SAP Observasi Febris

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

SATUAN ACARA PENYULUHAN KEPERAWATAN ANAK

PERAWATAN ANAK DEMAM


DI POLI ANAK RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Disusun oleh :

Putri Dewi Suciningtyas, S.Kep 131823143035


Aris Sucipto, S.Kep 131823143037
Maria Evarista Sugo, S.Kep 131823143050
Heni Murti W, S.Kep 131823143051
Yayuk Ratnasari, S.Kep 131823143052

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perawatan Demam Pada Anak


Sub Pokok : Pengertian Demam
Penyebab Dema
Tipe Fase Demam
Komplikasi
Pemeriksaan Demam
Penatalaksanaan Demam
Perawatan Anak demam
Demontrasi cara kompres
Sasaran : Orangtua Poli Anak RSUD Soetomo
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Tunggu Poli Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya

I. Tujuan Penyuluhan Umum


Setelah mengikuti Penyuluhan selama 30 menit, diharapkan para
peserta dapat mengetahui demam yang dapat terjadi pada penderita anak .

II. Materi
1. Pengertian Demam
2. Penyebab Demam
3. Tipe Fase Demam
4. Komplikasi
5. Pemeriksaan Demam
6. Penatalaksanaan Demam
7. Perawatan Anak demam
8. Demontrasi cara kompres

III. Metode Penyuluhan


1. Ceramah
2. Tanya jawab

IV. Media / Alat Bantu


1. Leaflet
2. Banner
3. Demonstrasi cara kompres : handuk, waslap, manekin, waskom, dan air
hangat.
V. Setting Tempat

toilet
Ruang periksa

meja meja
terapi asesm
en

LIFT

pintu masuk

Keterangan :

= Penyaji
= Fasilitator
= Observer

VI. Pengorganisasian
Penyaji : Maria Evarista Sugo
Fasilitator dan Demonstrator : Putri Dewi Suciningtyas; Aris Sucipto
Moderator : Heni Murti Wahyuni
Observer : Yayuk Ratnasari Dewi Anggraeni

VII. Uraian Jobdesk Panitia


1. Penyaji
 Menyampaikan materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta tentang materi penyuluhan yang
disampaikan
 Mengkaji pengetahuan peserta tentang alergi pada lansia
 Membuka dan menutup acara
 Menyampaikan kontrak waktu penyuluhan berlangsung dalam berapa
lama
 Menjelaskan peraturan untuk peserta selama penyuluhan berlangsung,
seperti diharapkan tetap memperhatikan selama penyuluhan
berlangsung
 Mengevaluasi pengetahuan peserta tentang alergi pada lansia
2. Moderator
 Memandu jalannya penyuluhan dan sesi tanya jawab
 Membuka acara dan menyampaikan maksud serta tujuan kegiatan
penyuluhan
 Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan
 Melakukan evaluasi hasil tentang materi yang telah disampaikan
 Menutup acara penyuluhan
3. Fasilitator
 Menyiapkan alat dan saran yang dibutuhkan saat penyuluhan
 Memberikan leaflet kepada peserta saat di akhir acara
 Mengkondusifkan peserta penyuluhan agar tidak ramai sendiri dan
tetap focus selama penyuluhan berlangsung
4. Observer
 Mengamati jalannya acara penyuluhan
 Memperhatikan kesesuaian waktu yang telah ditentukan oleh
Moderator
 Mengingatkan kepada moderator ataupun penyaji jika melebihi waktu
yang telah ditentukan
VIII. Proses Kegiatan
Kegiatan
NO Tahap Waktu
Penyuluhan Sasaran
1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan

2. Inti 10 menit a. Menjelaskan pengertian demam Menyimak dan


b. Menjelaskan penyebab demam
memperhatikan
c. Menjelaskan tipe fase demam
d. Menjelaskan Komplikasi demam
e. Menjelaskan Pemeriksaan demam
f. Menjelaskan Penatalaksanaan dan
perawatan anak demam
g. Mendemonstrasikan cara
mengkompres
3. Tanya Jawab 10 menit Menjawab pertanyaan perserta Mengajukan pertanyaan
penyuluhan
4. Penutup 5 menit a. Mengevaluasi materi dengan cara a. Menjawab dan
memberikan pertanyaan mendengarkan
b. Mengucapkan salam penutup b. Menjawab salam

IX. Evaluasi
1. Kriteria Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta memperhatikan materi penyuluhan
c. Peserta aktif bertanya
d. Pelaksanaan kegiatan berjalan lancar sesuai dengan SAP
e. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan jobdesk masing-masing.
2. Kriteria Struktur
a. Pengorganisasian sudah di bagi sebelum hari H dan dilaksanakan sesuai

jobdesk masing-masing pada hari H


b. Pembuatan SAP, leaflet, dilakukan 3 hari sebelumnya
c. Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara dilaksanakan
d. Peserta berada di tempat yang telah ditentukan

3. Kriteria Hasil
a. Peserta yang datang minimal 70% dari target
b. Acara berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
c. Peserta mengikuti acara dengan aturan yang telah ditentukan
d. Peserta berperan aktif bertanya tentang materi penyuluhan yang

diberikan
e. Peserta mampu menjawab evaluasi dengan benar 75% yang telah
diberikan oleh moderator
MATERI PENYULUHAN

Demam terjadi karena ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas


untuk mengimbangi produksi panas yang berlebih sehingga terjadi peningkatan
suhu tubuh. Gejala demam dapat dipastikan dari pemeriksaan suhu tubuh yang
lebih tinggi dari rentang normal.

A. DEFINISI DEMAM
Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 38°C (100,4
°F). suhu normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara 36,1 °C-38°C
(97°F-100,4°F). umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih tinggi, Kemudian
menurun hingga padaa tingkat dewasa pada usia 13-14 tahun pada anak
perempuan, dan 17-18 tahun pada anak laki-laki. (Robert, 2007)

B. PENYEBAB DEMAM
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran.
Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan,
penyakit metabolik maupun penyakit lain (Julia, 2000). Penyebab demam selain
infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi
terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral
(misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan
diagnosis penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian penggambilan
riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan
penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium serta lain secara tepat dan
holistik. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul
demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala yang
menyertai demam. edangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal 2000 bahwa etiologi febris,diantaranya

a.Suhu lingkungan.

b. Adanya infeksi.

c.Pneumonia.
d. Malaria.

e. Otitis media.

f. Imunisasi

C. TIPE FASE DEMAM


1.Fase awal: Tanda dan gejala
a. Peningkatan denyut jantung
b. Frekuensi peningkatan pernafasan meningkat
c. Mengginggil
d. Peningkatan suhu tubuh
e. Pengeluaran keringat yang berlebihan
f. Rambut kulit berdiri
g. Kulit pucat dan dingin
2. Fase Demam: Tanda dan Gejala
a. Proses mengginggil lenyap
b. Kulit terasa hangat
c. Merasa tidak panas
d. Peningkatan nadi
e. Peningkatan rasa haus
f. Dehidrasi
g. Kelemahan
3. Fase Pulih: Tanda dan gejala
a. Kulit tampak merah dan hangat
b. Berkeringat
c. Mengginggil ringan
d. Kemungkinan mengalami dehidrasi

D. PATOFISIOLOGI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi
ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak
disertai peningkatan set point(Julia, 2000). Demam adalah sebagai mekanisme
pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zatasing yang masuk
ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan
merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen
adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen
endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh
mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non
infeksi).Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor)
yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di
hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam
arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini
akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan
pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran
panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran
panas.Inilah yang menimbulkan demam pada anak.
Suhu yang tinggi ini akanmerangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag
dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan
proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan
antibodi atau system kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003).
Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.
Menggigil.Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat
normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan
jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa
jam untuk mencapai suhu baru.Krisis/flush.Bila faktor yang menyebabkan suhu
tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak
berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal.(Guyton,
1999).
E. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh

2. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering


terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam
pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam
ini juga tidak membahayan otak
F. PEMERIKSAAN
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk
digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa
uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan atau sinar
tembus rutin. Dalam tahap melalui biopsi pada tempat-tempat yang dicurigai. Juga
dapat dilakukan pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi.

1. Pemeriksaan laboratorium

a. Hematologi Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi


penyulit perdarahan usus.

b. Kimia darah Pemeriksaan elektrolit, kadar glukosa, blood urea nitrogen


dan kreatinin harus dilakukan.

c. Imunorologi Widal : pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi


adanya antibody di dalam darah terhadap antigen kuman Salmonella typhi.
Hasil positif dinytakan dengan adanya aglutinasi. Hasil negative palsu
dapat disebabkan oleh karena antara lain penderita sudah mendapatkan
terapi antibiotika, waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit,
keadaan umum pasien buruk, dan adanya penyakit imunologik lain.

d. Urinalis Protein: bervariasi dari negative sampai positif (akibat demam)


Leukosit dan eritrosit normal : bila meningkat kemungkinan terjadi
penyulit

e. Mikrobiologi Sediaan apus dan kultur dari tenggorok, uretra, anus, serviks
dan vagina harus dibuat dalam situasi yang tepat. Pemeriksaan sputum
diperlukan untuk pasien yang demam disertai batuk-batuk. Pemeriksaan
kultur darah dan kultur cairan abnormal serta urin diperlukan untuk
mengetahui komplikasi yang muncul.

f. Radiologi Pembuatan foto toraks biasanya merupakan bagian dari


pemeriksaan untuk setiap penyakit demam yang signifikan.
g. Biologi molekuler Dengan PCR (Polymerase Chain Reaction), dilakukan
dengan perbanyakan DNA kuman yang kemudian diidentifikasi dengan
DNA probe yang spesifik. Kelebihan uji ini dapat mendeteksi kuman yang
terdapat dalam jumlah sedikit (sensifitas tinggi) serta kekhasan (spesifitas)
yang tinggi pula. Specimen yang digunakan dapat berupa darah, urin,
cairan tubuh lainnya serta jaringan biopsi (Soedarto, 2007)

G. PENATALAKSANAAN

1. Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6
jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.
Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak
mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan
berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak.
Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam
keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi
intelektual tertentu.

a. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan

b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan

c. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen


ke otak yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.

d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknyaMinuman


yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan),
air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang
menguap akibat naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya

e. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang

f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan
untuk menguapkan air pada kain kompres.Jangan menggunakan air es
karena justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas
tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi
dan intoksikasi (keracunan).

g. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-
suam kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di
luar terasa hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu
diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol
pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh
lagi.Disamping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat
pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga
akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan mempermudah
pengeluaran panas dari tubuh.

2. Obat-obatan Antipiretik

Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu


di hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan
prostaglandin dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga
set point hipotalamus direndahkan kembali menjadi normal yang mana
diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi pengeluaran
panas tidak ada lagi.

Petunjuk pemberian antipiretik:

a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol

b. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh


sirup parasetamol

c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the


sirup parasetamol.Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus
lalu dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat penurun panas in
diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran obat dengan ukuran 5
ml setiap sendoknya.
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam
menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada pasien
berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan
metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang
demam.Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari
golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan
kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya.
Tujuannya menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan
pembentukan prostaglandin dengan jalan menghambat enzim
cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivat para -aminofenol
yang bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis
dalam susunan saraf pusat.

Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam maksimal


5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis
ini dapat d itoleransi dengan baik.Dosis besar jangka lama dapat
menyebabkan intoksikasi dan kerusakkan hepar.Pemberiannya dapat
secara per oral maupun rektal.Turunan asam propionat seperti
ibuprofen juga bekerja meneka n pembentukan prostaglandin.Obat ini
bersifat antipiretik, analgetik dan antiinflamasi.Efek samping yang
timbul berupa mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih
jarang dibandingkan aspirin.

Efek samping hematologis yang berat meliputi agranulositosis dan


anemia aplastik.Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut
(terutama bila dikombinasikan dengan asetaminopen).Dosis terapeutik
yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8 jam.Metamizole (antalgin)
bekerja menekan pembentukkan prostaglandin.Mempunyai efek
antipiretik, analgetik da n antiinflamasi. Efek samping pemberiannya
berupa agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara han saluran
cerna. Dosis terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan tidak
dianjurkan unt uk anak kurang dari 6 bulan.Pemberiannya secara per
oral, intramuskular atau intravena. Asam mefenamat suatu obat gol
ongan fenamat.Khasiat analgetiknya lebih kuat dibandingkan sebagai
antipiretik.Efek sampingnya berupa dispepsia dan anemia
hemolitik.Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis.
Pemberiannya secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia
kurang dari 6 bulan.

H. PERAWATAN ANAK DEMAM

1. Berikan kompres air hangat di bagian tubuh yang memiliki pembuluh


darah besar seperti leher, ketiak dan selangkangan/lipatan paha, juga di
bagian luar dan terbuka seperti dahi dan perut. Kompres hangat membuat
pembuluh darah tepi di kulit melebar yang selanjutnya membuat pori-pori
terbuka sehingga memudahkan pengeluaran panas dari tubuh. Hindari
mengompres dengan menggunakan air dingin atau es batu karena tindakan
ini mengakibatkan pembuluh darah tepi mengecil sehingga panas yang
seharusnya dialirkan darah ke kulit agar keluar menjadi terhalang sehingga
panas tubuh tidak berkurang.

2. Saat mandi, gunakan air hangat. Selain membuat tubuh segar dan nyaman,
air hangat juga sangat baik untuk menghilangkan kuman dan bakteri di
kulit. Setelah mandi segera keringkan tubuh selanjutnya gunakan pakaian
agar tidak kedinginan.

3. Kenakan pakaian tipis longgar, pilih yang bahannya menyerap keringat


agar lebih nyaman dan tidak kegerahan.

4. Perbanyak istirahat agar daya tahan tubuh cukup untuk melawan infeksi.
Usahakan agar sirkulasi udara kamar atau tempat istirahat baik sehingga
kamar tetap bersuhu normal.

5. Perbanyak minum air mineral agar mencegah terjadinya dehidrasi (Febry


& Marendra, 2010).
I. CARA KOMPRES AIR HANGAT PADA ANAK DENGAN DEMAM

1. Alat:
a. Air panas dalam baskom
b. Waslap
c. Perlak dan pengalas
d. Thermometer
2. Penatalaksanaan
a. Mendekatkan peralatan disamping pasien
b. Mengukur Suhu tubuh
c. Mencuci Tangan
d. Memasang perlak pada tempat yang akan dikompres
e. Waslap dibasahi dengan air hangat dan diletakan pada tempat yang
akan dikompres , daerah kedua ketiak, leher, paha
f. Mengobservasi respon anak dengan mengukur suhu tubuh

J. KAPAN PERGI KE DOKTER


Secara umum anak yang demam harus dibawa ke dokter jika:
1. Usia anak kurang dari 3 bulan tanpa memandang keadaan anak secara
umum
2. Anak usia 3-36 bulan yang demam lebih dari 3 hari atau terdapat tanda
bahaya
3. Anak usia 3-36 bulan dengan demam yang tinggi(≥39°c)
4. Anak semua usia yang suhunya>40°c
5. Anak semua usia dengan kejang demam
6. Anak semua usia yang demam berulang lebih dari 7 hari walaupun demam
hanya berlangsung beberapa jam saja
7. Anak semua usia dengan penyakit kronik seperti penyakit jantung, kanker,
lupus, penyakit ginjal
8. Anak yang demam disertai ruam
Anak harus sesegera mungkin dibawa ke dokter jika ditemui tanda-tanda
bahaya sebagai berikut:
1. Tidak merespons atau susah dibangunkan atau tidak bisa bergerak
2. Kesulitan bernafas
3. Bibir, lidah dan kuku nampak kebiruan
4. Ubun-ubun terlihat membonjol atau cekung
5. Ada kekakuan di leher
6. Nyeri kepala hebat
7. Nyeri perut hebat atau muntah-muntah
8. Terdapat ruam atau bintik-bintik berwarna keunguan seperti memar
9. Tidak mau makan atau minum dan terlihat terlalu lemah untuk minum
10. Menangis terus menerus
11. Anak gelisah
12. Posisi tubuh condong ke depan dan tidak dapat mengontrol air liur
13. Buang air kecil menjadi sedikit atau jarang
DAFTAR PUSTAKA

Bardu. (2014). Perbandingan Efektifitas Tepid Sponging Dan Plester Kompres


Dalam Menurunkan Suhu Tubuh Pada Anak Usia Balita Yang Mengalami
Demam Di Puskesmas Salaman 1 Magelang.

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi 3. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan :


Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta: EGC.

Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan:


Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien.Jakarta: EGC.

Guyton, Arthur C. (1990). Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Ed. 3


Jakarta, EGC.

Guyton, Arthur C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9.Jakarta, EGC

Indonesian Pediatric Society.2017

Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam

Lynda juall, Carpenito, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan / Lynda juall
Carpenito, Editor Edisi Bahasa Indonesia, Monica Ester (Edisi 8), Jakarta:
EGC.

Mansjoer, A. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Medika


Aesculapius.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC : Jakarta

NANDA NIC-NOC. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA.


Yogyakarta: Media Hardy
Soedarto, 2007, Sinopsis Kedokteran Tropis, Airlangga Universitas Press,
Surabaya.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC : Jakarta

Sumijati M.E, dkk. 2000. Asuhan Keperawatan Pada Kasus Penyakit Yang Lazim
Terjadi Pada Anak.PERKANI : Surabaya

Wahidiyat Iskandar. 1995. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 2. Info Medika : Jakarta

Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa Luis:
MosbyInc.

Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition.Santa Luis:
Mosby Inc
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN
OBSERVASI FEBRIS
MAHASISWA PROFESI FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI RUANG POLI ANAK RSUD DR SOETOMO
SURABAYA

Kriteria Proses Kriteria Struktur Kriteria Hasil


a. Peserta antusias a. Pengorganisasian a. Peserta yang datang
terhadap materi sudah di bagi sebelum minimal 70% dari
penyuluhan (…..) hari H dan target (…..)
b. Peserta memperhatikan b. Acara berjalan sesuai
dilaksanakan sesuai
materi penyuluhan (…..) dengan waktu yang
jobdesk masing-
c. Peserta aktif bertanya
ditentukan (…..)
masing pada hari H
(…..) c. Peserta mengikuti
d. Pelaksanaan kegiatan (…..)
acara dengan aturan
b. Pembuatan SAP,
berjalan lancer sesuai
yang telah ditentukan
leaflet, PPT dilakukan
dengan SAP
(…..)
Pembukaan : 3 hari sebelumnya
d. Peserta berperan aktif
a. Mengucapkan salam
(…..)
bertanya tentang
(…..) c. Kontrak waktu dan
b. Memperkenalkan diri materi penyuluhan
tempat diberikan 1
(…..) yang diberikan (…..)
hari sebelum acara
c. Menjelaskan tujuan e. Peserta mampu
dilaksanakan (…..)
(…..) menjawab evaluasi
d. Peserta berada di
Inti :
dengan benar 75%
a. Menjelaskan Pengertian tempat yang telah
yang telah diberikan
Demam (…..) ditentukan (…..)
b. Menjelaskan penyebab oleh MC (…..)
dari demam (......)
c. Menjelaskantipe fase
demam (…..)
d. Menjelaskan komplikasi
(…..)
e. Menjelaskan
pemeriksaan demam
(…..)
f. Menjelaskan
penatalaksanaan
demam (…..)

Penutupan :
a. Mengevaluasi materi
dengan cara
memberikan
pertanyaan (…..)
b. Mengucapkan salam
penutup (…..)
c. Pengorganisasian
berjalan sesuai dengan
jobdesk masing-masing
(…..)
DAFTAR PERTANYAAN PENYULUHAN OBSERVASI FEBRIS
MAHASISWA PROFESI FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI RUANG POLI ANAK RSUD DR SOETOMO
SURABAYA

No Nama Pertanyaan Jawaban


DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN OBSERVASI FEBRIS
MAHASISWA PROFESI FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI RUANG DI RUANG POLI ANAK RSUD DR SOETOMO
SURABAYA

No Nama Alamat TTD

Anda mungkin juga menyukai