Escherichia Coli
Escherichia Coli
Escherichia Coli
Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama
bakteri gram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor
Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besar manusia. Kebanyakan E. Coli tidak
berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan
keracunan makanan yang serius pada manusia. E. Coli yang tidak berbahaya dapat
menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah
baketi lain di dalam usus.
E. coli biasanya hidup di dalam usus Anda, di mana ia membantu tubuh Anda
memecah dan mencerna makanan yang Anda makan. Sayangnya, beberapa jenis
(strain disebut) dari E. coli bisa mendapatkan dari usus ke dalam darah. Ini adalah
penyakit langka, tapi bisa menyebabkan infeksi yang sangat serius.
* Muntah
Satu strain sangat buruk E. coli ditemukan di bayam segar pada tahun 2006 dan
beberapa hamburger cepat saji pada tahun 1993. Sapi dapat berisi E. coli karena
bakteri sering menginfeksi ternak. Hal ini dapat dalam daging yang berasal dari
ternak dan juga dalam kotoran mereka, yang disebut pupuk kandang. Kotoran sapi
dalam makanan Anda? Bagaimana itu bisa terjadi? Tidak sengaja, tentu saja, tetapi
bisa terjadi jika pupuk digunakan untuk pupuk (suatu praktek umum untuk
membantu pertumbuhan tanaman) atau jika air yang terkontaminasi dengan E. coli
digunakan untuk mengairi tanaman.
Escherichia coli ialah bakteri yang berbentuk batang pendek (Basil) tergolong dalam
Gram negatif dan hidup dalam saluran pencernaan atau usus baik pada hewan
dan manusia. Escherichia coli yang mencemari bahan makanan berasal dari tinja
manusia, sehingga keberadaannya pada bahan makanan atau ikan segar menunjukkan
adanya ancaman kesehatan pada konsumen (manusia), sebab dapat diartikan bahwa
bahan makanan telah tercemar oleh tinja manusia. Oleh karena itu maka, Escherichia
coli dipakai sebagai indikator cemaran yang berbahaya bagi manusia dan hewan.
Ancaman yang dapat membahayakan kesehatan konsumen, sebab beberapa
strain Escherichia coli bersifat patogen yang dapat menyerang manusia maupun
hewan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan bakteri Escherichia coli memproduksi
toxin yang dapat menyebabkan timbulnya gastro enteritis pada manusia dan hewan
yang ditandai dengan gejala diare, demam kadang disertai muntah bahkan kematian
Binatang ternak terutama sapi, domba, dan kambing, merupakan reservoar
bakteri EHEC. Kotoran hewan yang mengandung bakteri ini dapat mengontaminasi
daging atau susu, yang kemudian diolah kurang sempurna.
Sayuran dari kebun-kebun yang diairi air sungai yang terkontaminasi kotoran hewan,
juga berpeluang memicu diare. Karena itu, mereka yang gemar memakan sayuran
segar atau lalap-lalapan harus mencuci bersih sayuran itu sebelum dimakan. Sedang
penggemar produk hewan dianjurkan memanaskan bahan makanan itu secara merata
pada suhu yang dianjurkan. Para peternak sapi, domba, atau kambing juga harus
selalu mencuci tangan setelah bekerja di kandang ternak.
Para peternaqk untuk mencegah penularan bisa meningkatkan kebersihan
kandang sapi maupun rumah potong hewan. “Peralatan, daging dan susu jangan
sampai tercemar oleh kotoran yang mengandung bakteri EHEC. Meski diyakini
EHEC juga banyak terjadi di negara berkembang termasuk di Indonesia, data infeksi
di negara-negara ini belum ada.
Bahaya yang ditimbulkan
Penyakit yang disebabkan oleh Escherichia coli pada manusia menyebabkan
gastro enteritis yang ditandai dengan gejala diare, demam kadang disertai muntah
bahkan kematian dan menimbulkan berbagai kasus seperti diare akut pada berbagai
spesies hewan ternak dan unggas. Pada hewan ternak dan unggas secara ekonomi
dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar, seperti penurunan produktifitas,
penurunan berat badan, bahkan dapat diikuti dengan kematian.
Pencegahan
Pencegahan penyakit yang disebabkan Escherichia coli dapat dilakukan dengan
peningkatan sanitasi kandang, lingkungan, makanan, alat-alat selalu dijaga
kebersihannya, pemberian pakan dan suplemen yang baik, klorinasi air minum,
pembersihan kandang dan lingkungan secara periodik (terjadwal) kemudian lakukan
desinfeksi/fumigasi serta isolasi terhadap hewan yang terinfeksi, pengobatan
dilakukan terhadap individu yang terinfeksi.
Pengobatan
Dari uji sensitifitas antibiotik yang dilakukan, untuk pengobatan dapat
digunakan antibiotik Kloramfenikol