Fistum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

FISIKA KUANTUM

EFEK FOTOLISTRIK

OLEH KELOMPOK 2:

NAMA :1. AFRIZAL (17034002)

2. ANDARI OKTAFIANI (17034062)

3. KASIH SYIRPIA (17034074)

4. PUTRI YULIANA (17034022)

5. MATIAS ADAM CCL (170340

PRODI :FISIKA NK B

DOSEN :Dra.HIDAYATI, M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat,hidayah serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Fisika
kuantum yang berjudul “EFEK FOTOLISTRIK” tepat pada waktunya.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik materi
maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik, oleh karena itu saya
menerima kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amin.

Padang, 28 Agustus 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I ........................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
1.1 SLATAR BELAKANG ....................................................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................. 4
1.3 . TUJUAN ..................................................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................................... 6
KAJIAN TEORI .......................................................................................................................................... 6
2.1 Prinsip Kerja Efek Fotolistrik ....................................................................................................... 6
2.2 Beberapa Hasil Eksperimen Efek Fotolistrik ............................................................................... 7
2.3 Perbedaan konsep fisika klasik dengan hasil eksperimen efekfotolistrik. .................................... 7
Perbedaan konsep fisika klasik dengan hasil eksperimen efekfotolistrik. .......................................... 9
2.4 Hipotesis enstein terhadap efek fotolistrik .............................................................................. 9
2.5.Rumusan analisa matematis dari eksperimen efek fotolistrik ..................................................... 10
BAB III ................................................................................................................................................. 12
Penutup ................................................................................................................................................. 12
3.1 kesimpulan ............................................................................................................................ 12
3.2 Diskusi .................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Efek fotolistrik telah membuka gerbang pergeseran paradigma, dari fisika klasik
menuju fisika modern.Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat
disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek fotolistrik merupakan salah
satu tonggak sejarah kelahiran fisika kuantum. Untuk merumuskan teori yang cocok dengan
eksperimen, kita dihadapkan pada situasi dimana paham klasik yang selama puluhan tahun
diyakini sebagai paham yang benar, terpaksa harus dirombak.

Fase ini mendorong para ilmuwan melakukan berbagai spekulasi teori dan eksperimen
guna memperoleh penyelesaian masalah. Muncul pemikiran revolusioner yang diilhami oleh
gagasan Planck yang selanjutnya diartikan lebih fisis oleh Einstein membentuk teori kuantum
cahaya. Fenomena radiasi benda hitam dan efek fotolistrik dapat dijelaskan secara
memuaskan hanya dengan menganggap bahwa cahaya tidak terdistribusi secara malar,
melainkan dalam bentuk paket-paket energi yang disebut kuanta (foton). Besar energi foton
tidak ditentukan oleh intensitas, melainkan oleh frekuensi cahaya. Fenomena radiasi benda
hitam dan efek fotolistrik telah membuka gerbang pergeseran paradigma, dari fisika klasik
menuju fisika modern.

Paham yang baru yang mampu menjelaskan secara teoritis fenomena efek fotolistrik
adalah bahwa cahaya sebagai partikel namun demikian, munculnya paham baru ini
menimbulkan polemik baru. Penyebabnya adalah bahwa paham cahaya sebagai gelombang
telah dibuktikan kehandalannya dalam menjelaskan sejumlah besar fenomena yang berkaitan
dengan fenomena difraksi, interferensi, dan polarisasi. Sementara itu, fenomena yang
disebutkan tadi tidak dapat dijelaskan berdasarkan paham cahaya sebagai partikel. Untuk
mengatasi itu, para ahli sepakat bahwa cahaya memiliki sifat ganda : sebagai gelombang dan
sebagai partikel.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana Prinsip Kerja Efek Fotolistrik?
2. Apa saja hasil eksperimen efek fotolistrik?
3. Apa Perbedaan konsep fisika klasik dengan hasil eksperimen efekfotolistrik?
4. Bagaimana hipotesis enstein terhadap efek fotolistrik?

4
1.3 . TUJUAN
1. Mengetahui Prinsip Kerja Efek Fotolistrik
2. Mengetahui beberapa hasil eksperimen efek fotolistrik
3. Mengetahui Perbedaan konsep fisika klasik dengan hasil eksperimen efekfotolistrik
4. Mengetahhui hipotesis enstein terhadap efek fotolistrik

5
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Prinsip Kerja Efek Fotolistrik


Gejala fotolistrik merupakan munculnya arus listrik akibat permukaan suatu bahan
logam disinari. Arus listrik yang muncul merupakan arus elektron bermuatan negatif. Sinar
yang datang dipermukaan bahan menyebabkan elektron tereksitasi..Pada umumnya elektron
yang terlepas pada efek fotolistrik disebut “elektron foton.

 Cahaya monokrimatis ditembakkan ke plat K (katoda) yang potensialnya dibuat lebih


positif.

 Ternyata untuk cahaya dengan frekuensi tertentu, galvanometer (g) mendekati adanya
arus listrik. ini menunjukkan elektron foton yang dipancarkan oleh plat katoda mampu
mencapai plat A (anoda). walaupun plat anoda punya potensial lebih negatif dari plat
katoda.

 Peristiwa adanya elektron yang dipancarkan /dilepaskan dari plat katoda dinamakan
efek fotolistrik.

 Untuk menghentikann gerakan elektron foton (ditunjukkan dengan tidak adanya arus
foto elektron yang melalui G diperlukan potensial penghilang V tertentu.

 Beda potensial yang mampu menghentikan gerak elektron foto tercepat ini disebut
“potensial penghenti” dilambangi Vs

6
2.2 Beberapa Hasil Eksperimen Efek Fotolistrik

A. Frekuensi Ambang Untuk Menghasilkan Efek Fotolistrik.

Logam yang berbeda memiliki frekuensi ambang Vo yang berbeda pula,untuk


memperoleh elektron dari masing- masing logam harus digunakan cahaya frekuensinya lebih
besar dari frekuensi ambang untuk logam tersebut.

Hasil-hasil eksperimen menunjukkan, bahwa suatu jenis logam tertentu bila disinari
(dikenai radiasi) dengan frekuensi yang lebih besar dari harga tertentu akan melepaskan
elektron, walaupun intensitas radiasinya sangat kecil. Sebaliknya, berapapun besar intensitas
radiasi yang dikenakan pada suatu jenis logam, jika frekuensinya lebih kecil dari harga
tertentu maka tidak akan dapat melepaskan elektron dari logam tersebut.

B. Ketidakbergantungan potensial penghenti terhadap intensitas cahaya

Gambar dibawah menunjukkan bahwa kuat arus fotoelektrik berkurang dengan


bertambahnya potensial penghalang. Arus akan terhenti sama sekali jika potensial
penghalang tersebut sama dengan potensial penghenti Vs.

2.3 Perbedaan konsep fisika klasik dengan hasil eksperimen efekfotolistrik.


Gejala efek fotolistrik telah dikenal sejak lama. Pada tahun 1887 Hallwach mengamati
bahwa pelat yang dilapisi seng yang bermuatan negatif kehilangan muatannya jika disinari
ultraviolet (Gie et al, 1999). Teori fisika klasik berusaha memberikan penjelasan terkait fakta
ini. Menurut teori gelombang elektromagnetik, intensitas merupakan kerapatan laju energi
cahaya. Jika intensitas cahaya yang datang pada permukaan bahan makin besar, maka laju
energi (energi per detik yang datang pada permukaan bahan) juga semakin besar, dengan
demikian jumlah elektron yang dipancarkan seharusnya semakin besar. Selain itu, elektron
akan tereksitasi dari pelat bila intensitas cahanya cukup, berapapun frekuensi sinar yang
digunakan.
Gejala fotolistrik selanjutnya diamati oleh Lenard pada tahun 1902. Lenard
menemukan bahwa jika pelat (seng) disinari dengan sinar ultraviolet, maka elektron akan
lepas dan meninggalkan pelat dengan fakta-fakta: (1) kecepatan elektron yang lepas dari seng
tidak bergantung pada intensitas cahaya, tetapi hanya bergantung pada frekuensi (atau
panjang gelombang) sinar yang digunakan, (2) pada logam tertentu, tak terdapat pancaran
elektron jika frekuensi cahaya yang digunakan lebih kecil dari suatu frekuensi tertentu.
Berdasarkan hasil eksperimen juga diketahui bahwa elektron tidak dapat dipancarkan pada

7
sembarang nilai panjang gelombang (frekuensi), meskipun intensitasnya dibuat besar (Krane,
1992).
Fenomena yang teramati oleh Lenard sangat bertentangan dengan teori fisika klasik.
Fakta-fakta yang teramati sama sekali berbeda dengan eksplanasi fisika klasik.
Teori kuantisasi energi yang dikemukakan oleh Planck, kemudian diartikan lebih fisis
oleh Einstein dan digunakan untuk menjelaskan hasil eksperimen dari gejala fotolistrik. Pada
tahun 1905 Einstein mulai memperkenalkan teori kuantum cahaya.
Menurut Einstein, pancaran cahaya berfrekuensi 𝑣 berisi paket-paket gelombang atau
paket-paket energi. Energi yang dibawa setiap paket gelombang adalah sebesar ℎ𝑣. Cahaya
terdiri atas paket-paket energi yang disebut foton. Jumlah foton per satuan luas penampang
per satuan waktu sebanding dengan intensitas cahaya, tetapi energi foton tidak bergantung
pada intensitas cahaya. Energi foton hanya bergantung pada frekuensi gelombang cahaya
(Beiser, 1981).
Menurut postulat Planck, foton-foton yang sampai pada katoda akan diserap sebagai
kuantum energi. Ketika elektron menyerap foton, maka elektron memperoleh sejumlah energi
yang dibawa foton yaitu sebesar ℎ𝑣. Energi yang diterima ini sebagian digunakan elektron
untuk melepaskan diri dari bahan dan sisanya digunakan untuk bergerak, menjadi energi
kinetik elektron. Besarnya energi yang diperlukan oleh elektron untuk melepaskan diri dari
bahan (melawan energi ikatan elektron dalam bahan) disebut fungsi kerja (Wo) (Beiser,
1981).
Besar energi kinetik elektron foto diungkapan dalam persamaan EK = hf-Wo, disebut
persamaan fotolistrik Einstein.
Fisikawan Amerika Robert Millikan tidak dapat begitu saja menerima teori Einstein.
Penafsiran Einstein dipandang sebagai serangan terhadap teori gelombang elektromagnetik
cahaya. Milikan bekerja selama sepuluh tahun untuk mengkonfirmasi penafsiran Einstein
dalam kasus fenomena efek fotolistrik melalui berbagai seting eksperimen. Namun ia gagal
menemukan fakta yang mampu menyanggah penafsiran Einsten. Milikan justru mendapatkan
berbagai fakta yang memperkuat prilaku cahaya sebagai partikel. Secara eksperimental
sahihnya teori kuantum itu dibuktikan oleh Millikan pada tahun 1914. Millikan menemukan
hubungan linear antara tegangan pemberhenti elektron dan frekuensi cahaya yang mendesak
elektron pada bahan katoda tertentu. Pada tahun 1921 Albert Einstein memperoleh hadian
Nobel atas keberhasilannya menerangkan gejala efek fotolistrik.

8
Inilah ikhwal lahirnya fisika modern yang menampik asumsi teori-teori mapan saat itu,
salah satunya adalah teori gelombang elektromagnetik Maxwell yang telah berhasil
memadukan fenomena kelistrikan dan kemagnetan dalam satu formula. Dibutuhkan waktu
cukup lama untuk meyakinkan komunitas fisika bahwa cahaya memiliki sifat granular.
Nyatanya Millikan membutuhkan hampir 11 tahun untuk membuktikan kebenaran hipotesis
Einstein. Tujuh tahun kemudian Arthur Compton berhasil melakukan eksperimen yang
membuktikan sekaligus mengukuhkan sifat kuantum cahaya.

Perbedaan konsep fisika klasik dengan hasil eksperimen efekfotolistrik.


A.konsep fisika klasik

 Efek Fotolistrik Bergantung Pada Intensitas Cahaya


 Ketidak Bergantungan Potensial Penghenti Terhadap Intensitas Cahaya Tidak Dapat
Digunakan
 Intensitas Cahaya Mempengaruhi Waktu Pengumpulan Energi Elektron Ketika
Melepaskan Elektron.
 Intensitas Cahaya Berbanding Lurus Dan Fotoelektrik Belum Dapat Dijelaskan

B. Hasil eksperimen efek fotolistrik

 Efek fotolistrik pada besarnya frekuensi ambang.


 Intensitas cahaya tidak mempengaruhi waktu pengumpulan energi elektron melainkan
dibentuk oleh besarnya energi foton yang menumpuk elektron
 Tidak dapat dijelaskan dengan memandang cahaya sebagai foton

2.4 Hipotesis enstein terhadap efek fotolistrik


Teori kuantisasi energi yang dikemukakan oleh Planck, kemudian diartikan lebih fisis
oleh Einstein dan digunakan untuk menjelaskan hasil eksperimen dari gejala fotolistrik. Pada
tahun 1905 Einstein mulai memperkenalkan teori kuantum cahaya.

Menurut Einstein, pancaran cahaya berfrekuensi 𝑣 berisi paket-paket gelombang atau


paket-paket energi. Energi yang dibawa setiap paket gelombang adalah sebesar ℎ𝑣. Cahaya
terdiri atas paket-paket energi yang disebut foton. Jumlah foton per satuan luas penampang
per satuan waktu sebanding dengan intensitas cahaya, tetapi energi foton tidak bergantung
pada intensitas cahaya. Energi foton hanya bergantung pada frekuensi gelombang cahaya
(Beiser, 1981).

9
Menurut postulat Planck, foton-foton yang sampai pada katoda akan diserap sebagai
kuantum energi. Ketika elektron menyerap foton, maka elektron memperoleh sejumlah energi
yang dibawa foton yaitu sebesar ℎ𝑣 Energi yang diterima ini sebagian digunakan elektron
untuk melepaskan diri dari bahan dan sisanya digunakan untuk bergerak, menjadi energi
kinetik elektron. Besarnya energi yang diperlukan oleh elektron untuk melepaskan diri dari
bahan (melawan energi ikatan elektron dalam bahan) disebut fungsi kerja (Wo) (Beiser,
1981).

Besar energi kinetik elektron foto diungkapan dalam persamaan EK = hf-Wo, disebut
persamaan fotolistrik Einstein.

2.5.Rumusan analisa matematis dari eksperimen efek fotolistrik


 Diperlukan frekuensi ambang untuk menghasilkan efek fotolistrik

karena energi foton hanya bergantung pada frekuensi yaitu semakin tinggi frekuensi maka
semakin besar energinya, maka menjelaskan permukaan untuk menghasilkan efek fotolistrik
diperlukan cahaya dengan frekuensi ambang.

Kmax = E-Wo

E=h.f

Wo= h.fo

Kmax=h(f-fo)

Kmax=energi kinetik max

E=energi tiap foton

Wo=Energi yang digunakan untuk melepaskan diri dari bahan

 Ketidak bergantungan potensial penghenti terhadap intensitas cahaya (I)

Jika frekunsi dan intensitas radiasi adalah tetap, arus fotolistrik meningkat secara
bertahap dengan peningkatan potensi positif sampai semua foto elektron yang pancarkan
dikumpulkan.

10
Untuk frekunsi yang diberikan radiasi insiden, potensi Vo berhenti berhubungan
dengan energi kinetik maximum. Foto elektron yang hanya berhenti dari T jika m adalah
massa dan V adalah kecepatan maximum maka:

Kmax = ½ m𝑣2 max

Jika, e adalah muatan dan Vo adalah potensial panahan maka:

1/2m𝑣2 max = eVo

Kmax = eVo

11
BAB III

Penutup

3.1 kesimpulan
 Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari logam akibat disinari
cahaya.Elektron yang dilepaskan pada proses ini disebut foto elektron.

 Ada sejumlah efek fotolistrik yang tidak dapat dijelaskan berdasarkan paham sebagai
gelombang .meliputi:

1. tidak adanya waktu tunda meskipun cahaya yang ntensitasnya lemah.


2. Diperlukan frekuensi ambang
3. Ketidakpastian potensial penghenti terhadap intensitas cahaya.

 Semua gejala efek fotolistrik dapat dijelaskan pleh einstein berdasarkan faham sebagai
partikel.

 Melalui pemahaman efek fotolistrik dapat dipahami perbedaan antara partikel dan
gelombang.

3.2 Diskusi
1. Apakah ada perbedaan antara efek fotolistrik klasik dengan efek fotolistrik
modern?jelaskan(FARHAN EL MAULID)
Jawab:
Teori klasik menjelaskan bahwa :
 Efek Fotolistrik Bergantung Pada Intensitas Cahaya
 Ketidak Bergantungan Potensial Penghenti Terhadap Intensitas Cahaya Tidak Dapat
Digunakan
 Intensitas Cahaya Mempengaruhi Waktu Pengumpulan Energi Elektron Ketika
Melepaskan Elektron.
 Intensitas Cahaya Berbanding Lurus Dan Fotoelektrik Belum Dapat Dijelaskan
sedangkan pada eksperimen efekfotolistrik :
 Efek fotolistrik pada besarnya frekuensi ambang.
 Intensitas cahaya tidak mempengaruhi waktu pengumpulan energi elektron melainkan
dibentuk oleh besarnya energi foton yang menumpuk elektron
 Tidak dapat dijelaskan dengan memandang cahaya sebagai foton

12
Menurut Einstein, pancaran cahaya berfrekuensi 𝑣 berisi paket-paket gelombang atau
paket-paket energi. Energi yang dibawa setiap paket gelombang adalah sebesar ℎ𝑣. Cahaya
terdiri atas paket-paket energi yang disebut foton. Jumlah foton per satuan luas penampang
per satuan waktu sebanding dengan intensitas cahaya, tetapi energi foton tidak bergantung
pada intensitas cahaya. Energi foton hanya bergantung pada frekuensi gelombang cahaya.

Besar energi kinetik elektron foto diungkapan dalam persamaan EK = hf-Wo, disebut
persamaan fotolistrik Einstein.

2. Apakah teori dan eksperimen efek fotolistrik sama hasilnya?(SISI GUSTI PUTRI)

sama, Seorang Fisikawan Amerika Robert Millikan tidak dapat begitu saja menerima
teori Einstein. Penafsiran Einstein dipandang sebagai serangan terhadap teori gelombang
elektromagnetik cahaya. Milikan bekerja selama sepuluh tahun untuk mengkonfirmasi
penafsiran Einstein dalam kasus fenomena efek fotolistrik melalui berbagai seting
eksperimen. Namun ia gagal menemukan fakta yang mampu menyanggah penafsiran Einsten.
Milikan justru mendapatkan berbagai fakta yang memperkuat prilaku cahaya sebagai partikel.
Secara eksperimental sahihnya teori kuantum itu dibuktikan oleh Millikan pada tahun 1914.
Millikan menemukan hubungan linear antara tegangan pemberhenti elektron dan frekuensi
cahaya yang mendesak elektron pada bahan katoda tertentu. Pada tahun 1921 Albert Einstein
memperoleh hadian Nobel atas keberhasilannya menerangkan gejala efek fotolistrik.

3. Apa yang terjadi jika cahaya monokromatik ditembakkan ke arah anoda(-)?(RAHMA


AULIA)

13
DAFTAR PUSTAKA

Beiser, A. (1981). Fisika Modern. Terjemahan The Houw Liong. Jakarta: Erlangga.

Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences Vol. IX No. 2 Halaman: 51 – 58, 2017

BUKU PUTRI

14

Anda mungkin juga menyukai