Sistem Sosial Budaya Mandar
Sistem Sosial Budaya Mandar
Sistem Sosial Budaya Mandar
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja yang menjadi alat-alat pada masyarakat mandar ?
2. Bagaimana teknologi yang ada pada masyarakat mandar ?
C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apa saja yang menjadi mata pencarian masyarakat mandar :
D. MANFAAT
Untuk mengetahui seperti apa sistem Sosial Budaya mandar khususnya alat-
alat dan teknologi yang terdapat pada masyarakat mandar.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. SOSIAL BUDAYA
Sosial menurut Lena Dominelli adalah bagian yang tidak utuh dari sebuah
hubungan manusia sehingga membutuhkan pemakluman atas hal-hal yang
bersifat rapuh didalamnya.
Edward B. Tylor berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya termuat kepercayaan, pengetahuan, kesenian,
moral, adat istiadat, hukum, dan kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh
seseorang sebagai bagian dari masyarakat. Perubahan sosial budaya bisa terjadi
apabila satu kebudayaan melakukan kontak atau terjadi hubungan dengan
kebudayaan asing. Perubahan sosial budaya merupakan sebuah gejala
berubahnya struktur sosial dan juga pola budaya di dalam sebuah masyarakat.
Sistem Budaya merupakan bentuk abstrak dari kebudayaan.. Sistem
budaya merupakan ide dan gagasan manusia yang hidup bermasyarakat. Ide
manusia tersebut tidak terlepas melainkan berkaitan satu dengan lainnya dalam
sebuah sistem. Oleh karena itu sistem budaya adalah salah satu bagian dari
3
kebudayaan, yaitu adat istiadat yang didalamnya termasuk sistem norma, nilai
budaya, dan semua norma yang hidup dan berkembang di masyarakat.
Ciri Sistem Sosial adalah terbuka atau menerima unsur-unsur yang datang
dari luar. Hal ini menjadikan terjadinya jalinan antar unsur-unsur dan pertukaran
sistem sosial yang berasal dari luar(eksternal).
4
Proses-proses sistem sosial:
a. Komunikasi
b. Memelihara tapal batas
c. Penjalinan sistem
d. Sosialisasi
e. Pengawasan sosial
f. Pelembagaan
g. Perubahan social
B. BUDAYA MANDAR
Mandar ialah suatu kesatuan etnis yang berada di Sulawesi Barat. Dulunya,
sebelum terjadi pemekaran wilayah, Mandar bersama dengan etnis Bugis,
Makassar, dan Toraja mewarnai keberagaman di Sulawesi Selatan. Meskipun
secara politis Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan diberi sekat, secara historis
dan kultural Mandar tetap terikat dengan “sepupu-sepupu” serumpunnya di
Sulawesi Selatan. Istilah Mandar merupakan ikatan persatuan antara tujuh
kerajaan di pesisir (Pitu Ba’ba’na Binanga) dan tujuh kerajaan di gunung (Pitu
Ulunna Salu). Keempat belas kekuatan ini saling melengkapi, “Sipamandar”
(menguatkan) sebagai satu bangsa melalui perjanjian yang disumpahkan oleh
leluhur mereka di Allewuang Batu di Luyo.
Mandar dapat berarti tanah Mandar dapat juga berarti penduduk tanah
Mandar atau suku Mandar
Pada akhir abad 16 atau awal abad 17 negeri negeri Mandar menyatukan
diri menjadi sebuah negeri yang lebih besar, yaitu tanah Mandar yang terdiri dari
Pitu Ulunna Salu dan Pitu Babana Binanga, Pitu Babana Binanga lah yang
terkenal dengan armada laut Mandar dalam perang Gowa-Bone diabad ke17.
6
disebut "Pitu Ulunna Salu", 7 (tujuh) kerajaan muara yang disebut "Pitu ba'bana
binanga" dan 3 (tiga) kerajaan yang bergelar "Kakaruanna Tiparittiqna Uhai".
b. pola perkampungan
8
Tapi untuk saat ini letak-letak rumah sudah teratur. Di sesuaikan oleh
pola perkampungan masyarakat desa.
c. Rumah to mandar
9
Untuk melihat siapa penghuni rumahnya kita bisa melihat bagian muka
dan belakang pada puncak rumah yang berbentuk segitiga yang di sebut
tumba'layar. Jika tumba'layarnya bersusun empat makan itu adalah rumah
raja. Bila bersusun 3 itu rumah bangsawan.
Demikian tangga jika induk tangga (palalang) 2 buah memakai
pembulossorang yang menunjukan rumah raja atau bangsawan. Rumah orang
biasa tidak mempunyai pembulossorang anak tangga selalu ganjil yaitu 5,7,9
dan seterusnya.
10
Dodor
Sokkol
Cucur
buah sappang
bu'us-bu'us
Dadar
cucur tallo
sirikaya loka sari
baruas dan sebagainya.
Pakaian adat suku mandar adalah baju pokko, baju boko dengan lapisan sa'be
mandar. Baju pokko dipakai oleh para gadis remaja, motif dan warna tergantung pada
selera pemakainya. Dengan bentuk : memakai lengan yang panjangnya kira-kira 5cm
di bawah siku lengan, memakai kerah atau leher, tempat kancing atau patto'do di
depan tepat di tengah dada bawah.
Baju boko dipakai oleh perempuan yang sudah bersuami dibuat dari kain sutra
yang tidak bermotif dan warna baju boko tergantung pula pada selera pemakainya.
Tetapi warna baju boko yang populer saat ini adalah warna putih dan biru. Baju boko
tidak memakai lengan (bentuknya segi empat), lubang untuk memasukan kepala
terdapat di bagian atas depan,tidak mempunyai pinggang (lurus ke bawah), sisi
samping di jahit sebelah menyebelah kecuali bagian lengan untuk memasukan tangan
dan tidak pernah memakai kerah.
Baju boko ratte adalah baju boko yang di tambah asesoris berupa kalung. Baju
ini di pakai oleh pengantin perempuan mandar.
11
Sarung sutra (lipa' sa'be mandar), di tenun dari benang sutra dengan berbagai
corak (sure') diantaranya : sure' ganttung layar, ringgi, beru-beru, tunggeng, tujuh
sappulo, pangulu, panglu padang, padhadha, mara'diah, salaka, puang lembang.
Selain corak diatas , kini para penenun sutra mandar telah menemun corak kreasi baru
seperti sure' parabola, megawati dan gus dur. Di pakai untuk upacara tradisional.
pakaian pengantin laki-laki didaerah mandar terdiri dari passigar dan pa'jas tutup.
Pakaian passigar terdiri dari sigar (tutup kepala), baju kemeja, badawara (kain tutup
bahu), dan lipa'ratte dipakai oleh para keturunan bangsawan raja. Dan pakaian pa'jas
tutup terdiri dari sokko biring, jas tutup, celana alang, dan lipa' sa'be sure'
pangulu/pangulu padang dipakai oleh kaum bangsawan adat.
12
BAB III
HASIL PENELITIAN
a. Alat-alat Produktif
1) Alat-alat bertani
pambuar (tual)
peduiq (linggis)
sodo (sodo)
pewulle (pemikul)
kandao (sabit)
daqala (bajak)
raqapang (ani-ani).
13
2) Alat-alat mengolah padi
issung (lessung)
parridiq (alu)
tappiang (tampi)
lakung (pemukul)
balanu (uncak)
Endeq (tangga)
kowiq (parang)
Doe (tombak)
14
marepeq masandeq (bambu runcing)
kowiq (parang).
kaqjoliq (roda)
gulang (tali-temali).
gulang (tali)
balanu (uncak).
Bandoang (kail)
banding, panabe, jarring (alat penangkap ikan yang ditenun dari bahan
serat tumbuh-tumbuhan)
pukaq (pukat).
9) Alat-alat tenun.
Dapurang (dapur)
patuapi (para-para)
laliang (tungku)
pattapang (anglo)
talongngeq (semblokan)
16
panasil (pangganjal)
balenga (belanga)
gusi (tempayan)
sekor (gayung)
sipiq (sepit)
paruq (parut)
tulilling (alat menyalakan api ari bamboo bulat dan ini khusus dipakai
menempa oleh pandai besi).
pattuas (pengungkit).
Kowiq-kowiq (pisau)
kettang (kettam)
bassiq (pelurus)
Soqolo (pelurus)
garagaji (gergaji)
18
gorogori (pelubang)
seqo-seqong (engkol)
batu toying (batu apung untuk menghaluskan barang yang telah dibuat).
Gayang (keris)
doe (tombak)
badiq (badik)
jambia (belati)
suppiq (sumpit)
16) Wadah
Bakuq (bakul)
karajing (keranjang)
tappiang (tampi)
patti (peti)
19
17) Alat-alat Upacara
Pappeundungang (pedupaan)
laqlang (payung).
ganrang (gendang)
rakiq (rakit)
lepa-lepa (sampan)
alat-alat transport di laut adalah berbagai macam type dan jenis Perahu
B. pola perkampungan
Untuk orang mandar, arah timur merupakan pilihan. Arah dimana matahari terbit
atau menghadap legenda sumber mata pencaharian seperti sungai dan laut. Ini sesuai
tradisi nenek motang mereka. Yang membuat perkampungan dari perhitungan dan
pertimbangan menurut kepentingan hidup.
Tapi untuk saat ini letak-letak rumah sudah teratur. Di sesuaikan oleh pola
perkampungan masyarakat desa.
C. Rumah to mandar
Yang unik dari rumah orang mandar yaitu latar belakang pandangan hidup
mereka mengenai rumah. Rumah to mandar mempunyai 3 tingkatan
21
2. Bagian kedua di sebut alawe boyang/ ruang atau boyang/samboyang berfungsi
sebagai tempat tinggal anggota-anggota keluarga.
3. Bagian bawah yang disebut naung boyang (bawah rumah) berfungsi sebagai
tempat hewan-hewan peliharaan seperti kerbau, sapi, kambing, ayam, dan anjing.
Pola umum bentuk rumah-rumah mandar adalah alawe boyang yang terdiri
dari 3 lowang (ruang). Ruang depan yan berfungsi sebagai tempat tamu-tamu, ruang
tengah yang berfungsi sebagai tempat kepala keluarga dan ruang belakang yang
berfungsi sebagai tempat gadis-gadis atau anggota keluarga wanita.
Untuk melihat siapa penghuni rumahnya kita bisa melihat bagian muka dan
belakang pada puncak rumah yang berbentuk segitiga yang di sebut tumba'layar. Jika
tumba'layarnya bersusun empat makan itu adalah rumah raja. Bila bersusun 3 itu
rumah bangsawan.
Makanan pokok orang mandar adalah beras dan jagung. Makanan tambahan
adalah ubi kayu (lame ayu), ubi jalar (kandoro dan lame), pisang, kacang
tanah, kacang hijau dan sebagainya
22
indu' mammis atau manyang manis (tuak manis)
sara'ba (sejenis minuman yang di buat dari gula merah di masak bersama dengan
jahe).
golla kambu
putu-putu manyang
Paranggi
tetu'
Bikang
Katirimandi
Jepa
Luwu
sari manis
Baye
Dodor
Sokkol
Cucur
buah sappang
bu'us-bu'us
Dadar
23
cucur tallo
Pakaian adat suku mandar adalah baju pokko, baju boko dengan lapisan sa'be
mandar. Baju pokko dipakai oleh para gadis remaja, motif dan warna tergantung pada
selera pemakainya. Dengan bentuk : memakai lengan yang panjangnya kira-kira 5cm
di bawah siku lengan, memakai kerah atau leher, tempat kancing atau patto'do di
depan tepat di tengah dada bawah.
Baju boko dipakai oleh perempuan yang sudah bersuami dibuat dari kain sutra
yang tidak bermotif dan warna baju boko tergantung pula pada selera pemakainya.
Tetapi warna baju boko yang populer saat ini adalah warna putih dan biru. Baju boko
tidak memakai lengan (bentuknya segi empat), lubang untuk memasukan kepala
terdapat di bagian atas depan,tidak mempunyai pinggang (lurus ke bawah), sisi
samping di jahit sebelah menyebelah kecuali bagian lengan untuk memasukan tangan
dan tidak pernah memakai kerah.
Baju boko ratte adalah baju boko yang di tambah asesoris berupa kalung. Baju
ini di pakai oleh pengantin perempuan mandar.
Sarung sutra (lipa' sa'be mandar), di tenun dari benang sutra dengan berbagai
corak (sure') diantaranya : sure' ganttung layar, ringgi, beru-beru, tunggeng, tujuh
sappulo, pangulu, panglu padang, padhadha, mara'diah, salaka, puang lembang.
Selain corak diatas , kini para penenun sutra mandar telah menemun corak kreasi baru
seperti sure' parabola, megawati dan gus dur. Di pakai untuk upacara tradisional.
pakaian pengantin laki-laki didaerah mandar terdiri dari passigar dan pa'jas tutup.
24
Pakaian passigar terdiri dari sigar (tutup kepala), baju kemeja, badawara (kain tutup
bahu), dan lipa'ratte dipakai oleh para keturunan bangsawan raja. Dan pakaian pa'jas
tutup terdiri dari sokko biring, jas tutup, celana alang, dan lipa' sa'be sure'
pangulu/pangulu padang dipakai oleh kaum bangsawan adat.
25
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Mandar adalah nama suatu suku (etnis) yang terdapat di sulawesi selatan dan
nama budaya dalam Lembaga Budayaan Nasional dan Lembaga Pengkajian Budaya
Nasional. Diistilahkan sebagai etnis karena Mandar merupakan salah satu kelompok
etnis dari empat suku yang mendiami kawasan provinsi Sulawesi Selatan yakni etnis
Makassar (makasara’), etnis Bugis (ogi’), etnis Toraja (toraya). Pengelompokkan ini
dimaksudkan dalam suatu kelompok pengkajian yang disebut “lagaligologi”.
26
DAFTAR PUSTAKA
Matulada, Prof. DR. H.A, 1998. Sejarah, Masyarakat, dan Kebudayaan Sulsel,
Hasanuddin university Press.
27
LAMPIRAN
28
Gambar 3 : panette (pembuat sarung sutera mandar )
Gambar 4 : galendrong
29
Gambar 5 : lonjong
30
Gambar 7 : peralatan pembuatan minyak kelapa tradisional
31
Gambar 9 : doe
32
Gambar 11 : bendi
33
Gambar 13 : alat-alat dapur
34