JHCSDC

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Tutorial Geostatistik Surpac

A. Konsep Variogram

a. Isotropi vs anisotropi

Isotropi: Suatu endapan dikatakan isotrop jika sebaran tersebut memiliki nilai korelasi yang
sama ketika diukur ke segala arah
Anisotropi: Suatu endapan dikatanak anisotropy jika sebaran tersebut memiliki korelasi
yang berbeda untuk setiap arah.

Ketika mengestimasi blok model, nilai dan arah anisotropi memiliki pengaruh yang besar
dari hasil estimasi. Contohnya adalah pada gambar berikut yang menunjukkan hasil
berbeda karena variable anisotropi yang berbeda walaupun menggunakan sumber
database yang sama.

Dalam ilmu geostatistik, suatu endapan dikatakan isotropic jika laju perubahan data sama
untuk segala arah. Kondisi endapan yang benar-benar isotropic secara 3 dimensi sangat
jarang untuk ditemukan. Namun, kondisi isotropic dalam data 2 dimensi lebih umum
ditemukan, contohnya pada endapan bauxite.

Suatu endapan dikatakan anisotropic jika laju perubahan data berbeda untuk tiap arah.
Kondisi ini merupakan kondisi yang paling umum. Contohnya pada endapan urat bijih emas
epitermal yang memiliki laju perubahan data yang berbeda pada arah strike, dip direction,
ataupun pada arah yang tegak lurus dengan strike dan dip.
b. Variogram
Variogram merupakan grafik yang menunjukkan perbandingan antara perbedaan data
dengan jarak antardata itu sendiri.

Variogram memiliki beberapa bagian, yaitu:

Sill : titik di mana grafik variogram model mencapai nilai puncak, di mana setelah mencapai
titik tersebut, grafik menjadi rata seterusnya. Secara matematis, sill merupakan selisih dari
nilai maximum dengan nugget.

Range : Jarak di mana grafik telah mencapai sill. Berdasarkan variogram, data sudah tidak
memiliki korelasi satu sama lain jika jaraknya telah melebihi range dari variogram.

Nugget : Perbedaan atau selisih data pada jarak 0. Efek nugget terjadi, misalnya ketika
sebuah sampel dibagi dua dan dianalisis pada dua laboratorium yang berbeda, namun
menghasilkan hasil yang berbeda. Perbedaan hasil tersebutlah yang merupakan efek
nugget.
Biasanya, efek nugget bergantung pada jenis endapannya. Endapan emas yang memiliki
distribusi logam yang tidak merata cenderung memiliki nugget yang tinggi, sedangkan
endapan bijih besi yang memiliki butiran halus yang merata cenderung memiliki efek
nugget yang rendah.
Variogram terbagi menjadi dua, yaitu:
- Omnivariogram: variogram segalah arah, yang tidak memiliki arah secara spesifik.
Yang ditinjau cuma jarak dan perbedaan nilai
- Variogram directional: variaogram yang memiliki arah tertentu (azimuth). Arah
tersebut memiliki batas pencarian spread dan spread limit. Variogram directional
digunakan untuk menentukan arah pengaruh sebaran yang paling besar dari suatu
endapan.

B. Tutorial Variogram Surpac


1. Buka Surpac, kemudian buka solid file ore body yang telah dimodelkan. Lihat dip dan dip
direction secara garis besar dari model yang telah dibuat. Secara kasar, dip dan dip direction
dapat diketahui dengan menu Inqure > Bearing and Distance Between two points. Setelah
itu, klik salah satu ujung dari model (bagian yang memiliki kemiringan paling dominan),
kemudian klik ujung lainanya. Perhatikan arah bearing dan gradientnya.
Titik pertama

Titik kedua

Nb: Penentuan arah ini berfungsi untuk menentukan arah bidang variogram map yang akan
dibuat nanti. Arah yang salah dapat menyebabkan data sampel untuk membentuk variogram
tidak cukup (biasanya ada error yang menyatakan bahwa data tidak cukup).

2. Klik Database > Analysis > Variogram modelling window

3. Variogram modelling window akan muncul. Pilih Variogram Map > New Variogram Map
4. Form pengisian variogram map akan muncul. Isi form seperti gambar di bawah

NB:
- Location diisi dengan composite file data bor yang telah dipotong nilai outliernya.
- Plan diisi dengan ‘gradient’ yang diperoleh dari Langkah 1, sedangkan dip direction diisi
dengan ‘bearing’
- Number of variogram diisi dengan jumlah variogram yang akan dibentuk pada total
sudut 360o. Misal jika dipilih 36, maka surpac akan membentuk 36 variogram masing-
masing pada arah 0 o, 10 o, 20 o, 30 o, dst (kenaikan sudut akan ditunjukkan oleh ‘angular
increment’).
- Pada umumnya, spread diisi dengan nilai maksimal setengah dari angular increment.
Namun, apabila jumlah pair data yang diperoleh sangat sedikit (ditunjukkan oleh error
atau variogram yang tidak bagus atau bisa dicek secara manual), spread bisa dinaikkan
menjadi 30 atau 22,5 atau nilai lain. Semakin besar spread yang dimasukkan, semakin
banyak data pair yang akan terbentuk. Namun, spread yang terlalu besar dapat
membuat variogram menjadi tidak berarti.
- Untuk membuat omnivariogram, spread yang dimasukkan adalah 90
- Spread limit tidak wajib diisi. Dengan memasukkan nilai spread limit, area pencarian
dapat dibatasi sehingga variogram yang terbentuk lebih berarti.
- Lag adalah unsur jarak untuk membuat variogram. Dalam variogram, variable lag (jarak)
merupakan sumbu x. Namun, dalam form tadi, lag yang dimaksud adalah “lag interval”.
Pada data real yang ada di lapangan, jarak titik bor tidak mungkin seragam. Lag interval
ini dapat dikatakan sebagai range dari lag itu sendiri. Misalnya pada lag 20 dengan
interval lag 5, maka data yang dipasangkan untuk dijadikan data pair adalah 2 data yang
memiliki jarak 15 sampai 20 m.
- Lag merupakan unsur yang sering dimodifikasi untuk mendapatkan variogram yang
bagus. Untuk investigasi variogram tahap awal, nilai lag dapat dimasukkan sebesar nilai
jarak titik bor.
- Maximum distance merupakan jarak maksimum yang akan ditampilkan oleh variogram,
dengan kata lain seberapa Panjang sumbu x dari variogram itu sendiri.
- Penentuan nilai-nilai di atas membutuhkan pengalaman atau saran dari konsultan
geologi. Setiap endapan memiliki karakteristik tertentu sehingga masing-masing
memiliki variable berbeda untuk membuat variogramnya. Geostatistik bukan merupakan
ilmu pasti, sehingga tiap orang mungkin memiliki interpretasi yang berbeda untuk satu
database yang sama.

5. Untuk memodifikasi lag, buka tab Advanced. Pada tab ini, “lag slider” dapat diatur. Lag slider
adalah pengatur lag dari variogram yang dibentuk. Lag slider memiliki nilai minimum dan
maksimum. Increment merupakan kenaikan sudut dari lag slider untuk setiap geseran.
Usahakan increment tidak terlalu besar. Lag minimum sebaiknya lebih kecil dari jarak bor.
Lag maksimum sebaiknya 2 kali dari jarak bor. Klik Apply.
6. Beberapa variogram akan terbentuk. Langkah selanjutnya adalah mengidentivikasi arah
mana yang memiliki kontinuitas paling baik.

Variogram experimental

Variogram map

Pada gambar di atas, ada 8 variogram experimental yang terbentuk. Pada form sebelumnya,
Number of Variogram yang diisi adalah 16, sehingga jumlah variogram yang terbentuk
adalah 8 buah (arah 0 dan arah 180 memiliki variogram yang sama, begitu pun 90 dan 270,
dll)

7. Untuk menampilkan dalam tampilan tile, klik kanan pada variogram, kemudian pilih Tile
Windows
8. Perhatikan variogram map.

Arah yang harus diinvestigasi

Area dengan varians tinggi di


bagian tengah tidak perlu
diinvestigasi atau dibuatkan
variogram modelnya

Pada variogram map di atas dapat diperoleh gambaran awal mengenai arah yang
kemungkinan besar memilki kontinuitas yang paling tinggi. Pada kasus di atas, bagian yang
dilingkari mereh merupakan bagian yang kemungkinan memiliki kontinuitas paling tinggi
(ditandai dengan varians yang rendah; Skala warna varians lihat pada skala batang di sebelah
kanan, merah mewakili varians tinggi). Untuk itu, pada arah-arah tersebut harus
dibandingkan variogramnya.

9. Langkah selanjutnya adalah menginvestigasi variogram pada arah yang memiliki varians
rendah. Inti dari tahap ini adalah mencari variogram dengan Sill terendah dan range
terpanjang yang kemungkinan besar berada pada arah yang telah ditentukan pada tahap
sebelumnya.

10. Klik salah satu tab variogram. Pilih variogram > model. Untuk memodelkan variogram, geser
lag slider dan perhatikan perubahan dari variogram experimental yang terbentuk. Modifikasi
lag hingga mendapatkan bentuk variogram yang bagus.

Variogram dengan Lag = 25


Variogram dengan lag = 50

Pada kasus di atas, variogram dengan lag=50 memiliki variogram experimental yang lebih
smooth. Dengan alasan tersebut, kita dapat menggunakan variogram dengan lag=50 untuk
menentukan arah dengan kontinuitas yang paling baik.

11. Untuk memodelkan variogram, geser titik biru yang ada dalam grafik. Dari semua variogram
experimental yang terbentuk, carilah satu variogram yang memiliki sill terendah dan range
terpanjang.

Pada contoh kasus di atas, jendela ke tiga memiliki sill terendah dengan range terpanjang.
Hal tersebut dibuktikan dengan variogram model yang dibuat. Variogram model cocok untuk
jendela ke tiga, namun jika dibandingkan dengan jendela variogram yang lain, ia memiliki sill
yang lebih rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa arah yang diwakili oleh variogram
pada jendela ke tiga merupakan arah yang memiliki kontinuitas yang paling baik.
Lakukan verivikasi terhadapa variogram model yang dibentuk. Seharusnya variogram model
pas atau setidaknya mendekati variogram experimental pada lag yang berbeda-beda (lag
slider harus digeser dan memastikan bahwa variogram model cocok untuk berbagai lag).

12. Klik jendela variogram dengan kontinuitas paling tinggi, pilih Variogram Map > Selecti
direction of maximum continuity.

13. Pada variogram map, geser garis merah sampai segaris dengan garis hitam, kemudian klik
Apply.

NB:
Garis hitam pada variogram map merupakan arah dari variogram yang aktif (variogram yang
di klik terakhir). Garis merah menunjukkan arah dengan kontinuitas yang paling tinggi.

Penentuan arah ini merupakan penentuan arah bearing dari ellipsoid anisotropi atau dengan
kata lain arah sumbu mayor dari ellipsoid. Elipsoid anisotropi memiliki tiga sumbu, yaitu
sumbu mayor (arah bearing dan plunge), sumbu semi mayor (arah dip), dan sumbu minor
(tegak lurus dengan arah sumbu mayor dan semi mayor).

Sumbu mayor adalah sumbu terpanjang, sumbu minor adalah sumbu terpendek, sedangkan
sumbu semi mayor adalah sumbu yang lebih pendeng dari sumbu mayor, namun lebih
Panjang dari sumbu minor.
Gambar di atas adalah ellipsoid yang memiliki arah anisotropi dari analisis menggunakan
variogram. Tanpa arah anisotropi, ellipsoid akan memiliki bentuk bulat seperti bola.

14. Pilih File > Save > Experimental variogram and model. Masukkan nama file yang ingin
dibuat, Klik Apply.
Nb:
Experimental variogram memiliki extensi “.var”, sedangkan model variogram memiliki
extensi “.mod”. Model variogram yang dibuat dapat digunakan untuk estimasi menggunakan
metode Kriging pada tahap estimasi blok model nanti.

15. Langkah selanjutnya adalah mencari arah dip untuk sumbu semi mayor. Pilih variogram map
> secondary variogram map

16. Ulangi langkah 8 sampai 13 untuk memperoleh arah dari sumbu semi mayor.

17. Seteelah menentukan arah dip dari sumbu semi mayor, pilih Variogram map > Extract
variogram along axes
Kali ini hanya ada tiga variogram yang muncul, yaitu variogram pada sumbu mayor, semi
mayor dan minor. Langkah berikutnya adalah untuk mencari factor anisotropy. Faktor
anisotropy ada dua, yaitu mayor/semi-mayor dan mayor/minor.

18. Klik jendela variogram mayor, pilih Variogram > Model. Lakukan pemodelan variogram
seperti langkah-langkah sebelumnya.

19. Pindah ke jendela variogram semi-mayor. Edit model variogram kembali. Kali ini, komponen
yang bisa diedit hanya komponen range (variogram hanya bisa digeser ke kiri).

NB:
Perhatikan bagian sudut kanan bawah. Komponen bearing, plunge, dan dip telah ditentukan.
Pada tahap ini, ketika model variogram digeser ke kiri, maka factor mayor/semi-mayor akan
berubah. Semakin jauh pergeserannya, semakin tinggi nilainya. Dengan kata lain, factor
anisotropi mayor/semi-mayor adalah perbandingan range dari variogram mayor dan
variogram semi mayor pada sill yang sama (itulah mengapa variogram model tidak bisa
digeser atas bawah).
20. Pindah ke jendela variogram minor. Ulangi langkah 19. Variogram model yang diedit akan
mengubah factor anisotropi mayor/minor. Pada tahap ini, seringkali variogram yang
terbentuk memiliki struktur yang tidak beraturan, menunjukkan variogram yang tidak bagus.

Pada contoh kasus di atas, endapan bijih tersebut memiliki kontinuitas yang sangat buruk
pada sumbu minornya. Jenis endapan yang dianalisis merupakan endapan nikel laterit yang
umumnya memang memiliki continuitas yang sangat buruk pada sumbu minornya.
Karakteristik endapan nikel laterit memiliki arah sebaran yang biasanya mengikuti
punggungan bukit, dan memiliki korelasi yang sangat buruk pada arah vertical. Hal tersebut
memberikan gambaran bahwa jenis endapan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
analisis geostatistik.

21. Pilih Variogram Map > Create anisotropy ellipsoid report. Masukkan nama file yang
diinginkan. Klik Apply.
22. File notepad akan muncul.

Parameter-parameter yang ada pada hasil report dapat digunakan sebagai parameter saat
melakukan estimasi blok model.

Tambahan:

Nilai range dari variogram pada arah mayor dapat digunakan sebagai parameter “maximum
search radius” saat estmasi blok model

Anda mungkin juga menyukai