5163 - Pemindahan Tanah Mekanis-2
5163 - Pemindahan Tanah Mekanis-2
5163 - Pemindahan Tanah Mekanis-2
Contoh soal :
1) Berapa faktor efisiensi dari seorang operator yang
membutuhkan waktu istirahat selama 5 menit setelah
bekerja selama 1 jam ?
2) Berapa faktor efisiensi dari sebuah alat yang
memerlukan pendinginan mesin selama 1 jam setelah
bekerja selama 8 jam ?
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Kerja
Faktor Koreksi
Faktor koreksi digunakan untuk merubah taksiran produksi dengan pekerjaan
tertentu dan kondisi setempat.
Dimana faktor koreksi akan berbeda-beda sesuai dengan jenis pekerjaan dan jenis
alat yang digunakan.
Angka faktor dari berbagai jenis material dan alat disamping besarnya tidak sama,
juga penamaan dari factor-factor tersebut sedikit terjadi perbedaan, misalnya ada
yang menamakannya faktor isi untuk menyatakan tingkat kepenuhan Wheel
Loader, ada yang menamakan faktor muatan untuk menyatakan tingkat
kepenuhan bak Dump Truk, ada yang menamakannya carry faktor untuk
menyatakan faktor angkut atau tingkat kepenuhan Excavator, Shovel dan lain-lain
serta ada yang hanya menyatakannya dengan faktor koreksi terhadap pengaruh
kondisi kerja Buldozer di lapangan.
Disamping itu ada juga istilah yang digunakan dalam menentukan pengaruh
faktor kondisi pengelolaan dan sebagainya yang digabung menjadi satu angka
faktor, yang biasa disebut dengan istilah efisiensi kerja
Faktor – Faktor yang mempengaruhi
Produksi Kerja
Faktor Lain-lain
Faktor-faktor lain ini diperhitungkan untuk menghindarkan
kerugian akibat adanya kesalahan dari perhitungan ataupun
kesalahan dalam memprediksi berbagai faktor yang akan
mempengaruhi produksi kerja alat berat.
Hal ini dimaksudkan untuk memperkecil kesalahan dan
penyimpangan yang mungkin terjadi didalam perhitungan.
Pekerjaan Galian dan Timbunan
Perhitungan Galian dan Timbunan
Pada suatu proyek konstruksi, pekerjaan galian dan timbunan tanah (cut and
fill) hampir tidak pernah dapat dihindarkan.
Akibat adanya perbedaan letak permukaan tanah asli dan permukaan
tanah rencana yang disebabkan topografi daerah yang berbeda-beda.
Sekalipun permukaan tanah asli sama dengan permukaan tanah rencana,
akan tetapi tanah asli tersebut belum tentu memenuhi syarat daya dukung
tanah.
Dalam hal ini galian dan timbunan perlu diperhitungkan secara seksama
sehingga biaya pekerjaan konstruksi dapat dibuat lebih ekonomis.
Dalam menentukan volume galian dan timbunan satuan yang biasa
digunakan adalah Feet kubik (ft³), yard kubik (yd³) dan meter kubik (m³ )
dipakai dalam hitungan pengukuran volume tanah, walaupun yard kubik
adalah satuan yang paling umum dalam pekerjaan tanah 1yd³ = 27 ft³, 1 m³
= 35,315 ft³.
Indonesia menggunakan meter kubik (m³) sebagai satuan dalam
menentukan jumlah volume
Tujuan Perhitungan Galian dan
Timbunan
Meminimalkan penggunaan volume galian dan
timbunan pada tanah, sehingga pekerjaan
pemindahan tanah dan pekerjaan stabilitas tanah
dasar dapat dikurangi, waktu penyelesaian proyek
dapat dipercepat, dan biaya pembangunan dapat se-
efisien mungkin
Untuk menentukan peralatan (alat-alat berat) yang
digunakan pada pekerjaan galian maupun timbunan,
dengan mempertimbangkan kemampuan daya
operasional alat tersebut
Sumber-sumber galat
Contoh :
Suatu daerah dengan interval kontur 5 m dengan
A1 = 100 m2, A2 = 60 m2 dan A3 = 40 m2. Hitung
volumenya
Metode Potongan Melintang (Cross Section Method)
Metode potongan melintang dipakai untuk menghitung volume pada proyek-proyek
konstruksi yang memanjang misalnya jalan raya dan kanal (saluran).
Metode potongan melintang rata-rata
Luas potongan melintang A1 dan A2 pada kedua ujung ukur dan dengan
menganggap bahwa perubahan luas potongan melintang anara kedua ujung itu
sebanding dengan jaraknya, luas A1 dan A2 tersebut dirata-rata. Akhirnya volume
tanah dapat diperoleh dengan mengalikan luas rata-rata tersebut dengan jarak L
dengan kedua ujung
Contoh :
Diketahui luas penampang ke-1 = 40 m2,
luas penampang ke-2 = 8 m2. Jarak antar
penampang tersebut 50 m. Berapa
volume tanah tersebut
Metode Potongan Melintang (Cross Section Method)
V = Volume
A0 = Luas penampang nol
A1 = Luas penampang satu
A2 = Luas penampang dua
L1 = Panjang dari luas tampang nol ke luas
tampang satu
L2 = Panjang dari luas tampang satu ke
luas tampang dua
Metode Borrow Pit
Contoh :
Pada suatu daerah yang dibatasi dengan titik-titik
grid seperti gambar di samping setelah penggalian
diadakan pengukuran tinggi ulang, beda tinggi
seperti dalam contoh di bawah, hitung volume
tanah yang tergali tersebut.
Penentuan Volume dengan Sipat datar
dan Penggalian (borrow pit/spot level)
Hitungan :
Dengan anggapan
bangun tersebut dibagi
dalam empat buah empat
persegi panjang yang
terpisah dengan luas alas
yang sama dan tinggi
setiap prisma diambil rata-
rata dari ketinggian
keempat sudutnya. Karena
ketinggian titik sudut ada
yang digunakan lebih dari
satu kali, sehingga hitungan
dibuat dalam tabel sbb :
Penentuan Volume dengan Sipat datar
dan Penggalian (borrow pit/spot level)
Dengan menganggap
prisma segitiga, sehingga
tinggi prisma adalah
rata-rata dari ketiga
tinggi sisinya, maka
dapat ditabulasikan sbb
Diagram Mass-Haul
Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi – Susi Fatena Rostiyanti – 2008 - Penerbit
Rineka Cipta
Modul alat berat dan PTM
Materi kuliah Metoda dan Peralatan Konstruksi – Prof. Dr. Krishna S. Pribadi -
ITB
Materi kuliah Metoda dan Peralatan Konstruksi – Dr. Muhamad Abduh – ITB
Peurifoy, Schexnayder, and Shapira, Construction Planning, Equipment and
Methods 7th ed., McGraw Hill, 2006