Tugas M6 Akhir
Tugas M6 Akhir
Tugas M6 Akhir
(RPP)
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa mampu mengidentifikasi nilai-nilai ketuhanan
dalam kehidupan dengan benar.
2. Melalui kegiatan berdiskusi, siswa mampu mengidentifikasi nilai-nilai
kepemimpinan yang baik dengan benar.
3. Melalui kegiatan membaca, siswa dapat menjelaskan nilai-nilai yang terkandung
dalam sila kedua Pancasila dengan benar.
4. Melalui penugasan, siswa dapat memberikan contoh penerapan nilainilai
kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
G. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan dan
ceramah
Pak Abdi
Pemimpin yang baik adalah orang yang mau terus belajar dari siapa saja. Sebagai ketua RT
yang dicintai warganya, Ibu Erika banyak belajar dari Pak Abdi. Beliau seorang Lurah
Kampung Palapa, yang letaknya bersebelahan dengan Kampung Sehat Melati.
Seperti banyak orang lainnya, Ibu Erika terinspirasi atas keberhasilan Pak Abdi menggalang
warga untuk menjaga kehidupan beragama dan kerukunan beragama. Seperti yang dirasakan
oleh Ibu Erika hari ini, ketika menghadiri undangan peringatan Hari Kemerdekaan di Kampung
Palapa. Ibu Erika mendengarkan pidato Pak Abdi.
“Warga Kampung Palapa. Sudah lebih dari enam puluh delapan tahun negara kita berdiri
mandiri, merdeka dari penjajah. Setiap tahun kita berkumpul merayakannya, bukan tanpa
tujuan. Aneka lomba dan kegiatan makan bersama adalah bentuk syukur kita atas kebebasan
untuk hidup berkarya dan ungkapan terima kasih kita atas jasa para pahlawan yang berjuang
untuk kemerdekaan ini.”
“Wargaku tercinta, satu hal penting yang tak akan bosan saya sampaikan, adalah agar kita
selalu menjaga perilaku kita sesuai tuntunan agama. Aneka kegiatan yang kita lakukan dalam
memperingati kemerdekaan ini harus selalu kita dasari dengan rasa syukur kita atas anugerah
Tuhan. Dengan izin dari Tuhan Yang Maha Esa, para pahlawan berjuang merebut dan
mempertahankan kemerdekaan negara kita.”
“Kini, marilah kita mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai kegiatan positif. Semua
kegiatan, hendaklah kita niatkan sebagai ibadah kepada Tuhan. Dengan begitu semoga
Tuhan meridhoi semua yang kita lakukan.”
“Selamat berpesta memperingati kemerdekaan bangsa, wargaku. Semoga Tuhan Yang Maha
Esa selalu melindungi dan menuntun langkah kita. Semoga desa kita semakin maju. Semoga
seluruh warga semakin makmur dan bahagia.”
Hati Ibu Erika bergemuruh seiring tepuk tangan seluruh warga yang hadir. Sekali lagi, Pak
Abdi memberinya inspirasi. Seorang pemimpin harus selalu mengajak warganya untuk selalu
menerapkan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari.
Semenjak ia pulang dan praktik di balai kesehatan desa, aku sering mendengar
perbincangan warga yang heran atas keputusan Dokter Rana untuk kembali ke desa.
Bukankah penghasilan sebagai dokter di kota jauh lebih besar?
Kepada ayahku, Dokter Rana bercerita bahwa cita-citanya menjadi dokter dulu muncul karena
melihat kesadaran hidup sehat masyarakat desa yang sangat rendah. Sungai dipakai untuk
mandi cuci kakus, lalu airnya dikonsumsi. Hasil bumi dan peternakan tidak dimanfaatkan
untuk membentuk pola makan sehat. Warga lebih suka menjualnya ke kota dan uangnya
digunakan untuk membeli makanan instan.
Selama praktik di kota, Dokter Rana terbayang terus kondisi desanya. Ia merasa bahwa
seharusnya ilmu yang dimilikinya sebagai seorang dokter dapat bermanfaat untuk kampung
halamannya sendiri.
“Jadi Pak Andri, saya ini pulang untuk memenuhi niat saya ketika menerima beasiswa, yaitu
mensejahterakan warga desa tempat saya lahir dan dibesarkan,” ujar Dokter Rana pada
ayahku.
Sejak pulang, Dokter Rana memang aktif membina para remaja dan keluarga muda. Ia
memberikan penyuluhan tentang pentingnya mencuci tangan, memasak air, pola makan
sehat, dan imunisasi. Baginya, generasi muda adalah perantara terbaik untuk menyampaikan
misi meningkatkan kesadaran hidup sehat masyarakat desa.
Sebagai anak kepala desa, Dokter Rana sering mendengar cerita almarhum ayahnya bahwa
banyak warga takut berobat karena tidak mampu membayar. Tak ingin hal ini terjadi, maka
diumumkannya bahwa warga dapat membayar jasanya dengan sampah. Ya, sampah!
Sampah kering jenis apa saja yang dapat didaur ulang. Botol plastik, botol kaca, koran bekas,
bahkan kemasan bekas, diterima oleh Dokter Rana. Cara ini membuat warga aktif dan bijak
mengelola sampah. Sungguh kreatif dan cerdas cara Pak Dokter mendidik warga.
Seperti mendiang ayahnya, Dokter Rana menjadi sosok yang dicintai warga desa. Ia menjadi
teladan melalui dedikasi, tanggung jawab, dan kerendahhatiannya dalam menolong warga.
Apabila aku besar nanti, aku ingin seperti Dokter Rana. Akan kukejar cita-citaku menjadi guru
dan aku akan kembali untuk membangun kampung halamanku
Petugas pemadam kebakaran (damkar) bertaruh nyawa saat memadamkan api. Tak sedikit
dari mereka yang meninggal saat berusaha memadamkan api. Seorang petugas Pemadam
Kebakaran bernama Pak Saiful mengenang komandannya yang meninggal saat
memadamkan kebakaran di Blok M sekitar tahun 2005. Komandannya yang bernama Pak
Subandi tersebut saat itu terjebak kobaran api dan tidak dapat keluar. Selang air yang
dibawa Pak Subandi terputus.
“Pak Subandi sempat melemparkan topi keluar sebagai kode bahwa dia sedang dalam
bahaya. Namun, tiba-tiba api meledak dan mengenai tubuhnya,” ungkap Pak Saiful.
Pak Saiful menceritakan bahwa Pak Subandi merupakan seorang pemimpin yang sangat
peduli dengan anak buahnya. Meninggalnya Pak Subandi di lokasi kebakaran itu pun
karena dia berusaha menyelamatkan tim pemadam yang sedang terjebak di dalam gedung
yang sedang terbakar.
Petugas pemadam kebakaran yang telah rela berkorban tersebut saat itu menjabat sebagai
Kepala Sektor Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan. Pengorbanan Pak Subandi menjadi
pelajaran dan motivasi untuk membangun semangat anak buahnya dalam menjalankan
tugas.
Pak Suhada, seorang petugas pemadam kebakaran yang telah 30 tahun bertugas juga
menceritakan pengalamannya. Banyak kejadian kritis yang sudah dia lewati selama
menjalankan tugas.
“Kalau sudah di depan api, saya sering berpikir jangan-jangan hari ini saya mati. Tetapi
alhamdulillah saya masih dikasih kesempatan hidup. Yang penting kita tulus menjalani
tugas. Jangan banyak mengeluh,” kata Pak Suhada.
Pak Suhada menceritakan kalau kaki kirinya pernah melepuh terkena air panas saat
memadamkan kebakaran di sebuah permukiman. Pak Suhada juga pernah kena setrum dan
terkena runtuhan atap rumah. Kondisi saat kebakaran sangat riuh. Sering pemadam tidak
sempat memeriksa kabel-kabel listrik yang berserakan. Maka, risiko tersetrum pun harus dia
hadapi.
Peta Konsep Materi PPKn
LAMPIRAN 2
H. PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR
Penilaian Sikap
dst
Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4
Jenis Penilaian
1. Berdiskusi tentang bacaan “Pak Abdi”
Bentuk penilaian: kinerja
Instrumen penilaian: bacaan “Pak Abdi”
KD PPKn 3.1 dan 4.1 dan KD Bahasa Indonesia 3.3 dan 4.3
Perlu
Aspek Sangat baik Baik Cukup
Pendampingan
4 3 2 1
Pengetahuan Dapat Dapat Dapat Tidak dapat
tentang mengidentifikasi mengidentifikasi mengidentifikasi mengidentifikasi
nilai-nilai 3 nilai 2 nilai 1 nilai nilai
kepemimpinan kepemimpinan kepemimpinan kepemimpinan kepemimpinan
tokoh dalam tokoh dalam tokoh dalam tokoh dalam tokoh dalam
bacaan. bacaan dengan bacaan dengan bacaan dengan bacaan dengan
benar. benar. benar. benar.
Perlu
Aspek Sangat baik Baik Cukup
Pendampingan
4 3 2 1
Keterampilan Pengucapan Pengucapan Pengucapan Pengucapan
berbicara saat kata-kata kata-kata di kata-kata tidak kata-kata secara
mempresentasikan secara beberapa begitu jelas ke- seluruhan
tugas di depan keseluruhan bagian tapi masih tidak jelas,
kelas. jelas, tidak jelas dan dapat dapat dipahami menggumam
menggumam dimengerti. maksudnya dan
dan dapat oleh tidak dapat
dimengerti. pendengar. dimengerti.
Jenis Penilaian
1. Tugas mengidentifikasi penerapan nilai-nilai kemanusiaan dalam kehidupan sehari-
hari.
Bentuk penilaian: kinerja
KD PPKn 3.1 dan 4.1
Perlu
Aspek Sangat baik Baik Cukup
Pendampingan
4 3 2 1
Pengetahuan Dapat Dapat Dapat Tidak dapat
tentang mengidentifikasi mengidentifikasi mengidentifikasi mengidentifikasi
pengamalan setidaknya 3 2 pengamalan 1 pengamalan pengamalan
nilainilai pengamalan nilai-nilai nilai-nilai nilainilai
ketuhanan nilai-nilai ketuhanan ketuhanan ketuhanan
dalam ketuhanan dalam dalam dalam
kehidupan. dalam kehidupan kehidupan kehidupan
kehidupan dengan benar. dengan benar. dengan benar.
dengan benar.
Perlu
Aspek Sangat baik Baik Cukup
Pendampingan
4 3 2 1
Keterampilan Pengucapan Pengucapan Pengucapan Pengucapan
berbicara saat kata-kata kata-kata di kata-kata tidak kata-kata secara
mempresentasikan secara beberapa begitu jelas ke- seluruhan
tugas di depan keseluruhan bagian tapi masih tidak jelas,
kelas. jelas, tidak jelas dan dapat dapat dipahami menggumam
menggumam dimengerti. maksudnya dan
dan dapat oleh tidak dapat
dimengerti. pendengar. dimengerti.
Jenis Penilaian
1. Berdiskusi mengidentifikasi penerapan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan dari
bacaan.
Bentuk penilaian: kinerja
KD PPKn 3.1 dan 4.1
Peta Konsep Nilai yang terkandung dalam Pancasila