Fistum
Fistum
Fistum
EFEK FOTOLISTRIK
OLEH KELOMPOK 2:
PRODI :FISIKA NK B
JURUSAN FISIKA
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat,hidayah serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Fisika
kuantum yang berjudul “EFEK FOTOLISTRIK” tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik materi
maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik, oleh karena itu saya
menerima kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Amin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Fase ini mendorong para ilmuwan melakukan berbagai spekulasi teori dan eksperimen
guna memperoleh penyelesaian masalah. Muncul pemikiran revolusioner yang diilhami oleh
gagasan Planck yang selanjutnya diartikan lebih fisis oleh Einstein membentuk teori kuantum
cahaya. Fenomena radiasi benda hitam dan efek fotolistrik dapat dijelaskan secara
memuaskan hanya dengan menganggap bahwa cahaya tidak terdistribusi secara malar,
melainkan dalam bentuk paket-paket energi yang disebut kuanta (foton). Besar energi foton
tidak ditentukan oleh intensitas, melainkan oleh frekuensi cahaya. Fenomena radiasi benda
hitam dan efek fotolistrik telah membuka gerbang pergeseran paradigma, dari fisika klasik
menuju fisika modern.
Paham yang baru yang mampu menjelaskan secara teoritis fenomena efek fotolistrik
adalah bahwa cahaya sebagai partikel namun demikian, munculnya paham baru ini
menimbulkan polemik baru. Penyebabnya adalah bahwa paham cahaya sebagai gelombang
telah dibuktikan kehandalannya dalam menjelaskan sejumlah besar fenomena yang berkaitan
dengan fenomena difraksi, interferensi, dan polarisasi. Sementara itu, fenomena yang
disebutkan tadi tidak dapat dijelaskan berdasarkan paham cahaya sebagai partikel. Untuk
mengatasi itu, para ahli sepakat bahwa cahaya memiliki sifat ganda : sebagai gelombang dan
sebagai partikel.
4
1.3 . TUJUAN
1. Mengetahui Prinsip Kerja Efek Fotolistrik
2. Mengetahui beberapa hasil eksperimen efek fotolistrik
3. Mengetahui Perbedaan konsep fisika klasik dengan hasil eksperimen efekfotolistrik
4. Mengetahhui hipotesis enstein terhadap efek fotolistrik
5
BAB II
KAJIAN TEORI
Ternyata untuk cahaya dengan frekuensi tertentu, galvanometer (g) mendekati adanya
arus listrik. ini menunjukkan elektron foton yang dipancarkan oleh plat katoda mampu
mencapai plat A (anoda). walaupun plat anoda punya potensial lebih negatif dari plat
katoda.
Peristiwa adanya elektron yang dipancarkan /dilepaskan dari plat katoda dinamakan
efek fotolistrik.
Untuk menghentikann gerakan elektron foton (ditunjukkan dengan tidak adanya arus
foto elektron yang melalui G diperlukan potensial penghilang V tertentu.
Beda potensial yang mampu menghentikan gerak elektron foto tercepat ini disebut
“potensial penghenti” dilambangi Vs
6
2.2 Beberapa Hasil Eksperimen Efek Fotolistrik
Hasil-hasil eksperimen menunjukkan, bahwa suatu jenis logam tertentu bila disinari
(dikenai radiasi) dengan frekuensi yang lebih besar dari harga tertentu akan melepaskan
elektron, walaupun intensitas radiasinya sangat kecil. Sebaliknya, berapapun besar intensitas
radiasi yang dikenakan pada suatu jenis logam, jika frekuensinya lebih kecil dari harga
tertentu maka tidak akan dapat melepaskan elektron dari logam tersebut.
7
sembarang nilai panjang gelombang (frekuensi), meskipun intensitasnya dibuat besar (Krane,
1992).
Fenomena yang teramati oleh Lenard sangat bertentangan dengan teori fisika klasik.
Fakta-fakta yang teramati sama sekali berbeda dengan eksplanasi fisika klasik.
Teori kuantisasi energi yang dikemukakan oleh Planck, kemudian diartikan lebih fisis
oleh Einstein dan digunakan untuk menjelaskan hasil eksperimen dari gejala fotolistrik. Pada
tahun 1905 Einstein mulai memperkenalkan teori kuantum cahaya.
Menurut Einstein, pancaran cahaya berfrekuensi 𝑣 berisi paket-paket gelombang atau
paket-paket energi. Energi yang dibawa setiap paket gelombang adalah sebesar ℎ𝑣. Cahaya
terdiri atas paket-paket energi yang disebut foton. Jumlah foton per satuan luas penampang
per satuan waktu sebanding dengan intensitas cahaya, tetapi energi foton tidak bergantung
pada intensitas cahaya. Energi foton hanya bergantung pada frekuensi gelombang cahaya
(Beiser, 1981).
Menurut postulat Planck, foton-foton yang sampai pada katoda akan diserap sebagai
kuantum energi. Ketika elektron menyerap foton, maka elektron memperoleh sejumlah energi
yang dibawa foton yaitu sebesar ℎ𝑣. Energi yang diterima ini sebagian digunakan elektron
untuk melepaskan diri dari bahan dan sisanya digunakan untuk bergerak, menjadi energi
kinetik elektron. Besarnya energi yang diperlukan oleh elektron untuk melepaskan diri dari
bahan (melawan energi ikatan elektron dalam bahan) disebut fungsi kerja (Wo) (Beiser,
1981).
Besar energi kinetik elektron foto diungkapan dalam persamaan EK = hf-Wo, disebut
persamaan fotolistrik Einstein.
Fisikawan Amerika Robert Millikan tidak dapat begitu saja menerima teori Einstein.
Penafsiran Einstein dipandang sebagai serangan terhadap teori gelombang elektromagnetik
cahaya. Milikan bekerja selama sepuluh tahun untuk mengkonfirmasi penafsiran Einstein
dalam kasus fenomena efek fotolistrik melalui berbagai seting eksperimen. Namun ia gagal
menemukan fakta yang mampu menyanggah penafsiran Einsten. Milikan justru mendapatkan
berbagai fakta yang memperkuat prilaku cahaya sebagai partikel. Secara eksperimental
sahihnya teori kuantum itu dibuktikan oleh Millikan pada tahun 1914. Millikan menemukan
hubungan linear antara tegangan pemberhenti elektron dan frekuensi cahaya yang mendesak
elektron pada bahan katoda tertentu. Pada tahun 1921 Albert Einstein memperoleh hadian
Nobel atas keberhasilannya menerangkan gejala efek fotolistrik.
8
Inilah ikhwal lahirnya fisika modern yang menampik asumsi teori-teori mapan saat itu,
salah satunya adalah teori gelombang elektromagnetik Maxwell yang telah berhasil
memadukan fenomena kelistrikan dan kemagnetan dalam satu formula. Dibutuhkan waktu
cukup lama untuk meyakinkan komunitas fisika bahwa cahaya memiliki sifat granular.
Nyatanya Millikan membutuhkan hampir 11 tahun untuk membuktikan kebenaran hipotesis
Einstein. Tujuh tahun kemudian Arthur Compton berhasil melakukan eksperimen yang
membuktikan sekaligus mengukuhkan sifat kuantum cahaya.
9
Menurut postulat Planck, foton-foton yang sampai pada katoda akan diserap sebagai
kuantum energi. Ketika elektron menyerap foton, maka elektron memperoleh sejumlah energi
yang dibawa foton yaitu sebesar ℎ𝑣 Energi yang diterima ini sebagian digunakan elektron
untuk melepaskan diri dari bahan dan sisanya digunakan untuk bergerak, menjadi energi
kinetik elektron. Besarnya energi yang diperlukan oleh elektron untuk melepaskan diri dari
bahan (melawan energi ikatan elektron dalam bahan) disebut fungsi kerja (Wo) (Beiser,
1981).
Besar energi kinetik elektron foto diungkapan dalam persamaan EK = hf-Wo, disebut
persamaan fotolistrik Einstein.
karena energi foton hanya bergantung pada frekuensi yaitu semakin tinggi frekuensi maka
semakin besar energinya, maka menjelaskan permukaan untuk menghasilkan efek fotolistrik
diperlukan cahaya dengan frekuensi ambang.
Kmax = E-Wo
E=h.f
Wo= h.fo
Kmax=h(f-fo)
Jika frekunsi dan intensitas radiasi adalah tetap, arus fotolistrik meningkat secara
bertahap dengan peningkatan potensi positif sampai semua foto elektron yang pancarkan
dikumpulkan.
10
Untuk frekunsi yang diberikan radiasi insiden, potensi Vo berhenti berhubungan
dengan energi kinetik maximum. Foto elektron yang hanya berhenti dari T jika m adalah
massa dan V adalah kecepatan maximum maka:
Kmax = eVo
11
BAB III
Penutup
3.1 kesimpulan
Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari logam akibat disinari
cahaya.Elektron yang dilepaskan pada proses ini disebut foto elektron.
Ada sejumlah efek fotolistrik yang tidak dapat dijelaskan berdasarkan paham sebagai
gelombang .meliputi:
Semua gejala efek fotolistrik dapat dijelaskan pleh einstein berdasarkan faham sebagai
partikel.
Melalui pemahaman efek fotolistrik dapat dipahami perbedaan antara partikel dan
gelombang.
3.2 Diskusi
1. Apakah ada perbedaan antara efek fotolistrik klasik dengan efek fotolistrik
modern?jelaskan(FARHAN EL MAULID)
Jawab:
Teori klasik menjelaskan bahwa :
Efek Fotolistrik Bergantung Pada Intensitas Cahaya
Ketidak Bergantungan Potensial Penghenti Terhadap Intensitas Cahaya Tidak Dapat
Digunakan
Intensitas Cahaya Mempengaruhi Waktu Pengumpulan Energi Elektron Ketika
Melepaskan Elektron.
Intensitas Cahaya Berbanding Lurus Dan Fotoelektrik Belum Dapat Dijelaskan
sedangkan pada eksperimen efekfotolistrik :
Efek fotolistrik pada besarnya frekuensi ambang.
Intensitas cahaya tidak mempengaruhi waktu pengumpulan energi elektron melainkan
dibentuk oleh besarnya energi foton yang menumpuk elektron
Tidak dapat dijelaskan dengan memandang cahaya sebagai foton
12
Menurut Einstein, pancaran cahaya berfrekuensi 𝑣 berisi paket-paket gelombang atau
paket-paket energi. Energi yang dibawa setiap paket gelombang adalah sebesar ℎ𝑣. Cahaya
terdiri atas paket-paket energi yang disebut foton. Jumlah foton per satuan luas penampang
per satuan waktu sebanding dengan intensitas cahaya, tetapi energi foton tidak bergantung
pada intensitas cahaya. Energi foton hanya bergantung pada frekuensi gelombang cahaya.
Besar energi kinetik elektron foto diungkapan dalam persamaan EK = hf-Wo, disebut
persamaan fotolistrik Einstein.
2. Apakah teori dan eksperimen efek fotolistrik sama hasilnya?(SISI GUSTI PUTRI)
sama, Seorang Fisikawan Amerika Robert Millikan tidak dapat begitu saja menerima
teori Einstein. Penafsiran Einstein dipandang sebagai serangan terhadap teori gelombang
elektromagnetik cahaya. Milikan bekerja selama sepuluh tahun untuk mengkonfirmasi
penafsiran Einstein dalam kasus fenomena efek fotolistrik melalui berbagai seting
eksperimen. Namun ia gagal menemukan fakta yang mampu menyanggah penafsiran Einsten.
Milikan justru mendapatkan berbagai fakta yang memperkuat prilaku cahaya sebagai partikel.
Secara eksperimental sahihnya teori kuantum itu dibuktikan oleh Millikan pada tahun 1914.
Millikan menemukan hubungan linear antara tegangan pemberhenti elektron dan frekuensi
cahaya yang mendesak elektron pada bahan katoda tertentu. Pada tahun 1921 Albert Einstein
memperoleh hadian Nobel atas keberhasilannya menerangkan gejala efek fotolistrik.
13
DAFTAR PUSTAKA
Beiser, A. (1981). Fisika Modern. Terjemahan The Houw Liong. Jakarta: Erlangga.
Titian Ilmu: Jurnal Ilmiah Multi Sciences Vol. IX No. 2 Halaman: 51 – 58, 2017
BUKU PUTRI
14