Sop Revisi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 113

MENERIMA KLIEN BARU RAWAT INAP

No.Dokumen No. Revisi Halaman


BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
1
KETAPANG
½

Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan

Pelayanan Plt. Kepala Rumah Sakit


Keperawatan Anak

Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH


Nip: 196605251998071001

Pengertian Menerima anak yang baru masuk dari IGD dan Rawat jalan untuk
dirawat sesuai dengan peraturan yang berlaku

Tujuan Anak segera memperoleh pelayanan kesehatan sesuai


kebutuhan

Kebijakan  Dilakukan pada klien yang baru masuk rawat


 Dilakukan dikamar klien/ruang tindakan
Prosedur A. Persiapan Alat

1. Meja periksa dalam keadaan siap pakai


2. Timbangan
3. Thermometer
4. Tensimeter
5. Stetoskop
6. Alat pengukur panjang badan
7. Alat penghitung nadi (pulseteller)
8. Perangkat pertolongan darurat :
 Perangkat oksigen lengkap dalam keadaan siap pakai
 Alat penghisap lendir
 Obat – obat emergency : luminal inj, valium inj,
antihistamin, antipiretik
9. Infus set
10. Sudip lidah
11. Bengkok
12. Senter
13. Slang NGT
14. Pipa rectal (schorteen )
15. Spuit siap pakai (disposible)
16. Alcohol soap
17. Alcohol spray
18. Sarung tangan
19. Korentang dalam tempatnya
20. Gunting verban
21. Plester
22. Cairan desinfektan (betadine, alcohol)
23. Urinal/ pispot
24. Alat tenun : pakaian anak lengkap
25. Ember untuk menyimpan alat tenun bekas pakai
26. Perlengkapan administrasi :
 Berkas catatan medis
 Blanko resep
 Formulir pemeriksaan laboratorium
 Formulir pemeriksaan radiologi
 Buku register

Prosedur
B. Penatalaksanaan

1. Menerima klien anak


2. Baringkan klien di tempat tidur klien/ruang tindakan
3. Meneliti kelengkapan catatan medik ( status klien ),
apabila ada data yang tidak lengkap, segera tanya
perawat yang mengantar
4. Mengobservasi keadaan umum pasien, meliputi :
 Keadaan umum / kesadaran
 Tanda – tanda vital (suhu, nadi, pernafasan, tekanan
darah )
 Warna kulit
 Keadaan dehidrasi ( turgor, tonus otot)
 Keadaan fisik secara keseluruhan
5. Mengukur berat badan dan tinggi badan
6. Mencatat hasil anamnesa dan observasi dalam berkas
rekam medis dan melaporkannya kepada penanggung
jawab shif
7. Menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk
tindakan
8. Memberikan penjelasan kepada keluarga mengenai
tindakan yang akan dilaksanakan
9. Melaksanakan segala tindakan sesuai program
pengobatan
10. Melengkapi kebutuhan administrasi sesuai yang berlaku
11. Penanggung jawab ruangan/shif melakukan pendekatan
kepada klien/orang tua/keluarga sesuai kondisi
mengenai rencana tindakan dan program pengobatan
selanjutnya
12. Memberikan program orientasi kepada orang tua /
keluarga meliputi :
 Waktu kunjungan
 Tata tertib ruangan
 Fasilitas yang ada diruangan dan cara penggunaannya
13. Mencatat identitas klien di register

C. Perhatian

 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan


 Sikap dan penampilan perawat harus ramah dan penuh
perhatian
 Ciptakan suasana sehingga klien dapat menyesuaikan diri
dengan ruangan
 Catat selengkap mungkin identitas orang tua / klien/
keluarganya untuk mempermudah komunikasi

Unit Terkait  R. IGD


 R. Poliklinik
MENIMBANG BERAT BADAN

BAYI /ANAK

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
No.Dokumen No. Revisi Halaman
1
1/2

Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan

Pelayanan Plt. Kepala Rumah Sakit


Keperawatan Anak

Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH


Nip: 196605251998071001

Pengertian Menimbang berat badan klien bayi dan anak dengan


menggunakan alat timbangan badan

Tujuan  Mengetahui berat badan dan perkembangan berat badan


anak
 Membantu menentukan program pengobatan, diit dll
Kebijakan  Dilakukan pada klien anak yang baru masuk rawat
 Dilakukan pada klien anak dengan penyakit tertentu seperti:
GED, DM, Penyakit Jantung, dan Nephritis syndrome
 Dilakukan secara rutin pada klien anak yang dirawat
 Dilakukan tertentu sesuai kondisi klien, sewaktu-waktu
Prosedur A. Persiapan Alat

1. Alat Timbangan berat badan dalam kondisi siap pakai


2. Buku catatan
3. Kain pengalas timbangan

B.Persiapan Klien

1. Melakukan pendekatan kepada klien anak/keluarga


dengan memberikan penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan sesuai tingkat perkembangan dan
kemampuan klien/ keluarga
2. Persiapan bayi ( bayi dibedong/ diselimuti dengan kain
khusus)
C. Penatalaksanaan

1. Pada Bayi
a. Perawat memakai baju khusus (barascoot) dan
masker bila perlu
b. Tutup pintu dan jendela ruangan
c. Beri kain pengalas pada timbangan
d. Stel timbangan dengan posisi jarum penunjuk pada
angka nol ( 0)
e. Buka selimut bayi, lalu baringkan bayi diatas
timbangan
f. Catat dengan teliti hasil pengukuran ke dalam form
catatan keperawatan
g. Rapikan bayi dan alat

Prosedur
2. Pada Anak
a. Stel timbangan dengan posisi jarum penunjuk pada
angka nol (0)
b. Anak dalam posisi berdiri diatas timbangan
c. Catat dengan teliti hasil pengukuran ke dalam form
catatan keperawatan
d. Beri penjelasan pada klien bahwa tindakan telah
selesai
e. Rapikan alat

D. Perhatian

1. Timbangan harus diletakkan ditempat yang terang, rata


dan datar
2. Tanggalkan benda-benda yang kiranya akan
mempengaruhi hasil pengukuran dari saku/kantong baju
anak
3. Khusus menimbang klien bayi :
 Dengan timbangan bayi
 Bayi dalam keadaan telanjang
 Hindari bahaya jatuh
4. Khusus menimbang klien anak :
 Jika klien tidak mampu/mau berdiri sendiri diatas
timbangan, maka klien harus digendong, lalu hasil
penimbangan dikurangi dengan berat badan orang
yang menggendong

Unit Terkait  R. IGD


 R. Poliklinik
MENGUKUR PANJANG BADAN KLIEN BAYI DAN
TINGGI BADAN ANAK

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM No.Dokumen No. Revisi Halaman
KETAPANG
1 1/1

Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan

Pelayanan Plt. Kepala Rumah Sakit


Keperawatan Anak

Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH


Nip: 196605251998071001

Pengertian Mengukur panjang badan bayi dan tinggi badan anak dengan
menggunakan alat pengukur

Tujuan Mengetahui panjang badan bayi dan tinggi badan anak

Kebijakan  Dilakukan pada bayi baru lahir setiap hari/rutin


 Dilakukan pada klien anak yang baru masuk dirawat
Prosedur A.Persiapan alat

 Meteran yang terbuat dari kayu atau metal


 Alat tulis untuk mencatat

B.Perisapan Klien

1. Melakukan pendekatan kepada klien anak/keluarga


dengan memberikan penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan sesuai tingkat perkembangan dan
kemampuan klien / keluarga
2. Persiapan bayi ( bayi dibaringkan sesuai dengan
kebutuhan )

C. Penatalaksanaan

1. Pada Bayi
a. Alat ukur dalam kondisi siap pakai
b. Baringkan bayi dalam keadaan terlentang tanpa
bedong dengan kaki diluruskan
c. Lihat dengan teliti hasil pengukuran bayi dari ujung
kepala hingga tumit
d. Catat dalam catatan keperawatan
e. Rapikan bayi dan alat
2. Pada Anak
a. Alat ukur dalam kondisi siap pakai
b. Anak diukur dalam posisi berdiri tegak
c. Lihat dengan cermat hasil pengukuran dari ujung
kepala hingga tumit
d. Catat hasil pengukuran kedalam catatan
keperawatan
e. Beritahu klien / keluarga bahwa tindakan telah
selesai
f. Rapikan alat

Unit Terkait  R. IGD


 R. Poliklinik
MENGUKUR LINGKAR KEPALA

BAYI/ ANAK

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM No.Dokumen No. Revisi Halaman
KETAPANG
1 1/1

Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan

Pelayanan Plt. Kepala Rumah Sakit


Keperawatan Anak

Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH


Nip: 196605251998071001

Pengertian Mengukur besarnya lingkar kepala bayi/anak dengan


mengunakan pita pengukur / meteran

Tujuan  Mengetahui besarnya lingkar kepala


 Mengetahui kelainan- kelainan selanjutnya
 Mendeteksi pertumbuhan selanjutnya
Kebijakan  Dilakukan pada klien bayi yang baru lahir
 Dilakukan pada klien dengan kelainan kepala
Prosedur A. Persiapan Alat

 Pita pengukur / meteran

B. Persiapan Klien

Melakukan pendekatan kepada klien anak/keluarga dengan


memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan

C. Penatalaksanaan

1. Tindakan dilaksanakan oleh 2 orang petugas/perawat


2. Untuk klien bayi, dibaringkan dalam posisi terlentang dan
tenang
3. Kepala bayi diukur dengan cara melingkarkan pita
pengukur/meteran pada bagian yang paling menonjol,
untuk mempermudah tindakan ini usahakan klien agar
tidak bergerak
4. Catat hasil pengukuran di catatan perawat
5. Rapikan klien dan beritahu klien/keluarga bahwa
tindakan telah selesai dilaksanakan
6. Rapikan alat

Unit Terkait  R. IGD


 Rawat Jalan
PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Tindakan invasif untuk memasukkan cairan dalam jumlah banyak dan dalam waktu
yang lama kedalam tubuh melalui pembuluh darah vena.
Tujuan Tujuan Umum :Untuk memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi dan untuk
mempermudah pemberian obat intra vena.
Tujuan Khusus :
1. Rehidrasi cairan.
2. Memberikan nutrisi per enteral / intra vena.
3. Mempermudah dalam pemberian obat intra vena dalam waktu yang lama dan
beragam obat.
4. Pre tranfusi
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan rehidrasi cairan.
2. Undang – undang kesehatan no 23 th 1992 tentang kesehatan.
3. SK Menkes no1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit.
4. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang pemberlakuan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesjam Ketapang.
Petugas terkait Perawat
Bidan
Prosedur A. Persiapan Alat :
1. Baki 1 buah.
2. Gunting 1 buah
3. Plester 1 buah
4. Pengalas 1 buah.
5. Bengkok 1 buah
PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
STANDAR Tanggal terbit
OPERASIONAL
PROSEDUR
6. Standar infuse 1 buah.
7. Turniquet 1 buah.
8. Abucath 1 buah.
9. Infus set 1 buah.
10. Cairan infuse
11. Kasa steril
12. Kapas alcohol.
B. Persiapan pasien
1. Menjelaskan tujuan prosedur tindakan pemasangan infuse
2. Mengatur posis pasien dengan posis supine.
C. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan.
2. Mendekatkan alat – alat ke dekat pasien.
3. Memeriksa cairan yang akan diberikan dan menggantung cairan infuse di
standar infuse.
4. Buka tutup botol infuse dan desinfeksi dengan kapas alcohol, lalu tusuk
dengan infuse set.
5. Alirkan cairan dan keluarkan udara dari selang.
6. Pasang pengalas dibawa area pemasangan / penusukan infuse.
7. Tentukan vena yang akan ditusuk dan pasang tourniquet di bagian
proximal.
8. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
PEMASANGAN INFUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
STANDAR Tanggal terbit
OPERASIONAL
PROSEDUR
9. Masukkan / tusukkan (wing nedlee atau abocath) pada vena yang dipilih.
Sampai terlihat darah pada selang wing atau pada abocath. Sudut jarum
15 ⁰ dari kulit.
10. Sambungkan dengan selang infuse.
11. Lakukan fixasi dengan plester.
12. Tutup bagian yang ditusuk dengan kasa antiseptik kering.
13. Hitung jumlah tetesan
14. Bereskan alat –alat dan rapikan pasien.
15. Cuci tangan.
16. Dokumentasikan tindakan dan adanya respon dari pasien.

Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.


2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Bedah Sentral.
4. Ruang Pemulihan.
5. Intensive Care Unit.
PEMASANGAN KATETER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh
Plt. Kepala Rumah Sakit
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Suatu tindakan invasif dengan jalan memasukkan selang kateter kedalam vesika
urinaria melalui urethra.
Tujuan Tujuan Umum: Untuk mengatasi masalah perubahan pola eleminasi urine.
Tujuan Khusus: Mengosongkan kandung kencing., Mengatasi inkontinensia urine.
Memperoleh sample urine., Menghindari ruprtur vesika urinaria.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan tidakan pengosongan blass
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat
Bidan
Prosedur A. Persiapan Alat :
1. Bak intrumen 1 buah.
2. Sarung tangan steril 1 pasang.
3. Pincet anatomi steril 2 buah.
4. Kom steril 1 buah..
5. Gunting 1 buah.
6. Perlak dan pengalas 1 buah.
7. Bengkok 1 buah.
8. Cairan antiseptic secukupnya.
9. Kasa steril secukupnya.
10. Plester secukupnya.
11. Polly chateter 1 buah.
PEMASANGAN KATETER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
12. Urinal bag 1 buah.
13. Jelly steril secukupnya.
14. Spuit 3cc 1 buah.
15. Spuit 10 cc 1 buah.
16. Aquades 1 fless.
B. Persiapan klien
1. Menjelaskan tujuan prosedur tindakan pemasangan infuse
2. Atur posisi supine pada pasien laki – laki dan litotomi pada pasien wanita.
C. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan.
2. Memasang sketsel atau tirai penutup dan pintu ruangan.
3. Letakkan pengalas dibawa genetalia dan bengkok diatas pengalas.
4. Pasang sarung tangan steril.
5. Hubungkan urinal bag dengan pangkal kateter, pertahan sterilitas kateter.
6. lakukan desinfeksi pada daerah pemasangan kateter/ daerah genetalia.
7. Gunakan pelican steril missal xilocain jelly pada ujung kateter atau dimasukkan
ke dalam urthra pada pria dengan menggunakan spuit.
8. Dengan tangan kiri labiah dipisakan untuk mengidengtifikasi muara urethra
pada pasien wanita dan memegang batang penis pada pasien pria.
9. Dengan tangan kanan kateter dimasukkan melalui muara urethra kedalam
kandung kencing (ditandai dengan keluarnya urine). Tampung urine sedikit
untuk pemeriksaan lab bila diperlukan.
10. Balon diujung kateter dikembangkan dengan memasukkan cairan steril
sebanyak 5- 10 cc dengan menggunakan spuit 10 cc.
PEMASANGAN KATETER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
11. Tarik balon perlahan lahan sampai terasa ada tahanan. Untuk memastikan
kateter sudah terkungi.
12. Fiksasi kateter dengan menggunakan plester pada paha pasien.
13. Gantung urinal bag lebih rendah dari fesika urinaria.
14. Rapikan pasien dan bereskan alat alat.
15. Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
16. Dokumentasikan tindakan dan respon klien setelah dipasang kateter.

Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.


2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Bedah Sentral.
4. Intensive Care Unit.
PEMASANGAN TRANFUSI DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh
Plt. Kepala Rumah Sakit
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Suatu tindakan memasukkan paket sel darah ke dalam tubuh melalui melalui
pembuluh darah vena dalam jumlah dan waktu tertentu.
Tujuan Tujuan umum : Untuk mengatasi kekurangan sel- sel darah akibat: suatu penyakit,
penurunan asupan nutrisi maupun tindakan pembedahan.
Tujuan Khusus : Untuk mengatasi anemia akibat kekurangan nutrisi., Mengganti
kehilangan darah/ HB akibat pembedahan dan kecelakaan., Untuk mengatasi
penurunan kadar trombosit darah., Untuk mengganti kehilangan komponen –
komponen darah lainya akibat suatu penyakit.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan penambahan haemolobin dan atau paket
sel lainnya.
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan SOP
pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat / Bidan
Prosedur A. Persiapan Alat :
1. Tranfusi set 1 buah.
2. Cairan NaCl 0,9% 1 botol.
3. Gunting 1 buah
4. Plester 1 buah
5. Kapas alcohol
6. Kasa steril.
7. Bengkak 1 buah.
8. Cairan antiseptik secukupnya.
9. Pengalas.
PEMASANGAN TRANFUSI DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
STANDAR Tanggal terbit
OPERASIONAL
PROSEDUR
B. Persiapan Pasien :
1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dari tindakan
tranfusi darah.
2. Jelaskan kepada pasien tentang kemungkinan adanya efek samping
alergi dan anjurkan untuk segera melapor bila didapatkan tanda dan
gejalah terjadinya alergi.

C. Pelaksanaan :
1. Mencuci tangan.
2. Mendekatkan alat ke dekat pasien.
3. Meneliti keadaan darah dan suhunya sesuai dengan suhu tubuh
normal.
4. Cek silang kembali label dengan darah dengan formulir permintaan ,
nama pasien , golongan darah dan nomor.
5. Memasang infuse dengan cairan NaCl 0,9% sesuai dengan prosedur
pemasangan infuse.
6. Memindahkan slang tranfusi kedalam kantong darah.
7. Menghitung jumlah tetesan darah.
8. Membereskan alat –alat dan merapikan pasien.
9. Mencuci tangan.
10. Mengobservasi reaksi pasien.
11. Mendokumentasikan prosedur tindakan dan respon pasien.
D. Perhatian :
Berikan suntikan dexametason 1 ampul dan lasix 1 ampul secara IV
bila dokter mengintruksikan.
PEMASANGAN TRANFUSI DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/3
BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
E. Tanda dan gejalah alergi:
1. Terdapat rasa gatal di kulit, Timbul urtikaria.
2. Sesak nafas / kesukaran bernafas/ Suara parau.
3. Kolaps Vasculer.
4. Denyut nadi cepat ( tachicardia)
5. Tekanan darah menurun ( hipotensi)
F. Tindakan ;
1. Hentikan tranfusi darah.
2. Baringkan pasien pada posisi trandelenburg.
3. Berikan suntikan adrenalin 1/10.000 sebanyak 0,25-0,30 cc/ ml setiap
7-10 menit sampai sistolik 90-100mmHg atau sesuai intruksi dokter.
4. Berikan infus NaCl 0,9%
5. Pantau vital sign
6. Berikan suntikan dexametason 1 ampul secara IM/IV atau sesuai
intruksi dokter.
7. Berikan O2 bila diperlukan.
Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.
2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Bedah Sentral.
4. Intensive Care Unit.
5. Unit Haemodialisa
PERAWATAN LUKA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh
Plt Plt. Kepala Rumah Sakit
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Suatu tindakan perawatan luka dengan menggunakan cairan antiseptic dan dilakukan
penutupan / pembalutan luka dengan kasa steril.
Tujuan Umum Tujuan Umum: Mempercepat penyembuhan.
Tujuan Khusus : Menghindari kontaminasi luka dengan dunia luar., Mempercepat
penyembuhan luka., Mengurangi rasa nyeri dan memberi kenyamanan pada pasien.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan pertahanan integritas kulit.
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang pemberlakuan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat / Bidan.
Prosedur A. Persiapan Alat :
1. Bak intrumen 1 buah
2. Pincet anatomi steril 2 buah
3. Pincet chirurgis 1 buah
4. Korentang steril 1 buah
5. Cucing / kom kecil seteril 2 buah
6. Gunting verband / plester 1 buah.
7. Bengkok 1 buah
8. Perlak 1 buah
9. Sarung tangan steri 1 buah
10. Kasa steril
11. Cairan Nacl 0,9 %
12. Cairan antiseptic 10%
13. Wash Bensin
PERAWATAN LUKA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
14. Lidi kapas steril
15. Plester
16. Verband rol
17. Kapas alkohol
B. Persiapan Pasien :
1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan prosedur tindakan.
2. Pertahankan privasi klien selama tindakan dilakukan
3. Atur posisi pasien yang nyaman sesuai kondisi dan area luka.
C. Pelaksanaan Tindakan:
1. Cuci tangan
2. Berikan pengalas dibagian bawah luka.
3. Lepaskan plester dan balutan dengan menggunakan sarung tangan / pincet
dengan kapas alcohol.
4. Kaji kondisi luka.
5. Cuci tangan.
6. Buka alat –alat steril, tuangkan larutan antiseptic kedalam masing – masing
kom kecil
7. Gunakan sarung tangan steril .
8. Bersikan luka sesuai denga kondisi luka dengan tetap memperhatikan
sterilitas, bersihkan dengan antiseptic dari daerah tengah luka kearah tepi
memutar, kasa kotor ganti. Kemudian ulangi bersihkan luka dengan cairan
Nacl 0,9% dengan cara yang sama.
9. Tutup luka dengan kasa steril sesuai dengan kondisi luka, selanjutnya
diverband ataupun diplester.
PERAWATAN LUKA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
10. Rapikan pasien dan bereskan alat – alat.
11. Buka sarung tangan.cuci tangan.
12. Evaluasi respon pasien setelah tindakan dan dokumentasikan.

Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.


2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Bedah Sentral.
4. Ruang Pemulihan.
5. Intensive Care Unit.
PEMBERIAN INJEKSI INTRAVENA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Plt. Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Cara memasukkan obat atau cairan langsung ke dalam pembuluh darah vena pasien
dengan mengunakan spuit injeksi atau melalui selang infuse.
Tujuan Tujuan Umum ; Memperoleh reaksi obat yang cepat.
Tujuan Khusus : Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat., Untuk memberikan obat
dalam jumlah maupun jenis yang banyak.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan efek terapi obat yang cepat
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait 1. Perawat
2. Bidan.
3. Dokter
Prosedur A. Persiapan alat:
1. Bak instrument yang dialasi kasa dengan tutup berisi :
a. Kapas alcohol
b. Spuit yang sudah berisi obat dan berlabel masing – masing pasien.
2. Pengalas/ perlak kecil.
3. Turniquet.
4. Sarung tangan satu pasang.
5. Bengkok.
6. Buku daftar obat dan bolpoint.
PEMBERIAN INJEKSI INTRAVENA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
STANDAR Tanggal terbit
OPERASIONAL
PROSEDUR
B. Persiapan pasien:
1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan prosedur
tindakan.
2. Atur posisi pasien yang nyaman
C. Pelaksanaan tindakan:
1. Siapkan obat sesuai prinsip 5 benar.
2. Cuci tangan.
3. Jaga privasi pasien.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Letakkan pengalas di bawah bagian tubuh yang akan dilakukan injeksi intra
vena.
6. Bebaskan lengan dari baju atau kemeja.
7. Pasang tourniquet 5 cm diatas tempat penusukan.
8. Anjurkan pasien untuk mengepalkan telapak tangan dan membukanya
beberapa kali, palpasi dan pastikan tidak ada denyutan pada daerah yanga
akan ditusuk.
9. Desinfeksi kulit dengan menggunakan kapas alcohol, dengan arah melingkar
dari arah dalam ke luar.
10. Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm dibawah tempat
penusukan.
11. Pegang jarum dengan posisi 30 derajat sejajar vena yang akan ditusuk, lalu
tusuk perlahan dan pasti.
12. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum kedalam vena.
13. Lakukan aspirasi untuk memastikan jarum masuk ke vena.
14. Lepaskan tourniquet.
15. Masukkan obat kedalam pembuluh vena perlahan – lahan.
PEMBERIAN INJEKSI INTRAVENA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
STANDAR Tanggal terbit
OPERASIONAL
PROSEDUR

16. Tarik / keluarkan jarum perlahan – lahan dari pembuluh vena.


17. Tekan tempat tusukan denga kapas alcohol atau kasa betadin.
18. Bereskan ala- alat dan rapikan pasien.
19. Buka sarung tangan .
20. Cuci tangan.
21. Evaluasi / respon pasien.
22. Catat respon, waktu pemberian , obat yang diberikan, dosis dan cara
pemberian.

Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.


2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Bedah Sentral.
4. Ruang Pemulihan.
5. Intensive Care Unit.
PEMBERIAN INJEKSI INTRA MUSKULER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
OPERASIONAL
PROSEDUR
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Cara memasukkan obat/ cairan langsung ke jaringan otot pasien
Tujuan Tujuan Umum : Untuk memperoleh reaksi obat yang lebih lama bila dibandingkan
dengan pemberian IV.
Tujuan Khusus : Untuk memperoleh reaksi obat yang agak lama., Untuk memberikan
obat khusus yang tidak bisa diberikan melalui rute / cara lain.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan efek terapi obat yang cepat
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan
rumah sakit
Petugas terkait 1. Perawat
2. Bidan.
3. Dokter
Prosedur A. Persiapan alat :
1. Bak instrument yang dialasi kasa dengan tutup berisi :
a. Kapas alcohol
b. Spuit yang sudah berisi obat dan berlabel masing – masing pasien.
2. Pengalas/ perlak kecil.
3. Sarung tangan satu pasang.
4. Bengkok.
5. Buku daftar obat dan bolpoint.
B. Persiapan pasien:
1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan prosedur
tindakan.
2. Atur posisi pasien yang nyaman
PEMBERIAN INJEKSI INTRA MUSKULER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
C. Pelaksanaan tindakan
1. Siapkan obat sesuai prinsip 5 benar.
2. Cuci tangan.
3. Berika penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan prosedur
tindakan.
4. Jaga privasi pasien.
5. Gunakan sarung tangan.
6. Letakkan pengalas di bawah bagian tubuh yang akan dilakukan injeksi intra
muskuler.
7. Pilih tempat penusukan dan desinfeksi dengan menggunakan kapas alcohol.
8. Buka tutup jarum.
9. Tarik / tegangkan kulit di tempat penusukan denga cara :
10. Tempatkan ibu jari dan jari telunjuk tangan non dominan diatas tempat
penusukan (hati – hati jangan sampai mengenai daerah yang telah
didesinfeksi) hingga membentuk huruf V.
11. Tarik ibu jari dan jari telunjuk dengan arah berlawanan.
12. Tusukkan jarum dengan sudut 90 derajat dengan tangan yang dominant.
13. Pindakan ibu jari dan jari lain pada tangan yang non dominant ke barel /
batang spuit untuk mendukung spuit, selanjutnya lakukan aspirasi spuit dan
lihat adanya darah yang masuk kedalam spuit, bila tidak tampak darah
maka masukkan obat dengan perlahan.. Bila ada darah dalam spuit saat
aspirasi maka jarum harus dicabut kembali.
14. Cabut jarum dengan sudut yang sama saat disuntikkan.
15. Usap dan bersihkan tempat penusukan dengan kapas alcohol.
16. Tempatkan spuit pada baki.
PEMBERIAN INJEKSI INTRA MUSKULER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
17. Bereskan alat – alat dan rapikan pasien.
18. Buka sarung tangan.
19. Cuci tangan.
20. Evaluasi reaksi / respon pasien setelah tindakan.
21. Catat respon pasien, waktu pemberian obat, obat yang diberikan , dosis dan
cara pemberian

Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.


2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Bedah Sentral.
4. Ruang Pemulihan.
5. Intensive Care Unit.
PEMBERIAN INJEKSI SUBKUTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Cara pemberian pemberian obat langsung dibawa kulit tubuh pasien dengan
menggunakan jarum injeksi dengan dosis yang kecil.
Tujuan Tujuan Umum :Memperoleh reaksi obat lebih lama dibandingkan pemberian obat
secara intra vena.
Tujuan Khusus : Memberikan reaksi obat yang lama., Untuk penyuntikan obat obat
khusus.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan efek terapi obat yang cepat
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait 1. Perawat
2. Bidan.
3. Dokter
Prosedur i. Persiapan alat:
1. Bak instrument yang dialasi kasa dengan tutup berisi :
 Kapas alcohol
 Spuit dengan jarum khusus (kecil dan pendek) yang sudah berisi obat
dan berlabel masing – masing pasien.
2. Sarung tangan satu pasang.
3. Bengkok.
4. Buku daftar obat dan bolpoint.
ii. Persiapan pasien:
1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan prosedur
tindakan.
2. Atur posisi pasien yang nyaman
PEMBERIAN INJEKSI SUBKUTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
iii. Pelaksanaan tindakan
1. Siapkan obat sesuai prinsip 5 benar.
2. Cuci tangan.
3. Tanyakan keluhan dan adanya alergi obat.
4. Jaga privasi pasien.
5. Gunakan sarung tangan.
6. Pilih tempat penusukan pada lengan atas atau pada abdomen, atau
alternative tempat lainya.
7. Desinfeksi tempat penyuntikan dengan menggunakan kapas alcohol.
8. Buka tutup jarum.
9. Tarik kulit dan lemak dengan mendekatkan ibu jari dengan jari lainya pada
tangan non dominant.
10. Tusukkan jarum dengan sudut 45 derajat dan untuk orang gemuk dengan
sudut 90 derajat.
11. Lakukan aspirasi, perhatikan adanya darah dalam spuit. Bila tidak ada darah.
Kemudian masukkan obat secara perlahan.
12. Bila terdapat darah maka spuit cabut kembali.Tekan tempat penusukan
dengan kapas alcohol. Observasi adanya hematoma atau memar. Jika perlu
berikan plester. Siapkan obat baru dan mulai langkah tindakan dari awal
ditempat penyuntikan lainya.
13. Tarik jarum dengan sudut yang sama saat penusukan.
14. Bersihkan dan tekan pada tempat penusukan dengan kapas alcohol dan
plester bila perlu. Pada penyuntikan heparin jangan ditekan.
15. Tempatkan jarum pada bak instrument/ baki.
16. Buka sarung tangan.
PEMBERIAN INJEKSI SUBKUTAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
STANDAR Tanggal terbit
OPERASIONAL
PROSEDUR
17. Bereskan alat alat dan rapikan pasien.
18. Cuci tangan.
19. Catat waktu pemberian obat, nama dan jenis obat, dosis dan cara
pemberian.
Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.
2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Bedah Sentral.
4. Ruang Pemulihan.
5. Intensive Care Unit.
PEMBERIAN INJEKSI INTRA KUTAN / SKIN TEST

No. Dokumen No. Revisi Halaman


008/SOP/V/KTP/2009 1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Pemberian obat injeksi langsung ke daerah intra kutan / jaringan kulit pasien dengan
menggunakan jarum injeksi dengan dosis kecil.
Tujuan Tujuan Umum : Untuk memperoleh reaksi obat secara local.
Tujuan Khusus : Test hypersensitifitas obat., Memberikan imunisasi BCG.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan efek terapi obat yang cepat
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait 1. Perawat
2. Bidan.
3. Dokter
Prosedur A. Persiapan alat :
1. Bak instrument yang dialasi kasa dengan tutup berisi :
2. Kapas alcohol
3. Spuit dengan jarum khusus (kecil dan pendek) yang sudah berisi obat dan
berlabel masing – masing pasien.
4. Sarung tangan satu pasang.
5. Pengalas / perlak kecil.
6. Bengkok.
7. Buku daftar obat dan bolpoint.
PEMBERIAN INJEKSI INTRA KUTAN / SKIN TEST

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
B. Persiapan alat:
1. Bak instrument yang dialasi kasa dengan tutup berisi :

 Kapas alcohol
 Spuit dengan jarum khusus (kecil dan pendek) yang sudah berisi obat
dan berlabel masing – masing pasien.
2. Sarung tangan satu pasang.
3. Bengkok.
4. Buku daftar obat dan bolpoint.
C. Persiapan pasien:
1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan prosedur
tindakan.
2. Atur posisi pasien yang nyaman

D. Pelaksanaan tindakan
1. Siapkan obat sesuai prinsip 5 benar.
2. Cuci tangan.
3. Tanyakan keluhan dan adanya alergi obat.
4. Jaga privasi pasien.
5. Gunakan sarung tangan.
6. Pilih tempat penusukan pada lengan bawah, atau tempat alternative
lainnya. Agak jauh dari pembuluh darah.
PEMBERIAN INJEKSI INTRA KUTAN / SKIN TEST

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
STANDAR Tanggal terbit
OPERASIONAL
PROSEDUR
7. Posisikan lengan bawah klien menghadap ke muka perawat.
8. Pasang pengalas dibawah area penyuntikan.
9. Desinfeksi tempat penyuntikan dengan menggunakan kapas alcohol.
10. Buka tutup jarum.
11. Tempatkan ibu jari tangan non dominant sekitar 1 inci di bawah tempat
penusukan dan tarik / tegangkan kulit.
12. Dengan ujung jarum menghadap keatas, tusukkan / masukkan jarum tepat
di bawah kulit dengan membentuk sudut 10 – 15 derajat. Jangan terlalu
dalam yang menyebabkan posisi ujung jarum pada area subkutan.
13. Bila jarum sudah masuk ke dalam kulit , Masukkan obat perlahan – lahan
sampai membentuk jendalan (gelembung).
14. Cabut jarum dengan sudut yang sama dengan saat menusuk jarum.
15. Jika pada permukaan kulit terdapat darah, usap perlahan kapas alcohol dan
jangan ditekan.
16. Berikan tanda lingkaran dengan pena di sekitar penyuntikan denhan
diameter ± 2,5 cm.
17. Observasi kulitadanya kemerahan atau bengkak. Jika test alergi observasi
adanya reaksi sistemik (missal sesak nafas, berkeringat dingin, muntah ,
sianosis dll).
18. Rapikan pasien dan bereskan alat -alat.
19. Buka sarung tangan.
20. Cuci tangan.
21. Kaji kembali tempat penyuntikan setelah 5 menit, 15 menit dan selanjutnya
secara periodic.
22. Catat waktu pemberian obat, jenis, dosis dan cara pemberian.
PEMBERIAN INJEKSI INTRA KUTAN / SKIN TEST

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 4/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.
2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Bedah Sentral.
4. Ruang Pemulihan.
5. Intensive Care Unit.
Dokumen Terkait 1. Tehnis pengkajian asuhan keperawatan.
2. Pedoman penerapan proses keperawatan.
3. Standar asuhan keperawatan.
4. Protap tidakan keperawataqn dasar.
5. Standar therapi dokter.
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


009/SOP/V/KTP/2009 1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Tindakan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter air raksa /
spigmomanometer.
Tujuan Tujuan Umum : Untuk menentukan status haemodinamik pasien yang dirawat.
Tujuan Khusus : Melakukan observasi peningkatan tekanan darah , Untuk
mengetahui status haemodinamik., Menentukan tindakan keperawatan yang akan
diambil selanjutnya
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan efek terapi obat yang cepat
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait 1. Perawat
2. Bidan.
3. Dokter
Prosedur A. Persiapan alat :
1. Tensimater.
2. Stetoskope
3. Buku catatan
4. Bolpoint.
B. Persiapan pasien:
1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan dan prosedur
tindakan.
2. Atur posisi pasien yang nyaman
Posisikan pasien berbaring atau duduk dengan tenang.
3. Berikan periode istirahat 10 sampai 15 menit setelah beraktifitas.
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
C. Pelaksanaan tindakan
1. Cuci tangan .
2. Medekatkan alat – alat ke dekat pasien.
3. Lengan baju dibuka atau digulung keatas.
4. Manset tensimeter dipasang pada lengan kiri / kanan dengan pipa karetnya
berada di sisi luar lengan. Jangan terlalu kencang / longgar.
5. Periksa pipa tensimeter jangan sampai terlipat, pompa tensimeter dipasang.
6. Denyut arteria brachialis diraba lalu stetoskop ditempatkan diatas darteri
tersebut.
7. Skrup balon karet ditutup, pengunci air raksa dibuka, selanjutnya balon
dipompa sampai denyut arteria tidak terdengar lagi dan air raksa didalam pipa
gelas naik.
8. Skrup balon di buka perlahan – lahan sehingga air raksa turun perlahan – lahan.
Sambil memperhatikan turunnya air raksa dengarkan bunyi denyutan pertama
(systole) dan bunyi denyutan terakhir (diastole).
9. Rapikan pasien dan bereskan alat – alat.
10. Cuci tangan.
11. Catat hasil pemeriksaan dan respon pasien selama pemeriksaan.

Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.


2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Bedah Sentral.
4. Ruang Pemulihan.
5. Intensive Care Unit.
PEMERIKSAAN / PENGHITUNGAN DENYUT NADI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Suatu tindakan pemeriksaan non invasive dengan jalan melakukan penghitungan
frekwensi atau denyut nadi selama 1 menit.
Tujuan Umum Untuk mengetahui status haemodinamik
Tujuan Khusus : Mengetahui/ evaluasi beban kerja jantung., Mengetahui status
cairan tubuh., Mengetahui satatus metabolic pada tubuh.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan monitor system kardiovaskuler.
2. Pelayanan pasien dengan masalah balan cairan.
3. Pelayanan pasien dengan gangguana metabolic.
4. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
5. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
6. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang
Petugas terkait Perawat / Bidan
Prosedur A. Persiapan Alat:

1. Jam tangan dengan ukuran detik.


2. Buku catatan.
3. Bolpoint.
B. Persiapan Pasien
1. Memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur tindakan.
2. Posisikan pasien berbaring atau duduk dengan tenang.
3. Berikan periode istirahat 10 sampai 15 menit setelah beraktifitas.
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Mencuci tangan
2. Medekatkan alat – alat ke dekat pasien
3. Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk merabah arteri radialis.
PEMERIKSAAN / PENGHITUNGAN DENYUT NADI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR

4. Menghitung frekwensi/ denyut arteri radialis selama 1 menit.


5. Rapikan pasian.
6. Cuci tangan.
7. Catat hasil pemeriksaan.

Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.


2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Bedah Sentral.
4. Ruang Pemulihan.
5. Intensive Care Unit.
PEMERIKSAAN / PENGHITUNGAN PERNAFASAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Suatu tindakan pemeriksaan non invasive dengan jalan melakukan penghitungan
frekwensi pernafasan selama 1 menit.
Tujuan Tujuan Umum : Untuk mengetahui status pernafasan pasien.
Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui adanya perubahan / masalah pada organ pernafasan.
2. Untuk mengetahui adanya masalah pada saluran pernafasan.
3. Untuk mengetahui status kompensasi pernafasan yang dilakukan pasien.
4. Untum mengetahui adanya perubahan asam / basa pada cairan tubuh.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien gangguan system pernafasan.
2. Pelayanan pasien yang mengalami peruhanan status asam basa.
3. Pelayanan pasien yang mengalami hipermetabolik..
4. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
5. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
6. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat / Bidan.
Prosedur A. Persiapan Alat:
1. Jam tangan dengan ukuran detik.
2. Buku catatan.
3. Bolpoint.
B. Persiapan Pasien
1. Meminta pasien untuk duduk atau berbaring dengan tenang.
2. Jaga privasi pasien.
PEMERIKSAAN / PENGHITUNGAN PERNAFASAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Mencuci tangan.
2. Tanpa memberitahu prosedur tindakan kepada pasien, lakukan inspeksi dan
atau palpasi dengan tangan pada dada atau punggung.
3. Hitung gerakan gerakan pernafasan pasien selama 1 menit.
4. Rapikan pasien.
5. Cuci tangan.
6. Catat hasil pemeriksaan / frekwensi pernafasan.

Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.


2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Bedah Sentral.
4. Ruang Pemulihan.
5. Intensive Care Unit.
PENGUKURAN SUHU TUBUH PADA AXILA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Suatu tindakan pemeriksaan non invasive dengan jalan melakukan pengukuran suhu
tubuh dengan menggunakan thermometer axial pada 41xial pasien.
Tujuan Tujuan Umum : Untuk mengetahui peningkatan suhu tubuh pasien.
Tujuan Khusus : Memperole informasi peningkatan suhu tubuh., Memperoleh data
yang dipakai untuk menegakkan diagnosa, melakukan tindakan perawatan
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang mengalami infeksi yang memerlukan antibiotic.
2. Pelayanan pasien yang memerlukan obat antipiretik dan atau tindakan
pemberian kompres dingin.
3. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
4. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
5. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat / bidan./ dokter.
A. Persiapan Alat :
Baki berisi :
1. Thermometer axial.
2. Tiga buah botol berisi larutan sabun, desinfektan, dan air bersih.
3. Bengkok
4. Tissue / kapas alcohol.
5. Buku catatan.
6. Bolpoint.
B. Persiapan Pasien :
1. Memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur tindakan.
2. Posisikan pasien berbaring
PENGUKURAN SUHU TUBUH PADA AXILA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
C. Pelaksanaan tindakan
1. Medekatkan alat – alat ke dekat pasien
2. Buka baju bila perlu, ketiak dikeringkan.
3. Termometer diperiksa apakah thermometer tepat pada angka nol, lalu
diletakkan pada ketiak, reservoirnya tepat di tengah ketiak dan lengan
dirapatkan dengan dada. .
4. Setelah 5 sampai 10 menit thermometer diangkat dan dibaca, hasilnya dicatat.
5. Termometer dicelupkan didalam air sabun dilap dengan tissue
kemudiandimasukkan kedalam larutan desinfektan dan dibersihkan dengan air
bersihlalu dikeringkan.
6. Air raksa diletakkan pada angka nol dan diletakkan pada tempatnya.
7. Pasien dirapikan dan alat – alat dibereskan.
8. Cuci tangan.
9. Catah hasil pemeriksaan.

Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.


2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Bedah Sentral.
4. Ruang Pemulihan.
5. Intensive Care Unit.
TINDAKAN NEBULASI / HUMIDIFIKASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Memberikan obat dan oksigen melalui saluran pernafasan dengan jalan diuapkan
dengan mengunakan alat humidifikasi.
Tujuan Tujuan Umum : Untuk melonggarkan jalan nafas.
Tujuan Khusus : Mengurangi pembengkakan saluran pernafasan bagian atas., Untuk
mengencerkan sputum., Untuk memberikan perasaan nyaman dan longgar pada
saluran pernafasan.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan pengenceran lender dan pelonggaran
saluran pernafasan.
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan SOP
pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat / Bidan.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Mesin nebulizer.
2. Masker inhalasiatau mouth piece.
3. Oxigen tabung/ sentral.
4. Flometer yang berisi air destilasi.
5. Obat broncodilator (ventolin/ combivent dll)
6. Aqua for injection / Nacl 0,9%.
7. Tissue
8. Bengkok.
B. Persiapan Pasien
1. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien dan keluarga.
2. Mengatur posisi klien senyaman mungkin (semifowler).
TINDAKAN NEBULASI / HUMIDIFIKASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Cek catatan perawat dan catatan medis pasien.
2. Cuci tangan.
3. Mendekatkan alat –alat ke dekat pasien.
4. Menempatkan obat bronchodilator pada reservoir masker / mouth piece/ mesin
nebulizer (pada obat tertentu perlu pengenceran dengan menggunakan aqua
atau NaCl 0,9%)
5. Menyambungkan selang/ tubing ke flowmeter dan berikan aliran oxygen 6-8
liter/ menit . atau sambungkan ke mesin nebuliser kemudian tekan tombol “ON”.
6. Mengecek adanya penguapan obat, kalau ada letakkan masker pada hidung
pasien.
7. Menganjurkan pasien untuk nafas dalam dan lambat sambil menghirup uap obat
sampai obat habis.
8. Mengobservasi adanya pengembangan dada dan kaji adanya sesak nafas selama
terapi inhalasi.
9. Matikan aliran oxygen atau mesin nebulizer setelah uap habis dan melepas
masker.
10. Menganjurkan pasien untuk membatukan / mengeluarkan skret.
11. Membantu pasien dalam merapikan dan memberikan posisi berbaring yang
nyaman.
12. Membereskan alat –alat.
13. Mencuci tangan.
14. Mendokumentasikan tindakan da reaksi [asien selama dan setelah tindakan
TINDAKAN NEBULASI / HUMIDIFIKASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.
2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Intensive Care Unit.
PEMASANGAN NGT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/4

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Suatu tindakan keperawatan memasukkan selang NGT kedalam lambung pasien.
Tujuan Tujuan Umum : Memberikan akses pengeluaran cairan dan memasukan makanan ke
lambung.
Tujuan Khusus : Untuk mengeluarkan cairan lambung., memasukkan makanan ke
dalam lambung., gastric spooling.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan pemasangan NGT
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan
rumah sakit
Petugas terkait Perawat / Bidan.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Selang NGT sesuai ukuran.
2. Pincet anatomi.
3. Jelly.
4. Klem
5. Handuk
6. Tissue wajah.
7. Bengkok.
8. Plester.
9. Stetoskop.
10. Spatel lidah.
11. Sentar.
12. Spuit 50 cc.
13. Spuit 3 cc.
PEMASANGAN NGT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/4

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
14. Gelas berisi air putih.
15. Pipet.
16. Sarung tangan.
B. Persiapan Pasien
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien dan keluarga.
2. Mengatur posisi pasien.
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Mencuci tangan.
2. Mendekatkan alat –alat ke dekat pasien.
3. Memasang handuk pada dada pasien.
4. Memakai sarung tangan.
5. Mengukur panjang selang NGT yang akan dimasukkan dan di tandai dengan
plester. Dengan cara mengukur dari daun telinga ke ujung hidung dan belok
sampai prosesus xipoideus.
6. Memberikan pelicin /jelly pada selang NGT sepanjang 10-20 cm.
7. Mengingatkan pasien bahwa selang akan segera dimasukkan danmemfleksikan
kepala pasien kearah dada, memegang slang sekitar 7,5 cm dari ujung selang ,
lalu masukan ujung selang dengan lembut kedalam lubang hidung yang telah
dipilih.
8. Anjurkan pasien untuk rilexs, nafas dalam dan melewati mulut, serta
membantu menelan selang.
9. Masukkan selang tiap kali pasien menelan sampai panjang selang yang telah
ditentukan/ diberi tanda.
PEMASANGAN NGT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/4

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
10. TIdak mendorong paksa selang. Bila terjadi tahanan atau pasien tersedak,
muntah, sianosis atau batuk –batuk, hentikan selang dan tarik selang
kembali.Periksa posisi selang dibelakang tenggorokan dengan spatel lidah dan
senter.
11. Setelah selang NGT masuk sampai pada tanda batas, lakukan fixasi pada
hidung.
12. Lakukan testketepatan posisi selang NGT dengan cara :
13. Ujung selang masukkan kedalam gelas berisi air, bila tidak ada gelembung
udara berarti posisi ujung NGT tepat pada daerah lambung.
14. Dengan menggunakan spuit 50 cc semprotkan udara ± 10cc kedalam lambung
melalui selang NGT, dan dengarkan suara didaerah epigastrik dengan
menggunakan stetoskop, bila terdengan suara semprotan menunjukan ujung
selang tepat pada lambung.
15. Lakukan aspirasi dengan menggunakan spuit 50 cc, bila keluar cairan lambung
menunjukan ujung selang NGT tepat pada daerah lambung.
16. Tutup ujung selang/ klem atau sambungkan kebotol khusus guna
mengosongkan lambung dari cairan maupun udara.
17. Bereskan alat – alat .
18. Rapikan pasien.
19. Buka sarung tangan dan cuci tangan.
20. Dokumentasikan tindakan dan respon pasien.
PEMASANGAN NGT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 4/4

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.
2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Instalasi Bedah Sentral.
4. Ruang Pemulihan.
5. Intensive Care Unit.
PEMBERIAN MAKANAN LEWAT SONDE FEEDING

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Suatu tindakan keperawat untuk memberikan makanan enteral melalui selang naso
gastric.
Tujuan Tujuan Umum : Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
Tujuan Khusus : Memperbaiki status nutrisi pasien., Mengganti nutrisi yang loss/
hilang., Memperbaiki pola pemenuhan nutrisi.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien malnutrisi yang tidak bisa memenuhi makanan per oral.
2. Pelayanan pasien yang mengalami penurunan kesadaran /koma
3. Pelayanan pasien neonatal yang tidak bisa menghisap ASI /PASI yang kuat.
4. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
5. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
6. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat / Bidan
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Baki.
2. Sarung tangan bersih 1 pasang.
3. Spuit 50 cc.
4. Formula makanan.
5. Gelas berisi air putih.
6. Handuk / serbet.
7. Bengkok
8. Stetoskop
B. Persiapan Pasien
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien dan keluarga.
2. Mengatur posisi pasien.
PEMBERIAN MAKANAN LEWAT SONDE FEEDING

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/2
BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Mencuci tangan.
2. Mendekatkan alat – alat kedekat pasien.
3. Mengatur posisi pasien high fowler bila memungkinkan.
4. Memasang handuk atau serbet makan pada dada pasien.
5. Mengauskultasi bising usus dan mengobservasi distensi abdomen.
6. Memakai sarung tangan.
7. Memastikan penempatan selang NGT dengan mengaspirasi cairan lambung dan
mengobservasi cairan residu.
8. Memberikan makanan dengan cara :

 Memijit ujung distal selang NGT , menghubungkan spuit 50cc dengan


selang, melepaskan penghisapnya dan 45 cc diatas kepala pasien.

 Mengisi spuit dengan formula makanan , membuka klem atau pijitan dan
membiarkan formula makanan mengalir dengan sendirinya.( sesuai
gravitasi).
9. Setelah makanan habis tuangkan air putih hangat 50 cc untuk membilas ulang ,
lalu klem / tutup ujung distal selang.
10. Rapikan pasien.
11. Bereskan alat – alat.
12. Lepas sarung tangan.
Dokumentasikan prosedur tindakan dan respon pasien terhadap tindaka.
Unit terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.
2. Intensive Care Unit.
MEMANDIKAN PASIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/4

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Memandikan atau membersihkan tubuh pasien dengan menggunakan air dan sabun,
dan pasien tetap berada diatas tempat tidur.
Tujuan Tujuan Umum : Untuk membersihkan tubuh dari kotoran ataupun keringat.
Tujuan Khusus : Menjaga kebersihan kulit pasien., Memperlancar peredaran darah
tepi., Memberikan perasaan nyaman pada pasien.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien tidak sadar dan pasien yang dilakukan pembatasan aktifitas.
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat / Bidan.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Pakaian bersih 1 stel.
2. Waskom mandi berisi air hangat / dingin 2 buah.
3. Handuk bersih 2 buah.
4. Kain penutup / selimut. 1 buah.
5. Tempat bertutup untuk kain kotor 1 buah.
6. Sampiran / sketsel 1 buah.
7. Waslap 2 buah.
8. Sabun pada tempatnya.
B. Persiapan Pasien
1. Pintu, jendela atau gorden ditutupdan pasang sampiran bila perlu.
2. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan prosedur tindakan.
3. Terlebih dahulu pasien ditanyakan apakah mau BAB atau BAK
MEMANDIKAN PASIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/4

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Cuci tangan.
2. Selimut dan bantal dipindahkan dari tempat tidur bila masih dibutuhkan
bantal dibunakan seperlunya.
3. Perawat berdiri disisi kanan atau kiri pasien.
4. Pakaian bagian atas dibuka kemudian ditutup dengan selimut mandi atau
kain penutup.
5. Pasien dimandikan dengan urutan sebagai berikut :
A. Mencuci muka dengan cara :
1. Tanyakan apakah pasien mau menggunakan sabun atau tidak.
2. Handuk dibentangkan dibawa kepala, muka , telinga dan leher
dibersihkan dengan waslap lembab lalu dikeringkan dengan handuk.
B. Mencuci lengan dengan cara :
1. Selimut mandi atau kain penutup diturunkan.
2. Kedua tangan pasien dikeataskan.
3. Letakkan handuk diatas dada pasien dan lebarkan kesamping kiridan
kekanan sehingga kedua tangan dapat diletakkan diatas handuk.
4. Kedua tangan pasien dibasahi dan disabuni dimulai dari tangan yang
jauh dari perawat, kemudian tangan yang dekat lalu dibilas sampai
bersih dengan handuk dan dikeringkan dengan handuk.
C. Mencuci dada dan perut dengan cara:
1. Pakaian pasien bagian bawah dibuka dan selimut atau kain penutup
diturunkan sampai perut bagian bawah.
2. Kedua tangan pasien dikeataskan handuk diangkat dan dibentangkan
MEMANDIKAN PASIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/4

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
pada sisi pasien.
3. Ketiak, dada dan perut dibasahi disabuni, dibilas sampai bersih dan
dikeringkan dengan handuk, selanjutnya ditutup dengan kain penutup
atau handuk.

2. Mencuci punggung dengan cara :


1. Pasien dimiringkan kekiri atau kekanan.
2. Handuk dibentangkan di bawah punggung sampai bokong.
3. Punggung sampai bokong dibasahi, disabuni , dibilas sampai bersih
dan selanjutnya dikeringkan dengan handuk. Pasien dimiringkan
kekanan dan dibentangkan dibawah punggung.
4. Punggung kiri dicuci seperti pada punggung kanan.

3. Mencuci kaki dengan cara :


1. Kaki pasien yang terjauh dari perawat dikeluarkan dari bawah kain
penutup atau handuk.
2. Handuk dibentangkan dibawahnya dan lutut ditekuk.
3. Kaki disabuni, dibilas selanjutnya dikeringkan kemudian kaki yang
lainya.
4. Air dalam Waskom yang kotor diganti.

4. Mencuci daerah lipatan paha dengan cara:


1. Handuk dibentangkan dibawah bokong dan pakaian dibagian perut
dibuka.
2. Daerah lipatan paha dan genetalia dibasahi, disabuni, dibilas dan
dikeringkan.,
MEMANDIKAN PASIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 4/4

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
3. Pakaian dikenakan kembali, kain penutup atau handuk diangkat,
selimut pasien dipasangkan kembali.
4. Pakaian dan alat tenun kotor serta peralatan dirapikan dan dibawa
ketempatnya.
9. Observasi respon pasien dan kelainan pada tubuhnya.
10. Hindarkan tindakan yang menimbulkan rasa malu pada pasien dan tetap
menjaga privasi.
11. Cuci tangan.

Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.


2. Intensive Care Unit.
PROSEDUR MEMBANTU PASIEN BAB DI ATAS TEMPAT
TIDUR.

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/2
BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Tindakan keperawatan untuk membantu pasien buang air besar diatas tempat tidur.
Tujuan Memenuhi kebutuhan eleminasi fekal.
Tujuan Khusus :
1. Mencegah terjadinya konstipasi.
2. Membatasi aktivitas pasien.
Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan SOP
pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
2. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
3. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
4. Pelayanan pasien yang tidak bisa turun dari tempat tidur dan pasien yang bed
rest total.
Petugas Terkait Perawat / Bidan.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Pispot.
2. Alas pispot.
3. Botol berisi air cebok.
4. Kertas kloset / tissue.
5. Selimut.
6. Sampiran.

B. Persiapan Pasien
1. Memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien.
PROSEDUR MEMBANTU PASIEN BAB DI ATAS TEMPAT
TIDUR.

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/2
BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Cuci tangan.
2. Memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien.
3. Pasang sampiran / tutup pintu.
4. Pakaian bagian bawah ditanggalkan dan bagian yang terbuka ditutup dengan
selimut.
5. Pasien dianjurkan menekuk lutut ban mengangkat bokong.
6. Pasang alas pispot.
7. Pispot dipasang dibawah bokong pasien.
8. Bila telah selesai , anus dan daerah genetalia dibersihkan dengan air dan kertas
kloset lalu dibuang ke dalam pispot ,diulang beberapa kali sampai bersih.
9. Pispot diangkat dan faeces diamati, catat bila ada kelainan.
10. Bokong pasien dikeringkan dengan pengalas.
11. Pasien dirapikan dan alat – alat dibereskan.
12. Sampiran dibuka kembali. Cuci tangan.
13. Dokumentasikan tindakan dan adanya kelainan pada faeces.

Unit Terkait Seluruh Pelayanan Rawat Inap.


TINDAKAN MENCUCI RAMBUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Suatu tindakan keperawatan untuk membersihkan rambut pasien dari kotoran
dengan menggunakan shampoo.
Tujuan Menjagah personal hygiene pasien.
Tujuan Khusus :
1. Mencegah infeksi pada kulit kepala pasien.
2. Memberikan perasaan nyaman dan segar kepada pasien.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien tidak sadar dan pasien yang tidak bisa melakukan sendiri.
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan SOP
pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit.
Petugas Terkait Perawat / Bidan.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Handuk 2 buah.
2. Sarung tangan bersih 1 pasang.
3. Perlak talang. 1 buah.
4. Ember 2 buah
5. Gayung 1 buah.
6. Sampo
7. Sisir rambut.
8. Air hangat
9. Bengkok.
B. Persiapan Pasien
1. Memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur tindakan.
TINDAKAN MENCUCI RAMBUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Mencuci tanga
2. Mendekatkan alat alat.
3. Menutup pintu dan memasang sampiran.
4. Memasang sarung tangan.
5. Menyiapkan pasien, menutupnya dengan selimut mandi, melipat alat tenun
dibagian kepala.
6. Mengatur posisi pasien secara diagonal menyilang tempat tidur.
7. Mengankat bantal dari kepala pasien.
8. Meletakkan baki atau ember dibawah kepala pasien.
9. Memasang perlak talang melalui samping kebawah kepala menuju ke
ember.
10. Menyediakan handuk untuk melap muka pasien.
11. Menuangkan air hangat perlahan – lahan mulai dari pangkal rambut sampai
ujung.
12. Memberi/ mengoleskan sampho ke seluruh rambut.
13. Memijit kulit kepala dan menggosok rambut secara merata.
14. Mengusap rambut dan mengarahkan busa ke ember melalui talang.
15. Menuangkan air hangat secukutnya diatas rambut untuk membilas rambut
dan kulit kepalasampai bersih.
16. Mengeringkan rambut dengan handuk.
17. Mengeringkan leher, telinga dan muka pasien.
18. Membungkus kepala pasien dengan handuk kering.
19. Mengangkat alas / talang dan dibereskan.
20. Menyisir rambut sesuai dengan keinginan klien.
TINDAKAN MENCUCI RAMBUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
21. Mengganti alat tenun yang basah atau kotor .
22. Merapikan pasien.
23. Membereskan alat –alat dan alat tenun yang kotor.
24. Membuka sarung tangan.
25. Mencuci tangan.
26. Mendokumentasikan tindakan , respon pasien dan kemungkinan adanya
kelainan kulit kepala pasien.

Unit Terkait Seluruh Pelayanan Rawat Inap.


TINDAKAN GASTRIK SPOOLING / KUMBAH LAMBUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Suatu tindakan untuk mengosongkan dan mengumbah lambung dari zat kimia non
kerosif maupun darah.
Tujuan Membersihkan lambung.
Tujuan Khusus :
1. Mengeluarkan racun / zat kimia dari lambung.
2. Membersihkan bekuan darah yang ada di lambung akibat perdarahan saluran
pencernaan bagian atas.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang mengalami perdarah saluran cerna.
2. Pelayanan pada pasien dengan intoxikasi zat kimia non kerosif.
3. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan SOP
pelayanan keperawatan di RSUD Agoesjam Ketapang.
4. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
5. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas Terkait Perawat / Bidan.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Cairan NaCl 0,90% 1 botol.
2. Perlak dan pengalas. 1 buah masing – masing.
3. Sarung tangan. 1 buah
4. Kom/ ember penampung cairan 1 buah.
5. Bengkok 1 buah
6. Spuit 10cc atau 50cc 1 buah.
B. Persiapan Pasien
1. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan.
2. Jaga privasi pasien
TINDAKAN GASTRIK SPOOLING / KUMBAH LAMBUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Cek catatan perawatan dan catatan medis pasien.
2. Cuci tangan.
3. Alat –alat dekatkan ke pasien.
4. Pastikan selang NGT masuk dilambung.
5. Pasang pengalas dan perlak diatas dada.
6. Dekatkan bengkok.
7. Pasang penampung cairan pada pempat yang lebih rendah / lantai.
8. Pakai sarung tangan.
9. Sambungkan selang NGT dengan cairan irigasi.
10. Bila pasien sadar, sepakati kode berhenti memasukkan cairan bila perut
terasa penuh atau mau muntah.
11. Masukkan cairan irigasi dengan cara meninggikan kantong cairan / spuit
berisi cairan setinggi 50-60 cm.diatas perut pasien.
12. Masukkan cairan lebih kurang 250 cc.
13. Jika terjadi tahanan cek posisi selang, miringkan pasien ke posisi lain.
14. Hubungkan selang NGT dengan penampung cairan.
15. Alirkan cairan dari lambung.
16. JIka terjadi tahanan aspirasi cairan dengan spuit.
17. Ulangi prosedur irigasi sampai lambung bersih, atau sesuai intruksi.
18. Observasi keadaan umum pasien.
19. Bereskan alat –alat dan cuci tangan.
20. Dokumentasikan respon pasien, jumlah cairan masuk dan keluar, warna dan
jenis cairan yang keluar.
TINDAKAN GASTRIK SPOOLING / KUMBAH LAMBUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.
2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Intensive Care Unit.
SUCTIONING / MENGHISAP LENDIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Tindakan keperawatan untuk mengeluarkan lender / sputum dari saluran pernafasan
dengan menggunakan mesin suction.
Tujuan Mempertahankan patensi jalan nafas
Tujuan Khusus :
1. Mengeluarhan lendir.
2. Memperlancar ventilasi.
3. Mencegah terjadinya infeksi skunder.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien tidak sadar yang tertumpuk skret pada saluran pernafasan.
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas Terkait Perawat / Bidan.
A. Persiapan Alat
1. Mesin suction dengan larutan desinfektan missal lisol 2%.
2. Kateter / selang penghisap steril dengan ukuran yang sesuai.
3. Pincet steril Sarung tangan steril,
4. 2 buah kom tertutup ( 1 berisi aquades / NaCl 0,9%, 1 berisi larutan desinfektan
savlon 1: 100).
5. Bila perlu spatel lidah.
6. Kertas tissue.
7. Plester dan gunting dan bengkok
8. 1 botol NaCl 0,9%.
9. Oxygen.
SUCTIONING / MENGHISAP LENDIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
B. Persiapan Pasien
1. Jelaskan prosedur, tujuan dan lama tindakan kepada keluarga pasien.
2. Anjurkan pengunjung / keluarga pasien keluar dari ruangan.
3. Atur posisi pasien berbaring terlentang,
4. Dengan kepala miring kearah perawat atau posisi semi fowlwr.
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Cek catatan perawatan dan catatan medis.
2. Siapkan alat – alat.
3. Cuci tangan.
4. Mengkaji suara nafas , RR dan nadi.
5. Menghidupkan mesin suction
6. Memakai sarung tangan steril.
7. Menghubungkan kateter penghisap dengan selang penghisap (pertahankan
tangan kanan tetap steril ).
8. Mengatur tekanan sesuai kondisi pasien.
9. Memasukan kateter penghisap kedalam kom berisi aquades/ NaCl 0,9% untuk
cek fungsi alat – penghisapdan mencegah trauma mukosa.
10. Menjepit pangkal kateter dengan tangan kiri atau menutup lubang penghisap
dengan ibu jari.
11. Melepaskan oxygen dengan tangan kiri (bila memakai oxygen).
12. Memasukan ujung slang/kateter dengan tangan kanan kedalam mulut / hidung
sampai kerongkongan (selang dalam keadaan tidak menghisap).
13. Melepaskan jepitan atau menutup lubang penghisap dan menghisap lender
dengan menarik dan mengeluarkan kateter dengan perlahan dengan arah
memutar, lama penghisapan ± 15 detik. (lama suction sekitar 10- 15 menit)
SUCTIONING / MENGHISAP LENDIR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
14. Memasang / memberikan oxygen kembali.
15. Membilas kateter/ selang kedalam aquades/ NaCl 0,9% sampai bersih.
16. Menghentikan prosedur bila pasien menolak atau terjadi sianosis.
17. Mematikan mesin suction, melepaskan selang penghisap kemudian
memasukan selang kedalam kom savlon.
18. Mengobservasi tanda – tanda vital dan suara nafas.
19. Mengatur posisi pasien yang nyaman.
20. Membersihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya. Melepaskan sarung
tangan.
21. Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien.
Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.
2. Instalasi Gawat Darurat.
3. Intensive Care Unit.
MENCUCI TANGAN BEDAH ( SCRABBING )

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/2

BLU RSU
Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Suatu tindakan desinfeksi / sterilisasi pada daerah tangan dengan jalan mencuci
dengan menggunakan sabun / zat desinfektan pada air yang mengalir dilakukan
sebelum melakukan tindakan pembedahan.

Tujuan Mencegah terjadinya infeksi pada luka pembedahan


Tujuan Khusus :
1. Menghindari cross infeksi.
2. Menghindari kontaminasi pada luka steril.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan persiapan tindakan
pembedahan).
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan SOP
pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas Terkait Perawat / Bidan.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Air kran mengalir.
2. Cairan / sabun desinfektan dan pompanya.
3. Sikat steril.
4. Alkohol 70 %.
5. Handuk kecil steril.
B. Pelaksanaan Tindakan
1. Lakukan pemasangan topi dan masker operasi dengan benar dan nyaman.
2. Pastikan lengan baju diatas siku, kuku jari tangan pendek, cincin dan jam tangan
dilepas.
MENCUCI TANGAN BEDAH ( SCRABBING )

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/2

BLU RSU Dr.AGOESDJAM


KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
3. Membasahi tangandengan air sampai lengan bawah(siku).
4. Mengambil cairan desinfektan dan meratakannya keseluruh permukaan tangan
sampai 5 cm diatas siku.
5. Membilas tangan dengan posisi telapak tangan lebih tinggi dari siku sehingga
memungkinkan air untuk menetes dari siku yang difleksikan.
6. Mengambil kembali cairan desinfektan dan juga meratakan keseluh permukaan
tangan sampai kebagian siku.
7. Menggosok dengan sikat mulai dari telapak tangan , punggung tangan , ujung
kuku dan sela – selah jari.
8. Kemudian menggosok lengan bagian atas dilanjutkan dengan lengan bagian atas
tangan kedua sampai selesai.
9. Menggosok dengan sikat lengan bagian bawah sampai siku tangan kedua
dilanjutkan dengan tangan bagian bawah tangan pertama.
10. Membilas dengan air mengalir dengan posisi jari tangan lebih tinggi dari siku.
11. Menghindari tangan menyentuh benda lain yang tidak seteril disekitarnya.
12. Memintah asisten untuk menuangkan alcohol pada telapak tangan dan
meratakan keseluruh permukaan tangan yang dicuci.
13. Meminta asisten untuk mengambilkan handuk kecil steril untuk mengeringkan
permukaan telapak tangan.
14. Memakai sarung tangan steril.
Unit Terkait Instalasi Bedah Sentral.
TINDAKAN MENGANGKAT JAHITAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Tindakan keperawatan untuk mengangkat benang jahitan pada luka.
Tujuan Mempercepat proses penyembuhan:
Tujuan Khusus :
1. Mencegah infeksi akibat benang jahitan.
2. Menghilangkan benda asing yang tidak dapat diserap oleh tubuh.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang telah dilakukan penjahitan pada luka.
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan SOP
pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat / Bidan
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Bak instrument steril 1 buah.
2. Pincet anatomis steril 1 buah.
3. Pincet chirurgis steri 1 buah.
4. Gunting angkat jahitan steril 1 buah.
5. Sarung tangan steril 1 buah
6. Kom kecil steril 2 buah.
7. Kasa steril.
8. Pincet anatomis on steril 1 buah.
9. Larutan betadin
10. Cairan NaCl 0,9%
11. Plester.
12. Verband.
13. BengkoK
TINDAKAN MENGANGKAT JAHITAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
14. Gunting verband.
15. Perlak kecil/ pengalas.
16. Tempat sampah/ kantong plastic.
B. Persiapan Pasien
1. Memberikan penjelasan tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Mencuci tangan.
2. Mendekatkan alat alat ke dekat pasien.
3. Membuka balutan , plester dengan menggunakan pincet non steril.
4. Mengkaji kondisi luka.
5. Membuka instrument steril, tuangkan larutan anti septic kedalam masing –
masing kom kecil dan siapkan plester.
6. Menggunakan sarung tangan steril.
7. Membersihkan luka dengan kasa dibasahi larutan desinfektan, dilakukan satu
arah dari dalam keluar selanjutnya kasa dibuang. Ulangi luka sampai bersih.
8. Olesi luka dengan betadin dari arah dalam ke luar.
9. Tarik ujung benang dengan menggunakan pincet cirurgis ke atas dan potong
benang dengan memasukkan ujung gunting di bawah benang, selanjutnya tarik
benang kearah tengah jahitan. Lakukan selang seling sesuai kondisi luka.
10. Olesi luka dengan betadin dari arah dalam ke luar, selanjutnya olesi dengan
kasa yang dibasahi cairan NaCl 0,9% dari arah dalam ke luar sampai bersih (
kasa tidak boleh dipakai secara berulang).
11. Tutup luka dengan kasa steril dan diplester/ diverband.
12. Sarung tangan dibuka.
TINDAKAN MENGANGKAT JAHITAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
13. Pasien dirapikan dan alat – alat dibereskan.
14. Mendokumentasikan tindakan , respon pasien dan kondisi luka.
Unit Terkait 1. Gawat Darurat.
2. Instalasi Bedah Sentral.
3. Ruang Bedah
4. Poliklinik Bedah
PEMBERIAN OXIGEN DENGAN NASAL KANUL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Cara untuk memberikan oksigen tambahan kedalam paru dengan menggunakan
selang nasal.
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen:
Tujuan Khusus :
1. Mencegah aspeksia pada bayi.
2. Mencegah terjadinya sianosis pada pasien dengan gagguan saluran pernafasan.
3. Memencukupi kebutuhan akan oksigen pada pasie jantung.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan oksigen tambahan ( sesak nafas , cyanosis)
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat / Bidan.

Prosedur A. Persiapan Alat


1. Tabung oxygen dan isinya.
2. Kanul nasal.
3. Flowmeter.
4. Humidifier.
5. Aqua.
B. Persiapan Pasien
1. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan.
2. Mengatur posisi pasien yang nyaman.
PEMBERIAN OXIGEN DENGAN NASAL KANUL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Cek intruksi dokter (dosis dan cara pemberian ).
2. Cuci tangan.
3. Hubungkan tabung oxygen dengan flowmeter.
4. Isi botol pelembab dengan aqua sebanyak tanda batas air.
5. Pasang nasal kanul.
6. Membuka flowmeter dan mengukur dosis oxsigen yangakan diberikan.
7. Mengecek aliran oxygen melewati nasal kanul dengan meletakkan ujung nasal
kanul ke punggung telapak tangan.
8. Memasang kanul nasal kehidung pasien.
9. Mengatur pengikat kanul dan pastikan kanul terpasang dengan aman.
10. Observasi reaksi pasien meliputi: adanya sesak nafas, RR dan nadi pasien,
serta tanyakan kepada pasien apakah sesak nafas berkurang atau bertambah.
11. Rapikan pasien dan bereskan alat alat.
12. Cuci tanga.
13. Mendokumentasikan tindakan dan reaksi pasien, dosis oxygen dan cara
pemberian.

Unit Terkait 1. Gawat Darurat.


2. Seluruh ruang rawat inap.
PEMBERIAN THERAPI OXIGEN MENGGUNAKAN KANTUNG
NON REBREATING.
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 1/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Cara untuk memberikan oksigen kedalam paru dengan menggunakan sungkup /
masker non rebreating .
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen dan mencegah carbon dioksida
terhirup kembali, Tujuan Khusus :
1. Mencegah aspeksia pada bayi.
2. Mencegah terjadinya sianosis pada pasien dengan gagguan saluran pernafasan.
3. Memencukupi kebutuhan akan oksigen pada pasie jantung.

Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan oksigen tambahan ( sesak nafas , cyanosis)
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat / Bidan.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Tabung O2 dengan isinya / oxygen sentral.
2. Flowmeter.
3. Humidifier dengan air steril.
4. Sungkup muka kantong non rebreating.
B. Pelaksanaan Tindakan
1. Siapkan alat –alat.
2. Cuci tangan.
3. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur
tindakan.
4. Hubungkan tabung oxygen/ central oxigen dengan flowmeter.
PEMBERIAN THERAPI OXIGEN MENGGUNAKAN KANTUNG
NON REBREATING.
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 2/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
5. Isi botol pelembab dengan aqua sebanyak tanda batas air.
6. Mengatur posisi pasien yang nyaman.
7. Membuka flowmeter dan mengukur dosis oxsigen yang akan diberikan.
8. Menghubungkan sungkup muka kantong non rebreating dengan flowmeter.
9. Alirkan oxygen ke sungkup muka kantong non rebreating dengan aliran
antara 8 – 12 liter / menit.
10. Cek aliran aliran sungkup muka non rebreating dengan cara menutup
sungkup dengan satu tangan dan amati aliran O2 yang masuk kedalam
kantong.
11. Pasang alat sungkup muka kantong non rebreating / sungkup muka
sederhana pada pasien.
12. Tanyakan kepada pasien apakah O2 mengalir sesuai dengan keinginan.
13. Evaluasi respon pasien, adanya rasa mual, muntah atau pusing dll.
14. Rapikan pasien dan bereskan alat –alat.
15. Cuci tangan.
16. Dokumentasikan prosedur tindakan dan respon pasien.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Seluruh ruang rawat inap.
3. ICU
PEMBERIAN THERAPI OXIGEN MENGGUNAKAN KANTUNG
PARSIAL REBREATING.
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 1/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Cara untuk memberikan oksigen kedalam paru dengan menggunakan sungkup /
masker parsial rebreating .
Tujuan Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen dan carbon dioksida sebagian akan
terhirup kembali.
Tujuan Khusus:
1. Mencegah aspeksia pada bayi.
2. Mencegah terjadinya sianosis pada pasien dengan gagguan saluran
pernafasan.
3. Memencukupi kebutuhan akan oksigen pada pasie jantung.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan oksigen tambahan ( sesak nafas ,
cyanosis
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan
rumah sakit
Petugas terkait Perawat / Bidan.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Tabung O2 dengan isinya / oxygen sentral.
2. Flowmeter.
3. Humidifier.
4. Sungkup muka parsial rebreating.
5. Aquades steril.
B. Persiapan Pasien
1. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur
tindakan.
PEMBERIAN THERAPI OXIGEN MENGGUNAKAN KANTUNG
PARSIAL REBREATING.
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1 2/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Cek catatan perawat dan catatan medis.
2. Siapkan alat –alat.
3. Cuci tangan.
4. Hubungkan tabung oxygen/ central oxigen dengan flowmeter.
5. Isi botol pelembab dengan aqua sebanyak tanda batas air yang tertera.
6. Mengatur posisi pasien yang nyaman.
7. Membuka flowmeter dan mengukur dosis oxsigen yang akan diberikan.
8. Menghubungkan sungkup muka parsial rebreating dengan flowmeter.
9. Alirkan oxygen ke sungkup muka parsial rebreating dengan aliran antara 8 –
12 liter / menit.
10. Cek aliran aliran sungkup parsial rebreating dengan cara menutup sungkup
dengan satu tangan dan amati aliran O2 yang masuk kedalam kantong.
11. Pasang alat sungkup muka parsial rebreating pada pasien.
12. Tanyakan kepada pasien apakah O2 mengalir sesuai dengan keinginan.
13. Evaluasi respon pasien, adanya rasa mual, muntah atau pusing dll.
14. Rapikan pasien dan bereskan alat –alat.
15. Cuci tangan.
16. Dokumentasikan prosedur tindakan dan respon pasien.

Unit Terkait 1. Seluruh ruang rawat inap.


2. Instalasi gawat darurat.
3. ICU
MEMBERIKAN OBAT MELALUI ORAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Suatu tindakan keperawatan non invasive dengan memberikan obat tabet ataupun
peyer kepada pasien nelalui oral / mulut.
Tujuan Untuk mempercepat proses penyembuhan.
Tujuan Khusus
1. Memberikan obat tepat waktu, tepat dosis.
2. Menghindari dari kesalahan obat yang diminum.
3. Menghindari manipulasi / pembohongan pasien dalam minum obat(obat
tidak diminum tetapi pasien mengatakan sudah minum obat).
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan therapy obat oral.
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan
rumah sakit
Petugas terkait Perawat / Bidan.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Baki
2. Obat yang diperlukan dalam tempatnya dan beretiket.
3. Airminum dalam gelas.
4. Buku daftar pemberian obat oral.
B. Persiapan Pasien
1. Memberi penjelasan kepada pasien tentang nama/ jenis obat, dosis dan
fungsi.
2. Menjaga privasi pasien.
MEMBERIKAN OBAT MELALUI ORAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Perawat cuci tangan.
2. Pasien ditawari minum obat lebih dulu atau minum air putih lebih dulu.
3. Obat diberikan kepada pasien dan di tunggu sampai obat diminum/
ditelan. Bila perlu pasien dibantu dengan memperhatikan prinsip 5
benar.
4. Catat respon pasien dan obat yang diberikan.
5. Cuci tangan.

Unit Terkait 1. Seluruh Pelayanan Rawat Inap.


2. Instalasi Gawat Darurat.
PENGGUNAAN SYRINGE PUMP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Cara memasukkan obat atau cairan langsung ke dalam pembuluhdarah vena dalam
jumlah banyak , waktu yang lama dan continue dengan menggunakan syringe pump.
Tujuan Tujuan Umum :Memberikan obat dalam jumlah banyak , waktu lama, dosis tepat dan
continue.
Tujuan Khusus :
1. Untuk memperoleh dosis yang continue dalam waktu yang lama.
2. Untuk menhindari kadar obat dalam darah yang tinggi dalam waktu yang singkat.
3. Memperoleh ketepatan dosis yang diharapkan.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan pemberian obat dalam jumlah banyak dan
dalam waktu lama.
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan SOP
pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat / Bidan.
Prosedur A. Persiapan alat:
1. Syringe pump.
2. Adaptor.
3. Kabel listrik penyambung.
4. Syringe / spuit (50 cc, 20 cc, 10 cc).
5. Manometerline (penyambung spuit ke tri way). .
6. Tri way stop cock.
7. Standar infuse.
PENGGUNAAN SYRINGE PUMP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
B. Persiapan obat:
1. Cairan infuse D5%, NaCl 0,9%, RL , Aqua for injection.
2. Cairan anti septic / kapas alcohol.
3. Obat yang diperlukan.
C. Persiapan Pasien :
1. Memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur tindakan kepada
pasien.
D. Pelaksanaan Tindakan :
1. Cuci tangan.
2. Dekatkan alat –alat ke pasien.
3. Hubungkan spuit yang berisi obat kedalam manometerline dan hilangkan
udara dalam spuit.
4. Tempatkan syringe pump ke standar infuse dan pasang penguncinya serta
pastikan kuat.
5. Tempatkan spuit pada syringe pump :
6. Tarik pengunci spuit dan putar keatas.
7. Lepaskan pengunci spuit dengan menggunakan tombol samping.
8. Tempatkan spuit pada penampang dan pastikan sayap spuit masuk tepat
pada alurnya.
9. Tutup kembali pengunci spuit.
10. Turunkan pemegang, putar dan masukkan tepat pada spuit. Sambungkan
manometerline ke pasien dengan menggunakan tri waystop cock.
11. Tekan tombol power pada posisi on.
12. Tekan tombol F -? Display 000.0.
13. Masukkan data rate yang dikehendaki.
PENGGUNAAN SYRINGE PUMP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
14. Tekan start untuk menjalankan atau memulai pompa.
15. Tekan stop untuk menghentikan alat.
16. Bila penggantian dosis obat tekan stop -? , tekan tombol C untuk
menghapus display, masukan rate / dosis yang dikehendaki, tekan start
untuk memulai kembali.
17. Awasi alarm , bila berbunyi , baca tulisan / kode pada monitor display “ chek
syringe / oklusi/ low battray/ obat habis dll”.
18. Berikan etiket obat dan pengenceran pada syringe.
19. Evaluasi respond an kondisi pasien.
20. Bereskan alat –alat dan rapikan pasien.
21. Cuci tangan.
22. Dokumentasikan tindakan ( nama pasien, nama obat/ cairan, jumlah
tetesan , tanggal dan jam pemasangan) dan respon pasien.

Unit Terkait 1. Instalasi gawat darurat (IGD)


2. Intensive care unit (ICU).
3. Neonatal intensive care unit (NICU).
4. Intensive cor care unit (ICCU)
5. Seluruh ruang rawat inap.
PENGGUNAAN INFUS PUMP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Cara memasukkan obat atau cairan kedalam tubuh pasien dalam jumlah yang banyak
dan dalam waktu yang lama dengan menggunakan mesin pengatur tetesan infuse.
Tujuan Tujuan Umum : Untuk memperoleh dosis yang tepat dalam waktu yang lama.
Tujuan Khusus
1. Untuk memperoleh dosis yang continue dalam waktu yang lama.
2. Untuk menhindari kadar obat dalam darah yang tinggi dalam waktu yang singkat.
3. Memperoleh ketepatan dosis yang diharapkan.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan pemberian obat dalam jumlah banyak dan
dalam waktu lama.
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan SOP
pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat / Bidan.
Prosedur A. Persiapan Alat :
1. Cairan infuse D5%, NaCl 0,9%, R L, dll.
2. Infus pump.
3. Infusset.
4. Abucath.
5. Plester.
6. Gunting
7. Standar infuse.
8. Tri Way stop cock.
PENGGUNAAN INFUS PUMP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
9. Bengkok.
10. Kapas alkohol
B. Persiapan Pasien
1. Memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien.
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Cuci tangan.
2. Mendekatkan alat –alat ke dekat pasien.
3. Cek program dokter tentang pemberian cairan / obat yang akan diberikan.
4. Sambungkan infuse set ke dalam botol infuse dan isi infuse set dengan cairan
infuse tersebut, hilangkan udaranya.
5. Tempatkan infusset yang sudah tersambung cairan ke standar infuse.
6. Letakkan infuse pump ke standar infuse dengan mengunci dengan kuat.
7. Buka infuse pump , masukan Chamber droop (bilik tetesan dari infuse set)
kedalam sensor tetesan dari infuse pump.
8. Sambungkan infuse pump ke sumber listrik.
9. Gunakantombol On untuk menyalakan alat.
10. Pasang infuse pasien.
11. Sambungkan set infuse ke IV line pasien yang sudah disambungkan dengan tri
way stop cock.
12. Tetapkan kecepatan pemberian tetesan dengan menekan tombol angka ( lihat
nilainya pada layer infuse pump).
13. Gunakan tombol “START” untuk memulai pemberian infuse.
14. Jika alarm berbunyi tekan tombol alarm yang dapat berbunyi selama 2 menit.
15. Jika ingin merubah / membatalkan pemberian cairan , tekan tombol “STOP”
kemudian tekan tombol ” C” sampai tampak angka 0000 pada layer atas.
PENGGUNAAN INFUS PUMP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 3/3

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
16. Kemudian tekan tombol angka untuk menentukan kecepatan pemberian cairan
yang baru.
17. Untuk mematikan tekan dan tahan tombol “OFF”.
18. Evaluasi respon dan kondisi pasien.
19. Bereskan alat –alat dan rapikan pasien.
20. Cuci tangan.
21. Dokumentasikan prosedur tindakan ( nama pasien, nama obat/ cairan, jumlah
tetesan , tanggal dan jam pemasangan) kondisi pasien.

Unit Terkait 1. Instalasi gawat darurat (IGD)


2. Intensive care unit (ICU).
3. Neonatal intensive care unit (NICU).
4. Intensive cor care unit (ICCU)
5. Seluruh ruang rawat inap.
MENGUKUR CVP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Suatu cara untuk mengukur tekanan vena central dengan jalan mengukur ketinggian
cairan isotonis pada selang / manometer dari titik nol jantung melalui selang CVP
yang dimasukkan ke atrium kanan.
Tujuan Tujuan Umum : Untuk mengetahui tekanan darah pada vena sentral.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui cardiac output pasien.
2. Untuk mengetahui perfusi jaringan maupun organ tubuh.
3. Untuk menentukan fungsi pompa jantung.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan pemantauan tekanan vena central yang
ketat.
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat / Bidan.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Water pass.
2. Cairan isotonis.
B. Persiapan Pasien
1. Memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien /
keluarga.
2. Menjaga privasi pasien
MENGUKUR CVP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Cuci tangan.
2. Mengganti cairan infuse dengan cairan isotonis bila yang terpasang cairan
hipertonik.
3. Mempercepat tetesan infuse untuk menilai kelancaran aliran cairan.
4. Menghentikan aliran cairan ke pasien dengan cara memutar three way stop
cock.
5. Mengalirkan cairan infuse kearah manometer sampai setinggi 20 cm H2O diatas
titik nol.
6. Menghentikan cairan infuse yang mengalir kearah manometer dengan cara
mengunci infuse set.
7. Mengalirkan cairan dari manometer dengan cara memutar three way stop cock.
8. Menentukan titik nol pada manometer dengan cara mengukur antara ICS IV
pada garis mid axilla menggunakan water pass.
9. Menunggu sampai cairan dalam manometer tidak turun lagi sambil
memperhatikan adanya undulasi yang sesuai dengan irama pernafasan.
10. Menghitung nilai CVP. Mengalirkan kembali tetesan infuse menuju pasien.
11. Merapikan alat. Cuci tangan.
12. Mencatat respon pasien.

Unit Terkait Intensive Care Unit.


MEMBERIKAN OBAT SALEP MATA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Suatu cara untuk memberikan obat salep/ crem pada mata pasien dengan jalan
meneteskan pada mata.
Tujuan Tujuan Umum : Mempercepat penyembuhan pada mata.
Tujuan Khusus
1. Memberikan reaksi penyerapan obat yang cepat pada tempat infeksi/ local
area.
2. Untuk mengeluarkan corpus alienum eteu benda asing pada mata.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang mengalami peradangan pada mata den sekitarnya.
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Obat salep mata.
2. Kapas / kasa steril.
3. Bengkok.
4. Larutan desinfektan untuk membersihkan mata.
B. Pelaksanaan Tindakan

1. Mencuci tangan.
2. Menjelaskan tentang tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien atau
keluarga.
3. Mendekatkan alat – alat kedekat pasien.
4. Mata dibersihkan
MEMBERIKAN OBAT SALEP MATA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
5. Salep mata dibuka, kelopak mata bagian bawah dibuka dengan ibu jari tangan
kiri.
6. Salep dioleskan kedalam kelopak mata bagian bawah dari kantung konjungtiva.
7. Dengan posisi tube membentuk sudut 45 derajat.
8. Pasien diminta menutup mata perlahan agar salet merata.
9. Bereskan alat dan rapikan pasien.
10. Observasi reaksi pasien.
11. Mencuci tangan.
12. Mendokumentasikan tindakan keperawatan dan respon pasien.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Poliklinik mata.
MEMBERIKAN OBAT SUPOSITORIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
PROSEDUR Nip: 196605251998071001
Pengertian Suatu cara untuk memberikan obat supositoria (obat setengah padat yang akan
meleleh bila terkena suhu hangat / panas) pasien dengan jalan memasukkan obat
kedalam lubang anus pasien.
Tujuan Tujuan Umum ; Mempercepat penyerapan obat melewati mukosa anal.
Tujuan Khusus
1. Mengurangi rasa nyeri.
2. Melemaskan otot / mengurangi terjadinya kejang.
Kebijakan 5. Pelayanan pasien yang mengalami nyeri hebat pada daerah anus.
6. Pelayanan pasien anak yang mengalami kejang.
7. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan SOP
pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
8. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
9. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Obat supositoria.
2. Kain kasa.
3. Sarung tangan.
4. Kapas desinfektan.
5. Gunting.
6. Bengkok. Pengalas.
B. Persiapan Pasien
1. Memberi penjelasan tentang tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien
dan keluarga.
MEMBERIKAN OBAT SUPOSITORIA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
C. Pelaksanaan Tindakan
1. Mencuci tangan.
2. Mendekatkan alat – lat kedekat pasien.
3. Atur posisi SIMS.
4. Pasang pengalas dan bengkok.
5. Pakai sarung tangan dan obat dibuka.
6. Sekitar rectal dibuka dengan kapas desinfektan.
7. Obat supositoria dipegang dengan kasa lalu dimasukkan kedalam rectal
kurang lebih 5 cm dan didorong dengan jari telunjuk.
8. Beritahu kepada pasien untuk tidak mengejan selama setengah jam.
9. Bereskan alat –alat dan rapikan pasien.
10. Observasi reaksi pasien.
11. Mencuci tangan.
12. Mendokumentasikan tindakan keperawatan dan respon pasien.
Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat.
2. Seluruh ruang rawat inap.
MEMBERIKAN OBAT TOPIKAL PADA KULIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Cara memberikan obat salep kompres pada permukaan kulit.
Tujuan Tujuan Umum : Untuk memperoleh reaksi local.
Tujuan Khusus
1. Mengurangi pembengkakan.
2. Menghilangkan rasa nyeri pada area local.
3. Mempercepat penyembuhan pada daerah infeksi terutama pada kulit.
Kebijakan 1. Pelayanan pasien yang memerlukan penyerapan obat lewat kulit.
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan SOP
pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang.
3. Undang – undang Kesehatan no. 23 th 1992 tentang kesehatan.
4. SK Menkes no.1333 tahun 1999 tentang penerapan standar pelayanan rumah
sakit
Petugas terkait Perawat.
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Obat salep kulit.
2. Cairan untuk kompres dalam tempatnya.
3. Kassa.
4. Bengkok.

B. Pelaksanaan Tindakan
1. Mencuci tangan.
Pemberian kream/ salep
2. Membersihkan kulit dengan sabun dan air bersih kemudian dikeringkan.
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan kepada pasien dan atau keluarga.
4. Ambil abat dan oleskan tipis – tipis pada kulit
MEMBERIKAN OBAT TOPIKAL PADA KULIT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
5. Tunggu sampai terabsorbsi dan kering.
6. Bebaskan daerah tersebut dari kain dan tekanan.
b. Pemberian kompres
7. Kulit dibersihkan.
8. Tuangkan obat masukan kasa dan rendam pada larutan.
9. Peras kasa tidak tidak terlalu kering dan jangan sampai menetes.
10. Letakkan kasa tersebut pada permukaan kulit yang akan dikompres.
11. Bebaskan daerah dari tekan dan kain.
12. Mengobservasi reaksi pasien.
13. Membereskan alat –alat dan merapikan pasien.
14. Mencuci tangan.
15. Mendokumentasikan tindakan dan reaksi pasien.

Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat.


2. Ruang rawat inap bedah.
MENOLONG BAYI / ANAK DENGAN KEJANG

No.Dokumen No. Revisi Halaman


BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
1 1/2

Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan

Pelayanan Plt. Kepala Rumah Sakit

Keperawatan Anak

Pengertian Memberi pertolongan pada bayi / anak yang sedang mendapat


serangan kejang

Tujuan Mencegah timbulnya serangan kejang ulang, mencegah dan


mengurangi komplikasi akibat dari kejang, meliputi:

 Lidah tergigit atau jatuh kebelakang menutupi jalan nafas


 Anoxia
 Klien jatuh
Kebijakan  Dilakukan kepada klien yang sedang mengalami serangan
kejang seperti pada klien dengan meningitis, encephalitis,
epilepsi dll
 Adanya perawat profesional yang mampu menolong klien
yang sedang mengalami serangan kejang
Prosedur A. Persiapan Alat

1. Pembuka Mulut
2. Tongue Spatel
3. Suction siap pakai
4. Oksigen siap pakai
5. Peralatan untuk Kompres
6. Termometer & Tensimeter
7. Senter
8. Obat-obatan anti kejang ( misal: Luminal, Diazepam,
Phenoberbital, Stesolid dll)
9. Mangkok kecil, Tisu & Vaselin
10. Pincet
11. Kapas Cebok
12. Pakaian dan alat tenun bersih
13. Bengkok
14. Kasa

B. Persiapan Klien

 Melakukan pendekatan kepada klien anak / keluarga


dengan memberikan penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan sesuai tingkat perkembangan dan
kemampuan klien / keluarga

C. Penatalaksanaan

1. Perawat mencuci tangan


2. Baringkan klien, kepala dalam posisi ekstensi
3. Pasang tongue spatel yang telah dibungkus dengan kasa
4. Bebaskan jalan nafas klien dengan cara melakukan
suction
5. Berikan klien oksigen
Prosedur
6. Ukur suhu, tekanan darah, nadi dan pernafasan klien
7. Bila suhu tubuh diatas normal, lakukan kompres dingin
8. Bila perlu beri anti kejang sesuai prgram pengobatan
9. Observasi sifat dan lamanya serangan kejang
10. Observasi keadaan umum dan reaksi klien
11. Bila klien telah sadar, berikan minum hangat manis
12. Ganti pakaian klien yang basah dan laken dengan yang
bersih
13. Rapikan klien dan alat
14. Perawat mencuci tangan
15. Dokumentasikan dalam catatan perawatan

Unit Terkait  Tim medis Kolaborasi


MEMASANG PIPA RECTUM ( RECTAL TUBE)
SCHORSTEEN PADA BAYI/ANAK

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM No.Dokumen No. Revisi Halaman
KETAPANG
1 1/2

Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan

Pelayanan Plt. Kepala Rumah Sakit

Keperawatan Anak

Pengertian Memasukkan pipa rectum ke dalam usus besar melalui anus

Tujuan Mengeluarkan udara dari usus untuk menghilangkan ketegangan


perut (kembung)

Kebijakan Anak yang kembung karena ganggguan faal/penyakit saluran


pencernaan makanan (misalnya: diare, hisprung, pasca bedah)

Prosedur A.Persiapan Alat

1. Pipa rectal steril sesuai kebutuhan


2. Pelumas (vaselin/minyak kelapa)
3. Perlak dan kain pengalas
4. Spatel kayu
5. Kasa/tissue
6. Bengkok berisi air / kantong plastic dan karet
7. Bengkok tempat kotoran berisi desinfectan
8. Pot/Urinal
9. Handscoen
10. Pita ukuran
11. plester & gunting
B.Persiapan Klien

 Melakukan pendekatan kepada klien anak/ keluarga


dengan memberikan penjelasan tentang tindakan yang
akan dilakukan
 Anjurkan klien b.a.k dulu sebelum tindakan

C.Penatalaksanaan

1. Pintu, jendela dan gordain ditutup, bila perlu gunakan


skerem
2. Perawat cuci tangan dan menggunakan handscoen
3. Atur posisi klien senyaman mungkin
4. Pasang pot/ urinal, anjurkan klien Bak
5. Ukur lingkar perut anak dengan pita pengukur
6. Atur posisi anak miring kekiri
7. Beri ujung pipa rectal pelumas sepanjang 7,5-10 cm
8. Buka anus klien dengan tangan kiri, lalu tangan kanan
memasukan pipa rectum sepaang 7,5-10 cm atau sesuai
usia anak
9. Pangkal pipa rectum dimasukkan ke dalam bengkok yang
berisi air (kantong plastic yang berisi air) dan fixsasi ke
paha, lalu biarkan selama 20 menit

Prosedur 10. Perhatikan apakah ada udara yang keluar, bila berhasil
cabut pipa rectum
11. Ukur kembali lingkar perut klien
12. Rapikan klien dan alat
13. Perawat cuci tangan
14. Catat tindakan dan respon klien ke catatan perawatan

Unit Terkait  Tim medis kolaborasi


 Ruang perawatan
MERAWAT BAYI/ANAK DALAM KEADAAN
SAKARATUL MAUT

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM No.Dokumen No. Revisi Halaman
KETAPANG
1 ½

Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan

Pelayanan Plt. Kepala Rumah Sakit


Keperawatan Anak

Pengertian Memberikan pelayanan khusus kepada klien dalam menghadapi


sakaratul maut

Tujuan  Memberikan pelayanan perawatan yang sesuai dengan


kebutuhan
 Memberikan kesan yang baik kepada keluarga
Kebijakan Dilakukan pada klien dalam keadaan sakaratul maut

Prosedur A. Persiapan Alat

1. Satu set oksigen lengkap dalam keadaan siap pakai


2. Alat resusitasi lengkap bila dibutuhkan
3. Tensi meter
4. Stetoskop
5. Pincet
6. Kain kasa steril
7. Air matang dalam tempatnya
8. Kain lap/tisu
9. Kapas
10. Handuk /washlap
11. Baskom berisi air bersih
12. Alat tenun bersih
13. Bengkok
B. Persiapan Klien

Melakukan pendekatan kepada klien anak / keluarga


dengan memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan

C. Penatalaksaan

1. Tempat perawatan tersendiri dengan lingkungan yang


bersih dan tenang (bila memungkinkan)
2. Usahakan bayi / anak selalu didampingi oleh perawat
3. Beri kesempatan kepada orang tua / keluarga klien untuk
mendampingi
4. Beri kesempatan kepada orang tua/keluarga klien untuk
beribadah keagamaan sesuai yang dianut, jika
memungkinkan mendatangkan rohaniawan
5. Beri support mental dan psikologis
6. Lakukan pemberihan fisik seperlunya
7. Lubang hidung dan mata dibersihkan dengan kapas
lembab
8. Keringat dilap dan pakaian diganti dengan yang kering
dan bersih
Prosedur 9. Bila terjadi incontinesia harus segera dibersihkan, cegah
kulit iritasi
10. Kasur dan sprei harus bersih dan kering, serta dapat
menyokong tubuh dengan baik dan nyaman
11. Posisi tidur selang seling untuk mencegah dekubitus
12. Bila klien sesak nafas, beri posisi semifowler dan oksigen
13. Observasi tanda- tanda vital secara terus menerus

Unit Terkait  Tim medis kolaborasi


 Ruang perawatan
MENGAMBIL DARAH ARTERI PADA KLIEN BAYI /
ANAK UNTUK BAHAN PEMERIKSAAN

BLU
No.Dokumen No. Revisi Halaman
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
1 1/2

Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan

Pelayanan Plt. Kepala Rumah Sakit

Keperawatan Anak

Pengertian Mengambil sample darah klien dari pembuluh darah bersih


(arteri)

Tujuan  Mendapatkan darah arteri untuk bahan pemeriksaan.


 Darah yang diambil dari arteri dapat dipergunakan untuk
pemeriksaan antara lain: astrup, menghitung jumlah sel
darah
Kebijakan  Adanya instruksi tertulis dari dokter yang merawat
 Adanya tenaga perawat yang mampu mengambil darah arteri
 Tersedianya peralatan sesuai kebutuhan
Prosedur A. Persiapan Alat

1. Spuit 1 / 2,5 cc yang sudah dibilas dengan heparin / berisi


heparin 0,1 cc
2. Kapas alkohol 70 %
3. Kain pengalas
4. Bengkok
5. Plester
6. Gunting verban
7. Gabus /karet kecil
8. Handscoen
B. Persiapan Klien

Melakukan pendekatan kepada klien anak/ keluarga dengan


memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan

C. Penatalaksanaan

1. Perawat cuci tangan dan menggunakan handscoen


2. Pasang kain pengalas pada daerah yang akan ditusuk
3. Keluarkan udara dari dalam spuit
4. Tentukan arteri yang akan ditusuk
5. Raba arteri dan bila sudah jelas teraba, desinfeksi dengan
kapas alkohol
6. Tusuk jarum hingga arteri dengan posisi jarum 900 (tegak
lurus)
7. Setelah jumlah darah cukup, cabut dan bekas tusukan di
tekan selama 5 menit lalu diplester
8. Udara dalam spuit dikeluarkan dan tutup ujung jarum
dengan Gabus / Karet kecil untuk menjaga akurasi kadar
O2 dan CO2

9. Beri etiket lengkap dan formulirnya


10. Klien dan alat dirapikan
11. Perawat cuci tangan

C. Perhatian

 Perawat mengunakan sarung tangan selama tindakan


 Ukur suhu tubuh klien sebelum pengambilan darah arteri
dan tulis diformulir laboratorium.

Unit Terkait  Laboratorium


MENGAMBIL DARAH VENA PADA BAYI / ANAK
UNTUK BAHAN PEMERIKSAAN

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM No.Dokumen No. Revisi Halaman
KETAPANG

1 1/2

Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan

Plt. Kepala Rumah Sakit

Pengertian Mengambil sample darah klien dari pembuluh darah balik (vena)

Tujuan Mendapatkan darah vena untuk bahan pemeriksaan.

Darah yang diambil dari vena dapat dipergunakan untuk


pemeriksaan antara lain:

 Fungsi hepar
 Ureum
 Elektrolit
 Gaal
 Widal
 Kultur dll
Kebijakan  Adanya instruksi tertulis dari dokter yang merawat
 Adanya tenaga perawat profesional yang mampu mengambil
darah vena
 Tersedianya peralatan sesuai kebutuhan
Prosedur A. Persiapan Alat

1. Spuit dan jarum yang steril pada tempatnya


2. Kapas
3. Alkohol 70%
4. Tourniquet /karet pembendung
5. Kain oengalas
6. Botol tempat bahan pemeriksaan sesuai kebutuha
7. Bengkok
8. Plester & gunting

B. Persiapan Klien

Melakukan pendekatan kepada klien anak/ keluarga dengan


memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan sesuai tingkat perkembangan dan kemampuan

C. Penatalaksanaan

1. Perawat cuci tangan


2. Pasang kain pengalas didaerah yang ditusuk
3. Raba vena yang akan ditusuk
4. Pada vena fossa cubiti yang akan ditusuk, pasang
tourniquet pada lengan atas
5. Anjurkan klien mengepalkan tangan
6. Desinfeksi dengan kapas alkohol area permukaan daerah
yang akan ditusuk, tunggu hingga kering
7. Tegangkan kulit diatas vena dengan tangan kiri, supaya
vena tidak bergerak
Prosedur 8. Tusuk jarum kearah vena, tarik perlahan-lahan
penghisap hingga darah masuk ketabung sesuai
kebutuhan
9. Cabut jarum dan spuit lalu tekan bekas luka tusukan
dengan kapas alkohol
10. Masukan darah dalam botol yang telah disediakan
dengan posisi botol tegak, penyemprotan tidak boleh
terlalu keras
11. Setelah selesai lepaskan jarum dari spuit, letakkan
dibengkok
12. Klien dan alat dirapikan kembali
13. Perawat mencuci tangan
14. Dokumentasikan dalam catatan perawatan

Unit Terkait  Laboratorium


RESUSITASI JANTUNG PARU BAYI/ANAK

No.Dokumen No. Revisi Halaman


BLU
RSU Dr.AGOESDJAM 1 1/3
KETAPANG
Prosedur Tetap Tanggal Terbit Ditetapkan

Pelayanan Plt. Kepala Rumah Sakit

Keperawatan Anak

Pengertian Merupakan bantuan hidup dasar atas usaha yang segera untuk
menunjang terjaminnya jalan nafas (Airway) yang tetap terbuka
dan lancar, pernafasan buatan dan oksigenisasi yang mencukupi
(Breathing) serta mengembalikan peredaran (Circulation ) yang
terhenti sehingga berjalan kembali

Tujuan  Mencegah kematian


 Agar klien dapat bernafas dengan adekuat
Kebijakan  Adanya tenaga medis / paramedis professional
 Tersedianya peralatan untuk melakukan tindakan resusitasi
 Adanya indikasi untuk melakukan tindakan tersebut
Prosedur A. Persiapan Alat

1. Sarung tangan
2. Stetoskop
3. Gulungan kain
4. Oksigen lengkap dengan sungkup
5. Suction set
6. Cateter suction no 10 dan 12
7. Masker berbagai ukuran
8. Laryngoscop
9. Nasopharyngeal airway (guedel)
10. AED (automatic external defibrillator)
11. Obat-obatan life saving seperti epineprin, sulfat atropine
dll
B. Penatalaksanaan

Bila klien tidak ada reaksi atau pergerakan maka penolong


dapat mengikuti langkah sebagai berikut :

1. Periksa tingkat kesadaran dengan cara menepuk bahu


dan memanggil klien
2. Aktifkan system gawat darurat dengan cara memanggil
bantuan tenaga penolong lain
3. Buka dan cek jalan nafas klien dengan cara :
 Head tilt dan Chin lift, bagi klien yang tidak
mengalami cedera kepala dengan cara
menengadahkan
 Jaw trust, bagi klien yang diduga mengalami cedera
tulang belakang lakukan tanpa ekstensi kepala
 Sambil mempertahankan terbukanya jalan nafas
lihat, dengar dan rasakan (look, listen and feel )
pernafasan klien
Prosedur  Bila terdapat sumbatan benda asing pada saluran
nafas lakukan penyapuan jari (finger swap) atau
hentakan sub diafragma abdomen (Heimlich
maneuvers )
 Pada klien yang sadar heimlich maneuvers dapat
dilakukan dengan posisi berdiri atau duduk, tetapi
bagi klien yang tidak sadar atau penolong terlalu
pendek maka dapat dilakukan dengan posisi
terlentang, kepala klien ekstensi, penolong menekan
perut keatas dengan hentakan yang cepat.
4. Bila ternyata tetap tidak ada reaksi beri ventilasi 2 kali
untuk mengembangkan dada
5. Bila tetap tak ada reaksi, cek nadi selama 10 detik jika
telah nadi teraba, berikan 1 kali pernafasan setiap 3
detik, cek kembali denyut nadi setiap 2 menit
6. Bila nadi tetap tak teraba lakukan siklus 30 kompresi
dada dan 2 ventilasi ( 1 penolong) 15 kompresi dada dan
2 ventilasi ( 2 Penolong) hingga AED (automatic external
defibrillator) tersedia
7. Untuk bayi usia < 1 thn lanjutkan hingga bantuan datang,
8. Untuk anak usia > 1 thn gunakan AED, setelah AED
tersedia dan siap digunakan, cek irama jantung apabila
ada indikasi defibrilasi
9. Bila tidak ada indikasi defibrilasi lakukan RJP (Resusitasi
Jantung Pulmonal) selama 5 siklus, lalu cek irama jantung
setiap 5 siklus, lanjutkan hingga bantuan lain datang
10. Bila ada indikasi defibrilasi, lakukan 1 kali defibrilasi lalu
segera RJP selama 5 siklus
C. Ventilasi

Beberapa cara ventilasi yang dapat dilakukan sesuai dengan


ketersediaan alat dan kondisi lingkungan adalah :

1. Ventilasi dari mulut ke mulut, ini dilakukan ditempat


yang tidak ada fasilitas yang cukup memadai dan
memiliki risiko penularan karena kontak langsung
dengan mulut klien.
2. Ventilasi dari mulut ke hidung, dilakukan jika klien
mengalami trauma berat daerah mulut atau klien
berada didalam air, sehingga tidak memungkinkan
melakukan ventilasi ke mulut
3. Ventilasi dari mulut ke stoma, dilakukan pada klien
dengan tracheostoma

Prosedur 4. Ventilasi bagging – sungkup, akan sangat efectif bila


dilakukan oleh 2 penolong, penolong ke-1 membuka
jalan nafas dan menempelkan sungkup ke wajah klien,
penolong ke-2 memompa bagging, keduanya harus
memperhatikan pengembangan dada dan
menggunakan bagging ukuran dewasa (1-2 liter)
sehingga tidal volume cukup dan mampu
mengembangkan dada
5. Ventilasi dengan advanced airway, seperti
Endotracheal Tube (ETT), Laryngeal Mask Airway (LMA)
dll
D. Cara melakukan kompresi dada

1. Posisi klien harus dalam kondisi posisi terlentang diatas


alas yang keras, misalnya papan punggung atau lantai
2. Posisi penolong berlutut disisi klien setinggi thorax
3. Penolong menekan setengah bawah tulang sternum
dengan posisi kedua telapak tangan penolong ditengah
dada diantara puting susu
4. Tekanan tulang sternum sedalam 4 – 5 centimeter
5. Biarkan dada kembali ke posisi normal untuk
membiarkan terjadinya aliran balik ke jantung agar RJP
efectif
6. Waktu kompresi dada dan relaxsasi dada harus sama
7. Jika lelah, penolong dapat bergantian melakukan
kompresi demi adekuatnya kedalaman dan kecepatan
kompresi
8. Kecepatan kompresi yang direkomendasikan adalah 100
kali / menit
9. Ratio kompresi : ventilasi yang direkomendasikan adalah
30 : 2
10. Jika jumlah penolong banyak, lakukan rotasi kompresi
dada setiap 2 menit
11. Jika klien telah terpasang advance airway ( misal,
Endotracheal Tube / EET ) maka siklus tidak diperlukan
tetapi hanya kompresi 100 kali / menit tanpa perlu
ventilasi.
E. Defibrilasi

1. Fibrilasi ventrikel merupakan irama yang paling sering


terjadi pada orang dewasa yang tidak sadar dan tidak
mengalami trauma
2. Angka keberhasilan pada klien ini akan meningkat ketika
penolong melakukan defibrilasi dalam waktu 3-5 menit
setelah kejadian
3. Penggunaan EAD harus dilakukan oleh petugas terlatih

Unit Terkait Tim Medis


MELAKUKAN PERAWATAN JENAZAH.

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 1/2

BLU
RSU Dr.AGOESDJAM
KETAPANG
Tanggal terbit Ditetapkan Oleh Kepala
BLU RSUD Dr. AGOESDJAM
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Drg. Y.L. Rihy Pattipeilohi. MPH
Nip: 196605251998071001
Pengertian Tindakan perawatan terakhir yang diberikan kepada pasien setelah meninggal dunia.
Tujuan Tujuan Umum : Memberikan penghormatan terakhir kepada pasien.
Tujuan Khusus
1. Memberikan kepuasan kepada keluarga pasien yang meninggal.
2. Memberikan penghormatan terakhir kepada pasien.
Kebijakan 1. Pelayanan pada pasien yang meninggal dunia.
2. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit No 27 tahun 2009 tentang penerapan
SOP pelayanan keperawatan di RSUD Agoesdjam Ketapang
Petugas terkait Perawat
Prosedur A. Persiapan Alat
1. Kasa gulung.
2. Gunting.
3. Bengkok/ tempat sampah.
4. Kain tipis.
5. Kartu pengenal.
6. Air dalam kom.
7. Handuk kecil.
8. Kain / selimut.
9. Pengalas.
B. Pelaksanaan Tindakan
1. Memakai sarung tangan.
2. Atur posisi jenazah pada posisi anatomis.
3. Pakaian dan alat tenun kotor disingkirkan
MELAKUKAN PERAWATAN JENAZAH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 2/2

BLU RSU Dr.AGOESDJAM


KETAPANG
Tanggal terbit
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR
4. Bersikan tubuh dari noda.
5. Tempatkan kedua tangan diatas perut (sesuai agama masing – masing).
6. Kelopak mata ditutup. jika tidak bisa, ditutup dengan kapas basah.
7. Rahang dan mulut dikatupkan, ikat atau letakkan gulungan handuk kecil
dibawah dagu.
8. Letakkan alas dibawah bokong.
9. Tutup selimut atau kain sampai batas bahu, kepala ditutup kain tipis.
10. Semua barang milik pasien diserahkan ke keluarga.
11. Beri kartu dan pengenal.
12. Lepas sarung tangan.
13. Cuci tangan.

Unit Terkait 1. Instalasi Gawat Darurat.


2. Seluruh instalasi rawat inap
PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DOKTER AGOESDJAM
JALAN MAY. JEND. D. I. PANJAITAN NOMOR 51 TELP. (0534) - 32061 FAKS. (0534) - 32061
KETAPANG - KALIMANTAN BARAT
KODE POS 78851

KEPUTUSAN
KEPALA BLU RSUD Dr AGOESDJAM KABUPATEN KETAPANG
NOMOR : 27 TAHUN 2009

TENTANG

PROSEDUR TETAP KEPERAWATAN DAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN


DI RUMAH SAKIT UMUM Dr AGOESDJAM KETAPANG

KEPALA BLU RSUD Dr AGOESDJAM KABUPATEN KETAPANG

Menimbang : a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan asuhan


keperawatan kepada seluruh pasien yang dirawat di RSUD Dr
Agoesdjam Kabupaten Ketapang maka perlu menerapkan
prosedur tetap asuhan keperawatan yang sesuai dengan
kondisi BLU Rumah Sakit Umum Daerah Dr Agoesjam;
b. bahwa prosedur tetap asuhan keperawatan diperlukan oleh
BLU Rumah Sakit Umum Daerah Dr Agoesdjam Kabupaten
Ketapang untuk kepentingan dokumentasi dan penilaian atau
akreditasi rumah sakit;
c. bahwa untuk pelaksanaan seperti yang dimaksud dalam butir
(a) , maka menimbang perlu ditetapkan dengan keputusan
Kepala BLU Rumah Sakit;

Mengingat : a. Undang – undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan;


b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: 159b/
Menkes/ Per/II/ 1998 tentang rumah sakit.
c.. Kepeputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239 tahun 2001
tentang Registrasi dan Praktek Keperawatan;
d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 228/ MENKES/SK/
III/2002 tahun 2002 tentang pPenyusunan Standar Minimal
Rumah Sakit Yang Wajib dilaksanakan daerah;
e. SK Menkes Nomor 1333 tahun 1999 tentang penerapan
standar pelayanan rumah sakit;
f. Peraturan Bupati Ketapang Nomor 27 tahun 2007 tentang
Uraian Tugas RSUD Dr Agoesdjam Kabupaten Ketapang.
g. Peraturan Bupati Ketapang Nomor 29 Tahun 2007 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum Daerah Dokter
Agoesdjam Kabupaten Ketapang ;
h. Keputusan Bupati Ketapang Nomor 4 Tahun 2007 tentang
Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Dokter
Agoesdjam kabupaten Ketapang.

Menetapkan : a. Memberlakukan penerapan prosedur tetap keperawatan dan


sandar asuhan keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr
Agoesdjam Ketapang sebagaimana terdapat dalam lampiran
keputusan ini.
b. Keputusan ini berlaku sejak tanggal di tetapkan.

DITETAPKAN DI : KETAPANG

PADA TANGGAL : 28 APRIL 2009

KEPALA BLU RSUD Dr AGOESDJAM

KABUPATEN KETAPANG

Drg DJOKO HARTONO, MM

Nip: 196605251998071001

Tembusan Kepada ;

1. Kepala Bidang Pelayanan Medik & Keperawatan RSUD Dr Agoesdjam Ketapang.


2. Kepala Sub Bidang Keperawatan RSUD Dr Agoesdjam Ketapang.
3. Ketua Komite Keperawatan RSUD Dr Agoesdjam Ketapang.
4. Kepala Instalasi RSUD Dr Agoesdjam Ketapang.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK KERJA KEPERAWATAN

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Dr. AGOESDJAM KETAPANG
2011
STANDAR OPRASIONAL
PROSEDUR KEPERAWATAN
RSUD Dr AGOESDJAM

DISUSUN OLEH

KELOMPOK KERJA
KEPERAWATAN

UNTUK KALANGAN SENDIRI

SK No : 27 TAHUN 2009
TENTANG PEMBERLAKUAN PROSEDUR TETAP KEPERAWATAN DAN STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr AGOESDJAM KETAPANG

DILARANG MEMPERBANYAK TANPA IZIN TERTULIS


DARI RSUD Dr AGOESDJAM KETAPANG

Anda mungkin juga menyukai