BAB II Casemix
BAB II Casemix
BAB II Casemix
PEMBAHASAN
ICD-10 saat ini bervariasi sedikit dari sebelumnya ICD-9 dan termasuk
hampir dua kali lipat jumlah kategori di total tiga jilid. Klasifikasi ICD adalah
kode alfa numerik yang mewakili setiap penyakit yang dikenal, kondisi, atau
keadaan yang telah atau dapat menyebabkan kematian seseorang. Sebagai contoh,
kanker merupakan penyebab utama kematian, tetapi ICD memberikan klasifikasi
khusus untuk setiap jenis kanker, dari kanker paru-paru untuk kanker payudara
dan sebagainya. Selanjutnya, ada klasifikasi ICD ditugaskan untuk kematian tidak
disebabkan oleh penyakit, seperti bunuh diri, pembunuhan ,dan kematian karena
kecelakaan. Serangan 11 September di Amerika Serikat diminta klasifikasi lebih
jauh untuk kematian oleh terorisme .
ICD dipublikasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia ini yang dapat lebih
berdaya guna untuk dipergunakan dalam masalah data mobiditas dan bagian dari
procedure code. Bagian ekstensi ini disebut sebagai "ICD-9-CM", dengan
penambahan CM untuk perujukan pada"Clinical Modification". ICD - 9 adalah
sebuah singkatan yang digunakan dalam bidang medis yang merupakan singkatan
dari Klasifikasi Internasional Penyakit, revisi kesembilan. Di Amerika Serikat,
ICD - 9 meliputi tahun 1979-1998. ICD-9 digunakan di Amerika Serikat sampai
revisi 10 menjadi sepenuhnya dilaksanakan pada tahun 1998, meskipun revisi
yang sebenarnya ditutup beberapa tahun sebelumnya. Individu-individu dalam
profesi kesehatan yang mengelola informasi kesehatan dan catatan harus selalu
mengikuti perubahan dan modifikasi yang diterapkan pada ICD.
Badan Nasional untuk Statistik Kesehatan atau National Center for Health
Statistics (NCHS) dari Departemen Kesehatan dan Perlayanan kemanusian
Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat mengakui
pentingnya menjaga akurasi statistik klasifikasi dan presentasi data. Dalam
bayangan dari peristiwa 11 September, NCHS merasa perlu untuk mengevaluasi
kembali kecukupan dari statistik klasifikasi dari segi kemampuan untuk
menggambarkan kematian dan penyakit yang terkait dengan tindakan terorisme.
Demikian juga NCHS mulai menerima permintaan dari negara-negara yan g
terkena bencana untuk membuat sebuah sistem untuk mengklasifikasi cedera dan
kematian akibat peristiwa terorisme, Negara-negara yang menghubungi NCHS
untuk panduan tentang cara pandang dan kode cidera dan kematian, atau rumah
sakit yang menghubungi NCHS mengacu pada arah cara pandang dan kode cedera
atau kematian. Karena tidak ada petunjuk dari NCHS, studi yang dilakukan oleh
Assosiasi Manajemen Informasi Kesehatan kota NewYork atau New York Health
Information Management Association (NYHIMA) telah dapat diidentifikasi tidak
kurang dari 15 perbedaan eksternal dari kode cedera atau kematian yang
digunakan oleh beberapa rumah sakit kota New York yang merawat korban
bencana tsb. Di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for
Disease Controland Prevention disingkat dengan (CDC) dapat merespon tanggap
darurat dengan sejumlah tindakan segera. akan tetapi untuk data kesehatan atas
peristiwa yang diakibatkan oleh terorisme, terasa terdapat kebutuhan mendesak
untuk kode indentifikasi untuk membuat klasifikasi yang dapat digunakan untuk
penggambaran dan statistik, laporan, menganalisis dan luka-luka, sequelae
kecelakaan, dan kematian terkait dengan akibat peristiwa tersebut. Kategori kode
khusus untuk akibat tindakan dari terorisme yang terlewatkan dari dua klasifikasi
utama sistem kode yang digunakan untuk tingkat statistik morbiditas atau
kematian akibat tindakan dari terorisme,World Health Organization (WHO) atas
Klasifikasi Internasional atas Penyakit (ICD) dan klinis Perubahan Amerika
Serikat atas ICD yang ke 9 atau United States Clinical Modification of the ICD,
Ninth Revision (ICD-9-CM). Tanpa tambahan kode ini, cedera dan kematian
terkait dengan terorisme tidak dapat diidentifikasi secara terpisah, dan membuat
penilaian statistik menjadi sangat sulit.
ICD-9-CM versi 2010 untuk Prosedur Medis terdiri dari 17 Bab ; mulai dari
kategori 00 s/d 16. Semua daftar tabulasi dalam ICD-9-CM untuk Prosedur Medis
disusun berdasarkan body sistem, kecuali 3 bab ini:
2. Operative procedure
1. Pembatalan prosedur
Bila suatu operasi yang direncanakan tidak berjalan sepenuhnya, maka koder
harus mengkode sejauh mana operasi dilaksanakan, yaitu ;
2) Bilamana suatu operasi terjadwal dihentikan setelah pasien siap atau sedang
dilakukan operasi, maka dianggap sebagai tindakan yang tidak lengkap /
tidak sesuai.
Berikut contoh tatacara koding untuk tindakan operasi yang tidak lengkap:
a) Pasien masuk rawat inap untuk dilakukan partial gastrectomy akibat ulcus
gastro perforasi. Baru saja dokter bedah selesai melakukan insisi abdomen,
anastesiologi mengingatkan dokter bedah bahwa pasien mengalami distress
respirasi. Dokter bedah menutup kembali insisi abdomen dan pasien
dipindahkan ke ruang ICU. Maka berilah kode 54.0 untuk insisi dinding
abdomen, bukan di kode dengan partial gastrectomy karena tindakan medis
belum dilakukan.
3. Pengangkatan Organ
- Nama/eponym nya
4. Perubahan prosedur
Bila prosedur tertutup seperti laparascopic, thoracoscopic atau arthroscopic
diubah menjadi tindakan bedah terbuka maka cukup dikode operasi terbukanya
saja. Prosedur tertutup menggunakan endoskopi untuk melihat area dan
instrumen-instrumen dimasukkan melalui endoskop untuk menyelesaikan
prosedur.
5. Prosedur Endoskopi
Jika prosedur endoskopi melalui lebih dari 1 rongga tubuh, beri kode menurut
letak terjauh. Misalnya endoskopi untuk esofagus dan lambung, maka di kode
sebagai endoskopi lambung (gastroscopy 44.13).
6. Prosedur Biopsi
Bila mengkode biopsi, review rekam medis pasien untuk menentukan tipe
biopsi yang dilakukan, sbb:
a) Tertutup (closed) ;
b) Terbuka (open) ;
7. Code also
Instruksi code also dalam daftar tabulasi berarti “beri kode ini juga bila
prosedur lain dilakukan”. Jadi menambahkan kode selain kode prosedur utama.
8. Omit Code
Jika terdapat keterangan omit code dibelakang terminologi utama atau sub
term, maka prosedur tersebut tidak dikode karena dianggap sebagai pendahuluan
atau bagian integral dari suatu prosedur. Jangan pula di kode untuk tindakan
membuat irisan atau menutup luka operasi atau pemberian anestesi pada operasi,
karena merupakan bagian dari operasi.
1. Apabila kondisi pencatatan diagnosis inkonsisten atau salah dicatat maka harus
dilakukan klarifikasi kepada dokter penanggung jawab pelayanan.
3. Apabila bayi lahir sehat maka tidak memiliki kode diagnosis penyakit (P),
hanya perlu kode bahwa ia lahir hidup di lokasi persalinan, tunggal atau
multiple (Z38.-)
4. Untuk bayi lahir dipengaruhi oleh faktor ibunya yaitu komplikasi saat hamil
dan melahirkan dapat digunakan kode P00-P04 tetapi yang dapat diklaimkan
hanya yang menggunakan kode P03.0 – P03.6
5. Kondisi-kondisi tertentu yang timbul saat periode perinatal dengan kode P05-
P96 dapat diklaimkan tersendiri, kecuali bayi lahir mati dengan kode P95
diklaimkan satu paket dengan ibunya.
6. Untuk kasus pasien yang datang untuk kontrol ulang dengan diagnosis yang
sama seperti kunjungan sebelumnya dan terapi (rehab medik, kemoterapi,
radioterapi) di rawat jalan dapat menggunakan kode “Z” sebagai diagnosis
utama dan kondisi penyakitnya sebagai diagnosis sekunder.
Contoh :
Kondisi lain : -
Pasien datang ke rumah sakit untuk kontrol Hipertensi. Diberi kode kontrol
(Z09.8) sebagai diagnosis utama dan Hipertensi (I10) sebagai diagnosis
sekunder.
7. Apabila ada dua kondisi atau kondisi utama dan sekunder yang berkaitan dapat
digambarkan dengan satu kode dalam ICD 10, maka harus menggunakan satu
kode tersebut.
Contoh :
c. Jika pasien Thalasemia Mayor pada saat kontrol tidak diberikan obat kelasi
besi (Deferipone, Deferoksamin, dan Deferasirox) maka tetap diinputkan
sebagai rawat jalan dengan menggunakan kode Z09.8 sebagai diagnosis
utama
d. Jika pasien Thalasemia Mayor dirawat inap hanya untuk tranfusi darah tanpa
diberikan obat kelasi besi maka tetap menggunakan kode D56.1 sebagai
diagnosis utama dan tidak mendapatkan top-up special drug.
Contoh :
Diagnosis sekunder : -
b. Pasien seksio sesar dalam satu episode rawat dilakukan tindakan sterilisasi
maka kode tindakan sterilisasi tidak perlu diinput ke dalam aplikasi INA-
CBGs
d. Kasus umum disertai dengan kehamilan yang tidak ditangani oleh dokter
obstetri pada akhir episode perawatan maka diagnosis utamanya adalah kasus
umumnya
Contoh :
Pasien dalam keadaan hamil, maka diberi kode A91 sebagai diagnosis
utama dan O98.5 sebagai diagnosis sekunder.
e. Kasus umum disertai dengan kehamilan yang ditangani oleh dokter obstetri
sampai akhir episode perawatan maka diagnosis utamanya adalah kasus
kehamilan.
Contoh :
Pasien dalam keadaan hamil, maka diberi kode O98.5 sebagai diagnosis
utama dan A91sebagai diagnosis sekunder.
f. Pemasangan infus pump hanya menggunakan kode 99.18
BERDASARKAN ICD-9-CM
3. Baca dan ikuti semua catatan atau petunjuk dibawah kata kunci.
4. Baca setiap catatan dalam tanda kurung setelah kata kunci (penjelasan ini
tidak mempengaruhi kode) dan penjelasan indentasi dibawah lead term
(penjelasan ini mempengaruhi kode) sampai semua kata dalam diagnosis
tercantum.
5. Ikuti setiap petunjuk rujukan silang (“see” dan “see also”) yang ditemukan
dalam index : 6. Cek ketepatan kode yang telah dipilih pada Tabular List.
6. Baca setiap inclusion atau exclusion dibawah kode yang dipilih atau dibawah
bab atau dibawah blok atau dibawah judul kategori.
7. Tentukan Kode