Tugas Teori Akuntansi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

Tugas Teori Akuntansi

(KERANGKA KONSEPTUAL DAN KONSEP DASAR)

DISUSUN OLEH:

MONICA SYIELLA BR GINTING


ADE IRA BR GINTING
WIDIA AGUSTINA BR TARIGAN
YOSUA ALDY SIALLAGAN

UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA


FAKULTAS EKONOMI
2019/2020
KERANGKA KONSEPTUAL TEORI AKUNTANSI

1. Pengertian Kerangka Konseptual


Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari hubungan
anatara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang
menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam proses penyusunan
standar. Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang
meningkat selama proses penyusunan standar dengan mempersempit pertanyaan, apakah standar
telah sesuai dengan kerangka konseptual ataukah tidak. Secara lengkap, kerangka kerja
konseptual adalah :

 Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi


 Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan pertanyaan sebelum ada standar
khusus yang mengaturnya.
 Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan
 Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah alternative metode akuntansi.

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai :


“a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to
lead to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of
financial accounting and reporting”.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang
terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-
batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Yang dimaksud tujuan adalah pelaporan keuangan. Sedangkan fundamentals(kaidah-
kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang
menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus
dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta
mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-konsep


lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai referensi
berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar akuntansi
keuangan dan pelaporan.
2. Perumusan Kerangka Konseptual
Proses perumusan kerangka konseptual pada dasarnya merupakan proses evolusi
yang dihasilkan dari pekerjaan/proyek sebelumnya. Upaya dilakukan sebelum dihasilkan
kerangka konseptual, dapat dilacak pada berbagai publikasi.
Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual
1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai
laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar
laporan keuangan perusahaan.
2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada
kerangka teori yang telah ada

Kerangka Konseptual
A. Definisi Kerangka Konseptual
Kerangka konsepsual (conceptual framework): suatu sistem logis dari tujuan-
tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat mengarah pada standar-standar
konsisten dan yang menentukan sifat, fungsi, dan batasan dari akuntansi keuangan dan
laporan-laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren
yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-
batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan
fundamental (kaidah-kaidah poko) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi
keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-
keadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara
meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsep-
konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai
referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar
akuntansi keuangan dan pelaporan.

Kerangka konsepsual diperlukan untuk:


1. Mengumumkan lebih banyak standar yang berguna dan konsisten di masa yang
akan datang (dasarnya sama)
2. Masalah-masalah praktis yang baru muncul, sehingga dapat dengan cepat
dipecahkan dengan referensi kerangka teori dasar yang sudah ada.
3. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan
pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas
antar laporan keuangan perusahaan.
4. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu
pada kerangka teori yang telah ada

B. Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual


Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual FASB (Financial Accounting
Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting concept yang
berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:
· SFAC no. 1 “objective of financial reporting by business enterprises”, yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
· SFAC no. 2 “qualitative caracteristics of accounting information”, yang menjelaskan
karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
· SFAC no. 3 “element of financial statement of business enterprises”, yang
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva,
kewajiban, pendapatan dan beban.
· SFAC no. 5 “recognition and measurement in financial statement of business
enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta
pedoman tentang informasi.
· SFAC no. 6 “element of financial statement”, yang menggantikan SFAC no. 3 dan
memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
· SFAC no. 7 “using cash flow information and present value in accounting
measurement”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan
yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran

C. Tujuan Dasar Kerangka Kerja Konseptual


Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk
menyediakan informasi:
1. yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis
dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit;
2. untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta
pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan;
3. tentang sumber daya ekonomi, klaimterhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di
dalamnya.
· Tujuan(objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi yang
berguna bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Fokus ini lalu
menyempit pada kepentingan investor dan kreditor atas prospek penerimaan kas dari
investasi mereka dalam, atau dari pinjaman yang telah mereka berikan ke entitas bisnis.
Pada akhirnya, tujuan berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang
berguna untuk menilai prospek arus kas yang akan diterima entitas bisnis yaitu arus kas
yang menjadi harapan investor dan kreditor. Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan
keputusan (decision usefulness).
· Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi akuntan
mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum(general-purpose financial statement),
yaitu menyediakan informasi paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai
kelompok pemakai

D. Konsep-Konsep Kerangka Kerja Konseptual


Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi
akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu
saja terdapat beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut.

a. Kualitas Primer
Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi akuntansi.
1. Relevansi.
Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam
sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan
berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut
dikatakan tidak relevan. Informasi yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-
back value), yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu.
Informasi juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan
untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu
(timeliness). Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu
kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan.
2. Keandalan.
Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan secara tepat
serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi
individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi
isi faktual dari informasi.
Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu
atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
· Daya Uji (verifiability): ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan
menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.
· Ketepatan penyajian (representational faithfulness): angka-angka dan penjelasan
dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.
· Netralitas(neutrality): informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok
pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias
3. Keberdayaujian (verifiability).
Informasi harus dapat diuji kebenarannya. Dapat diujinya kebenaran informasi
akuntansi berdasar pada keobyektifan dan konsensus. Contoh, keandalan informasi harga
perolehan fixed assets harus diuji berdasar data masa lalu yang terekam pada faktur
(keobyektifan). Tetapi keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah
berdasarkan konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai
residu, dan taksiran umur ekonomis.
4. Kenetralan (neutrality).
Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi tujuan berbagai kelompok
pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-usaha untuk memberikan keuntungan
lebih kepada kelompok tertentu.
5. Kejujuran penyajian (representational faithfulness). Penyajian yang jujur berarti
adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.

b. Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah
keberdayabandingan (comparability) dan konsistensi (consistency).
1. Keberdayabandingan.
Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu
perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal)
atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan
vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu.
2. Konsistensi.
Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi
apabila mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk
kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.

Kendala-kendala
Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi
seperti yang telah dijelaskan, yaitu pertimbangan manfaat-biaya dan tingkat materialitas.
Dua kendala lainnya yang kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan
pelaporan adalah praktek industri dan konservatisme.

 Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness).


Untuk menghasilkan informasi yang relevan,andal, berdaya banding, dan
konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak
mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalah.

 Materialitas (materiality)
Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan
secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau
pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai
laporan keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan
dalam menentukan apakan suatu item material atau tidak.

 Praktik industri.(industry practices)


Sifat unik dari sejumlah industri dan perusahaan terkadang memerlukan
penyimpangan dari teori dasar.

 Konservatisme (conservatism)
Berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya dalam
menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan dari konvensi ini,
jika diaplikasikan secara tepat adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam
situasi sulit : jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.

Elemen-elemen Laporan Keuangan


SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama laporan keuangan. Cakupannya
bukan hanya perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga organisasi nirlaba. Elemen-
elemen laporan keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba meliputi 10 macam,
yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba
komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Adapun bagi organisasi
nirlaba ada 7 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan,
dan kerugian.

E. Pengakuan dan Pengukuran Kerangka Kerja Konseptual


Kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk
mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini menjelaskan
apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan
dilaporkan oleh sistem akuntansi.

Asumsi-Asumsi Dasar
Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi
dasar akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar
akuntansi dapat dipraktikkan.
a) Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption).
Akuntansi memandang bahwa perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan
terpisah dari pihak-pihak yang memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan
lainnya).
b) Kesinambungan (going concern).
Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada asumsi kelangsungan hidup yaitu
perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.pengalaman mengindikasikan
bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki
kelangsungan hidup yang panjang.
c) Asumsi unit moneter ( monetary unit assumption).
Akuntansi menggunakan unit moneter sebagai alat pengukur suatu obyek atau aktivitas
perusahaan dan menganggap nilai uang adalah stabil dari waktu ke waktu.
d) Asumsi periodisitas (periodicity assumption).
Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan
mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi. Namun, pengambil keputusan
tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu. Asumsi
periodisitas (periodicity assumption) atau periode waktu menyiratkan bahwa aktivitas
ekonomi sebuah perusahaan dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial periode
waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan

Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi


1. Biaya historis (historical cost).
GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan
berdasarkan harga akuisisi. Kos(cost) memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian
yang lainnya yaitu dapat diandalkan.

2. Pengakuan pendapatan.
Pendapatan umumnya diakui jika (1) telah direalisasi atau dapat direalisasikan dan (2)
telah dihasilkan.

3. Prinsip Penandingan (matching principle).


Beban untuk suatu periode ditentukan dengan mengaitkannya dengan pendapatan
tertentu atau dengan periode tertentu. Beban diakui :
A. Jika terdapat hubungan langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau
penyerahan jasa,
B. Pada periode terjadinya, yakni pada saat kas dikeluarkan jika tidak terdapat hub.
Langsung atau sebab akibat dengan penjualan produk atau jasa,
C. Dengan alokasi yang sistematis dan rasional, jika butir 1 dan 2 tidak terpenuhi. Contoh:
depresiasi.
4. Prinsip Pengungkapan Penuh (full disclosure principle)
Mengakui sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan
mencerminkan trade off penilaian, seperti :
A. Hal-hal yang harus diungkapkan karena mempengaruhi keputusan pemakai
B. Kebutuhan untuk menyajikan secara penuh agar informasi dapat dipahami.
C. Catatan atas laporan keuangan umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas
pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan dan tahunan

PERAN KERANGKA KONSEPTUAL


A. Peran Suatu Kerangka Kerja Konseptual
Kerangka kerja konseptual dari tingkat akuntansi, bertujuan untuk menyediakan
struktur teori akuntansi. Pada tingkat tertinggi yang teoritis, menyatakan ruang lingkup
dan tujuan pelaporan keuangan. Pada tingkat konseptual berikutnya mendasar,
mengidentifikasi dan mendefinisikan karakteristik kualitatif informasi keuangan (seperti
relevansi, keandalan, komparatif, dan dimengerti) dan elemen dasar akuntansi (seperti
aktiva, kewajiban, ekuitas, biaya pendapatan, dan keuntungan) . di tingkat operasional
yang lebih rendah, kesepakatan kerangka kerja konseptual dengan prinsip dan aturan
pengakuan dan pengukuran elemen dasar dan jenis inormasi yang akan ditampilkan
dalam laporan keuangan.

Manfaat kerangka konseptual :


1.Untuk keperluan manajer dalam mengambil keputusan
2.Bagi manajemen dan auditor untuk meyakinkan bahwa informasi disajikan sesuai
dengan aturan yang ditetapkan.
3. Kerangka konseptual diperlukan pelaporan keuangan (laporan keuangan dan
penjelasan tambahannya)Pelaporan keuangan adalah informasi yang diperlukan untuk
keperluan stakeholder dalam pengambilan keputusan terdiri dari :
- Laporan keuangan
- Catatan singkat (disclosure dan informasi tambahan)

B. Tujuan untuk Kerangka Kerja Konseptual


IASB dan FASB mempertimbangkan kerangka tujuan utama pelaporan keuangan adalah
untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pengguna. informasi tersebut akan
dipilih salah satu dasar kegunaannya dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.

Tujuan ini terlihat ingin dicapai akan pelaporan yaitu:


1. berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi
2. berguna dalam menilai prospek arus kas
3. tentang sumber daya perusahaan, klaim terhadap sumber daya dan perubahan di dalamnya.
Kerangka IASB dikembangkan mengikuti jejak dari pembuat standar AS, FASB,
pada periode 1987-2000 FASB menerbitkan laporan konsep tujuh mencakup topik topik
berikut:
1. Tujuan dari pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit
2. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi akuntansi yang berguna
3. Unsur-unsur laporan keuangan
4. Kriteria untuk pengakuan dan pengukuran unsur-unsur
5. Penggunaan arus kas dan menyajikan informasi nilai dalam pengukuran akuntansi.
IASB memiliki konsep laporan hanya satu, kerangka atas penyusunan dan
penyajian laporan keuangan. itu dikeluarkan oleh IASC, organisasi pendahulu ke IASB,
pada tahun 1989 dan kemudian diadopsi oleh IASB pada tahun 2001. kerangka
menggambarkan konsep-konsep dasar dengan yang laporan keuangan disusun. Ini
berfungsi sebagai panduan untuk tidak menyasar langsung dalam IAS atau IFRS atau
interpretasi. IASB menyatakan bahwa kerangka:
- Menentukan tujuan laporan keuangan
- Mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna
- Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep untuk pengakuan dan
pengukuran mereka dalam laporan keuangan.
IAS 1 penyajian laporan keuangan dan 8 IAS kebijakan akuntansi, perubahan
estimasi akuntansi dan menangani kesalahan dengan penyajian laporan keuangan dan
membuat reverance untuk framework. IAS 8 mengatur bahwa dalam ketiadaan standar
IASB atau interpretasi yang secara khusus berlaku untuk transaksi, bahkan atau kondisi
lain, manajemen harus kita pertimbangan dalam mengembangkan sebuah menerapkan
akuntansi yang menghasilkan informasi yang:
- Relevansi dengan keputusan ekonomi membuat kebutuhan pengguna
- Handal, dalam laporan keuangan:
a. setia merupakan posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas
b. mencerminkan substansi ekonomi dari transaksi, acara lainnya dan kondisi, dan bukan
hanya bentuk hukum
c. adalah netral, yaitu. bebas dari bias
d. adalah tepat
e. secara lengkap dalam semua hal yang material
IAS 8 (ayat 11) menyediakan hirarki pernyataan akuntansi. Hal ini membutuhkan
bahwa dalam membuat penilaian yang diperlukan dalam ayat 10. Manajemen akan
merujuk kepada, dan mempertimbangkan penerapan, sumber-sumber berikut, dalam
urutan:
A. persyaratan dan bimbingan dalam Standar dan interpretasi berurusan dengan masalah
yang sama dan terkait dan
B. definisi, kriteria pengakuan dan pengukuran konsep untuk aset, kewajiban,penghasilan
dan beban pada framework tersebut.
C. Pengembangan Rerangka Konseptual
Pengaturan standar berdasarkan aturan dan prinsip. Pengaturan standar ada yang
dipengaruhi prinsip dan ada yang dipengaruhi aturan dari lingkungan pengambilan
keputusan.
KONSEP DASAR AKUNTANSI

Konsep dasar akuntansi adalah suatu konsep yang berlaku secara umum tentang suatu
asumsi, anggapan, pandangan maupun pendapat dalam menyajikan informasi keuangan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti konsep kesatuan usaha, konsep harga perolehan,
konsep kesinambungan, dan sebagainya. Baiklah, untuk lebih jelasnya mari dilanjutkan beberapa
contoh konsep dasar akuntansi.

1) Konsep Kesatuan Usaha


Dalam konsep kesatuan usaha ini, perusahaan merupakan suatu kesatuan ekonomi yang terpisah
dari pihak yang berkepentingan dengan sumber perusahaan. Artinya keuangan perusahaan
terpisah dari pemilik, terpisah dari keuangan karyawan dan terpisah pula dari keuangan pada
direksi. Sehingga perusahaan dianggap sebagai satu kesatuan usaha.

2) Konsep Harga Perolehan


Artinya konsep ini adalah setiap transaksi pembelian satu barang harus dicatat sebesar harga
perolehan tersebut. Contohnya, dibeli sebuah mesin seharga Rp. 9.500.000,00 sebelum operasi
masih diperlukan biaya pemasangan Rp.400.000,00 maka harga perolehan menjadi Rp.
9.900.000,00 (Rp.9.500.000,00 + Rp. 400.000,00). Sehingga nilai inilah yang dicatat dalam
akuntansi. Harga perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh satu unit
barang atau jasa dalam pertukaran sampai barang tersebut siap dipakai.

3) Konsep Kesinambungan
Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya, tentunya berupaya untuk melaksanakan
kegiatan perusahaan secara berkesinambungan atau terus menerus. Dalam proses usaha itu,
senantiasa dibuat laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang disusun secara berkala
dapat dibandingkan sehingga diperoleh informasi tentang kemajuan atau kemunduran usaha.
Dengan membandingkan laporan keuangan dari satu periode dengan periode lainnya dapat
diperoleh suatu data yang pasti tentang naik turunnya pendapatan dan beban, sebagai dasar
dalam membuat suatu kebijaksanaan untuk kemajuan perusahaan.

4) Konsep Pengukuran dengan Uang


Pengukuran dengan nilai uang artinya seluruh informasi utama dalam laporan keuangan itu
diukur dengan satuan ukur uang, karena uang sudah umum digunakan untuk mengukur aktiva,
kewajiban perusahaan serta perubahannya.

5) Periode Akuntansi
Kegiatan perusahaan dipisahkan dalam periode-periode. Penyajian informasi berupa laporan
keuangan dibuat secara berkala akan membantu pihak yang berkepentingan dalam mengambil
suatu keputusan. Misalnya per tahun, triwulan atau semesteran.

6) Penetapan Beban dan Pendapatan


Penetapan beban dan pendapatan perusahaan diakui dalam periode yang bersangkutan, sehingga
beban dan pendapatan yang terjadi benar-benar sudah direalisasi. Perhitungan laba/rugi yang
dilaporkan menggambarkan keadaan yang sebenarnya dalam suatu periode tertentu.

Tipe Dari Konsep Dasar Akuntansi yaitu:


1. Going concern ( Kesinambungan)
merupakan salah satu konsep penting akuntansi konvensional. Inti going concern terdapat
pada Balance Sheet perusahaan yang harus merefleksikan nilai perusahaan untuk menentukan
eksistensi dan masa depannya. Lebih detil lagi, going concern adalah suatu keadaan di mana
perusahaan dapat tetap beroperasi dalam jangka waktu ke depan, dimana hal ini dipengaruhi oleh
keadaan financial dan non financial. Kegagalan mempertahankan going concern dapat
mengancam setiap perusahaan, terutama diakibatkan oleh manajemen yang buruk, kecurangan
ekonomis dan perubahan kondisi ekonomi makro seperti merosotnya nilai tukar mata uang dan
meningkatnya inflasi secara tajam akibat tingginya tingkat suku bunga.
2. Business Entity
Konsep ini menganggap bahwa Perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang
berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya atau dengan kata lain dianggap sebagai “unit akuntansi”
yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain. Untuk tujuan akuntansi,
perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik. Maka transaksi-transaksi perusahaan
dipisahkan dari transaksi-transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencataan dan
laporan dibuat untuk perusahaan tadi.
3. Periode Akuntansi
Kegiatan perusahaan berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan
volume dan laba yang berbeda. Masalah yang timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke
dalam periode-periode tertentu di mana dibuat laporan-laporan keuangan. Laporan-laporan
keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya agar berguna bagi manajemen dan kreditur. Oleh
karena itu periode dilakukan alokasi periode-periode untuk transaksi-transaksi yang
memengaruhi beberapa periode.
Pada umumnya suatu periode akuntansi terdiri dari 12 bulan atau satu tahun.
4. Unit Moneter ( Pengukuran dalam Satuan Uang)
satuan hitung dalam suatu sistem moneter untuk menyatakan nilai uang, seperti rupiah di
Indonesia, dolar di Amerika Serikat, dan yen di Jepang (unit of value; monetary unit)
5. Historical Cost (Histori Biaya)
Prinsip ini menghedaki digunakannya harga perolehan dalka mencatat aktiva, utang,
modal dan biaya. Yang dimaksud dengan harga perolehan adalah harga pertukaran yang disetujui
oleh kedua belah pihak yang tersangkut dalam transaksi. Wlaupun tedapat kesulitan sampai saat
ini prinsip biaya historis masih tetap berlaku karena data biaya historis ini dianggap paling
objektif.
6. Matching (Prinsip Mempertemukan)
Yang dimaksud dengan prinip mempertemikan adalah mempertemukan biaya dengan
pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Ini berguan untuk menentukan besar penghasilan
bersih setia periode. Kesulitan prinsip ini, contoh : biaya administrasi dan umum tidak dapat
dihubungkan dengan pendapatan perusahaan. Salah satu akibat dari prinsip ini adalah
digunakannya dasar waktu dalam pembebanan biaya
7. Konsistensi
Agar laporan keuangan dapat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka
metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara
konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat peebedaan antara sutau pos dalam dua
periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode
yang berbeda.
8. Objektivitas
Bahwa pencatatan transaksi-transaksi harus didasarkan pada dokumen asli.
9. Materialitas
Bahwa akuntansi hanya melaporkan atau berkepentingan dengan informasi keuangan
yang dianggap material (penting) dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan.
10. Konservatisme
Bahwa dalam keadaan ketidak pastian , akuntasi akan menentukan pilihan perlakuan atau
tindakan akuntasi yang didasarkan pada keadaan, harapan kejadian, atau hasil yang dianggap
kurang menguntungkan.
11. Transparansi
yaitu adanya kejelasan tugas dan kewenangan, dan ketersediaan informasi dalam
melaporkan suatu laporan keuangan
12. Realisasi
Laporan yang menyajikan realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/deficit \,
pembiayaan, dan sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran, yang masing-masing diperbandingkan
dengan anggarannya dalam satu periode.

Elemen – Elemen Laporan Keuangan.


Elemen – elemen laporan keuangan ( Basic Elemen ), berhubungan dengan perumusan arti atau
makna dari item – item neraca dan laba rugi, Yaitu :
Elemen – Elemen Neraca :
A. Aktiva
Sumber – sumber ekonomi perusahaan, termasuk biaya – biaya yang telah terjadi yang
dikui dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Biaya – biaya yang telah dikeluarkan atau yang telah terjadi, dimasukan pada beban yang
ditangguhkan ( deffered charges ), yang diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Namun, biaya tersebut tidk termasuk kategori sumber – sumber ekonomi
perusahaan dalam artifisial.

B. Kewajiban
Pengorbanan – pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan pada masa
yang akan datang dalam bentuk penyerahan aktiva atau pemberian jasa yang disebabkan
oleh tindakan atau transaksi pada waktu lampau, yang diakui dan diukur berdasarkan
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kewajiban tersebut, termasuk kewajiban yang
ditangguhkan pembayarannya ( deffered liability ) namun kewajiban yang dimaksudkan
bukan merupakan kewajiban dalam artifisial.
C. Ekuitas Pemilik
Selisih antara sumber – sumber ekonomi dengan pengorbanan – pengorbanan ekonomis
perusahaan ekonomis perusahaan, atau selisih antara jumlah aktiva dan kewajiban
perusahaan yang merupakan bagian dari hak pemilik. Namun hal xtersebut bukan suatu
ukuran nilai perusahaan.

Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik

Dalam hubungan itu, posisi keuangan perusahaan ( neraca ), yang meliputi ketiga elemen
:
1. Aktiva
2. Kewajiban
3. Ekuitas Pemilik

Dan juga ada unsur – unsur yang interen, yaitu : ketidakpastian, komitmen, dan hal – hal
lainnya yang melekat pada perusahaan tertentu, dimana semua itu diperlukan pengungkapan
yang cukup memadai sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

Elemen – Elemen Laporan Laba Rugi

1. Pendapatan
Peningkatan jumlah aktiva atau penurunan jumlah kewajiban perusahaan, yang timbul dari
transaksi penyerahan barang atau jasa, atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode, yang
diakui dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2. Beban
Penurunan jumlah aktiva atau kenaikan jumlah kewajiban perusahaan yang timbul dari
konsekuensi transaksi pembelian barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu
periode, yang diakui dan diukur berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

3. Laba Rugi
Selisih lebih atau defisit antara jumlah pendapatan dengan beban dalam suatu periode
akuntansi. Kenaikan atau penurunan tersebut, menambah atau mengurangi jumlah ekuitas
pemilik perusahaan dalam satu periode akuntansi yang belaku umum.

Pendapatan – beban = Laba ( Rugi ) Bersih

Karakteristik dan keterbatasan Akuntansi dan Laporan Keuangan


Konsep dasar merupakan konsep yang dianut dan dijadikan dasar dalam penelaran dan
perekayasaan. Disebut konsep dasar karena kalau konsep tersebut dianut akan mempunyai
implikasi akuntansi tertentu. Konsep dasar dapat disebut dengan berbagai nama yaitu:
1. postulat
2. asumsi dasar
3. prinsip mendasar / umum
4. aksioma
5. doktrin
6. konvensi
7. fundamental
8. premis dasar
9. kendala

SUMBER KONSEP DASAR


Ada du a konsep dasar (asumsi pelandas) yang disebut secara spesifik dalam rerangka
konseptual IASC : basis akrual dan usaha berlanjut.

1. Paul Grady
Grady (1965) melakukan studi untuk menginventarisasi praktik akuntansi di Amerika
untuk mengidentifikasi berbagai faktor lingkungan, kebiasaan, konsep, prinsip, praktek, metode,
dan teknik yang membentuk teknik akuntansi berterima umum Amerika. Grady mengidentifikasi
sepuluh konsep dasar yang dianggap melandasi praktek bisnis dan akuntansi di Amerika. Grady
mendeskripsikan konsep dasar sebagai konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan
keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada statemen
keuangan.
Konsep dasar merupakan konsep yang mendasari kualitas kebermanfaatan dan
keterandalan informasi akuntansi atau sebagai keterbatasan yang melekat pada statement
keuangan.10 konsep dasar menurut Paul Grady adalah:

1. Struktur masyarakat dan pemerintah yang mengakui hak milik pribadi


2. Entitas bisnis spesifik
3. Usaha berlanjut
4. Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akuntansi
5. konsistensi antara periode untuk entitas yang sama
6. Keanekaragaman perlakuan akuntansi diantara entitas independen
7. konservatisma
8. data melalui pengendalian internal
9. Matearilitas
10. Metepat waktuan dalam pelaporan keuangan memerlukan taksiran

2. Wolk, Tearney, dan Dodd


Mendaftar empat (4) konsep yang dianggap sebagai postulat dan beberapa konsep lain
sebagai prinsip berorientasi masukkan yaitu recognition, matching, conservatis,
disclosure,materialty dan objectivity dan prinsip berorientasi keluaran yaitu comparability,
materialty, dan uniformity. Keempat konsep yang dikategorikan sebagai postulat adalah :
1. Usaha berlanjut
2. Periode waktu
3. Entitas akuntansi
4. Unit Moneter

3. Antony, Hawkins dan Merchant


Mendaftar sebelas (11) konsep yang dijadikan sebagai basis dalam membahas statemen
keuangan yaitu:

1.pengukuran dengan unit uang


2. entitas
3. usaha berlanjut
4. kos
5. aspek ganda
6. periode akuntansi
7. konservatisma
8. realisasi
9. penandingan
10. konsistensi
11. materialitas

Konsep dasar 1 sampai 5 dikategorikan sebagai pelandasan statemen posisi keungan,


sedangkan konsep dasar 6 sampai 11 dikategorikan sebagai pelandasan statemen laba – rugi.

4. Paton dan Littleton


Seperangkat konsep dasar yang dikemukakan Paton dan Littleton (1970) merupakan
konsep-konsep dasar yang dikenalkan sebelum sumber-sumber yang disebut sebelumnya. Buku
Paton dan Littleton (P&L) yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1940 merupakan salah satu
karya klasik yang mempengaruhi pemikiran akuntansi sesudah itu.
Konsep – konsep dasar yang dikemukakan P&L :
1. entitas bisnis atau kesatuan usaha
2. kontinuitas kegiatan atau usaha
3. penghargaan sepakatan
4. kos melekat
5. upaya dan capaian atau hasil
6. bukti terverifikasi dan objektif
7. asumsi

Beberapa daftar diatas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tentang apa yang dimasukkan
sebagai konsep dasar oleh berbagai sumber diatas. Perbedaan dapat terjadi karena perbedaan
persepsi berbagai sumber tentang faktor
lingkungan atau karena perbedaan pendefinisian makna atau status suatu konsep sebagai konsep
dasar. Sebagai contoh, Grady menganggap bahawa hak milik pribadi merupakan suatu konsep
dasar sedangkan penulis yang lain menganggap hak milik pribadi adalah suatu faktor
lingkungan. P&L tidak memasukkan materialitas sebagai konsep dasar mungkin karena mereka
mengaggaap bahwa materialitas lebih merupakan kriteria pemilihan informasi dan karenanya
kurang validitas sebagai konsep dasar. Demikian juga konsep taksiran tidak dimasukkan dalam
konsep dasar karena konsep taksiran lebih merupakan keterbatasan informasi keuangan daripada
konsep itu sendirinya adalah konsekuensi atau turunan dari konsep entitas bisnis demikian juga
konsep periode waktu dan konsep akrual, keduanya sebenarnya adalah turunan konsep dasar
penandingan upaya dan hasil. Untuk menunjukkan konsep yang maknanya sama sering kali juga
digunakan beberapa istilah ynag berbeda misalnya : kesatuan akuntansi, kesatuan usaha,
kesatuan, entitas, kesinambungan, berlangsung terus dan kontinuitas usaha.
Suatu konsep dasar merupakan turunan atau konsekuensi logis dari konsep dasar yang lain
sehingga terjadi perbedaan tentang banyaknya konsep-konsep yang masuk dalam seperangkat
konsep dasar. Konsep sistem berapasangan misalnya, sebenar
Konsep – konsep yang diuraikan oleh P&L cukup lengkap karena dapat menjelaskan tentang
faktor lingkungan dan praktik akuntansi yang berjalan pada jamannya. P&L juga menunjukkan
kaitan antara konsep dasar yang satu dengan yang lain secara koheren, oleh karen itu, konsep
dasar P&L dijadikan bahan bahasan utama karena menjelaskan konsep dasar lain yang
merupakan turunannya dengan menunjukkan hubungan dengan konsep dasar P&L. Pembahasan
konsep dasar terhadap standar atau praktik akuntansi, dan hal – hal penting yang berkaitan
dengan konseep dasar bersangkutan.

Konsep dasar Paton dan Littleton:

1. Kesatuan Usaha
Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan
usaha ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah
dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik
tersebut menjadi pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.
Berdiri sendiri dan bertindak atas namanya sendiri berarti bahwa suatu kesatuan atau badan
usaha diperlakukan sebagai orang. Dengan demikian, konsep ini mempersonifikasikan badan
usaha sehingga usaha dapat melakukan perbuatan hukum dan ekonomik atas nama badan
tersebut dan bukan atas nama pemilik. Hubungan antara kesatuan usaha dan pemilik dipandang
sebagai hubungan bisnis. Pemisahan kedudukan kesatuan usaha dan pemilik berarti bahwa fungsi
manajemen terpisah dengan fungsi investasi. Kesatuan usaha menjadi sudut pandang akuntansi
berarti bahwa akuntansi berkepentingan dengan pelaporan keuangan kesatuan usaha bukan
pemilik. Dengan kata lain, kesatuan usaha menjadi kesatuan pelapor yang bertanggung jelas
kepada pemilik. Statemen keuangan merupakan medium pertanggung jelasan.
Batas kesatuan usaha dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau melainkan kesatuan
ekonomik artinya akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai suatu kesatuan ekonomik
daripada kesatuan yuridis. Batas kesatuan ekonomik adalah kendali oleh satu manajemen. Oleh
karena itu untuk menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggungjelasan keuangan,
pertimbangan akuntansi adalah apakah secara ekonomik satu kegiatan usaha atau lebih dapat
dianggap berdiri sendiri sebagai satu kesatuan.
Dengan pengertian diatas, bila konsep usaha dianut, konsep ini mempunyai beberapa
implikasi di bawah ini. Kesatuan usaha hanya merupakan salah satu kesatuan.

*Batas kesatuan
Walaupun secara yuridis kesatuan usaha didukung keberadaannya, batas kesatuan usaha
dari segi akuntansi bukanlah kesatuan yuridis atau hukum melainkan kesatuan ekonomik.artinya
akuntansi memperlakukan badan usaha sebagai kesatuan ekonomik dari pada kesatuan yuridis.
Batas kesatuan ekonomik adalah kendali oleh satu manajemen. Oleh karena itu, untuk
menentukan kesatuan usaha sebagai pusat pertanggung jelasan keuangan, pertimbangan
akuntansi adalah apakah secara ekonomik satu kegiatan usaha atau lebih dapat dianggap berdiri
sendiri sebagai satu kesatuan.
Implikasi konsep kesatuan usaha

1.1 Pengertian Ekuitas


Hubungan antara kesatuan usaha terpisah dengan pemilik dan hubungan tersebut
dipandang sebagai hubungan bisnis, konsep kesatuan usaha mempunyai implikasi terhadap
pendefinisian ekuitas. Dari sudut pandang kesatuan usaha, ekuitas / modal merupakan utang
/kewajiban perusahaan kepada pemilik. Hal ini berlawanan dengan pendefinisian secara
struktursal bahwa ekuitas adalah hak residual pemilik terhadap aset bersih sebagaimana
didefinisi dalam rerangka konseptual FASB.

1.2 pengertian pendapatan


konsep kesatuan usaha dapat menjelaskan mengapa pendapatan dan untung didefinisikan
sebagai kenaikan aset. Kalau ada aliran aset masuk yang terjadi karena perusahaan menjual
barang atau menyerahkan jasa maka aset perusahaan akan bertambah. Kas masuk itulah yang
disebut pendapatan. Pada saat terjadi pendapatan, pada saat yang sama utang unit usaha kepada
pemilik bertambah yang berarti ekuitas bertambah, jadi pendapatan menambah ekuitas karena
dengan konsep kesatuan usaha pendapatan sebagai kenaikan kas menimbulkan kenaikan utang
kesatuan usaha kepada pemilik.

1.3 Pengertian biaya


Definisi biaya sebagai penurunan aset atau timbulnya kewajiban dapat dijelaskan dengan
konsep kesatuan usaha. Penyerahan produk dalam rangka menciptakan pendapatan yang dapat
menyebabkan aset persediaan barang semakin berkurang.
Berkurangnya aset inilah yang disebut biaya. Pada saat terjadinya biaya,utang kepada pemilik
berkurang dan pemilik harus bersedia menanggung biaya tersebut karena kesatuan usaha dapat
dikatakan bertindak untuk kepentingan pemilik.
Sesuai dengan gagasan P&L diatas, pendapatan dan biaya merupakan pendapatan dan biaya
kesatuan usaha bukan pemilik. Oleh karena itu, pendapatan dan biaya tidak didefinisikan atas
dasar perubahan ekuitas tetapi atas dasar perubahan aset. Bahwa pendapatan dan biaya
mempengaruhi ekuitas merupakan akibat dianutkan konsep kesatuan usaha. Dengan kata lain
pendapatan, biaya untung, dan rugi merupakan penyebab perubahan ekuitas.
1.4 Sistem berpasangan
Sistem berpasangan atau aspek ganda dalam pencatatan dan pelaporan merupakan
konsekuensi logis / turunan dari konsep kesatuan usaha. Hubungan bisnis antara manajemen.

1.5 Persamaan Akuntansi


Dengan konsep kesatuan usaha, eleman pendapatan (serta untung) dan biaya (serta rugi)
merupakan penyebab perubahan ekuitas. Hubungan fungsional antar buku besar ini dapat
dinyatakan dengan persamaan akuntansi yang spesifik dan bukan persamaan aljabar.
Persamaan tersebut dirumuskan sebagai berikut:

A=K+E+P–B+I–D
1.6 Statemen Keuangan berartikulasi
Artikulasi merupakan turunan atau konsekuansi dari konsep kesatuan usaha. Dengan
artikulasi, akan selalu dapat ditunjukkan bahwa laba dalam statemen laba-rugi akan sama dengan
laba dalam statemen berubahan ekuitas dan jumlah rupiah ekuitas akhir dalam statemen
perubahan ekuitas akan sama dengan jumlah rupiah ekuitas dalam neraca. Dengan konsep
kesatuan usaha. Pendapatan(P). Biaya(B). Laba(P-B) didefinisi sebagai perubahan aset yang
akhirnya mempengaruhi ekuitas. Posisi keuangan awal digabung dengan perubahan akan
menghasilkan posisi keuangan akhir. Hubungan ini dapat dilukiskan sbb:

Posisi akhir : A* = K* + E*
Posisi awal : A = K + E

Perubahan : ∆A = ∆K + ∆E

Akibat artikulasi, laporan laba-rugi merupakan sarana untuk melaporkan perubahan bersih aset
dan kewajiban (aset bersih). Dengan demikian, laba merupakan konsekuensi pengukuran aset
dan kewajiban sebagai fokus. Sementara itu, ekuitas merupakan akibat pengukuran perubahan
aset bersih, sehingga tidak didefinisi secara semantic seperti aset dan kewajiban.

2. Kontinuitas Usaha
Konsep kontinuitas usaha menyatakan bahwa tidak ada tanda-tanda atau gejala-gejala
maupun rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi.
Sehingga akuntansi menganggap kesatuan usaha tersebut akan berlangsung sampai waktu yang
tak terbatas.
Konsep ini dipertimbangkan pada saat penyusunan statemen keuangan atau pada saat
akuntansi menghadapi pilihan dalam proses perekayasaan atau penyusunan standar.
Yang menjadi dasar validitas konsep ini adalah kenyataan bahwa kelangsungan hidup
perusahaan di masa datang tidak pasti. Selain itu, konsep ini dianut akuntansi atas dasar
penalaran bahwa kelangsungan hidup/kontinuitas perusahaan merupakan harapan
normal/umum/logis, bukan untuk mati atau dilikuidasi. Perusahaan tidak didirikan untuk usaha
yang berjangka pendek sehingga likuidasi bukan merupakan harapan yang umum dan masuk
akal dalam pendirian perusahaan.

2.1 Arti Penting Laporan Periodik


Dengan konsep kontinuitas usaha, perusahaan berusaha untuk maju dan berkembang
dengan jalan menciptakan laba terus menerus dalam jangka panjang. Laba diperoleh melalui
kegiatan menyerahkan barang/jasa yang menimbulkan aliran biaya sebagai aliran keluar aset
(sumber ekonomik). Laba periodik dalam pelaporan keuangan menjadi informasi penting dalam
menilai daya melaba (earning power) perusahaan.
Daya melaba adalah rata-rata dalam jangka panjang tingkat imbalan periodic tertentu. Tingkat
imbalan investasi periodic merupakan tingkat mendapatkan laba dengan tingkat sumber
ekonomik tertentu yang diukur secara periodic. Daya melaba dipadang sebagai kecenderungan
laba atau rata-rata tingkat imbalan investasi dalam jangka panjang

2.2 Kedudukan Statemen Laba-Rugi


Statemen laba-rugi periodik merupakan penggalan pendapatan dan biaya dalam
mengukur daya melaba jangka panjang, sehingga statemen laba-rugi dipandang sebagai statemen
keuangan periodic bersifat tidak final.
Implikasi konsep ini terhadap standar adalah adanya ketentuan penyajian statemen laba-rugi
periodic secara komparatif/serial, paling tidak untuk 2 periode berturut-turut. Fluktuasi laba
tahunan adalah hal wajar sehingga untung/rugi luar biasa harus masuk dalam statemen laba-rugi
all-inclusive.

2.3 Fungsi Neraca dan Penilain Elemennya


Dengan konsep kontinutas usaha tujuan pelaporan pos neraca adalah untuk menunjukkan
sisa potensi – potensi jasa yang masih dimiliki kesatuan usaha untuk menghasilkan pendapatan
dalam periode periode berikutnya. Proses penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada
tiap pos neraca merupakan pengukuran sisa potensi jasa, sehingga akuntansi menilai pos – pos
neraca berdasarkan kos historis (historical cost principle concept ).

3. Penghargaan sepakatan
Konsep ini menyatakan bahwa jumlah rupiah / agregat harga / penghargaan sepakatan
yang terlibat dalam tiap transaksi merupakan pengukuran / bahan olah dasar akuntansi yang
paling objectif terutama dalam mengukur sumber ekomonik yang masuk dan sumber ekonomik
yang keluar. Sebagai konsekuensi, elemen – elemen atau pos – pos pelaporan keuangan diukur
atas dasar penghargaan sepakatan tersebut.

Konsep ini dilandasi pemikiran bahwa fungsi akuntansi adalah meneydiakan informasi
yang berpaut dengan kegiatan perusahaan yang sebagian besar terdiri atas transaksi pertukaran
dengan perusahaan lain. Penghargaan sepakatan merupakan dasar kuantifikasi berbagai jenis
objek menjadi objek – objek homogenus yang paling objektif untuk menyajikan hubungan antar
objek yang bermakna. Penghargaan sepakatan tersebut akan dicatat dan diolah lebih lanjut dalam
sisem akuntansi perusahaan untuk berbagai laporan manajerial dan statemen keuangan.
Dengan pemahaman seperti digambarkan diatas, tujuan akuntansiuntuk menyediakan jasa berupa
data kuantitatif dasar (basic quantitative data) akanmencapai tingkat manfaat yang tinggi karena
adanya kesatuan pengertian tentang bahan olah dasarnya.
*Jasa di Balik Kos
Akuntansi menggunakan satuan mata uang karena satuan tersebut paling mudah untuk
mengkuantifikasi objek atau jasa ke dalam satuan yang homogenus dan juga karena harga dalam
satuan uang adalah cara yang sudah umum untuk menyatakan kesepakatan dalam pertukaran.
Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan uang atau harga itu sendiri yang mempunyai arti penting
melainkan justru potensi jasa yang ada di balik angka koslah yang mempunyai arti penting.
Potensi jasa tersebut adalah daya, kemampuan, atau Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan uang
atau harga itu sendiri yang mempunyai arti penting melainkan justru potensi jasa yang ada di
balik angka koslah yang mempunyai arti penting. kapasitas yang kalau ditukarkan dapat
menimbulkan daya, kemampuan, atau kapasitas lain yang kekuatannya (besarnya) paling tidak
sama dengan yang sebelumnya dimiliki perusahaan yang direpresentasi dalam bentuk kos.
Misalnya , kas Rp5.000.000 ditukarkan dengan mesin, ini berarti bahwa daya beli (kos Rp
5.000.000) ditukarkan dengan daya produksi (kos Rp 5.000.000).

*Keterbatasan Informasi Akuntansi


Arti penting kos sebagai bahan olah akuntansi sebenarnya dapat dikenali keterbatasan
akuntansi dalam memberikan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan. Informasi
akuntansi merupakan sebagaian dari informasi yang mungkin dibutuhkan untuk pengembalian
keputusan oleh pihak eksternal dan manajemen. Lebih dar itu, pertimbangan dan kebijakan
didasarkan pada data akuntansi secara cukup mendalam, akhirnya keputusan yang dihasilkan
akan mencerminkan juga pengaruh data nonakuntansi dan akan diwarnai dengan hal-hal yang
sangat kualitatif dan subjektif seperti ; tujuan secara keseluruhan, sasaran jangka pendek,
peraturan pemerintah alasan politik, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai