Sistem Sosial Budaya Mandar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Kebudayaan pada dasarnya telah ada semenjak hadirnya manusia pertama


dimuka bumi ini. Kebudayaan berfungsi memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik
yang bersifat supranatuaral maupun kebutuhan materil. Kebutuhan-kebutuhan
masyarakat tersebut untuk sebagian besar dipenihi oleh kebudayaan yang bersumber
dari masyarakat itu sendiri.Kebudayaan adalah sejumlah cita-cita, nilai, dan standar
prilaku yang didukung oleh sebagian warga masyarakat, sehingga dapat dikatakan
kebudayaan selalu pada setiap rumpun masyarakat di muka bumi. Meskipun
demikian penting untuk disadari bahwa semua itu bukan berarti keseragaman. Dalam
setiap masyarakat manusia, tedapat perbedaan-perbedaan kebudayaan khas dan
unik.kemudian kebudayaan dapat dipahami sebagi identitas suatu rumpun masyarakat
bersangkutan.
Mandar adalah nama suatu suku (etnis) yang terdapat di sulawesi selatan dan
nama budaya dalam Lembaga Budayaan Nasional dan Lembaga Pengkajian Budaya
Nasional. Diistilahkan sebagai etnis karena Mandar merupakan salah satu kelompok
etnis dari empat suku yang mendiami kawasan provinsi Sulawesi Selatan yakni etnis
Makassar (makasara’), etnis Bugis (ogi’), etnis Toraja (toraya). Pengelompokkan ini
dimaksudkan dalam suatu kelompok pengkajian yang disebut “lagaligologi”.
Mandar sesuai dengan makna kuantitas yang dikandung dalam konteks
geografis merupakan wilayah dari batas paku (wilayah polmas) sampai surename
(wilayah kabupaten mamuju). Akan tetapi dalam makna kualitas serta symbol dapat
kita batasi diri dalam lingkup kerajaan Balanipa sebagi peletak dasar pembangunan
kerajaan (landasan idial dan landasan structural), dan sebagai bapak perserikatan
seluruh kerajaan dalam wilayah mandar Pitu ulunna Salu dan Pitu
Ba’pana Binanga.Suku mandar adalah satu-satunya suku bahari dinusantara yang
berhadapan langsung dengan laut dalam, tanpa ada pulau yang bergugus.
1
Teknologi kelautan mereka sudah demikian sistematis, yang merupakan
warisan dari nenek moyang mereka. Mandar sebagai salah satu suku di sulawesi
selatan memiliki aneka ragam corak kebudayaan yang khas. Dengan kekhasan
kebudayaan mandar tersebut maka deskripsi suku mandar ini saya angkat dalam
makalah saya ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja yang menjadi alat-alat pada masyarakat mandar ?
2. Bagaimana teknologi yang ada pada masyarakat mandar ?

C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apa saja yang menjadi mata pencarian masyarakat mandar :

1. Untuk mengetahui alat-alat yang ada pada masyarakat mandar


2. Untuk mengetahui teknologi yang ada pada masyarat=kat mandar

D. MANFAAT

Untuk mengetahui seperti apa sistem Sosial Budaya mandar khususnya alat-
alat dan teknologi yang terdapat pada masyarakat mandar.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SISTEM SOSIAL BUDAYA


1. SISTEM

Sistem adalah istilah yang artinya menggabungkan, untuk mendirikan,


untuk menempatkan bersama. Sistem adalah kumpulan elemen berhubungan yang
menjadi kesatuan atau kebulatan yang kompleks. Sistem merupakan jarintan kerja
dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, untuk menjalankan fungsi
masing-masing untuk menghasilkan atau menyelesaikan sesuatu yang menjadi
sasaran bersama.

2. SOSIAL BUDAYA
Sosial menurut Lena Dominelli adalah bagian yang tidak utuh dari sebuah
hubungan manusia sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang
bersifat rapuh didalamnya.
Edward B. Tylor berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya termuat kepercayaan, pengetahuan, kesenian,
moral, adat istiadat, hukum, dan kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh
seseorang sebagai bagian dari masyarakat. Perubahan sosial budaya bisa terjadi
apabila satu kebudayaan melakukan kontak atau terjadi hubungan dengan
kebudayaan asing. Perubahan sosial budaya merupakan sebuah gejala
berubahnya struktur sosial dan juga pola budaya di dalam sebuah masyarakat.
Sistem Budaya merupakan bentuk abstrak dari kebudayaan.. Sistem
budaya merupakan ide dan gagasan manusia yang hidup bermasyarakat. Ide
manusia tersebut tidak terlepas melainkan berkaitan satu dengan lainnya dalam
sebuah sistem. Oleh karena itu sistem budaya adalah salah satu bagian dari

3
kebudayaan, yaitu adat istiadat yang didalamnya termasuk sistem norma, nilai
budaya, dan semua norma yang hidup dan berkembang di masyarakat.

Unsur-unsur Sistem Sosial Budaya


Sepuluh unsur sistem sosial menurut Alvin L. Bertrand
a. Perasaan (sentiment)
b. Keyakinan (pengetahuan)
c. Norma Tujuan
d. Tujuan
e. Tingkatan atau pangkat (rank) Status dan peranan
f. Status dan peranan
g. Sanksi
h. Kekuasaan atau pengaruh (power) Sanksi
i. Tekanan ketegangaan (stress strain)
j. Sarana atau fasilitas

Unsur Budaya menurut Bronislaw Malinowski


a. sistem norma sosial - yang memberikan kemungkinan kepada masyarakat
untuk bekerjasama dan menyesuaikan diri
b. organisasi ekonomi
c. alat atau Lembaga Pendidikan (Keluarga)
d. organisasi politik

Ciri Sistem Sosial adalah terbuka atau menerima unsur-unsur yang datang
dari luar. Hal ini menjadikan terjadinya jalinan antar unsur-unsur dan pertukaran
sistem sosial yang berasal dari luar(eksternal).

4
Proses-proses sistem sosial:
a. Komunikasi
b. Memelihara tapal batas
c. Penjalinan sistem
d. Sosialisasi
e. Pengawasan sosial
f. Pelembagaan
g. Perubahan social

Negara juga sangat memerhatikan kebudayaan terbukti dalam konstitusi


Indonesia UUD 1945 pasal 32 yang berbunyi

1. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia


dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya.
2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.

B. BUDAYA MANDAR

Suku Mandar adalah suku bangsa yang menempati wilayah Sulawesi


Barat, serta sebagian Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah Populasi Suku
Mandar dengan jumlah Signifikan juga dapat ditemui
diluar Sulawesi seperti Kalimantan Selatan, Kalimantan
Timur, Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Malaysia. Pada sensus penduduk
tahun 1980 didapati bahwa terdapat 300.000 orang Mandar di Sulawesi Selatan,
tetapi ini lebih menunjukkan jumlah penutur bahasa Mandar pada tahun itu
kabupaten Majene, Mamasa, dan Mamujupenutur bahasa Mandar juga banyak,
maka angkanya akan lebih dari 300.000 jiwa di tiga
kabupaten, Majene, Mamasa dan Mamuju pada waktu itu, karena sensus tahun
5
1980 menunjukkan jumlah
penduduk Majene 120.830, Mamasa360.384, Mamuju 99.796
sedangkan Makassar 709.000.

Mandar ialah suatu kesatuan etnis yang berada di Sulawesi Barat. Dulunya,
sebelum terjadi pemekaran wilayah, Mandar bersama dengan etnis Bugis,
Makassar, dan Toraja mewarnai keberagaman di Sulawesi Selatan. Meskipun
secara politis Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan diberi sekat, secara historis
dan kultural Mandar tetap terikat dengan “sepupu-sepupu” serumpunnya di
Sulawesi Selatan. Istilah Mandar merupakan ikatan persatuan antara tujuh
kerajaan di pesisir (Pitu Ba’ba’na Binanga) dan tujuh kerajaan di gunung (Pitu
Ulunna Salu). Keempat belas kekuatan ini saling melengkapi, “Sipamandar”
(menguatkan) sebagai satu bangsa melalui perjanjian yang disumpahkan oleh
leluhur mereka di Allewuang Batu di Luyo.

Rumah adat suku Mandar disebut Boyang. Perayaan-perayaan adat


diantaranya Sayyang Pattu'du (Kuda Menari), Passandeq (Mengarungi lautan
dengan cadik sandeq), Upacara adat suku Mandar , yaitu "mappandoe' sasi"
(bermandi laut). Makanan khas diantaranya Jepa, Pandeangang Peapi,
Banggulung Tapa.

Mandar dapat berarti tanah Mandar dapat juga berarti penduduk tanah
Mandar atau suku Mandar

Pada akhir abad 16 atau awal abad 17 negeri negeri Mandar menyatukan
diri menjadi sebuah negeri yang lebih besar, yaitu tanah Mandar yang terdiri dari
Pitu Ulunna Salu dan Pitu Babana Binanga, Pitu Babana Binanga lah yang
terkenal dengan armada laut Mandar dalam perang Gowa-Bone diabad ke17.

Suku Mandar terdiri atas 17 (kerajaan) kerajaan, 7 (tujuh) kerajaan (lebih


mirip republik konstitusional dimana pusat musyawarah ada di Mambi) hulu yang

6
disebut "Pitu Ulunna Salu", 7 (tujuh) kerajaan muara yang disebut "Pitu ba'bana
binanga" dan 3 (tiga) kerajaan yang bergelar "Kakaruanna Tiparittiqna Uhai".

Di kerajaan-kerajaan Hulu pandai akan kondisi pegunungan sedangkan


kerajaan-kerajaan Muara pandai akan kondisi lautan. Dengan batas-batas sebelah
selatan berbatasan dengan Kab. Pinrang, Sulawesi Selatan, sebelah timur
berbatasan dengan Kab. Toraja, Sulawesi Selatan, sebelah utara berbatasan
dengan Kota Palu, Sulawesi Tengah dan sebelah barat dengan selat Makassar.

Sepanjang sejarah kerajaan-kerajaan di Mandar, telah banyak melahirkan


tokoh-tokoh pejuang dalam mempertahankan tanah melawan
penjajahan VOC,Belanda seperti: Imaga Daeng Rioso, Puatta i sa'adawang,
Maradia Banggae, Ammana iwewang, Andi Depu, meskipun pada akhirnya
wilayah Mandar berhasil direbut oleh Belanda.

Dari semangat suku Mandar yang disebut semangat "Assimandarang"


sehingga pada tahun 2004 wilayah Mandar menjadi salah satu provinsi yang ada
di Indonesia yaitu provinsi Sulawesi Barat.

C. SISTEM PERALATAN HIDUP DAN SISTEM TEKNOLOGI


MASYARAKAT MANDAR
1. Jenis Alat-Alat Tradisional
a. Alat-alat Produktif
1) Alat-alat bertani
2) Alat-alat mengolah padi
3) Alat-alat mengolah sagu
4) Alat-alat untuk mengolah kopra
5) Alat Bantu untuk Mapparondong
6) Alat-alat untuk beternak
7) Alat-alat untuk menangkap ikan
7
8) Alat-alat tenun.
9) Alat-alat dapur atau memasak
10) Alat-alat membuat dan menyalakan api
11) Alat bantu mendirikan rumah
12) Alat-alat menganyam
13) Alat-alat pertukangan
14) Alat-alat Senjata
15) Wadah
16) Alat-alat Upacara
17) Alat-alat Kesenian
18) Alat-alat Transport di darat maupun di air

b. pola perkampungan

Seperti daerahh-daerah lainnya, letak perkampungan mandar selalu


memperhatikan arah mata angin, yaitu timur, barat, utara dan selatan.
Mungkin karena keempat arah mata angin tersebut mempunyai arti
falsafahmya tersendiri.

Untuk orang mandar, arah timur merupakan pilihan. Arah dimana


matahari terbit atau menghadap legenda sumber mata pencaharian seperti
sungai dan laut. Ini sesuai tradisi nenek motang mereka. Yang membuat
perkampungan dari perhitungan dan pertimbangan menurut kepentingan
hidup.

Letak-letak rumah merupakan kelompok bentuk perkampungan. Ada


yang seperti bentuk bulat, bulat panjang dan ada yang berjejer mengikuti jalan
setapak, dengan pusat perkampungan pasar dan mesjid.

8
Tapi untuk saat ini letak-letak rumah sudah teratur. Di sesuaikan oleh
pola perkampungan masyarakat desa.

c. Rumah to mandar

Yang unik dari rumah orang mandar yaitu latar belakang


pandanganhidup mereka mengenai rumah. Rumah to mandar mempunyai 3
tingkatan

1) Bagian atas disebut atapan (rankkeang, loteng) berfungsi sebagai tempat


penyimpanan padi(lumbung padi) atau tempat penyimpanan makanan
lainnya seperti jagung dan kacang-kacangan.
2) Bagian kedua di sebut alawe boyang/ ruang atau boyang/samboyang
berfungsi sebagai tempat tinggal anggota-anggota keluarga.
3) Bagian bawah yang disebut naung boyang (bawah rumah) berfungsi
sebagai tempat hewan-hewan peliharaan seperti kerbau, sapi, kambing,
ayam, dan anjing.

Berbentuk segi empat dibentuk dan di bangun mengikuti model kosmos.


Sesuai kepercayaan mereka bahwa alam raya (makro kosmos) tersusun dari 3
tingkatan, yaitu alam atas atau banua atas, batua tengah dan banua bawah.
Pola umum bentuk rumah-rumah mandar adalah alawe boyang yang
terdiri dari 3 lowang (ruang). Ruang depan yan berfungsi sebagai tempat
tamu-tamu, ruang tengah yang berfungsi sebagai tempat kepala keluarga dan
ruang belakang yang berfungsi sebagai tempat gadis-gadis atau anggota
keluarga wanita.

9
Untuk melihat siapa penghuni rumahnya kita bisa melihat bagian muka
dan belakang pada puncak rumah yang berbentuk segitiga yang di sebut
tumba'layar. Jika tumba'layarnya bersusun empat makan itu adalah rumah
raja. Bila bersusun 3 itu rumah bangsawan.
Demikian tangga jika induk tangga (palalang) 2 buah memakai
pembulossorang yang menunjukan rumah raja atau bangsawan. Rumah orang
biasa tidak mempunyai pembulossorang anak tangga selalu ganjil yaitu 5,7,9
dan seterusnya.

d. Makanan dan minuman to mandar


Makanan pokok orang mandar adalah beras dan jagung. Makanan
tambahan adalah ubi kayu (lame ayu), ubi jalar (kandoro dan lame), pisang,
kacang tanah, kacang hijau dan sebagainya
Minuman yang di sukai yaitu :
 indu' mammis atau manyang manis (tuak manis)
 sara'ba (sejenis minuman yang di buat dari gula merah di masak
bersama dengan jahe).
makanan khusus berupa kue-kue :
 golla kambu
 putu-putu manyang
 Paranggi
 tetu'
 Bikang
 Katirimandi
 Jepa
 Luwu
 sari manis
 Baye

10
 Dodor
 Sokkol
 Cucur
 buah sappang
 bu'us-bu'us
 Dadar
 cucur tallo
 sirikaya loka sari
 baruas dan sebagainya.

e. Pakaian adat dan perhiasan

Pakaian adat suku mandar adalah baju pokko, baju boko dengan lapisan sa'be
mandar. Baju pokko dipakai oleh para gadis remaja, motif dan warna tergantung pada
selera pemakainya. Dengan bentuk : memakai lengan yang panjangnya kira-kira 5cm
di bawah siku lengan, memakai kerah atau leher, tempat kancing atau patto'do di
depan tepat di tengah dada bawah.

Baju boko dipakai oleh perempuan yang sudah bersuami dibuat dari kain sutra
yang tidak bermotif dan warna baju boko tergantung pula pada selera pemakainya.
Tetapi warna baju boko yang populer saat ini adalah warna putih dan biru. Baju boko
tidak memakai lengan (bentuknya segi empat), lubang untuk memasukan kepala
terdapat di bagian atas depan,tidak mempunyai pinggang (lurus ke bawah), sisi
samping di jahit sebelah menyebelah kecuali bagian lengan untuk memasukan tangan
dan tidak pernah memakai kerah.

Baju boko ratte adalah baju boko yang di tambah asesoris berupa kalung. Baju
ini di pakai oleh pengantin perempuan mandar.

11
Sarung sutra (lipa' sa'be mandar), di tenun dari benang sutra dengan berbagai
corak (sure') diantaranya : sure' ganttung layar, ringgi, beru-beru, tunggeng, tujuh
sappulo, pangulu, panglu padang, padhadha, mara'diah, salaka, puang lembang.
Selain corak diatas , kini para penenun sutra mandar telah menemun corak kreasi baru
seperti sure' parabola, megawati dan gus dur. Di pakai untuk upacara tradisional.
pakaian pengantin laki-laki didaerah mandar terdiri dari passigar dan pa'jas tutup.
Pakaian passigar terdiri dari sigar (tutup kepala), baju kemeja, badawara (kain tutup
bahu), dan lipa'ratte dipakai oleh para keturunan bangsawan raja. Dan pakaian pa'jas
tutup terdiri dari sokko biring, jas tutup, celana alang, dan lipa' sa'be sure'
pangulu/pangulu padang dipakai oleh kaum bangsawan adat.

12
BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Sistem peralatan hidup dan Teknologi Suku Mandar

1. Jenis Alat-Alat Tradisional

a. Alat-alat Produktif

1) Alat-alat bertani

 Uwase (kapak besar)

 bacci (kapak kecil)

 kowik passembaq (parang)

 pambuar (tual)

 peduiq (linggis)

 sodo (sodo)

 basse (pengikat padi)

 joppa (pemikul padi)

 pewulle (pemikul)

 kandao (sabit)

 daqala (bajak)

 raqapang (ani-ani).

13
2) Alat-alat mengolah padi

 Palungang (lesung panjang)

 issung (lessung)

 parridiq (alu)

 tappiang (tampi)

 Galeong (ayak besar)

3) Alat-alat mengolah sagu

 Passulung (alat pembelah batang)

 lakung (pemukul)

 saringang (alat untuk menyaring sagu)

 sakung (alat untuk menghancurkan sagu dari batangnya)

 balanu (uncak)

4) Alat-alat untuk mengolah kopra

 Endeq (tangga)

 kowiq (parang)

 passukkeang (alat untuk mengupas kulit kelapa)

 panisi (alat untuk mengeluarkan gading kelapa dari tempurung).

5) Alat-alat untuk berburu

 Doe (tombak)

14
 marepeq masandeq (bambu runcing)

 kowiq (parang).

6) Alat Bantu untuk Mapparondong Lopi (menurunkan dan menaikkan


perahu).

 Pallaga seqde (penopang samping)

 paqdisang (pengganjal bagian bawah)

 sambeta (kayu penopang kiri-kanan)

 kalandada (kayu melintang bagian bawah)

 landurang (rel roda)

 kaqjoliq (roda)

 gulang (tali-temali).

7) Alat-alat untuk beternak

 Pattoq (tiang tambatan)

 gulang (tali)

 kaleqer (cincin hidung kerbau atau sapi)

 tallotong (alat mengikat kambing)

 balanu (uncak).

8) Alat-alat untuk menangkap ikan

 Bandoang (kail)

 tuluq (tali pancing)


15
 parrittaq (pancing untuk menangkap cumi-cumi)

 ladung (alat pemberat pancing)

 dapoq, buaro, dao-dao, lawaq (keramba)

 banding, panabe, jarring (alat penangkap ikan yang ditenun dari bahan
serat tumbuh-tumbuhan)

 pukaq (pukat).

9) Alat-alat tenun.

 Cca, pamaluq, passa, talutang, awerang, balida, pattanraq, aleq, saqar,


patakko, palapa, bitting kolliq, kolliq, toraq, pallossorang,
pappamalinang, sissir daiq, (kesemuanya adalah alat untuk menenun)

 unusang roeng, galenrong, pappamalinang, ayungang, (alat untuk


mengolah sutera)

 sautang (tempat membuat lungsing)

 balaqbaq (contoh corak).

10) Alat-alat dapur atau memasak

 Dapurang (dapur)

 patuapi (para-para)

 pallu (tempat belanga atau kuali dijerang)

 laliang (tungku)

 pattapang (anglo)

 talongngeq (semblokan)
16
 panasil (pangganjal)

 balenga (belanga)

 towang (tempat beras)

 gusi (tempayan)

 cibor (alat menimba air dari tempayan)

 suger (sendok nasi)

 sekor (gayung)

 sipiq (sepit)

 tulilling (embusan api)

 jepang (alat membuat jepa)

 kukusan, tapis (tapisan)

 paruq (parut)

 pekelluq (kukuran kelapa).

11) Alat-alat membuat dan menyalakan api

 Manggeseq (alat untuk membuat api dari bamboo)

 tulilling (alat menyalakan api ari bamboo bulat dan ini khusus dipakai
menempa oleh pandai besi).

12) Alat bantu mendirikan rumah

 Pappeuma (alat untuk penegak)

 jakaq (alat penopang)


17
 gulang (tali)

 lakung (alat pemukul)

 pattuas (pengungkit).

13) Alat-alat menganyam

 Kowiq-kowiq (pisau)

 pangarruq (pisau raut)

 pandarris (alat untuk meraut)

 panetteq (alat untuk merapatkan).

14) Alat-alat pertukangan

 Guma kattang (gagang ketam)

 palu, paeq (pahat)

 kettang (kettam)

 petuttuq paeq (palu pahat)

 lakung (palu besar)

 bassiq (pelurus)

 Soqolo (pelurus)

 bangko pakkattangang (kuda-kuda)

 passangerang (batu asah)

 garagaji (gergaji)

18
 gorogori (pelubang)

 seqo-seqong (engkol)

 batu toying (batu apung untuk menghaluskan barang yang telah dibuat).

15) Alat-alat Senjata

 Gayang (keris)

 doe (tombak)

 badiq (badik)

 jambia (belati)

 kanda wulo (parang panjang)

 suppiq (sumpit)

16) Wadah

 Bakuq (bakul)

 karajing (keranjang)

 tedaq dan rakkiq (empat bahan makanan)

 tappiang (tampi)

 katoang (tempat air)

 bokki (alat mengambil air dari tanah liat)

 patti (peti)

 basung (tempat menyimpan pancing/alat perikanan).

19
17) Alat-alat Upacara

 Pappeundungang (pedupaan)

 barang kuningan yang khusus dibeli seperti pamenangang, tuquduang,


rattiga, cepe-ceper, kapar jarangang, kappar (baki)

 laqlang (payung).

18) Alat-alat Kesenian

 Alat yang dipetik (kacaping, sattung)

 Alat yang ditiup (suling, keke)

 Alat yang digesek (gesoq)

 Alat yang dipukulkan (jarumbing)

 Alat yang dipukul (calong, katto-kattoq)

 ganrang (gendang)

 Yang dibeli dari luar, gong, tawaq-tawaq.

19) Alat-alat Transport

Alat transport di darat :

 tekek alat pikulan pada kua kolong (terompah)

 bakuq (alat menjunjung)

 lembar (alat pikulan di bahu)

 koroba (alat kendaraan yang ditarik kerbau atau sapi)

 bendi (alat kendaraan yang ditarik oleh kuda).


20
Alat transport di sungai misalnya :

 rakiq (rakit)

 lepa-lepa (sampan)

 alat-alat transport di laut adalah berbagai macam type dan jenis Perahu

B. pola perkampungan

Seperti daerahh-daerah lainnya, letak perkampungan mandar selalu


memperhatikan arah mata angin, yaitu timur, barat, utara dan selatan. Mungkin
karena keempat arah mata angin tersebut mempunyai arti falsafahmya tersendiri.

Untuk orang mandar, arah timur merupakan pilihan. Arah dimana matahari terbit
atau menghadap legenda sumber mata pencaharian seperti sungai dan laut. Ini sesuai
tradisi nenek motang mereka. Yang membuat perkampungan dari perhitungan dan
pertimbangan menurut kepentingan hidup.

Letak-letak rumah merupakan kelompok bentuk perkampungan. Ada yang


seperti bentuk bulat, bulat panjang dan ada yang berjejer mengikuti jalan setapak,
dengan pusat perkampungan pasar dan mesjid.

Tapi untuk saat ini letak-letak rumah sudah teratur. Di sesuaikan oleh pola
perkampungan masyarakat desa.

C. Rumah to mandar

Yang unik dari rumah orang mandar yaitu latar belakang pandangan hidup
mereka mengenai rumah. Rumah to mandar mempunyai 3 tingkatan

1. Bagian atas disebut atapan (rankkeang, loteng) berfungsi sebagai tempat


penyimpanan padi(lumbung padi) atau tempat penyimpanan makanan lainnya
seperti jagung dan kacang-kacangan.

21
2. Bagian kedua di sebut alawe boyang/ ruang atau boyang/samboyang berfungsi
sebagai tempat tinggal anggota-anggota keluarga.

3. Bagian bawah yang disebut naung boyang (bawah rumah) berfungsi sebagai
tempat hewan-hewan peliharaan seperti kerbau, sapi, kambing, ayam, dan anjing.

Berbentuk segi empat dibentuk dan di bangun mengikuti model kosmos.


Sesuai kepercayaan mereka bahwa alam raya (makro kosmos) tersusun dari 3
tingkatan, yaitu alam atas atau banua atas, batua tengah dan banua bawah.

Pola umum bentuk rumah-rumah mandar adalah alawe boyang yang terdiri
dari 3 lowang (ruang). Ruang depan yan berfungsi sebagai tempat tamu-tamu, ruang
tengah yang berfungsi sebagai tempat kepala keluarga dan ruang belakang yang
berfungsi sebagai tempat gadis-gadis atau anggota keluarga wanita.

Untuk melihat siapa penghuni rumahnya kita bisa melihat bagian muka dan
belakang pada puncak rumah yang berbentuk segitiga yang di sebut tumba'layar. Jika
tumba'layarnya bersusun empat makan itu adalah rumah raja. Bila bersusun 3 itu
rumah bangsawan.

Demikian tangga jika induk tangga (palalang) 2 buah memakai


pembulossorang yang menunjukan rumah raja atau bangsawan. Rumah orang biasa
tidak mempunyai pembulossorang anak tangga selalu ganjil yaitu 5,7,9 dan
seterusnya.

D. Makanan dan minuman to mandar

Makanan pokok orang mandar adalah beras dan jagung. Makanan tambahan
adalah ubi kayu (lame ayu), ubi jalar (kandoro dan lame), pisang, kacang
tanah, kacang hijau dan sebagainya

Minuman yang di sukai yaitu :

22
 indu' mammis atau manyang manis (tuak manis)

 sara'ba (sejenis minuman yang di buat dari gula merah di masak bersama dengan
jahe).

makanan khusus berupa kue-kue :

 golla kambu

 putu-putu manyang

 Paranggi

 tetu'

 Bikang

 Katirimandi

 Jepa

 Luwu

 sari manis

 Baye

 Dodor

 Sokkol

 Cucur

 buah sappang

 bu'us-bu'us

 Dadar
23
 cucur tallo

 sirikaya loka sari

 baruas dan sebagainya.

E. Pakaian adat dan perhiasan

Pakaian adat suku mandar adalah baju pokko, baju boko dengan lapisan sa'be
mandar. Baju pokko dipakai oleh para gadis remaja, motif dan warna tergantung pada
selera pemakainya. Dengan bentuk : memakai lengan yang panjangnya kira-kira 5cm
di bawah siku lengan, memakai kerah atau leher, tempat kancing atau patto'do di
depan tepat di tengah dada bawah.

Baju boko dipakai oleh perempuan yang sudah bersuami dibuat dari kain sutra
yang tidak bermotif dan warna baju boko tergantung pula pada selera pemakainya.
Tetapi warna baju boko yang populer saat ini adalah warna putih dan biru. Baju boko
tidak memakai lengan (bentuknya segi empat), lubang untuk memasukan kepala
terdapat di bagian atas depan,tidak mempunyai pinggang (lurus ke bawah), sisi
samping di jahit sebelah menyebelah kecuali bagian lengan untuk memasukan tangan
dan tidak pernah memakai kerah.

Baju boko ratte adalah baju boko yang di tambah asesoris berupa kalung. Baju
ini di pakai oleh pengantin perempuan mandar.

Sarung sutra (lipa' sa'be mandar), di tenun dari benang sutra dengan berbagai
corak (sure') diantaranya : sure' ganttung layar, ringgi, beru-beru, tunggeng, tujuh
sappulo, pangulu, panglu padang, padhadha, mara'diah, salaka, puang lembang.
Selain corak diatas , kini para penenun sutra mandar telah menemun corak kreasi baru
seperti sure' parabola, megawati dan gus dur. Di pakai untuk upacara tradisional.
pakaian pengantin laki-laki didaerah mandar terdiri dari passigar dan pa'jas tutup.
24
Pakaian passigar terdiri dari sigar (tutup kepala), baju kemeja, badawara (kain tutup
bahu), dan lipa'ratte dipakai oleh para keturunan bangsawan raja. Dan pakaian pa'jas
tutup terdiri dari sokko biring, jas tutup, celana alang, dan lipa' sa'be sure'
pangulu/pangulu padang dipakai oleh kaum bangsawan adat.

25
BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

Kebudayaan pada dasarnya telah ada semenjak hadirnya manusia pertama


dimuka bumi ini. Kebudayaan berfungsi memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik
yang bersifat supranatuaral maupun kebutuhan materil. Kebutuhan-kebutuhan
masyarakat tersebut untuk sebagian besar dipenihi oleh kebudayaan yang bersumber
dari masyarakat itu sendiri.Kebudayaan adalah sejumlah cita-cita, nilai, dan standar
prilaku yang didukung oleh sebagian warga masyarakat, sehingga dapat dikatakan
kebudayaan selalu pada setiap rumpun masyarakat di muka bumi. Meskipun
demikian penting untuk disadari bahwa semua itu bukan berarti keseragaman. Dalam
setiap masyarakat manusia, tedapat perbedaan-perbedaan kebudayaan khas dan
unik.kemudian kebudayaan dapat dipahami sebagi identitas suatu rumpun masyarakat
bersangkutan.

Mandar adalah nama suatu suku (etnis) yang terdapat di sulawesi selatan dan
nama budaya dalam Lembaga Budayaan Nasional dan Lembaga Pengkajian Budaya
Nasional. Diistilahkan sebagai etnis karena Mandar merupakan salah satu kelompok
etnis dari empat suku yang mendiami kawasan provinsi Sulawesi Selatan yakni etnis
Makassar (makasara’), etnis Bugis (ogi’), etnis Toraja (toraya). Pengelompokkan ini
dimaksudkan dalam suatu kelompok pengkajian yang disebut “lagaligologi”.

26
DAFTAR PUSTAKA

Matulada, Prof. DR. H.A, 1998. Sejarah, Masyarakat, dan Kebudayaan Sulsel,
Hasanuddin university Press.

Koentjarinigrat. 2010. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.

Jakarta:DjembatanKoentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat.


Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama

27
LAMPIRAN

Gambar 1 : benda-benda yang harus dibawa dalam mengantar pengantin pria


ke rumah pengantin perempuan untuk dinikahi

Gambar 2 : pa’epeang (pemerah)

28
Gambar 3 : panette (pembuat sarung sutera mandar )

Gambar 4 : galendrong

29
Gambar 5 : lonjong

Gambar 6 : pattora dan pedhui

30
Gambar 7 : peralatan pembuatan minyak kelapa tradisional

Gambar 8 : pasa’ dan kowi’-kowi’

31
Gambar 9 : doe

Gambar 10 : peralatan pandai besi (pattappa bassi)

32
Gambar 11 : bendi

Gambar 12 : pa’annang andeang

33
Gambar 13 : alat-alat dapur

Gambar 14 : mesin jahit tangan

34

Anda mungkin juga menyukai