Sop Tatalaksana Myalgia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

PENATALAKSANAAN MYALGIA

No : 440/ -SOP/Blud-
Dokumen Pkm.Lgn2/ /2019

No Revisi :-
SOP
Tanggal
: Mei 2019
Terbit

Halaman :1/2

BLUD UPTD Hj. Yati Sri Mulyati, SKM


Puskesmas
NIP 197002101989022001
Langensari 2

Suatu gejala yang disebabkan berbagai kelainan dan kondisi medis yang
1. Pengertian
paling sering disebabkan oleh ketegangan (kontraksi) otot yang berlebihan

2. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk tata laksana kasus myalgia.

Keputusan Kepala Puskesmas langensari 2 Nomor 440/027-SK/Blud-


3. Kebijakan
Pkm.Lgn2/I/2019 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


4. Referensi HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang panduan praktik klinis bagi dokter di
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
1. Perawat menerima rekam medis dari petugas pendaftaran .
2. Perawat memanggil pasien sesuai nomor urut.
3. Perawat mencocokkan identitas pasien dengan identitas dalam rekam
medis pasien.
4. Bila tidak sesuai, perawat konfirmasi ulang ke bagian pendaftaran sampai
terjadi kesesuaian.
5. Perawat melakukan anamnesa penyakit ( keluhan utama)
6. Perawat melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan.
7. Perawat memberikan rekam medis ke meja periksa.
8. Dokter memanggil pasien ke meja periksa
9. Dokter melakukan anamnesis terkait keluhan pasien, didapatkan :.
Lokasi/daerah nyeri, riwayat pemakaian otot/aktivitas berlebihan, riwayat
5. Prosedur aktivitas yang membuat otot kontraksi terus menerus dalam waktu yang
singkat, riwayat aktivitas berulang
10. Dokter melakukan pemeriksaan fisik, didapatkan : nyeri tekan, penekanan
yang menimbulkan nyeri alih ( referred pain)
11. Dokter dapat melakukan permintaan pemeriksaan penunjang laboratorium
atau konsultasi internal ke sub unit lain,bila ada indikasi.
12. Dokter menegakkan diagnosa dan atau differential diagnosis berdasarkan
hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.
13. Dokter dapat memberikan tindakan medis kepada pasien,bila ada indikasi.
14. Dokter meminta pasien (bagi yang tidak memiliki jaminan kesebatan) ke
kasir untuk membayar biaya tindakan, bila pasien mendapat tindakan
medis.
15. Dokter dapat memberikan rujukan, jika ada tanda kerusakan saraf
16. Bila diperlukan dokter dapat mengkaji ulang anamnesa , vital sign dan
pemeriksaan fisik pasien untuk mendiagnosa ulang penyakit pasien
berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang i hasil konsultasi sub unit lain i
hasil tindakan yang telah diberikan
17. Dokter memberikan terapi, yaitu anti nyeri sistemik, misalnya
asetamenofen/paracetamol atau golongan nsaid (mis: ibuprofen, natrium
diklofenak, pirosikam, aspirin, asam mefenamat, dll)
18. Dokter memberikan edukasi ke pasien : penting untuk mencari penyakit
yang menyebabkan gejala myalgia ( mis: hipertensi, asam urat, ispa,
infeksi lain ) untuk kemudian diobati berdasarkan penyakit yang
mendasarinya, posisikan otot secara relaksasi, misalnya jika otot lengan
yang nyeri, jangan mengangkat tangan melawan gravitasi,
mengistirahatkan otot yang sakit dan banyak minum air putih
19. Dokter memberikan resep kepada pasien untuk mengambil obat di unit
farmasi, jika diperlukan dokter dapat memberikan resp luar.
20. Dokter mendokumentasikan dalam rekam medis semua hasil pemeriksaan
diagnosa, tindakan dan terapi i rujukan yang telah dilakukan.
21. Dokter mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi yang
sudah tercatat dalam rekam medis ke data pcare.
22. Perawat mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi
yang sudah tercatat dalam rekam medis ke data simpus.

6. Diagram -
Alir
a. Unit Pelayanan Umum
b. UGD
7. Unit c. Rawat inap
Terkait
d. Laboratorium
e. Farmasi
Tanggal mulai
8. Rekaman No Yang dirubah Isi Perubahan diberlakukan
Historis
Perubahan 1

Anda mungkin juga menyukai