Tugas Welding
Tugas Welding
Tugas Welding
1606827031
Tugas 04
1. Jelaskan prinsip kerja friction welding dengan skematis gambar. Serta
keuntungan dan keterbatasan dari friction welding. Berilah contoh aplikasi
dilapangan.
Jawab :
Friction welding secara teknis didefinisikan sebagai proses solid state working
yang mana sambungan diperoleh akibat gaya tekan antara permukaan benda kerja yang
saling mengalami kontak dan berputar relatif terhadap yang lainnya untuk menghasilkan
panas dan deformasi plastis permukaan kedua ujungnya. Ciri utama dalam proses ini
adalah panas yang dihasilkan pada proses penyambungan diperoleh akibat friksi putaran.
Filler metal, fluks, dan shielding gas tidak diperlukan, serta memiliki HAZ (Heat Affected
Zone) yang sempit, ada bagian logam yang terdeformasi plastis dan tidak ada daerah
lebur.
❖ Prinsip kerjanya adalah :
a) Dua buah benda kerja mengalami kontak dengan ditekan dan diputar
sehingga akibat friksi keduanya akan menimbulkan panas
b) Ini adalah dasar dilakukan penyambungan
❖ Sepasang alat rol diterapkan dengan tekanan tertentu kepada material untuk
membentuk daerah pengelasan
❖ Dapat diterapkan dalam proses pengelasan lewat pengerjaan panas dan
dingin
❖ Digunakan untuk mengombinasikan 2 logam yang berbeda untuk
menghasilkan logam yang cocok untuk aplikasi yang berbeda
Aplikasi di lapangan :
Jenis pengelasan ini salah satunya digunakan dalam aplikasi U.S Quarters¸untuk
membuat 2 lapisan luar dengan komposisi 75 % Cu-25 % Ni dengan bagian tengah
adalah Cu murni.
3. Jelaskan prinsip kerja friction stir-welding (FSW) dengan skematis gambar. Berilah
contoh jenis material logam yang umumnya diaplikasikan untuk jenis pengelasan
ini. Serta Sebutkan beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan
metoda FSW!.
Jawab :
4. Sebutkan beberapa parameter las untuk Friction Stir Welding (mis. jumlah rpm
minimum) pada Aluminium paduan dan gambarkan & jelaskan skematis daerah
lasannya.
Jawab :
Parameter las untuk friction stir welding adalah minimum rpm kecepatan pin yang
berputar dan temperatur plastisasi, dengan ketentuannya yaitu :
❖ Parameter minimal untuk komponen kerja pin dengan kecepatan 3000-4000 rpm
diletakkan pada material kerja
❖ Untuk material alumunium, temperatur plastisasi minimum adalah 800 F
Gambar skematis proses pengelasan metode ini untuk material alumunium alloy
adalah :
Pada jenis pengelasan ini komponen putar menghasilkan panas hasil gesekan dan
dibantu juga tekanan yang diterapkan. Dapat digambarkan daerah las yang dihasilkan
memiliki karakteristik tekstur permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan base
metal-nya. Ini diakibatkan pada proses penyambungan dengan metode friction stir
welding, struktur pada sambungan memiliki butir yang halus dan seragam
dibandingkan dengan logam dasar sebagai benda kerjanya.
5. Berilah penjelasan mengenai material pengaduk (friction stirrer) yang dipakai untuk
proses FSW. Jelaskan jenis material yang dipakai dan perlakuan apa saja yang
diberikan di bagian permukaan material tsb.
Jawab :
Material pengaduk (friction stirrer) yang dipakai untuk proses pengelasan jenis FSW
adalah jenis baja tool steel AISI H13, AISI H22.
Syarat dari material yang diperlukan sebagai pengaduk pada jenis proses pengelasan ini
adalah harus memiliki melting point yang lebih tinggi dari logam dasar sebagai benda
kerja. Sebaiknya material pengaduk harus memiliki setidaknya 100 Fahrenheit lebih tinggi
dari benda kerja atau untuk material alumunium secara khusus, lebih dari 200 F.
Selain parameter titik leleh, material pengaduk harus memiliki kekuatan yang lebih baik
dibandingkan dengan benda kerja. Setelah kekuatan, materialpun juga harus memiliki
ketahanan aus yang baik, serta sifat mampu mesin (machinability) yang baik. Jenis
perlakuan permukaan untuk jenis material pengaduk ini adalah dengan metode heat
treatment berupa hardening, tempering (berakibat pada penurunan kekerasan menjadi 45-
47 HRC), dan proses remachining melalui proses annealing.
6. Jelaskan prinsip kerja las dingin (cold welding). Sebutkan beberapa syarat
utama agar material dapat disambung dengan metoda ini.
Jawab :
Las dingin (cold welding) merupakan salah satu jenis pengelasan solid state welding
yang mana prinsip kerjanya adalah sambungan dihasilkan dari tekanan 2 buah
material pada temperatur ruang. Proses ini tidak memerlukan panas sama sekali, dan
nantinya justru pada prosesnya pengelasan ini menghasilkan panas. Material yang
disambung untuk jenis pengelasan ini harus bersifat ulet tanpa terjadi work
hardening. Jenis sambungannya umumnya adalah butt dan lap.
Prinsip kerja dari cold welding adalah dua buah benda kerja yang saling berhadapan
kedua ujungnya (butt), dijepit oleh alat penjepit. Setelah itu tekanan diberikan di
kedua ujung sehingga terjadi proses penyambungan (bagian sambungan yang keluar
dilakukan proses bubut). Proses ini memerlukan gaya tekan yang cukup besar agar
terjadi kontak antarmuka yang baik.
Syarat utama agar material dapat disambung dengan metode ini adalah :
❖ Minimal salah satu logam memiliki sifat yang ulet
❖ Tidak mengalami pengerasan regang yang drastis
Parameter prosesnya adalah : persiapan permukaan (mekanis, kimiawi, atau
baking), persen deformasi, struktur kristal, dan tekanan.
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Threshold Deformation serta kegunaan nilai
tersebut pada suatu material. Berilah contoh perhitungan untuk material tembaga.
Jawab :
Secara konseptual, semakin baik proses persiapan permukaan material, maka treshold
deformasi menurun. Treshold deformation merupakan parameter yang berguna pada
proses cold welding untuk menentukan kekuatan maksimumnya. Kegunaan dari nilai
tersebut nantinya akan menentukan batasan minimum, agar material memiliki ikatan
(bonding) yang kuat pada saat perlakuan deformasi dingin. Dapat disimpulkan, Treshold
deformation adalah batas minimum deformasi yang diperlukan agar logam bisa
menyambung (tekanan minimum). Untuk material logam makin tinggi deformasi
sebelum patah, maka kekuatan semakin meningkat.
Misalkan,
ketebalan awal (T1) = 10 mm
Ketebalan akhir (T2) = 3 mm
Maka, % Deformasi = (T1-T2)/T1 x 100 % = (10-3)/10 x 100 % = 70 %
(harus mengalami minimum deformasi di 70%)
8. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi nilai threshod deformation. Serta
jelaskan hubungan threshold deformation dengan pressure dan preparasi
permukaan untuk proses cold welding
Jawab :
➢ Jenis material
Material yang berbeda memiliki mechanical properties (dalam hal ini keuletan)
yang berbeda. Setiap material memiliki tingkat keuletan yang berbeda-beda,
sehingga nilai threshold deformation pada proses penyambungan material akan
memiliki nilai yang berbeda
➢ Struktur kristal material
Struktur kristal menentukan sifat dari material itu sendiri. Dalam hal ini, struktur
kristal akan berimplikasi pada tingkat kegetasan atau keuletan dari material.
Misalnya, struktur CPH yang mempunyai treshold deformation lebih tinggi
menghasilkan kekuatan sambungan yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
FCC.
• Tekanan (pressure)
Tekanan yang diberikan, semakin tinggi tekanan yang ada diberikan
terhadap suatu material, maka semakin tinggi pula kekuatan
sambungannya. Sementara untuk treshold deformationnya berbanding
terbalik, yaitu menjadi semakin rendah saat tekanan meningkat karena
syarat deformasi untuk penyambungan lebih mudah tercapai.
• Preparasi permukaan
Untuk preparasi permukaan, secara konseptual, semakin baik proses
persiapan permukaan material, maka treshold deformasi menurun.
Menurunnya treshold deformation menyebabkan energi yang cukup rendah
pada deformasi untuk memulai penyambungan pada material. Semakin
rendah treshold deformation, maka tekanan yang diperlukan semakin
rendah.
9. Jelaskan prinsip kerja explosive welding dengan skematis gambar. Berilah contoh
aplikasi dilapangan.
Jawab :
Explosive welding adalah jenis proses pengelasan solid state welding engan sambungan
yang dihasilkan dari tumbukan (impak) berkecepatan tinggi dari benda kerja akibat
terjadinya ledakan (detonasi). Ini banyak digunakan di dunia militer.
Prinsip kerja dari explosive welding adalah menggunakan 3 komponen utama yaitu base
metal, prime metal, dan explosive. Secara gambaran detail, prinsip kerjanya adalah
sebagai berikut :
a. Ketiga komponen disusun dengan prime component diletakkan pada lapisan tengah
dan detonator (peledak) di bagian atasnya dengan kemiringan tertentu yang spesifik
untuk hasil yang maksimal
b. Dengan meledekkan detonator, maka prime component akan mengalami proses
tumbukan dengan base metal sehingga terjadi deformasi plastis dan kedua pelat akan
mengalami proses penyambungan.
Contoh aplikasi di lapangannya adalah pada saat cladding dari material. Selain itu,
biasanya explosive welding dapat dilakukan untuk material baja karbon dengan
baja tahan karat, titanium pada low carbon steel, dan iron-nickel base alloy pada
low carbon steel.
10. Jelaskan prinsip kerja ultrasonic welding dengan skematis gambar serta mekanisme
penyambungan (bonding) dari metoda ini. Jelaskan hubungan energi panas yang
dipakai dengan properties material yang disambung. Serta berilah contoh aplikasi di
lapangan.
Jawab :
Berdasarkan definisinya secara teknis, ultrasonic welding adaalh proses solid state
welding yang mana sambungan yang ada dikerjakan oleh energi vibrasi berfrekuensi
tinggi dan tekanan pada benda kerja. Ikatan sambungan (bonding) terjadi tanpa adanya
peleburan dari logam induk.
Dengan :
E = electrical energy W.s (J)
K = Konstanta dari sistem pengelasan
H = Vicker Hardness Number
T= ketebalan benda kerja yang mengalami kontak dengan sonotrode (mm)
Berdasarkan persamaan matematis di atas, terdapat hubungan bahwa semakin
meningkatnya kekerasan dari suatu material maka energi yang dibutuhkan untuk proses
pengelasan semakin besar. Begitu juga dengan semakin meningkatnya ketebalan suatu
benda, maka energi pengelasan yang dibutuhkan akan semakin tinggi.
Tingkat kekerasan dengan energi pengelasan yang dibutuhkan dirumuskan
dalam grafik :
11. Bandingkan beberapa kemampuan spot resistance welding dan ultrasonic welding
untuk penyambungan material.
Jawab :