Dokumen ini berisi panduan praktis klinis tentang influenza yang mencakup pengertian, gejala, faktor risiko, diagnosis, terapi, dan pencegahan influenza. Influenza disebabkan oleh virus RNA yang menyerang saluran napas dan paru-paru. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sakit tenggorokan. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan epidemiologis. Terapi berfokus pada penatalaksanaan gejala dan pencegahan melalui imunisasi serta men
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
126 tayangan3 halaman
Dokumen ini berisi panduan praktis klinis tentang influenza yang mencakup pengertian, gejala, faktor risiko, diagnosis, terapi, dan pencegahan influenza. Influenza disebabkan oleh virus RNA yang menyerang saluran napas dan paru-paru. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sakit tenggorokan. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan epidemiologis. Terapi berfokus pada penatalaksanaan gejala dan pencegahan melalui imunisasi serta men
Dokumen ini berisi panduan praktis klinis tentang influenza yang mencakup pengertian, gejala, faktor risiko, diagnosis, terapi, dan pencegahan influenza. Influenza disebabkan oleh virus RNA yang menyerang saluran napas dan paru-paru. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sakit tenggorokan. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan epidemiologis. Terapi berfokus pada penatalaksanaan gejala dan pencegahan melalui imunisasi serta men
Dokumen ini berisi panduan praktis klinis tentang influenza yang mencakup pengertian, gejala, faktor risiko, diagnosis, terapi, dan pencegahan influenza. Influenza disebabkan oleh virus RNA yang menyerang saluran napas dan paru-paru. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sakit tenggorokan. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan epidemiologis. Terapi berfokus pada penatalaksanaan gejala dan pencegahan melalui imunisasi serta men
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3
PANDUAN PRAKTIS KLINIS INFLUENZA
PUSKESMAS TANJONGE KABUPATEN WATANSOPPENG 2018-2019
1. PENGERTIAN (DEFINISI) Influenza, sering dikenal dengan flu adalah penyakit
menular disebabkan oleh virus RNA yaitu virus influenza A, B dan lebih jarang C. Virus influenza terus mengalami perubahan, sehingga dalam beberapa waktu akan mengakibatkan wabah (pandemik) yang parah. Virus ini menyerang saluran napas atas dan paru-paru.
2. ANAMNESIS Keluhan yang sering muncul adalah demam, bersin,
batuk, sakit tenggorokan, hidung meler, nyeri sendi dan badan, sakit kepala, lemah badan. Faktor Risiko 1. Daya tahan tubuh menurun 2. Kepadatan hunian dan kepadatan penduduk yang tinggi 3. Perubahan musim/cuaca 4. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) 5. Usia lanjut 3. PEMERIKSAAN FISIK Tanda Patognomonis: 1. Febris 2. Rinore 3. Mukosa hidung edema 4. KRITERIA DIAGNOSIS Penegakan diagnosis influenza membutuhkan ketelitian, karena keluhannya hampir sama dengan penyakit saluran pernapasan lainnya. Influenza dapat didiagnosis berdasarkan 4 Kriteria berikut: 1. Terjadi tiba-tiba/akut 2. Demam 3. Gejala saluran pernapasan seperti batuk, tidak ada lokasi spesifik dari keluhan yang timbul 4. Terdapat penyakit serupa di lingkungan penderita Ketika terdapat kasus influenza di masyarakat, semua pasien dengan keluhan influenza harus didiagnosis secara klinis. Pasien disarankan kembali untuk tindak lanjut jika keluhan yang dialami bertambah buruk atau tidak ada perbaikan dalam waktu 72 jam. 5. DIAGNOSIS Influenza 6. DIAGNOSIS BANDING 1. Faringitis 2. Tonsilitis 3. Laringitis 7. PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak diperlukan 8. TERAPI 1. Tatalaksana influenza umumnya tanpa obat (self-limited disease). Hal yang perlu ditingkatkan adalah daya tahan tubuh. Tindakan untuk meringankan gejala flu adalah beristirahat 2-3 hari, mengurangi kegiatan fisik berlebihan, meningkatkan gizi makanan dengan makanan berkalori dan protein tinggi, serta buah-buahan yang tinggi vitamin. 2. Terapi simptomatik per oral a. Antipiretik. Pada dewasa yaitu parasetamol 3- 4 x 500 mg/hari (10-15 mg/kgBB), atau ibuprofen 3-4 x 200-400 mg/hari (5-10 mg/kgBB). b. Dekongestan, seperti pseudoefedrin (60 mg setiap 4-6 jam) c. Antihistamin, seperti klorfeniramin 4-6 mg sebanyak 3-4 kali/hari, atau difenhidramin, 25- 50 mg setiap 4-6 jam, atau loratadin atau cetirizine 10 mg dosis tunggal (pada anak loratadin 0,5 mg/kgBB dan setirizin 0,3 mg/kgBB). d. Dapat pula diberikan antitusif atau ekspektoran bila disertai batuk. 9. EDUKASI 1. Edukasi a. Edukasi terutama ditujukan untuk individu dan lingkungannya. Penyebaran penyakit ini melalui udara sehingga lingkungan rumah harus memenuhi persyaratan rumah sehat terutama ukuran jendela untuk pencahayaan dan ventilasi serta kepadatan hunian. Untuk mencegah penyebaran terhadap orang-orang terdekat perlu diberikan juga edukasi untuk memutuskan mata rantai penularan seperti etika batuk dan pemakaian masker. b. Selain edukasi untuk individu, edukasi terhadap keluarga dan orang- orang terdekat juga penting seperti peningkatan higiene dan sanitasi lingkungan 2. Pencegahan a. Imunisasi influenza, terutama bagi orang-orang risiko tinggi. b. Harus diwaspadai pasien yang baru kembali dari daerah terjangkit epidemi influenza
10. PROGNOSIS Prognosis umumnya bonam
11. KEPUSTAKAAN 1. Braunwald, E. Fauci, A.S. Kasper, D.L. Hauser, S.L.et al. Harrisson’s: Principle of Internal Medicine. 17thed. New York: McGraw-Hill Companies. 2009. p: 1006 - 1020. 2. WHO. Pedoman Interim WHO. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Atas yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 2007.