Kumpulan Puisiku
Kumpulan Puisiku
Kumpulan Puisiku
Hampa
Dalam kebisingan kau merasa sepi
Mencoba membuat keributan dalam hati
Dengan sebuah rasa yang kau pura-pura
Namakan cinta
Perih kau rasakan
Seperti sebilah pisau yang mengiris hatimu dengan lembut
Tapi kau tetap diam walau darah mengalir
Di setiap sudut ruang hati
Pun bibir kau biarkan terkunci
Dalam kebisuanmu
Aku mencoba membaca setiap garis
Yang terlukis di wajahmu
Kesedihan yang kau selimuti
Dengan sempurna oleh senyum dan tawa
Yang kau kembangkan di setiap guratan wajahmu
Saat hati ingin berkelana dengan liar
Kau ikat dia dengan tali kekang yang kuat
Hingga nafasnya tersengal
Tersakiti oleh kerangkeng kau buat dari
Wajah palsu kemunafikan
Pertahanan diri atas otak dan logika
Yang tak kau sadari hati telah kau kurung
Dalam penjara hatimu
hancur hingga menjadi serpihan abu
3 hari...
Membiarkan diri direbut oleh waktu
Membelenggu hati dalam keinginannya
Memperalat jiwa bergerak tanpa arah
Tenggelam dalam pertunjukan dunia
Yang penuh dengan kepalsuan hati
*untuk dr.Vence, Terima Kasih untuk sumbangan energy positive. Terus berkarya di
mana kakimu berpijak dokter..*
Jiwaku Merindumu
Aku…
Merindukanmu dalam setiap hembusan nafasku
Merindukanmu dalam setiap jejak langkahku
Merindukanmu di tiap kedipan mataku
Merindukanmu dalam lamunanku
Sayang…
Aku selalau menunggumu di dasar hatimu (ku)
Karena hanya disanalah kita bertemu
Semoga itu cukup buatku menumpahkan
Kuncilah Hatimu
Sudah cukup...
Hentikanlah deru tangis dan isakmu dalam sunyi itu
Tersenyumlah untuk seorang
Yang kini mendiami hatimu yang kau sebut cinta
Jagalah hatimu untuknya
Dan kuncilah hatimu dengan benar
Jangan sampai ada hati lain mendobrak pintu itu
Sekalipun itu aku.
Sempat Mampir diingatan
Berjalan
Menapaki setiap arah yang terbentang di depan mata
Melihat dunia dengan segala keindahan dan kesempurnaan
Yang terselubung oleh topeng kemunafikan
Senyuman kepalsuan
Tawapun menjadi hilang
Seiring datangnya kebobrokan hati
Menghancurkan arti sebuah ketulusan
Disini
Aku berdiri dalam sebuah pilihan
Hidup memintaku memilih diantara
banyak hal yang ditawarkan oleh dunia
Pergilah,..
Terlalu lelah kau mengikutiku
Semua keaku-akuanku yang telah membuatmu muak
Pergilah..
Bermuaralah pada sebuah jiwa yang kau rindukan
Hingga kau dapatkan kedamaian
Dan kembalilah ketika aku sudah menyembuhkan kembali
Jiwa dalam kesakitannya.
Kebekuan Hati
Sudahlah
Hentikan setiap katamu
Uraianmu untukku
PS: untukmu yang pernah mengaku temanku, kau sudah terlalu jauh melangkah atau
aku hanya yang berjalan di tempat?? Sudahlah.. cerita kita sudah menjadi usang. Tak
perlu kau utak-atik lagi. Tak pantas untukmu dan tak baik untukku.
Jiwa Yang rapuh
Aku mengenalmu
dalam bait-bait puisi yang kau tuangkan dalan buku kehidupan
yang dibiarkan terbuka dengan lebar.
Dan kau biarkan aku larut di dalam
setiap lembar demi lembar kehidupanmu yang telah menjadi usang dan usai kau
jalani.
Ok…Aku menikmatinya.
Dan kau membiarkanku terseret masuk dalam kelamnya kehidupanmu.
Sendiri…
Berjalan menapaki setiap jejak kehidupan yang kau jalani dalam luka.
Yang kau rasakan hanyalah sepi yang menggila dan merasuki seluruh jiwamu
Matamu masih tertutup oleh airmata yang tak berhenti menangisi
Jiwa yang pergi melepaskan diri darimu
Dan meninggalkan ruang kosong tanpa penghuni di hatimu
Dalam diam kau memaki kelamnya duniamu
Meratapi hati yang kini mengeras seperti batu
Kau..
Mencoba kembali membangun puing-puing hatimu
Yang telah pecah, terkoyak oleh rasa cinta dan kesetiaan
Yang sudah mulai pudar dan berubah menjadi debu.
dalam hatimu penuh dengan goresan luka yang rindu untuk
di balut dalam ruang yang baru di hatimu
Beny…
Kau mengukir duniamu dalam bahasamu
Mencoba mengartikan kehidupanmu dalam
dalam setiap prosa-prosa kehidupan
Yang kau buat dengan hati dan otak warasmu
Walau jujur,…sering terkadang sulit untukku mengerti
Tapi semuanya terlihat seperti untaian kata indah
Yang mengikuti arah kehidupanmu
Beny,..
kotamu yang kau diami saat ini
Adalah kota yang juga pernah ku kunjungi
Aku tak tau kalau cinta dan kesetiaan telah menjadi debu di sana
Aku pernah merasakan rasa yang kusebut nyaman di sana
Dan aku masih percaya banyak cinta yang bisa kau dapat disana
Soal kesetiaan,… kau harus memulai itu dari dirimu
Dari hatimu….jiwamu, untuk kotamu.
Kau…
Seorang wanita yang dulu ku kenal dengan pasti
Dalam fikirmu dan dalam hatimu aku tau kau dengan jelas
Hati yang dipenuhi dengan sejuta mimpi indah yang ingin kau raih
Otak yang dipenuhi dengan pikiran2 tentang kehidupan
Dan memandang semua hal dengan mata hatimu dalam kasih yang kau kandung
Kau..
Berjalan dengan pasti untuk setiap langkahmu
Menata hatimu dengan rapi untuk semua mimpimu
Dan tersenyum dengan caramu untuk semua kehidupanmu
Seperti itulah dirimu yang ku kenal teman,…
Indah terlihat di mata dan manis dirasakan di hati.
Teman..
Setiap pikiran yang kau ambil akan menjadi satu langkah besar dalam hidupmu
Setiap langkah yang Kau ambil itu akan menjadi sebuah keputusan untuk hidupmu
Dan keputusan yang kau ambil itu adalah pilihan untuk hidupmu
Mungkin sekarang kau lebih memilih untuk menikmati dunia
Dengan segala kesombongan dan keangkuhannya.
Nikmatilah itu teman…. Tapi ingatlah waktu sedang mengejarmu.
Dan biarlah aku disini akan selalu menunggumu, di garis kehidupanku
Karna Mungkin nanti kita akan bertemu kembali dengan semua kewarasan otak dan
hatimu lagi.
untuk kalian yang ku kasihi,…*aku masih menunggu kembalinya kewarasan otak dan
hatimu teman*
Di kota ini
Masih ku dengar kicauan burung di pagi hari
Yang terbang mengitari tingginya langit
Di bawah birunya kaki bumi
Di kota ini
Masih kurasakan kehangatan matahari pagi
Dan Kesejukan udara yang belum terkotori
Oleh gumpalan debu jalan
Di kota ini
Masih kurasakan dinginnya terpaan angin malam
Menyapu wajah
Menatap ribuan bintang yang menjadi cahaya
Bumi di malam hari
Di kota ini
Masih kutemukan senyuman keramahan
Tanpa keangkuhan
Tawa dalam keceriaan
Tanpa memakai topeng kepalsuan
Inilah kotaku.
Kota yang saat ini kudiami dalam kesendirianku
Menabur kenangan di setiap sudut kota
Tersenyum, tertawa dan menangis
untuk setiap episode kehidupan
untuk cinta juga arti persahabatan
yang ditawarkan di kota yang memberikanku rasa nyaman
dan aku masih ingin membuat sejuta kenangan lagi
di sini… di tempat persembunyian teramanku, Balikpapan.
Sore ini di kotaku
Sore ini…
Hujan mengguyur bumi Balikpapan
Suara Gunturnya mengelegar dasyat
Petir menyambar kesana kemari
memecahkan kesunyian kota ini
Menjadikannya hingar-bingar alam semesta
Membuatku terpojok di sudut kamar
Menutup mata dan telinga, seperti seorang anak kecil yang ketakutan
Bintang
Malam telah datang
Pun bulan sudah tersenyum diujung sana
Mencoba menyelimuti malam dari hawa dingin yang diberikan angin
Bintang
Birunya langit telah terganti dengan gumpalan awan
Yang menjadi atap malam ini
Dan ribuan cahaya kecilmu terjalin
Menjadi alunan lagu untuk para penunggu malam
Bintang
Lelapkanlah aku dan jangan beri aku mimpi
Sungguh, aku tak ingin bermimpi malam ini.
Temani dan selimuti saja aku dengan sisa cahaya kehangatamu itu.
Untitile
Di ujung jalan
terlihat bangku tua yang terselimuti embun pagi
dingin,..tanpa penghuni
yang terdengar hanya ratapan sepi sisa angin malam
Sayup,..terdengar suara kepakan sayap burung yang enggan pergi
menanggalkan selimut malamnya
mungkin raga sudah terlalu lelah dengan kepalsuan embun
yang dibungsus rapi oleh hujan yang membasahi aspal
dan meninggalkan bau khas pejalan kaki dengan sepatu usang
Waktu mengukir batu
luruskan tatapanmu
luruskan langkahmu
luruskan hatimu
Benahi senyumanmu
Rapikan tawamu
Keringkan airmatamu
:: Teruslah kau sumpal mulutku dengan ringaimu itu hingga kau lelah, Tapi aku
belumlah lelah untuk tetap tersenyum, untukmu ::
Riasan Wajahmu
Malam,...sahabat jiwaku,
Apa kabar bintang hari ini?
Masihkah ia setia menemui bulan untuk melepas rindunya?
Malam,...kekasihku
Sepertinya hanya keheningan yang akan menemani kita
Dalam langit yang makin menghitam
Tatkala bintang menemui bulan
Aku menjadi penonton yang bersembunyi di balik jubah kesepian musim dingin
Menembus sunyi dalam lorong-lorong menuju tiang kematian.
Malamku,..
Sudahlah,.. aku hanya ingin melepaskan semua lelahku denganmu saja.
Malam,..
Aku sudah menjemputmu, mari kita jemput akar sepi.
Lagu pilu malam ini
Sepi..
Sunyi..
Tergoda untukku
Mengota-atik setiap kenangan
Yang kita urai sepanjang malam
Tawamu pecah setiap membicarakan
Kedegilan hatiku yang keras seperti batu
Dan kita terdiam saat membicarakan waktu
Aku duduk disini
Di sebuah ruang tunggu dalam rindu
Menanti langit mulai menghitam
Yang hanya diterangi ribuang bintang
Dan cahaya bulan yang malu menampakkan kesempurnaannya
Kita bertemu memecah kesunyian malam
Menjadikannya keramaian dalam
Ketenangan dua hati
Balikapapan, 7 April
Sedih yang tak berwujud
; Malam
; Hujan
Dalam hening malam; tak ada tiup lilin, kue tart ataupun kado spesial. Hanya sinar
lampu jalan yang menjadi pengganti lilin, hembusan angin malam yang lembut
menjadi alunan lagu, hujan yang mengiringiku dalam harapan-harapan kecil yang ku
kirim lewat kerinduannya dan kau dengan kecupan manis dan pelukan hangat serta
ucapan "selamat ulang tahun, sayang.." adalah kado terindah di tahun ini.
"Terima kasih untuk jiwa, raga dan banyak cinta yang mengelilingiku. Menjadi lebih
baik lagi dalam segala hal."
Manusia Bodoh, itulah... kata yang pas. Dipencundangi oleh cinta yang bertopeng
kemunafikan.
Mungkin lebih baik buta
Masa lalu memang telah tercipta dan telah terjalani, kita tidak akan pernah bisa
mengubah masa lalu itu sendiri. Waktu yang berbicara. Tidak ada yang bisa memutar
waktu. Siapa pun itu. Semua berjalan ke depan, dan tak berhenti. Berdetak tiap detik.
Masa lalu akan menjadi hal yang tertinggal di belakang. Dan yang telah menjadi masa
lalu itu pun terkadang seolah menjadi debu. Tapi bagiku itu adalah "Debu kenangan"
yang akan terus menjadi harta yang dimiliki oleh hati. Entah itu kenangan yang
berbicara luka atau pun tawa. Semua tersimpan. Dan tak seorang pun juga yang akan
bisa menghapus kenangan seseorang. Dan hal yang paling mengerikan adalah
cemburu pada "debu kenangan" itu sendiri.
Masa depan seperti kabut. Buram dan tidak jelas. Tapi satu hal yang jelas dari Masa
depan adalah dengan belajar dari masa lalu. Manusia diciptakan dengan segala akal
dan pikiran. Mau seperti apa masa depan bukan ditentukan dari masa lalu, tapi dari
saat ini. Sekarang kita sedang mengukir masa depan, tapi kita juga sedang membuat
"debu kenangan" disepanjang perjalanana hidup. Itu sudah pasti.
Bukan puisi Cinta(replay)
Telah banyak kata-kata manis yang kau ukir sangat sempurna sebagai rayuan maut
gombalmu yang kau buat untukku. Saat itu aku tersihir dan diri tak berdaya jatuh
dalam dunia mimpimu(ku). Kini kata-kata manis itu memang tak pernah lagi terucap
dari bibir yang telah mencumbuiku. Karena kata-kata itu kini telah menjadi barang
murahan yang diperjualbelikan orang yang menghargai cinta bukan dengan hati
melainkan dengan segenggam harta dunia. Akupun tak mau disamakan dengan barang
dagangan yang menjadi sampah di Negeri ini. Aku tau cinta bukanlah rekayasa, bukan
pula permainan catur politik masa kini.
Tanah tempat kita berpijak penuh dengan kerikil-kerikil tajam yang mampu menyayat
luka semakin dalam dan darah terus mengalir tak henti. Sementara tangis telah
menjadi riasan wajah. Dan senyum menjadi barang langka.
Kau tau bahwa aku sangat menyukai warna birunya laut karena itu pantulan dari
warna langit. Seperti katamu. Tapi kini birunya langit tak lagi terlihat jelas karena
polusi yang telah menjadi oksigen untuk kita hisap bersama dengan anak-anak kita.
Dan tak pernah lagi dapat kita rasakan beningnya sumber air kehidupan karena telah
dijamah oleh limbah pabrik dan sampah masyarakat yang ikut mengotori kali-kali
yang kini menjadi hitam. Dan aku tak ingin hatimu pun ikut menjadi hitam juga oleh
para perokok yang membuat gumpalan asap dijalanan sayang,..
Lisa
Inginku
Gelap ; hanya lampu tidur disudut pintu yang sengaja kau nyalakan.
Dan aku hanya meraba wajahmu dalam cahaya remang malam.
Yang ternyata, harga diri lebih mahal dari harga sebuah nyawa.
Balikpapan
Matamu merah
Tapi tak sedikitpun kau merasa ngantuk
Kakimu mulai melepuh
Tapi tak kau biarkan lelah merambat diragamu
Dan tak kau pedulikan pula riasan wajah yang memudar
dan menunjukkan kerut di sudut matamu
Dengan sempurna,
Kau sembunyikan airmatamu
di balik lembutnya tatapanmu
Dan kau berusaha mengatur nafasmu
diantara deru detak jantung yang memburumu
tiap kali kau mendengarnya merintih
dalam kelelahan jiwanya.
"Kau ; adalah jiwa yang sabar dan harta terindah yang pernah ku miliki, wanitaku.. "
bisiknya dihatimu
Didunia ini
Kita seperti berjalan mengikuti
arah mata angin
Terkadang datang selembut kapas
Tapi tak jarang keras menerjang
Layaknya badai
Datang dan pergi
Hidup dan mati
Martadinata, Balikpapan.
Kelelahan Hati ; Selamat jalan kekasih
BintangLaut
Balikpapan
Selamat datang di bumi; Tentang Hidup dan bukan mimpi
Dan Yang sebenarnya ; Kau, aku dan mereka lah yang akan diminta pertanggung
jawaban oleh
Dia yang mengijinkan kita menikmati semua ciptaanNya.
Balikpapan
Purnama temani 3 malamku
Malam semakin larut dalam kesunyian. Keheningan telah merajai setiap sudut kota
dan hembusan angin mengalun mengantar jiwa-jiwa ke dalam dunia alam bawah
sadar untuk merajut mimpi dalam mimpi yang tak sanggup dibangun didunia nyata
dan memilih dunia mimpi menjadi tempat persembunyian rahasia hati. Sementara
mereka ; jiwa yang masih terbangun. Memilih untuk mengurai mimpi dalam angan,
terpenjara dalam hati juga pikiran dan menyelam malam tanpa pelampung dan
membiarkan diri menjadi para penunggu malam.
Di bawah sinar lampu jalan, kutatap wajah langit yang kini melukis indah wajah
bulan. Sempurna. 3 malam sudah purnama menemaniku melewati malam yang kini
kembali kucoba mengakrabkan diri dalam ketenangannya. Hal yang sangat jarang
kulihat dikotaku. Aku Tersenyum simpul, apa kehancuran hatiku ini terlalu terbaca
oleh wajah langit yang kini menyembunyikan wajah bintang dan menggantikannya
dengan purnama 3 dalam malam ini. Sungguh, keindahan purnama mencoba untuk
mendamaikan hati. Rasanya, ingin sekali punya sayap dan terbang ke atas purnama
mencoba untuk tidur; mungkin aku akan tidur nyenyak sekali disana, setelah berapa
malam jiwa ini melayang tak menentu mencari tempat untuk berteduh.
Menenggelamkan diri masuk dalam kelamnya malam. Mata tertutup, diam dan hanya
mendengarkan kepayakan beberapa sayap burung yang masih terbang dalam batas
langit. Dinginnya malam kini menjadi selimut hangatku yang sekarang ikut
membekukkan hati ini. Dan entah kapan akan mencair. Aku tak tahu.
Malam bagiku kini lebih dari sahabat. Tak jarang sering ku maki malam dalam gelap.
Dan menjadi tempat airmataku disaat banyak hal yang tak kupahami ; berfikir keras
tak mendapat jawaban hingga hatipun menjadi lelah. Dan malam pula yang
melelapkanku tidur yang membawa airmata ku masuk dalam mimpi; karena aku tak
ingin bermimpi dalam mimpi. Airmata mengajarkanku berhenti mengurai mimpi ;
Menjadi seperti fatamorgana ditengah gurun pasir.
Terima kasih langit, kau melukis purnama tiga malam ini untuk menghibur dan
menemaniku
BintangLaut
Melukis Kebaikan hati
Hari ini; Lembaran kertas waktu telah berganti dengan yang baru
Banyak dari mereka yang mengusung doa dan harapan
Dalam ketidaktenangan dan ketidakpastian mereka
untuk menjadi manusia baru yang lelah menjadi manusia lama
yang terkadang hanya menjadi sebuah tradisi resolusi hidup
untuk memanipulasi diri sendiri
Let your goodness and fairness shine like the sun at the noon
Waktu ingin sekali ku membunuhmu
BintangLaut
Aku , Malam dan Waktu
*efek hujan dan petir malam ini, rasanya pengen duduk dibalkon, menikamti hujan
dengan segelas susu coklat hangat. aiiihhh... jadi beneran pengen nangis..... hikss*
Hati ; tempat persembunyian rahasiaku(mu)
Dalam gelap ; Saat hujan hanyut menjadi kekasih para penunggu malam
Malam ; yang selalu bisa menjadi obat penenang bagiku
Yang kerap dapat menidurkan lelah yang terlalu kelam
Dimana jiwa meninggalkan raga sejenak
Dan pergi untuk bermain masuk dalam labirin waktu
*Terima kasih untuk maling yang menyelinap masuk kedalam kamarku, dan
membawa 2 tangan kanan otakku. kau mengajarkan 2 hal yang aku mengerti kini arti
yang seutuhnya; sabar dan ikhlas.
Tentang mu, malam dan hatimu
Mungkin lelah sudah hatimu oleh kesakitan-kesakitan yang memeras otakmu berfikir
Bahkan tak ada lagi tenagamu untuk menangisi kehidupan yang semakin liar
Tak perlu merasa kuat dan hebat akan raga yang sudah terlalau letih dan kau jadikan
budak itu
Berdiam dan tenanglah sejenak bersama jiwamu
Menikmati alam yang berbicara lewat malam akan cahaya seribu bintang
Keindahan birunya langit akan lembutnya awan dan riuhnya kepakan sayap burung
Dan hujan yang dingin dan menyejukkan tiap hati yang kering
Tutuplah matamu, lihat dan rasakan jiwamu yang berdamai dengan hatimu
Dan bila nantinya tak kau temukanku lgi disampingmu; tersenyumlah
Karena aku telah berdiam di hatimu, pun dirimu dihatiku. Tak lebih
Cukupkan menyiksa hari-harimu tapi nikmatilah itu semua.
Ingat ; Hidup adalah tentang bagaimana cara menikmati
--> Pria dibulan desember.
Untuk sesuatu yang ku sebut rasa, kini ku mengenalnya lewat kedamaian dalam hati
dan jiwa. Cinta tak hanya bicara rasa berumbar nafsu beruntai kata pemanis bibir.
Cinta lebih bernilai daripada itu.
Merindumu di penghujung waktu
Lewat bahasa jiwamu, kau kenalkan aku pada apa yang kau sebut puisi
Tapi bagiku, kau sendiri adalah puisiku yang tak pernah dapat kutuntaskan
Seribu kata tak cukup dapat untuk menggambarkan dirimu yang hidup menggenang
dihatiku
Saat tangan kanan ini mulai mengukir perlahan namamu diatas kertas kumal
Didalam ketaktenanganku masih saja ku bentuk rapi susunan rasa yang kusebut cinta ;
Untukmu
Saat Merindumu;
Saat ku seduh kopi, dan kulihat wajahmu tergambar di warna hitamnya
Saat kukenakan bajumu dan merasakan pelukan hangatmu
Saat kususuri pantai ,dan masih ada bekas jejakmu yang mengabadi disisi pinggir
pantai
Saat malam tiba, dan hanya dirimu yang masih hiasi setiap mimpi
Saat kutatap bintang dan bulan di atap kamarku,
cahayanya masih gambarkan senyumanmu yang terus temani tidurku
Saat kurebahkan raga di ranjang yang kini terlalu luas untuk kutiduri sendiri
Dan adakah saat merinduku yang terselip diantara sela-sela nafas hidupmu untukku?
Masih dapatkah kau(aku) menghempaskan rindu ini,saling tatap, tipiskan jarak?
Beranda, tempat biasa kau dan aku menikmati hujan yang berbahasa rindu
Kini menjadi tempatku merebahkan semua kelelahan hati; bercerita padamu lewat
angin yang temani sepi
Menenangkan hati yang terlalu ingin bertemu denganmu
Menikmati hujan dan rindu bersama kumpulan nyayian burung walet dan warna langit
yang kusuka
Dengan segelas susu coklat panas kesukaanmu, kunikmati wajahmu yang terlukis
dalam sebentuk awan
Saat airmata kembali memberitahu suasana dalam hati yang kau porakporandakan
Perihnya luka tak sebanding dengan beratnya rindu yang harus ku tandu
Diujung waktu ini, kuserahkan rindu yang tak berujung ini kepada pemiliknya
Sebelum akhirnya waktu memberikan garis akhir untukku(mu)
Dan aku akan tetap memilih hidup dan tinggal bersama dengan kenangan
Kenangan ; adalah yang berbicara tentang keberadaamu yang akan terus hidup dihati
Hari ini ; Kau ada sebagaimana kau ada,hanya karena Dia mencintamu.
Tertawalah dan tersenyumlah. Rayakanlah dengan senyum termanismu itu, sahabatku.
Dan biarlah semua kebaikan, kebajikan, dan kedamaian terus bertumbuh didalam
rumah hatimu
Dan takkan pernah ada satu pun didunia ini mampu mencurinya dari padamu
; Kebahagiaan yang berkelimpahan.
Aku duduk diantara kayu panjang yang lembab oleh tempias hujan
Melihat batas langit ; Keagungan Cakrawala
Jiwaku seolah menari bersama sekumpulan para malaikat penjagaku
Betapa anggun dan damainya ketenangan senja ini
Membiarkan lamunanku semakin memanjang
Menikmati senja ; Menikmati jiwa
:: Soul Speech
Malam telah berganti senja
“Milikilah hari seolah ini hari yang terakhir bagimu,berikan dan lakukan yang terbaik
untuk orang-orang yang kau sayangi. Karena ketika hari itu tiba, kita takkan sempat
mengucapkan selamat tinggal untuk orang-orang yang kita sayangi karena Dia datang
seperti pencuri. Takkan pernah kita tahu kapan pastinya dia datang menjemput kita
semua ” have a good time! God Bless You all.
Pagi ini aku ingin merayumu
:: Nyoman K.S
Aku;
Terjaga dalam malam menyambut pagi dengan lembut
Ketika tiba-tiba kau menyelinap masuk dalam ingatan
Duduk dan bersenda gurau bersama kenangan
Seperti yang biasa sering kau lakukan
Waktu;
Yang berdetak di dalam jantung hati mu (ku)
Terus bergemuruh seakan tak pernah berhenti
Kau dan aku masih saja menciptakan keheningan abadi
Dan telah menjadi benteng kebisuan di antara kebisingan hati
Masihkan kita akan bertahan dalam kesunyian yang angkuh ini?
Karena dia telah datang membawa waktu bersamanya
Dia; yang senyum dan tawanya selalu mengartikan keberadaanmu
Kau
kenanganku(mu)
apa kabar hatimu hari ini?
Bilamana kita bertemu kelak, aku ingin kita tersenyum dan tertawa
bersama, bukan untukku; tapi untuknya dan hatinya.