T

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 27

GETARAN PADA SISTEM

PROPULSI KAPAL
BY ALAMSYAH
[email protected]
DEFENISI
Sistem propulsi kapal adalah suatu sistem yang digunakan untuk menggerakan kapal
pada suatu kecepatan yang direncanakan

sistem propulsi terdiri dari tiga komponen pokok yaitu:


i) motor penggerak (main engine),
ii) sistem transmisi (gear box)
iii) alat penggerak kapal (propeller),
ketiga komponen pokok tersebut dihubungkan dengan poros maka sistem propulsi
kapal juga dikenal dengan nama sistem poros, detail komponen sistem tersebut
sebagaimana Gambar
Gambar Komponen utama sistem propulsi kapal
Fungsi utama sistem poros pada sistem penggerak kapal adalah sebagai
sistem transmisi daya dan putaran yang bersumber dari mesin utama
menuju ke propeller untuk menggerakan kapal pada suatu kecepatan
tertentu (Kiyokatsu, 1997). selain fungsi utama di atas, hal penting yang
diperhatikan adalah berkaitan dengan dimensi dan bahan poros yang
berefek pada kekuatan dan getaran sistem (Harrington, 1992).
Modus Getar pada Sistem Propulsi

Getaran yang ditimbulkan oleh sistem poros terhadap kapal secara


keseluruhan adalah disebabkan oleh gaya hidrodinamika propeller dan
combustion gas mesin utama kapal.
Terdapat tiga modus getar pada sistem propulsi yaitu:
i) getaran torsional,
ii) getran lateral
iii) getaran longitudinal,

jelasnya dapat dilihat sebagaimana Gambar :


Gambar Modus getar pada sistem poros
Dampak Getaran
Getaran yang dihasilkan sistem poros pada resonansi getar lateral
yang cukup tinggi (diatas dB) akan sangat berdampak terhadap
tingkat kenyamanan penumpang dan ABK, kerusakan struktur
serta rusaknya komponen sistem poros.
Kerusakan tersebut Diantaranya : terjadinya penambahan stress
poros pada daerah di dekat propeller, kerusakan pada stern
bearing over heating (keausan), pembesaran gaya reaksi propeller
Selanjutnya untuk suatu rancangan sistem poros pada proses
analisis beberapa output perhitungan diataranya lateral natural
frekwensi sistem poros. Hal ini berhubungan dengan kecepatan
poros yang tidak seimbang sehingga berefek pada kecepatan kritis
pada kecepatan kapal. Analisa tersebut menurut Richard (1979)
dapat dianalisis dengan “metode Brackets” (Metode ini adalah
suatu metode dalam metode numerik yang berfungsi untuk
mencari akar-akar dari suatu persamaan dengan cara menebak dua
nilai, kemudian kita mengurung dengan menggunakan kedua nilai
tersebut hingga kita dapat menemukan akar-akar dari persamaan
tersebut).
Ketentuan Pengaturan Sistem
Lokasi Mesin Utama

Perletakan mesin utama dan propeller adalah informasi penting dalam perencanaan system poros. Hal
tersebut berkaitan dengan material dan dimensi panjang poros yang dipergunakan. Perletakan tersebut
umumnya telah ditetapkan pada tahap awal pendesainan kapal.

Peletakan mesin umumnya didasarkan pada:


1) Jenis propeller yang digunakan ,
2) Detail komponen mesin utama dan,
3) Pertimbangan-pertimbangan dalam pengaturan ruang permesinan, dalam hal ini menyangkut
peralatan tambahan yang digunakan. Disamping berdampak terhadap getaran, panjang poros pula
berefek pada efisiensi propeller melalui efisiensi poros yang dihasilkan (S),

Untuk sistem propulsi mengunakan mesin 4 langkah dengan transmisi gear box parameter efisiensi
mekanik/shaft diperkirakan 97% [Man B&W, 1997]
Lokasi Propeller

Peletakan propeller pada buritan kapal umumnya didasarkan sejumlah


parameter diantaranya adalah: diameter propeller, clearance propeller (jarak
antara ujung propeller dan base line kapal serta jarak antara propeller dgn
lambung pada radius putaran propeller). Untuk single screw propeller
disarankan peletakannya dengan clearance 6-12 in sebagaimana pada gambar.
Gambar Clearance propeller single screw
Pembebanan Sistem Poros
dan fraksi arus ikut Froude

atau berdasarkan hasil statistik Holtrop (1984) untuk kapal single screw
dapat mengunakan persamaan berikut :
Arus ikut kapal umumnya disebabkan oleh prinsip-prinsip sbb:

1) Fractional drag dari badan kapal.


2) Streamline flow yang lewat badan kapal
3) Kapal membentuk suatu pola gelombang di permukaan air dimana partikel-
partikel air dan puncak gelombang mempunyai kecepatan maju yang
disebabkan oleh gerakan orbitalnya. Disamping itu arus ikut (wake) bertambah
sesuai dengan penurunan diameter propeler. Arus ikut akan turun sesuai
dengan bertambahnya jarak (clearance) antara badan kapal dan baling-baling
[Harvald, 1983]
Perencanaan Sistem Poros
Perencanaan Propeller
Sehubungan dengan perhitungan getaran, khususnya getaran yang terjadi pada propeller umumnya sangat
dipengaruhi luas/tebal permukaan, berat dan momen inersia propeller.

Komponen Baling-Baling
Sketsa baling-baling diberikan dalam Gambar

Gambar Sketsa baling-baling


Berat Propeller

Perhitungan berat Propeller termasuk hub dapat diprediksi dengan persamaan:


Developed area propeller dapat diprediksi dengan formula Keller’s[Kuiper, 1992]:
Momen inersia propeller

Momen inersia propeller dapat diprediksi dengan persamaan:


Perencanaan Poros

Demikian pula dalam perencanaan poros sejumlah parameter yang perlu


dipertimbangkan adalah berat poros dan momen inersia poros, hal tersebut telah
mempertimbangkan material yang gunakan, khususnya terhadap sifat fatigue
characteristic

Berat poros
Persamaan berat poros per unit panjang sbb
Momen Inersia poros
End

Anda mungkin juga menyukai