Karil Fajri Dan Daulay Fix

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk Sebagai Bahan Bakar Ramah

Lingkungan

Muhammad Raihan Amri Daulay,Salaamun Mathlail Fajri,

Ruswati,S.Si.

SMAI Nurul Fikri Boarding School Serang

e-mail: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini berjudul “Pemanfaatan Limbah Kulit Jeruk Sebagai Bahan Bakar Alternatif (Minyak
Atsiri) Ramah Lingkungan”. Tujuan penelitian yakni untuk mengetahui apakah kulit jeruk memiliki potensi
untuk menjadi bahan bakar alternatif.

Metode penelitian ini adalah memotong jeruk peras,merajang kulit jeruk, menyimpan bahan baku di
atas penyekat, menutup ketel dan memanaskannya. Pada saat air mendidih, uap air akan melewati lubang
penyekat dan melewati celah-celah bahan baku jeruk. Setelah itu minyak atsiri yang ada di dalam jeruk akan ikut
mengembun dan ditampung ke dalam tangki pemisah. Penyulingan dilakukan selam 4 hingga 6 jam hingga tidak
ada minyak atsiri yang menetes lagi. Minyak dan air akan terpisah dengan sendirinya karena memang tidak sama
massa nya. Minyak akan berada di bagian atas,sedangkan air di bagian bawahnya. Minyak bisa diambil
menggunakan pipet tetes dan dimasukkan ke dalam botol kaca berwarna gelap rendaman minyak atsiri jeruk
yang dihasilkan sekitar 2 – 3 %.

Kesimpulan dari penelitian ini yakni, bahwa minyak atsiri yang terkandung dalam kulit jeruk memiliki
potensi sebagai energi alternatif, karena minyak atsiri dari kulit jeruk dapat dibakar bahkan menghasilkan daya
bakar yang besar. Namun, untuk saat ini penggunaan minyak atsiri dari kulit jeruk sebagai pengganti bahan
bakar masih belum ekonomis, karena belum ditemukan cara menghasilkan minyak atsiri dalam waktu cepat dan
dalam jumlah yang besar.

1 SMAI NFBS Serang


2

Abstract

This research entitled "Utilization of Citrus Skin Waste as Alternative (Green) Essential Oil". The
purpose of the research is to find out whether orange peel has the potential to be an alternative fuel.

The method of this research is to cut the orange juice, chop the orange peel, store the raw material on
the seal, close the kettle and heat it up. At boiling water, the water vapor passes through the sealing hole and
passes through the crevices of citrus raw materials. After that the essential oils that are in the orange will come to
condense and accommodated into the separator tank. Distillation is done 4 to 6 hours until no essential oil drips
again. Oil and water will separate by itself because it is not the same mass. The oil will be at the top, while the
water at the bottom. The oil can be taken with a dropper dropper and put in a dark colored glass bottle soaked
citrus essential oil produced about 2 - 3%.

The conclusion of this research is that the essential oil contained in orange peel has potential as
alternative energy, because the essential oil from orange peel can be burned and even produce big fuel. However,
for now the use of essential oil from orange peel as a substitute for fuel is still not economical, because it has not
found how to produce essential oils in quick time and in large quantities.

SMAI NFBS Serang


3

1.PENDAHULUAN

Bahan bakar berbasis minyak bumi memiliki beberapa dampak negatif bagi
lingkungan maupun kesehatan, seperti terjadinya polusi udara yang disebabkan oleh emisi gas
CO2, hidrokarbon sisa pembakaran tak sempurna, logam berat Pb akibat penggunaan TEL.
Pembakaran yang tak sempurna ini akan menghasilkan gas CO yang menyebabkan penipisan
lapisan ozon, padahal lapisan inilah yang melapisi bumi atau sebagai sabuk yang dapat
menahan sinar ultra violet dan panasnya matahari langsung menerpa bumi. Hal inilah yang
menyebabkan pemanasan global sehingga sedemikian mungkin diupayakan untuk
mencegahnya. Salah satu upaya pencegahan penggunaan minyak bumi ini yaitu mencari
alternatif lain yang dapat dijadikan bahan bakar ramah lingkungan, salah satunya dengan
memanfaatkan limbah yang sebenarnya masih dapat digunakan kembali yaitu Limbah kulit
jeruk.

Alternatif seperti penggunaan minyak jelantah atau minyak jagung pun sudah mulai
diterapkan pada beberapa mesin kendaraan. Selain itu, beberapa produsen kendaraan di dunia
pun mulai mengeluarkan varian kendaraan mereka yang berbahan bakar dari energi listrik.
Namun, tidak hanya jagung saja yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif, kulit
jeruk pun bisa dijadikan sebagai bahan bakar alternatif. Baru-baru ini, seorang ilmuwan
Inggris telah menemukan cara revolusioner untuk mengubah kulit jeruk menjadi minyak,
menggunakan microwave. Profesor James Clark di University of York, AS, menemukan fakta
bahwa microwave bertenaga tinggi bisa memecah molekul dalam kulit buah. Cara ini
dilakukan untuk melepaskan gas dari kulit jeruk, yang dapat dikumpulkan dan disaring
menjadi produk cair.

Gas-gas berharga inilah yang kemudian digunakan untuk menghasilkan produk


minyak, plastik, bahan kimia dan bahan bakar. Profesor Clark mengklaim metode microwave
juga dapat digunakan pada berbagai limbah tumbuhan untuk membuat bahan bakar atau
produk lainnya. Mereka termasuk jerami, kulit biji mete, kulit apel, kopi atau sekam padi.
Melalui penemuan ini, kita bisa mendapatkan dua keuntungan, yaitu adanya bahan bakar
alternatif serta meminimalisir sampah kulit jeruk.

Oleh karena itu peneitian ini dilakukan dalam rangka untuk menghasilkan bahan bakar
berkualitas yang ramah lingkungan yang dimanfaatkan dari limbah kulit jeruk sekaligus
mengurangi/ meminimalisir limbah kulit jeruk itu sendiri.

SMAI NFBS Serang


4

Dalam penelitian ini rumusan masalah yang diteliti berupa: Apakah kulit jeruk
memiliki potensi untuk menjadi bahan bakar alternatif ?. Dengan tujuan penelitian yakni
untuk mengetahui apakah kulit jeruk memiliki potensi untuk menjadi bahan bakar alternatif.

2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pohon Jeruk

Pohon kecil, perdu atau semak besar, ketinggian 2-15 m, dengan batang atau ranting
berduri panjang tetapi tidak rapat. Daun hijau abadi dengan tepi rata, tunggal, permukaan
biasanya licin dan agak berminyak. Bunga tunggal atau dalam kelompok, lima mahkota bunga
(kadang-kadang empat) berwarna putih atau kuning pucat, [stamen] banyak, seringkali sangat
harum. Buah bertipe "buah jeruk" (hesperidium), semacam buah buni, membulat atau seperti
tabung, ukuran bervariasi dengan diameter 2-30cm tergantung jenisnya; kulit buah biasanya
berdaging dengan minyak atsiri yang banyak. Hama yang sering menyerang tanaman jeruk
adalah kutu daun, ulat Pappilio memnon, Philocnitis, sedangkan penyakit yang sering
menyerang adalah embun tepung, embun jelaga, virus keriting (Rahmat Rukmana; 2005).

[2]
Jeruk dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-400 mdpl. Keadaan iklim yang baik
bagi tanaman jeruk adalah pada kisaran suhu udara 25 °C - 30 °C atau rata-rata 20 °C, curah
hujan tidak lebih dari 100 mm/bulan atau 1200 mm/tahun, kelembaban udara 50 % - 85%
dengan minimal 3 bulan kering. Jeruk harus ditanam di tempat terbuka atau mendapat cukup
sinar matahari, dan apabila ditanam di dataran tinggi dapat menyebabkan kulit menjadi tebal
dan rasa jeruk menjadi pahit. Keadaan tanah yang baik untuk ditanami jeruk adalah tanah
yang gembur, memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, memiliki aerasi dan drainase
yang baik, dengan nilai kemasaman (pH) 6-7 (Rahmat Rukmana; 2005).

Buah dan daunnya dimanfaatkan orang sebagai penyedap atau komponen kue atau puding.
Aroma yang khas berasal dari sejumlah flavonoid dan beberapa terpenoid. "Daging buah"
mengandung banyak asam sitrat yang memberikan rasa masam yang tajam tetapi segar
(Rahmat Rukmana; 2005).

2.2 Jeruk

SMAI NFBS Serang


5

Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina
dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk
sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di
Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari
Amerika dan Itali.

Sumber : wikipedia

Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rutales

Keluarga : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus sinensis

Menurut Ir. Endang Vita A , MM pada Tahun 2013 tanaman jeruk adalah tanaman yang
termasuk dalam Genus Citrus yang terdiri dari 2 Sub Genus yaitu Eucitrus dan Papeda.
Tanaman jeruk yang termasuk eucitrus paling banyak dan paling luas dibudidayakan karena
buahnya enak dimakan. Tanaman jeruk yang termasuk Papeda, buahnya tidak enak dimakan

SMAI NFBS Serang


6

karena daging buahnya terlalu banyak mengandung asam dan berbau wangi agak keras seperti
jeruk purut (Anonim; 2013).

Pada hakekatnya tanaman jeruk merupakan tanaman khas dan cocok di daerah sub tropis.
Dengan kata lain hasil panen jeruk yang diperoleh dari daerah tropis sangat tinggi, baik secara
kuantitas maupun kualitas (Anonim; 2013).

Suhu optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman jeruk adalah antara 25 – 30
derajat celcius. Suhu rata-rata 21 derajat celcius selama 2 sampai 3 bulan merupakan kondisi
yang sangat baik. Ketingggian tempat di atas permukaan laut menentukan juga apakah suatu
jenis jeruk cocok bagi pertumbuhan dan perkembangannya Ketinggian tempat menentukan
suhu dimana setiap kenaikan tinggi tempat 100 meter, suhu menurun sebesar 0,610 derajat
celcius. Jeruk manis baik ditanam pada ketinggian 600-1200m diatas permukaan laut, jeruk
keprok dan jeruk siam pada ketinggian 500-1200m diatas permukaan laut. Curah hujan yang
optimum bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman jeruk adalah 1900-2400 m setahun
(Anonim; 2013).

Selain itu, tanaman jeruk memerlukan tanah yang relatif dalam, agar akar tanaman dapat
tumbuh dengan baik. Akar tanaman hanya tumbuh dan berkembang pada daerah yang tidak
tergenang air. Sifat kimia tanah yang paling menentukan untuk tanaman jeruk adalah
keasaman tanah (pH) dan kemampuan tanah untuk menahan unsur hara. Tanaman jeruk dapat
tumbuh pada kisaran pH 4 – 9, tetapi pH yang optimal adalah 4,5 -8,0 (Anonim; 2013).

Pada dasarnya jeruk dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tetapi tanaman tersebut tidak tahan
terhadap genangan air dan kurang mampu bersaing dengan tanaman lainnya atau gulma untuk
menyerap unsur hara dalam tanah. Oleh karena itu, jeruk sangat cocok dibudidayakan pada
tanah yang mempunyai struktur gembur, tekstur berpasir hingga lempung berliat (Anonim;
2013).

Kulit jeruk mengandung atsiri yang terdiri dari berbagai komponen seperti terpen,
sesquiterpen, aldehida, ester dan sterol3. Minyak kulit jeruk dapat digunakan sebagai flavor
terhadap produk minuman, kosmetika, dan sanitari. Harga ekstrak minyak jeruk relatif mahal.
Penjelasan berikut ini adalah cara membuat minyak kulit jeruk dengan cara yang sederhana
dan murah (Anonim; 2013).

Sering kali kita memakan jeruk dan membuang kulitnya begitu saja, padahal banyak manfaat
yang bisa kita peroleh dari kulit jeruk. Seperti untuk manisan kulit jeruk, campuran pembuat

SMAI NFBS Serang


7

kue, dan yang paling produktif adalah minyak kulit jeruk yang dapat digunakan sebagai flavor
terhadap produk minuman, kosmetika, dan sanitari (Anonim; 2013).

Jeruk merupakan tanaman khas dan memerlukan suhu rata-rata 20 derajat, cocok untuk
ditanam pada daerah sub tropis (Anonim; 2013).

Rincian komponen minyak kulit jeruk adalah sebagai berikut: limonen (94%), mirsen (2%),
llinalol (0,5%), oktanal (0,5%), dekanal (0,4%), sitronelal (0,1%), neral (0,1%), geranial
(0,1%), valensen (0,05%),sinnsial (0,02%), sinensial (0,01%) (Anonim; 2013).

Anggotanya berbentuk pohon dengan buah yang berdaging dengan rasa masam yang
segar, meskipun banyak di antara anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa masam berasal
dari kandungan asam sitrat yang memang menjadi terkandung pada semua anggotanya
(Anonim; 2013).

Sebutan "jeruk" kadang-kadang juga disematkan pada beberapa anggota marga lain yang
masih berkerabat dalam suku yang sama, seperti kingkit. Dalam bahasa sehari-hari,
penyebutan "jeruk" atau "limau" (di Sumatra dan Malaysia) seringkali berarti "jeruk keprok"
atau "jeruk manis". Di Jawa, "limau" (atau "limo") berarti "jeruk nipis" (Anonim; 2013).

Jeruk sangatlah beragam dan beberapa spesies dapat saling bersilangan dan menghasilkan
hibrida antarspesies (interspecific hybrid) yang memiliki karakter yang khas, yang berbeda
dari spesies tetuanya. Keanekaragaman ini seringkali menyulitkan klasifikasi, penamaan dan
pengenalan terhadap anggota-anggotanya, karena orang baru dapat melihat perbedaan setelah
bunga atau buahnya muncul. Akibatnya tidak diketahui dengan jelas berapa banyak jenisnya.
Penelitian-penelitian terakhir menunjukkan adalah keterkaitan kuat Citrus dengan genus
Fortunella (kumkuat), Poncirus, serta Microcitrus dan Eremocitrus, sehingga ada
kemungkinan dilakukan penggabungan. Citrus sendiri memiliki dua anak marga (subgenus),
yaitu Citrus dan Papeda (Anonim; 2013).

Banyak anggota jeruk yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan,
wewangian, maupun industri. Buah jeruk adalah sumber vitamin C dan wewangian/parfum
penting. Daunnya juga digunakan sebagai rempah-rempah (Anonim; 2013).

SMAI NFBS Serang


8

2.3 Minyak Atsiri

Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial,
minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud
cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang
khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk
pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit
minyak wangi. Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder
yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama)
ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam
mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-
bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa
kepik) zat-zat itu tidak dimasukkan ke dalam golongan minyak atsiri. Minyak atsiri bersifat
mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat
mempengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga seringkali memberikan efek
psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan
campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun
dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya
bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam
golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak atau
lipofil.

Beberapa minyak atsiri penting

1. Minyak adas atau fennel /foenicoli oil


2. Minyak cendana atau sandalwood oil
3. Minyak cengkih atau euganol oil
4. daun cengkih atau leaf clove oil
5. Minyak kayu putih
6. Minyak kenanga atau ylang-ylang oil
7. Minyak lawing
8. Minyak mawar
9. Minyak nilam
10. Minyak serai

SMAI NFBS Serang


9

Selain itu, dikenal pula beberapa “minyak” (atau dalam bentuk salep) yang sebenarnya
merupakan kombinasi antara beberapa minyak atsiri. Contohnya:

1. Minyak telon
2. Minyak tawon
3. Minyak angin
4. Beberapa minyak gosok dan salep gosok..

2.4 Mengenal Potensi Yang Ada Pada Jeruk.

Jeruk merupakan komoditas buah-buahan terpenting di Indonesia setelah pisang dan


mangga. Di Indonesia, beberapa jenis jeruk yang umum dibudidayakan dapat digolongkan
pada beberapa kelompok seperti : jeruk Keprok, jeruk Besar, jeruk Nipis dan jeruk Lemon.
Jeruk Siam (Citrus nobilis var, microcarpa Hassk) termasuk salah satu varietas jeruk Keprok
yang paling banyak diusahakan dan mendominasi 60% pasaran jeruk nasional. Jeruk Siam
tumbuh baik di berbagai daerah sentra produksi seperti Kalimantan Barat (Pontianak),
Kalimantan Selatan (Banjar), Jawa Barat (Garut), Jawa Timur (Pasuruan), dan Bali (Bangli)
(Dirjenhorti; 2002). Produksi jeruk di Indonesia pada tahun 2001 mencapai 744.052
ton/tahun. Bila kebutuhan konsumsi buah jeruk segar diasumsikan 3,26 kg/kapita/tahun atau
30 buah/kapita/tahun, maka dengan perhitungan jumlah penduduk 204,4 juta jiwa
memerlukan ketersediaan buah jeruk segar sebanyak 866.247 ton. Data tahun 2001
menunjukkan bahwa Indonesia mengimpor jeruk sebesar 73.304 ton, sehingga total
ketersediaan mencapai jumlah 817.356 ton (Dirjenhorti; 2002).

Kebutuhan tersebut masih harus ditambah untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan
industri pengolahan. Mengingat prospek dan potensi pasar sangat besar baik di dalam maupun
di luar negeri, maka pengusahaan jeruk di Indonesia memerlukan peningkatan baik kuantitas,
kualitas maupun kontinuitas. Produksi jeruk di Indonesia sejak tahun 1995 sampai 1998
mengalami penurunan yaitu : tahun 1995 produksi jeruk mencapai 1.004.631 ton turun
menjadi 730.860 ton pada tahun 1996, dan 696.422 ton pada tahun 1997 serta 613.759 pada
tahun 1998. Sampai saat ini produktivitas jeruk di Indonesia masih rendah yaitu berkisar 8,6 –
15 ton/ha/tahun (BPS; 1995), sedangkan di daerah tropik lainnya produktivitas jeruk
mencapai 20 ton/ha, bahkan di daerah produsen utama jeruk dunia di daerah subtropik dapat
mencapai40ton/ha. Saat sekarang jeruk dinilai sebagai salah satu sumber utama vitamin C.
Banyak macam sayuran dan buah selain jeruk mengandung asam ascorbat namun jeruk segar

SMAI NFBS Serang


10

dan hasi olahannyalah yang paling banyak kandungan vitamin C-nya. Di negara Amerika
Serikat vitamin C dari jeruk berikut hasil olahannya telah menyumbangkan 60 % dari RDA
penduduk. Kandungan vitamin C jeruk per unit berat sebenarnya tidak terlalu tinggi hanya 50
mg/100g. Dibandingkan dengan kebanyakan sayuran atau buah-buahan lain yang dikenal
sebagai sumber vitamin C seperti jambu biji yang kandungan vitamin C-nya mencapai lebih
dari 100 mg/100g, namun mungkin karena disukai oleh semua tingkat umur maka jeruk dapat
berperan menjadi sumber utama vitamin C. Jeruk khususnya selalu dimanfaatkan sebagai
buah segar, tetapi sekarang produksi sari buah sangat menonjol. Beberapa produk makanan
lainnya dibuat dari jeruk, misalnya kulit buah untuk selai dan permen. Pektin dibuat juga dari
kulit buah jeruk dan asam sitrat dari jeruk lemon dan jeruk nipis. Bunga, buah dan daun jeruk
yang harum itu di ekstrak menjadi minyak atsiri. Kulit buahnya merupakan sumber yang baik,
tetapi hanya bunga jeruk asam yang menghasilkan wewangian yang paling mahal. Baik daun,
buah maupun kulit dapat digunakan sebagai bumbu atau rempah. Khasiat obat dari jeruk tidak
terlalu banyak, tetapi flavonoid dari korteks bagian dalam memeliki khasiat anti tumor.
Beberapa manfaat terapi dari buah jeruk antara lain dapat mengatasi kekurangan asam perut,
memperlancar percernaan dan sebagai obat diare yang disebabkan enstritis dan disentri.
Manfaat dan khasiat jeruk keprok mandarin untuk terapi antara lain untuk pertahanan tubuh,
anti kanker, memerangi infeksi firal, menurunkan tingkat kolesterol, dapat menguatkan dan
memberikan gizi pada paru, memperbaiki limpa, membantu menghentikan batuk dan
mengeluarkan dahak.. Selain itu , di dalam kulit jeruk dan sejumlah tanaman lainnya terdapat
sejenis minyak yang mudah menguap yang disebut dengan minyak atsiri (dalam Bahasa
Inggris disebut essential oil). Masing-masing minyak atsiri tersebut menghasilkan aroma yang
berbeda-beda. Pada kulit jeruk aroma yang ditimbulkan adalah aroma khas kulit jeruk.
Minyak atsiri ini mudah terbakar. Karena itulah ketika terkena api lilin, nyala api semakin
besar (Dirjenhorti; 2002).

2.5 Bahan Bakar

Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya
bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi. Kebanyakan
bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks) di mana bahan
bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses
lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi eksotermal dan reaksi
nuklir (seperti Fisi nuklir atau Fusi nuklir). Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan

SMAI NFBS Serang


11

solar) sejauh ini merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan
bakar lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif (Anonim; 2017).

2.5.1 Bahan bakar padat

Bahan bakar padat merupakan bahan bakar berbentuk padat, dan kebanyakan
menjadi sumber energi panas. Misalnya kayu dan batubara. Energi panas yang
dihasilkan bisa digunakan untuk memanaskan air menjadi uap untuk menggerakkan
peralatan dan menyediakan energy (Anonim; 2017).

2.5.2 Bahan bakar cair

Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak rapat, jika
dibandingkan dengan bahan bakar padat molekulnya dapat bergerak bebas. Bensin
atau gasoline atau premium, minyak solar, minyak tanah adalah contoh bahan bakar
cair. Bahan bakar cair yang biasa dipakai dalam industri, transportasi maupun rumah
tangga adalah fraksi minyak bumi. Minyak bumi adalah campuran berbagai
hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok senyawa: parafin, naphtena, olefin, dan
aromatik. Kelompok senyawa ini berbeda dari yang lain dalam kandungan
hidrogennya. Minyak mentah, jika disuling akan menghasilkan beberapa macam
fraksi, seperti: bensin atau premium, kerosen atau minyak tanah, minyak solar,
minyak bakar, dan lain-lain. Setiap minyak petroleum mentah mengandung keempat
kelompok senyawa tersebut, tetapi perbandingannya berbeda (Anonim; 2017).

2.5.3 Bahan bakar gas

Bahan bakar gas ada dua jenis, yakni Compressed Natural Gas (CNG) dan
Liquid Petroleum Gas (LPG. CNG pada dasarnya terdiri dari metana sedangkan LPG
adalah campuran dari propana, butana dan bahan kimia lainnya. LPG yang
digunakan untuk kompor rumah tangga, sama bahannya dengan Bahan Bakar Gas
yang biasa digunakan untuk sebagian kendaraan bermotor (Anonim; 2017).

SMAI NFBS Serang


12

3. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : Laboratorium Bio-Kim Tholib Nurul Fikri Boarding School
Waktu : 06 Desember 2017 – 07 Desember 2017

3.2 Jenis Penilitian


Jenis penilitian ini merupakan penilitan Eksperimen dan Deskriptif Kualitatif

3.3 Indikator Hasil Penelitian


Yaitu menghasilkan minyak atsiri yang dapat terbakar sebagai bahan bakar alternatif ramah
lingkungan

3.4 Alat dan Bahan


3.4.1 Alat
 Alat distilasi atau distillator
 Pisau
 Ketel
 Botol kaca (berwarna gelap)
 Stirrer (Pemanas)
 Cawan petri
 Beaker
3.4.2 Bahan
 Kulit jeruk dan Kulit jeruk nipis
 Air

3.5 Langkah-Langkah Penelitian

3.5.1 Memotong jeruk menjadi beberapa bagian dan mengambil sari buah nya.

3.5.2 Selanjutnya merajang kulit jeruk dengan ketabalan 0,3 – 0,5 cm.

3.5.3 Memasukan air ke dalam distilator hingga terisi 1/3 bagian.

3.5.4 Menyimpan bahan baku di atas penyekat sekitar 75%. Baku baku tidak boleh terlalu
padat agar uap yang ada nantinya tidak kesulitan menembus bahan baku tadi.

SMAI NFBS Serang


13

3.5.5 Pada saat air mendidih, uap air akan melewati lubang penyekat dan melewati celah-
celah bahan baku jeruk.

3.5.6 Setelah itu minyak atsiri yang ada di dalam jeruk akan ikut terbawa oleh uap yang
naik ke atas menuju pipa kondensor.

3.5.7 Selanjutnya uap dan minyak atsiri tadi akan mengembun dan di tamping ke dalam
tangki pemisah atau yang disebut dengan separator.

3.5.8 Penyulingan ini dilakukan selama 4 hingga 6 jam hingga tidak ada minyak atsiri
yang menetes lagi. Minyak dan air akan terpisah sendirinya karena memang tidak sama
massa nya. Minyak akan berada di bagian atas, sedangkan air di bagian bawah nya.
Minyak bisa anda ambil menggunakan pipet tetes dan di masukkan ke dalam botol

3.5.9 kaca berwarna gelap/ rendaman minyak atsiri jeruk purut yang dihasilkan sekitar
2-3%

4. PEMBAHASAN

4.1 Potensi Kulit Jeruk Sebagai Alternatif Pengganti Bahan Bakar


Dalam kulit jeruk terdapat minyak atsiri yang mudah menguap. Selain itu, gas yang
terdapat dari kulit jeruk ini juga mudah terbakar. Dalam kondisi yang masih segar, peneliti
mencoba mengekstrak minyak atsiri dari kulit jeruk dengan cara distilasi. Hasilnya minyak
atsiri berhasil dipisahkan dari kulit jeruk namun masih bercampur dengan air dikarenakan
peneliti menggunakan air sebagai pelarutnya. Namun, dalam penelitian ini jumlah dari
minyak atsiri yang berhasil dipisahkan masih sangat sedikit yakni sekitar 2-3% dari 100 gram
kuit jeruk. Setelah didapatkan minyak atsirinya, peneliti mencoba untuk mengujinya dengan
cara dibakar menggunakan Bunsen,hasilnya yaitu nyala api yang terdapat pada Bunsen
menjadi lebih besar dan terdapat percikan-percikan disekitar nyala apinya.
Hal ini berarti bahwa minyak atsiri yang terkandung dalam kulit jeruk ini berpotensi
sebagai bahan bakar. Daya bakarnya cukup luar biasa, tanpa tambahan zat lain ataupun proses
lainnya. Gas ini telah menunjukkan bahwa minyak atsiri ini sangat berpotensi sebagai
alternatif pengganti bahan bakar fosil. Sebelumnya telah ada pihak yang mencoba mengkaji
tentang apa yang terkandung dalam kulit jeruk ini ternyata pada kulit jeruk mengandung atsiri
yang terdiri dari berbagai komponen seperti terpen, sesquiterpen, aldehida, ester dan sterol.
Minyak kulit jeruk dapat digunakan sebagai flavor terhadap produk minuman, kosmetika, dan

SMAI NFBS Serang


14

sanitari. Rincian komponen minyak kulit jeruk adalah sebagai berikut: limonen (94%), mirsen
(2%), llinalol (0,5%), oktanal (0,5%), dekanal (0,4%), sitronelal (0,1%), neral(0,1%),
geranial(0,1%), valensen(0,05%), ¬-sinnsial (0,02%), dan ¬- sinensial (0,01%).(Kresno Aji)
Dalam kulit jeruk terdapat minyak atsiri yang mudah menguap dan terbakar. Atas kondisi itu,
penulis berpendapat bahwa minyak atsiri dari kulit jeruk digolongkan lebih dekat sebagai gas.
Dari fakta ini sangat memungkinkan minyak atsiri pada kulit jeruk ini sebagai pengganti
bahan bakar fosil, namun sejauh ini penulis belum bias mengkaji lebih jauh untuk
memanfaatkan minyak atsiri ini sebagai pengganti bahan bakar fosil. Kemungkinannya sangat
dekat sekali minyak atsiri pada kulit jeruk sebagai alternatif pengganti bahan bakar fosil
karena daya bakarnya sangat luar biasa.

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penjelasan diatas maka penulis menyimpulkan bahwa minyak atsiri yang
terkandung dalam kulit jeruk memiliki potensi sebagai energi alternatif, karena minyak atsiri
dari kulit jeruk dapat dibakar bahkan menghasilkan daya bakar yang besar. Namun, untuk
saat ini penggunaan minyak atsiri dari kulit jeruk sebagai pengganti bahan bakar masih belum
ekonomis, karena belum ditemukan cara menghasilkan minyak atsiri dalam waktu cepat dan
dalam jumlah yang besar.

5.2 Saran

Hendaknya mengkaji lebih jauh bagaimana cara yang efektif untuk memisahkan air
dengan minyak atsiri yang tercampur agar bisa menghasilkan minyak atsiri dalam waktu yang
lebih singkat dan dengan jumlah yang lebih besar.

SMAI NFBS Serang


15

6. DAFTAR PUSTAKA

https://tutorialite.wordpress.com/2011/03/15/karya-ilmiah-potensi-kulit-jeruk-dijadikan-sebagai
alternatif-pengganti-bahan-bakar-fosil/ (diakses pada 17 Oktober 2017)

http://www.ristek.go.idhttp://www.citrus-indonesia.com, (diakses pada 24 Oktober 2017)

http://www.kalbar.go.idhttp://www.chem-is-try.org Sains (diakses pada 2 November 2017)

http://www.chem.cornell.edu/gc39 (diakses pada 24 November 2017)

Sasongko, T, dkk. 2003. Kimia SMA. Pabelan Cerdas Nusantara : Jakarta

SMAI NFBS Serang


16

7. LAMPIRAN FOTO PENELITIAN

7.1 Kulit Jeruk Sebelum di Ekstrak

7.2 Proses Distilasi

SMAI NFBS Serang

Anda mungkin juga menyukai