Gambaran Pelaksanaan Program Upaya Berhenti Merokok Di Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi Tahun 2018
Gambaran Pelaksanaan Program Upaya Berhenti Merokok Di Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi Tahun 2018
Gambaran Pelaksanaan Program Upaya Berhenti Merokok Di Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi Tahun 2018
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur
kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan citacita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.1
Kesehatan sangat penting bagi pembentukan sumber daya manusia Indonesia,
peningkatan ketahanan, daya saing bangsa, dan pembangunan nasional.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional
diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggitingginya. Dalam kaitan pencapaian tujuan bidang kesehatan, konsumsi
rokok merupakan epidemi yang mengancam kelangsungan generasi di Indonesia.1
Jumlah pengguna rokok di Indonesia semakin meningkat. Menurut The
Tobacco Atlas 3rd edition, 2009, ASEAN merupakan sebuah kawasan
penyumbang rokok sebanyak 10% dari seluruh perokok dunia dan 20% penyebab
kematian global akibat tembakau. Persentase perokok pada penduduk di negara
ASEAN tersebar di Indonesia (46,16%), Filipina (16,62%), Vietnam (14,11%),
Myanmar (8,73%), Thailand (7,74%), Malaysia (2,90%), Kamboja (2,07%), Laos
(1,23%), Singapura (0,39%), dan Brunei (0,04%).2
Tingginya angka konsumsi rokok merupakan permasalahan nasional yang
perlu di antisipasi. Untuk melindungi kesehatan perseorangan, keluarga,
masyarakat dan lingkungan dari bahaya bahan yang mengandung karsinogen dan
zat adiktif dalam produk tembakau berupa rokok yang dapat menyebabkan
penyakit, kematian dan menurunkan kualitas hidup, perlu diambil langkah-
langkah dalam pengembangan strategi dan kebijakan pengendalian dampak
konsumsi rokok.1
Data Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) juga menyatakan
bahwa hanya 5% dari mereka yang ingin berhenti merokok yang benar-benar
berhasil berhenti merokok. Penyebab utama kegagalan berhenti merokok salah
satunya adalah ketidaktahuan masyarakat mengenai cara untuk berhenti merokok.3
Untuk itu dilakukan penyelenggaraan upaya pengendalian dampak konsumsi
rokok yang terintegrasi, efektif, dan efisien. Kementerian Kesehatan berupaya
memperluas akses pelayanan bagi mereka yang telah terlanjur menjadi perokok
untuk berhenti merokok dengan menyediakan layanan konseling upaya berhenti
merokok di fasilitas-fasilitas layanan kesehatan baik dilayanan primer di
Puskesmas, di klinik-klinik mandiri, sampai dengan rumah sakit sebagai fasilitas
rujukan.3
Salah satu aspek dalam upaya berhenti merokok adalah edukasi masyarakat
akan bahaya merokok dengan KIE (komunikasi, eduksi, informasi) untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama pada generasi muda, perokok
pemula, dan, program berhenti merokok.1
Namun ditemukan di kelurahan Kenali Besar dan Bagan Pete di wilayah kerja
puskesmas Kenali Besar jumlah perokoknya masih tergolong tinggi. Berdasarkan
latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian untuk
mengidentifikasi dan mencari penyelesaian masalah dalam pelaksanaan program
Upaya Berhenti Merokok di Puskesmas Kenali Besar tahun 2018.
5. Penyakit lambung
Hal yang terlihat sepele ketika menghisap rokok adalah aktifitas
otot di bawah kerongkongan semakin meningkat. Otot sekitar saluran
pernafasan bagian bawah akan lemah secara perlahan sehingga proses
pencernaan menjadi terhambat. Bahaya merokok bagi kesehatan juga bisa
dirasakan sampai ke lambung, karena asap rokok yang masuk ke sistem
pencernaan akan menyebabkan meningkatnya asam lambung. (Depkes,
nurrahmah)
6. Osteoporosis
Karbon monoksida dalam asap rokok dapat mengurangi daya
angkut oksigen darah perokok sebesar 15 %, mengakibatkan kerapuhan
tulang sehingga lebih mudah patah dan membutuhkan waktu 80 % lebih
lama untuk penyembuhan.
Menurut Sadikin (2008) langkah awal dalam PBM dikenal sebagai intervensi
singkat yang dalam guideline dari US Departement of Health and Human Service
disebut sebagai langkah 5A yaitu:
1. Ask (tanyakan)
Merupakan langkah untuk memastikan apakah klien/pasien anda merokok
dan menggali motivasinya untuk berhenti merokok, termasuk identifikasi dan
dokumentasi klien setiap kontrol.
2. Advise (anjurkan)
Menasehati klien untuk berhenti merokok. Gunakan pendekatan secara
personal, kuat, dan jelas dalam menganjurkan klien untuk berhenti merokok
(Sabri, 2011).
3. Assess (evaluasi)
Nilai kesiapan klien untuk berhenti merokok, gunakan daftar tanya yang
dimaksudkan untuk melihat kesiapan klien untuk berhenti merokok. Klien yang
sedang dan tengah merokok, evaluasi keinginan untuk berhenti saat ini (Sabri,
2011).
4. Assist (bantu)
Membantu klien berhenti merokok. Klien yang berniat berhenti merokok,
tawarkan pengobatan dan konseling yang bisa membantu klien berhenti merokok.
Klien yang belum berniat untuk berhenti, berikan motivasi untuk meningkatkan
keinginan berhenti merokok, begitu juga klien yang baru berhenti merokok dan
menghadapi kendala, untuk mencegah klien merokok kembali (Sabri, 2011).
5. Arrange (susun)
Susunlah semua langkah yang sudah dan akan dilakukan oleh pasien untuk
menghentikan kebiasaan merokoknya.
BAB III
Gambar 4.1.
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Data Mata Pencarian Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kenali
Besar Kota Jambi tahun 2016
Tabel 4.4
Persentase Penduduk berusia 10 Tahun keatas menurut tingkat pendidikan
di wilayah Puskesmas Kenali Besar Kota Jambi tahun 2016
No. Jenis Pendidikan Jumlah
1. Universitas 923
2. Diploma 200
3. SLTA Sederajat 1569
4. SLTP Sederajat 1050
5. Tamat SD Sederajat 1045
6. Tidak Tamat SD 267
7. Tidak Pernah Sekolah 723
(Sumber : Kantor Kelurahan Kenali Besar dan Bagan Pete)
4.2 Data Primer
4.2.1 Data Primer Petugas Puskesmas
Data Primer pada penelitian ini di peroleh dari hasil wawancara dengan
petugas di puskesmas.
A. Wawancara Terhadap Petugas Penanggung Jawab UBM yang lama
1. Bagaimanakah program untuk berhenti merokok di puskesmas Kenali
Besar?
Jawab :
Saat ini, ada program untuk mengurangi jumlah perokok dari
puskesmas, namanya program UBM, Upaya berhenti merokok,
tugasnya memberikan penyuluhan kepada perokok tentang bahaya
merokok dan berbagai hal tentang rokok supaya perokok – perokok
tersebut sadar dan berhenti merokok. Program ini tergolong baru, dan
baru di bentuk pada tahun 2017 yang lalu.
2. Bagaimana kah program UBM saat ini? Apakah berjalan dengan baik?
Jawab :
Untuk saat ini program UBM tidak berjalan dengan baik dan
seperti berjalan ditempat. Saat ini kakak bukan sebagai penanggung
jawab lagi, dan telah di gantikan sejak awal tahun yang lalu. Sejak
pergantian penanggung jawab ini, belum ada lagi kegiatan – kegiatan
yang tampak dari program UBM ini. Sebenarnya saat masih dalam
tanggung jawab kakak pun, program ini memang hanya sedikit
kemajuan nya di karenakan sulit untuk menjalaninya, banyak sekali
kendalanya.
3. Menurut kakak, apa saja kendala – kendala yang ada saat menjalani
program UBM ini?
Jawab :
Banyak sekalt, kita mulai dari puskesmasnya, kita tidak punya
ruang khusus untuk konseling, jadi kalau ada perokok kita harus cari
ruangan dulu yang kosong, itupun kalau perokoknya mau di kasih
konseling. Kemudian ini yang paling mencolok, dan sampai sekarang
sangat sulit untuk merubahnya, kesadaran dan kemauan perokok
untuk berubah itu, masing sangat kurang. Kakak dulu bertugas di poli
umum, saat ada pasien perokok kakak tawarkan untuk di berikan
konseling, tapi pasien selalu menolak, dengan alasan yang macam –
macam, ada yang mengatakan lagi sibuk, ada yang mengatakan tidak
mau karena merasa rokok adalah bagian dari hidupnya, dan bahkan
ada yang mengatakan bahwa lebih baik menceraikan istrinya dari
pada harus berpisah dengan rokok. Bahkan di puskesmas pun, masih
ada saja yang merokok, padahal sudah di tempel poster tentang
larangan merokok, tapi itulah, pasien bandel. Saya dulu tuh sering cek
cok dengan perokok, di suruh jangan merokok di puskesmas, tapi
itulah tetep bandel, jadi kadang saya pusing sendiri,. Lagian juga, di
sebelah puskesmas kita ini saja ada penjual rokok. Suami saya saja
dulu perokok, dia jadi perokok karena alasan teman kerjanya yang
perokok, jadi dia merasa dari pada jadi perokok pasif yang lebih
bahaya lebih baik ikutan merokok.
Dari dulu masalah ini lah yang tidak bisa di ubah, memang
kemauan untuk berhenti dari perokok itu gak ada, artinya kalau mau
berhasil harus dari pasien itu sendiri. Kita hanya sebagai fasilitator
saja, membantu dan membina mereka supaya berhenti merokok.
Kalau dari petugasnya sih saya akui juga kurang jumlahnya,
pemegang program UBM itu sendiri cuma satu, jadi program UBM
bekerja sama dengan Promkes dan Kesling dalam memberikan
penyuluhan. Sewaktu kakak yang memegang program ini sudah ada
kegiatan penyuluhan yang kami lakukan. Namun setelah pergantian
pemegang program, belum ada tampak kegiatan UBM yang sudah
berjalan.
6. Menurut kakak yang pernah memegang program UBM, apa kira – kira
solusi untuk mengatasi masalah terkait tingginya jumlah perokok saat
ini?
Jawab :
Menurut kakak sendiri, yang bisa di lakukan ya Cuma penyuluhan
saja, walaupun penyuluhan itu sendiri ternyata kurang efektif, dan
sudah dilakukan sejak dulu saja masih banyak perokok di wilayah
kenali besar dan bagan pete. Selain itu kan sudah ada dibangun
kawasan tanpa rokok di RT 31 Kenali besar. Jadi di tempat itu
perokok yang mau merokok wajib datang ke tempat itu untuk merokok,
dan perokok di larang merokok di rumah. Tapi sekarang kakak sudah
tudak tau lagi kondisi tempat itu, karena bukan kakak lagi yang
memegang program ini, jadi tidak pernah lagi turun untuk melihat
kondisi. Jadi seperti itu lah, kemauan dan kesadaran pasien itu sendiri
lah yang tidak bisa di ubah sampai sekarang. Bahkan pejabat –
pejabat publik saja masih banyak yang merokok, bagaimana bisa
berjalan undang – undang peraturan tentang merokoknya, jika
pejabatnya saja merokok.
ALAMAT
Frequency Percent
Total 20 100.0
PEKERJAAN
Frequency Percent
SWASTA 5 25.0
WIRASWASTA 2 10.0
WIRAUSAHA 9 45.0
BURUH 1 5.0
Total 20 100.0
PENDIDIKAN
Frequency Percent
Valid S1 3 15.0
SMA 8 40.0
SMP 4 20.0
SD 4 20.0
Total 20 100.0
4.2.2.4 Karakteristik Pengetahuan Mengenai Rokok
Pengetahuan
Frequency Percent
Total 20 100.0
Sikap
Frequency Percent
Total 20 100.0
Tindakan
Frequency Percent
Total 20 100.0
BAB V
MASALAH KESEHATAN