SK Rujukan Pasien

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG

DINAS KESEHATAN
UPT. PUSKESMAS NUSA PENIDA I
Desa Batununggul, Nusa Penida, Telp: 0366-5596680

KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS NUSA PENIDA I


NOMOR TAHUN 2018
TENTANG
RUJUKAN PASIEN
DI UPT PUSKESMAS NUSA PENIDA I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPT. PUSKESMAS NUSA PENIDA I

Menimbang a. bahwa Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan


yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat;
b. bahwa Rujukan Pasien sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan harus diselenggarakan secara
bermutu, merata dan terjangkau sangat diperlukan
untuk mendukung pelayanan kesehatan yang baik di
UPT. Puskesmas Nusa Pemda I;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana pada
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Kepala UPT. Puskesmas Nusa Penida I tentang Rujukan
Pasien di UPT Puskesmas Nusa Penida I;

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun


2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota;

MEMUTUSKAN

1
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS NUSA PENIDA I
TENTANG RUJUKAN PASIEN DI UPT PUSKESMAS NUSA
PENIDA I.

KESATU : Kebijakan Rujukan Pasien sebagaimana yang tercantum


dalam lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari
surat keputusan ini.

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku pada saat ditetapkan.

Ditetapkan di Sampalan
Pada tanggal 2018
KEPALA UPT. PUSKESMAS NUSA
PENIDA I

AGUS PUTU AGUNG

2
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPT. PUSKESMAS
NUSA PENIDA I NOMOR TAHUN 2018
TENTANG RUJUKAN PASIEN DI UPT
PUSKESMAS NUSA PENIDA I

KEBIJAKAN RUJUKAN PASIEN


DI UPT PUSKESMAS NUSA PENIDA I

1. Rujukan Eksternal merupakan rujukan antar pelayanan yang


berbeda tingkatan.
 Rujukan Eksternal dari tingkat pelayanan yang lebih rendah
ke tingkat yang lebih tinggi di lakukan apabila :
 Pasien membutuhkan pelayanan yang lebih spesifik atau
sub spesialistik
 Perujuk tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebutuhan pasien karena keterbatasan
fasilitas, peralatan dan ketenagaan
 Rujukan Eksternal dari tingkat pelayanan yang lebih tinggi
ketingkatan yang lebih rendah di lakukan apabila :
 Permasalahan pasien dapat ditangani oleh tingkatan
pelayanan yang lebih rendah sesuai kompetensi dan
kewenangan
 Kompetensi dan kewenangan pelayanan Tingkat I dan
Tingkat II lebih baik dalam melayani pasien
 Pasien memerlukan pelayanan lanjutan yang dapat
ditangani oleh tingkatan pelayanan yang lebih rendah dan
untuk alasan kemudahan, efisiensi dan pelayanan jangka
panjang.
2. Rujukan Internal merupakan rujukan antara pelayanan dalam
satu tingkatan
 Rujukan internal dilakukan apabila perujuk tidak dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien
karena keterbatasan fasilitas, peralatan dan ketenagaan
yang sifatnya sementara

SISTEM PELAYANAN RUJUKAN

1. Prosedur Rujukan Pasien dari Puskesmas ke RS

3
A. Prosedur Klinis:

 Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang


medik untuk menentukan diagnosis utama dan diagnosis banding.
 Memberikan tindakan stabilisasi sesuai kasus berdasarkan Standar
Prosedur Operasional (SPO).
 Memutuskan unit pelayanan tujuan rujukan dan memastikan bahwa
unit pelayanan tujuan dapat menerima pasien
 Untuk pasien gawat darurat harus didampingi tenaga kesehatan yang
kompeten dibidangnya dan mengetahui kondisi pasien.
 Pasien (pada point 4) diantar dengan kendaraan ambulans dan diserah
terimakan oleh petugas, agar petugas dan kendaraan pengantar tetap
menunggu sampai pasien di IGD mendapat kepastian pelayanan,
apakah akan dirujuk atau ditangani di fasilitas pelayanan kesehatan
setempat.
 Rujukan kasus yang memerlukan standart kompetensi tertentu (sub
spesialis) Pemberi Pelayanan Kesehatan tingkat I (Puskesmas,Dokter
Praktek, Bidan Praktek, Klinik) dapat merujuk langsung ke rumah sakit
rujukan yang memiliki kompetensi tersebut

B. Prosedur Administratif:

 Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan medis.


 Membuat rekam medis pasien.
 Menjelaskan/memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan
rujukan)
 Membuat surat rujukan pasien rangkap 3, lembar pertama dikirim ke
tempat rujukan bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua
untuk surat rujukan balik ke puskesmas, dan yang ke 3 untuk arsip
pasien.
 Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.
 Menyiapkan sarana transportasi
 Menghubungi rumah sakit yang akan dituju dengan menggunakan
sarana komunikasi dan menjelaskan kondisi pasien.
 Pengiriman dan penyerahan pasien disertai surat rujukan ke tempat
rujukan yang dituju.

C. Prosedur Operasional menerima rujukan balik pasien.


1. Prosedur Klinis:

 Memperhatikan anjuran tindakan yang disampaikan oleh Rumah


Sakit yang terakhir merawat pasien tersebut.
 Melakukan tindak lanjut atau perawatan kesehatan masyarakat dan
memantau kondisi klinis pasien sampai sembuh.

2. Prosedur Administratif:
Meneliti isi surat balasan rujukan dan mencatat informasi tersebut di
buku register pasien rujukan, kemudian menyimpannya pada rekam
medis pasien yang bersangkutan dan memberi tanda tanggal / jam telah
ditindaklanjuti.
3. Prosedur Pengelolaan pasien di ambulans
 Pasien yang dirujuk didampingi oleh petugas kesehatan yang mampu
mengawasi dan antisipasi kegawatdaruratan.

4
 Di dalam ambulan tersedia sarana prasarana life saving ( sesuai
kondisi pasien ).
 Adanya komunikasi antar petugas yang ada di ambulan dengan
rumah sakit perujuk.
 Pengoperasian mobil ambulan sesuai aturan lalu lintas.
 Perkembangan dan tindakan yang diberikan terhadap pasien di dalam
ambulance dicatat dalam catatan perkembangan pasien/surat
rujukan

4. Prosedur sistem informasi rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit:


a. Surat Rujukan
Tersedia informasi tentang kerjasama dengan fasilitas rujukan lain.
Informasi kegiatan rujukan pasien dibuat oleh petugas kesehatan
pengirim dan dicatat dalam surat rujukan pasien yang dikirimkan ke
dokter tujuan rujukan, yang berisikan antara lain: no rujukan, nama
puskesmas/dokter keluarga, nama kabupaten/kota, nama pasien
yang dirujuk, status jaminan kesehatanyang dimiliki pasien baik
pemerintah maupun swasta, diagnosa, tindakan dan obat yang telah
diberikan, termasuk pemeriksaan penunjang diagnostik,kemajuan
pengobatan, nama dan tandatangan dokter/bidan yang memberikan
pelayanan serta keterangan tambahan yang dianggap perlu dan
penting.

b. BalasanRujukan
Informasi balasan rujukan dibuat oleh dokter yang telah merawat
pasien rujukan tulisan balasan rujukan harus jelas dan dapat dibaca
oleh petugas kesehatan di Puskesmas. Surat balasan rujukan yang
dikirimkan kepada pengirim pasien rujukan, memuat : nomor surat,
tanggal, status jaminan kesehatan yang dimiliki, tujuan rujukan
penerima, nama dan identitas pasien, hasil diagnosa setelah dirawat,
kondisi pasien saat keluar dari perawatan dan tindak lanjut yang
diperlukan. (format surat balasan rujukan terlampir).

c. RujukanSpesimen
Informasi rujukan spesimen dibuat oleh pihak pengirim dengan
mengisi surat rujukan spesimen, yang berisikan antara lain : nomor
surat, tanggal, status jaminan kesehatan yang dimiliki, tujuan
rujukan penerima, jenis/bahan/asal spesimen, nomor spesimen yang
dikirim, tanggal pengambilan spesimen, jenis pemeriksaan yang
diminta, nama dan identitas pasien, serta diagnosis klinis. (Lihat
format R/2, Surat Rujukan Spesimen). Informasi balasan hasil
pemeriksaan bahan / spesimen yang dirujuk dibuat oleh pihak
laboratorium penerima dan segera disampaikan pada pihak pengirim
dengan menggunakan format yang berlaku di laboratorium yang
bersangkutan.

5. Prosedur Rujukan Gawat Darurat untuk Kasus KIA


Rujukan pada kasus KIA sangatlah sensitif karena menyangkut dua
nyawa, dimana pasien datang berdua dan haruslah kembali minimal 2
orang atau lebih tidak boleh kurang. Sehingga kecepatan rujukan sangat

5
penting, terutama untuk kasus-kasus gawat darurat. Pada awal
kehamilan tenaga medis yang melakukan ANC baik bidan maupun
dokter umum di puskesmas harus memberikan edukasi apakah ibu
termasuk dalam kategori beresiko seperti memiliki :

 Hiperemesis Gravidarum
 Hipertensi Dalam Kehamilan
o Hipertensi dalam kehamilan
o Pre-eklamsi
 Gejala dan Penyakit lain yang memerlukan manajemen khusus
o Sesak
o Riwayat Diabetes Melitus
o Memiliki Resiko HIV
o Demam Tinggi
o dll
 Pertumbuhan janin terhambat (PJT) : tinggi fundus tidak sesuai usia
kehamilan
 Kelainan kehamilan (hubungan yang abnormal antara janin dan
panggul)
o Gemelli
o Kelainan letak, posisi
o DKP (Disproporsi Kepala Panggul)

Apabila terdapat ibu hamil dengan kasus tersebut maka wajib bagi
puskesmas untuk mengedukasi ibu agar melakukan persalinan di Rumah
Sakit PONEK terdekat dari lokasi tinggal, tidak di puskesmas, hal ini perlu
dilakukan agar penanganan kegawatan dapat segera diberikan.

Namun untuk kasus – kasus gawat darurat seperti

 Perdarahan pada kehamilan dini


o Abortus imminen
o Abortus inkompletus dan missed abortion
o Mola hidatidosa
o Kehamilan Ektopik
o Abortus kompletus
 Perdarahan Pada Trimester 3
 Perdarahan Ante Partum
o Abrupsio Plasenta
 Perdarahan Post Partum
o Atonia Uteri
o Retensi Plasenta
o Ruptur Perineum Derajat Iii –Iv Atau Robekan Serviks
 Hipertensi (PEB atau Eklampsia)
 Penyulit Pada Persalinan
o Tali Pusat Menumbung
o Fetal Distress
o Distosia Bahu
o Presentasi Majemuk
 Penyakit Lain Yang Mengancam Keselamatan Ibu Bersalin
o Sesak ( Asma Serangan )
o Krisis Tiroid
o Demam Tinggi/Ketuban Pecah8 Jam
 Persalinan Pre-Term <37 Minggu

6
 Partus Macet/Kemajuan Persalinan Tidak Normal
o Grafik Partograf Menunjukan Persalinan Mendekati Garis
Bertindak
o Persalinan Per Vaginam melalui Induksi Atau Stimulasi
o Persalinan Pervaginam Dengan Tindakan

Pada kasus-kasus gawat darurat tersebut puskesmas atau bidan dapat


segera merujuk ke Rumah Sakit PONEK terdekat untuk segera dilakukan
tindakan, tanpa perlu menelepon, dan Rumah Sakit PONEK wajib
melakukan tindakan pada pasien itu. Pertimbangan untuk memilih
Rumah Sakit PONEK adalah

 Jarak yang dekat


 Kompetensi serta kelengkapan peralatan rumah sakit
 Jaminan kesehatan yang dapat digunakan, apabila RS PONEK tujuan
bekerja sama dengan BPJS maka lebih baik

6. Prosedur Administratif rujukan KIA pada ibu yang diprediksi


bermasalah:
 Puskesmas atau bidan melaporkan daftar ibu-ibu gawat darurat ke
sudinkes melalui laporan K1-K4
 Dinas Kesehatan menyerahkan data ibu-ibu kelompok A ke RS
PONEK 24 jam untuk persiapan pelayanan medis sesuai pedoman
pelayanan klinis (PPK) atau clinical guidelines yang dikembangkan
oleh tim klinik.
 Dilakukan perencanaan persalinan di RS PONEK oleh tim rujukan.
Pertemuan perencanaan minimal dilakukan sebulan sekali, sekaligus
sebagai monitoring.
 Dilakukan koordinasi dengan Dokter Spesialis yang memimpin rapat-
rapat teknis medik di RS untuk menyiapkan tindakan kepada ibu-ibu
yang akan masuk ke RS.
 Pada hari yang ditentukan ibu-ibu yang bermasalah diantar sehingga
ibu-ibu ini dapat sampai di rumahsakit dan mendapat pelayanan.
Dimasyarakat perlu ada tim pengantar. Tim pengantar ini sebaiknya
didanai oleh masyarakat. Bidan desa akan mengantar sampai ke
rumahsakit dan melakukan serah terima.
 Setelah mendapat pelayanan persalinan di rumahsakit, ibu dan bayi
yang selamat akan kembali ke rumah dengan pengantaran dari
rumahsakit atau dijemput kembali oleh masyarakat.
 Dengan demikian Ibu-ibu yang termasuk ke dalam kelompok
bermasalah perlu mendapat rujukan terencana, karena merupakan
kasus yang telah diprediksi dapat menimbulkan komplikasi apabila
ditangani di fasilitas kesehatan primer atau oleh bidan.
 Ibu-ibu yang bermasalah dapat pula bersalin dengan normal, apabila
ternyata tidak terjadi komplikasi yang telah diprediksi sebelumnya

7. Prosedur administratif Rujukan KIA pada ibu dengan kondisi Gawat


Darurat

 Puskesmas/bidan menerima ibu hamil yang akan bersalin


 Apabila ternyata ada penyulit pada persalinan, maka bidan/dokter
penolong pertama harus memutuskan secara cepat dan tepat untuk
melakukan rujukan setelah dilakukan stabilisasi
 Pasien / ibu bersalin yang telah didiagnosis memiliki komplikasi pada
persalinan segera dipersiapkan untuk dirujuk ke rumah sakit PONEK

7
 Bidan menelpon atau SMS ke RS PONEK 24 jam sembari merujuk
pasien

8. Prosedur Rujukan Khusus untuk Pasien dengan kondisi sakit


menetap
Pasien yang termasuk dalam kategori ini adalah pasien dengan kondisi
sakit menetap sehingga dikhawatirkan mobilisasi terlalu banyak dapat
memperburuk kondisinya tersebut. Contoh kondisi pasien yang masuk
didalam kategori ini adalah

 Pasien dengan penyakit kanker yang memerlukan kemoterapi rutin


 Pasien dengan cacat tubuh menetap
 Pasien gagal ginjal kronis yang membutuhkan cuci darah rutin
 Pasien lain dengan kondisi sakit menetap

9. Prosedur Administratif:
 Mencatat di buku register hasil pemeriksaan untuk arsip sebagai
pasien dengan kondisi tetap
 Pasien dapat dirujuk tanpa perlu datang ke puskesmas

10. Prosedur rujukan horizontal (Puskesmas ke Puskesmas)

Rujukan horizontal dilakukan pada kondisi tertentu dimana


puskesmas tidak memiliki kelengkapan yang seharusnya ada didalam
puskesmas seperti, reagen guna tes mantoux, pemeriksaan rontgen
thorax, pemeriksaan EKG pada saat kertas EKG habis maupun rusak,
pemeriksaan laboratorium darah pada saat reagen habis, dll. Biaya
untuk puskesmas rujukan akan diambil dari kapitasi puskesmas yang
merujuk.
11. Prosedur Merujuk Spesimen
 Pemeriksaan Spesimen dan Penunjang Diagnostik lainnya dapat
dirujuk apabila pemeriksaannya memerlukan peralatan medik/teknik
pemeriksaan laboratorium dan penunjang diagnostik yang lebih
lengkap. Spesimen dapat dikirim dan diperiksa tanpa disertai pasien
yang bersangkutan.
 Rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan yang menerima
rujukan spesimen tersebut harus mengirimkan laporan hasil
pemeriksaan spesimen yang telah diperiksanya.Prosedur standar
pengiriman rujukan spesimen dan Penunjang Diagnostik lainnya

12. Prosedur Klinis:

 Menyiapkan pasien/spesimen untuk pemeriksaan lanjutan.


 Untuk spesimen, perlu dikemas sesuai dengan kondisi bahan yang
akan dikirim dengan memperhatikan aspek sterilitas, kontaminasi
penularan penyakit, keselamatan pasien dan orang lain serta
kelayakan untuk jenis pemeriksaan yang diinginkan.
 Memastikan bahwa pasien/spesimen yang dikirim tersebut sudah
sesuai dengan kondisi yang diinginkan dan identitas yang jelas
(dilengkapi jam pengambilan).

13. Prosedur Administratif:

8
 Mengisi format dan surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik
lainnya secara cermat dan jelas termasuk nomor surat dan jaminan
kesehatan baik pemerintah maupun swasta, informasi jenis
spesimen/penunjang diagnostik lainnya pemeriksaan yang
diinginkan, identitas pasien dan diagnosa sementara serta identitas
pengirim.
 Mencacat informasi yang diperlukan di buku register yang telah
ditentukan masing-masing intansinya.
 Mengirim surat rujukan spesimen/penunjang diagnostik lainya ke
alamat tujuan dan lembar kedua disimpan sebagai arsip.

14. Prosedur Menerima Rujukan Spesimen


Prosedur standar menerima rujukan spesimen dan penunjang
diagnostik lainnya

 Prosedur Klinis
o Menerima dan memeriksa spesimen/penunjang diagnostik
lainnya sesuai dengan kondisi pasien/bahan yang diterima
dengan memperhatikan aspek : sterilisasi, kontaminasi
penularan penyakit, keselamatan pasien, orang lain dan
kelayakan untuk pemeriksaan.
o Memastikan bahwa spesimen yang diterima tersebut layak untuk
diperiksa sesuai dengan permintaan yang diinginkan.
o Mengerjakan pemeriksaan laboratoris atau patologis dan
penunjang diagnostik lainnya dengan mutu standar dan sesuai
dengan jenis dan cara pemeriksaan yang diminta oleh pengirim.
 Prosedur Administratif
o Meneliti isi surat rujukan spesimen dan penunjang diagnostik
lainnya yang diterima secara cermat dan jelas termasuk nomor
surat dan jaminan kesehatan baik pemerintah maupun swasta,
informasi pemeriksaan yang diinginkan, identitas pasien dan
diagnosa sementara serta identitas pengiriman
o apabila specimen yang diterima tidak layak, maka spesimen
tersebut dikembalikan.
o Mencacat informasi yang diperlukan di buku register / arsip yang
telah ditentukan masing-masing instansinya.
o Memastikan kerahasiaan pasien terjamin.
o Mengirimkan hasil pemeriksaan tersebut secara tertulis dengan
format standar masing-masing sarana kepada pimpinan institusi
pengirim.

KEPALA UPT. PUSKESMAS NUSA


PENIDA I

I KETUT RAI SUTAPA

Anda mungkin juga menyukai