Antropologi Agama
Antropologi Agama
Antropologi Agama
Dari ketiga pengertian menurut para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan
bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keragaman
fisik serta kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, dan nilai-nilai) yang
dihasilkan, sehingga setiap manusia satu dengan lainnya berbeda.
Para antropolog mengkaji sifat khas fisik manusia serta sifat khas budaya
yang dimilikinya. Namun demikian para antropolog itu tidak berarti lengah akan
1
Adeng Muchtar Ghazali, Ilmu Studi Agama, (Bandung: PUSTAKA SETIA, 2005). hal.113.
2
Tajul Arifin, Pengantar Antropologi, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012) hal.13
manusia dewasa ini. Bahkan mereka itu mencoba untuk mendapatkan segala
macam asal-usul fenomena manuisiawi, segala macam perkembangan, segala
macam perubahan, segala macam antarhubungan, segala macam fungsi. Maka dari
itu antropologi itu tidak lebih dari pada suatu usaha untuk memahami
perikemanusiaan melalui pengkajiaan karakteristik biologis manusia, terutama
pengalaman sosialnya.
Pengertian agama berdasarkan asal kata, yaitu al-Din, religi dan agama. Al-
Din (Semit) berarti undang-undang atau hukum, Kemudian dalam bahasa Arab kata
ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan.
Sedangkan dari kata religi atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca. 3
Cabang ilmu Antropologi Agama ini diyakini oleh banyak pakar sebagai
salah satu alat studi yang akurat dalam melihat reaksi antara agama, budaya, dan
3
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Agama : Sebuah Pengantar, (Bandung: Penerbit Mizan, 2003), hal.
26
4
Jurnal Antropologi Agama, Upaya Memahami Keragaman Kepercayaan, Keyakinan dan Agama.
Adeng Muchtar Ghazali. UINSGD Bandung
lingkungan sekitar sebuah masyarakat. Antropologi agama menunjuk kepada suatu
penghubung yang unik atas moralitas, hasrat, dan kekuatan dengan dikendalikan
dan kemerdekaan, dengan duniawi dengan imajinasi dan penjelmaan.5
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi_agama, di akses pada tanggal 25 Maret 2016, pukul
20:14
Kajian Antropologi Agama
Objek yang dikaji oleh berbagai cabang dan ranting ilmu, dibedakan kepada
dua ubjek yaitu objek material dan objek formal. Objek materi ialah apa yang
dipelajari oleh suatu ilmu, ilmu sosial misalnya, mempelajari masyarakat. Sosiologi
dan Antropologi sama-sama mempelajari masyarakat, tetapi sudut ditinjauan atau
formalnya berbeda.Sosiologi, misalnya dari sudut struktur sosialnya.Sedangkan
Antropologi dari sudut budaya mayarakat tersebut.Agama yang dipelajari
Antropologi adalah agama sebagai fenomena budaya.Antropologi tidak membahas
salah benarnya suatu agama dan segenap perangkatnya, seperti kepercayaan, ritual,
dan kepercayaan keapada yang sakral.
1) Norma, nilai, keyakinan yang ada dalam pikiran, hati dan perasaan
manusiapemilik kebudayaan tersebut.
2) Pola tingkah laku yang dapat diamati dalam kehidupan nyata.
3) Hasil material dari kreasi, pikiran dan perasaan manusia.
6
Nurdinah Muhammad, Antropologi Agama, (Banda Aceh: Ar-Raniry Press, 2007), hal. 8-11.
3. Dari mana asal usul agama.
4. Bagaimana manifestasi perasaan dan kebutuhan religius manusia.
Jadi ruang lingkup antropologi agama dengan permasalahan budaya antara lain:
1) Sejauh mana dapat ditarik batas antara agama dan budaya, sehingga dapat
diketahui atau disepakati mana hak Allah dan mana hak manusia.
2) Bagaimana ajaran dan hasil pemikiran dan perilaku manusia yang
menujukkan adanya perbedaan antara agama dan kepercayaan yang satu dan
yang lain, yang merupakan objek kajian antropologi agama
Metode Antropologi Agama
1. Metode Historis
3. Metode Diskriptif
7
H. Hilman Hadikusuma, Antropologi Agama, (Bandung: Penerbit Pt. Citra Aditya Bakti, 1993),
hlm, 11-14.