Bagian Nana
Bagian Nana
Bagian Nana
Macam-macam keterampilan dasar koseling yang digunakan dalam sesi konseling menurut
Sofyan Willis, yaitu : 1) Attending(perhatian); (2) Empati; (3)Refleksi; (4) Eksplorasi; (5)
Menangkap Pesan; (6) Bertanya untuk membuka percakapan (Open Question); (7) Bertanya
Tertutp (Closed Question); (8) Dorongan Minimal (Minimal Encouragement); (9) Interpretasi;
(10) Mengarahkan; (11) Menyimpulkan Sementara (Summarizing); (12) Memimpin; (13) Fokus;
(14) Konfrontasi; (15) Menjernihkan (Clarifyng); (16) Memudahkan (Facilitating); (17) Diam;
(18) Mengambil inisiatif; (19) Memberi Nasihat; (20) Pemberian Infomasi; (21) Merencanakan;
(22) Menyimpulkan. Sofyan Willis (2013: 160), membagi keterampilan dasar konseling ke
dalam 3 tahapan dalam proses konseling, dapat dilihat dalam tabel berikut :
Referensi : Willis, S. 2013. Konseling individual teori dan praktek. Bandung : Alfabeta
7. Keterampilan Mengarahkan (Directing)
Tujuan latihan :
Materi latihan :
Prosedur latihannya :
- Buat pasangan-pasangn peserta yang terdiri dari konselor dan klien untuk bermain
peran dalam proses konseling. Tambahkan dengan tiga pengamat
- Adakan latihan dialog konseling dengan materi yang telah disediakan oleh
pembimbing atau disusun sendiri oleh peserta
Dalam proses konseling, diam atau tidak bersuar bisa menjadi teknik
konseling. Oleh sebab itu, konselor dapat memanfaatkan situasi ini. Keadaan diam
akan membantu konselor: (a) untuk mendorong klien untuk berbicara, (b) membantu
klien untuk memahami dirinya, (c) setelah diam, klien dapat mengikuti ekspresi yang
membawanya berpikir dan bangkit dengan tilikan yang mendalam, (d) mengurangi
kecepatan wawancara.
Diam bukan berarti tidak ada komunikasi, akan tetapi melakuka komunikasi
non verbal. Diam yang paling ideal antara 5 – 10 detik dan selebihnya diganti dengan
dorongan minimal.
Tujuan :
Contoh :
Ki: “ Saya tidak senang dengan perilaku dosen itu... dan saya... (berpikir)
Ko: “.........Diam
Ko:”..........Diam
9. Keterampilan Memberi Nasihat
Informasi diberikan oleh konselor kepada klien harus hal-hal yang diketahui
konselor. Apabila konselor tidak mengetahui informasi apa yang dikehendaki klien,
konselor secara jujur harus mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui informasi
tersebut.
Dalam hal informasi yang diminta klien, sama halnya dengan pemberian
nasihat. Jika konselor tidak memiliki informasi sebaiknya dengan jujur katakan
bahwa tidak mengetahui hal itu. Akan tetapi, jika konselor mengetahui informasi,
sebaiknya upayakan agar klien tetap mengusahakannya. Misalnya klien menanyakan
memasuki sekolah pelayaran. Karena konselor kurang menguasai informasi itu,
sebaiknya klien langsung saja mencari informasi tersebut ke sumbernya seperti
Sekolah Perairan/Pelayaran.
Tujuan latihan :
Materi latihan :
a. Latihan mengamati keaadaan klien apakah pantas untuk diberi informasi atau
tidak. Latihan bagaimana menolak permintaan informasi dari klien secara halus
tanpa menyinggung perasaannya.
b. Latihan menyusun kalimat pernyataaan menolak secara halus permintaan
informasi karena konselor tidak mengetahui, padahal klien mempunyai
kemampuan untuk mencarinya. Atau agar klien mencari sendiri informasi yang
dibutuhkannya dengan alasan dia tentu bisa melakukannya.
C. Tahap Akhir
1. Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan merupakan kemampuan konselor mengambil inti pokok
pembicaraan selama proses konseling berlangsung. Kesimpulan pembicaraan atau
wawancara konseling bisa dilakukan konselor bersama klien.
2. Keterampilan Merencanakan
Menjelang sesi akhir wawancara konseling, konselor harus dapat membantu klien
untuk dapat membuat rencana berupa suatu program untuk action, yaitu rencana
perbuatan nyata yang produktif bagi kemajuan klien. Rencana yang baik harus
merupakan hasil kerja sama antara konselor dan klien.
3. Keterampilan Menilai
Keterampilan menilai atau mengevaluasi berarti kemampuan konselor menetapkan
batas-batas atau ukuran-ukuran keberhasilan proses konseling yang telah
dilaksanakan. Melalui keterampilan ini, koselor menetapkan sisi mana dari proses
konseling yang telah dicapai dan sisi mana yang belum. Selain itu juga busa
ditetapkan kendala apa yang menjadi penghambat proses konseling. Selanjutnya
berdasarkan hasil evaluasi ditentukan apa tindak lanjutnya (follow up-nya).
4. Keterampilan Mengakhiri Konseling
Keterampilan mengakhiri konseling merupakan suatu kemampuan konselor menutup
sesi konseling. Berbagai cara bisa dilakukan oeh konselor untuk menutup sesi
konseling. Penutupan sesi konseling tidak harus dilakuakn secara seragam oleh semua
konselor.
DAFTAR PUSTAKA
Suhaeri, HN dan Edi Purwanta. 1996. Bimbingan Konseling Anak Luar Biasa. Jakarta:
Departemen P dan K Direktoriat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Tenaga Guru.
Willis, Sofyan S. 2007. Konseling Individu Teori dan Praktek. Bandung : Alfabeta.
Winkel, WS. 1985. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah Menengah. Jakarta: PT Gramedia.