Pengembangan Pribadi Konselor
Pengembangan Pribadi Konselor
Pengembangan Pribadi Konselor
Jawaban
a. Jelaskan mengapa hakekat identitas nilai kepribadian konselor harus
berdasar religius?
Karena konselor adalah sebagai pemberi bantuan dalam memberikan
layanan bimbingan dan konseling haruslah berlandaskan nilai-nilai religius
karena ketika konselor memiliki nilai-nilai religius dalam dirinya maka
konselor akan memiliki komitmen yang kuat untuk mengamalkan nilai-nilai
religius dan konselor akan membantu konseli berlandaskan nilai-nilai
religius. Tidaklah mungkin konselor memberikan bantuan kepada konseli
tanpa adanya berlandaskan nilai-nilai religi. Landasan religius dalam
bimbingan dan konseling mengimplikasikan bahwa konselor sebagai
“helper”, pemberian bantuan yang dituntut untuk memiliki pemahaman akan
nilai-nilai agama, dan komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai
tersebut dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam memberikan
layanan bimbingan dan konseling kepada klien atau peserta didik. Konselor
semestinya menyadari bahwa memberikan layanan bimbingan dan
konseling kepada klien merupakan salah satu kegiatan yang bernilai ibadah,
karena didalam proses bantuanya terkandung nilai “amar ma’ruh nahyi
munkar” (mengembangkan kebaikan dan mencegah keburukan). Agar
bantuan layanan yang diberikan itu bernilai ibadah, maka kegiatan tersebut
harus didasarkan kepada keikhlasan dan kesabaran. Konselor hendaklah
orang yang beragama dan mengamalkan dengan baik keimanan dan
ketakwaannya sesuai dengan agama yang dianutnya. Konselor sedapat-
dapatnya mampu mentransfer kaidah-kaidah agama secara garis besar yang
relevan dengan masalah klien. Konselor harus benar-benar memperhatikan
dan menghormati agama klien.
b. Sebutkan berbagai contoh sikap empati dan dan yang bukan sikap empati
konselor.
Jawaban
1) Contoh Sikap Empati
a. Saya mengerti keinginan anda
b. Saya dapat memahami apa yang anda pikirkan
c. Saya memahami apa yang anda rasakan
d. Saya ikut terluka dengan penderitaan anda, tetapi saya juga bangga
dengan kemampuan anda untuk bertahan.
3. Konselor perlu memiliki konsep dasar integritas dan stabilitas kepribadian serta
kontrol diri yang baik.
Jawaban
a. Jelaskan pernyataan diatas dan berilah contoh. (cantumkan sumbernya)
Kata “integritas” berasal dari kata sifat latin integrer (langkap). Dalam
konteks ini integritas adalah rasa batin “keutuhan“ yang berasal dari kualitas
seperti kejujuran dan konsistensi karakter. Dengan demikian, seorang dapat
menghakimi bahwa orang lain “memiliki integrita “ sejauh bahwa mereka
bertindak sesuai dengan, nilai dan prinsip keyakinan mereka mengklaim
memegang. Integritas (Integrity) adalah bertindak konsisten sesuai dengan
nilai-nilai dan kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam
keadaan yang sulit untuk melakukan ini.
Stabilitas adalah kemantapan; kestabilan; keseimbangan: menciptakan
suatu yang dinamis. Stabilitas kepribadian adalah kemantapan atau
kekokohan pribadi yang positif dimana pribadi tersebut dapat
mengendalikan emosi, percaya pada kemampuan diri, mampu bersosialisasi
dan beradaptasi dengan baik serta mampu memecahkan konflik dengan
bijak dan bersikap fleksibel.
Kontrol diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun,
membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang akan
membawa kearah positif bagi individu tersebut. Kontrol diri mengandung
arti mengatur sendiri tingkah laku yang dimiliki. Menurut Bandura dan
Remley, TP, Jr. 2005. Ethical, Legal and Professional Issues in Counseling. New
Jersey. Pearson Education, Inc.
Sri Rumini. 2006. Mengenali Hal-Hal Yang Berkaitan Dengan Stres. Jurnal
Paradigma. 1(1). www.eprints.uny.ac.id. (Diunduh 8 Desember 2018)