Kak Jentik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KERJA

PEMERIKSAAN JENTIK BERKALA


PUSKESMAS PEDAMARAN TAHUN 2019

1. PENDAHULUAN
Puskesmas sebagai ujung tombak kesehatan masyarakat memiliki program
kegiatan yang harus dilaksanakan. Kegiatan Puskesmas Pedamaran dijalankan untuk
mewujudkan visi yang harus dilaksanakan yaitu Mewujudkan Masyarakat Sehat dan
Mandiri.
Kerangka acuan ini, akan mengatur teknis pelaksanaan, sasaran, jadwal, peran
lintas sector dan lintas program serta akan mengatur teknis pelaksanaan, sasaran,
jadwal, peran lintas sektoral dan lintas program serta cara monitoring evaluasi kegiatan.
Dalam pelaksanaanya, kegiatan harus dilakukan sesuai tata cara monitoring evaluasi
kegiatan.

2. Latar Belakang

Memasuki melinium baru, Departemen Kesehatan telah mencanangkan Gerakan


Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigm sehat. Paradigm sehat
adalah cara pandang, pola piker atau model pembangunan kesehatan yang dipengaruhi
oleh banyak factor yang bersifat sector dan upayanya lebih di arahkan pada
peningkatan,pemeliharaan, dan perlindungan kesehatan. Secara makro paradigm sehat
berarti semua sector memberikan kontribusi positif bagi pengembangan prilaku dan
lingkungan sehat, secara mikro berartipembangunan kesehatan lebih menekankan
upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Berdasarkan paradigm sehat ditetapkan visi Indonesia sehat 2010, dimana ada 3 pilar
yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu lingkungan sehat, prilaku sehat dan
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata.

DBD merupakan salah satu penyakit infeksi virus yang penyebarannya dilakukan
oleh nyamuk Aedes. Penyakit ini pertama kali dilaporkan setelah adanya kejadian luar
biasa ( KLB ) di Jakarta dan Surabaya pada tahun 1968. Semenjak itu jumlah kasus dan
daerah yang terjangkit semakin meluas, hamper di seluruh kot-kota besar di Indonesia,
termasuk di Riau pernah dinyatakan sebagai daerah endemik DBD oleh Dinas Kesehatan
Kota Pekanbaru pada tahun 2005. Tahun 2007 seluruh kecamatan di Pekanbaru juga
pernah dinyatakan endemis DBD oleh Kesehatan Kota.

Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus DBD


sangat kompleks yaitu pertumbuhan penduduk yang tinggi, urbanisasi yang tidak
terencana dan tidak terkendali, tidak adanya control nyamuk yang efektif di daerah
endemis dan adanya peningkatan sarana transportasi. Selama ini upaya efektif untuk
mencegah dan mengendalikan penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) adalah dengan
pengendalian vektornya. Upaya-upaya yang sudah dilakukan antara lain dengan
pemutusan rantai nyamukpenularannya dengan cara penaburan larvasida, fogging focus
dan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang meliputi; pengurasan
tempatpenumpangan air, menutup tempat penampungan dan penguburan barang
bekas.

Salah satu hasil kesepakatan dalam Pertemuan Nasional Penanggulangan


Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dangue (DBD) yang diikuti 400 peserta dari
jajaran Depkes, Komisi VII DPR-RI, para Gubernur, Kepala Dinas Kesehatan dan Ketua
Tim Pergerak PKKdi 12 provinsi KLB DBD, para Bupati/Walikota, Kadinkes
Kabupaten/Kota dan Ketua Tim Pergerak PKK di 40 Kab/Kota, Instansi terkait,
Perwakilan Lembaga Internasional di Indonesia, para Direktur RSUP terpilih, LSM terkait
dan Direktur Eijkman Institute di Jakarta tanggal 5 Maret 2004 yaitu focus program
penanggulangan DBD adalah Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Sampai saat ini obat untuk membasmi virus dan vaksin untuk mencegah
penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) belum tersedia, oleh karena itu upaya paling
tepat untuk menanggulanginya adalah dengan memberantas vektor (nyamuk
penularanya) yaitu Aedes Aegypti yang berkembang biak di tempat penampungan air
jernih baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Menurut Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1091/MENKES/SK/X/2004 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan Di Kabupaten/Kota menyebutkan bahwa salah satu langkah
pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) adalah
kegiatan pemberantasan vektor yang meliputi:

a. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dangue (PSN DBD) dengan


cara “3 M Plus”
b. Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) tiap 3 bulan sekali tiap desa/kelurahan endemis
pada 100 rumah/bangunan dipilih secara acak (random sampling) yang
merupakan evaluasi hasil kegiatan PSN DBD yang telah dilakukan masyarakat.
Salah satu kegiatan bagian Kesehatan Lingkungan Puskesmas Pedamaran adalah
pemeriksaan jentik nyamuk Aedes yang dilakukan setiap bulan.

Dari analisa terhadap laporan bulanan program kesling didapat bahwa


pemeriksaan jentik belum sesuai pedoman dari Dirjen P2PLdimana tidak dilakukan
setiap 3 bualan, serta tidak adanya formulir JPJ ( Juru Pemeriksa Jentik) atau Formulir
hasil pemeriksaan jentik. Menurut Departemen Kesehatan RI tentang Pemberantasan
Demam Berdarah tahun 1996 menyatakan angka bebas jentik pada 100 rumah sampel
harus > 95 %.

3. Tujuan Kegiatan
a. Tujuan umum
Optimalisasi pelaksanaan kegiatan PJB pada program kesehatan lingkungan
Puskesmas Pedamaran Kecamatan Pekaitan.
b. Tujuan khusus
1. Teridentifikasinya masalah di kegiatan PJB melalui data sekunder, wawancara
dan observasi.
2. Teranalisisnya setiap permasalahan yang ada di kegiatan PJB.
3. Diperolehnya penyebab timbulnya masalah utama yang di hadapi dalam
pelaksanaan kegiatan PJB melalui data sekunder, pendekatan/metode
wawancara dan observasi.
4. Diperolehnya beberapa solusi dan alternatif pemecahan masalah pada
kegiatan PJB.

4. Sasaran dan waktu pelaksanaan


a. Sasaran Program pemeriksaan jentik berkala tercapai 10 desa di wilayah
Puskesmas Pedamaran
b. Sasaran kegiatan pemeriksaan jentik berkala di setiap rumah warga den tempat
umum di masyarakat kecamatan pekaitan.
c. Waktu pelaksanaan : bulan februari dan September

5. Langkah –langkah kegiatan


Langkah –langkah kegiatan pemeriksaan jentik berkala adalah sebagai berikut :
a. Penanggung jawab program melaksanakan pemeriksaan jentik pada
penempungan air dan selokan di setiap rumah warga dan tempat-tempat
umum
b. Penanggung jawab membuat jadwal kegiatan pemeriksaan jentik berkala di
10 desa ( nama desa, jumlah sasaran, waktu dan petugas )
c. Penanggung jawab program dan pelaksana program melaksanakan
pemeriksaan jentik berkala sesuai jadwal turun
d. Penanggung jawab program melakukan koordinasi kepada kepala desa, kader
di setiap desa
e. Penanggung jawab program dan pelaksana program mendokumentasikan
kegiatan tersebut
f. Melakukan pencatatan serta merekap setiap hasil pemeriksaan jentik berkala
g. Melaporkan hasil program pemeriksaan jentik berkala kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten Rokan Hilir.

6. Cara melaksanakan kegiatan


Cara melaksanakan kegiatan pemeriksaan jentik berkala adalah melakukan
pemeriksaan tempat penampungan air dan selokan serta air yang tergenang di
setiap rumah warga dan tempat-tempat umum.

7. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan pemeriksaan jentik berkala terlampir

8. Anggaran
Kegiatan ini dibiayai oleh Bantuan Operasional Kegiatan (BOK) Tahun Anggaran
2019.

Mengetahui, Pedamaran 4 Februari 2019


Kepala Puskesmas Pedamaran
Pengelola Program
Kecamatan Pekaitan

drg. YUDHY GUSTIANTO


IHJA ULLUMUDDIN, AMK
NIP. 19820108 201408 1 003

Anda mungkin juga menyukai