Program

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-ISSN: 2338-5197

Volume 2 Nomor 1, Februari 2014


 

PENGEMBANGAN MODUL ENKRIPSI DAN DEKRIPSI PADA PHP


DENGAN MODIFIKASI METODE KRIPTOGRAFI VIGENERE
CIPHER DAN CIPHER BLOCK CHAINING (Studi Kasus pada
geekybyte.com)
1
Prade Septo Nugroho, 2Eko Aribowo (0006027001)
1,2
Program Studi Teknik Informatika
Universitas Ahmad Dahlan
Prof. Dr. Soepomo, S.H., Janturan, Umbulharjo, Yogyakarta 55164
2
Email: [email protected]

ABSTRAK

Penggunaan fungsi hash pada pengamanan data atau informasi pada sebuah
web site sudah tidak aman lagi, karena memiliki kelemahan berupa collision.
Pengamanan yang dilakukan tidak tergantung pada kerahasiaan metode atau
algortima yang digunakan, tetapi pada kreativitas memodifikasi dan
mengimplementasikan algoritma atau metode yang digunakan. Berdasarkan
keadaan di atas modifikasi dan implementasi algoritma kriptografi Vigenere
Cipher dan Cipher Block Chaining pada pengamanan data sebuah web site
sangat dibutuhkan agar data atau informasi tidak disalahgunakan.

Subjek pada penelitian ini adalah pengembangan algoritma kriptografi melalui


metode modifikasi dan implementasi vigenere cipher dan cipher block
chaining. Langkah penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan study
literatur, analisa metode vigenere cipher dan cipher block chaining,
merancang modifikasi vigenere cipher dan cipher block chaining untuk proses
enkripsi dan dekripsi, melakukan percobaan dan implementasi pada sebuah
web site dengan bahasa perograman PHP.

Dari penelitian ini akan dihasilkan “Pengembangan Modul Enkripsi Dan


Dekripsi Pada PHP Dengan Modifikasi Metode Kriptografi Vigenere Cipher
Dan Cipher Block Chaining (Studi kasus pada geekybyte.com)”. Informasi
yang dihasilkan yaitu hasil enkripsi data dari web yang tidak bisa dibaca oleh
orang lain.

Kata kunci : Keamanan, Kriptografi, Vigenere Cipher, Cipher Block Chaining,


Modifikasi

1. PENDAHULUAN

Pengembangan Modul Enkripsi… 1004  


Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-ISSN: 2338-5197
Volume 2 Nomor 1, Februari 2014
 

Hasil survey yang dilakukan oleh High Technology Crime Investigation


Associations (HTCIA) dari 445 responden, sekitar 14% membutuhkan peningkatan
keamanan pada data, yaitu peningkatan privacy dan policy yang lebih baik dan 56,4 %
membutuhkan pelatihan dan pengetahuan tentang pengamanan data pada komputer atau
jaringan.[9] Hal ini menunjukan keamanan komputer sangat dibutuhkan untuk
mencegah timbulnya lebih banyak kerugian. Tujuan utama keamanan komputer yaitu
menjaga kerahasiaan data (confidentiality), menjaga agar data tetap utuh (integrity), dan
menyediakan data ketika diperlukan (availability).[15]
Pengamanan data masih bersifat standar dengan menggunakan fungsi hash, yaitu
Message Digest atau Secure Hash Algorithm. Fungsi hash mengubah string input
menjadi string output dengan panjang tertentu yang disebut nilai hash. MD5 merupakan
fungsi hash yang sangat populer. Orang menganggap MD5 sebagai algoritma enkripsi.
MD5 digunakan dalam kriptografi, namun sebenarnya MD bukan algoritma enkripsi.
Enkripsi yaitu mengubah plaintext menjadi ciphertext yang ukurannya berbanding lurus
dengan ukuran file aslinya.[16] Semakin panjang plaintext maka hasil enkripsinya juga
semakin panjang. Hasil enkripsi bisa dikembalikan ke plaintext semula dengan proses
dekripsi. Jadi enkripsi adalah fungsi dua arah dan reversible.
Berbeda dengan enkripsi, fungsi hash tidak butuh kunci dan sifatnya hanya satu
arah, yaitu dari teks masukan menjadi nilai hash yang panjangnya selalu sama. Setelah
menjadi nilai hash, tidak ada fungsi yang bisa mengembalikan nilai hash itu menjadi
teks semula. Fungsi hash mempunyai kelemahan utama yang disebut dengan collision.
Demonstrasi yang dilakukan Selinger pada fungsi hash yaitu MD5 membuktikan adanya
collision pada fungsi hash tersebut. Pengujian tersebut dilakukan pada sistem operasi
Windows version dan Linux version (i386).[13] Algoritma MD5 dianggap sudah tidak
aman lagi oleh para pengembang software, hal ini terjadi setelah kebocoran lebih dari
6,46 juta hash password pada situs LinkedIn. [17] Keamanan penggunaan MD5 dalam
pengamanan data juga sudah tidak aman lagi. Selain adanya collision fungsi hash pada
MD5, beredar tabel-tabel heksadesimal untuk membalikkan kode dan dekriptor dari
MD5.[2]
Penggunaan kriptografi klasik tanpa adanya modifikasi algoritma dalam
menangani adanya collision masih belum efisien. Modifikasi kriptografi dalam
pengamanan data masih jarang dilakukan karena kurangnya pengetahun dari pengguna
web site untuk mengamankan data. Pengamanan data yang masih standar dan tidak
adanya pengetahuan untuk memodifikasi metode yang digunakan untuk mengamankan
data akan membuat data mudah untuk dilihat, diambil, dan diakses oleh pihak yang tidak
berhak.
Salah satu algoritma klasik yang populer dan tidak begitu rentan dengan metode
pemecahan sandi atau analisis frekuensi adalah vigenere cipher.[6] Vigenere cipher
memiliki cara kerja yang sederhana, tetapi sulit untuk dipecahkan karena menggunakan
metode polialfabetik. Kemajuan teknologi membuat algoritma klasik tidak aman lagi
untuk digunakan sebagai algrotima enkripsi. Penggunaan algoritma modern dipadukan
dengan algoritma modern akana meningkatkan keamanan data. Cipher Block Chaining
(CBC) merupakan salah satu kriptografi yang memecah plainteks menjadi blok-blok
kemudian dienkripsi dengan kunci yang tetap. Hasil enkripsi dari block akan digunakan

Pengembangan Modul Enkripsi… 1005  


Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-ISSN: 2338-5197
Volume 2 Nomor 1, Februari 2014
 

untuk melakukan enkripsi plainteks berikutnya. Kelemahan metode ini yaitu hanya
menggunakan satu kunci dalam melakukan enkripsi.

2. KAJIAN PUSTAKA

Pada penelitian yang dilakukan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh
Muhammad Iqbal Faruqi yang berjudul “Modifikasi Vigenere Cipher dengan Kunci
Bergeser”.[6] Pada penelitian tersebut dijelaskan tentang kelemahan vigenere cipher
yang bisa dipecahkan dengan metode kasiski. Pada penelitian yang dilakukan oleh
Fatardhi Rizky Andhika dengan judul “Modifikasi Vigenere Cipher dengan
Menggunakan Caesar Cipher dan Enkripsi Berlanjut untuk Pembentukan Key-nya”.[1]
Penelitian tersebut membahas tentang keamanan vigenere cipher modifikasi menjadi
lebih sulit untuk dipecahkan oleh kriptanalis dari pada vigenere cipher biasa. Selain itu
juga, tingkat keamanan vigenere cipher modifikasi menjadi meningkat apabila
menggunakan kunci yang panjang. Pergeseran kunci pada algoritma klasik dapat
diterapkan pada algoritma modern yaitu dengan Cipher Block Chaining (CBC) dengan
merubah plainteks menjadi ASCII kemudian menggeser setiap bit kunci.

2.1. Dasar Kriptografi


Kriptografi (cryptography) merupakan ilmu dan seni penyimpanan pesan, data,
atau informasi secara aman. Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani yaitu
dari kata Crypto (tersembunyi) dan Graphia (tulisan). Cryptanalysis adalah aksi untuk
memecahkan mekanisme kriptografi dengan cara mendapatkan plaintext atau kunci dari
ciphertext. [4]

2.2. Kriptografi Simetris dan Asimetris


Kriptografi simetri disebut juga sebagai kriptografi konvensional adalah algoritma
kriptografi yang menggunakan kunci enkripsi yang sama dengan kunci dekripsinya.
Kriptografi simetri sering disebut sebagai algoritma kunci rahasia, algortima kunci.
Kelebihan kriptografi simetri dari kriptografi asimetri adalah lebih cepat.[14]

2.3. Fungsi Hash


Fungsi hash adalah fungsi yang mengambil dan menghitung beberapa input string
atau pesan kemudian mengeluarkan output dengan panjangan string n atau panjang yang
sudah ditentukan. [4] Fungsi hash tidak seperti algoritma kriptografi lainnya, fungsi hash
tidak memiliki kunci. Fungsi hash pada kriptografi yaitu SHA-1 (Secure Hash
Algorithm) dan MD5 (Message Digest).

2.4. Vigenere Cipher


Vigenere cipher merupakan jenis cipher abjad majemuk yang paling sederhana.
Vigenere cipher menerapkan metode substitusi poli alfabetik dan termasuk ke dalam
kategori kunci simetris dimana kunci yang digunakan untuk proses enkripsi adalah sama

Pengembangan Modul Enkripsi… 1006  


Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-ISSN: 2338-5197
Volume 2 Nomor 1, Februari 2014
 

dengan kunci yang digunakan untuk proses dekripsi.Tujuan utama dari Vigenere cipher
ini adalah menyembunyikan keterhubungan antara plainteks dan cipherteks dengan
menggunakan kata kunci sebagai penentu pergeseran karakternya.[1]

2.5. Cipher Block Chaining


Ada dua ide utama di balik Cipher Blok Chaining modus (CBC). Pertama, enkripsi
semua blok adalah "dirantai bersama-sama". Kedua, enkripsi secara acak dengan
menggunakan inisialisasi vektor.[11] Mode ini menerapkan umpan-balik (feedback)
pada sebuah blok, dalam hal ini hasil enkripsi blok sebelumnya diumpanbalikan ke
dalam enkripsi blok yang current. Blok plainteks yang current di-XOR-kan terlebih
dahulu dengan blok cipherteks hasil enkripsi sebelumnya, selanjutnya hasil peng-XOR-
an masuk ke dalam fungsi enkripsi. Pada mode CBC, setiap blok cipherteks tidak hanya
tergantung pada blok plainteks tetapi juga pada seluruh blok plainteks sebelumnya.[10]

3. METODE PENELITIAN
Subjek penelitian yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah
“Pengembangan Modul Enkripsi Dan Dekripsi Pada Php Dengan Modifikasi Metode
Kriptografi Vigenere Cipher Dan Cipher Block Chaining (Studi Kasus pada
geekybyte.com)”. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan keaman data yang
disimpan pada sebuah web site yaitu berupa ekripsi data penting. Adapun metode
pengumpulan data yang dilakukan dalam penulisan tugas akhir ini adalah observasi,
wawancara, dan studi pustaka. Proses yang dilakukan dalam tahap perancangan sistem
yaitu merancang proses dan merancang algoritma.
Implementasi yang dilakukan yaitu bagaimana menggunakan modul pada sistem.
Mulai dari import sampai proses enkripsi dan dekripsi, serta pemasangan modul untuk
bisa digunakan dalam enkripsi data pasa database. Sistem ini diimplementasikan dengan
bahasa pemrograman PHP berbasis Object Oriented Programming (OOP). Paket server
yang digunakan yaitu XAMPP didalamnya terdapat Apache, PHP, dan MySQL. Object
Oriented Programming (OOP) digunakan untuk mempermudah implementasi algoritma
kriptografi agar dapat digunakan oleh web developer dalam bentuk library sendiri.
Pengujian ini dilakukan dengan dua metode, yaitu black box test dan black box
test. Black box test dilakukan pada perancangan algoritma yang telah dimodifikasi.
White box test dilakukan dengan mengamati keluaran dari berbagai masukan.

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini dapat dihasilkan sebuah modul cryptography untuk mengamankan


data pada sebuah web sites dengan memodifikasi metode vigenere cipher dan cipher
block chaining. Modul yang dihasilkan dalam OOP sehingga bisa digunakan pada
aplikasi yang berbasis PHP baik structural atau object oriented, panjang dari hasil
enkripsi, serta melakukan enkripsi password dan data lain dengan menggunakan fungsi
sederhana. Use case penggunaan modul sebagai berikut:

Pengembangan Modul Enkripsi… 1007  


Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-ISSN: 2338-5197
Volume 2 Nomor 1, Februari 2014
 

 
Gambar 20. Use case penggunaan modul  
Pada use case di atas pengembang web terlebih dahulu mengunduh modul library
yang akan digunakan pada situs web yang telah disediakan. Setelah modul berhasil
diunduh pengembang web selanjutnya mengimport library pada sistem yang akan
digunakan. Deklarasi terhadap class dilakukan untuk menentukan panjang hasil enkripsi
dan melakukan enkripsi. Setelah data dienkripsi maka data akan disimpan pada database.

Gambar 21. Use Case enkripsi dan dekripsi


Pada use case di atas, admin web menentukan panjang data yang akan digunakan
dalam sebuah web. Setelah panjang data ditentukan maka system dapat melakukan proses

Pengembangan Modul Enkripsi… 1008  


Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-ISSN: 2338-5197
Volume 2 Nomor 1, Februari 2014
 

enkripsi dan dekripsi. Ketika user login maka akan dilakukan dekripsi terhadap username
dan password yang dimasukkan oleh user.
Saat user menyimpan data maka data akan dienkripsi oleh system berdasarkan
panjang data yang telah ditentukan oleh admin web, kemudian data akan disimpan oleh
system. Saat user mengakses data, data akan didekripsi sebelum bisa dibaca oleh user. Hal
tersebut untuk menghindari pengaksesan oleh pihak yang tidak berhak untuk mengakses
data.

Gambar 30. Sequence diagram menentukan panjang data


Admin web menentukan panjang data yang akan digunakan sebagai default
dalam enkripsi data pada system. Panjang data akan digunakan dalam setiap proses
enkripsi dan dekripsi dari algoritma kriptografi yang telah dimodifikasi. Setelah panjang
data ditentukan maka system akan melakukan setLimit yang digunakan sebagai default
enkripsi dan dekripsi data. Jika panjang data yang ditentukan kurang dari panjang data
default, maka panjang data yang digunakan yaitu panjang data default. Akan tetapi, jika
panjang data melebihi default panjang data sistem, maka panjang data yang ditentukan
user yang akan digunakan

Gambar 31. Sequence diagram login


User memasukkan username dan password pada form login yang tersedia. Data
kemudian dikirim untuk dienkripsi oleh system. Data yang sudah dienkripsi akan dicek
pada database. Jika data sesuai maka login berhasil dilakukan oleh user.
Class diagram dari perancangan sistem yang akan digunakan untuk penerapan
modifikasi kriptografi sebagai berikut:

Pengembangan Modul Enkripsi… 1009  


Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-ISSN: 2338-5197
Volume 2 Nomor 1, Februari 2014
 

Gambar 34. Class diagram kriptografi


Pada class vigenere terdapat fungsi encrypt() yang berisi algoritma dari vigenere
cipher yang digunakan untuk melakukan enkripsi plain teks menjadi cipher teks. Fungsi
decrypt() berisi algoritma vigenere cipher untuk melakukan dekripsi cipher teks. Fungsi
encrypt() dan decrypt() hanya melakukan proses enkripsi dan dekripsi terhadap satu
karakter dengan satu kunci. Fungsi vi_en() dan vi_de() digunakan untuk melakukan
enkripsi dan dekripsi terhadap seluruh string yang dimasukkan. Seluruh fungsi pada
class Vigenere bersifat public agar dapat diakses oleh class lain.
Class Cbc terdapat atribut iv yang bersifat private. Atribut iv digunakan sebagai
inisial vector yang akan digunakan untuk melakukan enkripsi chaining pada plain teks
awal. Fungsi cbc_en() digunakan untuk melakukan enkripsi string dengan metode
cipher block chaining, sedangkan cbc_de() merupakan fungsi untuk melakukan dekripsi
cipher teks. Pada class Cbc plain teks dirubah menjadi biner kemudian dilakukan proses
XOR pada masing-masing proses enkripsi dan dekripsi. Fungsi left_wrap() digunakan
untuk menggeser bit satu langkah ke kiri. Sedangkan fungsi right_wrap() digunakan
untuk menggeser bit satu langkah ke kanan.
Fungsi-fungsi pada class Cbc bersifat public agar dapat diakses oleh class lain.
Class Crypmod merupakan class hasil modifikasi antara class Vigenere dan class Cbc.
Pada class Crypmod terdapat atribut plain, cipher, dan limit. Seluruh atribut bersifat
private karena hanya diakses oleh class Crypmod sendiri. Atribut plain merupakan
atribut yang digunakan untuk menampung hasil dari proses dekripsi yaitu plain teks.
Atribut cipher merupakan atribut yang akan digunakan untuk menampung hasil dari
proses enkripsi yaitu cipher teks. Limit merupakan atribut untuk menampung panjang
data yang akan digunakan untuk melakukan generate panjang.
Fungsi-fungsi yang terdapat pada class Cbc yaitu char_filter(), set_limit(),
str_gen(), key_gen(), en_cbcvi(), dan de_cbcvi(). FUngsi char_filter() digunakan untuk
menyaring karakter yang dimasukkan oleh admin web atau user. Fungsi ini
memperbolehkan karakter dengan kode ASCII dengan nilai desimal antara 48 sampai
dengan 122. Fungsi set_limit() digunakan untuk mengatur panjang cipher teks yang
akan digunakan dari hasil proses enkripsi. Fungsi str_gen() digunakan untuk mengatur
panjang plain teks agar sesuai dengan panjang batas yang telah ditentukan berdasarkan
fungsi setLimit. Fungsi key_gen() digunakan untuk mengatur kata kunci agar sesuai
dengan panjang yang telah ditentukan pada fungsi set_limit().
Fungsi en_cbcvi() digunakan untuk melakukan enkripsi dengan metode vigenere
chipher, kemudian hasil enkripsi berupa cipher teks akan dienkripsi lagi dengan proses
cipher block chaining. Proses dekripsi dilakukan dengan menggunakan fungsi

Pengembangan Modul Enkripsi… 1010  


Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-ISSN: 2338-5197
Volume 2 Nomor 1, Februari 2014
 

de_cbcvi(), cipher teks didekripsi dengan metode vigenere cipher kemudian hasil plain
teks akan didekripsikan lagi dengan metode cipher block chaining.
Implementasi penggunaan modul enkripsi pada sistem sebagai berikut:
1. Import terlebih dahulu file library modifikasi kriptografi (Crypmod.php,
Vigenere.php, dan Cbc.php) yang telah didownload pada web geekybyte.com.
2. Deklarasikan class Crypmod yang akan digunakan dan tentukan panjang hasil
enkripsi yang kita inginkan.
3. Misalnya kita akan menggunakan username sebagai plain teks dan password sebagai
kata kunci dan fungsi en_cbcvi() sebagai metode enkripsi.
4. Menyimpan data hasil enkripsi (cipher teks) ke dalam data base.
Implementasi penggunaan modul dekripsi pada sistem sebagai berikut:
1. Import terlebih dahulu file library modifikasi kriptografi (Crypmod.php,
Vigenere.php, dan Cbc.php) yang telah didownload pada web geekybyte.com.
2. Deklarasikan class Crypmod yang akan digunakan dan sesuaikan dengan panjang
yang kita gunakan untuk melakukan enkripsi.
3. Enkripsi data yang telah diinput untuk dicocokan dengan database.
4. Ambil data password yang tersimpan pada database dan simpan pada sebuah
variabel.
5. Dekripsi data yang telah diambil dari database.
6. Kemudian lakukan proses login dengan mencocokan plainteks.
5. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan hal


sebagai berikut:
1. Dari penelitian dihasilkan modul enkripsi dan dekripsi pada PHP dengan modifikasi
metode kriptografi Vigenere Cipher dan Cipher Block Chaining (CBC).
2. Modul mampu melakukan generate panjang terhadap hasil enkripsi atau cipher teks
berdasarkan panjang yang telah ditentukan.
3. Modul melakukan enkripsi terhadap karakter ASCII dengan kode desimal 48 – 122.
4. Modul dapat digunakan pada PHP dengan metode structural atau Object Oriented
Programming (OOP).

DAFTAR PUSTAKA
[1] Andhika, Fatardhi Rizky. 2011. Modifikasi Vigenere Cipher dengan Menggunakan
Caesar Cipher dan Enkripsi Berlanjut untuk Pembentukan Key-nya. Bandung.
Institut Teknologi Bandung.
[2] Anggoro, Akhmad Ratriono, dkk. Kriptografi Message Digest sebagai Salah Satu
Enkripsi Modern. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
[3] Booch, Grady, dkk. 2005. The Unified Modeling Language User Guide Second
Edition. Amerika Serikat: Addison Wesley Professional.
[4] Delfs, Hans, and Helmut Knebl. 2007. Introduction to Cryptography: Principles and
Applications. Verlag Berlin Heidelberg: Springer.
[5] Denis, Tom St. and Simon Johnson. 2007. Cryptography for Developers. Canada:
O’Reilly Media. Inc.

Pengembangan Modul Enkripsi… 1011  


Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-ISSN: 2338-5197
Volume 2 Nomor 1, Februari 2014
 

[6] Faruqi, Muhammad Iqbal. 2010. Modifikasi Vigenere Cipher dengan Kunci Bergeser.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
[7] Fowler, Martin dan Kendall Scott. 1999. ML Distilled Second Edition A Brief Guide
to the Standard Object Modeling Language. Amerika Serikat: Addison Wesley
Professional.
[8] Kurniawan, Yusuf. 2004. Kriptografi: Keamanan Internet dan Jaringan
Telekomunikasi. Bandung: Informatika.
[9] Monkhouse, H. Duncan. 2011. 2011 Repost on Cyber Crime Investigation.
HTCIA.Inc.
[10] Munir, Rinaldi. 2006. Kriptografi. Bandung: Informatika.
[11] Paar, Christof. and Jan Pelzl. 2010. Understanding Criptography. Jerman: Springer.
[12] Powers, David. 2010. PHP Solutions Dynamic Web Design Made Easy. Amerika
Setikat: An Apress Company.
[13] Selinger, Peter. 2006. MD5 Collision Demo. Diakses dari
http://www.mathstat.dal.ca/~selinger/md5collision/ pada tanggal 26 Desember 2012.
[14] Sianturi, Vera Magdalena. 2008. Studi dan Implementasi Data Dengan Tanda
Tangan Digital. Medan: Universitas Sumatra Utara.
[15] Simarmata, Janner. 2006. Pengenalan Teknologi dan Informasi. Yogyakarta: Andi.
Wicaksono, Rizki. 2009. MD5 Itu Berbahaya, Titik!. Diakses dari
http://www.ilmuhacking.com/cryptography/md5-itu-berbahaya/ pada tanggal 13
April 2012.
[16] Whittaker, Zack. 2012. MD5 password scrambler 'no longer safe'. Diakses dari
http://www.zdnet.com/blog/security/md5-password-scrambler-no-longer-safe/12317
pada tanggal 26 Desember 2012.
[17] ---. 2012. Stream Cipher. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Stream_cipher
pada tanggal 10 April 2012.
[18] ---. 2012. Block Cipher. Diakses dari http://en.wikipedia.org/wiki/Block_cipher pada
tanggal 10 April 2012.

Pengembangan Modul Enkripsi… 1012  

Anda mungkin juga menyukai