Tugas Metodik Penelitian

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

KONSEP PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN

MASYARAKAT

MAKALAH

OLEH

HERLIANA
1801032381

KELAS B EKSTENSI

DOSEN : UTARY DWI LISTIARINY, SST,M.Kes

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

serta karunia-Nya kepada saya sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini yang

alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Konsep

Pengorganisasian Dan Pengembangan Masyarakat”. Diharapkan

Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu

penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan

terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan

makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai

segala usaha kita. Amin.

Medan, 12 Mei 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ................................................................... 1
1.2. Tujuan ................................................................................ 2
1.3. Manfaat .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 4


2.1. Definisi Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)4
2.2. Tujuan Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat .. 7
2.3. Fungsi Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat .. 7
2.4. Prinsip Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat .. 8
2.5. Metode pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat .... 9
2.6. Unsur-unsur program pengembangan masyarakat ............... 11
2.7. Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat ........... 12
2.8. Perspektif Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)13
2.9. Model Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat... 14
2.10. Bias Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat ... 16

BAB III KESIMPULAN .......................................................................... 19


3.1. Kesimpulan ........................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan atau hidup sehat adalah hak setiap orang, oleh sebab itu

kesehatan, baik individu, kelompok maupun masyarakat merupakan asset yang

harus di jaga, dilindungi bahkan harus ditingkatkan.

Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community

organization or comunity development (COCD) merupakan perencanaan,

pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas

pembuatan program atau proyek kemasyarakatan yang tujuan utamanya

meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat.Sebagai suatu

kegiatan kolektif, PPM melibatkan beberapa aktor, seperti pekerja sosial,

masyarakat setempat, lembaga donor, serta instansi terkait yang saling bekerja

sama mulai dari perancangan, pelaksanaan, samapai evaluasi terhadap program

atau proyek tersebut.

Pengembangan masyarakat secara lugas dapat diartikan sebagai suatu

proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan

kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat dan pengorganisasian

masyarakat.

Dari devinisi tersebut terlihat ada 3 tujuan utama dalam pengembangan

masyarakat, yaitu pengembangan kemampuan masyarakat, mengubah perilaku

masyarakat dan mengorganisir masyarakat. Kemampuan masyarakat yang dapat

dikembangkan tentunya banyak sekali seperti kemampuan untuk berusaha,

1
mencari informasi, bertani dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan atau

permasalahan yang sedang dihadapi oleh individu/masyarakat.

Perilaku yang yang perlu di ubah adalah perilaku yang tentunya merugikan

individu atau msyarakat itu sendiri yang akan menghambat peningkatan

kesejahteraannya. Contoh yang yang sering kita temui dalam seperti ibu hamil

tidak boleh makan telur, anak tidak perlu sekolah, membicarakan rencana

pembangunan desa hanya kaum laki-laki saja, dan lain sebagainya.

Pengorganisasian masyarakat dapat dijelaskan sebagai suatu upaya

masyarakat untuk saling mengatur dalam mengelolah kegiatan atau program yang

mereka kembangkan, disini masyarakat dapat membentuk panitia kerja,

melakukan pembagian tugas, saling mengawasi, merencanakan kegiatan dan lain-

lain. Lembaga-lembaga yang ada sebaiknya perlu dilibatkan karena lembaga

inilah yang sudah mapan, tinggal meningkatkan kemampuannya saja.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah pengembangan dan pengorganisasian

masyarakat adalah:

1. Untuk mengetahui tentang Pengorganisasian Masyarakat

2. Untuk mengetahui tentang Pengembangan Masyarakat

3. Untuk mengetahui tentang Petugas PPM

4. Untuk mengetahui tentang Model-Model PPM

2
1.3 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan Informasi dan memperluas

cakrawala berpikir khususnya tentang pengembangan dan pengorganisasian

Masyarakat.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)

Community Organization adalah suatu proses untuk memelihara

keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber

kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan

tertentu. Community Work adalah suatu proses membantu masyarakat untuk

memperbaiki masyarakatnya melalui kegiatan yang dilakukan secara bersama-

sama.

Masyarakat dalam konteks pengembangan dan pengorganisasian, diartikan

sebagai sebuah ‘tempat bersama’ yakni sebuah wilayah geografi yang sama

(Mayo, 1998), misalnya RT,RW,kampung di pedesaan, perumahan di perkotaan.

Menurut Murray G. Ross, PPM adalah suatu proses ketika suatu masayarakat

berusaha menentukan kebutuhan-kebutuhan atau tujuan-tujuannya, mengatur atau

menyusun, mengembangkan kepercayaan dan hasrat untuk memenuhinya,

menentukan sumber-sumber (dari dalam ataupun dari luar masyarakat),

mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan-

kebutuhannya ini, dan dalam pelaksanaan keseluruhannya, memperluas dan

mengembangkan sikap-sikap dan prakti-praktik kooperatif dan kolaboratif di

dalam masyarakat

4
Definisi tersebut mengandung unsur-unsur yang dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Yang dimaksud istilah ”proses” adalah serentetan tindakan mulai dari

penentuan masalah atau tujuan sampai pada pemecahan masalah atau

tercapainya tujuan di dalam masyarakat. Berbagai proses dapat ditemukan

dalam penanggulangan masalah-masalah kemasyarakatan.Dalam kaitan ini

proses dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agarb

berfungsi sebagai satu kesatuan yang terintegrasi.Kemampuan ini tumbuh dan

berkembang secara bertahap sebagi akibat upaya yang dilakukan masyarakat

dalam menanggulangi masalah-masalahnya.

b. Istilah “masyarakat” menunjukkan dua macam pengelompokkan orang, yaitu:

1. Keseluruahan orang yang tinggal di suatu daerah geografis, misalnya:

desa, kota, propinsi, negara atau dunia.pada umumnya PPM dilaksanakan

di daerah geografis yang sempit, tetapi juga dapat diterapkan untuk

daerah-daerah yang lebih luas.

2. Kelompok orang yang memiliki minat-minat atau fungsi yang sama,

misalnya di bidang: kesehatan, kesejahteraan, pendidikan, lingkungan dll.

c. Proses “ menetukan kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan” berarti, cara

yang dilakukan warga masyarakat untuk menentukan dan memusatkan

perhatian pada masalah yang menganggu mereka serta menentukan tujuan-

tujuan yang akan dicapai.Namun, dalam hal ini tidak seluruh warga

masyarakat dapat dilibatkan dalam penentuan kebutuhan-kebutuhan dan

tujuan-tujuan.

5
d. Menyusun atau mengatur kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan berarti,

perlunya usaha untuk menentukan prioritas.Diantara berbagai jenis masalah

dan tujuan, beberapa diantaranya berhubungan langsung dengan apa yang

dirasakan, diyakini, dan ditanggapi oleh sebagian besar warga

masyarakat.Hal-hal seperti inilah yang perlu dijadikan perhatian utama.Pada

tahap ini petugas profesional dapat memberikan sumbangannya yang besar

untuk proses pengungkapan keinginan atau kebutuhan masyarakat.

e. Penemuan sumber-sumber (dari dalam atau dari luar masyarakat), mencakup

upaya menemukan peralatan-peralatan, orang-orang, tehnik-tehnik, bahan-

bahan dan sebagainya yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan-

tindakan yang diperlukan.

f. Mengambil tindakan-tindakan yaitu melakukan rangkaian kegiatan yang telah

disebutkan sebelumnya.Proses ini harus mengarah pada tercapainya suatu

hasil, meski hanya sebagian saja dari keseluruhan hasil yang diingankan.

g. Memperluas dan mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik kooperatif

dan kolaboratif di dalam masyarakat.Ini berarti:

1. Pada saat proses berlangsung dan mengalami kemajua, warga masyarakat

akan memulai memahami, menerima, dan saling bekerjasama.

2. Pada saat berlangsungnya proses penentuan dan penanggulangan masalah

bersama, kelompok-kelompok bersama para pemimpinnya akan berusaha

saling bekerjasama dalam kegiatan bersama, dan akan mengembangkan

keterampilan-keterampilan dalam penanggulangan kesulitan-kesulitan

dan konflik yang dihadapi masyarakat.

6
2.2 Tujuan Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Tujuan utama metode COCD adalah untuk memperbaiki kualitas hidup

masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta

menekankan pada prinsip partisipasi social.

2.3 Fungsi Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

1. Untuk memperoleh data dan fakta sebagai dasar untuk menyusun

perencanaan dan melakukan tindakan yang sehat

2. Memulai mengembangkan dan merubah program dan usaha-uasha

kesejahteraan untuk memperoleh penyesuaian yang lebih baik antara

sumber-sumber dan kebutuhan

3. Meningkatkan standar pekerjaan sosial untuk meningkatkan efektifitas

kerja dari lembaga-lembaga

4. Meningkatkan dan memberikan fasilitas interelasi dan meningkatkan

koordinasi antara organisasi, kelompok dan individu-individu yang terlibat

dalam program dan usaha kesejahteraan social

5. Mengembangkan pengertian umum dari masalah, kebutuhan dan metode

pekerjaan social

6. Mengembangkan dukungan dan paertisipasi masyarakat dalam aktifitas

kesejahteraan sosial

7
2.4 Prinsip Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

`Pengorganisasian masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat

dapat mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhannya dan menentukan prioritas

dari kebutuhan-kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk

berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan skala prioritas tadi

berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun yang

berasal dari luar, dengan usaha secara gotong-royong. Tiga aspek dalam

pengorganisasian masyarakat meliputi proses, masyarakat serta berfungsinya

masyarakat. Pengertian Proses dalam Pengorganisasian masyarakat merupakan

proses yang dapat terjadi secara sadar tetapi mungkin pula merupakan proses yang

tidak disadari oleh masyarakat. Sedangkan pengertian Masyarakat, dapat diartikan

sebagai suatu kelompok besar yang mempunyai batas-batas geografis, bisa pula

diartikan sebagai suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan

bersama dan berada dalam kelompok yang besar tadi.

Berfungsinya masyarakat (functional community) ditandai dengan

keberhasilan mengajak orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja,

membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh

masyarakat, serta melakukan usaha-usaha/kampanye untuk menggolkan rencana

tersebut public health problem Perencanaan dalam pengorganisasian masyarakat,

berdasarkan aspek perencanaannya, terdapat 2 (dua) bentuk, langsung (direct) dan

tidak langsung (inderect). Perencanaa yang bersifat langsung mengandung

langkah-langkah Identifikasi masalah/kebutuhan, Perumusan masalah, serta

8
menggunakan nilai-nilai sosial yang sama dalam mengekspresikan hal-hal

tersebut di atas.

Sedangkan bentuk yang tidak langsung (indirect), mempersyaratkan

adanya orang-orang yang benar-benar yakin akan adanya kebutuhan/masalah

dalam masyarakat yang jika diambil tindakan-tindakan untuk mengatasinya maka

akan timbu manfaat bagi masyarakat. Hal ini dapat berupa badan perencanaan

yang mempunyai dua fungsi, yaitu untuk menampung apa yang direncanakan

secara tidak formal oleh para petugas, serta mempunyai efek samping terhadap

mereka yang belum termotivasi dalam kegiatan ini.

2.5 Metode pendekatan dalam pengorganisasian masyarakat

Diklasifikasikan sebagai berikut :

Peranan petugas dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat

terbagi dalam beberapa jenis, antara lain sebagai : pembimbing, enabler dan ahli.

(Murray G-Ross). Sebagai pembimbing (guide) maka petugas berperan untuk

membantu masyarakat mencari jalan untuk mencapai tujuan yang sudah

ditentukan oleh masyarakat sendiri dengan cara yang efektif. Tetapi pilihan cara

dan penentuan tujuan dilakukan sendiri oleh masyarakat dan bukan oleh petugas.

Sebagai enabler, maka petugas berperan untuk memunculkan dan mengarahkan

keresahan yang ada dalam masyarakat untuk diperbaiki. Sebagai ahli (expert),

menjadi tugasnya untuk memberikan keterangan dalam bidang-bidang yang

dikuasainya. Sedangkan persyaratan petugas antara lain :

9
1. Mampu mendekati masyarakat dan merebut kepercayaan mereka dan

mengajaknya untuk kerjasama serta membangun rasa saling percaya antara

petugas dan masyarakat.

2. Mengetahui dengan baik sumber-sumber daya maupun sumber-sumber alam

yang ada di masyarakat dan juga mengetahui dinas-dinas dan tenaga ahli yang

dapat dimintakan bantuan.

3. Mampu berkomunikasi dengan masyarakat, dengan menggunakan metode

dan teknik khusus sedemikian rupa sehingga informasi dapat dipindahkan,

dimengerti dan diamalkan oleh masyarakat.

4. Mempunyai kemampuan profesional tertentu untuk berhubungan dengan

masyarakat melalui kelompok-kelompok tertentu.

5. Mempunyai pengetahuan tentang masyarakat dan keadaan lingkungannya.

6. Mempunyai pengetahuan dasar mengenai ketrampilan (skills) tertentu yang

dapat segera diajarkan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup

masyarakat secara menyeluruh.

7. Mengetahui keterbatasan pengetahuannya sendiri.

Pengembangan masyarakat Di dalam negara yang sedang berkembang

terdapat siklus keadaan yang merupakan suatu lingkaran yang tak berujung yang

menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Maksudnya, keadaan

sosial ekonomi rendah yang mengakibatkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan,

ketidakmampuan dan ketidaktahuan ini selanjutnya mengakibatkan produktivitas

secara umum juga rendah, produktivitas yang rendah selanjutnya membuat

keadaan sosial ekonomi semakin rendah dan seterusnya.

10
Langkah-langkah untuk mengembangkan dan meningkatkan dinamika

masyarakat, hendaknya menempuh langkah-langkah sebagai berikut :

1. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan

dimanfaatkan

2. Pertinggi mutu potensi yang ada

3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada

4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan

Pengembangan masyarakat membantu manusia mengubah sikapnya

terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi,

berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Pembangunan ekonomi

terjadi bila masyarakat melaksanakan program-program pembangunan fisik tanpa

mengembangkan kapasitas manusianya.

2.6 Unsur-unsur program pengembangan masyarakat

1. Program terencana yang terfokus kepada kebutuhan-kebutuhan

menyeluruh (total needs) dari masyarakat yang bersangkutan.

2. Mendorong swadaya masyarakat (ini merupakan unsur paling utama)

3. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan-badan swasta atau

organisasi-organisasi sukarela, yang meliputi tenaga personil, peralatan,

bahan ataupun dana

4. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti pertanian, peternakan,

kesehatan masyarakat, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan,

kepemudaan, dll untuk membantu masyarakat.

11
2.7 Bentuk-bentuk program pengembangan masyarakat

Menurut Mezirow, ada 3 (tiga) jenis program dalam usaha pengembangan

masyarakat, yaitu :

1. Program integratif – Memerlukan pemgembangan melalui koordinasi dinas-

dinas teknis

2. Program adaptis – Fungsi pengembangan masyarakat cukup ditugaskan pada

salah satu kementrian.

3. Program proyek – dalam bentuk usaha-usaha terbatas pada wilayah tertentu

dan program disesuaikan khusus kepada daerah yang bersangkutan

Penjabaran secara operasional dari bentuk program pengembangan

masyarakat ini sebagai berikut

1. Biarkan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah, baik yang

dihadapi secara perorangan atau kelompok.

2. Biarkan agar masyarakat sendiri yang membuat analisis untuk selanjutnya

menyusun rencana usaha perbaikan yang akan dilakukan.

3. Biarkan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan

usaha perbaikan tersebut.

4. Sedapat mungkin digali dari sumber-sumber yang ada dalam masyarakat

sendiri dan kalau betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.

12
Tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan masyarakat

1. Menumbuhkan rasa percaya kepada diri sendiri

2. Menimbulkan rasa bangga dan semangat gairah kerja

3. Mengingatkan dinamika masyarakat untuk membangun

4. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

2.8 Perspektif Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat (PPM)

Secara teoritis, PPM bisa dikatakan sebagai sebuah pendekatan pekerjaan

sosial yang dikembangkan dari dua perspektif yang berlawanan, yakni aliran kiri

(sosialis-Marxis) dan kanan (kapitalis-demokratis) dalam spektrum

politik.Dewasa ini, terutama dalam konteks menguatnya sistem ekonomi pasar

bebas dan swastanisasi dan keterlibatan informal dalam mendukung strategi

penanganan dan kemiskinan dan penindasan, maupun dalam hal memfasilitasi

partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.

Twelvetress membagi perspektif teoritis PPM kedalam dua bingkai, yakni

pendekatan profesional dan pendekatan radikal.Pendekatan profesional

menunjukupaya untuk meningkatkan kemandirian dan memperbaiki sistem

pemberian pelayanan dalam kerangka relasi-relasi sosial.Sementara berpijak pada

teori Marxis, feminisme, dan analisis anti-rasis, pendekatan radikal lebih terfokus

pada upaya pemberdayaan kelompok-kelompok lemah, mencari sebab-sebab

kelemahan mereka,serta menganalisis sumber-sumber ketertindasannya.

Sebagaimana diungkapkan oleh Payne,“This the type of approach which

supports minority ethnic communities, for example, in drawing attention to

13
inequalities in service provision and power which lie behind severe

deprivation”.Pendekatan profesional dapat diberi label sebagai yang bermatra

tradisional, netral dan teknikal.Sedangkan pendekatan radikal diberi label sebagai

pendekatan yanng bermatra transformasional.

2.9 Model Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Jack Rothman (1995: 27-34), dalam sebuah tulisannya yang

berjudul “Approaches to community intervention”, mengembangkan tiga model

yang berguna dalam memahami konsep tentang PPM:

1. Pengembangan masyarakat lokal (PML)

2. Perencanaan sosial (PS)

3. Aksi sosial (AS)

Paradigma ini merupakan format ideal yang dikembangkan terutama untuk

tujuan analisis dan konseptualisasi.Dalam praktiknya, ketiga model tersebut saling

bersentuhan satu dengan yang lainnya.Setiap komponennnya bisa digunakan

secara kombinasi dan stimultan sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang ada.

1. Model Pengembangan Masyarakat Lokal (PML)

Model PML memberikan perubahan dalam masyarakat dapat dilakukan

secara optimal apabila melibatkan partisipasi aktifyang luas di semua spektrum

masyarakat tingkat lokal, baik dalam tahap penetuan perubahan.PML adalah

proses yang dirancang untuk mendapatkan kondisi sosial ekonomi yang lebih

maju dan sehat bagi seluruh masyarakat melalui partisipasi aktif mereka serta

berdasarkan kepercayaan yang penuh terhadap prakarsa mereka sendiri.Strategi

14
dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan ini adalah usahan

penciptaan dan pengembangan partisipasi yang lebih luas dari seluruh warga

masyarakat.Tema-tema pokok dalam model PML mencakup penggunaan prosedur

demokrasi dan kerjasama atas dasar kesukarelaan, keswadayaan, pengembangan,

kepemiminan setempat, dan tujuan yang bersifat pendidikan.PML pada dasarnya

merupakan proses interaksi antara anggota masyarakatsetempat yang difasilitasi

oleh pekerja sosial.Pekerja sosial membantu meningkatkan kesadaran dan

mengembangkan kemampuan mereka dalam mencapai tujuan-tujuan yang

diharapkan.

2. Model Perencanaan Sosial (PS)

Model ini menekan ka proses pemecahan masalah secara teknis terhadap

masalah sosial substantif , seperti: kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja,

kebodohan dll.

Selain itu, model PS ini mengungkap pentingnya menggunakan cara

perencanaan yang matang dan perubahan yang terkendali yakni untuk mencapai

tujuan akhir secara sadar dan rasional dan dalam pelaksanaannya dilakukan

pengawasan-pengawasan yang ketat untuk melihat perubahan-perubahan yang

terjadi.

Strategi dasar yang digunakan untuk memecahkan permasalahan adalah

denagn mengumpulkan atau menungkapkan fakta dan data mengenai suatu

permasalahan.Kemudian, mengambil tindakan yang rasional dan mempunyai

kemungkinan-kemungkin yang dapat dilaksanakan.

15
Berbeda dengan PML, PS lebih berorientasi pada “tujuan tugas”.Sistem

klien PML umumnya kelompok-kelompok yang kurang beruntung.

3. Model Aksi Sosial (AS)

Model AS ini menekankan betapa gentingnya penanganan secara

terorganisasi, terarah, dan sistematis terhadap kelompok yang tidak

beruntung.Juga meningkatkan kebutuhan yang memadai bagi masyarakat yang

lebih luas dalam rangka meningkatkan sumber atau perlakuan yang lebih sesuai

dengan keadilan sosial dan nilai-nilai demokratisasi.

Tujuan yang ingin dicapai adalah mengubah sistem atau kebijakan

pemerintah secara langsung dalam rangaka menanggulangi masalah yang mereka

hadapi sendiri.Dalam kaitan ini, Suharto (1996) menjelaskan tujuan dan sasaran

utama AS adalah perubahan-perubahan fundamental dalam kelembagaan pada

stuktur masyarakat melaui proses pendistribusian kekuasaan (distribution of

resourches) dan pengambilan keputusan (distribution of decisison making).

2.10 Bias Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat

Pelaksanaan PPM sebaiknya didasari oleh masalah dan kebutuhan sesuia

dengan karakteristik geografis, idiografi , potensi, teknologi, dan sumberdaya

lokal serta pelibatan aktif masyarakat secara integral.Namun, dalam realitasnya

PPM seringkali terjebak oleh bias, miskonsepsi, atau kesalahan pemikiran.PPM

perlu menghindari bias ini.

16
Robert Chambers sebagaimana dikutip oleh Suharto (1996 :4)

mengemukakan lima bias yang sering terjadi dalam pelaksanaan PPM, terutama

dipedesaan: spatial bias, project bias, person bias, dry season bias,dan profesional

bias.

a. Spatial Bias

PPM seringkali hanya dilaksanakan di lokasi-lokasi yang mudah dijangkau

sarana transportasi seperti di daerah pinggiran kota, pinggir jalan raya, atau

lokasi-lokasi yang dekat dengan kantor pemerintahan.

b. Project Bias

Kebanyakan PPM dilakukan pada masyarakat yang telah menerima proyek

sebelumnya, karena dipandang telah mampu dan berhasil menjalankan

proyek.

c. Person Bias

Kelompok elite dalam masyarakat, tokoh masyarakat, kaum lelaki, para

penerima, dan pengguna inovasi serta orang-orang yang aktif dalam kegiatan

pembangunan adalah mereka yang kerap menerima program dan berkah

pembangunan.Sementara kelompok masyarakat kelas bawah yang kurang

memiliki akses terhadap jaringan sumber-sumber yang ada.

d. Dry Sesion Bias

Kesulitan dan masalah yang dihadapi masyarakat umumnya mencapai

puncaknya pada musim hujan.Kegagalan panen, banjir, kelaparan, masalah

kesehatan diri dan terjadi pada musim sulit.

17
e. Profesional Bias

Bias ini timbul terutama oleh konsepsi yang memandang bahwa kelompok

masyarakat kurang beruntung sebagai kelompok lemah, memiliki

pengetahuan rendah, pasif, malas, fatalis, serta ciri-ciri lain budaya

kemiskinan (culture of proverty).Sementara itu para ahli, penguasa, dan

pengusaha adalah raja yang memegang hegemoni dan kendali pembanguan.

f. Physical Bias

Umumnya masyarakat hanya mengenal dan mengakui program atau proyek

yang bersifat fisik, seperti pembangunan, gedung, jembatan, dll.

g. Financial Bias

Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh suatu departemen kerapkali dipandang

sebagai bukti keberhasilan suatu progam.Fiunancial Bias disebabkan oleh

kesalahan pemikiran yang membaurkan prinsip efisiensi vis a vis prinsip

efektivitas sebagai tolak ukur keberhasilan proyek.

h. Indicator Bias

Bias ini terutama berkaitan dengan aspek uncountability pada program yang

berorientasi sosial.Dampak keberhasilan program sulit diukur secara langsung

dan kuantitatif, serta banyaknya eksternal variabel yang terkontaminasi

kedalammainstream proyek.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM) atau community

organization or comunity development (COCD) merupakan perencanaan,

pengorganisasian, atau proyek dan atau pengembangan berbagai aktivitas

pembuatan program atau proyek kemasyarakatan yang tujuan utamanya

meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan sosial masyarakat.

Community Organization adalah suatu proses untuk memelihara

keseimbangan antara kebutuhan-kebutuhan sosial dengan sumber-sumber

kesejahteraan sosial dari suatu masyarakat tertentu atau suatu bidang kegiatan

tertentu (Arthur Dunham, 1958)

Community Work adalah suatu proses membantu masyarakat untuk

memperbaiki masyarakatnya melalui kegiatan yang dilakukan secara bersama-

sama (Alan Twevetrees, 1993)

Yang dimaksud istilah ”proses” adalah serentetan tindakan mulai dari

penentuan masalah atau tujuan sampai pada pemecahan masalah atau tercapainya

tujuan di dalam masyarakat.

Tujuan utama metode COCD adalah untuk memperbaiki kualitas hidup

masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta

menekankan pada prinsip partisipasi social.

Peranan petugas dalam pengembangan dan pengorganisasian masyarakat

terbagi dalam beberapa jenis, antara lain sebagai : pembimbing, enabler dan ahli.

19
(Murray G-Ross). Sebagai pembimbing (guide) maka petugas berperan untuk

membantu masyarakat mencari jalan untuk mencapai tujuan yang sudah

ditentukan oleh masyarakat sendiri dengan cara yang efektif.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hurairah, A., .2008.Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat;Model


dan Strategi Pembangunan Berbasis Kerakyatan.Bandung: Humaniora.

Notoatmodjo, 2010. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta.Jakarta.

Suharto, E. 2009. Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat. Makalah ini


disampaikan pada Pemebekalan Mahasiswa Peserta KKN-Subang,STKS
Bandung.

21

Anda mungkin juga menyukai