Induksi Magnet Oleh Kawat Penghantar

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM KELISTRIKAN DAN KEMAGNETAN

INDUKSI MAGNET OLEH KAWAT BERARUS LISTRIK

Kelompok 2

1. Novita Angelina (15030654007)


2. Imas Nur Mazidah (15030654011)
3. Ayu Setiabudi Ningtyas (15030654026)
4. Novia Prahasti Wulandari (15030654032)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN SAINS
2016
INDUKSI MAGNET OLEH KAWAT BERARUS LISTRIK
ABSTRAK

Pada tanggal 09 November 2016 kami melakukan praktikum tentang


”Induksi Magnet Oleh Kawat Berarus Listrik” di Laboratorium IPA FMIPA
Universitas Negeri Surabaya yang bertujuan untuk menyelidiki pengaruh kuat
arus dan jarak terhadap besar magnet induksi yang timbul dan untuk
menyelidiki arah medan magnet induksi disekitar kawat berarus. Metode yang
digunakan pada praktikum ini yaitu dengan merangkai alat sesuai rancangan
percobaan, kemudian power supply yang dihubungkan dengan paku yang telah
dililitkan kawat tembaga, kemudian disekitar paku tersebut diberikan serbuk
besi. Lalu, mengukur kuat medan magnet induksi dengan membandingkannya
pada aplikasi di HP android atau WP. Praktikum kedua yaitu dengan cara
merangkai alat dengan power supply dan kawat tembaga yang disekitar kawat
tembaga di beri kompas yang diatur jaraknya yang berbeda-beda. Hasil
praktikum dari percobaan yang telah kami lakukan diperoleh kuat arus yaitu
0,12 A; dengan kuat medan magnet 32,79μƬ dalam perhitungan, kuat arus yang
kedua yaitu 0,11 A; dengan kuat medan magnet 40,29μƬ dalam perhitungan
dan kuat arus yang ketiga yaitu 0,10 A; dengan kuat medan magnet 43,96μƬ
dalam perhitungan. Percobaan kedua didapatkan hasil pada arah arus positif
atau arah medan magnet searah dengan jarum jam yaitu dengan jarak 5 cm
didapat 30˚; dengan jarak 10 cm didapat 20˚; dengan jarak 15 cm didapat 10˚,
sedangkan pada arus negatif berlawanan dengan jarum jam didapat hasil
dengan jarak 5 cm dan 295º; pada jarak 10 cm didapat 285; dan pada jarak 15
cm didapat 270º. Ketidaksesuaian hasil percobaan dengan teori yang sudah ada
adalah karena faktor human error seperti kurang telitinya dalam menggunakan
alat, ketidaktelitian dalam menentukan jarak atau mengukur jarak yang
dihasilkan.

Kata Kunci : medan magnet, kuat arus, jarak, lilitan

ii
DAFTAR ISI

Abstrak ................................................................................................................. ii

Daftar isi............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................. 2
D. Hipothesis ........................................................................................... 2

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................... 3

BAB III METODE PERCOBAAN .................................................................... 10

A. Jenis Praktikum .................................................................................. 10


B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................................ 10
C. Alat dan Bahan ................................................................................... 10
D. Variabel Percobaan ............................................................................ 10
E. Rancangan Percobaan ........................................................................ 12
F. Langkah Kerja .................................................................................... 13
G. Alur Percobaan ................................................................................... 14

BAB IV DATA DAN ANALISIS ....................................................................... 16

A. Data .................................................................................................... 16
B. Analisis ............................................................................................... 17
C. Pembahasan ........................................................................................ 18

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 23

A. Kesimpulan......................................................................................... 23
B. Saran ................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 24

iii
LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. LKM
B. Laporan Sementara
C. Perhitungan
D. Dokumentasi

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Magnet berasal dari kata magnesia, yaitu sebuah nama kota kuno yang
sekarang bernama Manisa di wilayah barat Turki, dimana sekitar 2500 tahun
lalu kota ini telah ditemukan batu-batuan yang dapat menarik partikel-partikel
besi. Magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi
tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap maupun magnet tidak tetap. Magnet
yang sering kita kenal yaitu berbagai magnet buatan, baik yang bersifat
permanen maupun yang bersifat sementara. Sesuatu yang disebut medan
magnet, yaitu suatu ruang disekitar magnet yang masih terpengaruh gaya
magnetik.

Pada tahun 1269, berdasarkan hasil eksperimen, Pierre de Maricourt


menyimpulkan bahwa semua magnet bagaimanapun bentuknya terdiri dari dua
kutub, yaitu kutub utara dan kutub selatan. Kutub-kutub magnet ini memiliki
efek kemagnetan paling kuat di bandingkan bgian magnet lainnya. Bentuk
medan magnet dapat diamati dengan menaburkan serbuk besi secara merata di
atas karton yang bagian bawahnya diberi sebuah magnet batang. Sedangkan
arah medan magnet didefinisikan sebagai arah yang ditunjukkan oleh kutub
utara megnet jarum ketika ditempatkan di sekitar magnet. Dengan demikian,
secara sederhana medan magnetik dapat dinyatakan dengan garis-garis khayal
yang keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan yang disebut garis-
garis medan magnetic atau garis-garis gaya magnetik. Medan magnetik selain
ditimbulkan oleh arus listrik dalam suatu penghantar baik pada penghantar
lurus, penghantar melingkar, maupun pada kumparan. Untuk memahami lebih
lanjut mengenai medan magnet maka kami akan melakukan percobaan
mengenai induksi magnet oleh kawat berarus listrik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh kuat arus dan jarak terhadap besar magnet induksi
yang timbul ?
2. Bagaimana arah medan magnet induksi disekitar kawat berarus ?

1
C. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mampu menyelidiki pengaruh kuat arus dan jarak terhadap besar
magnet induksi yang timbul.
2. Mahasiswa mampu menyelidiki arah medan magnet induksi disekitar kawat
berarus.
D. Hipotesis
1. Jika semakin besar kuat arus maka semakin besar medan magnet induksi
yang timbul dan jika semakin dekat jarak dengan kawat berarus maka besar
medan magnetnya akan semakin besar
2. Jika kuat arus mengalir kebawah maka arah medan magnet akan searah
dengan jarum jam (ke kanan).

2
BAB II

KAJIAN TEORI

1. Magnet

Magnet pertama kali ditemukan di suatu daerah bernama Magnesia.


Magnet adalah batu bermuatan yang memiliki sifat dapat menarik benda yang
mengandung partikel besi (Fe2O4). Magnet adalah suatu materi yang
mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet
tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ada ini hampir semuanya
adalah magnet buatan. Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara
(north/ N) dan kutub selatan (south/S). Walaupun magnet itu dipotong-potong,
potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub. Magnet dapat
menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain,
yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang
sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang
mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah
contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.

Seorang ilmuwan Denmark bernama Hans Christian Oersted telah


mengamati hubungan antara kelistrikan dan kemagnetan ketika melakukan
percobaan yang menunjukkan bahwa jarum kompas dibelokkan oleh arus
listrik. Melalui percobaan yang telah dilakukan tersebut kita dapat mengetahui
hubungan antara kemagnetan dan kelistrikan. Dengan tegangan, arus dan jarak
titik dengan kawat yang berbeda, kita akan mendapatkan data yang berbeda
pula. Dengan itu kita akan menemukan hubungan antara kemagnetan dan
kelistrikan yaitu hubungan antar besar dan medan magnet (B), arus listrik (I),
dan jarak titik ke kawat (A).

Setelah melakukan eksperimen cukup lama, pada tahun 1819 Oersted


berhasil menemukan bahwa, ”Jika sebuah magnet jarum (kompas kecil)
didekatkan pada suatu penghantar yang berarus listrik, magnet jarum akan

3
menyimpang”. Hal ini menunjukkan bahwa di sekitar kawat berarus terdapat
medan magnet.

2. Medan Magnet

Pola garis-garis lengkung yang terbentuk ini merupakan pola garis-garis


medan magnetik yang disebut garis gaya magnetik. Nah, ruang di sekitar
magnet yang mengalami gaya magnetik dinamakan medan magnetik. Medan
magnet adalah daerah di sekitar magnet yang menyebabkan sebuah muatan
yang bergerak di sekitarnya mengalami suatu gaya. Medan magnet tidak dapat
dilihat, namun dapat dijelaskan dengan mengamati pengaruh magnet pada
benda lain, misalnya pada serbuk besi.

Gambar 1. Gambar arah medan


magnet
Sumber :
https://www.google.com/search?q=ga
mbar+rangkaian+seri+paralel&source
=lnms

Dengan mengamati garis gaya magnetik pada gambar diatas dapat kita
simpulkan sebagai berikut.

1. Garis-garis gaya magnetik selalu keluar dari kutub utara magnet dan masuk
ke kutub selatan magnet.
2. Garis-garis gaya magnetik tidak pernah saling berpotongan dengan garis-
garis gaya magnetik lain yang berasal dari magnet yang sama.
3. Daerah yang garis-garis gaya magnetiknya rapat menunjukkan medan
magnetik yang kuat, sedangkan daerah yang garis-garis gaya magnetiknya
kurang rapat menunjukkan medan magnetik yang lemah. Dari gambar diatas
kita dapat melihat bahwa medan magnetik paling kuat terdapat di kutub-
kutub magnet.

4
Beberapa contoh garis gaya magnet dengan arahnya ditunjukkan pada gambar
berikut.

Gambar 2. Gambar arah garis gaya medan magnet


Sumber : http://fisikazone.com/medan-magnet/
3. Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik
Medan magnet di sekitar kawat berarus listrik ditemukan secara tidak
sengaja oleh Hans Christian Oersted (1770-1851). Oersted menemukan bahwa
di sekitar kawat berarus listrik magnet jarum kompas akan bergerak
(menyimpang). Penyimpangan magnet jarum kompas akan makin besar jika
kuat arus listrik yang mengalir melalui kawat diperbesar. Arah penyimpangan
jarum kompas bergantung arah arus listrik yang mengalir dalam kawat.

Gejala itu terjadi jika kawat dialiri arus listrik. Jika kawat tidak dialiri
arus listrik, medan magnet tidak terjadi sehingga magnet jarum kompas tidak
bereaksi.

Perubahan arah arus listrik memengaruhi perubahan arah penyimpangan


jarum kompas. Perubahan jarum kompas menunjukkan perubahan arah medan
magnet. Jika arah arus listrik mengalir sejajar dengan jarum kompas dari kutub
selatan menuju kutub utara, kutub utara jarum kompas menyimpang
berlawanan dengan arah putaran jarum jam. Jika arah arus listrik mengalir
sejajar dengan jarum kompas dari kutub utara menuju kutub selatan, kutub utara
jarum kompas menyimpang searah dengan arah putaran jarum jam.

Arah penyimpangan kutub utara jarum jam kompas di sekitar kawat


berarus

1. Pola Medan magnet di Sekitar Arus Listrik


Gejala penyimpangan magnet jarum di sekitar arus
listrik membuktikan bahwa arus listrik dapat menghasilkan medan
magnet. Arah medan magnet yang ditimbulkan arus listrik dapat

5
diterangkan melalui aturan atau kaidah berikut. Anggaplah suatu
penghantar berarus listrik digenggam tangan kanan. Jika arus listrik searah
ibu jari, arah medan magnet yang timbul searah keempat jari yang
menggenggam. Kaidah yang demikian disebut kaidah tangan kanan
menggenggam.

Gambar 3. Kaidah tangan kanan menggenggam

Sumber : http://fisikazone.com/medan-magnet/
2. Selonida
Sebuah penghantar melingkar jika dialiri arus listrik akan
menghasilkan medan listrik seperti gambar berikut.

Gambar 4. Medan magnet penghantar melingkar


Sumber :
https://www.google.com/search?q=gambar+medan+magnet+pada+solenoid
a&biw=1366
Penghantar melingkar yang berbentuk kumparan panjang disebut solenoida.
Medan magnet yang ditimbulkan oleh solenoida akan lebih besar daripada
yang ditimbulkan oleh sebuah penghantar melingkar.
Jika suatu solenoida dialiri oleh arus listrik maka akan
menghasilkan medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan dari solenoida
berarus listrik bergantung pada kuat arus listrik dan banyaknya
kumparan. Garis-garis gaya magnet yang ada pada solenoida merupakan
gabungan dari garis-garis gaya magnet dari kawat melingkar. Gabungan itu

6
akan menghasilkan medan magnet yang sama dengan medan magnet sebuah
magnet batang yang panjang. Kumparan seolah-olah mempunyai dua kutub,
yaitu ujung yang satu merupakan kutub utara dan ujung kumparan yang lain
merupakan kutub selatan.
4. Induksi Magnet di Sekitar Penghantar Lurus Berarus

Gambar 5. Kuat medan magnetik di titik P.


Sumber :http://perpustakaancyber. /06/medan-
magnet-di-sekitar-arus-listrik-induksi-penghantar-
lurus

Induksi pada magnetik yang diakibatkan oleh kawat berarus listrik diperoleh
dengan menurunkan rumus atau persamaan (1), yaitu :

Dengan memasukkan persamaan (2) maka akan diperoleh :

Dalam bentuk vektor, persamaan (3) dapat dituliskan menjadi :

7
Sehingga, medan magnet total di sembarang titik yang ditimbulkan oleh kawat
berarus listrik adalah :

Dari Gambar 5 diketahui bahwa :

dengan mensubstitusikan dl, r, dan sin pada persamaan (5), maka akan
diperoleh :

Persamaan di atas kemudian diintegralkan untuk mengetahui induksi


magnetik di titik P, sehingga didapatkan :

Jika panjang kawat 2l<< a, kita anggap panjang kawat adalah tak
berhingga. Sehingga persamaan (8) menjadi :

Jadi, besar induksi magnetik di sekitar kawat penghantar lurus berarus


yang berjarak a dari kawat berarus listrik I dinyatakan dalam persamaan :

8
Dengan :
B = kuat medan magnetik (Wb/m2 = tesla)
a = jarak titik dari penghantar (m)
I = kuat arus listrik (A)
µ0 = permeabilitas vakum
5. Kompas
Kompas adalah sebuah alat navigasi yang digunakan untuk menentukan
arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan
dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat. Kompas dapat memberikan
rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam bidang navigasi. Arah
mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur, dan barat. Apabila
digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih
akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan
perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien
dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk
menentukan arah.

9
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Jenis Peraktikum
Praktikum yang kami lakukan dengan judul Induksi Magnet oleh Kawat
Berarus Listrik termasuk jenis praktikum eksperimen, karena dalam praktikum
ini ada variabel yang kami manipulasi dan ada variabel yang kami kontrol juga.
Pada praktikum ini bertujuan untuk membuktikan apakah hasil yang kami
peroleh selama praktikum sesuai dengan teori yang sudah ada sebelumnya atau
tidak.

B. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 09 November 2016 yang
bertempat di laboratorium IPA, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya.

C. Alat dan Bahan


1. Power supply 1 buah
2. Multimeter 1 buah
3. Paku 1 bauh
4. Kompas kecil 4 buah
5. HP Android/WP 1 buah
6. Serbuk besi secukupnya
7. Kawat tembaga secukupnya

D. Variabel Percobaan
 Kegiatan 1
1. Variabel manipulasi
a. Kuat arus (I)
Definisi operasional : variabel yang kami manipulasi dalam
pratikum ini adalah nilai kuat arus (I) yang kami dapatkan dari skala
yang ditunjuk pada multimeter.
b. Sumber tegangan (V)

10
Definisi operasional : variabel yang kami manipulasi lainnya
dalam pratikum ini adalah nilai pada sumber tegangan (V) yang kami
peroleh dari besar tegangan yang ada di power supply.
2. Variabel kontrol : nilai hambatan (R)
Definisi operasional : variabel yang kami kontrol dalam pratikum
ini adalah nilai hambatan yang kami gunakan,
nilai hambatan diperoleh dari multimeter dan
hambatan dipengruhi jumlah lilitan pada
paku.

3. Variabel respon
a. Kuat medan magnet (B)
Definisi operasional : variabel respon yang kami peroleh dalam
pratikum ini adalah besarnya kuat medan
magnet (B) yang dihasilkan dari paku dan
serbuk besi.
b. Jarak antara serbuk besi ke paku
Definisi operasional : variabel respon lainnya yang kami peroleh
dalam pratikum ini adalah jarak yang
dihasilkan antara sumber magnet dengan
serbuk besi yang disebarkan di sekitar paku.
 Kegiatan 2
1. Variabel manipulasi : jarak antara paku dan kompas
Definisi operasional : variabel yang kami manipulasi dalam
pratikum ini adalah jarak anatra kompas
dengan paku sebgai sumber magnet.
2. Variabel kontrol : Kuat arus (I)
Definisi operasional : variabel yang kami kontrol dalam pratikum
ini adalah nilai kuat arus (R) yang kami
gunakan, nilai kuat arus diperoleh dari
multimeter.

11
3. Variabel respon : arah medan magnet
Definisi operasional : variabel respon yang kami peroleh dalam
pratikum ini adalah arah medan magnet yang
dihasilkan dari paku, menggunakan kompas
kecil.
E. Rancangan Percobaan
 Kegiatan 1

Mencari nilai hambatan (R) Mencari jarak serbuk besi dengan


paku

 Kegiatan 2

Mengetahui arah medan magnet menggunakn kompas kecil dan


besar sudut penyimpangannya

12
F. Langkah Kerja
 Kegiatan 1
Langkah kerja:
a. Merangkai alat seperti gambar pada rancangan percobaan
b. Menyalakan power supply
c. Menghubungkan kawat dengan power supply
d. Melilitkan kawat tembaga pada paku
e. Menghubungkan kawat yang telah dililiti paku dengan multimneter
untuk mengetahui arusnya
f. Menyebarkan serbuk besi di atas kertas
g. Meletakkan paku lilitan di atas kertas yang sudah ada serbuk besinya
h. Menentukan panjang jarak antara paku dengan serbuk besi dan
menentukan dengan HP Android/WP
i. Menentukan nilai besar medan magnet
 Kegiatan 2
a. Menyiapkan kertas di atas meja
b. Menancapkan kawat di tengah-tengah kertas
c. Meletakkan 4 buah kompas di sekitar kawat
d. Menghubungkan kawat tembaga ke power supply dengan posisi positif
dan negatif
e. Mengamati sudut penyimpangan yang terjadi pada kompas
f. Menentukan sudut penyimpangan pada kompas menggunakan busur
derajat

13
G. Alur Percobaan
 Kegiatan 1

Power Supply

- Dinyalakan
- Dihubungkan dengan kawat

Paku

- Dililitkan kawat tembaga

Multimeter

- Dihubungkan ke kawat yang telah


dililit paku untuk mengetahui arus

Serbuk besi

- Disebar diatas kertas

Paku lilitan

- Diletakkan diatas kertas yang sudah


ada serbuk besi
- Disebar diatas kertas

HP Android / WP Panjang jari-jari


magnet

Besar Medan Magnet

14
 Kegiatan 2

Kertas

- Disiapkan diatas meja

Kawat

- Ditancapkan ditengah-tengah kertas

Kompas

- Diletakkan disekitar kawat


sebanyak 4 buah

Power Supply

- Dihubungkan pada kawat tembaga dengan


posisi positif dan negatif
- Diamati sudut penyimpangann kompas

Penyimpangan kompas

15
BAB IV
DATA DAN ANALISIS

A. Data
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh data sebagai
berikut:
 Tabel 1. Kegiatan 1 Pengamatan Kuat Arus dan Jarak terhadap Besar
Magnet Induksi
Kuat Medan Kuat Medan
Tegangan Kuat Arus Jarak Magnet dari Magnet dari
No
(V) (A) (a ± 0,1) cm Alat Perhitungan
(𝝁𝑻) (𝝁𝑻)

1. 3 0,12 0,8 34,1 32,97

2. 6 0,11 0,6 38,8 40,29

3. 9 0,10 0,5 41,9 43,96

 Tabel 2. Kegiatan 2 Pengamatan Arah Kuat Medan Magnet disekitar Kawat


Berarus
Jarak Arah Kuat Medan Arah
No.
(a± 𝟎, 𝟏) cm Magnet ()
1. 5 30 Searah Jarum
2. 10 20 Jam
3. 15 10

 Tabel 3. Kegiatan 2 Pengamatan Arah Kuat Medan Magnet disekitar Kawat


Berarus
Jarak Arah Kuat Medan Arah
No.
(a± 𝟎, 𝟏) cm Magnet ()
1. 5 295 Berlawanan
2. 10 285 Arah Jarum Jam
3. 15 270

16
B. Analisis
Pada percobaan kali ini dilakukan dua kali percobaan, dan dihasilkan data
seperti pada tabel diatas. Kegiatan pertama adalah tentang pengamatan kuat arus
dan jarak terhadap besar magnet induksi, dan dihasilkan data seperti pada tabel
1. Pada tabel 1 di pengulangan percobaan pertama dengan memanipulasi
tegangan sebesar 3 Volt didapatkan kuat arus sebesar 0,12 Ampere dan
dihasilkan jarak yang terlihat pada perobaan adalah sebesar 0,8 cm. Sehingga
kuat medan megnet (B) yang dihasilkan dengan bantuan alat berupa aplikasi
magnetometer di HP Android/WP adalah 34,1 𝜇𝑇 sedangkan kuat medan
0 .𝑖.𝑁
magnet (B) yang berasal dari perhitungan berdasarkan persamaan B =
2𝑎
adalah sebesar 32,97 𝜇𝑇. Pada pengulangan percobaan kedua dengan
memanipulasi tegangan sebesar 6 Volt didapatkan kuat arus sebesar 0,11
Ampere dan dihasilkan jarak yang terlihat pada perobaan adalah sebesar 0,6 cm.
Sehingga kuat medan megnet (B) yang dihasilkan dengan bantuan alat berupa
aplikasi magnetometer di HP Android/WP adalah 38,8 𝜇𝑇 sedangkan kuat

medan magnet (B) yang berasal dari perhitungan berdasarkan persamaan B =


0 .𝑖.𝑁
adalah sebesar 40,29 𝜇𝑇. Pada pengulangan percobaan ketiga dengan
2𝑎
memanipulasi tegangan sebesar 9 Volt didapatkan kuat arus sebesar 0,10
Ampere dan dihasilkan jarak yang terlihat pada perobaan adalah sebesar 0,5 cm.
Sehingga kuat medan megnet (B) yang dihasilkan dengan bantuan alat berupa
aplikasi magnetometer di HP Android/WP adalah 41,9 𝜇𝑇 sedangkan kuat

medan magnet (B) yang berasal dari perhitungan berdasarkan persamaan B =


0 .𝑖.𝑁
adalah sebesar 43,96 𝜇𝑇.
2𝑎
Selanjutnya untuk kegiatan kedua adalah terkait pengamatan arah kuat
medan magnet disekitar kawat berarus. Dimana pada percobaan ini dan yang di
manipulasi adalah jarak serta yang di respon adalah arah kuat medan magnet,
dengan menggunakan arah searah jarum jam dan berlawanan arah jarum jam.
Pada kegiatan kedua ini dibagi menjadi dua pengamatan namun masih dalam
satu kegiatan dan dihasilkan data seperti pada tabel 2 dan tabel 3. Pada tabel

17
kegiatan 2 di pengulangan percobaan pertama, menggunakan jarak sebesar 5
cm, dengan arah kuat medan magnet adalah sebesar 30 menunjukkan arah
searah jarum jam. Pada pengulangan percobaan kedua, menggunakan jarak
sebesar 10 cm, dengan arah kuat medan magnet adalah sebesar 20
menunjukkan arah searah jarum jam. Pada pengulangan percobaan ketiga,
menggunakan jarak sebesar 15 cm, dengan arah kuat medan magnet adalah
sebesar 10 menunjukkan arah searah jarum jam. Kemudian untuk tabel 3 pada
kegiatan 3 ini juga menggunakan jarak manipulasi yang sama dengan tabel 2
namun perbedaan terletak pada arah kuat medan magnet dan arahnya, seperti
terlihat pada tabel 3 diatas. Pada pengulangan percobaan pertama,
menggunakan jarak sebesar 5 cm, dengan arah kuat medan magnet adalah
sebesar 295 menunjukkan arah yang berlawanan dengan arah jarum jam. Pada
pengulangan percobaan kedua, menggunakan jarak sebesar 10 cm, dengan arah
kuat medan magnet adalah sebesar 285 menunjukkan arah yang berlawanan
dengan arah jarum jam. Sedangkan pada pengulangan percobaan pertama,
menggunakan jarak sebesar 15 cm, dengan arah kuat medan magnet adalah
sebesar 270 menunjukkan arah yang berlawanan dengan arah jarum jam.

C. Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil seperti pada
data diatas. Pada percobaan kali ini, dilakukan dengan dua kegiatan dan
dihasilkan tiga tabel data. Tabel data tersebut berisi tegangan, kuat arus, jarak
dan kuat medan magnet induksi.
Menurut teori, hubungan antara kuat medan magnet induksi dengan kuat
arus, adalah berbanding lurus dimana jika semakin besar kuat medan magnet
maka semakin besar pula kuat arus yang ditunjukkan, sebaliknya jika kuat
medan magnet semakin kecil maka semakin kecil pula kuat arus yang
ditunjukkan, hal tersebut ditunjukkan melalui persamaan kuat medan magnet
sebagai berikut :
0 .𝑖.𝑁
𝐵 = 2𝑎

18
Jika dilihat data yang telah diperoleh, didapatkan hasil yang berkebalikan
dengan teori yang sudah ada. Pada percobaan yang telah dilakukan, didapatkan
hasil kuat medan magnet secara berturut-turut dari pengulangan percobaan
pertama hingga ketiga adalah sebesar 34,1 𝜇𝑇; 38,8 𝜇𝑇; 41,9 𝜇𝑇 sedangkan kuat
arus yang didapatkan secara berturut-turut dari pengulangan percobaan pertama
hingga ketiga adalah sebesar 0,12 A; 0,11 A; 0,10 A. Berdasarkan data yang
diperoleh, terlihat bahwa semakin besar kuat medan magnet, maka kuat arus
yang ditunjukkan semakin kecil. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori yang
sudah ada berdasarkan persaman kuat medan magnet. Ketidaksesuaian hasil
percobaan dengan teori yang sudah ada adalah karena faktor human error seperti
kurang telitinya dalam menggunakan alat, ketidaktelitian dalam menentukan
jarak atau mengukur jarak yang dihasilkan oleh tarikan ujung kawat terhadap
panjang serbuk besi yang menunjukkan adanya gaya garis magnet karena garis
gaya yang ditunjukkan sangat samar hampir tidak terlihat, serta kurang telitinya
dalam menentukan jarak yang diperoleh serbuk besi yang ditarik oleh kawat.
Sehingga dengan diperolehnya data yang tidak valid tersebut, akan berpengaruh
terhadap hasil data yang diperoleh dari mensubstitusikan data tersebut ke
persamaan yang berlaku, oleh karena itu didapatkan hasil yang kurang valid
pula karena data yang disubstitusikan ke persamaan juga kurang valid. Sehingga
diperoleh grafik hubungan antara kuat medan magnet dan kuat arus adalah:

HUBUNGAN KUAT MEDAN MAGNET (µT)


DENGAN KUAT ARUS (A)
50 41.9
Kuat Medan Magnet (µT)

38.8
40 34.1
30
20
10
0
0.1 0.11 0.12
Kuat Arus (A)

19
Jadi, berdasarkan grafik percobaan yang telah diperoleh dari data hasil
percobaan pada hubungan antara kuat medan magnet dengan kuat arus
didapatkan bahwa grafik menunjukkan arah kebawah, dimana hasil tersebut
tidak sesuai dengan teori yang didapat, mengingat hubungan antara kuat medan
magnet dengan kuat arus adalah berbanding lurus sedangkan grafik tersebut,
menunjukkan bahwa hubungan antara keduanya adalah berbanding terbalik,
jadi tidak sesuai dengan teori.
Sedangkan hubungan antara kuat medan magnet dengan jarak menurut teori
adalah berbanding terbalik. Dimana jika semakin besar kuat medan magnet
yang dihasilkan, maka jarak yang didapatkan akan semakin kecil. Sebaliknya
jika kuat medan magnet yang dihasilkan semakin kecil, maka semakin besar
jarak yang didapatkan.
Jika dikaitkan dengan data hasil percobaan yang telah diperoleh, terlihat
bahwa hasil dari percobaan telah sesuai dengan teori yang berlaku dimana
didapatkan hasil kuat medan magnet secara berturut-turut dari pengulangan
percobaan pertama hingga ketiga adalah sebesar 34,1 𝜇𝑇; 38,8 𝜇𝑇; 41,9 𝜇𝑇
sedangkan jarak yang didapatkan secara berturut-turut adalah sebesar 0,8 cm;
0,6 cm; 0,5 cm. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa semakin besar
kuat medan magnet yang dihasilkan, maka semakin kecil jarak yang didapatkan.
Sehingga dapat dikatakan jika pada hubungan kuat medan magnet dengan jarak
yang diperoleh dari hasil percobaan adalah telah sesuai dengan teori.
Berdasarkan data hasil percobaan yang telah diperoleh tersebut, maka
0 .𝑖.𝑁
dapatdisubstitusikan ke dalam persamaan: 𝐵 = 2𝑎
untuk membandingkan

kuat medan magnet yang diperoleh dengan bantuan aplikasi magnetometer pada
HP Android/WP dengan kuat medan magnet yang diperoleh dengan
menggunakan persamaan tersebut. Dan hasil kuat medan magnet yang
diperoleh dari persamaan tersebut dengan menggunakan kuat arus sebesar 0,12
A dihasilkan kuat medan magnet sebesar 32,97 𝜇𝑇 dengan kuat medan magnet
yang diperoleh dengan bantuan aplikasi adalah sebesar 34,1 𝜇𝑇 dimana dapat
dikatakan bahwa ada perbedaan namun tidak terlalu signifikan. Pada saat
menggunakan kuat arus sebesar 0,11 A dihasilkan kuat medan magnet sebesar
40,29 𝜇𝑇 dengan kuat medan magnet yang diperoleh dengan bantuan aplikasi

20
adalah sebesar 38,8 𝜇𝑇 dimana dapat dikatakan bahwa ada perbedaan namun
tidak terlalu signifikan. Sedangkan saat menggunakan kuat arus sebesar 0,10 A
dihasilkan kuat medan magnet sebesar 43,96 𝜇𝑇 dengan kuat medan magnet
yang diperoleh dengan bantuan aplikasi adalah sebesar 41,9 𝜇𝑇 dimana dapat
dikatakan bahwa ada perbedaan namun tidak terlalu signifikan. Perbedaan hasil
kuat medan magnet yang diperoleh tidak terlalu jauh, namun masih tetap ada
perbedaan hasil. Perbedaan tersebut dikarenakan oleh faktor human error
seperti kurangtelitinya dalam menghitung data pada saat mensubstitusikan ke
persamaan tersebut serta kekurangvalidan data yang digunakan untuk mencari
hasil kuat medan mahgnet tersebut. Sehingga diperoleh grafik hubungan antara
kuat medan magnet dan jarak adalah sebagai berikut:

HUBUNGAN KUAT MEDAN MAGNET (µT)


DENGAN JARAK (cm)
50 41.9
Kuat Medan Magnet (µT)

38.8
40 34.1
30
20
10
0
0.5 0.6 0.8
Jarak (cm)

Jadi, berdasarkan grafik percobaan yang telah diperoleh dari data hasil
percobaan pada hubungan antara kuat medan magnet dengan kuat arus
didapatkan bahwa grafik menunjukkan arah kebawah, dimana hasil tersebut
sesuai dengan teori yang didapat, mengingat hubungan antara kuat medan
magnet dengan kuat arus adalah berbanding terbalik.
Mengenai garis gaya magnet induksi disekitar kawat berarus, pada
percobaan kami menjadikan kaidah tangan kanan sebagai pedoman dalam
menentukan arah positif dan negatif, sehingga digunakan kutub positif yang

21
berada dibawah sehingga arah arusnya searah jarum jam sesuai dengan kaidah
tangan kanan. Arah tersebut sesuai dengan hipotesis, dimana jika kuat arus
mengalir kebawah maka arah medan magnet akan searah jarum jam dengan
jarum jam (kekanan) dan jika kuat arus mengalir keatas maka arah medan
magnet akan bertolak belakang dengan arah jarum jam (kekiri).
Pada percobaan kedua didapatkan tabel 2 dan tabel 3 dimana letak
perbedaannya hanya pada arah arus dan arah kuat medan magnet saja. Pada
kedua tabel yang ada pada percobaan atau kegiatan 2 berisi jarak, arah kuat
medan magnet, dan arah arus.
Menurut teori, seeharusnya keempat kompas menunjukkan arah yang
berbeda-beda. Akan tetapi, data hasil percobaan yang telah diperoleh
menunjukkan hal yang kebalikan dari teori tersebut. Dimana data hasil pada
percobaan ini dengan memanipulasi jarak dan menjadikan arah kuat medan
magnet sebagai respon, didapatkan bahwa ke semua kompas yang digunakan
menunjuk pada arah yang sama. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yang
berlaku. Dimana hasil pada tabel 2 terkait arah kuat magnet yang diperoleh dari
jarak 5 cm, 10 cm, 15 cm secara berturut turut adalah sebesar 30, 20, 10
dengan arah arus searah dengan arah jarum jam. Sedangkan hasil dari kegiatan
2 pada tabel 3 terkait arah kuat magnet yang diperoleh dari jarak 5 cm, 10 cm,
15 cm secara berturut turut adalah sebesar 295, 285, 270 dengan arah arus
yang berlawanan dengan arah jarum jam. Ketidakvalidan hasil yang diperoleh
disebabkan oleh faktor human error seperti kurang menguasai dalam
penggunaan tiap-tiap alat percobaan, ketidaktelitian dalam proses pembacaan
kompas, sehingga didapatkan hasil yang tidak valid dan berkebalikan dengan
teori yang ada.

22
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat bahwa semakin besar kuat medan
magnet, maka kuat arus yang ditunjukkan semakin kecil. Hal tersebut tidak
sesuai dengan teori yang sudah ada berdasarkan persaman kuat medan
magnet. Ketidaksesuaian hasil percobaan dengan teori yang sudah ada
adalah karena faktor human error seperti kurang telitinya dalam
menggunakan alat, ketidaktelitian dalam menentukan jarak atau mengukur
jarak yang dihasilkan.
2. Diperoleh dari data hasil percobaan pada hubungan antara kuat medan
magnet dengan kuat arus didapatkan bahwa grafik menunjukkan arah
kebawah, dimana hasil tersebut sesuai dengan teori yang didapat, mengingat
hubungan antara kuat medan magnet dengan kuat arus adalah berbanding
terbalik.

B. Saran
Kami memberikan saran agar sebelum melakukan praktikum, praktikan
harus mengetahui terlebih dahulu langkah- langkah percobaan yang akan
dilakukan. Hendaknya berhati- hati dan teliti dalam melakukan praktikum agar
memperoleh hasil yang maksimal dan pada saat praktikum tidak terjadi hal- hal
yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain dapat memperoleh hasil yang
maksimal pada saat praktikum.

23
DAFTAR PUSTAKA

Giancolli, Douglas.C. 2001. FISIKA Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta:Erlangga.

Sears, Zemansky. 1994. Fisika untuk Universitas II. Binacipta Edisi Indonesia.

Tim dosen. 2015. Modul praktikum kelistrikan dan kemagnetan. Surabaya :


Laboratorium Pendidikan IPA.

Anonim. 2014. http://fisikazone.com/medan-magnet/. Diakses pada tanggal 14


November 2016 pukul 21:55 WIB

24

Anda mungkin juga menyukai