Ada tiga model pembelajaran terpadu yang diterapkan di sekolah dasar menurut hasil kajian Tim Pengembangan PGSD (1997), yaitu model jaring laba-laba, model keterhubungan, dan model keterpaduan. Ketiga model ini memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing dalam penerapannya di kelas.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
470 tayangan6 halaman
Ada tiga model pembelajaran terpadu yang diterapkan di sekolah dasar menurut hasil kajian Tim Pengembangan PGSD (1997), yaitu model jaring laba-laba, model keterhubungan, dan model keterpaduan. Ketiga model ini memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing dalam penerapannya di kelas.
Ada tiga model pembelajaran terpadu yang diterapkan di sekolah dasar menurut hasil kajian Tim Pengembangan PGSD (1997), yaitu model jaring laba-laba, model keterhubungan, dan model keterpaduan. Ketiga model ini memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing dalam penerapannya di kelas.
Ada tiga model pembelajaran terpadu yang diterapkan di sekolah dasar menurut hasil kajian Tim Pengembangan PGSD (1997), yaitu model jaring laba-laba, model keterhubungan, dan model keterpaduan. Ketiga model ini memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing dalam penerapannya di kelas.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6
Resume : KB.
2 Modul 1 Pembelajaran Terpadu di SD
Kelompok 2 Model-model Pembelajaran Terpadu A. Berbagai Model Pembelajaran Terpadu 1. Model Penggalan ( Fragmented ) Ditandai dengan ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran saja . Misalnya : Mata Pelajaran B.Indonesia , materi pelajarannya tentang menyimak , berbicara dan menulis dapat dipadukan dalam pelajaran ketrampilan berbahasa. Pada proses pembelajarannya di laksanakan secara terpisah pada jam-jam berbeda. 2. Model Keterhubungan ( Connected ) Dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir p3lajaran dapat di payungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Misalnya : kosakata,struktur ,membaca dan mengarang dapat dipayungkan dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra. 3. Model Sarang ( Nasted ) Pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep ketrampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran . Misalnya : pada jam-jam tertentu seorang guru memfokuskan kegiatan pembelajaran pada pemahaman tentang bentuk kata , makna kata, dan ungkapan kata dengan saran pembuahan ketrampilan dalam mengembangkan daya imajinasi , daya berpikir logis , menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi 4. Model Urutan / Rangkaian (Sequenced ) Model pemaduan topik-topik antara mata pelajaran yang berbeda secara paralel . Misalnya isi cerita dalam roman sejarah , topik pembahasannya secara paralel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah perjuangan bangsa, karakteristik kehidupan sosial masyarakat . 5. Model Bagian ( Shared ) Merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Misalnya : Pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PPKn tumpang tindih dengan pembelajaran dalam Tata Negara,PSPB. 6. Model Jaring Laba- laba ( Webbed ) Model yang paling populer adalah model webbed . Model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran . Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran . 7. Model Galur ( Threaded ) Merupakan model pemaduan bentuk ketrampilan , misalnya melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalah terhadap kejadian-kejadian , antisipasi kejadian dalam novel dan sebagainya. 8. Model Keterpaduan ( Integrated ) Integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetap esensinya sama dalam swbuah topik tertentu. Topik evidensi yang semula terdapat dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam,dan Pengetahuan Sosial, agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan, cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya Pengetahuan Alam. 9. Model Celupan ( Immersed ) Immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan di hubungkan dengan medan pemakainnya. Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. 10.Model Jaringan ( Networked ) Merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk ketrampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi,kondisi,maupun konteks yang berbeda- beda. Belajar disikapi sebagai proses yang berlangsung terus menerus karena adanya hubungan timbal balik antara pemahaman kenyataan yang dihadapi siswa . Dari Jacobs ( 1989) secara ringkas kelima model tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Bentuk diseipline based adalah bentuk keterpaduan yang bertolak dari mata pelajaran tertentu. Topik ekonomi dapat di hubungkan dengan masalah sosial politik dan ilmiyah. 2. Bentuk Parallel memadukan tema-tema yang sama dalam beberapa mata pelajaran. Bentuk ini mengkondisikan tingkat keterpaduan yang kurang mendalam . 3. Bentuk multidisciplinary adalah bentuk pembelajaran sejumlah mata pelajaran secara terpisah melalui sebuah tema. 4. Bentuk interdisciplinary adalah bentuk pembelajaran yang menggabungkan sejumlah mata pelajaran dalam sebuah tema. Kegiatan pembelajaran berlangsung dalam waktu yang bersamaan. 5. Bentuk integreted merupakan bentuk pembelajaran yang memadukan sebuah konsep dari sejumlah mata pelajaran melalui hubungan tujuan ,isi,keterampilan,aktifitas,sikap, dengan kata lain pembelajaran integreted merupakan pembelajaran antar mata pelajaran yang ditandai oleh adanya pemaduan tujuan , kemampuan, sikap dari bpelbagai mata pelajaran dalam topik tertentu secara utuh. B. Model Pembelajaran Terpadu di Sekolah Menurut hasil kajian Tim Pengembangan PGSD ( 1997), terdapat tiga diterapkan di sekolah dasar yaitu : 1. Model Jaring Laba – laba ( Webbed ) Model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini dimulai dengan menentukan tema, yang kemudian di kembangkan menjadi subtema dengan menjadi keterkaitan tema tersebut dengan mata pelajaran yang terkait. Dari subtema tersebut diharapkan aktivitas siswa dapat berkembang dengan sendirinya. Kekuatan : pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah : a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati. b. Model jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman. c. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema kedalam semua bidang isi pelajaran. Kelemahan : pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah : a. Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba- laba adalah seleksi tema. b. Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal sehingga hal ini hanya berguna secara artifisial didalam perencanaan kurikulum. c. Guru dapat menjaga misi kurikulum d. Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan daripada pengembangan konsep. 2. Model Keterhubungan ( Connected ) Model keterhubungan adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep lain , satu topik dengan topik lain , satu ketrampilan dengan ketrampilan lain , tugas-tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas-tugas dilain hari, bahkan ide-ide yang dipelajari dalam satu semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada semester berikutnya didalam satu mata pelajaran. Kekuatan pembelajaran terpadu model keterhubungan adalah : a. Dengan mengaitkan ide-ide dalam satu mata pelajaran, siswa memiliki keuntungan gambaran yang besar seperti halnya suatu mata pelajaran yang terfakus pada satu aspek. b. Konsep-konsep kunci dikembangkan siswa secara terus menerus sehingga terjadi internalisasi. c. Mengaitkan ide-ide dalam suatu mata pelajaran memungkinkan siswa mengkaji mengkonseptualisasi , memperbaiki, dan mengasimilasi, ide secara berangsur-angsur dan memudahkan transfer atau pemindahan ide-ide tersebut dalam memecahkan masalah. Kelemahan model pembelajaran model keterhubungan adalah : a. Berbagai mata pelajaran didalam model pembelajaran ini tetap terpisah dan nampak tidak terkait, walaupun hubungan dibuat secara eksplisit antara mata pelajaran ( interdisiplin). b. Guru tidak didorong untuk bekerja bersama-sama sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide antara mata pelajaran. c. Usaha-usaha yang terkonsentrasi untuk mengintergrasikan ide-ide dalam suatu mata pelajaran dapat mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang lebih global dengan mata pelajaran lainnya. 3. Model Keterpaduan ( Integrated ) Model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar mata pelajaran . Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan mata pelajaran dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menentukan ketrampilan , konsep , dan sikap yang saling tumpang tindih didalam beberapa mata pelajaran. Pertama guru menyeleksi konsep-konsep ketrampilan dan sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa mata pelajaran, selanjutnya dipilih beberapa konsep , ketrampilan, dan sikap yang memiliki keterhubungan erat dan tumpang tindih diantara beberapa mata pelajaran. Kekuatan model keterpaduan antara lain : a. Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan diantara berbagai mata pelajaran. b. Memungkinkan pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan terhadap pengetahuan dan keahlian . c. Mampu membangun motivasi Kelemahan model keterpaduan adalah : a. Model ini model yang sangat sulit di terapkan secara penuh. b. Model ini menghendaki guru yang trampil , percaya diri, dan menguasai konsep, sikap dan keterampilan yang sangat diprioritaskan . c. Model ini menghendaki tim antar mata pelajaran yang terkadang sulit dilakukan , baik dalam perencanaan dan pelaksanaan.