LK Halusinasi
LK Halusinasi
LK Halusinasi
KUDUS
Disusun Oleh:
SUPRIYONO
NIM: N520184357
B. ALASAN MASUK
Pasien datang bersama keluarganya dengan keluhan bingung, mondar mandir, pasien
bicara sendiri, makan dan minum sulit, pasien tidak mau minum obat, Pasien marah-
marah sambil memukul tembok dan orang yang disekitarnya,pasien tidak mau kontrol.
Pasien dibawa ke IGD RSUD. dr. Loekmono Hadi Kudus kemudian dirawat di Ruang
Cempaka 1
C. FAKTOR PENYEBAB
1. Faktor Presipitasi
Pasien tidak mau minum obat selama 1 bulan
2. Faktor Predisposisi
1) Biologis
Tidak ada riwayat keturunan yang menderita gangguan jiwa
2) Psikologi
Pasien sebelumnya sudah mengalami gangguan jiwa 3 tahun yang lalu di
rawat di RSUD dr.Loekmono Hadi.dan control rutin di poli jiwa RSUD dr.
Loekmono hadi tapi tidak minum obat secara rutin 1 bln yang lalu.
3) Sosiologi
Hubungan dengan keluarga dan orang lain baik. Pasien merasa malu karena
pernah dirawat karena gangguan jiwa
D. PENGKAJIAN FISIK
a. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
GCS : E : 4, M : 6, V : 5
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg.
Suhu : 36,5 °C.
Nadi : 80x / menit.
RR : 20x / menit.
BB : 50 kg
TB : 160 cm
IMT : BB 50
= (1,60)2
(TB)2 = 50
2,56
= 19,5 ( Nilai Normal 18,5-24,9 )
c. Pemeriksaan Fisik
a) Kepala : mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada
hematoma, tidak ada nyeri tekan
b) Rambut : warna hitam, tidak ada kebotakan
c) Mata : pengelihatan memakai kaca mata minus
d) Hidung : bentuk simertis, tidak ada perdarahan, tidak
ada secret
e) Telinga : bentuk normal, pendengaran normal, tidak ada
perdarahan
f) Mulut dan gigi : mukosa kering, gigi tidak mengalami
karies
g) Leher : tidak ada pembesaran tyroid, nadi karotis
teraba
h) Dada
Jantung :
Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Tidak ada nnyeri tekan , ictus cordis tak tampak
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi S1 lub, S2 dub, tidak ada bunyi tambahan
Paru-paru :
Inspeksi : simetris, warna kulit rata, taktil fremitus teraba sama,
pengembangan dada sama antara kanan dan kiri.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara vesikuler
Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi tampak datar
Auskultasi : terdengar bising usus 18 x/menit
Perkusi : Tympani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
i) Genetalia : Normal, pasien belum mempunyai anak.
j) Ekstremitas : tidak ada cacat pada ekstremitas atas maupun
bawah,otot terlihat normal.
E. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1) Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Garis keturunan
: Garis perkawinan
2) Konsep Diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya. Saat ditanya bagian
tubuh yang paling disukai adalah tangannya
b. Identitas Diri
Pasien mengetahui bahwa dirinya adalah seorang laki- laki dan menerima
dengan ikhlas dia sebagai laki- laki. Pasien adalah anak kedua dari 2
bersaudara dan belum berkeluarga.
c. Peran
Pasien adalah anak kedua, belum bekerja.
d. Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin segera pulang dan berkumpul dengan keluarga
seperti dulu. Pasien juga mengatakan ingin segera sembuh dan tidak ingin lagi
mendengar suatu suara atau bisikan-bisikan yang mengejek, pasien juga
menyatakan bahwa pasien ingin sekolah lagi
e. Harga Diri
Pasien menerima dengan kondisi yang sekarang
3) Hubungan Sosial
a. Orang terdekat
Pasien dekat dengan ibu dan kakaknya
b. Sosialisasi
Sebelum dirawat di RS kadang pasien bergaul dengan teman-teman sekitar
rumahnya, namun setelah dirwat di RS pasien kadang mau bergaul dan
kadang tidak mau bergaul dengan pasien lainnya karena alasan malu dengan
kondisinya, pasien tampak sering menyendiri, kontak mata pasien kurang saat
berinteraksi dan pasien sering melamun.
c. Hambatan
Pasien menyatakan ada hambatan rasa malu saat bersosialisasi dengan
masyarakat
F. STATUS MENTAL
a. Penampilan Umum
Penampilan Pasien cukup rapi, selalu menggunakan seragam yang disediakan
oleh rumah sakit. pasien tidak terbalik saat memakai baju dan berpenampilan
bersih. , pasien saat duduk bersama teman-temanya terkadang hanya melamun
saja.
b. Pembicaraan
Pasien dalam berbicara pelan, dalam pembicaraan sesuai atau nyambung dengan
pertanyaan, pasien terkadang terdiam ditengah pembicaraan seperti mendengar
sesuatu.
c. Aktivitas Motorik
Pasien tampak mau melakukan aktivitas sehari-hari di RSJ secara mandiri, saat
berinteraksi tampak pasien mengerak-gerakkan tanganya, tangannya tampk
seperti mengepal. Masalah Keperawatan : Resiko menciderai diri sendiri, orang
lain dan lingkungan.
d. Alam Perasaan
Pasien mengatakan masih mendengar suara suara bisikan yang menggangunya,
pasien mengatakan terkadang merasa sedih dengan keaadanyan sekarang, yang
tidak bisa berkumpul dengan keluarga seperti dahulu.
e. Afek
Afek emosi Pasien sesuai, terbukti saat Pasien mengatakan sedih dan ingin cepat
pulang bertemu dengan keluarganya tetapi keinginannya belum bisa terwujud
Pasien menceritakan masalahnya dengan wajah yang sedih.
f. Interaksi Selama Wawancara
Pasien mampu menjawab semua pertanyaan yang di ajukan dengan sesuai/ baik,
kontak mata dengan pasien perawat sedikit kurang, pasien cenderung menatap
kedepan padahal perawat ada di sampingnya, pembicaraan pasien keheranan saat
ditanyai, kadang pasien terdiam sebentar seperti mendengar sesuatu.
g. Persepsi
Pasien mengalami gangguan persepsi halusinasi pendengaran
Jenis : Halusinasi pendengaran
Isi : Mendengar bisikan bisikan yang menjelekkannya
Frekuwensi : 3x dalam 1 hari
Durasi : ± 1 menit
Waktu : Saat Pasien sendirian
Respon : Pasien bingung dan mondar mandir
h. Proses Fikir
Adanya blocking saat berbicara
i. Isi Pikir
Tidak ada gangguan isi Pikir.
j. Tingkat Kesadaran dan orientasi
Pasien dapat mengetahui apakah ini pagi, siang, sore atau malam. Pasien Pasien
juga mengetahui kalau saat ini sedang di Rumah sakit. Pasien bisa mengenali
perawat.
k. Memori
a. Jangka Panjang : Baik, Pasien dapat menyebutkan tanggal kelahirannya.
b. Jangka Pendek : Baik, Pasien dapat menyebutkan nama teman-temannya yang
ada diruangan.
c. Saat Ini : Baik, Pasien dapat mengingat hari dan tanggal hari ini dan Pasien
juga ingat menu makanan apa saja yang sudah dimakan tadi.
l. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Pasien mampu berkonsentrasi dengan baik, ketika diberikan pertanyaan tidak
meminta mengulang pertanyaan yang diberikan, Pasien mampu melakukan
penghitungan sederhana misalnya berhitung dari 1 sampai 10.
m. Kemampuan Penilaian
Pasien tidak mengalami gangguan penilaian, terbukti pada waktu Pasien ditanya
‘’ngepel dulu apa nyapu dulu?’’ Pasien menjawab ‘’disapu dulu agar lantai bersih
dan klau dipel tidak kotor lagi’’.
n. Daya Tilik Diri
Pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan mengalami gangguan jiwa. Pasien
mengerti dibawa ke rumah sakit.
H. MEKANISME KOPING
Adaptif : Pasien mau menceritakan Halusinasinya
Maladaptif : Pasien selalu menghindar
I. ASPEK MEDIS
1) Diagnosa Medis
Schizophrenia tipe Manik
2) Terapi yang diberikan
Sereguel XR (1x 200 mg = 1 tablet sebelum makan)
clopromazine 100 mg(1x50 mg =1/2 tablet sesudah makan)
depakote (1x 250 mg = 1 tablet sesudah makan )
Ketokenazole (1x 200 mg= 1 tablet sesudah makan )
J. ANALISA DATA
NO Data Fokus Diagnosis Paraf
1 DS : Gangguan persepsi sensori:
Pasien mengatakan mendengar suarahalusinasi pendengaran
bisikan-bisikan mengejeknya
- Isi halusinasi : mendengar suara
mengejeknya
- Durasi : ± 1 menit
- Respon : bingung
- Frekuensi : 3x dalam sehari
- Waktu : Pagi dan siang saat
sendiri
DO:
- Pasien tampak mondar mandir
- Pasien tampak bicara sendiri
- Pasien tampak bingung
K. POHON MASALAH
Akibat
Resiko menyiderai diri, orang lain
lingkungann
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi
2. Isolasi social : menarik diri
3. Resiko menyiderai diri orang lain dan lingkungan
M. RENCANA KEPERAWATAN
Tgl/J DIAGNOSIS Rencana Keperawatan
am Tujuan Tindakan Rasional
06/05/ Gangguan Tujuan Umum :
Persepsi :Setelah 7 x pertemuan Pasien a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakanPasien yang sudah percaya kepada
2019
Sensori dapat mengontrol halusinasinya. prinsip komunikasi terapeutik perawat akan membantu
halusinasi b. Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawatmempermudah kerjasama sehingga
pendengaran Tujuan Khusus : berkenalan Pasien lebih kooperatif
SP1 : c. Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang
Setelah 4x pertemuan Pasien disukai Pasien
mampu : d. Buat kontrak yang jelas
- membina hubungan saling e. Beri kesempatan Pasien untuk mengungkapkan
percaya dengan perawat perasaannya.
dengan kriteria evaluasi : f. Dengarkan ungkapan klien dengan penuh perhatian
ekspresi wajah bersahabat, ekspresi perasaan Pasien
menunjuk-kan rasa g. Bantu Pasien mengenal
senang, ada kontak mata, Halusinasinya( isi,waktu,frekuwensi,durasi,situasi,dan
mau berjabat tangan, mau respon )
menyebutkan nama, mau h. Ajarkan cara menghardik halusinasi
membalas salam, mau
duduk berdampingan
dengan perawat mau
mengutarakan
masalahnya,
- Pasien dapat mengenal
halusinasinya (jenis,
waktu, isi, situasi,
frekuensi, dan respon saat
timbulnya halusinasi),
- Pasien dapat menghardik
halusinasi
06/05/ SP2:
Setelah 4x pertemuan Pasien a. Validasi kegiatan yang sudah dilakukan dengan latian berbicara/bercakap
2019
dapat mengontrol halusinasi b. Latih Pasien berbicara/bercakap dengan orang lain. dengan orang lain akan lebih
dengan cara yaitu bercakap- meningkatkan rasa percaya diri
cakap dengan orang lain. Pasien
06/05/ SP3:
Setelah 4x pertemuan Pasien a. Validasi kegiatan SP 1 dan SP2 dengan memiliki aktivitas terjadwal,
2019
dapat mengendalikan b. Latih kegiatan agar halusinasi tidak muncul. Pasien akan lebih memiliki
halusinasinya dengan c. Pantau pelaksanaan jadwal kegiatan, berikankesibukan sehingga meminimalkan
memasukan aktivitas terjadwal penguatan terhadap perilaku pasien yang positif. halusinasi untuk muncul
06/05/ SP4:
Setelah 4x pertemuana. Validasi kegiatan SP 1,SP 2 dan SP 3 Agar kondisi Pasien tetap stabil.
2019
diharapkan Pasien dapatb. Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum Pasien pada
menggunakan obat dengan Pasien.
benar (sesuai dengan programc. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti
pengobatan) minum obat tanpa seizin dokter.
d. Jelaskan prinsip 5 benar minum obat (nama Pasien,
obat, dosis, cara dan waktu).
e. Anjurkan Pasien minta obat dan minum obat tepat
waktu
f. Anjurkan klien melaporkan pada perawat atau dokter
jika merasakan efek yang tidak menyenangkan.
g. Beri pujian jika klien minum obat dengan benar.
06/05/ SP Keluarga
Tujuan Umum: 1. Berikan pendidikan kesehatan tentang pengertianAgar keluarga dapat merawatnya
2019
Setelah dilakukan 1x pertemuan halusinasi, jenis, tanda gejala dan cara merawatsaat di rumah.
diharapkan keluarga dapat halusinasi
merawat Pasien dengan 2. Latih keluarga untuk merawat pasien langsung
halusinasi dengan kriteria: dihadapan Pasien
1. Keluarga dapat terlihat 3. Jelaskan perawatan ketika Pasien di rumah.
dalam perawatan Pasien
baik di rumah sakit
maupun di rumah
2. Keluarga dapat menjadi
system pendukung yang
efektif
07/05/ SP2:
Setelah 3x pertemuan Pasien a. Evaluasi kegiatan SP1 Pasien lebih percaya diri dalam
2019
dapat melakukan berinteraksi b. Latih berhubungan sosial secara bertahap bersosialisasi
dengan orang lain secara c. Masukkan dalam jadwal pasien.
bertahap
07/05/ SP3:
Setelah 3x pertemuan Pasiena. Ajarkan cara berkenalan dengan dua orang dengan cara Agar klien mampu berinteraksi
2019
dapat melakukan berinteraksi mempraktekan dan melakukan. dengan orang lain.
dengan dua orang atau lebihb. Berikan reinforcement positif terhadap kemampuan
secara bertahap Pasien.
08/05/ Sp2
Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya: Mengetahui respon dari marahnya
2019 Setelah 2x interaksi klien dapt
a. Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasapasien
menceritakan penyebab
jengkel dan marahnya
perilaku kekerasan yang
b. Dengarkan tanpa menyela setiap ungkapan klien
dilakukan dengan menceritakan
penyebab perasaan jengkel
08/05/ Sp3
1. Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku
2019 Setelah 2x interaksi pasien
kekerasan yang dialami:
dapat mengidentifikasi perilaku
2. Motivasi klien menceritakan kondisi fisik saat perilaku
kekerasan dengan kriteria hasil:
kekerasan terjadi
a. Klien dapat menjelaskan
3. Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya 1. Mengetahui seberapa
tanda-tanda perilaku
4. Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan pengetahuan pasien tentang
kekerasan
orang lain saaat terjadi perilaku kekerasaan perilaku kekerasan
b. Klien dapat menjelaskan
2. Dengan menceritakan
5. Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang
jenis ekspresi marah,
kondisi yang dialami pasien
dilakukan selama ini:
perasaan saat melakukan
menjadikn pasien lebih tahu
a. Motivasi untuk menceritakan jenis perilaku
kekerasan, dan efektifitas
tentang dirinya sendiri
kekerasan yang pernah dilakukan
cara dalam menyesuaikan 3. Pasien lebih tahu tentang
masalah b. Motivasi menceritakan perasaan setelah tindakan dirinya sendiri
4. Mengetahui kondisi
c. Klien dapat menjelaskan perilakuk kekerasan
hubungan ketika perilaku
akibat perilaku kekerasan c. Diskusikan apakah perilaku kekerasan dapat
terjadi
bagi diri sendiri, orang lain menyelesaikan masalah
5. Mengetahui apa saja
dan lingkungan 6. Diskusikan akibat negatif perilakuk kekerasan pada
perilaku kekerasan yang
Klien menjelaskan cara-cara diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
sudah dilakukan
sehat mengungkapkan marah 7. Diskusikan tentang:
a. Apakah ingin mempelajari cara mengungkapkan
rasa marah yang seehat
b. Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk
mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan
c. Jelaskan cara sehat untuk mengungkapkan marah
dengan cara fisik, verbal, sosial, dan spiritual
08/05/ SP5
1. Diskusikan dengan klien dan keluarga tentang dosis, 1. dengan mengetahui efek
2019
Setelah 3x pertemuan klien frekuensi dan manfaat obat. samping obat klien tahu apa
menjelaskan tentang manfaat yang harus dilakukan setelah
obat, kerugian tidak minum 2. Diskusikan bahayanya obat tanpa konsultasi. minum obat.
obat, nama obat, bentuk dan 2. dengan mengetahui prinsip
warna, dosis dan waktu maka kemandirian klien
3. Bantu klien menggunakan prinsip lama benar.
pemberian dan cara pemberian, tentang pengobatan dapat
serta klien mampu ditingkatkan secara bertahap.
menggunakan obat sesuai
program
N. CATATAN KEPERAWATAN
HARI,
IMPLEMENTASI EVALUASI
DX TANGGAL KEPERAWATAN KEPERAWATAN
JAM
Halusinasi : 6/5/2019 6/5/2019
18.00
pendengaran
Pukul .14.00 S:
Membina hubungan saling percaya dengan klien mengatakan bersedia diajak mengobrol oleh
prinsip komunikasi terapeutik. perawat.
Pasien mau menyebutkan namanya :M
a. Sapa klien dengan ramah baik secara Pasien mengatakan kalau ada suara-suara yang
verbal maupun non verbal. sering mengganggunya.
b. Perkenalkan diri dengan sopan. O:
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
Pasien tampak sering menggigit ujung bolpoin
panggilan yang disukai klien.
d. Jelaskan tujuan pertemuan. Pasien tampak kurang tenang saat wawancara.
e. Jujur dan menepati janji.
A:
f. Tunjukan sikap empati dan terima klien
apa adanya. BHSP tujuan tercapai.
g. Beri perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuan dasar klien. P:
Pukul 14.15
Identifikasi perilaku halusinasi
digunakan klien, jika bermanfaat beri halusinasinya klien mandi dan menonton tv
pujian.
Klien mengatakan sudah mengetahui cara
c. Mendiskusikan cara baru untuk
mengontrol halusinanya dengan cara menghardik.
mengontrol timbulnya halusinasi.
d. Membantu klien melatih dan memutus
O:
halusinasi secara bertahap
Pasien tampak sering menggigit ujung bolpoin
Pukul 16.00
A:
P:
O:
P:
perawat : motivasi klien untuk rutin minum obat
Pasien : masukkan jadwal minum obat sebagai
kegiatan sehari-hari
Isolasi sosial 7/5/2019 SP1 Isolasi sosial S:
Pukul 14.15 1. Melakukan BHSP Pasien masih mengingat nama perawat yaitu Tn. N
2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial. Pasien tau penyebab isolasi sosial karena rasa malu
3. Menanyakan keuntungan dan kerugian Pasien menjelaskan keuntungan dan kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain. berinteraksi dengan orang lain.
4. Mendorong dan membantu kien untuk Pasien mengatakan mau berkenalan dengan perawat
berhubungan dengan orang lain melalui dan temannya..
tahap : O:
- K–P Pasien bicara lancar, sesekali mengalihkan
- K – P – P lain pandangan.
- K – P – – K lain Pasien menceritakan keadannya dirumah yaitu tidak
- K –Kelompok diperbolehkan keluar rumah oleh ibunya.
Pasien dapat menyebutkan nama perawat yaitu Tn.
A, serta Pasien tampak berkenalan dengan teman
satu kamarnya.
A:
Pasien kooperatif dalam bercerita
P:
Optimalkan SP
Pukul 15.30
SP1 Isolasi sosial S:
1. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial. Pasien tau penyebab isolasi sosial karena rasa malu
2. Menanyakan keuntungan dan kerugian Pasien menjelaskan keuntungan dan kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain. berinteraksi dengan orang lain.
3. Mendorong dan membantu kien untuk Pasien mengatakan mau berkenalan dengan
berhubungan dengan orang lain melalui temannya.
tahap : O:
a. K – P Pasien bicara lancar, sesekali mengalihkan
b. K – P – P lain pandangan.
c. K – P – P lain – K lain Pasien tampak menyebutkan keuntungan dan
kerugian berinteraksi dengan orang lain seperti
K –Kelompok menambah banyak teman, menambah ilmu,
menambah pengalaman karena bisa saling cerita, dll.
Pasien mau mengikuti kegiatan TAK dan senam dan
bisa menyebutkan nama perawat Ny. E, Tn. E , dan
beberapa nama temannya yaitu Ny. H, Ny. N dan
lainya.
A:
SP1P Isolasi Sosial tercapai
P:
Lanjutkan SP2 Isolasi Sosial
S:
Pasien mengatakan cara-cara berkenalan itu tahap-
Pukul 16.00 tahapnya: jabatkan tangan, perkenalkan diri, nama
SP2P Isolasi Sosial lengkap, nama panggilan, alamat dan hobby.
1. Evaluasi SP1 Pasien mengatakan senang bisa berkenalan
2. Melatih berhubungan sosial secara O :
bertahap Pasien tampak berkenalan dengan teman-temannya,
Pasien sudah mau bercakap-cakap dengan teman-
temannya
A:
Pasien kooperatif dan bisa berkenalan dengan orang
lain
P:
Optimalkan SP2 Isolasi Sosial
Pukul 16.30 S:
SP2P Isolasi Sosial Pasien mengatakan cara-cara berkenalan itu tahap-
tahapnya: jabatkan tangan, perkenalkan diri, nama
1. Mengevaluasi SP1 lengkap, nama panggilan, alamat dan hobby.
2. Melatih berhubungan sosial secara Pasien mengatakan senang bisa berkenalan
bertahap O:
Pasien tampak berkenalan dengan teman-temannya,
Pasien sudah mau bercakap-cakap dengan teman-
temannya
A:
Pasien kooperatif dan bisa berkenalan dengan orang
lain
P:
Optimalkan SP2 Isolasi Sosial
Pukul 15.00
Membantu klien mengungkapkan tanda-tanda S:
klien mengatakan pasien tanganya mengepal saat
perilaku kekerasan yang dialami:
marah.
a. Memotivasi klien menceritakan kondisi fisik klien mengatakan memukul tembok karena merasa
saat perilaku kekerasan terjadi sangat marah
b. Memotivasi klien menceritakan kondisi klien mengatakan menyesal setelah memukul.
emosinya O:
c. Memotivasi klien menceritakan kondisi
klien mau menceritakan perasaan marahnya
hubungan dengan orang lain saaat terjadi
klien tampak tidak tenang
perilaku kekerasaan klien kooperatif
d. Mendiskusikan dengan klien perilaku
kekerasan yang dilakukan selama ini: A:
e. Memotivasi untuk menceritakan jenis
membantu mengungkapkan tanda-tanda perilaku
perilaku kekerasan yang pernah dilakukan
f. Memotivasi menceritakan perasaan setelah kekerasan tujuan tercapai
tindakan perilaku kekerasan
g. Mendiskusikan apakah perilaku kekerasan P:
dapat menyelesaikan masalah perawat : ajarkan cara mengontrol marah yang baik
h. Mendiskusikan akibat negatif perilakuk
dan benar.
kekerasan pada diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan Pasien : motivasi klien untuk mengikuti Terapi
Aktivitas Kelompok
S:
Pukul 16.00 pasien mengatakan:
mengidentifikasi perilaku kekerasan marah karena merasa ada yang mengejek
tanda saat marah yaitu mengepalkan tangan
dan mondar- mandir
akibat dari marah adalah menyesal
belum mengetahui cara mengontrol marah
O:
pasien kooperatif
pasien tampak antusias
pasien tampak bersemangat
pasien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan
A:
P:
S:
pasien mengatakan:
pasien kooperatif
pasien tampak antusias
pasien tampak sangat bersemangat
pasien dapat melakukan napas dalam
pasien dapat melakukan kembali pukul bantal
A:
P: