04 03 Snars Panduan Triage
04 03 Snars Panduan Triage
04 03 Snars Panduan Triage
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penggunaan istilah triage ini sudah lama berkembang. Konsep
awal triase modern yang berkembang meniru konsep pada jaman
Napoleon dimana Baron Dominique Jean Larrey (1766-1842),
seorang dokter bedah yang merawat tentara Napoleon,
mengembangkan dan melaksanakan sebuah system perawatan
dalam kondisi yang paling mendesak pada tentara yang datang
tanpa memperhatikan urutan kedatangan mereka.
B. TUJUAN TRIAGE
Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam
nyawa. Tujuan triage selanjutnya adalah untuk menetapkan
tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan pertolongan
kedaruratan.
Dengan triage tenaga kesehatan akan mampu :
Menginisiasi atau melakukan intervensi yang cepat dan tepat
kepada pasien
Menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan
pengobatan lanjutan
Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam
proses penanggulangan/pengobatan gawat darurat
Sistem Triage dipengaruhi
Jumlah tenaga profesional dan pola ketenagaan
Jumlah kunjungan pasien dan pola kunjungan pasien
Denah bangunan fisik unit gawat darurat
Terdapatnya klinik rawat jalan dan pelayanan medis
C. DEFINIS TRIAGE
Triage berasal dari bahasa Perancis ‘trier’ , yang memiliki arti
“menseleksi”, yaitu teknik untuk menentukan prioritas
penatalaksanaan pasien atau korban berdasarkan derajat
kegawatannya. Triage adalah suatu sistem pembagian/klasifikasi
prioritas pasien berdasarkan berat ringannya kondisi
klien/kegawatannya yang memerlukan tindakan segera. Dalam
triage, perawat dan dokter mempunyai batasan waktu (respon
time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi
secepatnya yaitu ≤ 10 menit.
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan triase ini hanya berlaku pada pasien yang datang ke IGD Rumah
Sakit Budimulia.
1. Di dalam Rumah Sakit
Semua Pasien yang datang akan di lakukan Triase oleh dokter jaga
IGD atau perawat yang kompeten untuk mendapatkan prioritas
pelayanan yang sesuai dengan kegawatdaruratannya.
2. Dalam keadaan bencana
Pasien yang datang dapat dari keadaan bencana baik dari dalam
maupun dari luar rumah sakit.
BAB III
KEBIJAKAN
1. Triage adalah suatu sistem untuk menyeleksi problem pasien yang
datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) sesuai dengan skala
prioritas kegawat daruratannya.
2. Triage officer adalah petugas yang bertanggung jawab melakukan
triage pasien yang datang memerlukan pelayanan IGD.
3. Triage dilakukan oleh seorang dokter, bila kondisi tidak
memungkinkan triage dilakukan oleh perawat Senior IGD (katim)
yang telah dilatih untuk menyeleksi pasien sesuai dengan prioritas
kegawat daruratannya
4. Pembagian pasien
a) Prioritas I (label merah): Emergency.
Pasien gawat darurat; mengancam nyawa/ fungsi vital;
penanganan dan pemindahan bersifat segera, antara lain: syok
oleh berbagai kausa; gangguan pernapasan; perdarahan
eksternal massif; gangguan jantung yang mengancam; problem
kejiwaan yang serius;
b) Prioritas II (label kuning): Urgent
Pasien dalam kondisi darurat yang perlu evaluasi secara
menyeluruh dan ditangani oleh dokter untuk stabilisasi,
diagnosa dan terapi definitif, potensial mengancam jiwa/fungsi
vital bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat
penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat, antara
lain: pasien dengan resiko syok; fraktur multiple; fraktur
femur/ pelvis; luka bakar luas; gangguan kesadaran/trauma
kepala; pasien dengan status yang tidak jelas;
c) Priotas III (label hijau): Non Emergency
Pasien gawat darurat semu (False emergency) yang tidak
memerlukan pemeriksaan dan perawatan segera.
d) Prioritas IV (label hitam): Death, Pasien datang dalam keadaan
sudah meninggal
.
BAB IV
TATA LAKSANA
A. PRINSIP TRIAGE
Triage mempunyai 2 komponen :
a. Menyeleksi pasien dan menyusun prioritas berdasarkan
beratnya penyakit
b. Alokasi dan rasionalisasi sumber daya yang ada
Prinsip dasarnya adalah “melakukan yang terbaik untuk sebanyak-
banyaknya korban”. Perhatian dititikberatkan pada pasien atau
korban dengan kondisi medis yang paling gawat - darurat dan
paling besar kemungkinannya untuk diselamatkan.
B. KATEGORI TRIAGE
Ada 5 sistem level untuk kategori triage :
LEVEL RESPON KETERANGAN JENIS KASUS
I Segera Pasien dalam keadaan kritis Cardiac arrest/henti jantung
(Resusitasi) dan mengancam nyawa atau Anafilaksis
anggota badannya menjadi Trauma multipel / kompleks /
cacat bila tidak segera cedera berat yang
mendapat pertolongan atau membutuhkan resusitasi,
tindakan darurat. syok,
(Gawat Darurat) Pasien tidak sadar (GCS 3-9),
over dosis, kejang, cedera
kepala).
Obstruksi jalan nafas berat
II ≤ 15 menit Pasien berada dalam keadaan Nyeri dada akut, aritmia
(Emergensi) gawat, akan menjadi kritis jantung hebat, cedera kepala
dan mengancam nyawa bila (GCS 10 - 13),
tidak segera mendapat Gangguan pernafasan berat
pertolongan atau tidakan (PO2 < 85%)
darurat. Nyeri hebat, sengatan/gigitan
(Gawat Tidak Darurat) binatang berbisa
Overdosis (sadar)
Gangguan psikiatri berat
Perdarahan
Fraktur luas
Pasien dengan suhu > 39oC
III ≤ 30 menit Pasien berada dalam keadaan Cedera kepala (GCS 14-15)
(Urgensi) tidak stabil, dapat berpotensi Nyeri abdomen sedang
menimbulkan masalah serius Fraktur tertutup
tetapi tidak memerlukan Penyakit-penyakit akut
tindakan darurat, dan tidak Trauma dengan nyeri sedang
mengancam nyawa.
(Darurat Tidak Gawat)
IV ≤ 60 menit Pasien datang dengan Cedera kepala ringan (tanpa
(less urgent) keadaan stabil, tidak muntah dan tanda-tanda vital
mengancam nyawa, dan tidak normal), nyeri ringan
memerlukan tindakan segera. Nyeri kepala ringan
(Tidak gawat tidak darurat) Sakit ringan
V ≤ 120 menit Pasien datang dengan Ganti verban
(Rutin) keadaan stabil, tidak Permintaan rujukan
mengancam nyawa, tidak Kontrol ulang
memerlukan tindakan segera, Medical cek up
hanya membutuhkan
perawatan lanjutan.
Gambar 1.1
Skema triage rumah sakit
Proses Triage
Proses triage dimulai ketika pasien masuk ke pintu UGD. Perawat
triage harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan
riwayatsingkat dan melakukan pengkajian, misalnya melihat
sekilas kearah pasienyang berada di brankar sebelum
mengarahkan ke ruang perawatan yang tepat.
d) Expextant (hitam)
Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal
meski mendapat pertolongan. Misalnya : Luka bakar derajat
3 hampir diseluruh tubuh, kerusakan organ vital, dsb.
5) Penderita/korban mendapatkan prioritas pelayanan dengan
urutan warna : merah, kuning, hijau, hitam.
6) Penderita / korban kategori triage merah dapat langsung
diberikan pengobatan diruang tindakan UGD. Tetapi bila
memerlukan tindakan medis lebih lanjut, penderita / korban
dapat dipindahkan ke ruang operasi atau dirujuk ke rumah
sakit lain.
7) Penderita dengan kategori triage kuning yang memerlukan
tindakan medis lebih lanjut dapat dipindahkan ke ruang
observasi dan menunggu giliran setelah pasien dengan kategori
triage merah selesai ditangani.
8) Penderita dengan kategori triage hijau dapat dipindahkan ke
rawat jalan, atau bila sudah memungkinkan untuk dipulangkan,
maka penderita/korban dapat diperbolehkan untuk pulang.
9) Penderita kategori triage hitam dapat langsung dipindahkan ke
kamar jenazah. (Rowles, 2007).
BAB V
DOKUMENTASI TRIAGE
Direktur,