Laporan Praktikum Biologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

RESPIRASI PADA KECAMBAH

Dibuat oleh:
Aisyah Ahmad (02)

Andi Radiva K. H. (05)

Brenda Febricha (08)

Elizabeth Pellokila (13)

Ni Made Wulandari (27)

Nur Aliya Sabira (28)

XI MIPA 5
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………… 3
A. Latar Belakang………………………………………………………….... 3
B. Tujuan……………………………………………………………………. 3
C. Rumusan Masalah………………………………………………………... 3
BAB II DASAR TEORI……………………………………………………………... 4
A. Respirasi……………………………………………………………….… 4
B. Prinsip kerja……………………………………………………………… 5
C. Eksperimen………………………………………………………………. 5
D. Faktor yang mempengaruhi laju respirasi………………………………...6
BAB II PRAKTIKUM…………………………………………………………….… 7
A. Alat dan bahan……………………………………………...……………. 8
B. Langkah kerja………………………………………………...………….. 8
BAB IV DATA DAN ANALISA………………………………………….………. 10
A. Data hasil pengamatan…………………………………………..……… 10
B. Pertanyaan……………………………………………………….……... 10
C. Jawaban……………………………………………………………….... 10
BAV V PENUTUP………………………………………………………………… 12
A. Kesimpulan…………………………………………………………….. 12
B. Daftar pusaka…………………………………………………………... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Respirasi merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Respirasi dilakukan oleh
semua makhluk hidup dengan semua penyusun tubuh, baik manusia, tumbuhan,
dan hewan. Respirasi dilakukan baik siang maupun malam hari.

B. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui proses respirasi pada kecambah
2. Untuk mengetahui laju kecepatan respirasi pada kecambah
3. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi laju kecepatan
respirasi kecambah.

C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari praktikum ini, yaitu :
1. Bagaimana laju kecepatan respirasi pada kecambah dari menit ke menit?

3
BAB II
DASAR TEORI

a. Respirasi
Bernafas artinya melakukan pertukaran gas, yaitu mengambil oksigen
(O2) ke dalam paru-paru yang disebut proses inspirasi dan mengeluarkan
karbondioksida (CO2) serta uap air (H2O) yang disebut proses ekspirasi.
Sedangkan respirasi adalah seluruh proses sejak pengambilan O2 untuk
memecah senyawa-senyawa organik menjadi CO2, H2O dan energi. Pertukaran
gas O2 dan gas CO2 berlangsung melalui proses difusi. Alat-alat pernafasan
dapat berupa paru-paru, insang, trakea maupun bentuk lain yang dapat
melangsungkan pertukaran gas O2 dan gas CO2.
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan
jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk
digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Dalam pengertian kegiatan
kehidupan sehari-hari, respirasi dapat disamakan dengan pernapasan. Namun
demikian, istilah respirasi mencakup proses-proses yang juga tidak tercakup
pada istilah pernapasan. Respirasi terjadi pada semua tingkatan organisme
hidup, mulai dari individu hingga satuan terkecil, sel. Apabila pernapasan
biasanya diasosiasikan dengan penggunaan oksigen sebagai senyawa pemecah,
respirasi tidak hanya melibatkan oksigen.
Respirasi dapat berlangsung dengan 2 cara, yaitu :
1. Respirasi Aerob (Oksidasi)
Proses ini merupakan pemecahan molekul dengan menggunakan oksigen,
reaksi umumnya sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 675 kalori
Pada umumnya dalam keadaan normal manusia menggunakan cara ini.
2. Respirasi Anaerob

4
Proses ini merupakan pemecahan molekul tidak menggunakan oksigen. Reaksi
umumnya sebagai berikut:
C6H12O6 → 2C2H5OH + CO2 + 28 Kalori
Pada proses respirasi anaerob terjadi pemecahan molekul yang sempurna,
karena masih dihasilkan zat organik sehingga energinya belum terbebaskan
semua. Pada proses tersebut hanya terhenti sampai glikolisis dan terbentuk
asam laktat, sehingga energi yang dihasilkan sedikit dan dampaknya
mengakibatkan kelelahan pada tubuh. Proses ini umumnya terjadi pada
organisme tingkat rendah, yaitu pada ragi dan bakteri. Pada organisme tingkat
tinggi proses ini hanya berlangsung dalam keadaan darurat, yaitu apabila
persediaan oksigen kurang mencukupi. Ini terjadi ketika otot bekerja terlalu
keras dan berlebih.
b. Prinsip kerja
Dalam bereksperimen atau melakukan praktikum respirasi pada
kecambah, diperlukan alat yang berfungsi untuk mengukur kelajuan respirasi
pada kecambah dengan mengukur rata – rata pertukaran oksigen dan
karbondioksida. Alat itu disebut respirometer. Respirometer memungkinkan
penyelidikan bagaimana faktor – faktor lain, seperti umur pada kecambah dan
cahaya mempengaruhi rata – rata pernapasan.
Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernapasan, terdapat
oksigen yang digunakan oleh organisme dan terdapat pula karbon dioksida
yang dikeluarkan oleh organisme tersebut. Jika organisme yang bernapas itu
disimpan dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan
organisme dalam ruang tertutup itu diikat (misalnya, oleh kristal KOH), maka
penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam tabung itu
dapat dicatat (diamati) pada pipa kapiler berskala pada respirometer.
c. Eksperimen
Selanjutnya yaitu langkah – langkah bereksperimen atau melakukan
praktikum. Spesimen yang akan digunakan dalam praktikum ini, sebaiknya
kecambah yang masih segar dan tidak layu. Kemudian, tabung spesimen

5
dipisahkan dari bagian berskala dan memasukkan zat pengikat 𝐶𝑂2, yaitu
kristal KOH yang dibalut dengan kapas tipis.
Setelah itu, spesimen dimasukkan ke dalam tabung (perlu diperhatikan
bahwa jangan meletakkan spesimen terlalu dekat atau bahkan menempel
dengan balutan kapas 𝐶𝑂2, karena bisa menyebabkan kecambah mati sebelum
diamati laju respirasinya). Kemudian, menutup rapat bagian tabung spesimen
dengan tabung skala (bila diperlukan memakai plastisin dengan tujuan untuk
menghindari kebocoran udara).
Untuk mengetahui penyusutan udara dalam tabung, pada ujung terbuka
pipa berskala diberi tetesan air. Tetesan air ini akan bergerak ke arah tabung
spesimen, karena terjadinya penyusutan volume udara dalam ruang tertutup
(tabung spesimen). Hal itu merupakan akibat dari adanya pernapasan, yaitu 𝑂2
diserap dan 𝐶𝑂2 dihembuskan, tetapi diikat oleh kristal KOH.
Kecepatan tetesan eosin yang bergerak ke dalam menunjukkan
kecepatan pernapasan organisme yang diselidiki. Perhitungan dilakukan untuk
memperoleh angka kecepatan respirasi kecambah dalam ml tiap satuan waktu.
Data yang diambil berupa lama pernapasan dan jarak yang ditempuh oleh
tetesan eosin yang bergerak.
d. Faktor yang mempengaruhi laju respirasi
1. Ketersediaan substrat
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam
melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah
akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Ketersediaan
oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun
besarnya pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan
bahkan berbeda antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal
kandungan oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi,
karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berespirasi jauh
lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.

6
2. Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan
faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 10oC. Namun hal ini tergantung pada masing
– masing spesies.
3. Tipe dan umur tumbuhan
Masing – masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolisme.
Dengan demikian, kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda
pada masing – masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi
yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua.

7
BAB III

PRAKTIKUM

Praktikum biologi respirasi pada kecambah, telah dilakukan pada :

Hari / tanggal : Kamis, 11 April 2019

Pukul : 07.40 sampai dengan 08.20

Tempat : Laboratorium Biologi SMA N 28 Jakarta

Pembimbing : Pak Cecep

a. Alat dan bahan

1. Respirometer
2. Pipet tetes
3. Kapas
4. Vaselin/lilin
5. Kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus)
6. Air berwarna (Eosin)
7. KOH Padat

b. Langkah kerja

1. Siapkan kecambah kacang hijau yang baru berkecambah (panjang 0.5 – 1


cm)
2. Timbanglah kecambah seberat 3 gram
3. Lepaskan bagian tabung dari respirometer, masukan penyekat kapas ke
dalamnya untuk menghindari agar tidak bersentuhan langsung dengan KOH
4. Masukkan kecambah yang sudah ditimbang tersebut dalam tabung
respirometer dan hubungkan pipa berskala hingga rapat!

8
5. Untuk mencegah kebocoran, sambungan tadi dberi lilin yang rata sekeliling
sambungan!
6. Kedua bagian ini, tabung dan pipa berskala, dipasang pada bantalan
respirometer.
7. Pada bagian ujung terbuka dai pipa berskala diberi tetesan eosin, tunggu
sampai batas 0
8. Amati pergerakan eosin dan catat sesuai table pengamatan
9. Perhitungan dilakukan untuk menentukan kecepeatan respirasi kecambah
yang dinyatakan dalam satuan waktu/ml (waktu disesuaikan dengan
kecepatan pernafasan tumbuhan yang dipakai dalam percobaan).
10. Lakukan prosedur yang sama untuk menghitung kecepatan respirasi 5
gram!

9
BAB IV

DATA DAN ANALISA

a. Data hasil pengamatan

Kecambah (3 gr) Kecambah (5 gr)


No. Menit
V udara (ml) V udara (ml)

1 1 0.05 0.11

2 3 0.18 0.27

3 5 0.26 0.38

4 7 0.32 0.44

5 9 0.37 0.48

b. Pertanyaan
1. Jelaskan apa fungsi dari KOH?
2. Jelaskan fungsi dari kapas?
3. Jelaskan apa fungsi dari eosin?

c. Jawaban
1. Kegunaan KOH dalam percobaan respirasi adalah untuk mengikat CO2
yang dihasilkan dari proses respirasi.
Penjelasan :
Dalam percobaan respirasi, khususnya pada percobaan yang
menggunakan respirometer, digunakan KOH. Fungsi dari KOH ini adalah
untuk mengikat CO2, sehingga pergerakan dari larutan di sepanjang pipa
respirometer benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen.
Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2 adalah sebagai
berikut:
KOH + CO2 → K2CO3 + H2O

10
Alasan kenapa CO2 harus diikat oleh KOH adalah sebagai berikut ini:

Di dalam tabung repirasi yang ditempatkan makhluk hidup misalnya


kecambah akan terjadi proses pernapasan. Kecambah akan bernapas
memerlukan oksigen dan mengeluarkan sisa berupa CO2.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengukur keperluan oksigen
yang dipakai oleh kecambah. Saat oksigen dipakai oleh kecambah, maka
larutan detector yang ada di pipa respirometer akan ikut bergerak ke arah
tabung berisi kecambah. Jika CO2 tidak diikat dengan KOH maka larutan
detector ini tidak dapat bergerak sehingga oksigen yang dipakai oleh
kecambah tidak dapat diukur.
Biasanya, semakin banyak jumlah kecambah atau semakin besar
ukuran kecambah yang dipakai, maka kebutuhan oksigen yang terukur
dalam pipa respirometer juga semakin banyak.

2. Kapas berfungsi untuk membungkus Kristal KOH/NaOH dan sebagai


indikator adanya H2O (uap air) sebagai hasil dari proses respirasi yang
ditandai dengan kapas menjadi basah setelah percobaan.

3. Fungsi eosin adalah sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh


organisme percobaan (kecambah dan jangkrik) pada respirometer.

11
BAB V
PENUTUP

a. Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisa praktikum respirasi pada kecambah yang telah
dijelaskan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Seperti makhluk hidup lainnya, kecambah bernapas membutuhkan


oksigen dan menghembuskan karbon dioksida serta uap air. Yang dapat
diamati dari pergerakan air pada pipa skala respirometer. Respirasi
kecambah sama halnya dengan makhluk hidup lain.

2. Laju kecepatan respirasi kecambah yang diujikan dari menit ke menit,


seharusnya mengalami peningkatan seiring bertambahnya jumlah
kecambah. Dan tidak mengalami respirasi saat tidak ada kecambah yang
diujikan.

3. Laju kecepatan respirasi pada kecambah bergantung pada beberapa faktor,


diantaranya jumlah kecambah, massa, umur, suhu, serta substrat
kecambah sebagaimana yang telah dijelaskan.

b. Daftar Pustaka

http://na-arina.blogspot.com/2011/02/praktikum-biologi-respirasi-hewan-dan.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Respirasi
https://www.academia.edu/25334194/
http://s3.amazonaws.com/ppt-download/laporankelompokpraktikumbiologiresp-14
http://documents.tips/download/document/?id=AChHJZMBe1OZHveinSEPb%2BG

12

Anda mungkin juga menyukai