Bahan Ajar KD 3.5 Dinamika Litosfer Dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 57

Pendidikan Geografi

Universitas Negeri Padang


BAHAN AJAR
DINAMIKA LITOSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN

A. IDENTITAS

Satuan Pendidikan : SMA Negeri


Mata Pelajaran : Geografi
Kelas/Semester : X / II
Tahun Pelajaran : 2017/2018
Materi Pokok : Dinamika Litosfer dan dampaknya terhadap
Kehidupan
Alokasi Waktu : 18x45menit (6 PT)

B. Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan
pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

C. Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Dari KI-3 Kompetensi Dasar Dari KI-4
3.5. Menganalisis dinamika litosfer dan 4.5.Menyajikan proses dinamika
dampaknya terhadap kehidupan litosfer dengan menggunakan
peta, bagan, gambar, tabel,
grafik, video, dan/ atau animasi

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi


(IPK)

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 1


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
4.5.1 Merangkum informasi
Pertemuan 1
dinamika litosfer dan
3.5.1 Menjelaskan lapisan litosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan
karakteristikinya
4.5.2 Membuat gambar lapisan-
3.5.2 Mengklasifikasikan jenis-jenis batuan
lapisan bumi.
3.5.3 Manganalisis siklus batuan
4.5.3 Membuat bagan mengenai
Pertemuan 2
siklus batuan
3.5.4 Menjelaskan tenaga endogen dan eksogen
4.5.4 Membuat gambar gerakan
3.5.5 Mengklasifikasikan tenaga tektonisme
epirogenesa dan orogenesa
3.5.6 Menganalisis pengaruh tektonisme terhadap
4.5.5 Membuat peta persebaran
kehidupan
gunung api di Indonesia
Pertemuan 3
3.5.7 Menjelaskan proses vulkanisme
3.5.8 Mengklasifikasikan jenis-jenis gunung api.
3.5.9 Mengidentifikasi material hasil vulkanisme
3.5.10 Menganalisis pengaruh vulkanisme
terhadap kehidupan
Pertemuan 4
3.5.11 Menjelaskan proses seisme
3.5.12 Mengklasifikasikan jenis-jenis gempa
3.5.13 Menganalisis pengaruh seisme terhadap
kehidupan
Pertemuan 5
3.5.14 Menjelaskan proses tenaga eksogen
3.5.15 Menganalisis pengaruh tenaga eksogen
terhadap kehidupan
Pertemuan 6
3.5.16. Menjelaskan proses pembentukan tanah
3.5.17 Menjelaskan karakteristik tanah
3.5.18 Menjelaskan pemanfaatan tanah dalam
kehidupan
3.5.19 Menganalisis jenis konservasi tanah
3.5.20 Menjelaskan lembaga yang menyediakan
dan memanfaatkan data geologi

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Discovery Learning dengan menggali
informasi dari berbagai sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah
informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama proses belajar mengajar
berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan
bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan,
memberi saran dan kritik serta dapat menjelaskan dinamika litosfer dan
dampaknya terhadap kehidupan serta menyajikan proses dinamika litosfer
menggunakan peta, bagan, gambar, tabel, grafik, video, dan/atau animasi.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 2


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
PERTEMUAN 1

Indikator Pencapaian KD :

3.5.1 Menjelaskan lapisan litosfer dan karakteristiknya


3.5.2 Menjelaskan jenis-jenis batuan
3.5.3 Menganalisis siklus batuan

LAPISAN LITOSFER DAN KARAKTERISTIK

A. LAPISAN LITOSFER DAN KARATERISTIKNYA


1. Lapisan Litosfer

Gambar. 1. Penampang Lapisan Bumi dan Litosfer


Sumber : wikipedia.com
Litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu ”lithos” yang artinya batuan
dan “spere” yang artinya lapisan. Pengertian litosfer adalah lapisan kerak bumi
yang paling luar/atas yang terdiri atas batuan dengan ketebalan rata rata 1200 km.
Litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar yang berupa batuan padat. Litosfer
tersusun dalam dua palisan, yaitu kerak dan selubung yang tebalnya 50-100 km.
Litosfer merupakan lempeng yang bergerak sehingga dapat menimbulkan
pergeseran benua. Kerak bumi adalah struktur permukaan bumi yang berfungsi
sebagai pembungkus sehingga sering disebut kulit bumi. (Sugiyanto dan Danang
Endarto. 2014. Mengkaji Ilmu Geografi Untuk Kelas X SMA. Solo : Platinum)

Tebal lapisan kulit bumi tidak sama di semua tempat. Secara umum tebal
kerak bumi di bawah benua adalah 20 – 50 km, sedangkan di bawah samudera
tebalnya 10 -12 km. Meskipun ketebalannya berbeda-beda, kerak bumi masing-
masing tersusun atas lapisan yang sama, yaitu lapisan sial (silsium dan
alumunium) serta lapisan sima (silsium dan magnesium). Lapisan sial berada di
bagian atas dari kerak bumi, sedangkan lapisan sima berada di bagian bawah
kerak bumi. Lapisan yang berada paling luar kerak bumi bersifat granatis
sehingga disebut lapisan granitis. Hal ini karena materi penyusun lapisan yang

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 3


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
dominan berupa batuan granit. Lapisan granitis sekitar 10 km. Namun, lapisan
granitis tidak terdapat di semua tempat.

Gambar. 2. Lapisan penyusun bumi


Sumber : akhwat1cinta.blogspot.co.id/2014
Setelah lapisan granitis terdapat lapisan yang bersifat basaltis sehingga
sidebut lapisan basaltis. Hal itu karena materi peyusun lapisan yang dominan
berupa materi basalt bersifat basa. Lapisan basaltis tebalnya mencapai 50 km.
(Antoro, Ali. 2010. Lapisan Litosfer. Ilmubumi.blogspot.com)

Lapisan ini pada umumnya terdiri atas senyawa kimia yang kaya akan
SiO2. Itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan
memiliki ketebalan rata rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu litosfer atas
(merupakan daratan dengan kira kira 35% atau 1/ bagian) dan litosfer bawah
(merupakan lautan dengan kira kira 65% atau 2/3 bagian). Litosfer terdiri dari
berbagai macam unsur seperti besi, belerang, mangan, kalium, phosfat, natrium,
tembaga, seng serta unsur unsur lain. Menurut Klade dan Washington batuan atau
litosfer di permukaan bumi ini hampir 75% terdiri atas silikon oksida (SiO2) dan
aluminium oksida (AI2O3). (Irfan Yulianto. 2014. Pengertian Litosfer dan
Lapisannya)

1. Kerak Samudra

Gambar. Penampang Bentuk Kerak samudera dan benua


Sumber : akhwat1cinta.blogspot.com

Kerak samudera kaya Si dan Magnesium alias basa. Berat jenisnya tinggi
(3,0 g/cm3). Umurnya muda. Tipis (7-10 km). Sesuai namanya, kerak samudera
biasanya membentuk lautan.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 4


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Lapisan kerak samudera
a. Material lapisan kerak samudera paling atas tersusun dari material
sedimen yang tebalnya hingga 800 meter.
b. Lapisan kerak samudera mengalami pembaruan terus menerus oleh
adanya aktivitas vulkanisme di sepanjang celah-celah dasar laut.
c. Unsur dari kerak samudera termasuk muda yaitu 200 juta tahun
dibandingkan umur kerak benua yang berumur 3,8 miliar tahun.
d. Rata-rata berada pada 3.800 meter di bawah laut.

2. Kerak Benua

Gambar. 3. Kerak samudera dan benua


Sumber : Irfan Yulianto. 2014
Kerak benua adalah kerak yang komposisinya kaya Si dan Al alias asam.
Karena itu, berat jenisnya rendah (2,7 g/cm3). Selain itu, umurnya relatif tua dan
tebal sekali (20-70 km). Kerak benua, sesuai namanya, biasanya membentuk
daratan.
Lapisan kerak benua
a. Material lapisan kerak benua pada lapisan atas berupa batuan granit
ringan.
b. Material lapisan kerak benua pada lapisan bawah berupa batuan basalt
yang lebih rapat.
c. Lapisan kerak benua tersusun pada zaman Prekambiun.
d. Rata-rata berada di 850 meter di atas permukaan laut.

Kerak benua merupakan rekaman utama kondisi Bumi selama 4,4 milyar
tahun terakhir. Pembentukannya mengubah komposisi lapisan mantel dan
atmosfer, ia mendukung kehidupan, dan tetap sebagai pencuci karbon dioksida
melalui cuaca dan erosi.

B. JENIS-JENIS BATUAN DAN SIKLUS BATUAN


1. Siklus Batuan
Magma tidak terbentuk di semua wilayah di bumi. Melainkan magma
hanya terdapat di beberapa tempat di bawah permukaan yang disebut kamar
magma. Magma yang sifatnya yang dinamis, terus bergerak. Gerakan ini

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 5


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
membuat magma mengalir ke tempat yang suhunya lebih rendah dari kamar
magma. Akibatnya magma mengalami kristalisasi dan sebagiannya membeku
menjadi batuan beku. Jika proses pembekuannya berlangsung di bawah
permukaan bumi disebut batuan beku intrusif (misalnya batuan granit dan diorit),
sedangkan jika proses pembekuannya berlangsung di permukaan disebut batuan
beku ekstrusif (misalnya basal dan andesit) beku yang terbentuk dari proses
kristalisasi magma ini lama kelamaan akan mengalami pelapukan. Pelapukan
pertama kali terjadi pada batuan beku ekstrusif yang ada di atas permukaan bumi.

Gambar. 4. Sikuls batuan


Sumber : Djauhari Noor. 2009

Sementara itu batuan beku intrusif yang tidak berhasil sampai di


permukaan akan terus terkubur lebih dalam akibat tekanan di atas. Semakin dalam
posisinya, semakin besar tekanan dan suhu yang ia terima. Akibatnya batuan beku
ini akan mengalami perubahan baik dari bentuk maupun susunan kimianya
menjadi batuan metamorf (malihan).
Batuan sedimen yang berasal dari pengendapan sisa-sisa pelapukan
batuan beku juga umumnya berada dibawah permukaan bumi. Batuan sedimen ini
juga akan terus bergerak semakin dalam karena di permukaan bumi terus
terbentuk lapisan sedimen baru. Lapisan batuan sedimen baru ini akan
menghimpit lapisan sedimen sebelumnya sehingga bergerak makin turun
mendekati kamar magma. Akibatnya batuan sedimen ini juga menerima tekanan
dan suhu yang tinggi sehingga bermetamorfosis menajadi batuan malihan.
Secara sederhana hubungan antara batuan beku, batuan sedimen dan
batuan malihan dapat digambarkan dalam formula berikut :

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 6


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Gambar. 5. Skema siklus batuan


Sumber : wikipedia.co.id. 2017

2. Proses Terjadinya Siklus Batuan – Beku, Sedimen, Metamorf


Batuan merupakan salah satu komponen yang berada di alam raya ini.
Batuan adalah salah satu komponen abiotik yang berada di tengah- tengah
ekosistem alam ini.
Mekanisme daur batuan di alam dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Magma mengalami proses pendinginan sehingga terjadi kristalisasi
membentuk batuan beku (batuan beku dalam, beku gang, dan beku luar).
2) Batuan beku mengalami pelapukan dan erosi, terangkut dalam bentuk
larutan atau bukan larutan, kemudian diendapkan sehingga terjadi proses
sedimentasi membentuk batuan sedimen. Namun, ada pula yang
langsung mengalami perubahan bentuk menjadi batuan metamorf.
3) Batuan sedimen dapat mengalami perubahan menjadi batuan metamorf.
Selanjutnya,batuan metamorf yang mendekati astenosfer dapat berubah
lagi menjadi magma atau adanya magma baru yang menjadi batuan beku
lagi. Demikian seterusnya.

C. JENIS-JENIS BATUAN
a) Batuan Beku
Batuan beku (igneous rock) adalah batuan yang terbentuk dari magma
yang membeku. Secara umum batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan
kompak, tidak ada pelapisan, dan umumnya tidak mengandung fosil. Batuan beku
di bedakan mejadi dua kelompok, yaitu berdasarkan tempat pembekuannya dan
berdasarkan mineral penyusunanya.
a. Berdasarkan Tempat Pembentukannya
Berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedan menjadi tiga,
yaitu batuaan beku dalam, batuan beku korok (gang), dan batuaan beku luar.
1) Batuan beku dalam

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 7


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuknya jauh di
permukaan bumi, yaitu pada kedalaman 15 – 50 km. Karena tempat
pembekuannya dekat dengan astenosfer, pendinginan magmanya sangat
lambat sehingga menghasilkan batuan yang besar-besar dengan tekstur
holokristalin, yaitu semua komposisi batuan disusun oleh kristak yang
sempurna. Ciri-ciri batuan beku dalam antara lain sebagai berikut.
a) Umumnya berbutir lebih kasar dibadingkan batuan beku luar.
b) Jarang menunjukkan adanya lubang-lubang gas.
2) Batuan Beku Korok (Gang)
Batuan beku korok (gang) adalah batuan beku yang terbentuk di
daerah korok atau celah kerak bumi sebelum magma sampai ke
permukaan bumi. Proses pembekuan magma ini agak cepat sehingga
membentuk batuan yang mempunyai kristal-kristal yang kurang
sempurna.

Gambar. 6. Jenis-jenis batuan beku


Sumber : Antoro, Ali. 2010
3) Batuan Beku Luar
Batuan beku luar atau disebut juga batuan lelehan adalah batuan
beku yang terbentuk di permukaan bumi. Magma yang ke luar dari
bumi mengalami proses pendinginan dan pembekuan sangat cepat
sihingga tidak menghasilkan kristal-kristal batuan. Contoh batuan beku
luar adalah riolit dan basal.
b. Bedasarkan Mineral Penyusun.
Berdasarkan mineral penyusunya batuan beku dibedakan menjadi dua,
yaitu mineral ringan dan mineral berat.
1) Batuan Beku Mineral Ringan
Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral ringan biasanya
berwarna terang, mudah pecah, dan banyak mengandung silikat sehingga
termasuk batuan yang bersifat asam.

2) Batuan Beku Mineral Berat

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 8


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Batuan beku yang tersusun atas mineral-mineral berat biasanya
berwarna gelap, sukar pecah dan kandungan silikatnya sedikit sehingga termasuk
baatuan yang bersifat basa.

b) Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya proses
pengendapan (sedimentasi). Butir-butir batuan sedimen berasal dari berbagai
macam batuan melalui proses pelapukan, baik pelapukan oleh angin maupun air.
Butiran-butiran hasil pelapukan atau pengikisan tersebut mengendap secara
berlapis yang makin lama makin tebal dan padat. Padatnya lapisan itu disebabkan
adanya tekanan atau beban yang terlalu berat. Tekanan yang terlalu lama
membentuk agregat batuan yang padat. Karena pemadatan dan sedimentasi itulah
endapan-endapan berangsur-angsur berubah menjadi batuan sedimen.

Gambar. 7. Berbagai jenis batuan


Sumber : wikipedia.com 2017
Batuan sedimen dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu menurut tenaga
yang mengendapkan, tempat pengendapan, dan cara pengendapan.
a. Menurut Tenaga yang Mengendapkannya
Menurut tenaga yang mengendapkan batuan sedimen dibedakan menjadi
tiga.
1) Batuan sedimen Akuatis, yaitu batuan sedimen yang berasal dari
pengnedapan butiran-butiran batuan oleh air sungai, danau, atau air
hujan.
2) Batuan Sedimen Aerolis (Aeris), yaitu batuan sedimen yang berasal
dari pengendapan butir-butir batuan olrh angin.
3) Batuan Sedimen Glasial, yaitu batuan sedimen yang berasal dari
pengendapan butiran-butiran batuan oleh gletser.
b. Menurut Tempat Pengendapan
Menurut tempat pengendapannya batuan sedimen dibedakan menjadi lima.
1) Batuan Sedimen Terestris, yaitu batuan sedimen yang di endapkan di
darat.
2) Batuan Sedimen Marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di laut.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 9


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
3) Batuan Sedimen Limnis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di
danau.
4) Batuan Sedimen Fluvial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di
sungai
5) Batuan Sedimen Sedimen, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di
daerah-daerah yang terdapat es atau gletser.

Gambar. 8. Berbagai jenis batu sedimen


Sumber : Djauhari Noor. 2009
c. Menurut Cara Pengendapannya
Menurut cara pengendapannya batuan sedimen dibedakan menjadi tiga.
1) Batuan Sedimen Mekanis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan
secara mekanis tanpa mengubah susunaan kimianya. Sebuah
pengamatan menunjukkan bahwa batuan kerikil ataun pasir merupakan
potongan sederahana dari batuan dan mineral.
2) Batuan Sedimen Kimiawi, yaitu batuan sedimen yang diendapkan
secara kimiawi. Pada proses pembentukan batuan ini terjadi perubahan
susunan kimianya. Contohnya, batau kapur.
3) Batuan Sedimen Organik, yaitu batuan sedimen yang diendapkan
melalui kegiatan organik. Contohnya terumbu karang.
(Antoro, Ali. 2010. Batuan Penyusun Muka Bumi.
Ilmubumi.blogspot.com)
c) Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami perubahan, baik
secara fisik maupun kimiaei sehingga menjadi bebeda dari batuan induknya.
Faktor-faktor yang mempengaaruhi proses perubahana batuan adalah suhu yang
tinggi, tekanan yang kuat, dan waktu yang lama.
Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu metamorf kontak
(metamorf termal), metamorf dinamo (metamorf kinetik), dan metamorf
pnumatolistis kontak.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 10


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

a. Metamorf Kontak (Metamorf Termal)


Batuan metamorf kontak adalah batuan yanag berubah karena pengaruh
suhu yag sangat tinggi. Suhu sangat tinggi karena letaknya dekat dengan magma,
antara lain di sekitar batuan intrusi. Contohnya, batalit, stock, lakolit, sill, dan
dike. Luas zona metamorfosis di sekitar batolit dapat mencapai puluhan kilometer
persegi, di skitar stock sampai ribuan meter persegi, namun di sekitar sill dan dike
zona metamorfosis ersebut tidak begitu luas.
b. Metamorf Dinamo
Batuan metamorf dinamo adalah batuan yang berubah karena pengaruh
tekanan yang sangat tinggi, dalam waktu yang sangat lama, dan dihasiklkan dari
proses pembentukan kulit bumi oleh tenaga endogen. Adanya tekanan dari arah
yang berlawanan menyebabkan butiran-butiran mineral menjadi pipih dan ada
yang mengkristal kembali, contohnya, batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis
(slate).
Jenis batuan metamorf dinamo banyak dijumpai di daerah-daerah
patahan dan lipatan yang tersebar di seluruh dunia.
c. Metamorf Pneumatolistis Kontak
Batuan metamorf pneomatolistis kontak adalah batuan yang berubah
karena pengaruh gas-gas dari magma. Contohnya, kuarsa dengan gas borium
berubah menjadi turmalin (sejenis permata) dan kuarsa dengan gas fluorium
berubah menjadi topas (permata berwarna kuning).

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 11


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
PERTEMUAN II

Indikator Pencapaian KD :

3.5.4 Menjelaskan tenaga eksogen dan endogen


3.5.5 Mengklarifikasikan tenaga tektonisme
3.5.6 Menganalisis pengaruh tektonisme terhadap kehidupan

A. TENAGA EKSOGEN DAN ENDOGEN


Tenaga Geologi
Bentang alam dan relief di muka bumi ini tidak muncul begitu saja.
Adanya keragaman bentuk muka bumi yang selalu berubah dari waktu ke waktu
disebabkan oleh tenaga pembentuk muka bumi yang disebut dengan tenaga
geologi. Tenaga geologi tersebut terdiri dari dua jenis yakni tenaga endogen dan
tenaga eksogen. Berikut adalah pembahasan mengenai tenaga endogen dan
eksogen yang membentuk muka bumi.

Gambar. Proses-proses geologi dan perubahan bentang lahan


Sumber : Djauhari Noor. 2009

1. Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang
bersifat membangun (konstruktif). Tenaga endogen ini dikelompokkan menjadi 3
yaitu :
a. Tektonisme
Tektonisme merupakan peristiwa yang menyebabkan perubahan bentuk
kulit bumi. Tenaga tektonik merupakan tenaga pembentuknya. Tenaga tektonik
terbagi menjadi 2 jenis gerak yakni gerak epirogenetik dan gerak orogenetik.
b. Vulkasnisme
Vulkanisme merupakan peristiwa yang berhubungan dengan gunung
berapi yakni berupa naiknya magma dari dalam perut bumi.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 12


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
c. Gempa bumi(seisme)
Gempa bumi adalah getaran permukaan bumi yang disebabkan oleh
kekuatan- kekuatan dari dalam bumi dan merambat sampai ke permukaan bumi.
Gempa bumi diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan sebab terjadinya yakni
gempa tektonik, gempa vulkanis dan gempa runtuhan.
2. Eksogen
Tenaga eksogen adalah tenaga pembentuk muka bumi yang berasal dari
luar yakni berupa tenaga air, angin, sinar matahari maupun tenaga dari makhluk
hidup.
Tenaga endogen dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
a. Pelapukan
Pelapukan ialah proses hancurnya batuan dari bongkahan besar menjadi
bagian yang lebih kecil sehingga menjadi tanah. Pelapukan terjadi karena
dipengaruhi oleh faktor cuaca, misalnya suhu. Jenis jenis pelapukan diataranya
yaitu pelapukan mekanik, pelapukan kimia dan pelapukan biologis.
b. Pengikisan(erosi)
Pengikisan adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh media yang
melibatkan pengangkatan partikel batuan.
c. Pengendapan (sedimentasi)
Sedimentasi merupakan proses pengendapan massa batuan atau material
yang terbawa oleh angin, air atau pun es. Ada beberapa jenis proses
sedimentasi menurut tempat mengendapnya, diantaranya yaitu sedimentasi fluvial
dan marine.
d. Amblesan
Amblesan merupakan perpindahan material atau pergesaeran tanah
secara vertikal dan perlahan ke arah bawah tanpa adanya permukaan
bebas. Penyebab tanah ambles ini diantaranya adalah hujan deras yang menimpa
tanah yang kurang padat.

B. TENAGA TEKTONISME DAN PENGARUHNYA


Tektonisme adalah perubahan letak lapisan bumi secara mendatar atau
vertikal. Pada umumnya, bentuk hasil tenaga tektonisme berupa lipatan dan
patahan. Gerak tektonik adalah semua gerak naik dan turun yang menyebabkan
perubahan bentuk kulit bumi. Berdasarkan luas dan waktu terjadinya, gerakan
lempeng tektonik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gerak epirogenetik dan
gerak orogenetik. Gerak epirogenetik, adalah gerak atau pergeseran lapisan kerak
bumi yang relatif lambat dan berlangsung dalam waktu yang lama, serta meliputi
daerah yang luas. Contoh: penenggelaman benua Gondwana menjadi Sesar
Hindia. Gerak epirogentik dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut:

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 13


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
a. Epirogentik positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga kelihatannya
permukaan air laut yang naik. Contoh: Turunnya pulau-pulau di Indonesia
bagian timur (Kepulauan Maluku dari pulau-pulau barat daya sampai ke
pulau Banda).
b. Epirogentik negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga kelihatannya
permukaan air yang turun. Contoh: naiknya Pulau Buton dan Pulau Timor.
Gerak orogenetik, ialah proses pembentukan pegunungan. Proses
orogenesis meliputi luas areal yang relatif sempit dan salam waktu yang relatif
singkat, dibandingkan epirogenesis.
Gerak orogenetik menyebabkan tekanan horizontal dan vertikal di kulit
bumi, yang mengakibatkan terjadinya dislokasi atau berpindah-pindahnya letak
lapisan kulit bumi. Peristiwa ini dapat menimbulkan lipatan dan patahan. Gerak
relatif lempeng-lempeng bumi adalah divergen (saling menjauh), konvergen
(saling mendekat) dan geseran.
1. Proses Lipatan

Gambar 1. Sinklinal dan anticlinal


Sumber : http://fiyan7064nk.blogspot.co.id/2012/03/tenagaendogen-dan-
eksogen.html
Proses lipatan (Folded process), yaitu suatu bentuk kulit bumi berbentuk
lipatan (gelombang) yang terjadi karena adanya tenaga endogen yang arahnya
mendatar dari dua arah berlawanan, sehingga lapisan-lapisan batuan di sekitarnya
terlipat dan membentuk puncak lipatan (antiklin) serta lembah lipatan (sinklin).

Gambar 2. Proses lipatan


Sumber : http://fiyan7064nk.blogspot.co.id/2012/03/tenagaendogen-dan-
eksogen.html

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 14


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Apabila terbentuk beberapa puncak lipatan disebut antiklinorium dan
beberapa lembah lipatan disebut sinklinorium. Ada beberapa macam jenis lipatan
yang dikenal yaitu :
a. Lipatan tegak, dihasilkan dua arah mendatar disertai kekuatan dan arah
gerakan sama.
b. Lipatan miring, diakibatkan gaya tangensial satu dan yang lain. Ditunjukkan
oleh bidang porosnya yang miring
c. Lipatan menggantung, diakibatkan salah satu gaya tangensial yang terus
bekerja sehingga salah satu sisi lain lebih miring. Sedemikian sehingga
kemiringan sayap dan kecuramannya sudah melalui poros vertikal
d. Lipatan rebah, diakibatkan lipatan miring dan menggantung mendapatkan
gaya tangensial yang lebih besar dari yang lain.
e. Lipatan sesar sungkup, diakibatkan lipatan rebah tetap mendapatkan tekanan
gaya tangensial
f. Lipatan isoklinal, deret lipatan yang memiliki bentuk sama besar.
g. Lipatan monoklinal, yaitu pencuraman setempat di suatu daerah yang
umumnya ditandai kemiringan landai.
h. Lipatan terbuka, lipatan yang masih berpotensi lebih melengkung lagi.

Gambar 3 . Jenis- jenis lipatan


Sumber : http://fiyan7064nk.blogspot.co.id/2012/03/tenagaendogen-dan-
eksogen.html
2. Proses Patahan
Bentuk atau morfologi hasil tenaga tektonisme lainnya adalah patahan
atau sesar. Bentuk alam ini terjadi karena adanya proses pematahan (fault process)
pada lapisan kulit bumi. Prosesnya terjadi sangat cepat, sehingga lapisan-lapisan
yang terkena tekanan tidak sempat lagi melipat, melainkan timbul retakan dan
patah. Bentuk patahan dapat dibedakan berdasarkan arah dan kekuatan tenaga
tekanan, sebagai berikut :
a. Adanya tenaga endogen yang arahnya mendatar dan saling menjauh satu sama
lain, sehingga pada bongkah batuan terjadi retakan-retakan dan akhirnya patah
membentuk bagian yang merosot (graben atau slenk) dan bagian yang
menonjol (horst);

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 15


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
b. Adanya tenaga endogen yang berarah vertikal;
c. Adanya dua buah tenaga endogen mendatar yang berlawanan arah, sehingga
menimbulkan pergeseran batuan, yang disebut sesar mendatar.

Gambar 4. Proses Patahan


Sumber : http://fiyan7064nk.blogspot.co.id/2012/03/tenagaendogen-dan-
eksogen.html

Gambar 5. Jenis-jenis Patahan


Sumber : http://fiyan7064nk.blogspot.co.id/2012/03/tenagaendogen-dan-
eksogen.html
Alur akibat pecahnya batuan pada proses patahan disebut alur patahan.
Alur patahan yang besar bisa sampai ke batuan di bawah tanah yang dalam dan
merentang sepanjang benua. Alur patahan terbesar di dunia, sama seperti gempa
bumi terkuat, bisa ditemukan di dekat tipe lempeng. Beberapa patahan besar
membelah tanah saat mereka bergerak, mendorong naik wilayah daratan, atau
membuatnya amblas. Setelah gempa bumi, saat energi dilepaskan, kumpulan
batuan di kedua sisi patahan terkunci menjadi satu di posisinya yang baru.
Tekanan dan tegangan yang menyebabkan gempa bumi yang pertama
sering terulang dan terus bertambah hingga menyebabkan gempa bumi.
Proses datropisme juga dapat menyababkan truktur lapisan-lapian batuan
retak-retak dan patah. Lapiasan batuan yang mengalami proses patahan ada yang
mengalami pemerosotan yang membentuk lemdh patahan dan ada yang terangkat
membentuk puck patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben sedangkan
puncak patahan dinamakan horst.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 16


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
PERTEMUAN III

Indikator Pencapaian KD :

3.5.7 Menjelaskan proses vulkanisme


3.5.8 Mengklarifikasikan jenis-jenis gunung api
3.5.9 Mengidentifikasi material hasi vulkanisme
3.5.10 Menganalisis pengaruh vulkanisme terhadap kehidupan

A. PROSES VULKANISME
Vulkanisme mengacu pada proses magma (dari astenosfer) naik ke
permukaan bumi karena suhu magma yang tinggi dan kandungan gas yang cukup
banyak didalamnya. Berdasarkan tempat pembekuannya, magma dibagi menjadi
intrusi magma dan ekstrusi magma. Aktivitas vulkanisme berkaitan dengan
keberadaan magma didalam bumi. Gejala vulkanisme terjadi karena penyusupan
magma, aktivitas magma tersebut mempu mengukir wajah bumi menjadi berbagai
bentuk, sekaligus mempengaruhi kehidupan manusia. Salah satu akibat
vulkanisme adalah gunung api, yang berbentuk kerucut. Pada sisi lerengnya,
terdapat jurang-jurang yang merupakan jalan air atau lava menuju lembah.

1. Intrusi magma.
Adalah proses penerobosan magma melalui retakan dan celah pada lapisan
batuan litosfer yang tidak sampai ke permukaan bumi.

Gambar 6. Intrusi magma


Sumber : http://ellyawatiabbas.blogspot.co.id/2013/04/intrusi-magma.html

2. Ekstrusi magma
Pergerakan magma dari perut bumi sampai kepermukaan bumi. Biasanya
dapat terlihat pada letusan gunung api (erupsi). Magma yang mencapai
permukaan bumi disebut lava. Lava yang berada dipermukaan bumi akan
bercampur dengan eflata atau bahan piroklastik menjadi lahar. Terdapat dua
jenis lahar dipermukaan bumi, yaitu lahar panas dan lahar dingin

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 17


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Gambar 7. Ekstrusi magma


Sumber : http://mohs-scale.weebly.com/geologi-geokimia/geokimia-
magma-dan-batuan-beku

Tabel 1. Jenis erupsi gunung api


Berdasarkan sifat dan kekuatannya Berdasarkan lubang kepundan
a) Erupsi eksplosif, yaitu erupsi a) Erupsi linear, keluarnya lava dari
berupa ledakan yang mengeluarkan celah-celah atau rekahan batuan
benda-benda padat seperti, bom, b) Erupsi areal, ledakan yang terjadi
lapili, kerikil, dan debu vulkanik. karena letak magma dekat dengan
Terjadi karena dapur magma dalam permukaan bumi
dan gasnya bersifat asam c) Erupsi central, keluarnya magma
b) Erupsi efusif, yaitu erupsi berupa melalui lubang berbentuk gunung di
lelehan lava yang keluar melalui permukaan bumi.
rekahan-rekahan gunung api

B. JENIS-JENIS GUNUNG API


1. Tipe-Tipe Letusan Gunung Api

Gambar 8. Tipe letusan gunung apiSumber :


http://eksplorasitambang.blogspot.co.id/2015/06/proses-pembentukan-
gunung-api.html

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 18


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
1) Letusan Tipe Hawaii
Tipe hawaii terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat cair,
sehingga mudah mengalir ke segala arah. Sifat lava yang sangat cair
ini menghasilkan bentuk seperti perisai atau tameng. Contoh: Gunung
Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.
2) Letusan Tipe Vulkano
Letusan tipe ini mengeluarkan material padat, seperti bom, abu,
lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau lava. Letusan tipe ini
didasarkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magmanya.
Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung Semeru di
Jawa Timur.
3) Letusan Tipe Stromboli
Letusan tipe ini bersifat spesifik, yaitu letusan-letusannya terjadi
dengan interval atau tenggang waktu yang hampir sama. Gunung api
stromboli di Kepulauan Lipari tenggang waktu letusannya ± 12 menit.
Jadi, setiap ±12 menit terjadi letusan yang memuntahkan material,
bom, lapili, dan abu. Contoh gunung api bertipe stromboli adalah
Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
4) Letusan Tipe Merapi
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat
mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah
kuat dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan yang pecah-pecah
terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar. Material ini
menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu,
terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering disebut wedhus
gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di
sekitarnya.
5) Letusan Tipe Pelee
Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di
puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga
menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila
penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.
6) Letusan Tipe Perret atau Plinian
Letusan tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan.
Material yang dilemparkan pada letusan tipe ini mencapai ketinggian
sekitar 80 km. Letusan tipe ini dapat melemparkan kepundan atau
membobol puncak gunung, sehingga dinding kawah melorot. Contoh:
Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan St. Helens yang
meletus pada tanggal 18 Mei 1980.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 19


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
7) Letusan Tipe Sint Vincent
Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah
bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung
tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh:
Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung Sint
Vincent yang meletus pada tahun 1902 )

2. Jenis-jenis gunung api berdasarkan bentuk dan proses terjadinya

Gambar 9. Jenis-jenis gunung api berdasarkan bentuk dan


proses terjadinya
Sumber : http://www.artikelsiana.com/2014/10/bentuk-bentuk-
gunung-api-Ciri-cirinya-proses.html

3. Tipe gunung api berdasarkan aktivitasnya


Jenis Uraian Contoh
Gunung api tipe A atau Gunungb api yang masih  Gunung
gunung api aktif menghasilkan magma bekerja dan sinabung
mengalami erupsi magmatik  Gunung
sekurang-kurangnya satu kali kerinci
setelah tahun 1600.
Cirinya: kawa selalu
mengeluarkan asap, aktivitasnya
ditandai dengan gempa.
Gunung api tipe B atau Gunung api yang sesudah tahun 
Gunung
gunung api pasif 1600 belum pernah lagi meletus rajabasa
namum masih memperlihatkan dilampung
gejala gunung berapi aktiv  Gunung ptaha
di Jawa Barat
Gunung api tipe C Gunung api yang tidak diketahui Kawah manui,
sejarah erupsinya, namum masih kamojang, dan

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 20


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
menunjukan adanya aktivitas gunung
dimasa lampau lahendong

Ciri-ciri gunung api yang akan meletus


a) Suhu disekitar gunung api meningkat dari suhu normal
b) Terjadi kekeringan sumber air secara mendadak
c) Pohon-pohon disekitar gunung api menjadi kering
d) Sering terjadi gempa dalam skala kecil atau besar
e) Binatang-binatang liar yang hidup digunung api mengungsi
kewilayah lain
Gejala pascavulkanik
a) Munculnya sumber air panas yang mengandung belerang
b) Munculnya geiser
c) Munculnya ekshalasi, berupa gas-gas seperti

C. PENGARUH VULKANISME TERHADAP KEHIDUPAN

Dampak positif Dampak negatif


Penghasil bahan tambang seperti, emas, Dampak dari abu gunung merapi yaitu
intan, timah, serta bahan bangunan berbagai jenis gas seperti Sulfur Dioksida
lainnya (SO2), gas Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen
Bentukan hasil vulkanisme dapat Dioksida (NO2), serta debu dalam bentuk
dijadikan wisata alam partikel debu (Total Suspended Particulate atau
Particulate Matter).
Banyak dari penduduk, terutama sekitar
Di daerah vulkanis potensial untuk Gunung Merapi yang kehilangan pekerjaan
mengusahakan tanaman budi daya seperti rutin kesehariannya.
teh dan kopi. timbulnya penyakit pada korban seperti ISPA
Di daerah vulkanis memungkinkan
banyak turun hujan melalui hujan Dan terjadi pula kebakaran hutan karena
orografis. Hal tersebut disebabkan terkena laharnya.
gunung merupakan daerah penangkap Banyak dalam sektor pertanian terganggu
hujan yang baik. akibat bencana ini yang menyebabkan
Di daerah gunung api memungkinkan pendapatan bisnis para petani menurun drastis
dibangun pembangkit tenaga listrik yang
terdapat PLTB dan PLTA.

Di sektor perikanan terjadi kerugian sekitar


1.272 ton.
Di sektor pariwisata, kunjungan wisatawan
berkurang sehingga menyebabkan tingkat
hunian hotel yang tadinya 70 persen turun
menjadi 30 persen.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 21


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
PERTEMUAN IV

Indikator Pencapaian KD :

3.5.11 Menjelaskan proses seisme


3.5.12 Mengklarifikasikan jenis-jenis gempa
3.5.13 Menganalisis pengaruh seisme terhadap kehidupan

A. PROSES SEISME
Gempa bumi adalah peristiwa bergesernya lapisan bumi akibat adanya
pergerakan lapisan kulit bumi atau lempeng bumi, yang disebabkan tenaga dari
dalam bumi. Berdasarkan faktor penyebabnya, gempa bumi dibedakan menjadi
gempa tektonik, gempa vulkanik, dan gempa terban atau runtuhan. Alat yang
digunakan untuk mencatat getaran gempa disebut seismograf.

B. JENIS-JENIS GEMPA
Berdasarkan faktor penyebabnya, gempa bumi dibedakan menjadi sebagai
berikut.
a) Gempa Tektonik
Gempa tektonik, yaitu gempa yang terjadi karena pergeseran lempeng
tektonik yang berupa lapisan kulit bumi. Sebagian besar gempa yang terjadi
di bumi merupakan gempa tektonik dan paling berbahaya. Contohnya
gempa tektonik di Aceh, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, dan
Pangandaran. Pergerakan kulit bumi yang sering terjadi di Indonesia ada di
bagian barat Sumatera, selatan Pulau Jawa hingga Timor.
Jalur wilayah ini merupakan jalur yang rawan dengan gempa bumi.
Gempa bumi tektonik yang bersumber di dasar laut, biasanya diikuti dengan
gelombang besar (tsunami). Semakin besar gempa bumi semakin besar pula
kemungkinan timbul tsunami.
b) Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik, yaitu getaran kuat di sekitar gunung berapi yang
diakibatkan oleh aktivitas magma yang akan keluar ke permukaan bumi
yang tersumbat dalam batuan beku dalam. Contohnya aktivitas gunung
Merapi di DIY yang mengeluarkan awan panas ’wedhus gembel’. Gempa
vulkanik ini terjadi sebelum dan selama letusan itu terjadi.
c) Gempa Terban (Runtuhan)
Gempa terban, yaitu getaran kulit bumi yang disebabkan karena adanya
runtuhan. Biasanya terjadi di daerah yang terdapat banyak rongga-rongga di
bawah tanah.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 22


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Seorang ahli geologi berkebangsaan Amerika Serikat, Charles F. Richter,
pada tahun 1935 membuat skala gempa. Sampai sekarang dijadikan patokan
banyak negara untuk mengetahui seberapa besar bahaya gempa.
Macam-Macam Skala Gempa
Apabila diuraikan maka skala gempa seperti berikut.
1. Skala < 2 : gempa lemah, sering manusia tidak bisa merasakan.
2. Skala 3,5 –4,2: dirasakan sedikit orang.
3. Skala 4,9 – 5,4 dirasakan banyak orang.
4. Skala 5,5 – 6,1 : kerusakan ringan pada bangunan.
5. Skala 6,2 – 6,9 : kerusakan agak besar pada bangunan.
6. Skala 7,0 – 7,3 : kerusakan serius, rel bengkok, jalan pecah.
7. Skala > 7,4 gempa kuat dan dapat berakibat fatal.
Berdasarkan hiposentrum (kedalaman pusat gempa), gempa dibedakan
sebagai berikut.
1. Gempa dangkal, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya
kurang dari 60 km
2. Gempa menengah, yaitu gempa yang kedalaman
hiposentrumnya antara 60 km – 300 km.
3. Gempa dalam, yaitu gempa yang kedalaman hiposentrumnya
lebih dari 300 km.
C. PENGARUH GEMPA TERHADAP KEHIDUPAN
Gempa berdampak langsung pada deformasi lapisan Bumi. Bentuk deformasi
akan sangat tergantung pada arah dan kekuatan tenaga endogen itu sendiri. Di
permukaan Bumi dampak gempa juga dipengaruhi oleh kekuatan gempa itu
sendiri. Kerusakan berat timbul dari gempa berkekuatan tinggi. Banyak bangunan
hancur, rata dengan tanah, korban pun banyak berjatuhan. Memang benar gempa
tidak hanya memberikan dampak bagi lingkungan fisik, tetapi juga kehidupan
sosial masyarakat.
Oleh karena dahsyatnya dampak yang diakibatkan oleh gempa, maka
kejadian gempa digolongkan sebagai salah satu bencana yang harus diwaspadai
karena dapat juga menyebabkan tsunami. Ya, gempa menjadi salah satu faktor
pemicu terjadinya tsunami. Akan tetapi, tidak semua gempa menyebabkan
tsunami. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan tsunami, antara lain gempa
berkekuatan besar (lebih besar 6 SR, pusat gempa berada dasar laut dengan pusat
gempa yang dangkal, dan adanya dislokasi kerak Bumi bawah laut). Gerakan
vertikal pada kerak Bumi dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara
tibatiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang ada di atasnya.
Pada akhirnya menyebabkan terjadinya aliran energy air laut, yang ketika
sampai di pantai akan menjadi gelombang besar yang disebut tsunami.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 23


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
PERTEMUAN V

Indikator Pencapaian KD :

3.5.14 Menjelaskan proses tenaga eksogen


3.5.15 Menganalisis pengaruh tenaga eksogen terhadap kehidupan

A. TENAGA EKSOGEN
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar perut bumi. Tenaga
eksogen merupakan tenaga yang dapat merombak dan merubah bentuk
muka bumi atau bentang lahan yang telah ada. Perombakan muka bumi
akibat tenaga eksogen dapat disebabkan oleh proses pelapukan, pengikisan,
pengendapan, dan pergerakan batuan atau tanah. Proses perombakan atau
perubahan muka bumi ini, pengerjaannya dilakukan oleh air, udara, dan es.

Gambar 1.13 Proses pelapukan Batuan


Sumber : http://www.softilmu.com/2014/07/pelapukan.html

1) PELAPUKAN
Pelapukan (weathering) adalah peristiwa penghancuran massa batuan,
baik secara fisika, kimiawi, maupun secara biologis. Proses pelapukan
batuan membutuhkan waktu yang sangat lama.
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi pelapukan
Ada empat faktor yang mempengaruhi terjadinya pelapukan batuan,
yaitu sebagai berikut:
a) Keadaan struktur batuan
Struktur batuan adalah sifat fisik dan sifat kimia yang dimiliki
oleh batuan. Sifat fisik batuan, misalnya warna batuan, sedangkan
sifat kimia batuan adalah unsur-unsur kimia yang terkandung

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 24


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
dalam batuan tersebut. Batuan yang mudah lapuk misalnya batu
lempeng (batuan sedimen), sedangkan batuan yang susah lapuk
misalnya batuan beku.
b) Keadaan topografi
Topografi muka bumi juga ikut mempengaruhi proses terjadinya
pelapukan batuan. Batuan yang berada pada lereng yang curam,
cenderung akan mudah melapuk dibandingkan dengan batuan yang
berada di tempat yang landai.
c) Cuaca dan iklim
Unsur cuaca dan iklim yang mempengaruhi proses pelapukan
adalah suhu udara, curah hujan, sinar matahari, angin, dan lain-
lain..
d) Keadaan vegetasi
Vegetasi atau tumbuh-tumbuhan juga akan mempengaruhi proses
pelapukan, sebab akar-akar tumbuhan tersebut dapat menembus
celah-celah batuan.
. Pelapukan dibagi dalam tiga macam, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan
kimiawi, dan pelapukan biologis.
a. Pelapukan Mekanis.

Gambar 1.14. Proses pelapukan mekanik dan contohnya.


Sumber : http://sapakabar.blogspot.co.id/2015/02/pelapukan-batuan-dan-
jenisnya.html
Pelapukan mekanis atau sering disebut pelapukan fisis adalah
penghancuran batuan secara fisik tanpa mengalami perubahan kimiawi.
Penghancuran batuan ini bisa disebabkan oleh akibat pemuaian, pembekuan
air, perubahan suhu tiba-tiba, atau perbedaan suhu yang sangat besar antara
siang dan malam.
b. Pelapukan Kimiawi.
Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi akibat peristiwa kimia.
Biasanya yang menjadi perantara air, terutama air hujan.
Terdapat empat proses yang termasuk pada pelapukan kimia, yaitu
sebagai berikut.
a) Hidrasi, yaitu proses batuan yang mengikat batuan di atas permukaan saja.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 25


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
b) Hidrolisa, yaitu proses penguraian air (H2O) atas unsur-unsurnya menjadi
ion-ion positif dan negatif.
c) Oksidasi, yaitu proses pengkaratan besi.
d) Karbonasi, yaitu pelapukan batuan oleh karbondioksida (CO2). Gas ini
terkandung pada air hujan ketika masih menjadi uap air.

Gambar 1.15 Pelapukan kimiawi


Sumber : https://www.slideshare.net/indrapurwanto31149/lithosfer-plpg

c. Pelapukan Biologis (Organik)


Pengertian proses pelapukan biologi adalah proses melapuk atau
hancurnya batuan disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup.
Pelapukan jenis ini dapat bersifat kimiawi ataupun mekanis. Adapun yang
menjadi pembedanya adalah subyek yang melakukannya, yaitu makhluk
hidup berupa manusia, hewan ataupun tumbuhan. Contohnya lumut,
cendawan ataupun bakteri yang merusak permukaan batuan.

Gambar 1.20 Pelapukan BiologisSumber :


http://gurugeobandung.blogspot.co.id/2012/10/pelapukan-
biologis.html

2) EROSI
Pengikisan atau erosi adalah proses pelepasan dan pemindahan
massa batuan secara alami dari satu tempat ke tempat lain oleh suatu
tenaga yang bergerak di atas permukaan bumi.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 26


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya erosi diantaranya adalah:
1. Iklim
Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan
indeks erosifitas hujan. Selain itu, komponen iklim yaitu curah
hujan dapat mempengaruhi laju erosifitas secara terus menerus
sesuai intensitas hujan yang terjadi.
2. Tanah
Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar
kecilnya laju pengikisan (erosi) dan dinyatakan sebagai faktor
erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau ketahanan
tanah terhadap adanya erosi).
3. Topografi
Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi
suatu wilayah. Kondisi wilayah yang dapat menghanyutkan tanah
sebagai sedimen erosi secara cepat adalah wilayah yang memiliki
kemiringan lereng yang cukup besar. Sedangkan pada wilayah
yang landai akan kurang intensif laju erosifitasnya, karena lebih
cenderung untuk terjadi penggenangan.
4. Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga
agar tanah lebih aman dari percikan-percikan yang terjadi akibat
jatuhnya air hujan ke permukaan tanah. Selain melindungi dari
timpaan titik-titik hujan, vegetasi juga berfungsi untuk
memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar-akar yang
menyebar.
5. Manusia
Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi
maupun menekan laju erosi. Dalam proses mempercepat erosi,
manusia banyak melakukan kesalahan dalam pengelolaan
lingkungan, seperti penambangan, eksploitasi hutan, pengerukan
tanah, dan lain sebagainya.
Ada empat jenis erosi bila dilihat dari zat pelarutnya, yaitu sebagai berikut:
a. Ablasi
Ablasi adalah erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir.
Air yang mengalir menimbulkan banyak gesekan terhadap tanah
yang dilaluinya. Besarnya gesekan pada tanah dipengaruhi oleh
besarnya air yang mengalir. Gesekan akan semakin besar jika
kecepatan dan jumlah air semakin besar. Kecepatan air juga akan
semakin besar jika gradien (kemiringan) lahan juga besar.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 27


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Gesekan antara air dengan tanah atau batuan di dasar sungai
dan gesekan antara benda benda padat yang terangkat air oleh
tanah atau batuan di bawahnya dapat menyebabkan terjadinya
pengikisan. Pengikisan oleh air sungai yang terjadi secara terus
menerus dapat mengakibatkan terbentuk V, jurang atau ngarai,
aliran deras, dan air terjun.
Bagaimana terjadinya lembah? Apabila kecepatan aliran air di
dasar sungai cepat maka akan terjadi pengikisan di dasar sungai,
atau sering disebut erosi vertikal. Apabila aliran aliran air yang
cepat terjadi di tepi sungai maka akan manyebabkan terjadinya
pengikisan ke arah samping atau erosi ke samping. Hasil erosi
vertikal, sungai semakin lama semakin dalam, sedangkan erosi ke
samping menyebabkan sungai samakin lebar. Erosi vertikal
membentuk huruf V. Contohnya, lembah Aria, Ngarai Sihanok,
dan Grand Canyon di Amerika Serikat.

Gambar 1.21 Erosi Vertikal (grand canyon,USA)


Sumber : http://www.mytriparound.com/circuits/les-
incontournables-de-louest-americain
Erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir dibagi dalam beberapa
tingkatan, sesuai dengan tingkatan kerusakannya, yaitu sebagai berikut:

Gambar 1.22 A dan B Erosi Percik, C dan D Erosi Lembar


Sumber : https://mukegile08.wordpress.com/2011/06/14/jenis-
jenis-erosi-oleh-air/

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 28


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
1) Erosi percik (Splash Erosion)
Erosi percik yaitu proses pengikisan yang terjadi oleh percikan air..
2) Erosi lembar (Sheet Erosion)
Erosi lembar yaitu proses pengikisan tanah yang tebalnya sama atau
merata dalam suatu permukaan tanah.
3) Erosi alur (Rill Erosion)
Erosi alur terjadi karena air yang mengalir berkumpul dalam suatu
cekungan, sehingga di cekungan tersebut terjadi erosi tanah yang lebih
besar.
4) Erosi parit (Gully Erosion)
Proses terjadinya erosi parit sama halnya dengan erosi alur, tetapi
saluran-saluran yang terbentuk telah dalam, sehingga tidak dapat
dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.

Erosi yang kemungkinan bisa terjadi sepanjang aliran sungai adalah :


a) Erosi mudik. Adalah pengikisan yang terjadi pada dinding air terjun
dan lama kelamaan akan mempengaruhi letak air terjun jadi mundur
ke hulu.
b) Erosi tebing sungai. Adalah pengikisan dinding sungai yang
berdampak pada meluasnya lembah.
c) Erosi badan sungai. Adalah pengikisan yang terjadi di dalam badan
sungai dan berdampak pada sungai yang makin dalam.

b. Abrasi
Abrasi yaitu erosi yang disebabkan oleh air laut
sebagai hasil dari erosi marine. Tinggi rendahnya
erosi akibat air laut dipengaruhi oleh besar
kecilnya kekuatan gelombang. Erosi oleh air laut
merupakan pengikisan di pantai oleh pukulan
gelombang laut yang terjadi secara terus-menerus Gambar 1.23 Abrasi
terhadap dinding pantai. Bentang alam yang Pantai
diakibatkan oleh erosi air laut, antara lain cliff Sumber :
(tebing terjal), notch (takik), gua di pantai, wave http://www.perkapalan.n
cut platform (punggungan yang terpotong et/2013/07/sedikit-
gelombang), tanjung, dan teluk. tentang-abrasi.html?m=1

Bentang alam hasil dari abrasi antara lain :


1) Cliff ( Tebing terjal )
Merupakan pantai yang mempunyai batuan keras juga terjal dan
curamnya pergunungan.
2) Cave, Arch, Stack, Stump.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 29


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Cave atau sebutan gua yang ada di tebing pantai,apabila terobosan gua
sampai dua sisi tebing akan jadi Arch, Arch yang terkena pengikisan
atau erosi dan menyisakan tiang yang jauh dari cliff akan membentuk
Stack,Sementara jika stack mengalami erosi dan gugur masuk
kebawah air laut dinamakan stump.
3) Dataran Abrasi adalah wilayah dataran yang sudah terkena abrasi dan
dapat dilihat secara jelas saat air laut surut.
c. Eksarasi
Eksarasi yaitu erosi yang disebabkan oleh hasil
pengerjaan es. Jenis erosi ini hanya terjadi
pada daerah yang memiliki musim salju atau di
daerah pegunungan tinggi. Proses terjadinya
erosi, diawali oleh turunnya salju di suatu
lembah pada lereng atau perbukitan. Lama Gambar 1.24 Eksarasi
kelamaan salju tersebut akan menumpuk pada Sumber :
lembah, sehingga menjadi padat dan http://qiic.blogspot.co.id/2016/02
terbentuklah massa es yang berat. Berkat gaya /tenaga-eksogen.html
gravitasi, massa es tersebut akan merayap
menuruni lereng pegunungan atau perbukitan.

d. Deflasi
Deflasi yaitu erosi yang disebabkan oleh
tenaga angin. Berdasarkan teori, adanya gurun
pasir karena proses pelapukan mekanis. Proses
itu dimulai ketika suhu siang hari yang terik
memanasi batuan gurun sampai di atas 80° C Gambar 1.25 Deflasi
sehingga batuan itu memuai. Selama beribu- Sumber :
ribu tahun, angin gurun mengeruk batuan yang http://sapakabar.blogspot.co.id/2
hancur dan mengangkut butiran-butiran pasir 015/03/pengertian-jenis-dan-
halus. Lama-lama pasir ini menumpuk menjadi dampak-erosi.html
bukit pasir yang luas. Contoh: Tanah Loss di
Gurun Gobi (Cina Utara) yang memiliki
ketebalan 600 meter.

3) SEDIMENTASI
Sedimentasi adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan
pelapukan oleh air, angin atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian
diendapkan. Semua batuan hasil pelapukan dan pengikisan yang diendapkan
lama kelamaan akan menjadi batuan sedimen. Hasil proses sedimentasi di
suatu tempat dengan tempat lain akan berbeda.
Berikut adalah ciri bentang lahan akibat proses pengendapan
berdasarkan tenaga pengangkutnya.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 30


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
a. Pengendapan oleh air sungai
Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis.
Bentang alam hasil pengendapan oleh air, antara lain meander, oxbow
lake, tanggul alam, dan delta. Kenampakan-kenampakan alam yang
terbentuk akibat adanya proses sedimentasi oleh tenaga air antara lain
delta, nehrung, tombolo, dataran banjir.
Batuan hasil pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis.
Bentang alam hasil pengendapan oleh air, antara lain meander, oxbow
lake, tanggul alam, dan delta

Gambar 1.26 pengendapan oleh air sungai


Sumber : http://www.berpendidikan.com/2015/06/pengertian-
sedimentasi-macam-macam-dan-contohnya.html

a) Meander
Meander, merupakan sungai yang berkelok-
kelok yang terbentuk karena adanya
pengendapan. Proses berkelok-keloknya
sungai dimulai dari sungai bagian hulu. Pada
bagian hulu, volume airnya kecil dan tenaga
yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai
mulai menghindari penghalang dan mencari
Gambar 1.27 Meander
jalan yang paling mudah dilewati. Sementara,
Sumber :
pada bagian hulu belum terjadi pengendapan..
http://www.softilmu.com/2014/07/sedi
Pada bagian tengah, yang wilayahnya datar
mentasi.html
maka aliran airnya lambat, sehingga
membentuk meander. Proses meander terjadi
pada tepi sungai, baik bagian dalam maupun
tepi luar.

b) Oxbow lake
Meander biasanya terbentuk pada sungai
bagian hilir, sebab pengikisan dan
pengendapan terjadi secara terus-menerus.
Proses pengendapan yang terjadi secara terus
menerus akan menyebabkan kelokan sungai
terpotong dan terpisah dari aliran sungai,
Gambar 1.28 Oxbow LakeSumber :
sehingga terbentuk oxbow lake, atau
https://www.flickr.com/photos/412490
disebut juga sungai mati

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 31


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
c) Delta
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti
danau atau laut, kecepatan alirannya menjadi
lambat. Akibatnya, terjadi pengendapan
sedimen oleh air sungai. Pasir akan
diendapkan, sedangkan tanah liat dan lumpur
akan tetap terangkut oleh aliran air. Setelah
sekian lama, akan terbentuk lapisan-lapisan Gambar 1.29 Delta
sedimen. Akhirnya lapisan-lapisan sedimen Sumber :
membentuk dataran yang luas pada bagian http://www.wikiwand.com/en/
sungai yang mendekati muaranya dan Paran%C3%A1_Delta
membentuk delta.
Contoh bentang alam ini adalah delta Sungai
Musi, Kapuas, dan Kali Brantas

d) Tanggul alam
Apabila terjadi hujan lebat, volume air
meningkat secara cepat. Akibatnya terjadi
banjir dan air meluap hingga ke tepi sungai.
Pada saat air surut, bahan-bahan yang
terbawa oleh air sungai akan terendapkan di
tepi sungai. Akibatnya, terbentuk suatu
dataran di tepi sungai. Gambar 1.30 Tanggul Alam
Sumber :
http://smat.kridanusantara.co
m/lms/geografi/pengendapan.
html

b. Pengendapan oleh air laut


Batuan hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine.
Pengendapan oleh air laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil
pengendapan oleh air laut, antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang
pantai. Pesisir merupakan wilayah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya
terdiri atas material pasir. Ukuran dan komposisi material di pantai sangat
bervariasi tergantung pada perubahan kondisi cuaca, arah angin, dan arus laut
Arus pantai mengangkut material yang ada di sepanjang pantai. Jika terjadi
perubahan arah, maka arus pantai akan tetap mengangkut material material ke laut
yang dalam. Ketika material masuk ke laut yang dalam, terjadi pengendapan
material. Setelah sekian lama, terdapat akumulasi material yang ada di atas
permukaan laut. Akumulasi material itu disebut spit. Jika arus pantai terus
berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang-kadang spit terbentuk melewati
teluk dan membetuk penghalang pantai (barrier beach). Apabila di sekitar split

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 32


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
terdapat pulau maka spit tersambung dengan daratan, sehingga membentuk
tombolo.

Gambar 1.31 Split Gambar 1.32 Tembolo


Sumber : Sumber : http://kurnia-
http://36.82.106.167:8484/bahanajar/e_books/ geografi.blogspot.co.id/2010/08/split-
modul_online/geografi/MO_132/geox0427.htm tombolo-dan-perbukitan-karst.html

c. Pengendapan oleh angin


Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut
sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan
oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune).
Gumuk pasir terjadi akibat akumulasi pasir yang
cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin
mengangkut dan mengendapkan pasir di suatu Gambar 1.33 Aeolis
tempat secara bertahap, sehingga terbentuk Sumber :
timbunan pasir yang disebut gumuk pasir. https://ilifejourney.wordp
ress.com/2013/01/

d. Pengendapan oleh gletser


Sedimen hasil pengendapan oleh gletser disebut
sedimen glacial. Bentang alam hasil pengendapan
oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula
berbentuk V menjadi U. Pada saat musim semi
tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang
meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah Gambar 1.34 Sedimen Glacial
hasil pengikisan juga menuruni lereng dan Sumber :
mengendap di lembah. Akibatnya, lembah yang http://artikelmateri.blogs
semula berbentuk V menjadi berbentuk U. pot.co.id/2015/12/sedime
ntasi-adalah-pengertian-
jenis-dan-gambar.html

Berdasarkan tempat pengendapannya sedimentasi dapat dibedakan menjadi


lima sebagai berikut.
1. Sedimen teristis atau sedimen alluvial yaitu sedimentasi yang
diendapkan di darat atau di dataran banjir yang luas.
2. Sedimen fluvial yaitu sedimen yang diendapkan di dasar sungai
sehingga menyebabkan terjadinya pendangkalan sungai.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 33


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
3. Sedimen limnis, yaitu sedimen yang diendapkan di daerah rawa-rawa.
4. Sedimen marin yaitu sedimen yang diendapkan di laut.
5. Sedimen lakustris yaitu sedimen yang diendapkan di dasar danau.

4) MASS WASTING
Masswasting adalah pemindahan massa batuan
atau tanah berat (secara besar-besaran) ke tempat
yang lebih rendah. Proses terjadinya hampir sama
dengan proses erosi. Perbedaan masswasting
dengan erosi terletak pada tenaga yang
menyebabkan proses pemindahan massa batuan Gambar 1.35 Mass Wasting
atau tanah yang terlepas dari bahan induk. Jadi, Sumber :
masswasting disebabkan karena adanya pengaruh http://www.physicalgeog
gravitasi raphy.net/fundamentals/1
0x.html
Contoh masswasting diantaranya adalah:
a. Tanah longsor (land slide).
b. Tanah amblas/ambruk (subsidence).
c. Tanah nendat (slumping), yaitu proses longsoran tanah yang
gerakannya terputus-putus sehingga hasilnya memperlihatkan bentukan
seperti teras.
d. Tanah mengalir (earth flow), gerakan tanah jenuh dengan air pada
lereng-lereng yang landau.
e. Lumpur mengalir (mud flow), yaitujenis tanah mengalir tetapi kadar air
yang dikandungnya lebih tinggi.
1) Jenis-Jenis Dari Mas Wasting
1) Rock Fall
2) Rock Avalanche
3) Rock slides
4) Slump
5) Mudflows
6) Debris Flow
7) Creep
8) Sulifluction

B. PENGARUH TENAGA EKSOGEN TERHADAP KEHIDUPAN


1. Dampak Positif Tenaga Eksogen
Dampak positif tenaga eksogen antara lain..
a Di daerah pesisir, tenaga eksogen menghasilkan delta-delta di muara
sungai yang subur sangat bermanfaat bagi manusia.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 34


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
b Hasil erosi dan sedimentasi di pesisir sangat baik untuk pertanian, dan
perikanan. Di pantai utara Pulau Jawa banyak dijumpai sawah-sawah
yang subur di sepanjang pantai. Demikian juga tambak-tambak udang
dan bandeng.
c Memunculkan habitat. Dengan adanya pelapukan terhadap batuan,
terbentuklah tanah sehingga memungkinkan tumbuh- tumbuhan hidup
di atas tanah tersebut. Dengan adanya kehidupan tumbuh-tumbuhan di
atas tanah, telah menyebabkan adanya kehidupan hewan dan manusia.
Manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan merupakan mata rantai
kehidupan yang satu sama lainnya saling memiliki ketergantungan.
d Memperluas daratan di bumi. Erosi yang terjadi di daerah pegunungan
materialnya akan dibawa ke laut dan mengendap di dasar laut.
Peristiwa seperti ini telah berlangsung jutaan tahun lamanya sehingga
endapan yang terbentuk semakin lama semakin tebal dan luas dan
akhirnya membentuk daratan. Banyak dataran-dataran yang terbentuk
dari hasil erosi dan pengendapan seperti pantai timur Sumatera, pantai
Utara Jawa, dan lain-lain. Dataran yang terbentuk dan hasil
pengendapan ini disebut dataran aluvial dan tanahnya disebut tanah
aluvial.
e Memperdekat barang-barang tambang ke permukaan bumi. Dengan
adanya erosi dalam waktu yang sangat lama (jutaan tahun) terhadap
pegunungan yang mengandung barang- barang tambang dan mineral
makin lama makin rendah sehingga barang tambang yang ada di
dalamnya makin dekat ke permukaan bumi, dan akhirnya berada di
permukaan bumi.
2. Dampak Negatif Tenaga Eksogen
Dampak negatif tenaga eksogen antaralain.
a Kesuburan tanah semakin berkurang karena tanah yang subur di
permukaan bumi terus menerus mengalami erosi setiap hujan turun.
b Hasil-hasil erosi yang diendapkan (sedimentasi) di muara-muara
sungai menyebabkan pendangkalan di muara sungai, akibatnya sungai
menjadi mudah mengalami banjir ketika musim hujan. Hal ini terjadi
karena arus sungai yang mengalir mengalami hambatan di muara
sungai.
c Abrasi (pengikisan air laut) di pantai-pantai menyebabkan daratan
dekat garis pantai hilang dihantam ombak. Rumah-rumah di pinggir
pantai banyak yang hancur oleh abrasi.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 35


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
PERTEMUAN VI

Indikator Pencapaian KD :

3.5.16 Menjelaskan proses pembentukan tanah


3.5.17 Menjelaskan karakteristik tanah
3.5.18 Menjelaskan Pemanfaatan tanah dalam kehidupan
3.5.19 Menganalisis jenis konservasi tanah
3.5.20 Menjelaskan lembaga yang menyediakan dan memanfaatkan data geologi

A. PROSES PEMBENTUKAN TANAH

1. Faktor utama pembentuk tanah


Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan
tanah, antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu.
Faktor faktor tersebut dapat diformulasikan melalui rumus sebagai berikut.
T = f ( i, o, b,t,w)
Keterangan:
T = tanah
f = faktor
i = iklim
o = organisme
b = bahan induk
t = topografi
w= waktu
Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam
penjabaran sebagai berikut.
a. Iklim
Unsur-unsur iklim yang memengaruhi proses pembentukan tanah utama,
yaitu suhu dan curah hujan. Suhu akan berpengaruh terhadap proses
pelapukan bahan induk. Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan
erosi dan pencucian tanah, sedangkan penyucian tanah yang cepat
menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
b. Organisme (Vegetasi dan Jasad Renik)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah, antara
lain sebagai berikut.
1) Membantu proses pelapukan khususnya pelapukan organik.
2) Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan meng
hasilkan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 36


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan
bantuan jasad renik (mikroorganisme) yang terdapat di dalam tanah.
3) Jenis vegetasi berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Vegetasi hutan
dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan
vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak
memiliki kandungan bahan organik.
4) Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman ber
pengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Misalnya, jenis cemara akan
memberi unsurunsur kimia, seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah,
akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat kea samannya akan
lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.
c. Bahan Induk
Bahan induk terdiri atas batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf. Batuan induk akan hancur menjadi bahan induk, mengalami
pelapukan, dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat di permukaan bumi
sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan
bahan induknya. Bahan induk yang masih terlihat, seperti tanah berstuktur
pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan
kimia dan mineral bahan induk akan memengaruhi intensitas tingkat
pelapukan dan vegetasi di atasnya. Bahan induk yang banyak mengandung
unsur Ca akan mem bentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula
sehingga dapat menghindari penyucian asam silikat membentuk tanah
yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan
kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah.
d. Topografi/Relief
Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi pembentukan tanah, antara
lain sebagai berikut.
1) Tebal atau tipisnya lapisan tanah. Daerah dengan topografi miring dan
berbukit lapisan tanahnya menjadi lebih tipis karena tererosi, sedangkan
daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi proses
sedimentasi.
2) Sistem drainase atau pengaliran. Daerah yang drainasenya jelek sering
tergenang air. Keadaan ini akan menyebabkan tanahnya menjadi asam.
e. Waktu
Tanah merupakan benda yang terdapat di alam yang terus menerus
berubah, akibat pelapukan dan penyucian yang terjadi terus menerus. Oleh
karena itu, tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang
banyak mengandung unsur hara akan habis karena mengalami pelapukan
sehingga yang ter tinggal adalah mineral yang sukar lapuk, seperti kuarsa.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 37


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
2. Komponen Tanah
Komponen penyusun tanah adalah bahan yang berpengaruh
terhadap pembentukan tanah, sehingga menjadi satu kesatuan bagian yang
utuh dan membentuk bagian baru.

Empat bahan utama penyusun tanah adalah bahan mineral, bahan


organik, air dan udara
a. Bahan Mineral
1) berasal dari pelapukan batu-batuan
2) susunan di dalam tanah berbeda-
3) beda sesuai dengan susunan mineral batuan yang di lapuk
4) batuan : batuan beku/vulkanik (dari gunung berapi), batuan
endapan (sedimen) dan batuan metamorfosa
bahan mineral dapat dibedakan menjadi :
a) fraksi tanah halus (fine earth fraction) berukuran <2 mm
(pasir, debu dan liat)
b) fragmen batuan (rock fragment) berukuran >2 mm (kerikil,
kerakal dan batu)
b. Bahan Organik
Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa
organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses
dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun
senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga
mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada di
dalamnya.

Sumber bahan organik tanah :


1) Sumber primer, yaitu jaringan organik tanaman (flora) yang
dapat berupa daun, ranting, cabang, batang, buah dan akar
2) Sumber sekunder, yaitu jaringan organik fauna yang dapat
berupa kotorannya dan mikrofauna
3) Sumber lain dari luar, yaitu pemberian pupuk organik berupa
pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk bokasi (kompos) dan
pupuk hayati

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 38


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
c. Air
Air terdapat di dalam tanah karena ditahan/diserap oleh masa
tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan
drainase yang kurang baik.
Air dapat menyerap atau di tahan oleh tanah karena adanya gaya-
gaya adhesi, kohesi dan grafitasi.

Karena adanya gaya-gaya di dalam tanah maka kondisi air dapat


dibedakan menjadi:
1) Air higrokopis : air yang diserap oleh tanah sangat kuat
sehingga tidak dapat digunakan tanaman (adanya adhesi antara
tanah dan air)
2) Air kapiler : air di dalam tanah, dimana gaya adhesi dan kohesi
lebih kuat dari grafitasi, sehingga air dapat diserap oleh
tanaman
3) Kapasitas lapang : keadaan tanah yang cukup lembab yang
menunjukan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh
tanah terhadap gaya tarik gravitasi, sehingga dapat diserap oleh
tanaman
4) Titik layu permanen : kandungan air tanah, dimana akar-akar
tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dan tanah,
sehingga tanaman layu
5) Air tersedia : selisih antara kadar air pada kapasitas lapang
dikurangi kadar air pada layu permanen
d. Udara
Udara dan air mengisi pori-pori tanah, banyaknya pori-pori
didalam tanah kurang lebih 50% dari volume tanah, jumlah air dan
udara berubah-ubah tergantung kondisi iklim

3. Horizon Tanah
Horison tanah adalah lapisan tanah atau bahan tanah yang kurang lebih
sejajar dengan permukaan tanah yang kurang lebih sejajar dengan
permukaan tanah dan berbeda dengan lapisan disebelh atas ataupun
bawahnya yang secara genetik ada kaitannya. Horison tanah berbeda dengan
lapisan tanah dalam hal proses pembentukannya. Horison tanah terbentuk
karena pross perkembangan tanah sementara lapisan taah terbentuk karena
proses pengendapan bahan tanah oleh tenaga geomorfik. Urutan horison
tanah dari permukaan ke bawah permukaan mengikuti logika pembentukan
tanah oleh berbagai proses translokasi, transformasi, pengurangan dan
penambahan atas senyawa kimia dan partikel tanah di dalam profil.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 39


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Horison genetik utama

Gambar lapisan horizon tanah


Horison genetik utama atau sering disebut dengan horison utama diberi
simbol dengan huruf kapital O,A,E,B,C dan R. Keterangan dari masing-
masing horison tanah utama adalah sebagai berikut :
1. O adalah simbol untuk horison atau lapisan yang didominasi oleh bahan
organik.
2. A adalah simbol untuk horison tanah mineral yang terbentuk pada tanah
atas atau lapisan atas di bwah lapisan O, yng menunjukkan hilangnya
seluruh atau sebagian besar struktur batuan asli dan memperlihaatkan satu
atau lebih sifat.
3. E adalah simbol Untuk horizon yang mengalami proses
pelindian(leaching) maksimal, dicirikan oleh warna yang lebih terang
daripda horizon B yang terletak di bawahnya.
4. B adalah simbol untuk horison yang terbentuk di bawah horison A,E, atau
O yang telah mengalami perkembangan horison hingga mencirikan
hilangnya seluruh atau sebagian besar struktur batuan asli dan
menunjukkan satau atau lebih sifat.
5. C adalah simbol simbol untuk horison ataulapisan bahan induk tanah.
6. R adalah simbol untuk lapisan batuan induk misalnya granit, basalt,
batugamping , batu pasir, dll.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 40


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang

Berikut adalah Foto Horizon Tanah

Tanah yang tersusun dari beberapa Horizon tanah yang terlihat secara
lapisan, dari foto tersebut nampak keseluruhan, dalam foto ini nampak
lapisan organik, yang masih ditumbuhi Horizon O, Horizon A, Horizon B, dan
rerumputan. Horizon C.

Tanah yang ditumbuhi rerumputan,


dalam foto tersebut masih nampak
batuan induknya atau
horizon C.

B. KARAKTERISTIK TANAH

a. Tekstur Tanah
Tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena
terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang
terkandung pada tanah (Badan Pertanahan Nasional). dari ketiga jenis fraksi
tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05
mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm
(penggolongan berdasarkan USDA). keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh
terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain seperti struktur tanah, permeabilitas
tanah, porositas dan lain-lain.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 41


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Butir-butir yang paling kecil adalah butir liat, diikuti oleh butir debu (silt),
pasir, dan kerikil. Selain itu, ada juga tanah yang terdiri dari batu-batu. Tekstur
tanah dikatakan baik apabila komposisi antara pasir, debu dan liatnya hampir
seimbang. Tanah seperti ini disebut tanah lempung. Semakin halus butir-butir
tanah (semakin banyak butir liatnya), maka semakin kuat tanah tersebut
memegang air dan unsur hara. Tanah yang kandungan liatnya terlalu tinggi akan
sulit diolah, apalagi bila tanah tersebut basah maka akan menjadi lengket. Tanah
jenis ini akan sulit melewatkan air sehingga bila tanahnya datar akan cenderung
tergenang dan pada tanah berlereng erosinya akan tinggi. Tanah dengan butir-butir
yang terlalu kasar (pasir) tidak dapat menahan air dan unsur hara. Dengan
demikian tanaman yang tumbuh padatanah jenis ini mudah mengalami kekeringan
dan kekurangan hara.
Pembagian Ukuran Fraksi-Fraksi Tanah ( Tekstur) Menurut Sistem
Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) Tahun 1938
Partikel Diameter fraksi (mm)
Pasir sangat kasar (Very coarse sand) 2,00 – 1,00
Pasir kasar (Coarse sand) 1,00 – 0,50
Pasir sedang (medium sand) 0,50 – 0,25
Pasir halus (fine sand) 0,25 – 0,10
Pasir sangat halus (very fine sand) 0,10 – 0,05
Debu (silt) 0,05 – 0,002
Liat (Clay) Kurang dari 0,002
Tabel Tekstur Tanah (Saefudin, 1989)
Klasifikasi Tekstur Tanah menurut USDA
1. Liat (Clay)
2. Liat Berdebu (Silty Clay)
3. Liat Berpasir (Sandy Clay)
4. Lempung Liat berdebu (silty Clat Loam)
5. Lempung berliat (Clay Loam)
6. Lempung (loam)
7. Lempung liat berpasir (sandy clay loam)
8. Lempung berpasir (sandy lam)

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 42


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
9. Lempung berapasir (sandy loam)
10. Debu (silt)
11. Pasir Berlempung (loamy sang)
12. Pasir (sand)

Untuk menentukan rentang ukuran


partikel tanah yang biasanya dinyatakan
dalam prosentase dari berat kering total
dilakukan analisis secara mekanis
(mechanical analysis). Ada dua metode
yang umum digunakan untuk
memberikan informasi ukuran partikel
tanah, yaitu : (1) analisis saringan
(sieving analysis), dan (2) analisis
pengendapan (sedimentation atau
hydrometer analysis). Analisis saringan
biasanya digunakan untuk tanah berbutir
kasar, sedangkan prosedur pengendapan
Gambar segitiga tekstur batuan.
digunakan untuk analisis tanah berbutir
halus.

b. Struktur tanah
Struktur tanah adalah susunan atau agregasi partikel-parikel primer tanah
(pasir, debu, liat) secara alami menjadi berbagai kelompok partikel yang satu
sama lain berbeda dalam ukuran dan bentuknya, dan dibatasi oleh bidang-bidang.
c. Keasaman Tanah
Pengertian pH Tanah - Reaksi tanah dapat berada pada keadaan masam, netral
atau alkalis (basa)
d. Permeabilitas tanah
Permeabilitas tanah adalah cepat atau lambatnya air meresap ke dalam tanah
melalui pori-pori tanah, baik ke arah horizontal maupun vertikal (kemampuan
tanah dalam menyerap air
e. Ketebalan solum tanah

Pengertian Solum adalah Kedalaman tanah yang menunjukkan ketebalan tanah


yang diukur dari permukaan sampai batuan induk bumi. Lahan yang baik adalah
lahan yang mempunyai solum tanah yang dalam

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 43


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
C. JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA, PERSEBARAN DAN
PEMANFAATAN

a) Tanah Aluvial

Tanah aluvial merupakan jenis tanah


yang terjadi karena endapan lumpur
biasanya yang terbawa karena aliran
sungai. Tanah ini biasanya ditemukan
dibagian hilir karena dibawa dari hulu.
Tanah ini biasanya bewarna coklat
hingga kelabu.
(http://ilmugeografi.com/ilmu-
Karakteristik
bumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
Tanah ini sangat cocok untuk pertanian Persebaran
baik pertanian padi maupun palawija
Tanah ini banyak tersebar di Indonesia
seperti jagung, tembakau dan jenis
tanaman lainnya karena teksturnya yang dari sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
lembut dan mudah digarap sehingga tidak papua dan jawa
perlu membutuhkan kerja yang keras
untuk mencangkulnya.

b) Tanah Andosol

Tanah andosol merupakan salah satu


jenis tanah vulkanik dimana terbentuk
karena adanya proses vulkanisme pada
gunung berapi. Tanah ini sangat subur
dan baik untuk tanaman.

Karakteristik
(http://ilmugeografi.com/ilmu-
Warna dari tanah andosol coklat keabu- bumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
an. Tanah ini sangat kaya dengan
mineral, unsure hara, air dan mineral Persebaran
sehingga sangat baik untuk tanaman. Di Indonesia sendiri yang merupakan
Tanah ini sangat cocok untuk segala jenis daerah cincin api banyak terdapat
tanaman yang ada di dunia. persebaran
tanah andosol seperti di daerah jawa,
tanah andosol biasanya terdapat di daerah
yang dekat dengan gunung berapi. bali, sumatera dan nusa tenggara.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 44


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
c) Tanah Entisol

Tanah entisol merupakan saudara dari


tanah andosol namun biasaya
merupakan pelapukan dari material
yang dikeluarkan oleh letusan gunung
berapi seperti debu, pasir, lahar, dan
lapili.

Karakteristik

Tanah ini juga sangat subur dan (http://ilmugeografi.com/ilmu-


merupakan tipe tanah yang masih muda. bumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
Tanah ini biasanya ditemukan tidak
jauh dari area gunung berapi bisa Persebaran
berupa permukaan tanah tipis yang Persebaran tanah entisol ini biasanya
belum memiliki lapisan tanah dan terdapat disekitar gunung berapi seperti
berupa gundukan pasir seperti yang ada di pantai parangteritis Jogjakarta, dan
di pantai parangteritis Jogjakarta.berapi.
daerah jawa lainnya yang memiliki
gunung berapi.

d) Tanah Grumusol

1.1 Tanah grumusol terbentuk dari


pelapukan batuan kapur dan tuffa
vulkanik. Kandungan organic di
dalamnya rendah karena dari batuan
kapur jadi dapat disimpulkan tanah ini
tidak subur dan tidak cocok untuk
ditanami tanaman
1.2 .
1.3 Karakteristik
(http://ilmugeografi.com/ilmu-
Tekstur tanahnya kering dan mudah
bumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
pecah terutama saat musim kemarau
dan memiliki warna hitam. Ph yang Persebaran
dimiliki netral hingga alkalis. Tanah ini
Persebarannya di Indonesia
biasanya berada di permukaan yang
tidak lebih dari 300 meter dari seperti di Jawa Tengah (Demak, Jepara,
permukaan laut dan memiliki bentuk Pati, Rembang), Jawa Timur (Ngawi,
topografi datar hingga bergelombang. Madiun) dan Nusa Tenggara Timur.
Perubahan suhu pada daerah yang Karena teksturnya yang kering maka
terdapat tanah grumusol sangat nyata akan bagus jika ditanami vegetasi kuat
ketika panas dan hujan. seperti kayu jati

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 45


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
e) Tanah Humus

Tanah humus merupakan tanah yang


terbentuk dari pelapukan tumbuh-
tumbuhan. Mengandung banyak unsur
hara dan mineral dan sangat subur.

Karakteristik

Tanah Humus sangat baik untuk


melakukan cocok tanam karena
(http://ilmugeografi.com/ilmu-
kandungannya yang sangat subur dan
baik untuk tanaman. Tanah ini bumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
memiliki unsur hara dan mineral yang Persebaran
banyak karena pelapukkan tumbuhan
Tanah ini terdapat di daerah
hingga warnanya agak kehitam
hitaman. yang ada banyak hutan. Persebarannya
di Indonesia meliputi daerah Sumatera,
Kalimantan, Jawa, Papua dan sebagian
wilayah dari Sulawesi.

f) Tanah Inseptisol

1.4 Inseptol terbentuk dari batuan


sedimen atau metamorf dengan warna
agak kecoklatan dan kehitaman serta
campuran yang agak keabu-abuan.
Tanah ini juga dapat menopang
pembentukan hutan yang asri.
1.5
1.6 Karakteristik

Ciri-ciri tanah ini adalah adanya


horizon kambik dimana horizon ini
kurang dari 25% dari horizon (http://ilmugeografi.com/ilmu-
selanjutnya jadi sangatlah unik. Tanah bumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
ini cocok untuk perkebunan seperti
perkebunan kelapa sawit.Serta untuk Persebaran
berbagai lahan perkebunan lainnya Tanah inseptisol tersebar di
seperti karet. berbagai derah di Indonesia seperti di
sumatera, Kalimantan dan papua

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 46


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
g) Tanah Laterit

Tanah laterit memiliki warna merah


bata karena mengandung banyak zat
besi dan alumunium. Di indonesia
sendiri tanah ini sepertinya cukup
fimiliar di berbagai daerah, terutama di
daerah desa dan perkampungan.

Karakteristik (http://ilmugeografi.com/ilmu-
bumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
Tanah laterit termasuk dalam jajaran
tanah yang sudah tua sehingga tidak Persebaran
cocok untuk ditanami tumbuhan apapun Persebarannya sendiri di Indonesia
dan karena kandungan yang ada di meliputi Kalimantan, Lampung, Jawa
dalamnya pula. Barat, dan Jawa Timur.

h) Tanah Latosol

1.7 Jenis tanah ini juga salah satu yang


terdapat di Indonesia, tanah ini
terbentuk dari pelapukan batuan
sedimen dan metamorf.
1.8
1.9 Karakteristik

Ciri-ciri dari tanah latosol adalah


warnanya yang merah hingga kuning,
teksturnya lempung dan memiliki (http://ilmugeografi.com/ilmu-
solum horizon. Persebaran tanah litosol bumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
ini berada di daerah yang memiliki
curah hujan tinggi dan kelembapan Persebaran
yang tinggi pula serta pada ketinggian Persebaran tanah latosol di
berkisar pada 300-1000 meter dari daerah Sulawesi, lampung, Kalimantan
permukaan laut. Tanah latosol tidak timur dan barat, Bali dan Papua.
terlalu subur karena mengandung zat
besi dan alumunium.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 47


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
i) Tanah Litosol

Tanah litosol merupakan tanah yang


baru mengalami perkembangan dan
merupakan tanah yang masih muda.
Terbentuk dari adanya perubahan
iklim, topografi dan adanya
vulkanisme.

Karakteristik
(http://ilmugeografi.com/ilmu-
Untuk mengembangkan tanah ini
harus dilakukan dengan cara bumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
menanam pohon supaya mendapatkan
mineral dan unsur hara yang cukup. Persebaran
tekstur tanah litosol bermacam-
macam ada yang lembut, bebatuan Biasanya terdapat pada daerah yang
bahkan berpasir. memiliki tingkat kecuraman tinggi
seperti di bukit tinggi, nusa tenggara
barat, Jawa tengah, Jawa Barat dan
Sulawesi

j) Tanah Kapur

Seperti dengan namanya tanah kapur


berasal dari batuan kapur yang
mengalami pelapukan.

Karakteristik

Karena terbentuk dari tanah kapur


maka bisa disimpulkan bahwa tanah
ini tidak subur dan tidak bisa ditanami
tanaman yang membutuhkan banyak (http://ilmugeografi.com/ilmu-
air. Namun jika ditanami oleh pohon bumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
yang kuat dan tahan lama seperti
pohon jati dan pohon keras lainnya. Persebaran
Tanah kapur tersebar di daerah
yang kering seperti di gunung kidul
Yogyakarta, dan di daerah pegunungan
kapur seperti di Jawa Tengah, Jawa
Barat, Nusa Tenggara Timur.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 48


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
k) Tanah Organosol

Tanah organosol terbentuk dari


pelapukan benda organic seperti
tumbuhan, gambut dan rawa.
Biasanya terdapat di daerah yang
memiliki iklim basah dan memiliki
curah hujan tinggi.

Karakteristik
(http://ilmugeografi.com/ilmu-
Ketebalan dari tanah ini sangat minim
hanya 0.5 mm saja dan memiliki bumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
diferensiasi horizon yang jelas,
Persebaran
kandungan organic di dalam tanah
organosol lebih dari 30% dengan Tanah ini biasanya ditemukan di
tekstur lempung dan 20% untuk tanah daerah pantai dan hampir tersebar di
yang berpasir. Kandungan unsur hara seluruh pulau di Indonesia seperti
rendah dan memiliki tingkat sumatera, papua, Kalimantan, jawa,
kelembapan rendah (PH 0,4) saja.. Sulawesi dan nusa tenggara.

l) Tanah Podsol

Tanah podsol memiliki berbagai


campuran tekstur mulai pasir hingga
bebatuan kecil.

Karakteristik

Ciri-ciri dari tanah podsol antara lain


tidak memiliki perkembangan profil,
warnanya kuning hingga kuning (http://ilmugeografi.com/ilmu-
keabuan serta memiliki tekstur pasir bumi/tanah/jenis-jenis-tanah)
hingga lempung. Kandungan
organiknya sangat rendah karena Persebaran
terbentuk dari curah hujan yang tinggi Persebaran tanah ini antara lain
tapi suhunya rendah. meliputi Kalimantan utara, Sulawesi
utara dan papua serta daerah lainnya
yang tidak pernah kering alias selalu
basah.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 49


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
D. JENIS KONSERVASI TANAH
Konservasi (pengawetan) tanah merupakan upaya pemanfaatan tanah
dalam usaha tani dengan memperhatikan kelas kemampuan tanah dan
menerapkan kaidah-kaidah pengawetan tanah agar tanah yang digunakan
memberikan hasil yang optimal dan lestari.
Berikut maksud dari konservasi tanah:
1. Menggunakan tanah sesuai dengan kemampuannya
2. Memperhatikan kesuburan dan produktivitas tanah dengan
memperhatikan persyaratan-persyaratan yang diperlukan agar tidak
menimbulkan kerusakan
3. Memperbaiki, mempertahankan, dan meningkatkan produktivitas
sertakesuburan tanah
4. Menerapkan kaidah-kaidah konservasi tanah dalam bercocok tanam
agar lahan usaha tani tidak rusak
Berikut tujuan konservasi tanah:
a. Mencegah kerusakan tanah akibat erosi dan aliran permukaan
b. Memperbaiki tanah yang rusak/kritis
c. Mengamankan dan memelihara produktivitas tanah agar tercapai
produksi yang optimal dalam waktu tidak terbatas
d. Meningkatkan produktivitas lahan usaha tani.
A. Macam-macam Metode Konservasi Tanah
Teknologi yang diterapkan pada setiap macam penggunaan tanah akan
menentukan apakah akan didapat penggunaan dan produksi yang lestari pada
sebidang tanah. Metode konservasi tanah dan air dapat dibagi dalam tiga
golongan, yaitu:
a. Metode vegetatif
Metode vegetatif adalah suatu cara pengelolaan lahan miring
dengan menggunakan tanaman sebagai sarana konservasi tanah
(Seloliman, 1997). Tanaman penutup tanah ini selain untuk mencegah atau
mengendalikan bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki struktur
tanah, menambahkan bahan organik tanah, mencegah proses pencucian
unsur hara dan mengurangi fluktuasi temperatur tanah.
Metode vegetatif untuk konservasi tanah dan air termasuk antara
lain: penanaman penutup lahan (cover crop) berfungsi untuk menahan air
hujan agar tidak langsung mengenai permukaan tanah, menambah
kesuburan tanah (sebagai pupuk hijau), mengurangi pengikisan tanah oleh
air dan mempertahankan tingkat produktivitas tanah (Seloliman, 1997).
Syarat-syarat dari tanaman penutup tanah, antara lain:
1. Dapat berkembang dan daunnya banyak.
2. Tahan terhadap pangkasan.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 50


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
3. Mudah diperbanyak dengan menggunakan biji.
4. Mampu menekan tanaman pengganggu.
5. Akarnya dapat mengikat tanah, bukan merupakan saingan tanaman
pokok.
6. Tahan terhadap penyakit dan kekeringan.
7. Tidak berduri dan bersulur yang membelit.
b. Metode mekanik
Cara mekanik adalah cara pengelolaan lahan tegalan (tanah darat)
dengan menggunakan sarana fisik seperti tanah dan batu sebagai sarana
konservasi tanahnya. Tujuannya untuk memperlambat aliran air di
permukaan, mengurangi erosi serta menampung dan mengalirkan aliran air
permukaan (Seloliman, 1997).Termasuk dalam metode mekanik untuk
konservasi tanah dan air di antaranya pengolahan tanah. Pengolahan tanah
adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk
menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan
pokok pengolahan tanah adalah menyiapkan tempat tumbuh bibit,
menciptakan daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa
tanaman dan memberantas gulma (Arsyad, 1989).
c. Metode kimia
Kemantapan struktur tanah merupakan salah satu sifat tanah yang
menentukan tingkat kepekaan tanah terhadap erosi. Yang dimaksud
dengan cara kimia dalam usaha pencegahan erosi, yaitu dengan
pemanfaatan soil conditioner atau bahan-bahan pemantap tanah dalam hal
memperbaiki struktur tanah sehingga tanah akan tetap resisten terhadap
erosi (Kartasapoetra dan Sutedjo, 1985). Bahan kimia sebagai soil
conditioner mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap stabilitas
agregat tanah. Pengaruhnya berjangka panjang karena senyawa tersebut
tahan terhadap mikroba tanah. Permeabilitas tanah dipertinggi dan erosi
berkurang. Bahan tersebut juga memperbaiki pertumbuhan tanaman
semusim pada tanah liat yang berat (Arsyad, 1989).
Penggunaan bahan-bahan pemantap tanah bagi lahan-lahan
pertanian dan perkebunan yang baru dibuka sesunggunya sangat
diperlukan mengingat:
a. Lahan-lahan bukaan baru kebanyakan masih merupakan tanah-tanah
virgin yang memerlukan banyak perlakuan agar dapat didayagunakan
dengan efektif.
b. Pada waktu penyiapan lahan tersebut telah banyak unsur-unsur hara
yang terangkat.
c. Pengerjaan lahan tersebut menjadi lahan yang siap untuk kepentingan
perkebunan, menyebabkan banyak terangkut atau rusaknya bagian top

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 51


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
soil, mengingat pekerjaannya menggunakan peralatan-peralatan berat
seperti traktor, bulldozer dan alat-alat berat lainnya.

B. Cara Melestarikan Tanah untuk Menjaga Kesuburannya


Kesuburan tanah dapat berkurang dan hilang akibat pengolahan tanah
yang kurang hati-hati terutama pada lahan miring. Oleh karena tanah sangat
penting untuk dijaga kesuburannya, berikut cara-cara yang dapat dilakukan
untuk menjaga kesuburan tanah.
1. Menggunakan pupuk kimia secara bijaksana. Pupuk memang bertujuan
untuk menambah unsur hara dalam tanah. Akan tetapi jika penggunaannya
berlebihan, justru akan menimbulkan pencemaran pada tanah dan air oleh
zat kimia. Penggunaan pupuk organik seperti pupuk kompos dan pupuk
kandang lebih aman karena risiko pencemarannya jauh lebih sedikit (bisa
dikatakan sangat aman).
2. Membuat sengkedan/terasering pada tanah miring. Tujuannya untuk
mencegah erosi. Apabila tanah sangat miring, harus ditambahkan penguat
seperti tumpukan batu atau pohon besar. Daerah yang tanahnya tidak
subur sebaiknya ditanami kacang-kacangan
3. untuk menambah unsur nitrogen dalam tanah.
4. Mengusahakan agar permukaan tanah selalu tertutup oleh tanaman untuk
mengurangi kerusakan tanah akibat sinar matahari, longsor, dan banjir.
5. Penghijauan pada tanah-tanah yang tidak diolah agar tanah tidak menjadi
gersang.
6. Penertiban pembuangan sampah secara sembarangan, karena dapat
mencemari tanah, air, dan udara. Sampah-sampah yang dapat didaur ulang
harus didaur ulang.

Gambar 2. Limbah pencermaran


Sumber: www.google.com

7. Penertiban pembuangan limbah industri yang mengandung logam berat,


bahan-bahan yang sulit hancur, atau zat-zat yang termasuk limbah B3
(Bahan Berbahaya dan Beracun).
Selain cara-cara di atas, dikenal pula metode pengawetan tanah
untuk mempertahankan kesuburan tanah. Pengawetan tanah secara garis

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 52


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dengan metode
vegetatif dan metode mekanik. Untuk setiap daerah berbeda dalam
menerapkan kedua metode tersebut. Kadang kedua metode diterapkan
secara berimbang di suatu daerah. Tetapi, di daerah lain mungkin salah
satu metode lebih diutamakan. Metode vegetatif sangat efektif dalam
pengendalian erosi tanah. Sebagai contoh, padang rumput alami dan
vegetasi hutan membatasi atau mengendalikan erosi tanah pada tingkat
normal.
Metode vegetatif dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut.
1. Penanaman tanaman secara berjalur tegak lurus terhadap arah
aliran (strip cropping).
2. Penanaman tanaman secara berjalur sejajar garis kontur (contour strip
cropping). Cara penanaman ini bertujuan untuk mengurangi atau
menahan kecepatan aliran air dan menahan partikel-partikel tanah
yang terangkut aliran air.
3. Penutupan lahan yang memiliki lereng curam dengan tanaman
keras (buffering).
4. Penanaman tanaman secara permanen untuk melindungi tanah dari
tiupan angin(wind breaks).
Beberapa metode mekanik yang umum dilakukan sebagai berikut.
1. Pengolahan lahan sejajar garis kontur (contour tillage). Pengolahan
lahan dengan cara ini bertujuan untuk membuat pola rongga-rongga
tanah sejajar kontur dan membentuk igirigir kecil yang dapat
memperlambat aliran air dan memperbesar infiltrasi air.
2. Penterasan lahan miring (terracering). Penterasan bertujuan untuk
mengurangi panjang lereng dan memperkecil kemiringan lereng
sehingga dapat memperlambat aliran air.
3. Pembuatan pematang (guludan) dan saluran air sejajar garis kontur.
Pembuatan pematang bertujuan untuk menahan aliran air.
4. Pembuatan cekdam. Pembuatan cekdam bertujuan untuk
membendung aliran air yang melewati parit-parit sehingga material
tanah hasil erosi yang terangkut aliran tertahan dan terendapkan.
Adanya cekdam maka parit-parit erosi lama-kelamaan mengalami
pendangkalan, erosi tanah dapat dikendalikan, lapisan tanah menebal,
dan produktivitas tanah meningkat.
Metode mekanik yang digabung dengan metode vegetatif akan lebih
efektif untuk mengendalikan erosi tanah.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 53


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
E. PENGARUH LITOSFER BAGI KEHIDUPAN

Litosfer merupakan salah satu lapisan yang ada dalam lingkungan


kehidupan manusia, litosfer merupakan lapisan bumi tempat kita berpijak.
Oleh karena itu proses yang terjadi di lapisan litosfer akan
memberikan pengaruh bagi kehidupan manusia dan mkhluk hidup di
bumi. Bagi manusia berpengaruh dengan kesehatan dan permasalahan
lingkungan. Litosfer merupakan bagian luar bumi yang berfungsi sebagai
pembungkus. Litosfer berasal dari kata lithos yan artinya batuan dan sphere
yang artinya lapisan. Unsur penyusun litosfer adalah oksigen (46,6%), silikon
(27,7%), aluminium (8,1%), besi (5%), kalsium(3,6%), natrium (2,8%), dan
magnesium (2,1%). Litosfer disebut juga sebagai lapisan kulit bumi. Kulit
Bumi ini tidaklah merata. Bumi terdiri dari tiga lapisan, yaitu inti, mantel, dan
kerak.
a. Inti Bumi (Terdiri dari Besi dan Nikel)
Inti Bumi mempunyai jari-jari ±3.450 km, dengan volume kurang
dari 20% volume bumi. Inti bumi ada dua yaitu inti dalam dan inti luar.
b. Mantel
Mantel adalah lapisan bumi yang mempunyai ketebalan ±2.900 km,
suhu ±1.500˚C-3.000˚C, serta tersusun oleh batuan yang mengandung
silikat dan magnesium.
c. Kerak Bumi
Ada dua macam kerak bumi, yaitu kerak benua dan kerak samudra.
Kurang lebih 65% kerak bumi merupakan kerak samudra.
Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Untuk kebutuhan industri, seperti industri elektronika, industri peralatan
rumah tangga, industri bahan bangunan, maupun industri kendaraan
bermotor dapat memanfaatkan unsur besi dan aluminium.
b. Dalam lapisan litosfer banyak terkandung berbagai mineral, seperti intan,
emas, perak, dan lain-lain.
c. Unsur uranium meskipun dalam jumlah yang sedikit dan terbatas dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi dan pembuatan bahan peledak
d. Dalam kegiatan pertanian juga memanfaatkan unsur pada litosfer seperti
pupuk buatan berupa NPK (nitrogen, phosphat, dan kalium).
Perubahan lithosfer juga mengarah kepada kerusakan di muka bumi yang
dinamakan juga sebagai degradasi.Degradasi di sini artinya penurunan
kwalitas maupun perusakan lahan. Penebangan hutan yang semena - mena
penyebab utama degradasi lahan. Selain itu tidak terkendali dan tidak
terencananya penebangan hutan secara baik merupakan bahaya Ekologis yang
paling besar. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya degradasi yaitu:
a. Erosi

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 54


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
b. Pestisida
c. bahan radio aktif
d. pupuk kimia
e. deterjen
f. sampah organic (terutama dari derah perkotaan )
g. wabah dan penyakit (baik bagi manusia, hewan maupun pertumbuhan)
dan penyebaran organisma yang menyebabkan infeksi,
h. limbah industri anorganik (berbentuk gas, cair dan padat.

F. LEMBAGA-LEMBAGA YANG MENYEDIAKAN DAN


MEMANFAATKAN DATA GEOLOGI INDONESIA
Data geologi memiliki peran penting dalam menunjang dan mendukung
berbagai program rencana pembangunan disuatu wilayah. Informasi yang dapat
diperoleh dari data geologi meliputi jenis dan sebaran batuan, struktur
morfologi dan kemiringan lereng, kerentanan tanah dan runtuhan variasi batuan
Data dasar geologi banyak digunakan untuk mengembangkan dan
pemanfaatan sumber daya alam serta pengelolaan lingkungan. Pusat Survei
Geologi (Badan Geologi) adalah lembaga yang bertugas sebagai penyedia data
dan informasi geologi serta geofisika Indonesia. Data tersebut banyak
digunakan oleh Kementrian ESDM, Kementrian Kehutanan, Kementrian
Pertanian, Kementrian Pekerjaan Umum, Bappenas dan lembaga-lembaga
lainnya.

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 55


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Daftar Pustaka
Anjani, Eni. 2009. Geografi untuk kelas X SMA/MA. Jakarta : Pusat Perbukuan
Depdiknas.
Antoro, Ali. 2010. Lapisan Litosfer. Ilmubumi.blogspot.com
Hadi, Abdul.2014. Pelapukan (online)
http://www.softilmu.com/2014/07/pelapukan.html dikases tanggal 25
maret 2017
--------------------.2014. Hillslope Processes and Mass Movement (online)
http://www.physicalgeography.net/fundamentals/10x.html diakses tanggal
25 maret 2017
Ilmu Geografi. 2016. Tenaga Endogen dan Eksogen.
http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/geomorfologi/tenaga-endogen-dan-
eksogen.
Irfan Yulianto. 2014. Pengertian Litosfer dan Lapisannya

Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi.


Putrianasari. 2013. Metode Bimbel Privat kuasai materi Geografi SMA Kelas X,
XI dan XII. Yogyakarta : Planet Ilmu.
Rofiq, Aunur dan Andik Suwastono. 2016. Modul Pelatihan Guru Mata
Pelajaran Geografi Kelompok Kompetensi A. Jakarta : Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayan.
Sindhu, Yasinto. 2016. Buku Pelajaran Geografi Kelas Untuk SMA.
sindhu,Yasinto. 2016. Geografi untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga.

Soegimo, Dibyo. 2009. Geografi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat


Perbukuan Depdiknas.
Somantri, Lili dkk. 20013. Advance Learning Geography 1 for Grade X Senior
High School Social Programe. Bandung : Grafindo.
Sugiyanto dan Danang E. 2014.Mengkaji Ilmu Geografi Kelas X SMA/MA. Solo:
PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Sugiyanto dan Danang Endarto. 2014. Mengkaji Ilmu Geografi Untuk Kelas X
SMA. Solo : Platinum
Triyuli, Kurnia.2010. split, tembolo, dan perbukitan karst. (online) http://kurnia-
geografi.blogspot.co.id/2010/08/split-tombolo-dan-perbukitan-karst.html
diakses pada tanggal 25 maret 2017
Waluya, Bagja. 2009. Memahami Geografi 1 SMA/MA untuk Kelas X Semester 1
dan 2. Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas.
Wardiyatmoko. 2013. Geografi untuk SMA/MA kelas X. Jakarta : Erlangga.
Wikipedia.com

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 56


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan
Pendidikan Geografi
Universitas Negeri Padang
Sumber internet:

http://akhwat1cinta.blogspot.co.id/2014/01/memperdalam-materi-tentang-kerak-
benua.html
http://anakriau-selayangpandang.blogspot.co.id/2012/03/perubahan-litosfer-dan-
dampaknya.html

http://ellyawatiabbas.blogspot.co.id/2013/04/intrusi-magma.html
http://ericksyaputrakalteng.blogspot.co.id/2016/09/konservasi-tanah.html

http://fiyan7064nk.blogspot.co.id/2012/03/tenagaendogen-dan-eksogen.html
http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/jenis-jenis-tanah

http://majalahscience.blogspot.co.id/2015/07/pengertian-litosfer-dan-
manfaatnya-bagi.html

http://pengertianlitosferdanmanfaatnya.blogspot.co.id/

http://rikaangguntiara.blogspot.co.id/2014/06/glosarium-geografi-kelas-10.html
http://www.artikelsiana.com/2014/10/bentuk-bentuk-gunung-api-Ciri-cirinya-
proses.html
http://www.caragampang.com/2014/08/pengertian-ph-tanah.html

http://www.caragampang.com/2014/08/pengertian-struktur-tanah.html

https://arisudev.wordpress.com/2013/04/24/beberapa-cara-melestarikan-tanah-
untuk-menjaga-kesuburannya/

https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=12&idmateri
=126&lvl1=2&lvl2=3&lvl3=0&kl=10

https://brainly.co.id/tugas/144182

https://id.wikipedia.org/wiki/Litosfer

https://id.wikipedia.org/wiki/Litosfer diakses pada 25 maret 2017


https://qhoryks.wordpress.com/2012/03/16/macam-macam-metode-konservasi-
tanah/

Bahan Ajar Geografi Kelas X/II Page 57


Bab V Dinamika Litosfer dan Dampaknya terhadap Kehidupan

Anda mungkin juga menyukai