Panduan Icra Ppi
Panduan Icra Ppi
Panduan Icra Ppi
PPI
TENTANG
PANDUAN ICRA
RSU ISLAM CAWAS
BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM
DIREKTUR RSU ISLAM CAWAS
Ditetapkan di Cawas.
Pada tanggal : 19 Agustus
2019
Direktur RSU Islam Cawas
Nomor :
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga tersusunnya Panduan
Asesmen Risiko Pengendalian Infeksi ini. Dalam upaya meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, Rumah Sakit senantiasa meningkatkan penyelenggaraan
peningkatan sarana dan prasarana yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan tehnologi.
Panduan Asesmen Risiko Pengendalian Infeksi ini, merupakan bagian dari Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi terutama upaya pengkajian area atau aktivitas yang berisiko
menimbulkan terjadinya infeksi nosokomial di RS. Tersusunnya panduan ini, merupakan
salah satu upaya untuk memutus mata rantai penularan kepada petugas, keluarga pasien
maupun lingkungan rumah sakit.
Panduan ini, masih akan selalu diperbaharui sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
KATA PENGANTAR..................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. PENDAHULUAN .........................................................................................1
B. TUJUAN .....................................................................................................1
C. DEFINISI ....................................................................................................2
BAB II RUANG LINGKUP ................................................................................................. 3
A. KATEGORI ASESMEN RISIKO ......................................................................3
B. UNIT KERJA TERKAIT ................................................................................3
C. KETERLIBATAN STAF ................................................................................3
D. PENGENDALIAN INFEKSI ...........................................................................3
E. PENGENDALIAN INFEKSI ...........................................................................6
BAB III TATA LAKSANA .................................................................................................. 9
A. TATA LAKSANA ASESMEN RISIKO ..............................................................9
B. TATA LAKSANA ANALISIS RISIKO ..............................................................9
C. TATA LAKSANA KONTROL RISIKO..............................................................9
BAB IV DOKUMENTASI ................................................................................................. 11
A. PENCATATAN .......................................................................................... 11
B. PELAPORAN ............................................................................................ 13
BAB I PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi.
Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.
Ketidak pastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan
istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidak pastian yang menimbulkan akibat
yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (risk). Selama mengalami kerugian walau
sekecil apapun hal itu dianggap risiko.
Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan di
dunia ini pasti membutuhkan. Makin besar risiko suatu pekerjaan, maka main besar
perhatiannya pada aspek manajemen risiko ini. Rumah sakit adalah sebuah institusi
dimana aktifitasnya meliputi beberapa bidang yang kompleks, menyangkut berbagai
personil yang terlibat dan penuh dengan berbagai risiko, sudah selayaknya
menerapkan hal ini.
Manajemen risiko di rumah sakit meliputi kegiatan klinis dan administratif yang
dilakukan untuk mengidentifikasi, evaluasi, dan mengurangi risiko cedera pada pasien,
staf, pengunjung, dan risiko kerugian untuk organisasi itu sendiri.Unsur penting dari
manajemen risiko adalah analisis dari risiko, seperti sebuah proses untuk melakukan
evaluasi terhadap kejadian nyaris cedera dan proses risiko tinggi lainnya, yang
kegagalannya dapat berakibat terjadinya kejadian sentinel.
Dalam melakukan pelayanan di rumah sakit, diperlukan kerja sama dengan beberapa
aktifitas yaitu mulai melibatkan para klinisi, perawat, tenaga medis, tenaga
administrasi, pasien, pengunjung yang harus menggunakan fasilitas peralatan
kesehatan, peralatan penunjang listrik, fisik bangunan dan lainnya. Oleh sebab itu
rumah sakit perlu melakukan identifikasi untuk mengurangi risiko termasuk analisis
terhadap kelemahan yang mengandung bahaya dengan memperhatikan proses-proses
risiko tinggi, demi keselamatan pasien dan staf.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mencegah adanya kejadian terkait pengendalian infeksi yang berakibat buruk bagi
rumah sakit yang pada dasarnya bisa dilakukan pencegahan secara proaktif.
2. Tujuan Khusus
Risiko infeksi yang berdampak selama pelayanan di rumah sakit dapat diturunkan
untuk mengurangi risiko infeksi selama pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada
pasien dan difokuskan pada koodinasi dan kesinambungan sistem secara
1
menyeluruh sehingga dapat mendorong perbaikan dalam pelayanan kepada
pasien dan memuaskan pelanggan.
C. DEFINISI
1. Manajemen Risiko adalah upaya terstruktur untuk mengidentifikasi, menilai dan
melakukan upaya penurunan kemungkinan terjadinya risiko terhadap pasien,
pengunjung, staf dan asset organisasi (dalam hal ini rumah sakit). Manajemen
Risiko dapat pula diartikan sebagai suatu program untuk mengurangi insiden
kejadian dan kecelakaan yang dapat dicegah untuk meminimalisasi kerugian
finansial terhadap perusahaan (dalam hal ini rumah sakit).
2. Infection Control Risk Assessment (ICRA) adalah kegiatan terstruktur untuk
melakukan identifikasi risiko infeksi yang diperoleh dan ditransmisikan
berdasarkan lokasi geografi, asuhan, dan analisis kegiatan surveilans dan
identifikasi risiko setiap atau dan bila terjadi perubahan yang signifikan.
3. Failure Mode Effect Analysis (FMEA) adalah metode terstruktur untuk menganalisis
sistem, proses dan alur atas kemungkinan terjadinya risiko SEBELUM terjadi
4. Root Cause Analysis (RCA) adalah teknik analisis berbasis sistem yang digunakan
SETELAH terjadi kejadian yang tidak diharapkan untuk mencegah terulangnya
kejadian tersebut (wajib untuk kejadian sentinel).
2
BAB II RUANG LINGKUP
C. KETERLIBATAN STAF
Asesmen risiko terkait Pencegahan Infeksi perlu melibatkan koordinasi dan kerjasama
interdisiplin, yang melibatkan diantaranya
1. Tim PPI RS (IPCO, IPCN, IPCLN)
2. Staf medis
3. Staf keperawatan
4. Sanitarian/staf Kesehatan Lingkungan
5. Staf Gizi
6. Staf laboratorium
7. Staf farmasis
8. Teknisi
D. PENGENDALIAN INFEKSI
Manajemen Risiko terkait Pencegahan dan Pengendalian Infeksi bertujuan untuk
mencegah transmisi infeksi terhadap pasien, pengunjung, dan staf. Upaya yang
dilakukan meliputi:
1. Asesmen Risiko
a. Identifikasi risiko
Identifikasi risik merupakan proses untuk mengidentifikasi apa yang bias
terjadi, mengapa dan bagaimana hal tersebut bias terjadi. Untuk dapat
melaksanakan identifikasi risiko diperlukan peran staf interdisiplin.
Instrumen identifikasi meliputi:
1) Laporan insiden
2) Komplain dan litigasi
3) Risk profiling
4) Surveilans
b. Analisis risiko
1) Risk Grading Matrix
Risiko sebagai suatu fungsi dari probabilitas (chance likelihood) dari suatu
kejadian yang tidak diinginkan, dan Tingkat Keparahan atau besarnya
dampak dari kejadian tersebut.
Probability Likelihood
Level DESKRIPSI
1 0–5% – extremely unlikely or virtually impossible
Very low
HAMPIR TIDAK MUNGKIN TERJADI
Skor Dampak
1 2 3 4 5
INSGNIFI- CATASTRO
MINOR MODERATE MAJOR
CANT PHIC
CEDERA Tidak ada Dapat Berkurangny Cedera Kematian
PASIEN cedera diatasi a fungsi luas
dengan motorik /
pertolongan Kehilang
sensorik
pertama an
Setiap kasus fungsi
yang utama
memperpanj permane
ang nt
perawatan
4
PELAYANAN/ Terhenti Terhenti Terhenti Terhenti Terhenti
OPERASIONA lebih dari 1 lebih dari 8 lebih dari 1 lebih permanen
L jam jam hari dari 1
minggu
BIAYA / Kerugian Kerugian Kerugian Kerugian Kerugian
KEUANGAN kecil lebih dari lebih dari lebih lebih dari
0,1% 0,25 % dari 1%
anggaran anggaran 0,5% anggaran
anggaran
PUBLIKASI Rumor - media - media Media Media
lokal lokal nasional nasional
- waktu - waktu kurang lebih dari 3
singkat lama dari 3 hari
hari
REPUTASI Rumor Dampak Dampak Dampak Menjadi
kecil thd bermakna serius masalah
moril thd moril thd moril berat bagi
karyawan karyawan karyawa pr
dan dan n dan
kepercayaa kepercayaan kepercay
n masyarakat aan
masyarakat masyara
kat
Matrix Assessment
Action
5
2) Root Cause Analysis (RCA)
Langkah Root Cause Analysis
a) Identifikasi insiden yang akan dilakukan investigasi
b) Tentukan Tim Investigator
c) Kumpulkan data (observasi, dokumentasi, interview)
d) Petakan kronologis kejadian (narrative chronology, timeline, tabular
timeline, time person grid)
e) Identifikasi masalah (brainstorming, brainwriting, nominal group
technique)
f) Analisis informasi (5 why’s, analisis perubahan, analisis penghalang,
fish bone, dll.)
g) Rekonedasi dan rencana kerja untuk improvement.
3) Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)
Langkah-langkah Analisis Modus Kegagalan dan Dampak (AMKD atau
FMEA)
a) Tetapkan topic AMKD
b) Bentuk Tim
c) Gambarkan Alur Proses
d) Buat Hazzard Analysis
e) Tindakan dan Pengukuran Outcome
c. Evaluasi risiko
1) Risk Ranking
2) Prioritize the Risk
3) Cost Benefit Analysis (setelah diranking, biaya untuk mengurangi risiko
dibandingkan dengan biaya kalau terjadi risiko
4) Determine (is the risk to be accepted or not)
E. PENGENDALIAN INFEKSI
Fokus upaya pencegahan dan pengendalian infeksi terutama ditujukan pada peralatan
medis yang mem-bypass the natural defence mechanism of the patients:
Vascular catheters blood stream infections (BSI)
Urinary catheters urinary tract infections (UTI)
Ventilators ventilator associated penumonias (VAP)
Surgical surgical site infections (SSI)
7
Manajemen Risiko terkait Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dilaksanakan melalui
identifikasi faktor-faktor yang meliputi:
1. Kewaspadaan Infeksi
a. Universal Precaution
1) Hand Hygiene
2) APD
b. Kewaspadaan Transmisi
1) Blood Stream Infection Risk : IADP, CLABSI
2) Respiratory Airborne Precaution (biru): VAP
3) Droplet Precaution (hijau): Tuberculosis
4) Contact Precaution (orange)
c. Kewaspadaan Isolasi
2. Kewaspadaan Wabah
3. Vaksinasi Staf
8
BAB III TATA LAKSANA
9
3. Loss Prevention
4. Loss Reduction
5. Exposure Segregation
6. Contractual Transfer
10
BAB IV DOKUMENTASI
A. PENCATATAN
1. Risk Assessment
KATEGO TINDAKAN
N DAMPA PROBABILIT SKO BIAY PERINGKA
RI PENCEGAHA
O K AS R A T RISIKO
RISIKO N MITIGASI
Device
related
infection
1 BSI
2 VAO
3 ISK
11
2. Kertas Kerja Risk Grading Matrix
kematian
Expectit
utama perpanjanga g
Maybe
Likely
Never
Rare
permanen n rawat inap perta
4 3 2 1 0 5 4 3 2
MRSA
MRSA Diagnostik
MDRAB
VRE
12
RISIKO YANG TINDAKA JAWAB TGL
KORBAN SUDAH N LAIN
ADA Tgl
MULAI
B. PELAPORAN
Direktur,
dr. Syaiful
13