Materi Ajar Dan LKPD Anekdot
Materi Ajar Dan LKPD Anekdot
Materi Ajar Dan LKPD Anekdot
Kompetensi Dasar:
3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari aspek makna tersirat
Teks Anekdot
B. Tujuan Anekdot
Teks anekdot mengandung unsur lucu. Tetapi tidak setiap cerita yang lucu dapat
digolongkan ke dalam anekdot. Contohnya lawak yang juga mengandung unsur lucu,
namun lawak bukan merupakan anekdot karena lawak tujuannya adalah untuk menghibur
semata. Anekdot memang terkadang membangkitkan tawa namun itu bukan lelucon. Salah
satu hal yang membedakan antara lawak dan anekdot adalah pada tujuannya. Anekdot
bertujuan untuk untuk mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum, sedangkan
lawak tujuannya untuk menghibur. Teks anekdot memiliki ciri mengandung unsur kritikan
untuk seseorang, dan lebih kepada menyindir suatu hal. Teks anekdot mempunyai tujuan
berikut ini.
1. Menyampaikan kritikan secara tidak langsung dengan cara sindiran pada layanan
publik di bidang hukum, politik, lingkungan, dan sosial.
2. Membangkitkan tawa untuk menghibur pembacanya.
3. Mengungkapkan suatu kebenaran yang lebih umum dari kisah singkat itu sendiri atau
untuk melukiskan suatu sifat dengan ringan.
C. Ciri-ciri Teks Anekdot
Teks ankedot memiliki ciri-ciri yaitu :
1. Anekdot terkadang bersifat sindiran alami.
2. Mengungkapkan suatu kebenaran yang diketahui umum
3. Singkat dan lucu atau menarik
4. Kelucuannya mengandung misi lain seperti bentuk ironi
5. Menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya
6. Kadang menampilkan karakter hewan dan figur manusia pada umumnya dan sering
terhubung dengan realitas, meskipun perumpamaan dan anekdot tentu berbeda dalam
kekhususan sejarah mereka.
Rombongan jamaah haji dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab
Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang
yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius
dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil
berucap: Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka: “Lho kenapa
Anda berkerumun di sini?”
“Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu
pasti kiai. Makanya omongan mereka langsung kami amini, Gus!”
Makna tersirat:
Untuk memahami makna kelucuan dalam sebuah anekdot antara pembaca dan
pembuat ankedot harus terjali sebuah garis kesepahaman latar belakang seperti budaya,
kebiasaan, dan pengetahuan yang sama berkaitan dengan isi anekdot. Pada anekdot di atas
kelucuan dpaat ditangkap bila pembacanya seseorang yang mengenal budaya kaum
muslim di Indonesia, terutama di daerah Tegal. Apabila pembaca tidak mengenal
kebiasaan masyarakat yang demikian, mungkin teks di atas tidak terasa lucu.
Pada umumnya seorang kiai itu memakai sorban dan sering melafalkan dos-doa
menggunakan bahasa Arab. Saat kiai memimpin doa orang-orang (makmum) akan
berucap, “amin, amin, amin!” seraya menengadahkan tangan (makna dalam tindakan ini
bertujuan untuk berdoa). Kelucuan tercipta saat peristiwa yang sama dilakukan pada
konteks komunikasi yang tujuannya berbeda, yakni di bandara saat melihat orang
bersorban yang sedang cekcok menggunakan bahasa Arab (makna dalam tindakan ini
untuk ini untuk komunikasi biasa leh para kuli dari Arab).