Tugas Teori Akuntansi
Tugas Teori Akuntansi
Tugas Teori Akuntansi
DISUSUN OLEH:
Kerangka Konseptual
A. Definisi Kerangka Konseptual
Kerangka konsepsual (conceptual framework): suatu sistem logis dari tujuan-
tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat mengarah pada standar-standar
konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan
laporan-laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren
yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-
batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan
fundamental (kaidah-kaidah poko) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi
keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-
keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara
meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-
konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai
referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar
akuntansi keuangan dan pelaporan.
a. Kualitas Primer
Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi.
1. Relevansi.
Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam
sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan
berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut
dikatakan tidak relevan. Informasi yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-
back value), yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu.
Informasi juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan
untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu
(timeliness). Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu
kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.
2. Keandalan.
Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat
serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi
individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi
isi faktual dari informasi.
Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu
atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
· Daya Uji (verifiability): ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan
menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.
· Ketepatan penyajian (representational faithfulness): angka-angka dan penjelasan
dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.
· Netralitas(neutrality): informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok
pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias
3. Keberdayaujian (verifiability).
Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya kebenaran informasi
akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan informasi harga
perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada faktur
(keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah
berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai
residu, dan taksiran umur ekonomis.
4. Kenetralan (neutrality).
Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok
pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan
lebih kepada kelompok tertentu.
5. Kejujuran penyajian (representational faithfulness). Penyajian yang jujur berarti
adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.
b. Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah
keberdayabandingan (comparability) dan konsistensi (consistency).
1. Keberdayabandingan.
Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu
perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal)
atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan
vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.
2. Konsistensi.
Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi
apabila mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk
kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.
Kendala-kendala
Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi
seperti yang telah dijelaskan, yaitu pertimbangan manfaat-biaya dan tingkat materialitas.
Dua kendala lainnya yang kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan
pelaporan adalah praktek industri dan konservatisme.
Materialitas (materiality)
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan
secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau
pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai
laporan keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan
dalam menentukan apakan suatu item material atau tidak.
Konservatisme (conservatism)
Berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya dalam
menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan dari konvensi ini,
jika diaplikasikan secara tepat adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam
situasi sulit : jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.
Asumsi-Asumsi Dasar
Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi
dasar akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar
akuntansi dapat dipraktikkan.
a) Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption).
Akuntansi memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan
terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan
lainnya).
b) Kesinambungan (going concern).
Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada asumsi kelangsungan hidup yaitu
perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.pengalaman mengindikasikan
bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki
kelangsungan hidup yang panjang.
c) Asumsi unit moneter ( monetary unit assumption).
Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas
perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu.
d) Asumsi periodisitas (periodicity assumption).
Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan
mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi. Namun, pengambil keputusan
tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu. Asumsi
periodisitas (periodicity assumption) atau periode waktu menyiratkan bahwa aktivitas
ekonomi sebuah perusahaan dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial periode
waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan
2. Pengakuan pendapatan.
Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau dapat direalisasikan dan (2)
telah dihasilkan.
Konsep dasar akuntansi adalah suatu konsep yang berlaku secara umum tentang suatu
asumsi, anggapan, pandangan maupun pendapat dalam menyajikan informasi keuangan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti konsep kesatuan usaha, konsep harga perolehan,
konsep kesinambungan, dan sebagainya. Baiklah, untuk lebih jelasnya mari dilanjutkan beberapa
contoh konsep dasar akuntansi.
3) Konsep Kesinambungan
Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya, tentunya berupaya untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan secara berkesinambungan atau terus menerus. Dalam proses usaha itu,
senantiasa dibuat laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang disusun secara berkala
dapat dibandingkan sehingga diperoleh informasi tentang kemajuan atau kemunduran usaha.
Dengan membandingkan laporan keuangan dari satu periode dengan periode lainnya dapat
diperoleh suatu data yang pasti tentang naik turunnya pendapatan dan beban, sebagai dasar
dalam membuat suatu kebijaksanaan untuk kemajuan perusahaan.
5) Periode Akuntansi
Kegiatan perusahaan dipisahkan dalam periode-periode. Penyajian informasi berupa laporan
keuangan dibuat secara berkala akan membantu pihak yang berkepentingan dalam mengambil
suatu keputusan. Misalnya per tahun, triwulan atau semesteran.
B. Kewajiban
Pengorbanan – pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa
yang akan datang dalam bentuk penyerahan aktiva atau pemberian jasa yang disebabkan
oleh tindakan atau transaksi pada waktu lampau, yang diakui dan diukur berdasarkan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kewajiban tersebut, termasuk kewajiban yang
ditangguhkan pembayarannya ( deffered liability ) namun kewajiban yang dimaksudkan
bukan merupakan kewajiban dalam artifisial.
C. Ekuitas Pemilik
Selisih antara sumber – sumber ekonomi dengan pengorbanan – pengorbanan ekonomis
perusahaan ekonomis perusahaan, atau selisih antara jumlah aktiva dan kewajiban
perusahaan yang merupakan bagian dari hak pemilik. Namun hal xtersebut bukan suatu
ukuran nilai perusahaan.
Dalam hubungan itu, posisi keuangan perusahaan ( neraca ), yang meliputi ketiga elemen
:
1. Aktiva
2. Kewajiban
3. Ekuitas Pemilik
Dan juga ada unsur – unsur yang interen, yaitu : ketidakpastian, komitmen, dan hal – hal
lainnya yang melekat pada perusahaan tertentu, dimana semua itu diperlukan pengungkapan
yang cukup memadai sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
1. Pendapatan
Peningkatan jumlah aktiva atau penurunan jumlah kewajiban perusahaan, yang timbul dari
transaksi penyerahan barang atau jasa, atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode, yang
diakui dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Beban
Penurunan jumlah aktiva atau kenaikan jumlah kewajiban perusahaan yang timbul dari
konsekuensi transaksi pembelian barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu
periode, yang diakui dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3. Laba Rugi
Selisih lebih atau defisit antara jumlah pendapatan dengan beban dalam suatu periode
akuntansi. Kenaikan atau penurunan tersebut, menambah atau mengurangi jumlah ekuitas
pemilik perusahaan dalam satu periode akuntansi yang belaku umum.
1. Paul Grady
Grady (1965) melakukan studi untuk menginventarisasi praktik akuntansi di Amerika
untuk mengidentifikasi berbagai faktor lingkungan, kebiasaan, konsep, prinsip, praktek, metode,
dan teknik yang membentuk teknik akuntansi berterima umum Amerika. Grady mengidentifikasi
sepuluh konsep dasar yang dianggap melandasi praktek bisnis dan akuntansi di Amerika. Grady
mendeskripsikan konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan
keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada statemen
keuangan.
Konsep dasar merupakan konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan
keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada statement
keuangan.10 konsep dasar menurut Paul Grady adalah:
Beberapa daftar diatas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tentang apa yang dimasukkan
sebagai konsep dasar oleh berbagai sumber diatas. Perbedaan dapat terjadi karena perbedaan
persepsi berbagai sumber tentang faktor
lingkungan atau karena perbedaan pendefinisian makna atau status suatu konsep sebagai konsep
dasar. Sebagai contoh, Grady menganggap bahawa hak milik pribadi merupakan suatu konsep
dasar sedangkan penulis yang lain menganggap hak milik pribadi adalah suatu faktor
lingkungan. P&L tidak memasukkan materialitas sebagai konsep dasar mungkin karena mereka
mengaggaap bahwa materialitas lebih merupakan kriteria pemilihan informasi dan karenanya
kurang validitas sebagai konsep dasar. Demikian juga konsep taksiran tidak dimasukkan dalam
konsep dasar karena konsep taksiran lebih merupakan keterbatasan informasi keuangan daripada
konsep itu sendirinya adalah konsekuensi atau turunan dari konsep entitas bisnis demikian juga
konsep periode waktu dan konsep akrual, keduanya sebenarnya adalah turunan konsep dasar
penandingan upaya dan hasil. Untuk menunjukkan konsep yang maknanya sama sering kali juga
digunakan beberapa istilah ynag berbeda misalnya : kesatuan akuntansi, kesatuan usaha,
kesatuan, entitas, kesinambungan, berlangsung terus dan kontinuitas usaha.
Suatu konsep dasar merupakan turunan atau konsekuensi logis dari konsep dasar yang lain
sehingga terjadi perbedaan tentang banyaknya konsep-konsep yang masuk dalam seperangkat
konsep dasar. Konsep sistem berapasangan misalnya, sebenar
Konsep – konsep yang diuraikan oleh P&L cukup lengkap karena dapat menjelaskan tentang
faktor lingkungan dan praktik akuntansi yang berjalan pada jamannya. P&L juga menunjukkan
kaitan antara konsep dasar yang satu dengan yang lain secara koheren, oleh karen itu, konsep
dasar P&L dijadikan bahan bahasan utama karena menjelaskan konsep dasar lain yang
merupakan turunannya dengan menunjukkan hubungan dengan konsep dasar P&L. Pembahasan
konsep dasar terhadap standar atau praktik akuntansi, dan hal – hal penting yang berkaitan
dengan konseep dasar bersangkutan.
1. Kesatuan Usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan
usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah
dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik
tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
Berdiri sendiri dan bertindak atas namanya sendiri berarti bahwa suatu kesatuan atau badan
usaha diperlakukan sebagai orang. Dengan demikian, konsep ini mempersonifikasikan badan
usaha sehingga usaha dapat melakukan perbuatan hukum dan ekonomik atas nama badan
tersebut dan bukan atas nama pemilik. Hubungan antara kesatuan usaha dan pemilik dipandang
sebagai hubungan bisnis. Pemisahan kedudukan kesatuan usaha dan pemilik berarti bahwa fungsi
manajemen terpisah dengan fungsi investasi. Kesatuan usaha menjadi sudut pandang akuntansi
berarti bahwa akuntansi berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan
pemilik. Dengan kata lain, kesatuan usaha menjadi kesatuan pelapor yang bertanggung jelas
kepada pemilik. Statemen keuangan merupakan medium pertanggung jelasan.
Batas kesatuan usaha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau melainkan kesatuan
ekonomik artinya akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik
daripada kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik adalah kendali oleh satu manajemen. Oleh
karena itu untuk menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjelasan keuangan,
pertimbangan akuntansi adalah apakah secara ekonomik satu kegiatan usaha atau lebih dapat
dianggap berdiri sendiri sebagai satu kesatuan.
Dengan pengertian diatas, bila konsep usaha dianut, konsep ini mempunyai beberapa
implikasi di bawah ini. Kesatuan usaha hanya merupakan salah satu kesatuan.
*Batas kesatuan
Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya, batas kesatuan usaha
dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan ekonomik.artinya
akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai kesatuan ekonomik dari pada kesatuan yuridis.
Batas kesatuan ekonomik adalah kendali oleh satu manajemen. Oleh karena itu, untuk
menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggung jelasan keuangan, pertimbangan
akuntansi adalah apakah secara ekonomik satu kegiatan usaha atau lebih dapat dianggap berdiri
sendiri sebagai satu kesatuan.
Implikasi konsep kesatuan usaha
A=K+E+P–B+I–D
1.6 Statemen Keuangan berartikulasi
Artikulasi merupakan turunan atau konsekuansi dari konsep kesatuan usaha. Dengan
artikulasi, akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba dalam statemen laba-rugi akan sama dengan
laba dalam statemen berubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas akhir dalam statemen
perubahan ekuitas akan sama dengan jumlah rupiah ekuitas dalam neraca. Dengan konsep
kesatuan usaha. Pendapatan(P). Biaya(B). Laba(P-B) didefinisi sebagai perubahan aset yang
akhirnya mempengaruhi ekuitas. Posisi keuangan awal digabung dengan perubahan akan
menghasilkan posisi keuangan akhir. Hubungan ini dapat dilukiskan sbb:
Posisi akhir : A* = K* + E*
Posisi awal : A = K + E
Perubahan : ∆A = ∆K + ∆E
Akibat artikulasi, laporan laba-rugi merupakan sarana untuk melaporkan perubahan bersih aset
dan kewajiban (aset bersih). Dengan demikian, laba merupakan konsekuensi pengukuran aset
dan kewajiban sebagai fokus. Sementara itu, ekuitas merupakan akibat pengukuran perubahan
aset bersih, sehingga tidak didefinisi secara semantic seperti aset dan kewajiban.
2. Kontinuitas Usaha
Konsep kontinuitas usaha menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda atau gejala-gejala
maupun rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi.
Sehingga akuntansi menganggap kesatuan usaha tersebut akan berlangsung sampai waktu yang
tak terbatas.
Konsep ini dipertimbangkan pada saat penyusunan statemen keuangan atau pada saat
akuntansi menghadapi pilihan dalam proses perekayasaan atau penyusunan standar.
Yang menjadi dasar validitas konsep ini adalah kenyataan bahwa kelangsungan hidup
perusahaan di masa datang tidak pasti. Selain itu, konsep ini dianut akuntansi atas dasar
penalaran bahwa kelangsungan hidup/kontinuitas perusahaan merupakan harapan
normal/umum/logis, bukan untuk mati atau dilikuidasi. Perusahaan tidak didirikan untuk usaha
yang berjangka pendek sehingga likuidasi bukan merupakan harapan yang umum dan masuk
akal dalam pendirian perusahaan.
3. Penghargaan sepakatan
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah / agregat harga / penghargaan sepakatan
yang terlibat dalam tiap transaksi merupakan pengukuran / bahan olah dasar akuntansi yang
paling objectif terutama dalam mengukur sumber ekomonik yang masuk dan sumber ekonomik
yang keluar. Sebagai konsekuensi, elemen – elemen atau pos – pos pelaporan keuangan diukur
atas dasar penghargaan sepakatan tersebut.
Konsep ini dilandasi pemikiran bahwa fungsi akuntansi adalah meneydiakan informasi
yang berpaut dengan kegiatan perusahaan yang sebagian besar terdiri atas transaksi pertukaran
dengan perusahaan lain. Penghargaan sepakatan merupakan dasar kuantifikasi berbagai jenis
objek menjadi objek – objek homogenus yang paling objektif untuk menyajikan hubungan antar
objek yang bermakna. Penghargaan sepakatan tersebut akan dicatat dan diolah lebih lanjut dalam
sisem akuntansi perusahaan untuk berbagai laporan manajerial dan statemen keuangan.
Dengan pemahaman seperti digambarkan diatas, tujuan akuntansiuntuk menyediakan jasa berupa
data kuantitatif dasar (basic quantitative data) akanmencapai tingkat manfaat yang tinggi karena
adanya kesatuan pengertian tentang bahan olah dasarnya.
*Jasa di Balik Kos
Akuntansi menggunakan satuan mata uang karena satuan tersebut paling mudah untuk
mengkuantifikasi objek atau jasa ke dalam satuan yang homogenus dan juga karena harga dalam
satuan uang adalah cara yang sudah umum untuk menyatakan kesepakatan dalam pertukaran.
Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan uang atau harga itu sendiri yang mempunyai arti penting
melainkan justru potensi jasa yang ada di balik angka koslah yang mempunyai arti penting.
Potensi jasa tersebut adalah daya, kemampuan, atau Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan uang
atau harga itu sendiri yang mempunyai arti penting melainkan justru potensi jasa yang ada di
balik angka koslah yang mempunyai arti penting. kapasitas yang kalau ditukarkan dapat
menimbulkan daya, kemampuan, atau kapasitas lain yang kekuatannya (besarnya) paling tidak
sama dengan yang sebelumnya dimiliki perusahaan yang direpresentasi dalam bentuk kos.
Misalnya , kas Rp5.000.000 ditukarkan dengan mesin, ini berarti bahwa daya beli (kos Rp
5.000.000) ditukarkan dengan daya produksi (kos Rp 5.000.000).