Prinsip Prinsip BK

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

A.

Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling


Prinsip yang berasal dari akar kata prinsipia, dapat diartikan “sebagai
permulaan yang dengan suatu cara tertentu melahirkan hal-hal lain, yang
keberadaannya tergantung pada pemula itu” (M.I Soelaeman: 1989:5).
Prinsip ini merupakan hasil paduan antara kajian teoritik dan telaah lapangan
yang diginakan sebagai pedoman pelaksanaannya suatu yang dimaksudkan.
Jadi, kalau kita berbicara tentang prinsip-prinsip bimbingan dan konseling.,
maka kita berbicara tentang pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan
pedoman dalam program pelaksanaan atau aturan main yang harus diikuti
dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan. Dengan perkataan lain
dapat dikatakan bahwa prinsio-prinsip bimbingan dan konseling adalah
seperangkat landasan praktis atau aturan main yang harus diikuti dalam
pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.
Guru pembimbing yang telah memahami secara benar dan mendasar
prinsip-prinsip dasar bimbingan dan konseling ini akan dapat menghindarkan
diri dari kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan dalam praktik
pemberian layanan bimbingan dan konseling. Prinsip-pinsip yang akan
dibahas adalah ditinjau dari prinsip-prinsip secara umum dan prinsip khusus.
Prinsip-prinsip khusus adalah prinsip-prinsip bimbingan yang berkenaan
dengan sasaran layanan, prinsip yang berkenaan dengan permasalahan
individu, prinsip yang berekenaan dengan program layanan, dan
prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang berkenaan dengan pelaksanaan
pelayanan.
1. Prinsip-prinsip Umum
a. Karena bimbingan itu berhubungan dengan sikap dan tingkah laku
individu, perlulah diingat bahwa sikap dan tingkah laku individu itu
terbentuk dari segala aspek kepribadian yang unik dan ruwet.
b. Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada
individu-individu yang dibimbing, ialah untuk memberikan bimbingan
yang tepat sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh individu yang
bersangkutan.
c. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.
d. Masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah harus diserahkan
kepada individu atau lembaga yang mampu dan berwenang
melakukannya.
e. Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan
yang dirasakan oleh individu yang dibimbing.
f. Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan
masyarakat.
g. Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan
disekolah yang bersangkutan.
h. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas
yang memiliki keahlian dalam bidang bimbingan dan sanggup bekerja
sama dengan para pembantunya serta dapat dan bersedia
mempergunakan sumber-sumber yang berguna di luar sekolah.
i. Terhadap program bimbingan harus senantiasa diadakan penilaian
teratur untuk mengetahui sampai dimana hasil dan manfaat yang
diperoleh serta penyesuaian antara pelaksanaan dan rencana yang
dirumuskan terdahulu.
2. Prinsip-prinsip Khusus
Menurut Prayitno dan Erman Amti (1991:220) “rumusan prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling pada umumnya berkenaan dengan sasaran
pelayanan, masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah,
program pelayanan dan penyelenggaraan pelayanan.” Uraian berikut ini
akan mengemukakan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang telah
diramu dan sejumlah sumber. Uraian berikut ini akan mengemukakan
sejumlah prinsip bimbingan dan konseling yang dirumuskan oleh
Prayitno dkk dalam buku Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan
konseling di sekolah (1997).
a. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan.
Secara lebih khusus sasaran pelayanan bimbingan dan konseling
disekolah (madrasah) adalah perkembangan dan perikehidupan
individu (siswa) yang secara lebih nyata menyangkut sikap dan
perilakunya. Sikap dan perilaku individu dipengaruhi oleh
aspek-aspek kepribadian dan kondisi diri sendiri serta kondisi
lingkungannya. Berbagai hal menyangkut individu (siswa) yang telah
dikemukakan diatas, mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling sebagai berikut:
1) Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa
memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status
sosial ekonomi.
2) Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan
tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
3) Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya
tahap-tahap dan berbagai aspek perkembangan individu.
4) Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama
kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok
pelayanannya.
b. Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu.
1) Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal-hal yang
meyangkut pengaruh kondisi/fisik individu terhadap
penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serta dalam
kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan dan sebaliknya
pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik
individu.
2) Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan
faktor timbulnya masalah pada individu yang kesemuanya
menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan dan konseling.
c. Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan.
1) Bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dan
upaya pendidikan dan pengembangan individu, oleh karena
itu program bimbingan dan konseling harus diselaraskan dan
dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan
peserta didik.
2) Program bimbingan dan konseling harus fleksibel disesuaikan
dengan kebutuhan individu , masyarakat, dan kondisi
lembaga.
3) Program bimbingan dan konseling disusun secara
berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai
tertinggi.
d. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
1) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk
pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing
diri sendiri dalam menghadapi permasalahannya.
2) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang
diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas
kemauan individu itu sendiri, bukan karena kemauan atau
desakan dari pembimbing atau pihak lain.
3) Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam
bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
4) Kerja sama antara guru pembmbing, guru-guru lain dan orang
tua anak amat menentukan hasil pelayanan yang dihadapi
5) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling
ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil
pengukuran dan penilaian terhadap indivisu yang terlibat
dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan
konseling itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai