Makalah Dakwah Menejemen

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MANAJEMEN DAKWAH

(Dakwah,Tabligh dan propaganda)

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Dakwah

Dosen Pengampu:

Abdul Ghaffar, M.Pd

Disusun oleh:

Heppy Siscanty R.N (16110043)

Ach Junaedy (16110088)

Kelas F

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul
“Dakwah, Tabligh dan Propaganda” ini dapat terselesaikan. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Abdul Ghaffar, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Dakwah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat diselesaikan.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah


wawasan serta pengetahuan kita mengenai Manajemen Dakwah. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Malang, 14 Februari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Da’wah........................................................................ 3
2.2 Unsur-unsur Da’wah ...................................................................... 5
2.3 Tujuan Da’wah................................................................................ 5
2.4 Pengertian Tabligh.......................................................................... 8
2.5 Pengertian Propaganda................................................................... 9
2.6 Unsur-unsur Propaganda................................................................ 11
2.7 Tujuan Propaganda........................................................................ 11
2.8 Komponen-komponen propaganda................................................ 12
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


dakwah merupakan proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh
para pengemban dakwah dalam rangka mengubah sasaran dakwah agar
bersedida masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju perkehidupan
yang Islami. Suatu proses yang berkesinambungan adalah suatu proses yang
bukan insidental atau kebetulan, melainkan benar-benar direncanakan,
dilaksanakan, dan dievaluasi secara terus menerus oleh para pengemban
dakwah dalam rangka mengubah perilaku sasaran dakwah sesuai dengan
tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Sudah bukan waktunya lagi, dakwah
dilakukan asal jalan, tanpa sebuah perencanaan yang matang, baik yang
menyangkut materinya, tenaga pelaksanya, ataupun metode yang
dipergunakannya. Kata dakwah ini memiliki beberapa sebutan, diantaranya
tabligh dan propaganda.
Dilihat sekilas ketiga nama tersebut sama, namun ada perbedaan diantara
ketiganya. Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan
kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi
Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai
cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya,
keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa
pada saat itu.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian Dakwah ?
1.2.2 Apa saja unsur-unsur dakwah ?
1.2.3 Apa saja tujuan dakwah ?
1.2.4 Pengertian Tabligh?
1.2.5 Pengertian Propaganda ?
1.2.6 Apa saja unsur-unsur Propaganda ?
1.2.7 Apa saja tujuan Propaganda ?
1.2.8 Apa saja Komponen-komponen Propaganda ?

1.3 Tujuan Pembahasan


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dakwah
1.3.2 Untuk mengetahui unsur-unsur dakwah

1
1.3.3 Untuk mengetahui pengertian Tabligh
1.3.4 Untuk mengetahui pengertian Propaganda
1.3.5 Untuk mengetahui unsur-unsur Propaganda
1.3.6 Untuk mengetahui tujuan Propaganda
1.3.7 Untuk mengetahui komponen-komponen Propaganda

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dakwah

Terminologi Dakwah adalah serapan dari bahasa Arab, yakni dari kata
da’aa (fi’il madhi) yad’uu (fi’il mudhari’) yang berarti mengajak, memanggil,
mengundang , mengajak, kata dakwah sendiri merupakan bentuk masdar, yang
berarti ajakan atau panggilan.1

Pengertian umum Dakwah secara umum ialah : “suatu pengetahuan yang


mengajarkan seni dan teknik menarik perhatian orang guna mengikuti suatu
ideologi dan perkerjaan tertentu”, atau dengan kata lain : “ilmu yang
mengajarkan cara-cara mempengaruhi alam fikiran manusi”. Dakwah
1
M. Abzar D. STRATEGI DAKWAH MASA KINI (Beberapa Langkah Strategis Pemecahan
Problematika Dakwah).vol.XVIII, No.1 juni 2015. Hal.40

2
berusaha “Menyeberangkan” alam fikiran manusia kepada suatu ideologi
tertentu.

Adapun para ahli mendenifisikan diantara lain :

1). Syekh Ali Mahfudh

Secara terminologi, dakwah menurut Syekh Ali Makhfudz sebagaimana


dikutip oleh Siti Muri’ah, adalah sebuah proses yang mendorong umat
manusia agar melakukan kebaikan, dan mengikuti petunjuk, menyeru mereka
berbuat kebajikan dan melarang perbuatan munkar, agar mereka mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat.

2). Ustadz Bahiyul Huli

Apabila kita melepaskan diri dari ta’rif istilah, maka dakwah itu ialah :
“memindahkan ummat dari satu situasi ke situasi lain.

3). Endang S. Anshari

mendefenisikan istilah dakwah ke dalam 2 (dua) pengertian: yakni


pengertian terbatas, dan pengertian secara luas. Dalam arti terbatas, dakwah
ialah menyampaikan Islam kepada manusia secara lisan, tulisan ataupun
lukisan, sedangkan dalam arti luas, dakwah merupakan penjabaran,
penterjemahan dan pelaksanaan ajaran Islam dalam berbagai aspek kehidupan
manusia, baik politik, pendidikan, sosial, dan ekonomi.2

4). Alwi Shihab

menjelaskan bahwa Dakwah merupakan istilah teknis, di samping sebagai


cara untuk memperteguh keimanan orang-orang yang telah islam, dakwah
pada dasarnya juga dipahami sebagai upaya untuk mengimbau orang lain ke
arah Islam. Oleh karenanya, selain menjadi saksi atas kebenaran islam,
dakwah harus selalu menampilkan Islam yang menarik sehingga orang-orang
di luar Islam akan tergerak ke arahnya. Selain itu, sebagai sebuah proses,
dakwah terkadang dipahami sebagai kegiatan yang sangat praktis, yang

2
Ibid. Hal 40

3
diidentikkan dengan ceramah di atas mimbar saja, meskipun pandangan ini
tidak sepenuhnya keliru, namun sangat penting untuk diluruskan.3

5). Toha Yahya Umar

Dakwah menurut Islam ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana


kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan, untuk kemashlahatan
dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat. Menurut Quraish Syihab
Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah
situasi kesituasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap pribadi maupun
masyarakat.

Dari pengertian-pengertian tersebut dapatlah kiranya disimpulkan apa


sebetulnya “Dakwah” dan “ilmu dakwah” itu yang lapangan kerjanya meliputi
usaha dan perjuangan merubah situasi yang tidak diridlai oleh Allah kepada
situasi yang diridlai oleh-Nya. Dengan demikian da’i harus berusaha merubah
keadaan itu menjadi ma’ruf. Merubah situasi yang negatif kepada yang positif,
memindahkan keadaan dari alam fikiran kekafiran kepada keimanan kepada
Allah swt. Dari penjajahan kepada kemerdekaan, dari kemlaratan kepada
kemakmuran. Tegasnya merubah keadaan yang buruk kepada yang baik,
mencegah yang munkar dan menegakkan yang ma’ruf.

2.2 Unsur-unsur Dakwah

Adapun unsur-unsur dakwah yaitu:

1. Subjek Dakwah

Subjek dakwah yang dimaksud ialah pelaku aktivitas dakwah. Maksudnya,


seorang da’i hendaknya mengikuti cara-cara yang telah ditempuh oleh
Rasulullah, sehingga hasil yang diperoleh pun bisa mendekati kesuksesan
seperti yang pernah di raih Rasulullah saw., oleh karena itu, M. Natsir
mengatakan bahwa kepribadian dan akhlak seorang da’i merupakan penentu
keberhasilan seorang da’i (Sasono,1987: 52).

2. Materi Dakwah
3
Ibid hal 41

4
Materi dakwah tidak terlepas dari ajaran Islam itu sendiri, yaitu Alquran
dan hadis. Seorang da’i harus memiliki pengetahuan tentang materi dakwah.
Materi dakwah harus singkron dengan keadaan masyarakat Islam sehingga
tercapai sasaran yang telah ditetapkan. Seorang da’i harus mampu
menunjukkan kehebatan ajaran Islam kepada masyarakat yang mudah
dipahami dan dimengerti jangan sampai “nasi dibikin bubur” (Ya’qub, 1992:
30).

3. Metode Dakwah

Cara berdakwah yang baik telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.


sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah swt. QS. Al-Nahl ayat 125 yang
merupakan kerangka acuan bagi setiap da’i, baik dalam cara berpikir maupun
dalam bersikap.4

2.3 Tujuan dari Dakwah

Tujuan dakwah sebetulnya tidak lain dari tujuan Islam itu sendiri yaitu
transformasi sikap kemanusiaan (attitude of humanity transformation) atau
yang dalam terminology Al Qur`an disebutkan al ikhraj min al zulumati ila al
nur, artinya keluarnya manusia dari kegelapan menuju cahaya atau jalan yang
terang yaitu kembali kepada fitrah atau kesucian. (Ilyas Ismail & Prio
Hotman, 2011: 58).

Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan


kesejahteraan hidup manusia di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah
SWT.

Adapun tujuan dakwah, pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua macam
tujuan, yaitu: tujuan umum dakwah (Mayor Objective) dan tujuan khusus
dakwah (Minor Objective)

1. Tujuan umum dakwah (Mayor Objective) Tujuan umum dakwah (Mayor


Objective) merupakan sesuatu yang hendak dicapai dalam seluruh aktivitas
dakwah. Ini berarti tujuan dakwah yang masih bersifat umum dan utama, di

4
Nurwahidah Alimuddin.KONSEP DAKWAH DALAM ISLAM.vol 4. Maret 2007. Hal 76

5
mana seluruh gerak langkahnya proses dakwah harus ditujukan dan diarahkan
kepadanya.

Tujuan utama dakwah adalah nilai – nilai atau hasil akhir yang ingin
dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan aktivitas dakwah. Untuk tercapainya
tujuan utama inilah maka semua penyusunan rencana dan tindakan dakwah
harus mengarah kesana.

Tujuan dakwah di atas masih bersifat global atau umum, oleh karena itu
masih juga memerlukan perumusan - perumusan secara terperinci pada bagian
lain. Sebab menurut anggapan sementara ini tujuan dakwah yang utama itu
menunjukkan pengertian bahwa dakwah kepada seluruh umat, baik yang
sudah memeluk agama maupun yang masih dalam keadaan kafir atau musyrik.
Arti umat di sini menunjukkan pengertian seluruh alam. (Samsul Munir Amin,

2009: 60).

2. Tujuan khusus dakwah (Minor Objective)

Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan dan penjabaran dari


tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan
seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahui ke mana arahnya, ataupun jenis
kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah, dengan cara
apa, bagaimana, dan sebagainya secara terperinci. Sehingga tidak terjadi
overlapping antar juru dakwah yang satu dengan yang lainnya hanya karena
masih umumnya tujuan yang hendak dicapai.

Proses dakwah untuk mencapai dan mewujudkan tujuan utama sangatlah


luas cakupannya. Segenap aspek atau bidang kehidupan tidak ada satu pun
yang terlepas dari aktivitas dakwah. Maka agar usaha atau aktivitas dakwah
dalam setiap bidang kehidupan itu dapat efektif, perlu ditetapkan dan
dirumuskan nilai – nilai atau hasil –hasil apa yang harus dicapai oleh aktivitas
dakwah pada masing – masing aspek tersebut. (Samsul Munir Amin, 2009:
62).

6
Tujuan khusus dakwah sebagai terjemahan dari tujuan umum dakwah
dapat disebutkan antara lain sebagai berikut :

a. Mengajak umat manusia yang telah memeluk agama Islam untuk selalu
meningkatkan taqwanya kepada Allah SWT.

b. Membina mental agama (Islam) bagi kaum yang masih muallaf. Muallaf
artinya orang yang baru masuk Islam atau masih lemah keislaman dan
keimanannya dikarenakan baru beriman.

c. Mengajak manusia agar beriman kepada Allah SWT (memeluk agama


Islam).

d. Mendidik dan mengajar anak – anak agar tidak menyimpang dari fitrahnya.
(Samsul Munir Amin, 2009: 64).

Tujuan dakwah sebagaimana dikatakan Ahmad Ghallusy adalah


membimbing manusia untuk mencapai kebaikan dalam rangka merealisir
kebahagiaan. Sementara itu, Ra`uf Syalaby mengatakan bahwa tujuan dakwah
adalah meng-Esakan Allah SWT, membuat manusia tunduk kepadaNya dan
introspeksi terhadap apa yang telah diperbuat. (Awaludin Pimay, 2005: 35).

Tujuan dakwah sebagaimana dikatakan Ahmad Ghallusy dan Ra`uf Syalaby


tersebut dapat dirumuskan ke dalam tiga bentuk,

yaitu:

1. Tujuan Praktis

Tujuan praktis dalam berdakwah merupakan tujuan tahap awal untuk


menyelamatkan umat manusia dari lembah kegelapan dan membawanya ke
tempat yang terang benderang, dari jalan sesat kepada jalan yang lurus, dari
lembah kemusyrikan dengan segala bentuk kesengsaraan menuju kepada

tauhid yang menjanjikan kebahagiaan.

7
2. Tujuan Realistis

Tujuan realistis adalah tujuan antara, yakni berupa terlaksananya ajaran


Islam secara keseluruhan dengan cara yang benar dan berdasarkan keimanan,
sehingga terwujud masyarakat yang menjunjung tinggi kehidupan beragama
dengan merealisasikan ajaran Islam secara penuh dan menyeluruh.

3. Tujuan Idealistis

Tujuan idealistis adalah tujuan akhir pelaksanaan dakwah, yaitu


terwujudnya masyarakat muslim yang diidam – idamkan dalam suatu tatanan
hidup berbangsa dan bernegara, adil,makmur, damai, dan sejahtera di bawah
limpahan rahmat, karunia dan ampunan Allah SWT. (Awaludin Pimay, 2005:
38).

2.4 Pengertian tabligh


Tabligh, yaitu menyampaikan ajaran-ajaran agama Setiap manusia yang
menyandang jabatan maka ia berkewajiban untuk menyampaikan ajaran-
ajaran agama kepada manusia yang lain. Apabila tugas Tablîgh ini tidak
dilakukan maka ia tidak melaksanakan tugas kerasulan itu. Hal ini juga telah
ditegaskan dalam Al-Qur’an bahwa Nabi sebagai Rasul utusan Allah
diperintahkan agar mereka menyampaikan semua wahyu yang telah
diturunkan kepadanya, sebagaimana halnya nabi-nabi sebelumnya. Peran
mereka hanyalah sebagai pembawa berita dan memberikan peringatan. Yaitu
memberitaukan kepada umat manusia tentang pahala Allah yang berlipat-lipat
ganda yang hanya khusus diberikan bagi orang-orang yang ta‘at dan
memperingatkan juga bagi mereka akan pedihnya siksa yang akan Allah
berikan bagi yang membangkannya.5
Menyampaikan kebenaran Islam (Al-Tabligh wa al-Bayan) Pada dasarnya
setiap nabi dan rasul Allah berkewajiban menyampaikan kebenaran agama
(risalah) yang dibawa kepada umatnya. Tugas dan kewajiban menyampaikan
kebenaran dalam bahasa agama disebut tabligh.

5
Furqan,peran jama’ah tabligh dalam pengembangan dakwah.vol. 21, no 32, juli-desember
2015.hal 7

8
Konsep dasar dari pengertian tabligh adalah upaya menyampaikan ajaran
ilahi kepada manusia dengan kata lain bagaimana ajaran ilahi itu
diinformasikan,disebarkan,dan diajarkan kepada orang lain dengan tujuan
pencerahan akal pikiran dan penyejukan nurani. Menurut pakar bahasa Al-
Ashfahani, kata tabligh menunjuk kepada kegiatan menyampaikan kebenaran
(agama) secara lisan.
Menurut Sayyid Quthub, tabligh berarti menyampaikan dan menyeru
manusia kepada kebenaran agama, terutama kebenaran aqidah tauhid, karena
itu bagi para nabi dan rasul Allah tentang kewajiban tabligh menurut Sayyid
Quthub, dikaitkan dengan dua kepentingan ,pertama,tabligh dilakukan untuk
member informasi kepada manusia tentang adanya kebenaran dari Allah Swt,
lalu mereka diharapkan menerima dan beriman kepada kebenaran yang
dibawa para Nabi dan Rasul Allah agar mereka terbebas dari azab Allah.
Tugas menyampaikan kebenaran (tabligh) seperti yang tercantum dalam Q.S
Al Maidah ayat 67 yakni perintah Allah kepada Rasul untuk menyampaikan
kebenaran. Menurut Sayyid Quthub ayat tersebut ditujukan kepada Nabi
Muhammad Saw dalam hubungannya dengan ahli kitab. Dalam ayat tersebut,
Allah menyeruh nabi agar melaksanakan tabligh dengan sebaik-baiknya. Nabi
diperintahkan agar memperhatikan dua prinsip yang berkaitan dengan materi
tabligh.6
2.5 Pengertian Propaganda
Propaganda (dari bahasa Latin modern: propagare yang berarti
mengembangkan atau memekarkan) adalah rangkaian pesan yang bertujuan
untuk memengaruhi pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok
orang.

Menurut Qualter
Propaganda ialah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja oleh beberapa
individu atau kelompok untuk membentuk, mengawasi atau mengubah sikap
dari kelompok-kelompok lain dengan menggunakan media komunikasi

6
Baharudin Ali. Tugas dan fungsi dakwah dalam pemikiran sayyid quthub.jurnal dakwah tabligh
vol.15. no 1, juni 2014 hal 125

9
dengan tujuan bahwa pada setiap situasi yang tersedia, reaksi dari mereka
yang dipengaruhi akan seperti yang diinginkan oleh si propaganda.
Menurut Drs. R.A Santoso Sastropoetro
Propaganda ialah suatu penyebaran pesan yang terlebih dahulu telah
direncanakan secara teliti untuk mengubah sikap, padangan, pendapat dan
tingkah laku dari penerima komunikasi sesuai dengan pola yang telah
ditetapkan oleh komunikator.

Alfred McClung Lee & Alizabeth Briant Lee dalam buknya The Fine Art
of Propaganda, menyebutkan Tujuh Teknik Propaganda yang seringkali
digunakan. Teknik tersebut adalah :
Name Calling. Teknik memberikan label buruk pada sesuatu
gagasan/orang/lembaga supaya sasaran tidak menyukai atau menolaknya.
Glittering Generality, teknik menghubungkan sesuatu dengan ‘kata yang baik’
dipakai untuk membuat sasaran menerima dan menyetujui sesuatu tanpa
memeriksa bukti-bukti.
Transfer, teknik membawa otoritas, dukungan, gengsi dari sesuatu yang
dihargai dan disanjung kepada sesuatu yang lain agar sesuatu yang lain itu
lebih dapat diterima. Misalnya Megawati yang membawa nama besar
Soekarno agar masyarakat mendukung dia.
Testimoni (kesaksian), teknik memberi kesempatan pada orang-orang yang
mengagumi atau membenci untuk mengatakan bahwa sebuah gagasan atau
program atau produk atau seseorang itu baik atau buruk.
Plain Folks, teknik propaganda yang dipakai pembicara propaganda dalam
upaya meyakinkan sasaran bahwa dia dan gagasan-gagasannya adalah bagus
karena mereka adalah bagian dari ‘rakyat’. Dalam hal ini hampir semua
peserta pemilu menggunakannya, menyatakan diri bagian dari rakyat, padahal
mungkin yang dirujuk atau dimaksud “rakyat” dalam konsepsinya adalah
“konstituennya sendiri”.
Card Staking, meliputi pemilihan dan pemanfaatan fakta atau kebohongan,
ilustrasi atau penyimpangan, dan pernyataan-pernyataan logis atau tidak logis
untuk memberikan kasus terbaik atau terburuk pada suatu gagasan, program,

10
orang, atau produk. Misalnya penggunaan kasus-kasus tertentu untuk
menjegal lawan-lawannya.

Bandwagon, teknik ini digunakan dalam rangka meyakinkan kepada


sasaran bahwa semua anggota suatu kelompok (di mana sasaran menjadi
anggotanya) menerima programnya, dan oleh karena itu sasaran harus
mengikuti kelompok dan segera menggabungkan diri pada kelompok. Ini
dekat dengan penggunaan pesan berupa hasil survey tentang penerimaan
(akseptasi) suatu kelompok terhadap program-program tertentu atau calon itu
sendiri.
2.6 Unsur-unsur Propaganda
Beberapa unsur propaganda yakni :
1. propagandis (orang yang melakukan propaganda)
2. pesan (isi dari propaganda)
3. media (alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan)
4. reaktor atau obyek (kelompok masyarakat yang dituju propaganda), dan
efek (hasil yang diharapkan dengan melakukan propaganda)
2.7 Tujuan Propaganda
1. Untuk menang atau mendapat dukungan.
2. Untuk membentuk atau mengubah cara bersikap dan persepsi terhadap
gagasan atau peristiwa.
3. Untuk memperlemah atau mengurangi sesuatu yang tidak bersahabat atau
kebijakan program lawan.
4. Sebagai counter-act propaganda yang tidak bersahabat dari kelompok lain.

2.8 Komponen-komponen
Adapun komponen-komoponen dari propaganda yakni:
1. Pihak yang menyebarkan pesan, berupa komunikator, atau orang yang
dilembagakan/lembaga yang menyampaikan pesan dengan isi dan tujuan
tertentu.

11
2. Komunikan atau target penerima pesan yang diharapkan menerima pesan
dan kemudian melakukan sesuatu sesuai pola yang ditentukan oleh
komunikator.
3. Pesan tertentu yang telah dirumuskan sedemikian rupa agar mencapai
tujuannya dengan efektif.
4. Sarana atau medium yang tepat dan sesuai atau serasi dengan situasi dari
komunikan.
5. Kebijaksanaan atau politik propaganda yang menentukan isi dan tujuan
yang hendak dicapai.
6. Terdapat proses penyampaian gagasan, ide/kepercayaan, atau doktrin.
7. Mempunyai tujuan untuk mengubah opini, sikap, dan perilaku
individu/kelompok, dengan teknik-teknik memengaruhi.
8. Menggunakan cara sistematis prosedural dan perencanaan.
9. Dirancang sebagai sebuah program dengan tujuan yang kongkrit untuk
memengaruhi dan mendorong komunikan melakukan sesuatu yang sesuai
dengan keinginan atau pola yang ditentukan oleh komunikator.
Adapun menurut sumber yaitu :
a. Propaganda tertutup (concealed propaganda), sumber propaganda ini
tertutup sehingga orang tidak tahu siapa sumbernya.
b. Propaganda terbuka (revealed propaganda), sumber propaganda ini
disebutkan dengan jelas dan secara terbuka.
c. Propaganda tertunda (delayed revealed propaganda), sumber propaganda
ini pada mulanya dirahasiakan, tetapi lambat laun terbuka dan jelas.
Menurut sifatnya :
a.White propaganda, yaitu propaganda putih yang dilakukan secara jujur,
benar, sportif. Isi pesan yang disampaikan serta sumbernya jelas. Propaganda
ini sering juga disebut overt propaganda atau propaganda terbuka, sering
digunakan untuk menyebarkan informasi atau ideologi dengan menyebut
sumber dan dilakukan secara terang-terangan sehingga dapat dengan mudah
diketahui sumbernya.
b. Black propaganda, yaitu propaganda hitam yang dilancarkan secara licik
sebagai senjata taktis untuk menipu, penuh kepalsuan, tidak jujur, tidak

12
mengenal etika dan cederung berpikir sepihak. Propaganda ini tidak
menunjukkan sumber yang sebenarnya, bahkan kerap juga menuduh sumber
lain yang melakukan kegiatan tersebut. Propaganda ini disebut juga covert
propaganda atau propaganda terselubung.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dakwah adalah serapan dari bahasa Arab, yakni dari kata da’aa (fi’il madhi)
yad’uu (fi’il mudhari’) yang berarti mengajak, memanggil, mengundang ,
mengajak, kata dakwah sendiri merupakan bentuk masdar, yang berarti ajakan
atau panggilan.

Secara umum tujuan dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan


hidup manusia di dunia dan di akhirat yang diridhai oleh Allah SWT.

Tabligh, yaitu menyampaikan ajaran-ajaran agama Setiap manusia yang


menyandang jabatan maka ia berkewajiban untuk menyampaikan ajaran-ajaran
agama kepada manusia yang lain.

Propaganda (dari bahasa Latin modern: propagare yang berarti mengembangkan


atau memekarkan) adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk memengaruhi
pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nurwahidah Alimuddin.2007. KONSEP DAKWAH DALAM ISLAM. Jurnal


hunafa.4(1):74-76

M. Abzar D.2015. STRATEGI DAKWAH MASA KINI(Beberapa Langkah


Strategis Pemecahan Problematika Dakwah). Jurnal lentera.XVIII(1) :40-41

Eva Maghfiroh.2016. KOMUNIKASI DAKWAH; DAKWAH INTERAKTIF


MELALUI MEDIA KOMUNIKASI.2(1) : 37

Furqon. 2015. Peran Jama’ah Tabligh dalam Pengembangan Da’wah. Jurnal Al-
Bayan.21(32): 7

Baharudin Ali. 2014. Tugas dan Fungsi Da’wah dalam Pemikiran Sayyid Quthub.
Jurnal Dakwah Tabligh.15(1) :128

14

Anda mungkin juga menyukai