pembakaran pada rotary kiln
adalah dengan menggunakan natural gas.
- Solar
Bahan bakar yang digunakan untuk menjalankan generator set adalah
dengan menggunakan solar.

21
1.7 STRUKTUR ORGANISASI
Sistem organisasi perusahaan yang akan dipakai dalam perencanaan pabrik pupuk biochar ini adalah tipe staf dan garis. Penggunaan
system ini karena mamiliki banyak keuntungan yaitu terdapat kesatuan dalam pimpinan dan parintah, sehingga disiplin kerja terjamin.
Pengambilan keputusan yang sehat lebih mudah dapat diambil karena adanya staf yang ahli sesuai dengan bidangnya. Adapun struktur
organisasi sebagai berikut:

Gambar 1.2 Struktur Organisasi


22
1.8 LOKASI
Pemilihan lokasi pra rancang bangun pabrik pupuk biochar sangat penting
karena akan mempengaruhi keberlangsungan umur pabrik tersebut berdiri.
Menurut Hani Handoko (2000) faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan lokasi pabrik adalah kedekatan dengan bahan baku dan bahan
penunjang lainnya, lingkungan masyarakat, kedekatan dengan pasar, tenaga kerja,
fasilitas dan biaya transportasi dan sumber air dan sumber daya alam lainnya.
1.8.1 Lokasi Pra Rancang Bangun Pabrik Pupuk Biochar
Pabrik pupuk biochar dari tandan kosong kelapa sawit akan dibangun di
provinsi Kalimantan Barat tepatnya di Desa Batu Nanta, Kecamatan Belimbing,
Kabupaten Melawi.

Gambar 1.3 Peta Lokasi Pra Rancang Bangun Pabrik Pupuk Biochar

23
1.8.2 Lay Out Pra Rancang Bangun Pabrik Pupuk

Biochar Dari TKKS

Skala 1:1000

Gambar 1.4 Lay Out Pra Racang Bangun Pabrik


Dari Gambar 1.4 diketahui luas sesungguhnya dari lay out pra rancang
bangun pabrik diatas menggunakan skala 1:1000. Luas tanah pada lay out pra
rancang pabrik diatas adalah 19.375 m2dan luas bangunan seluruhnya adalah
12.552 m2. Luas bangunan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.9 dibawah ini:
Tabel 1.9 Rincian Luas Bangunan Pra Rancang Bangun Pabrik
No. Nama Tempat Luas (m2)
1. Pos jaga 1 100
2. Pos jaga 2 96
3. Taman 1 280
4. Taman 2 160

24
5. Taman 3 288
6. Parkir sepeda & mobil 432
7. Kantor Pusat 1160
8. Aula 396
9. Ruang Rapat 144
10. Perpustakaan 240
11. Masjid 324
12. Kantin 292
13. Koperasi Karyawan 108
14. Parkir Transportasi Bahan Baku 504
15. Parkir Transportasi Produk 504
16. Toilet 1 48
17. Toilet 2 40
18. Toilet 3 40
19. Toilet 4 60
20. Gudang TKKS 528
21. Gudang Pupuk NPK 432
22. Gudang Produk (Biochar) 624
23. Musholla 108
24. Area Produksi 1920
25. K3 144
26. Laboratorium 336
27. Utilitas 336
28. Kolam Air dari Sungai 1680
29. Water Treatment 1140
TOTAL 12552

1.8.3 Lay Out Alat


Pengaturan posisi alat dalam area produksi bertujuan agar transportasi
proses dan mobilitas manusia menjadi efektif dan efisien. Tata letak alat pada pra
rancang bangun pabrik pupuk biochar dari tandan kosong kelapa sawit dapat
dilihat pada Gambar 1.5 dibawah ini:

25
Gambar 1.5 Layout Alat

26
Gambar 1.6 Flowsheet
27
28

Anda mungkin juga menyukai