Respons Dinamik Struktur Rangka Baja Menara Air Dengan Variasi Elemen Pengaku Lateral

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

RESPONS DINAMIK STRUKTUR RANGKA BAJA MENARA AIR

DENGAN VARIASI ELEMEN PENGAKU LATERAL

Danny Steven Poluan


Ronny Pandaleke, Servie O. Dapas
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : [email protected]

ABSTRAK
Struktur rangka baja menara air dengan bresing pada dasarnya di buat untuk menahan tekanan dari atas
tampungan air di dalam tangki. Struktur rangka baja yang di desain pun rentan terhadap adanya gempa
yang bisa terjadi kapan saja sehingga menimbulkan simpangan pada struktur. SNI 1726:2012 mengatur
tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung serta metode
analisis dinamik respons spektrum yang dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu struktur yang
diberikan beban dinamik.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan membuat berbagai variasi penggunaan bresing pada rangka baja
dan variasi berdasarkan kemiringan menara untuk kemudian membandingan hasil simpangan struktur
yang terjadi pada setiap variasi yang dibuat serta melakukan evaluasi hasil simpangan struktur terhadap
simpangan antar lantai tingkat ijin.
Hasil penelitian menunjukan bahwa simpangan yang terjadi pada elemen pengaku lateral inverted v
bracing menghasilkan simpangan struktur paling kecil dan penelitian ini juga menunjukan bahwa
kemiringan struktur rangka baja menara air sangat berpengaruh pada besarnya simpangan struktur.
Semakin besar kemiringan menara maka semakin kecil simpangan struktur yang terjadi.

Kata Kunci : SNI 1726:2012, Menara Air, Bresing, Analisis Ragam Respons Spektrum, Simpangan

PENDAHULUAN seismik yang tinggi menyebabkan perencanaan


struktur harus memperhatikan aspek dinamis
Latar Belakang akibat gempa. Beban dinamik merupakan beban
Indonesia merupakan negara yang dilalui gempa yang sulit ditebak dan bersifat acak.
oleh tiga lempeng pada kerak bumi, yaitu Gerakan tanah akibat gempa menyebabkan
lempeng Eurasia, lempeng Pasifik dan lempeng simpangan yang terjadi. Semakin tinggi suatu
India-Australia. Hal ini merupakan salah satu struktur semakin besar pula simpangan lateral
penyebab terjadinya gempa bumi. Gempa bumi yang terjadi akibat beban dinamik.
yang terjadi seringkali menelan banyak korban Dalam perencanaan struktur rangka
jiwa. Dapat dipastikan bahwa korban jiwa menara air ini menggunakan material baja.
tersebut bukan diakibatkan secara langsung oleh Tujuan dari perencanaan struktur menurut Tata
gempa, tetapi diakibatkan oleh keruntuhan suatu Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan
struktur bangunan yang terjadi setelah gempa Gedung (SNI 03-1729-2002) adalah
berlangsung. Indonesia memiliki 6 zona gempa menghasilkan suatu struktur yang stabil, cukup
yang berpotensi terjadi di seluruh wilayah daerah. kuat, awet dan memenuhi tujuan-tujuan lainnya
Dimana zona 1 merupakan wilayah dengan seperti ekonomi dan kemudahan dalam
kegempaan yang rendah dan zona 6 merupakan pelaksanaan. Suatu struktur disebut stabil jika
wilayah dengan kegempaan tinggi. Aktivitas tidak mudah terguling, miring, atau tergeser
selama umur rencana suatu bangunan. Suatu Tujuan Penelitian
struktur yang awet semestinya tidak memerlukan Tujuan penelitian ini adalah:
biaya perawatan yang berlebihan selama umur a. Menghitung simpangan lateral yang
rencana suatu bangunan. terjadi pada struktur menara dengan
Kontruksi baja yang digunakan dalam variasi penggunaan elemen pengaku
perencanaan menggunakan pengaku untuk lateral serta variasi kemiringan menara.
menambah kekakuan lateral agar menahan b. Membandingkan hasil analisis dinamik
simpangan lateral yang diakibatkan oleh gempa. respons spektrum pada setiap variasi
Pemilihan jenis pengaku lateral yang dipakai pemodelan struktur rangka baja menara.
mempengaruhi terjadinya simpangan struktur
akibat aktivitas kegempaan. Manfaat Penelitian
Setiap bangunan menara strukturnya Mengetahui berapa besar simpangan
harus direncanakan dan dilaksanakan agar kuat, yang terjadi pada struktur rangka baja menara air
kokoh dan stabil dalam memikul beban / akibat beban dinamik. Perencana dapat
kombinasi beban dan memenuhi persyaratan mengetahui perubahan perilaku struktur menara
keselamatan (safety) serta memenuhi persyaratan air dengan variasi pemilihan elemen pengaku
kelayakan (serviceability) selama umur layanan lateral.
yang direncanakan dengan mempertimbangkan
fungsi bangunan menara, lokasi, keawetan dan
kemungkinan pelaksanaan konstruksinya. LANDASAN TEORI

Perumusan Masalah Sistem Struktur


Permasalahan yang akan dibahas adalah Struktur rangka merupakan bentuk yang
untuk mengevaluasi besarnya pengaruh variasi paling umum yang terdiri dari balok dan kolom
pemilihan jenis pengaku lateral pada struktur yang bekerja sama dalam suatu kesatuan yang
rangka menara air yang ditinjau akibat beban utuh dalam menahan beban yang bekerja. Sistem
dinamik. struktur terbagi menjadi dua bagian yaitu sistem
struktur vertikal dan sistem struktur horisontal.
Batasan Masalah Sistem struktur vertikal mencakup sistem struktur
Pembahasan penulisan ini dibatasi oleh hal-hal lateral yang dapat meningkatkan nilai kekakuan
sebagai berikut: dan kekuatan komponen vertikal. Sedangkan
a. Struktur menara dari konstruksi rangka sistem horisontal mencakup pengaku-pengaku
baja. horisontal (horizontal bracing).
b. Profil baja yang digunakan adalah profil Untuk menahan aksi gaya-gaya luar,
siku sama kaki. elemen-elemen stuktur secara umum akan
c. Analisis dinamik yang dimaksud dalam memberikan perlawanan atau reaksi dalam
penelitian ini adalah analisis ragam bentuk momen lentur, gaya geser, gaya aksial dan
respon spektrum. torsi. Analisis yang dilakukan akan dapat
d. Analisis simpangan dilakukan dengan memberikan informasi dari gaya-gaya reaksi
menggunakan software SAP2000 v.20.2 tersebut. Struktur portal baja tahan gempa terdiri
yang ditinjau secara 3 dimensi. dari dua tipe sebagai penahan bebas lateral antara
e. Konstruksi menara menggunakan lain : sistem rangka penahan momen (momen
sambungan baut yang tidak ditinjau. resisting frames) dan sistem rangka pengaku
f. Pondasi struktur terjepit kaku pada tanah (braced frame).
sehingga tidak memasukan perhitungan
bangunan bawah.
g. Beban dinamik yang dipakai pada
wilayah Kota Manado dengan kelas situs
SD (tanah sedang).
Gambar 2.2 Bentuk-bentuk Elemen Pengaku
(Braced Frame)

Bentuk-bentuk Braced Frames


Gambar 2.1 Perilaku Struktur Menerima Beban Diagonal Bracing
Dinamik Bentuk diagonal bracing akan
memerlukan jumlah batang yang lebih sedikit
Elemen Pengaku Portal (Braced Frames dibandingkan dengan bentuk-bentuk bracing
Element) yang lain, karena hanya disusun oleh sebuah
Braced frames adalah portal yang batang diagonal yang diletakkan secara
dilengkapi dengan batang penopang (bracing) menyilang pada portal. Untuk desain
untuk mengurangi perpindahan lateral atau untuk terhadap beban dinamis seperti beban gempa
memperoleh stabilitas struktur. Penambahan dengan gaya lateral bolak-balik (dua arah),
penopang (bracing) pada struktur gedung akan maka diagonal bracing harus direncanakan
meningkatkan kekakuan hal ini disebabkan terhadap gaya tarik dan gaya tekan, karena
karena penggunaan (bracing) akan gaya lateral bolak-balik tersebut hanya akan
memperpendek jarak balok atau kolom sehingga ditahan oleh satu batang diagonal saja.
struktur menjadi lebih kaku. Selain itu dapat pula
meningkatkan kekuatan bangunan ini disebabkan
karena besarnya gaya-gaya yang terjadi akan
didistribusikan ke semua elemen struktur
termasuk penopang (bracing) sehingga momen
yang terjadi akan lebih kecil.
Alasan penambahan bresing pada
struktur bangunan untuk menambah kekuatan
dan kekakuan struktur sehingga secara efektif
dapat mengurangi drift dan menahan deformasi
pada suatu bangunan tinggi. Penggunaan
penopang (bracing) dapat mengurangi waktu Gambar 2.3 Elemen Pengaku Diagonal
getar alami stuktur. Massa bangunan dan Braced
kekakuan akan berpengaruh pada waktu getar
alami. Hal ini disebabkan karena massa bangunan Cross Bracing
akan bertambah besar karena adanya penopang Cross Bracing dikatakan sebagai
(bracing), jarak antar balok atau kolom menjadi pengembangan dari bentuk diagonal bracing.
lebih kecil sehingga kekakuannya menjadi lebih Bentuk X-bracing akan membutuhkan
besar ini akan menyebabkan waktu getar alami jumlah batang yang lebih banyak
struktur berpenopang (bracing) akan berkurang dibandingkan dengan diagonal bracing,
dibandingkan dengan struktur yang tidak karena dilengkapi oleh dua batang diagonal
berpenopang. yang saling menyilang yang dapat menahan
gaya tarik dan gaya tekan. Sering
diasumsikan bracing ini hanya berfungsi
sebagai batang tarik saja, karena beban
gempa dengan gaya lateral bolak-balik (dua
arah) akan selalu ditahan oleh salah satu mengunakan variasi dalam pemakaian elemen
batang tarik. pengaku lateral (braced frame) pada rangka baja.
Tiga variasi elemen pengaku yang dipakai adalah
diagonal bracing, cross bracing dan inverted V
bracing. Selain itu, analisa ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh kemiringan rangka baja
menara air yang diberikan beban dinamik.
Metode analisa penelitian ini dilakukan
dalam 3 tahap yaitu input, analisa dan output.
Tahapan input meliputi variasi pemodelan
struktur tiga dimensi rangka baja serta penentuan
jenis beban yang dipakai. Tahapan analisa
meliputi analisa struktur rangka baja dengan
memasukan analisis gempa menggunakan
Gambar 2.4 Elemen Pengaku Cross Braced program SAP2000 v.20.2 untuk mengetahui
perilaku struktur berupa simpangan struktur yang
Inverted V Bracing terjadi pada setiap variasi pemodelan struktur.
Pada sistem bresing inverted V, kedua Tahap output meliputi hasil analisa struktur
batang diagonal akan sama-sama menahan rangka baja akibat beban gempa yang diberikan.
beban horizontal. Beban gravitasi yang
mengakibatkan gaya aksial bresing inverted Tabel 3.1 Variasi Pemodelan Struktur
V. Ketika bresing ini menahan balok pada Mode
Model Struktur
tengah bentang, akan mengurangi bentang l
balok efektif dan kapasitas momen plastis
yang terjadi. Keuntungan bresing inverted V
adalah dimana kedua batang bresing akan
sama-sama memikul beban horizontal dan
mengurangi profil dimensi balok sehingga I
secara ekonomis lebih menguntungkan.
Kemiringan Menara : 900
Tinggi Menara : 8 m
Diagonal Frames

II

Kemiringan Menara : 900


Tinggi Menara : 8 m
Gambar 2.5 Elemen Pengaku Inverted V Cross Frames
Braced

METODOLOGI PENELITIAN
III
Penelitian ini menggunakan analisa yang
difokuskan untuk mengetahui perilaku struktur
rangka baja menara air tiga dimensi, dengan
Kemiringan Menara : 900 Kemiringan Menara : 800
Tinggi Menara : 8 m Tinggi Menara : 8 m
Inverted V Frames Cross Frames

IV IX

Kemiringan Menara : 850 Kemiringan Menara : 800


Tinggi Menara : 8 m Tinggi Menara : 8 m
Diagonal Frames Inverted V Frames

Kemiringan Menara : 850


Tinggi Menara : 8 m
Cross Frames

VI

Kemiringan Menara : 850


Tinggi Menara : 8 m
Inverted V Frames

VII Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Penelitian

Kemiringan Menara : 800


Tinggi Menara : 8 m Langkah-langkah Penelitian
Diagonal Frames Langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
1. Menentukan data-data yang mendukung
dalam perencanaan struktur, seperti model
struktur dan beban yang akan digunakan.
VIII 2. Membuat pemodelan struktur tiga dimensi
dengan variasi pemilihan elemen pengaku
(braced frames).
3. Memasukan data respon spektrum untuk Koefisien pemuaian (α)
wilayah Kota Manado dengan jenis tanah : 1.2 x 10-5
sedang (D) Nisbah poisson (μ)
4. Menentukan jenis pembebanan dan : 0.3
melakukan perhitungan beban serta • Beban mati (DL dan SDL)
memasukan tiap beban pada model - Berat sendiri struktur (DL)
struktur. - Beban tangki air (SDL)
5. Melakukan analisa struktur terhadap tiap : 2000 liter = 2000 kg
variasi model struktur dengan
menggunakan software SAP2000 v.20.2. Data Analisis Respon Spektrum
6. Mengolah data dan melakukan • Menggunakan data gempa wilayah Kota
perbandingan data hasil analisa antar tiap Manado (Search :http://puskim.pu.go.id)
variasi model struktur.
7. Mengambil kesimpulan berdasarkan hasil
perbandingan dan melakukan pembahasan
yang sesuai dengan tujuan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data Struktur dan Material


• Fungsi struktur : Menara air
• Tinggi menara :8m Gambar 4.1 Data Respon Spektrum Kota
• Tinggi tiap tingkat :2m Manado
• Profil penampang : Menggunakan
profil siku sama kaki - Jenis batuan : Tanah sedang (D)
1. Profil L 60 x 60 x 6 - SS (g) : 1.035
H : 60 mm - S1 (g) : 0.442
B : 60 mm
tw : 6 mm
tf : 6 mm Pembahasan Model Struktur
A : 6.91 cm2 Model I
Unit weight : 5.42 kg/m Jenis bresing : Diagonal Bracing
2. Profil L 80 x 80 x 8 Kemiringan : 900
H : 80 mm
B : 80 mm Model I
tw : 8 mm 10
Tinggi Tingkat (m)

tf : 8 mm 8
A : 12.3 cm2 6
Unit weight : 9.66 kg/m Rx
4
• Mutu baja Ry
2
: BJ 37
0 Comb Max
- Tegangan leleh (fy)
: 240 Mpa 0 1 2
- Tegangan putus (fu) Simpangan (mm)
: 370 Mpa
• Modulus elastisitas (E) : Grafik 4.1 Simpangan Tiap Tingkat pada
200000 MPa Struktur Model I
Berat jenis baja
: 7850 kg/m3 Pada variasi struktur model I dengan penggunaan
diagonal bracing dan kemiringan menara 900
menunjukan bahwa nilai simpangan respon menara 900 menunjukan bahwa nilai simpangan
sprektrum arah x sebesar 0.202 mm, untuk respon sprektrum arah x sebesar 0.175 mm, untuk
respons spektrum arah y sebesar 0.187 mm dan respons spektrum arah y sebesar 0.007939 mm
nilai simpangan untuk kombinasi maksimum dan nilai simpangan untuk kombinasi maksimum
sebesar 1.705 mm. sebesar 1.371 mm.

Model II Model IV
Jenis bresing : Cross Bracing Jenis bresing : Diagonal Bracing
Kemiringan : 900 Kemiringan : 850

Model II Model IV
10 10
Tinggi Tingkat (m)

Tinggi Tingkat (m)


8
6
Rx 5 Rx
4
2 Ry Ry
0 0
Comb Max Comb Max
0 0.5 1 0 0.5 1
Simpangan (mm) Simpangan (mm)

Grafik 4.2 Simpangan Tiap Tingkat pada Grafik 4.3 Simpangan Tiap Tingkat pada
Struktur Model II Struktur Model III

Pada variasi struktur model II dengan Pada variasi struktur model IV dengan
penggunaan cross bracing dan kemiringan penggunaan diagonal bracing dan kemiringan
menara 900 menunjukan bahwa nilai simpangan menara 850 menunjukan bahwa nilai simpangan
respon sprektrum arah x sebesar 0.198 mm, untuk respon sprektrum arah x sebesar 0.097 mm, untuk
respons spektrum arah y sebesar 0.003045 mm respons spektrum arah y sebesar 0.033 mm dan
dan nilai simpangan untuk kombinasi maksimum nilai simpangan untuk kombinasi maksimum
sebesar 0.865 mm. sebesar 0.779 mm.

Model III Model V


Jenis bresing : Inverted V Bracing Jenis bresing : Cross Bracing
Kemiringan : 900 Kemiringan : 850

Model III Model V


10 10
Tinggi Tingkat (m)
Tinggi Tingkat (m)

8 8
6 6
Rx
Rx 4
4
2 Ry
2 Ry
0 Comb Max
0 Comb Max 0 0.2 0.4 0.6
0 0.5 1 1.5
Simpangan (mm)
Simpangan (mm)
Grafik 4.5 Simpangan Tiap Tingkat pada
Grafik 4.4 Simpangan Tiap Tingkat pada Struktur Model V
Struktur Model IV
Pada variasi struktur model V dengan
Pada variasi struktur model III dengan penggunaan cross bracing dan kemiringan
penggunaan inverted v bracing dan kemiringan menara 850 menunjukan bahwa nilai simpangan
respon sprektrum arah x sebesar 0.096 mm, untuk respon sprektrum arah x sebesar 0.065 mm, untuk
respons spektrum arah y sebesar 0.001975 mm respons spektrum arah y sebesar 0.016 mm dan
dan nilai simpangan untuk kombinasi maksimum nilai simpangan untuk kombinasi maksimum
sebesar 0.482 mm. sebesar 0.556 mm.

Model VI Model VIII


Jenis bresing : Inverted V Bracing Jenis bresing : Cross Bracing
Kemiringan : 850 Kemiringan : 800

Model VI Model VIII


10 10
Tinggi Tingkat (m)

Tinggi Tingkat (m)


8 8
6 6
Rx Rx
4 4
2 Ry 2 Ry
0 Comb Max 0 Comb Max
0 0.5 1 0 0.2 0.4
Simpangan (mm) Simpangan (mm)

Grafik 4.6 Simpangan Tiap Tingkat pada Grafik 4.8 Simpangan Tiap Tingkat pada
Struktur Model VI Struktur Model VIII

Pada variasi struktur model VI dengan Pada variasi struktur model VIII dengan
penggunaan inverted v bracing dan kemiringan penggunaan cross bracing dan kemiringan
menara 850 menunjukan bahwa nilai simpangan menara 800 menunjukan bahwa nilai simpangan
respon sprektrum arah x sebesar 0.042 mm, untuk respon sprektrum arah x sebesar 0.063 mm, untuk
respons spektrum arah y sebesar 0.004829 mm respons spektrum arah y sebesar 0.001399 mm
dan nilai simpangan untuk kombinasi maksimum dan nilai simpangan untuk kombinasi maksimum
sebesar 0.685 mm. sebesar 0.343 mm.

Model VII Model IX


Jenis bresing : Diagonal Bracing Jenis bresing : Inverted V Bracing
Kemiringan : 800 Kemiringan : 800
Model VII Model IX
10 10
Tinggi Tingkat (m)

Tinggi Tingkat (m)

8 8
6 6
Rx Rx
4 4
2 Ry Ry
2
0 Comb Max 0 Comb Max
0 0.2 0.4 0.6
0 0.2 0.4 0.6
Simpangan (mm) Simpangan (mm)

Grafik 4.7 Simpangan Tiap Tingkat pada Grafik 4.9 Simpangan Tiap Tingkat pada
Struktur Model VII Struktur Model IX
Pada variasi struktur model VII dengan Pada variasi struktur model IX dengan
penggunaan diagonal bracing dan kemiringan penggunaan inverted v bracing dan kemiringan
menara 800 menunjukan bahwa nilai simpangan menara 800 menunjukan bahwa nilai simpangan
respon sprektrum arah x sebesar 0.006726 mm, dengan menggunakan inverted v bracing. Untuk
untuk respons spektrum arah y sebesar 0.000223 arah Y, simpangan terbesar terjadi pada variasi
mm dan nilai simpangan untuk kombinasi dengan diagonal bracing, inverted v bracing dan
maksimum sebesar 0.481 mm. yang terkecil adalah cross bracing. Untuk respon
spektrum arah X, hasil simpangan dengan
diagonal bracing sebesar 0.201 mm, cross
Perbandingan Model Struktur bracing sebesar 0.198 mm dan inverted v bracing
Berdasarkan Variasi Bresing sebesar 0.174 mm. Untuk respon spektrum arah
Kemiringan 900 Y, hasil simpangan dengan diagonal bracing
sebesar 0.187 mm, inverted v bracing sebesar
Perbandingan Simpangan Respon Sektrum
0.007 mm dancross bracing sebesar 0.003 mm.
Arah X pada Kemiringan Menara 900
10 Kemiringan 850
Tinggi Tingkat (m)

8
Perbandingan Simpangan Respon Sektrum
6 Arah X pada Kemiringan Menara 850
Diagonal
4
Cross 10
2

Tinggi Tingkat (m)


8
0 Inverted V
6
0 0.1 0.2 0.3 Diagonal
4
Simpangan (mm) Cross
2
0 Inverted V
Grafik 4.10 Perbandingan Simpangan Respon
0 0.05 0.1 0.15
Spektrum Arah X dengan Variasi Bresing pada
Kemiringan 900 Simpangan (mm)

Grafik 4.12 Perbandingan Simpangan Respon


Perbandingan Simpangan Respon Sektrum Spektrum Arah X dengan Variasi Bresing pada
Arah Y pada Kemiringan Menara 900 Kemiringan 850
10
Tinggi Tingkat (m)

8 Perbandingan Simpangan Respon Sektrum


6 Arah Y pada Kemiringan Menara 850
Diagonal
4 10
Tinggi Tingkat (m)

Cross
2
Inverted V 5 Diagonal
0
0 0.1 0.2 Cross
Simpangan (mm) 0
Inverted V
0 0.02 0.04
Grafik 4.11 Perbandingan Simpangan Respon Simpangan (mm)
Spektrum Arah Y dengan Variasi Bresing pada
Kemiringan 900 Grafik 4.13 Perbandingan Simpangan Respon
Spektrum Arah Y dengan Variasi Bresing pada
Pada kedua grafik diatas menunjukan Kemiringan 850
bahwa adanya perbedaan simpangan yang terjadi
akibat adanya penggunaan variasi bresing pada Pada kedua grafik diatas menunjukan
rangka menara dengan kemiringan 900. Untuk bahwa adanya perbedaan simpangan yang terjadi
arah X, grafik menunjukan bahwa simpangan akibat adanya penggunaan variasi bresing pada
terbesar terjadi pada variasi dengan diagonal rangka menara dengan kemiringan 850. Untuk
bracing kemudian diikuti oleh cross bracing dan arah X, grafik menunjukan bahwa simpangan
yang memiliki simpangan terkecil yaitu variasi terbesar terjadi pada variasi dengan diagonal
bracing kemudian diikuti oleh cross bracing dan rangka menara dengan kemiringan 800. Untuk
yang memiliki simpangan terkecil yaitu variasi arah X dan arah Y, grafik menunjukan sama
dengan menggunakan inverted v bracing. Untuk bahwa simpangan terbesar terjadi pada variasi
arah Y, simpangan terbesar terjadi pada variasi dengan diagonal bracing kemudian diikuti oleh
dengan diagonal bracing, inverted v bracing dan cross bracing dan yang memiliki simpangan
yang terkecil adalah cross bracing. Untuk respon terkecil yaitu variasi dengan menggunakan
spektrum arah X, hasil simpangan dengan inverted v bracing. Untuk respon spektrum arah
diagonal bracing sebesar 0.097 mm, cross X, hasil simpangan dengan diagonal bracing
bracing sebesar 0.096 mm dan inverted v bracing sebesar 0.065 mm, cross bracing sebesar 0.063
sebesar 0.042 mm. Untuk respon spektrum arah mm dan inverted v bracing sebesar 0.007 mm.
Y, hasil simpangan dengan diagonal bracing Untuk respon spektrum arah Y, hasil simpangan
sebesar 0.033 mm, inverted v bracing sebesar dengan diagonal bracing sebesar 0.016 mm,
0.005 mm dancross bracing sebesar 0.002 mm. cross bracing sebesar 0.0014 mm dan inverted v
bracing sebesar 0.00013 mm.
Kemiringan 800
Berdasarkan Kemiringan Menara
Perbandingan Simpangan Respon Sektrum
Diagonal Bracing
Arah X pada Kemiringan Menara 800
10
Perbandingan Simpangan Respon Sektrum
Arah X pada Diagonal Bracing
Tinggi Tingkat (m)

8
6 10
4
Diagonal Tinggi Tingkat (m) 8
2 Cross
6
90
0 Inverted V 4
0 0.05 0.1 85
2
Simpangan (mm) 80
0
0 0.1 0.2 0.3
Grafik 4.14 Perbandingan Simpangan Respon
Simpangan (mm)
Spektrum Arah X dengan Variasi Bresing pada
Kemiringan 800
Grafik 4.16 Perbandingan Simpangan Respon
Spektrum Arah X dengan Variasi Kemiringan
Perbandingan Simpangan Respon Sektrum Menara pada Diagonal Bracing
Arah Y pada Kemiringan Menara 800
10 Perbandingan Simpangan Respon Sektrum
Tinggi Tingkat (m)

8 Arah Y pada Diagonal Bracing


6 10
Diagonal
Tinggi Tingkat (m)

4 8
2 Cross
6
0 Inverted V 90
4
0 0.01 0.02 2 85
Simpangan (mm) 0 80
0 0.05 0.1 0.15 0.2
Grafik 4.15 Perbandingan Simpangan Respon SImpangan (mm)
Spektrum Arah Y dengan Variasi Bresing pada
Kemiringan 800 Grafik 4.17 Perbandingan Simpangan Respon
Spektrum Arah Y dengan Variasi Kemiringan
Pada kedua grafik diatasmenunjukan Menara pada Diagonal Bracing
bahwa adanya perbedaan simpangan yang terjadi
akibat adanya penggunaan variasi bresing pada
Pada kedua grafik diatas menunjukan
bahwa adanya perbedaan simpangan yang terjadi Pada kedua grafik diatas menunjukan
akibat adanya variasi kemiringan menara yang bahwa adanya perbedaan simpangan yang terjadi
ditinjau pada rangka menara dengan diagonal akibat adanya variasi kemiringan menara yang
bracing. Untuk arah X dan arah Y, grafik ditinjau pada rangka menara dengan cross
menunjukan sama bahwa simpangan terbesar bracing. Untuk arah X dan arah Y, grafik
terjadi pada variasi dengan kemiringan menara menunjukan sama bahwa simpangan terbesar
sebesar 900, kemudian diikuti dengan kemiringan terjadi pada variasi dengan kemiringan menara
850 dan yang terakhir dengan kemiringan 800. sebesar 900, kemudian diikuti dengan kemiringan
Untuk respon spektrum arah X, hasil simpangan 850 dan yang terakhir dengan kemiringan 800.
dengan kemiringan menara 900 sebesar 0.201 Untuk respon spektrum arah X, hasil simpangan
mm, kemiringan menara 850 sebesar 0.097 mm dengan kemiringan menara 900 sebesar 0.198
dan kemiringan menara 800 sebesar 0.065 mm. mm, kemiringan menara 850 sebesar 0.096 mm
Untuk respon spektrum arah Y, hasil simpangan dan kemiringan menara 800 sebesar 0.063 mm.
dengan kemiringan menara 900 sebesar 0.187 Untuk respon spektrum arah Y, hasil simpangan
mm, kemiringan menara 850 sebesar 0.033 mm dengan kemiringan menara 900 sebesar 0.003
dan kemiringan menara 800 sebesar 0.016 mm. mm, kemiringan menara 850 sebesar 0.002 mm
dan kemiringan menara 800 sebesar 0.0014 mm
Cross Bracing
Inverted V Bracing
Perbandingan Simpangan Respon Sektrum
Arah X pada Cross Bracing Perbandingan Simpangan Respon
Sektrum Arah X pada Inverted V Bracing
10
Tinggi Tingkat (m)

8 10
Tinggi Tingkat (m)

6
90
4 5 90
2 85
85
0 80 0
0 0.1 0.2 0.3 80
0 0.05 0.1 0.15 0.2
Simpangan (mm)
SImpangan (mm)
Grafik 4.18 Perbandingan Simpangan Respon
Grafik 4.20 Perbandingan Simpangan Respon
Spektrum Arah X dengan Variasi Kemiringan
Spektrum Arah X dengan Variasi Kemiringan
Menara pada Cross Bracing
Menara pada Inverted V Bracing

Perbandingan Simpangan Respon Sektrum


Perbandingan Simpangan Respon
Arah Y pada Cross Bracing
Sektrum Arah Y pada Inverted V Bracing
10
10
Tinggi Tingkat (m)

Tinggi Tingkat (m)

8
5 90 6
90
85 4
0 2 85
80
0 0.001 0.002 0.003 0.004 0 80
Simpangan (mm) 0 0.005 0.01
Simpangan (mm)

Grafik 4.19 Perbandingan Simpangan Respon Grafik 4.21 Perbandingan Simpangan Respon
Spektrum Arah Y dengan Variasi Kemiringan Spektrum Arah Y dengan Variasi Kemiringan
Menara pada Cross Bracing Menara pada Inverted V Bracing
Pada kedua grafik diatas menunjukan SARAN
bahwa adanya perbedaan simpangan yang terjadi Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang
akibat adanya variasi kemiringan menara yang disarankan:
ditinjau pada rangka menara dengan inverted v a. Penelitian analisis dinamik respon
bracing. Untuk arah X dan arah Y, grafik spektrum untuk bangunan struktur beton
menunjukan sama bahwa simpangan terbesar bertulang dengan menggunakan bracing.
terjadi pada variasi dengan kemiringan menara b. Semakin sering berlatih menggunakan
sebesar 900, kemudian diikuti dengan kemiringan SAP2000 sangat disarankan agar mampu
850 dan yang terakhir dengan kemiringan 800. meningkatkan ketelitian dalam
Untuk respon spektrum arah X, hasil simpangan menganalisa struktur.
dengan kemiringan menara 900 sebesar 0.174 c. Penelitian selanjutnya dapat melakukan
mm, kemiringan menara 850 sebesar 0.042 mm analisis dinamik menggunakan metode
dan kemiringan menara 800 sebesar 0.007 mm. analisis riwayat waktu (Time History
Untuk respon spektrum arah Y, hasil simpangan Analysis).
dengan kemiringan menara 900 sebesar 0.008
mm, kemiringan menara 850 sebesar 0.005 mm
dan kemiringan menara 800 sebesar 0.0014 mm

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil struktur yang telah
diperoleh menggunakan software SAP2000 v.20,
dapat diambil beberapa kempulan sebagai
berikut:
a. Penggunaan elemen pengaku lateral atau
bresing pada struktur rangka baja
memberikan pengaruh pada kekakuan
dan kekuatan struktur tersebut.
b. Simpangan terbesar menurut analisis
respons spektrum terdapat pada Model I
dengan penggunaan diagonal bracing
dengan kemiringan menara 900.
c. Pada variasi penggunaan beberapa jenis
bresing dapat disimpulkan bahwa
inverted v bracing adalah pengaku lateral
yang mampu mengasilkan simpangan
paling kecil.
d. Pada variasi kemiringan menara dapat
disimpulkan bahwa semakin besar
kemiringan suatu struktur rangka baja
menara yang ada maka semakin kecil
perpindahan titik yang dihasilkan
sehingga simpangan yang terjadi pun
semakin kecil.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung
(SNI 03-1726-2002). Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non-gedung (SNI 1726-2012). Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung (SNI
03-1729-2002). Bandung.
Badan Standarisasi Nasional. 2015. Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural (SNI 1729-2015).
Jakarta.
Schodek, Daniel. L. 1998. Struktur. Penerbit Aditama. Jakarta
Paz, Mario. 1996. Dinamika Struktur: Teori dan Perhitungan. Penerbit Erlangga. Jakarta
Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (Sesuai SNI 03-1729-2002).
Penerbit Erlangga. Semarang.
Nasution, Thamrin. 2011. Struktur Baja I. Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITM.
Suharjanto. 2013. Rekayasa Gempa (Dilengkapi dengan Analisis Beban Gempa Sesuai SNI 03-1726-2002).
Penerbit Kepel Press. Yogyakarta.
Bustraan. 1992. Daftar-daftar untuk Konstruksi Baja. Penerbit Pradnya Paramita. Jakarta.
Gunawan, Rudy. 1993. Tabel Profil Konstruksi Baja. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Oentoeng. 1999. Konstruksi Baja. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Budio, Sugeng. P. Bahan Ajar Dinamika. Universitas Brawijaya. Malang, Jawa Timur.
Dapas, Servie. Bahan Kuliah Rekayasa Gempa. Universitas Sam Ratulangi. Manado, Sulawesi Utara.

Anda mungkin juga menyukai