Balut Bidai
Balut Bidai
Balut Bidai
Oleh: Isnanto, S. Kep., Ns., MAN, Daruji PH, Amd. Kep., FA. Muji Raharjo, S. Kep., Ns.
Pendahuluan
Dalam kehidupan kita sering kali terjadi hal-hal yang membutuhkan penanganan dengan
cepat dan efektif, dimana bisa dilakukan oleh siapa saja sehingga akan menunjang dalam proses
penanganan selanjutnya. Kejadian darurat yang sering terjadi seperti terkena benda tajam,
benda/bahan panas sehingga menimbulkan luka, kecelakaan yang menimbulkan patah tulang dan
juga pembengkakan, dapat dilakukan penanganan dengan menggunakan alat-alat yang sederhana
dan ada di sekitar kita. Dengan mempelajari teknik balut bidai yang benar, kita bisa memberikan
pertolongan pertama dengan tepat.
Untuk mempelajari balut membalut, terlebih dahulu harus diketahui :
1. Macam pembalut
2. Guna / fungsi Balutan
3. Bentuk anggota tubuh yang akan dibalut
Pengertian
Pembalutan adalah suatu tindakan yang dilakukan pada penderita yang mengalami perlukaan
baik sebelum maupun sesudah tindakan dengan menggunakan kain pembalut..
Macam-macam pembalut
1. Kain segitiga
Kain segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur, sifatnya lemas dan kuat.Untuk
membuat kain segitiga diambil kain yang panjang dan lebarnya 90 cm, sehingga
merupakan kain empat persegi. Kain empat persegi dipotong lurus dari sudut ke sudut yang
berhadapan sehingga didapatkan dua kain segitiga. Kain segitiga dapat dipergunakan untuk
membalut, tetapi cara mempergunakannya bermacam-macam yaitu dengan cara dilebarkan
(cara mitela), dilipat-lipat menyerupai dasi panjang, dibelah dari puncak sampai setengah
tinggi kain segitiga (cara platenga), dibelah kiri kanan sisi kaki sejajar dengan alasnya
(cara Funda).
1
Fungsi Balutan
1. Penutup, menutupi bagian yang cedera dari udara, cahaya, debu dan kuman.
2. Penahan atau penunjang yang cedera
3. Penekan, menekan perdarahan yang deras
4. Penarik, menarik kulit atau otot serta organ lain ke posisi semula
5. Pengunci, untuk mengimmobilisasi anggota gerak agar tidak bergerak
1. Sebagai Penutup
2
Menutup siku Menutup Tangan Menutup Lutut
3
2. Sebagai penahan/ penunjang
3. Sebagai Penekan
4. Sebagai Penarik
4
5. Sebagai Pengunci
5
BIDAI / SPALK
Pengertian Pembidaian
Pembidaian adalah tindakan memfixasi/mengimobilisasi bagian tubuh yang
mengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun
fleksibel sebagai fixator/imobilisator.
Tujuan Pembidaian
Mencegah gerakan bagian yang sakit sehingga mengurangi nyeri dan mencegah
kerusakan lebih lanjut
Mempertahankan posisi yang nyaman
Mempermudah transportasi korban
Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera
Mempercepat penyembuhan
Persyaratan pembidaian
1. Bahan / alat terbuat dari bahan murah, mudah didapat
2. Papan lurus / sesuai anatomi organ
3. Kuat, empuk (bagian yang menempel dikulit)
4. Ukuran dapat mengistirahatkan dua sendi diantara daerah fraktur/dislokasi
5. Jumlah bidai menyesuaikan kondisi cidera dan perlukaan
Jenis Pembidaian
1. Pembidaian sebagai tindakan pertolongan sementara
- Dilakukan di tempat cedera sebelum penderita dibawa ke rumah sakit
- Bahan untuk bidai bersifat sederhana dan apa adanya
- Bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan menghindarkan kerusakan yang
lebih berat
- Bisa dilakukan oleh siapapun yang sudah mengetahui prinsip dan teknik dasar
pembidaian
6
2. Pembidaian sebagai tindakan pertolongan definitif
- Dilakukan di fasilitas layanan kesehatan (klinik atau rumah sakit)
- Pembidaian dilakukan untuk proses penyembuhan fraktur/dislokasi
- Menggunakan alat dan bahan khusus sesuai standar pelayanan (gips, dll)
- Harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih
7
Indikasi Pembidaian
Pembidaian sebaiknya dilakukan jika didapatkan :
- Adanya fraktur, baik terbuka maupun tertutup
- Adanya kecurigaan terjadinya fraktur
- Dislokasi persendian
Kecurigaan adanya fraktur bisa dimunculkan jika pada salah satu bagian tubuh
ditemukan :
- Pasien merasakan tulangnya terasa patah atau mendengar bunyi “krek”.
- Ekstremitas yang cedera lebih pendek dari yang sehat, atau mengalami angulasi
abnormal
- Pasien tidak mampu menggerakkan ekstremitas yang cedera
- Posisi ekstremitas yang abnormal
- Memar
- Bengkak
- Perubahan bentuk
- Nyeri gerak aktif dan pasif
- Nyeri sumbu
- Pasien merasakan sensasi seperti jeruji ketika menggerakkan ekstremitas yang
mengalami cedera (Krepitasi)
- Fungsiolesa
- Perdarahan bisa ada atau tidak
- Hilangnya denyut nadi atau rasa raba pada distal lokasi cedera
- Kram otot di sekitar lokasi cedera
- Jika mengalami keraguan apakah terjadi fraktur atau tidak, maka perlakukanlah
pasien seperti orang yang mengalami fraktur.
8
memperlambat sampainya penderita ke rumah sakit, sebaiknya pembidaian tidak perlu
dilakukan.
Komplikasi Pembidaian
Jika dilakukan tidak sesuai dengan standar tindakan, beberapa hal berikut bisa
ditimbulkan oleh tindakan pembidaian :
- Cedera pembuluh darah, saraf atau jaringan lain di sekitar fraktur oleh ujung
fragmen fraktur, jika dilakukan upaya meluruskan atau manipulasi lainnya pada
bagian tubuh yang mengalami fraktur saat memasang bidai.
- Gangguan sirkulasi atau saraf akibat pembidaian yang terlalu ketat
- Keterlambatan transport penderita ke rumah sakit, jika penderita menunggu terlalu
lama selama proses pembidaian.
9
Bidai patah jari tangan Bidai tungkai bawah dgn bantal Bidai patah tulang paha
Semoga Bermanfaat
10