Tugas Welding

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Gerard Marthin

1606827031
Tugas 04
1. Jelaskan prinsip kerja friction welding dengan skematis gambar. Serta
keuntungan dan keterbatasan dari friction welding. Berilah contoh aplikasi
dilapangan.
Jawab :

Friction welding secara teknis didefinisikan sebagai proses solid state working
yang mana sambungan diperoleh akibat gaya tekan antara permukaan benda kerja yang
saling mengalami kontak dan berputar relatif terhadap yang lainnya untuk menghasilkan
panas dan deformasi plastis permukaan kedua ujungnya. Ciri utama dalam proses ini
adalah panas yang dihasilkan pada proses penyambungan diperoleh akibat friksi putaran.
Filler metal, fluks, dan shielding gas tidak diperlukan, serta memiliki HAZ (Heat Affected
Zone) yang sempit, ada bagian logam yang terdeformasi plastis dan tidak ada daerah
lebur.
❖ Prinsip kerjanya adalah :
a) Dua buah benda kerja mengalami kontak dengan ditekan dan diputar
sehingga akibat friksi keduanya akan menimbulkan panas
b) Ini adalah dasar dilakukan penyambungan

a) Benda diputar terhadap


benda kerja lain
b) Benda yang diam ditekan ke
benda yang berputar
c) Terjadi gesekan (friksi)
d) Terjadi penyambungan
benda kerja
Keuntungan :
Tidak ada pelelehan logam, efisiensi penggunaan benda kerja tinggi
Pemanasan friksi hanya lokal, sehingga pelunakan tidak menyebar ke seluruh
bagian material
Dapat dilakukan proses penyambungan 2 material yang berbeda
Prosesnya cenderung cepat
Keterbatasan :
▪ Hanya dapat dilakukan untuk logam yang sama jenisnya dan bentuk geometri yang
serupa
▪ Biasanya hasil yang maksimal dicapai untuk benda yang terbatas pada bentuk
batangan bulat
▪ Biaya tergolong tinggi
▪ Hasil las sangat ditentukan oleh preparasi benda kerja

Contoh aplikasi di lapangan direpresentasikan lewat gambar di bawah ini :


Pengelasan industri as sepeda motor

2. Jelaskan prinsip kerja Roll Bonding dengan skematis gambar. Serta


keuntungan dan keterbatasan dari Roll Bonding. Berilah contoh aplikasi
dilapangan.
Jawab :
Pengelasan rol adalah salah satu jenis proses pengelasan padat yang mana proses
penekanannya menggunakan peralatan rol, dengan cara pemanasan dari luar atau
tidak. Bila tanpa menggunakan panas dari luar, prosesnya secara teknis disebut
pengelasan rol dingin. Untuk proses pengelasan rol yang menggunakan panas dari
luar, prosesnya disebut pengelasan rol panas. Jenis pengelasan ini biasa digunakan
untuk melapisi baja karbon atau baja paduan dengan baja tahan karat agar
ketahanan terhadap korosinya meningkat, atau membuat dwimetal yang digunakan
dalam pengukuran temperatur.
Skema kerjanya direpresentasikan dalam gambar di bawah ini :

❖ Sepasang alat rol diterapkan dengan tekanan tertentu kepada material untuk
membentuk daerah pengelasan
❖ Dapat diterapkan dalam proses pengelasan lewat pengerjaan panas dan
dingin
❖ Digunakan untuk mengombinasikan 2 logam yang berbeda untuk
menghasilkan logam yang cocok untuk aplikasi yang berbeda

Keuntungan jenis pengelasan ini adalah :


➢ Dapat diaplikasikan pada temperatur ruang maupun temperatur panas
➢ Digunakan untuk mengombinasikan 2 material yang berbeda untuk
memperoleh logam pada aplikasi yang berbeda
Keterbatasan :
• Relatif jarang digunakan untuk produksi dalam skala massal
• Pengembangan metode ini cukup terbatas dan belum meluas

Aplikasi di lapangan :
Jenis pengelasan ini salah satunya digunakan dalam aplikasi U.S Quarters¸untuk
membuat 2 lapisan luar dengan komposisi 75 % Cu-25 % Ni dengan bagian tengah
adalah Cu murni.
3. Jelaskan prinsip kerja friction stir-welding (FSW) dengan skematis gambar. Berilah
contoh jenis material logam yang umumnya diaplikasikan untuk jenis pengelasan
ini. Serta Sebutkan beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan
metoda FSW!.
Jawab :

Prinsip kerja friction stir-welding (FSW) :


✓ Komponen pin yang ada berputar dengan kecepatan 3000-4000 rpm diletakkan
pada material kerja
✓ Panas yang dihasilkan untuk material diakibatkan oleh gaya friksi kontak benda
kerja
✓ Material yang telah dipanaskan akan mencapai temperatur plastisasi (misal pada
alumunium yaitu 800 F)
✓ Material yang telah terplastisasi akan tergantung lagi pada kembali ke pin
✓ Material akan mengalami solidifikasi (pendinginan) yang menghasilkan butir-butir
yang lebih halus dibandingkan dengan material induknya
Beberapa jenis logam yang umumnya diaplikasikan melalui metode ini adalah :
- Alumunium dan alumunium paduan
- Magnesium
- Copper
- Zinc
- Lead (Pb)
Keuntungan dari friction stir-welding (FSW) adalah :
❖ Menghasilkan hasil proses pengelasan yang lebih kuat dan lebih bersih bila
dibandingkan dengan fusion welds
❖ Hasil kekuatan yang tinggi pada hasil pengelasan
❖ Energi efisien
❖ Sederhana dan bersih, tidak ada asap, busur listrik, dan sputter
❖ Perlakuan sesudah straightening tidak diperlukan
❖ Distorsi yang rendah dan terjadi shrinkage yang minim
❖ Tidak ada cacat seperti porosity, lack of fusion, dan tidak terjadi perubahan
komposisi pada mterial
❖ Dapat digunakan untuk menyambung berbagai logam dan material yang
berbeda jenis
❖ Operator tidak perlu skill tinggi
❖ Prosesnya mudah diautomatisasi untuk produksi massal
❖ Ruang kerja yang diperlukan tidak besar (minimal)

4. Sebutkan beberapa parameter las untuk Friction Stir Welding (mis. jumlah rpm
minimum) pada Aluminium paduan dan gambarkan & jelaskan skematis daerah
lasannya.
Jawab :

Parameter las untuk friction stir welding adalah minimum rpm kecepatan pin yang
berputar dan temperatur plastisasi, dengan ketentuannya yaitu :

❖ Parameter minimal untuk komponen kerja pin dengan kecepatan 3000-4000 rpm
diletakkan pada material kerja
❖ Untuk material alumunium, temperatur plastisasi minimum adalah 800 F

Gambar skematis proses pengelasan metode ini untuk material alumunium alloy
adalah :

Pada jenis pengelasan ini komponen putar menghasilkan panas hasil gesekan dan
dibantu juga tekanan yang diterapkan. Dapat digambarkan daerah las yang dihasilkan
memiliki karakteristik tekstur permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan base
metal-nya. Ini diakibatkan pada proses penyambungan dengan metode friction stir
welding, struktur pada sambungan memiliki butir yang halus dan seragam
dibandingkan dengan logam dasar sebagai benda kerjanya.

5. Berilah penjelasan mengenai material pengaduk (friction stirrer) yang dipakai untuk
proses FSW. Jelaskan jenis material yang dipakai dan perlakuan apa saja yang
diberikan di bagian permukaan material tsb.
Jawab :
Material pengaduk (friction stirrer) yang dipakai untuk proses pengelasan jenis FSW
adalah jenis baja tool steel AISI H13, AISI H22.
Syarat dari material yang diperlukan sebagai pengaduk pada jenis proses pengelasan ini
adalah harus memiliki melting point yang lebih tinggi dari logam dasar sebagai benda
kerja. Sebaiknya material pengaduk harus memiliki setidaknya 100 Fahrenheit lebih tinggi
dari benda kerja atau untuk material alumunium secara khusus, lebih dari 200 F.
Selain parameter titik leleh, material pengaduk harus memiliki kekuatan yang lebih baik
dibandingkan dengan benda kerja. Setelah kekuatan, materialpun juga harus memiliki
ketahanan aus yang baik, serta sifat mampu mesin (machinability) yang baik. Jenis
perlakuan permukaan untuk jenis material pengaduk ini adalah dengan metode heat
treatment berupa hardening, tempering (berakibat pada penurunan kekerasan menjadi 45-
47 HRC), dan proses remachining melalui proses annealing.

6. Jelaskan prinsip kerja las dingin (cold welding). Sebutkan beberapa syarat
utama agar material dapat disambung dengan metoda ini.
Jawab :

Las dingin (cold welding) merupakan salah satu jenis pengelasan solid state welding
yang mana prinsip kerjanya adalah sambungan dihasilkan dari tekanan 2 buah
material pada temperatur ruang. Proses ini tidak memerlukan panas sama sekali, dan
nantinya justru pada prosesnya pengelasan ini menghasilkan panas. Material yang
disambung untuk jenis pengelasan ini harus bersifat ulet tanpa terjadi work
hardening. Jenis sambungannya umumnya adalah butt dan lap.
Prinsip kerja dari cold welding adalah dua buah benda kerja yang saling berhadapan
kedua ujungnya (butt), dijepit oleh alat penjepit. Setelah itu tekanan diberikan di
kedua ujung sehingga terjadi proses penyambungan (bagian sambungan yang keluar
dilakukan proses bubut). Proses ini memerlukan gaya tekan yang cukup besar agar
terjadi kontak antarmuka yang baik.
Syarat utama agar material dapat disambung dengan metode ini adalah :
❖ Minimal salah satu logam memiliki sifat yang ulet
❖ Tidak mengalami pengerasan regang yang drastis
Parameter prosesnya adalah : persiapan permukaan (mekanis, kimiawi, atau
baking), persen deformasi, struktur kristal, dan tekanan.
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Threshold Deformation serta kegunaan nilai
tersebut pada suatu material. Berilah contoh perhitungan untuk material tembaga.
Jawab :
Secara konseptual, semakin baik proses persiapan permukaan material, maka treshold
deformasi menurun. Treshold deformation merupakan parameter yang berguna pada
proses cold welding untuk menentukan kekuatan maksimumnya. Kegunaan dari nilai
tersebut nantinya akan menentukan batasan minimum, agar material memiliki ikatan
(bonding) yang kuat pada saat perlakuan deformasi dingin. Dapat disimpulkan, Treshold
deformation adalah batas minimum deformasi yang diperlukan agar logam bisa
menyambung (tekanan minimum). Untuk material logam makin tinggi deformasi
sebelum patah, maka kekuatan semakin meningkat.
Misalkan,
ketebalan awal (T1) = 10 mm
Ketebalan akhir (T2) = 3 mm
Maka, % Deformasi = (T1-T2)/T1 x 100 % = (10-3)/10 x 100 % = 70 %
(harus mengalami minimum deformasi di 70%)

8. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi nilai threshod deformation. Serta
jelaskan hubungan threshold deformation dengan pressure dan preparasi
permukaan untuk proses cold welding
Jawab :
➢ Jenis material
Material yang berbeda memiliki mechanical properties (dalam hal ini keuletan)
yang berbeda. Setiap material memiliki tingkat keuletan yang berbeda-beda,
sehingga nilai threshold deformation pada proses penyambungan material akan
memiliki nilai yang berbeda
➢ Struktur kristal material
Struktur kristal menentukan sifat dari material itu sendiri. Dalam hal ini, struktur
kristal akan berimplikasi pada tingkat kegetasan atau keuletan dari material.
Misalnya, struktur CPH yang mempunyai treshold deformation lebih tinggi
menghasilkan kekuatan sambungan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
FCC.
• Tekanan (pressure)
Tekanan yang diberikan, semakin tinggi tekanan yang ada diberikan
terhadap suatu material, maka semakin tinggi pula kekuatan
sambungannya. Sementara untuk treshold deformationnya berbanding
terbalik, yaitu menjadi semakin rendah saat tekanan meningkat karena
syarat deformasi untuk penyambungan lebih mudah tercapai.

• Preparasi permukaan
Untuk preparasi permukaan, secara konseptual, semakin baik proses
persiapan permukaan material, maka treshold deformasi menurun.
Menurunnya treshold deformation menyebabkan energi yang cukup rendah
pada deformasi untuk memulai penyambungan pada material. Semakin
rendah treshold deformation, maka tekanan yang diperlukan semakin
rendah.

9. Jelaskan prinsip kerja explosive welding dengan skematis gambar. Berilah contoh
aplikasi dilapangan.
Jawab :
Explosive welding adalah jenis proses pengelasan solid state welding engan sambungan
yang dihasilkan dari tumbukan (impak) berkecepatan tinggi dari benda kerja akibat
terjadinya ledakan (detonasi). Ini banyak digunakan di dunia militer.
Prinsip kerja dari explosive welding adalah menggunakan 3 komponen utama yaitu base
metal, prime metal, dan explosive. Secara gambaran detail, prinsip kerjanya adalah
sebagai berikut :
a. Ketiga komponen disusun dengan prime component diletakkan pada lapisan tengah
dan detonator (peledak) di bagian atasnya dengan kemiringan tertentu yang spesifik
untuk hasil yang maksimal
b. Dengan meledekkan detonator, maka prime component akan mengalami proses
tumbukan dengan base metal sehingga terjadi deformasi plastis dan kedua pelat akan
mengalami proses penyambungan.
Contoh aplikasi di lapangannya adalah pada saat cladding dari material. Selain itu,
biasanya explosive welding dapat dilakukan untuk material baja karbon dengan
baja tahan karat, titanium pada low carbon steel, dan iron-nickel base alloy pada
low carbon steel.

10. Jelaskan prinsip kerja ultrasonic welding dengan skematis gambar serta mekanisme
penyambungan (bonding) dari metoda ini. Jelaskan hubungan energi panas yang
dipakai dengan properties material yang disambung. Serta berilah contoh aplikasi di
lapangan.
Jawab :
Berdasarkan definisinya secara teknis, ultrasonic welding adaalh proses solid state
welding yang mana sambungan yang ada dikerjakan oleh energi vibrasi berfrekuensi
tinggi dan tekanan pada benda kerja. Ikatan sambungan (bonding) terjadi tanpa adanya
peleburan dari logam induk.

Sumber vibrasi ultrasonik sebagai energi penyambungan material dihasilkan oleh


sebuah transducer. Vibrasi elektronik ditransmisikan ke ujung sebuah sonotrode
sehingga nantinya 2 lembaran logam yang akan disambungkan menimbulkan panas,
dan pecahnya lapisan oksida selanjutnya dengan tekanan dari clamping akan
mengakibatkan material tersambung.
Hubungan energi panas dengan material yang akan disambung dalam ultrasonic
welding dirumuskan melalui persamaan yaitu :

Dengan :
E = electrical energy W.s (J)
K = Konstanta dari sistem pengelasan
H = Vicker Hardness Number
T= ketebalan benda kerja yang mengalami kontak dengan sonotrode (mm)
Berdasarkan persamaan matematis di atas, terdapat hubungan bahwa semakin
meningkatnya kekerasan dari suatu material maka energi yang dibutuhkan untuk proses
pengelasan semakin besar. Begitu juga dengan semakin meningkatnya ketebalan suatu
benda, maka energi pengelasan yang dibutuhkan akan semakin tinggi.
Tingkat kekerasan dengan energi pengelasan yang dibutuhkan dirumuskan
dalam grafik :

Dalam penggunaan metode ultrasonic welding di lapangan, aplikasi jenis pengelasan


ini dapat direpresentasikan melalui gambar di bawah ini.

11. Bandingkan beberapa kemampuan spot resistance welding dan ultrasonic welding
untuk penyambungan material.
Jawab :

Karakteristik spot resistance welding :


❖ Mempunyai daerah lebur
❖ Untuk logam dengan konduktivitas yang tinggi membutuhkan energi yang tinggi
❖ Pada jenis pengelasan ini, panas tidak menyebar ke tengah. Distribusi panas
hanya sampai di daerah pengelasan
❖ Terdapat bunga api yang dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan
❖ Electrical shock rentan terjadi
❖ Terdapat asap dari hasil proses pengelasan
❖ Saat menggunakan densitas arus yang terlalu tinggi, maka nantinya dapat
menyebabkan logam cair terlempar dan berdampak atas terbentuknya rongga,
retak dan implikasi besarnya adalah menurunkan mechanical properties produk
lasan.
Karakteristik ultrasonic welding
Tidak terdapat daerah lebur pada hasil produk penyambungan material
Memiliki kemampuan untuk menyambung logam berbeda (dissimiliar)
bahkan logam berlapis (plating/coating)
Untuk logam yang mempunyai konduktivitas tinggi (Cu,Al) hanya
memerlukan energi yang lebih rendah
Tekanan yang dibutuhkan kecil dan distribusi panas akan lebih jauh meluas
dari daerah hasil sambungan
Umumnya digunakan untuk logam yang berukuran relatif lebih kecil
Kualitas sambungan akan seragam karena proses transfer energi dan sisa
panas yang dilepaskan konstan dan terbatas pada daerah sambungan

Anda mungkin juga menyukai