Revisi Sempro
Revisi Sempro
Revisi Sempro
BAB I
PENDAHULUAN
kerena menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) rokok merupakan zat adiktif
yang memiliki kandungan kurang lebih 4000 elemen, dimana 200 elemen
masyarakat, terutama pada laki-laki mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa.
Kecenderungan merokok terus meningkat dari tahun ke tahun baik pada laki-laki
dihirup oleh orang yang bukan perokok telah menyebabkan kematian lima ribu
orang setiap tahunya dan bahwa perokok yang pasif juga menyebabkan terserang
Bahaya yang bisa ditimbulkan oleh orang yang terkena paparan asap
rokok adalah meningkatnya resiko stroke, kanker paru-paru dan infeksi saluran
2013:175) sebesar 85% rumah tangga Indonesia terpapar asap rokok, estemasinya
2
adalah delapan orang perokok meninggal karena perokok aktif, satu perokok
pasif meninggal karena terpapar asap rokok orang lain, berdasarkan rasio ini
rokok.
rokok terhadap perokok pasif. Salah satu kebijakan yang diambil adalah adanya
peraturan Walikota Kota Batu yang menerapakan kawasan tanpa rokok (KTR)
untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh asap rokok. Didalam KTR &
KTM pengelola harus menyediakan tempat khusus untuk merokok (smoking area)
sehingga asap rokok yang dikelurkan oleh perokok tidak dihirup oleh orang yang
ada disekitar (Peraturan Walikota Batu No. .25 tahun 2015). Smoking area sendiri
negatif asap rokok terhadap orang orang di sekitar perokok (WHO Repot on the
hiburan sehingga orang yang ada disekitar perokok akan ikut menghirup asap
rokok.
bertindak sesuai dengan logika dari yang dikandung oleh kondisi lingkungan
orang peduli akan lingkungan, namun kenyataannya masih banyak manusia yang
belum sadar akan makna lingkungan itu sendiri. Oleh karena itu kesadaran
Dari observasi peniliti di smoking area Alun-alun Batu pada hari kamis
menggunkan smoking area untuk melakukan kegiatan merokok namun masih tetap
ada pengunjung yang melanggar dan merokok di dalam maupun dipinggir alun
alun kota batu sehingga asap rokok yang dikeluarkan terhirup oleh pengunjung
luar smoking area sehingga asapnya mengaanggu orang yang berjalan di alun-alun
Batu. Di alun-alun Kota Batu sudah ada peringatan berupa pemberitahuan suara
yang mengintruksikan agar para perokok menggunakan smoking area tetapi masih
4.
5
area?
smoking area. Sehingga dapat mengurangi dampak pada orang orang sekitar
2. Bagi perawat
4. Bagi peneliti
penelitian berikutnya
Djamil Padang pada bulan Desember 2011-Maret 2012 dalam penelitian tersebut
oleh Martoni dkk dengan yang saya lakukan adalah pada subyek diteliti yaitu pada
penelitian tersebut ada bebarapa variable yang mempengaruhi yaitu jenis kelamin,
pendidikan, pekerjaan, edukasi tentang TB, dan jarak rumah perbedaan penelitian
7
yang dilakukan oleh Bagiadi dan Primasai dengan yang saya lakukan adalah pada
subyek diteliti yaitu pada Bagiadi dan Primasai adalah ketidakpatuhan penderita
resep sesuai dengan formalarium rumah sakit umum R.A Kartini Jepara dalam
sikap, keyakinan dan ketersedian obat perbedaan penelitian yang dilakukan oleh
Wambrau dengan yang saya lakukan adalah pada subyek diteliti yaitu pada
Wambrau adalah ketidakpatuhan dokter dalam menulis resep pada penelitian ini
pasien TB paru pada pasien intensif di Rumah Sakit umum Cibabat Cimahi. yaitu
perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Budiman dkk dengan yang saya
lakukan adalah pada subyek diteliti yaitu pada Budiman dkk adalah kepatuhan
minum obat pasien TB paru pada pasien intensif pada penelitian ini adalah
Primasari (2010), Wambrau (2006), dan Budiman, Mauliku dan Agraini (2010).
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dari kertas berukuran sekitar 120 milimeter dengan diameter sekitar 10 milimeter
sekarang adalah mereka yang merokok setiap hari untuk jangka waktu minimal 6
1. Rokok klobot
kering.
10
2. Rokok kawung
kawung.
3 Rokok kretek
Disebut sebagai rokok kretek karena suara rokok ini saat disulut
api berbunyi kretek-kretek, suara ini berasal dari cengkeh yang terbakar
api, awalnya rokok ini dibungkus dengan daun jagung kering, namun
4. Rokok filter
5. Rokok mild
dan tar yang lebih rendah dari rokok filter pada umumnya.
6. Rokok cerutu
Cerutu berbeda dengan rokok lain dalam hal ukuan dan pembungkusnya.
1. Perokok pasif
istilah yang diberikan kepada orang yang tidak merokok tapi ikut
2. Perokok aktif
hari.
b. Perokok pasif
terpaksa menghirup asp rokok yang dihembuskan orng lain yang ada di
dekatnya. Tipe perokok ini banyak ditemui di halte bus, didalam kereta
1. Hasrat
karena dengan merokok dapat memuasakan selea yang telah ada dalam
diri orang yang menghisapnya, sehingga dari sana perkara yang lebih sulit
sekitar yang membuatya rajin merokok. Umumnya hal ini menimpa orang
produktivitas.
a. Kebiasaan
d. Alasan sosial
dari teman-temannya.
2. Faktor biologis
mengatasi stress.
15
Menurut Sugito (2007:41) ada tiga zat utama yang terkandung dalam
rokok yaitu
1. Nikotin
senyawa yang sangat adikitif, bahkan sama adiktifnya dengan heroin dan
dihisap. Akibatnya kadar nikotin dalam darah juga ikut meningkat. Dosis
2. Tar
berukuran lebih kecil dari debu ) yang turut masuk ke dalam tubuh saat
perokok menghisap asap rokok dari lintingan rokok yang menyala. Setiap
16
pada kuku dan gigi para perokok. Selain itu tar juga dapat membuat flek
3. Karbon monoksida
merupakan gas yang akan berbaur dengan darah dan menghambat asupan
1. Diabetes
aliran darah darah dalam kulit dan menyebabkan lambat dalam menyerap
17
darah itu sendiri menjadi berkurang. Berbagai penelitian dan uji coba
kerjanya bila terdapat nikotin dalam tubuh dalam jumlah yang cukup
besar.
antara lain:
b. Kanker paru.
c. Kanker mulut.
penyakit gusi.
d. Osteoporosis.
tulang sehingga lebih mudah patah dan membutuhkan waktu 80% lebih
tulang belakang.
e. Katarak.
menyebabkan kebutaan.
19
f. Psoriasis.
inflamasi kulit tidak menular yang terasa gatal, dan meninggalkan guratan
g. Kerontokan rambut.
(BBLR). Risiko keguguran pada wanita perokok 2-3 kali lebih sering
oksigen.
i. Impotensi.
1. Mainstream Smoke
Asap yang dihasilkan dari perokok aktif selama proses merokok atau asap
2. Sidestream Smoke
Merupakan asap yang dihasilkan dari rokok yang menyala atau asap yang
Merkuri, Metana, Nikel, Oksida sendawa (nitic oxide), DDT, Asam fomic,
201 (bahan radioaktif), acetone (bahan pembuat cat), ammonia (bahan untuk
21
pencuci lantai), napbalane (bahan kapur barus), arsenic (bahan racun serangga),
hidigen cyanide (gas beracun yang digunakan didalam kama hukuman mati),
methanol (bahan bakar roket), vinyil chorida (bahan plastic PVC), phenol bhutane
(bahan bakar korek api), carbon monoxide (asap dari kenalpot kendaraan), naftalen
Bahaya umum yang di alami oleh anak anak yang menghirup asap
bahwa anak anak yang terbiasa menghirup asap rokok, umumnya rentan
siklus aliran darah. Dampak yang dialami oleh perokok pasif berbeda-
dari kandungan nikotin dan tar yang bebeda satu dengan yang
22
2006:102)
Masalh yang biasa dialami oleh wanita hamil dan merokok atau
ikut menghirup asap rokok yaitu: susah waktu persalinan, kematian pre-
4. Bagi lingkungan
restoran kecil, maka gas yang dihasilkan akan menjadi konsetrat dan
manusia.
1. Komunikasi dan informasi tentang bahaya asap rokok, baik bagi perokok
pasrah pada tujuan yang telah ditentukan (Budiman, 2012). Kepatuhan memiliki
kesehatan atau pendidik dianggap sebagai tokoh yang berwenang, dan konsumen
atau peserta didik dianggap bersikap patuh. Istilah itu belum dapat diterima
kesehatanya sendiri dan tidak perlu mengikuti rangkain tindakan yang telah
1. Rasa yang terbentuk sejak awal dan berkelanjutan terhadap tenaga kesehatan
pofesional
Pada keadaan ini penderita tidak hanya berobat secara teratur sesuai
batas waktu yang ditentukan juga patuh memakai obat secara teratur sesuai
petunjuk.
25
a. Pendidikan
tersebut pendididkan yang aktif seperti penggunaan buku dan lain lain.
b. Akomodasi
ansietasnya tinggi harys diturunkan lrbih dahulu. Tingkay ansietas yang terlalu
dan lainya.
26
obat.
ketidakpatuhan.
27
c. Jika seseorang diberi daftar tertulis tentang hal-hal yang harus diingat maka
aka nada keunguulan yaitu mereka aka nada keunggulan dan berusaha
perlu ditekankan.
intruksi yang diterima. Ley dan Spetman menentuan lebih dari 60% yang
informasi yang lengkap dan banyaknya intruksi yang harus diingat dan
b. Kualitas interaksi
derajat kepatuhan. Ada beberapa keluhan, antara lain kurangya minat yang
yang lemah dan yang kehidupan sosialnya lebih memusatkan perhatian pada
diri sendiri.
oleh :
2. Dukungan sosial
3. Perilaku sehat
hidup dan control secara teratur atau minum obat anti hipertensi sangat perlu
4. Pemberian informasi
berusia antara 45-59 tahun lebih banyak yang tidak mematuhi proses
Smoking area adalah tempat khusus untuk kegiatan merokok yang berada
didalam kawasan tanpa rokok. (Peratuan Wali Kota Batu Tahun 2015).
Sedangkan menurut Mahany dalam Aeron dan Edwin (2012:193) smoking area
adalah suatu tempat di dalam café atupun restoran yang diijinkan untuk merokok
penghalang yang digunakan untuk menghalangi asap rokok agar asap rokok tidak
1. Kenyamanan
Dengan adanya fasilitas smoking area yang berfungsi dengan baik hal ini dapat
Dengan adanya fasilitas smoking area yang berfungsi dengan baik hal ini
menunjukkan Bandara yang diberi smoking area, polusi dari asap tembakau yang diluar
jauh memiliki kadar polusi asap tembakau yang lebih rendah meskipun mash ada
banyak, maka jumlah perokok pasif tentu saja akan menurun drastis. Hal ini terutama
diakibatkan oleh berkurangnya kontak antara perokok pasif dengan asap rokok.
Dengan demikian, lingkungan kampus menjadi lebih ramah bagi mahasiswa dan
personel universitas yang tidak merokok. Kondisi kampus yang kondusif membuat
produktifitas bertambah.
32
akses terhadap Kawasan Khusus Merokok tidak semudah biasanya karena lokasinya
yang terpencil. Kerepotan ditawarkan seringkali dapat membuat para perokok malas
2. Ruang yang akan dijadikan smoking area harus terpisah dari gedung utama
3. Tidak boleh tertutup rapat, apabila tertutup harus ada kipas penyedot.
B
34
V
35
BAB 4
METODE PENELITIAN
suatu data dan merupakan hasil akhir suatu tahap keputusan yang dibuat oleh
2008) dalam penelitian ini yang digunakan adalah penelitian deskripsi. Penelitian
memberi, memberi suatu nama, situasi fenomena dalam menenmukan ide baru
(Nursalam, 2008). Dalam hal ini peneliti ingin mengindetifikasi faktor faktor yang
Sampel : pengunjung alun-alun kota batu yang merokok dan tidak menggunakan
smoking area
Distribusi frekuensi
prosentase
Pengolahan data
Kesimpulan
37
4.3.1 Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu atau objek atau fenomena yang
secara potensial dapat diukur sebagai bagian dari penelitian (Nursalam, 2008:88).
4.3.2 Sampel
ini sampel yang diambil yaitu perokok yang tidak menggunakan smoking area di
4.3.3 Sampling
(Setiawan dan Prsetyo, 2015:74). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
a) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik yang dapat dimasukkan atau layak untuk
smoking area
3) Perokok yang tidak menggunakan smoking area yang bisa membaca dan
menulis.
b) Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah karakteristik sampel yang tidak dapat dimasukkan atau
tidak layak untuk diteliti, kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan atau manipulasi suatu penelitian.
Batu
40
bentuk tertutup atau berstuktur dimana angket tersebut dibuat sedemikian rupa
sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang
sudah ada. Instumen disusun dan dikembangkan oleh peneliti dengan mengacu
fasilitas
4 Sikap 15-22 8
4 Total 22
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
kuesioner yang susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur,
maka perlu di uji dengan uji korelasi antar scores (nilai) tiap tiap item pertanyaan
41
dengan scor total kuesioner tersebut. Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik
korelasi product moment dari kearl person yang rumusnya sebagai berikut :
N∑XY − (∑X)(∑Y)
𝑟𝑥𝑦 =
√{N∑X 2 − (∑X 2 )} {N∑Y 2 − (∑Y 2 )}
Keterangan:
X = variable bebas
Y = variable terikat
X2 = kuadrat dari X
Y2 = kuadrat dari Y
N = jumlah responden
Taraf signifikan yang dapat dipakai dalam uji validitas ini adalah sebesar
a. jika rxy > rtabel maka data yang dihasilkan dari peryataan tersebut adalah
dinyatakan valid.
b. jika rxy < rtabel mak data yang dihasilkan dari pernyataan tersebut tidak valid.
reabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur
yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut
42
K ∑𝜎𝑏2
r11= ((K−1))(1 − ) (Arikunto, 2006)
𝜎𝑡2
tergantung dari desain penelitian dan teknik yang digunakan. Adapun langkah-
penelitian
penelitian
43
persetujuan penelitian
analisis data yang meliputi persiapan, tabulasi, dan aplikasi data. Data yang telah
A. Editing data
pengecekan daftar isian (Arikunto, 2006). Tahap ini bertujuan untuk memeriksa
kelengkapan isian data. pada editing peneliti memeriksa kembali isi pada lembar
B. Coding data
Coading (memberi kode) yaitu memberikan kode pada kuesioner yang telah diisi
kuesioner.
C. Scoring data
Scoring yaitu memberikan nilai tertentu pada tiap jawaban. Selanjutnya hasil
kategori yang sesuai (Arikunto, 2006). Pada penelitian ini, peneliti memberikan
pengetahuan tentang penyapihan dengan nilai benar diberi skor 1 dan jawaban
salah diberi skor 0. Sementara itu untuk item produksi ASI nilai jawaban ya diberi
D. Tabulating data
Pada penelitian ini proses tabulasi menggunakan program Microsoft Excel yang
∑𝒇
Rumus umum p = 𝒏 × 𝟏𝟎𝟎%
Keterangan :
P = prosentase
F = frekuensi
N = jumlah
terhadap subjek penelitian selama pengumpulan data. Jika subjek bersedia diteliti
46
maka responden harus menandatangani lembar persetujuan dan bila subjek tidak
memberukan nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode
lengkap pada lembar pengumpulan data tetapi diganti dengan inisial nama.
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.