Self Efficacy

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Self Efficacy

Dosen Pengampu: Dr. Zuhri

Disusun Oleh:

Fadilah Gustin Khainingsih (1910247050)


Engsas Diniati Adifta (1910247002)

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
dan limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah “Self efficacy”
sebagai tugas dari mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran Matematika ini yaitu Dr. Zuhri dan pihak-pihak yang turut
membantu penulis dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya ata kekurangan pada makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat dan ilmu kepada
parapembaca makalah ini.

Pekanbaru, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Peulisan ................................................................................................. 1
BAB II SELF EFFICACY
A. Pengertian Self Efficacy................................................................................... 3
B. Indikator Kemampuan Diri (Self Efficacy) .................................................... 6
C. Kisi-Kisi Dan Butir Skala Kemampuan Diri................................................. 8
D. Pentingnya Self Efficacy bagi Peserta Didik ............................................... 16
E. Pengaruh Self efficacy dalam Pembelajaran ................................................ 17
F. Menumbuhkembangkan Self efficacy Matematis ....................................... 18
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap dalam liku-liku perjalanan hidup, manusia memiliki tantangan dari
tantangan yang kecil sampai tantangan yang besar. Tantangan ini sangat penting
agar manusia mampu bertahan hidup serta bisa beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya. Untuk itu manusia perlu memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu
melewati rintangan tersebut. Dengan keyakinan itulah ia dapat menyelesaikan
permasalahan-permasalahn yang ia hadapi.
Diantara cara kita menyelesaikan masalah tersebut dengan memiliki self
efficacy. Karena self efficacy dapat menumbuhkan kepercayaan diri dalam diri kita
yang terbentuk dalam proses pembelajaran dengan interaksi lingkungan sekitar
kita. Seseorang yang memiliki self efficacy tinggi akan cenderung untuk sukses
melewati rintangan-rintangan yang dihadapinya. Sedangkan individu yang
memiliki self efficacy yang rendah akan menghindari semua tugas dan menyerah
dengan mudah. Hal ini menyebabkan usaha yang dilakukan menurun dan daya
tahan terhadap suatu masalah menjadi rendah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian self efficacy ?
2. Apa saja indikator kemampuan diri (self efficacy) ?
3. Apa saja kisi-kisi dan butir skala kemampuan diri ?
4. Bagaimana pentingnya self efficacy bagi peserta didik ?
5. Bagaimana pengaruh self efficacy dalam pembelajaran ?
6. Bagaimana menumbuhkembangkan self efficacy matematis ?

C. Tujuan Peulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian self efficacy

1
2. Untuk mengetahui indikator kemampuan diri (self efficacy)
3. Untuk mengetahui kisi-kisi dan butir skala kemampuan diri
4. Untuk mengetahui pentingnya self efficacy bagi peserta didik
5. Untuk mengetahui pengaruh self efficacy dalam pembelajaran
6. Untuk mengetahui bagaimana menumbuhkembangkan self efficacy matematis

2
BAB II
SELF EFFICACY

A. Pengertian Self Efficacy


Beberapa pakar mendefinisikan istilah kemampuan diri (self efficacy)
yang beragam, namun memiliki kesamaan ciri utama yaitu pandangan seseorang
terhadap kemampuan dirinya. Beberapa definisi kemampuan diri adalah sebagai
berikut1:
1. Kemampuan diri merupakan kemampuan seseorang terhadap kemampuannya
dalam mengatur dan melaksanakan serangkaian tindakan untuk mencapai
hasil yang ditetapkan (Bandura, 1997)
2. Kemampuan diri merupakan kemampuan seseorang tentang apa yang mampu
dilakukannya (Schunk dalam Moma, 2014)
3. Kemampuan diri adalah pandangan terhadap pertimbangan seseorang bahwa
sesuatu itu baik atau buruk, tepat atau salah, mampu atau tidak mampu untuk
dikerjakan sesuai dengan yang dipersyaratkan (Alwilso, 2010)
4. Kemampuan diri adalah kepercayaan seseorang terhadap kemampuannya
dalam mengkoordinasikan keterampilan dan kemampuan untuk mencapai
tujuan yang diinginkan dalam domain dan keadaan tertentu (Maddux, 2000)
5. Kemampuan diri adalah penilaian seseorang bahwa dia mampu melakukan
tindakan yang diperlukan dalam menhadapi situasi yang terjadi
6. Canfields and Watkins mengemukakkan bahwa kesuksesan individu antara
lain dapat ditentukan oleh pandangan dirinya terhadap kemampuannya.
Pandangan tersebut berulang, berkelanjutan, sulit diubah dan membudaya
pada diri individu. Satu jenis pandangan terhadap kemampuan dirinya yang
dapat mempengaruhi kesuksesan individu adalah kemampuan diri (self
efficacy). Istilah self efficacy melukiskan perilaku yang disertai dengan
kedisiplinan dan upaya melakukan tindakan yang lebih bijak dan cerdas.

1
Heris Hendriana dkk, Hard Skills dan Soft Skills Matematik Siswa, bandung: Refika
Aditama, 2017.h.211

3
Selanjutnya bandura (1997) mengemukakan bahwa proses psikologi
kemampuan diri memuat empat jenis proses psikologi yaitu:
1. Proses kognitif yaitu pola pikir yang mendorong atau menghambat prilaku
kognitifnya atau perilaku tertentu.
2. Proses motivasional yaitu perilaku yang bertujuan mengevaluasi penampilan
pribadinya
3. Proses afektif yaitu perilaku yang mengendalikan proses berpikir dalam
mengatasi ancaman. Orang yang percaya bahwa dirinya dapat mengatasi
situasi-situasi yang mengancam akan merasa tidak cemas dan merasa tidak
terganggu dengan ancaman tersebut, sebaliknya individu yang tidak yakin
akan kemampuannya dalam mengatasi situasi yang mengancam akan
menghadapi kecemasan yang tinggi
4. Proses seleksi atau proses pemilihan. Individu cenderung menghindari
aktivitas dan situasi yang diluar batas kemampuan mereka. Bila individu
merasa yakin bahwa mereka mampu menangani suatu situasi, maka mereka
cenderung tidak menghindari situasi tersebut. Dengan adanya pilihan yang
dibuat, individu kemudian dapat meningkatkan kemampuan, minat dan
hubungan sosial mereka.
Kemampuan diri dapat ditumbuhkan melalui empat sumber informasi
utama, yaitu:
1. Pengalaman keberhasilan dan kegagalan diri sendiri. Pengalaman ini,
merupakan sumber yang paling berpengaruh, karena kegagalan atau
keberhasilan pengalaman yang lalu akan menurunkan atau meningkatkan self
efficacy seseorang untuk pengalaman yang serupa kelak. Khususnya
kegagalan yang terjadi pada awal tindakan tidak dapat dikaitkan dengan
kurangnya upaya atau pengaruh lingkungan eksternal.
2. Pengalaman keberhasilan dan kegagalan orang lain. Dengan pengalaman
orang lain, seseorang dapat mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk
membuat pertimbangan tentang kemampuan dirinya sendiri. Model
peengalaman orang lain ini sangat berpengaruh apabila ia mendapat situasi
yang serupa dan miskin pengalaman daalam pengalaman tersebut.

4
3. Pendekatan sosial atau verbal, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan
meyakini seseorang bahwa ia memiliki kemampuan untuk melakukan
sesuatu. Perlu diperhatikan, bahwa pernyataan negatif tentang kompetensi
seseorang dalam area tertentu sangat berakibat buruk terhadap mereka yang
sudah kehilangan kepercayaan diri
4. Kondisi fisiologis. Dimana status fisik dan emosi akan mempengaruhi
kemampuan seseorang. Emosi yang tinggi seperti kecemasan akan
matematika, akan merubah kepercayaan diri seseorang tentang
kemampuannya. Seseorang dalam keadaan stress, depresi dan tegang dapat
menjadi indikator kecenderungan akan terjadinya kegagalan.
Selain itu Bandura (1997) menyatakan bahwa derajat kemampuan diri
mengacu pada tiga dimensi yaitu:
1. Magnitude/level of difficulties atau derajat kesulitan. Seseorang dengan
derajat kesulitannya tinggi bersikap optimis mencapai keberhasilan
2. Dimensi strength atau kekuatan yang menunjukkan derajat kemantapan
seseorang dalam mempertahankan usahanya sampai dia berhasil meskipun
mengalami kesulitan
3. Dimensi generality menunjukkan keluasan dan tingkat pencapaian
keberhasilan menyelesaikan tugas
Kemampuan diri akan memberikan dampak yang beragam, yaitu:
1. Perencanaan tindakan yang akan dilakukan
2. Besarnya usaha yang dilakukan
3. Daya tahan dalam menghadapi rintangan dan kesulitan
4. Resiliensi terhadap kegagalan
5. Pola pikir
6. Stress dan depresi
7. Tingkat prestasi yang direalisasikan
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengembangan kemampuan
diri diantaranya adalah : keluarga, teman sebaya, sekolah, jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan dan pengalaman.

5
Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru agar kemampuan diri siswa
berkembang dengan baik, diantaranya:
1. Berikan umpan balik yang relavan, misalnya dengan menjelaskan pentingnya
berlatih, memberi perhatian kepada siswa yang berhasil, dan yang berprestasi
rendah
2. Menjelaskan pentingya menetapkan tujuan, misalnya dengan membiarkan
siswa menentukan tujuannya, menggali sasaran dari siswa tentang keinginan
mereka, meminta siswa merumuskan tujuannya secara lebih jelas
3. Memberikan pemodelan yang dapat dijadikan pedoman untuk siswa
berperilaku, misalnya melalui pemodelan kesuksesan guru dan atau teman
sebaya dan tutor sebaya.

B. Indikator Kemampuan Diri (Self Efficacy)


Berikut ini disajikan indikator kemampuan diri yang dirinci dari ketiga
dimensi kemampuan diri (Bandura 1997, Hendriana 2009):
1. Dimensi Magnitude, yaitu bagaiman siswa dapat mengatasi kesulitan
belajarnya yang meliputi :
a. Berpandangna optimis dalam mengerjakan pelajaran dan tugas
b. Seberapa besar minat terhadap pelajaran dan tugas
c. Melihat tugas yang sulit sebagai suatu tantangan
d. Belajar sesuai dengan jadwal yang diatur
e. Bertindak selektif dalam mencapai tujuannya
2. Dimensi strength, yaitu seberapa tinggi keyakinan siswa dalam mengatasi
kesulitan belajarnya, yang meliputi:
a. Usaha yang dilakukan dapat meningktakna prestasi dengan baik
b. Komiten dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
c. Percaya dan mengetahui keunggulan yang dimiliki
d. Kegigihan dalam menyelesaikan tugas
e. Memiliki tujuan yang positif dalam melakukan berbagai hal
f. Memiliki motivasi yang baik terhadap dirinya sendiri untuk
pengembangan dirinya

6
3. Dimensi generality yaitu menunjukkan apakah keyakinan kemampuan diri
akan berlangsung dalam domain tertentu atau berlaku dalam berbagai macam
aktivitas dan situasi yang meliputi:
a. Menyikapi situasi yang berbeda dengan baik dan berpikit positif
b. Menjadikan pengalaman yang lampau sebagai jalan mencapai kesuksesan
c. Suka mencari situasi baru
d. Dapat mengatasi segala situasi dengan efektif
e. Mencoba tantangan baru
Selain indikator diatas, berikut ini ditawarkan rincian indikator
kemampuan diri yang disusun berdasarkan definisi kemampuan diri (self efficacy)
sebagai pandanagn individu terhadap kemampuan dirinya dalam bidang akademik
tertentu yang menempatkan posisi dirinya dalam mengatasi situasi dan
menyelesaikan masalah yang dihadapinya . indicator kemampuan diri (self
efficacy) meliputi perilaku:
1. Mampu mengatasi masalah yang dihadapi
2. Yakin akan keberhasilan dirinya
3. Berani menghadapi tantangan
4. Berani mengamil resiko atas keputusan yang diambilnya
5. Menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya
6. Mampu berinteraksi dengan orang lain
7. Tangguh dan tidak mudah menyerah
Menurut Karunia Eka. L dan Mokhammad Ridwan. Y, Indikator self
efficacy adalah2:
1. Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri
2. Keyakinan terhadap kemampuan menyesuaikan dan menghadapi tugas-tugas
yang sulit
3. Keyakinan terhadap kemampuan dalam menghadapi tantangan
4. Keyakinan terhadap kemampuan menyelesaikan tugas yang spesifik
5. Keyakinan terhadap kemampuan menyelesaikan bebeapa tugas yang berbeda

2
Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan
Matematika, Bandung: Refika Aditama. 2017, h. 95

7
C. Kisi-Kisi Dan Butir Skala Kemampuan Diri
Tabel 2.1
Kisi-kisi dan butir skala kemampuan diri (Self Efficacy )
Keterangan : SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S :Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

Dimensi dan Indikator Pernyataan Respons


A. Magnitude SS S TS STS
Derajat Keyakinan Mengatasi Kesulitan Belajar
a. Berpandangan 1. Saya yakin dapat
optimis dalam menyelesaikan tugas
mengerjakan matematika yang diberikan
pelajaran dan tugas dengan baik (+)
b. Seberapa besar minat 2. Saya kurang antusias dalam
terhadap pelajaran pembelajaran atau tugas
dan tugas matematika (-)
c. Mengembangkan 3. Saya mampu
kemampuan menyelesaikan soal
matematik komunikasi atau
pemecahan masalah yang
sulit (+)
d. Membuat rencana 4. Saya mampu memilih
dalam strategi untuk
menyelesaikan tugas menyelesaikan tugas
matematika (+)
e. Merasa tidak yakin 5. Saya kurang mampu
dapat menyelesaikan melaksanakan strategi yang
masalah telah dipilih untuk
menyelesaikan masalah
matematika (-)
f. Melihat tugas yang 6. Saya merasa tidak
sulit bukan sebagai termotivasi untuk

8
Dimensi dan Indikator Pernyataan Respons
suatu tantangan memecahkan soal
matematika yang sulit (-)
g. Belajar tidak sesuai 7. Saya kesulitan
dengan jadwal yang membiasakan belajar
diatur matematika tepat waktu
sesuai dengan jadwal (-)
h. Bertindak selektif 8. Saya memikirkan dengan
dalam mencapai matang sebeum
tujuannya menyelesaikan soal
matematika (+)
B. Stength SS S TS STS
Menunjukkan keyakinan self efficacy akan
berlangsung dalam domain tertentu atau berlaku
dalam berbagai macam aktivitas dan situasi
a. Usaha yang 9. Saya mencoba
dilakukan dapat berkomunikasi dengan
meningktakan teman untuk mencari solusi
prestasi dengan baik terbaik dari masalah
matematika yang dihadapi
(+)
b. Tidak komitmen 10. Saya menghindar
dalam menelesaikan melaksanakan tugas
tugas yang diberikan matematika dengan cepat
dan tepat (-)
c. Kurang percaya diri 11. Saya merasa kurang
dan tidak percaya diri atas
mengetahui kemampuan matematika
keunggulan yang yang saya miliki (-)
dimiliki

9
Dimensi dan Indikator Pernyataan Respons
d. Kurang gigih dalam 12. Saya merasa putus asa
menyelesaikan tugas dalam bekerja
menyelesaikan tugas
matematika (-)
e. Memiliki tujuan 13. Ketika saya membaca soal
yang positif dalam matematika yang diberikan
melakukan berbagai lebih teliti, saya dapat
hal menyelesaikannya dengan
baik (+)
f. Memiliki motivasi 14. Saya mengasah
yang baik terhadap kemampuan matematika
dirinya sendiri untuk secara rutin dengan teman
pengembangan kelompok (+)
dirinya
C. Generality SS S TS STS
Menunjukkan apakah keyakinan diri akan
berlangsung
a. Tidak tidak dapat 15. Ketika terdapat informasi
menyikapi situasi yang tidak diketahui dari
yang berbead dengan soal matematika saya
baik dan berpikir mampu mencari ide lain
positif untuk menyelesaikannya
b. Menjadikan 16. Saya dapat menggunakan
pengalaman yang contoh atau soal yang mirip
lalu sebagai jalan untuk menyelesaikan
untuk mencapai masalah matematik
kesuksesan 17. Saya bersemangat
mengerjakan soal-soal
matematika dengan

10
Dimensi dan Indikator Pernyataan Respons
mengingat hasil ujian
matematika yang lalu (+)
c. Suka mencari situasi 18. Saya mempunyai cara
baru untuk untuk menyelesaikan setiap
menyelesaikan soal matematika yang
masalah diberikan (+)
d. Tidak dapat 19. Saya gagal mencari
mengatasi segala alernatif penyelesaian soal
situasi dengan efektif matematika ketika cara
yang saya gunakan
mengalami kebuntuan (-)
e. Tidak mau mencoba 20. Saya gagal memikirkan
tantangan baru cara-cara lain untuk
menjawab soal matematika
(-)

Contoh lain:
Keterangan : bubuhkan tanda V pada tiap kolom sesuai dengan pendapat anda
No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Saya yakin dapat menyelesaikan tugas
matematika yang diberikan dengan
baik
2 Saya kurang antusias dalam
pembelajaran atau tugas matematika
3 Saya mampu menyelasaikan bentuk
soal-soal sulit masalah komunikasi atau
pemecahan masalah matematik
4 Saya mampu memilih strategi untuk
menyelesaikan tugas matematika

11
5 Saya kuurang mampu melaksanakan
strategi yang telah dipilih untuk
menyelesaikan masalah matematik
6 Saya merasa tidak termotivasi untuk
memecahkan soal atematika yang sulit
7 Saya kesulitan membiasakan belajar
matematika tepat waktu sesuai dengan
jadwal
8 Saya memikirkan dengan matang
sebeum menyelesaikan soal
matematika
9 Saya mencoba berkomunikasi dengan
teman untuk mencari solusi terbaik dari
masalah matematika yang dihadapi
10 Saya menghindar melaksanakan tugas
matematika dengan cepat dan tepat
11 Saya merasa kurang percaya diri atas
kemampuan matematika yang saya
miliki
12 Saya merasa putus asa dalam bekerja
menyelesaikan tugas matematika
13 Ketika saya membaca soal matematika
yang diberikan lebih teliti, saya dapat
menyelesaikannya dengan baik
14 Saya mengasah kemampuan
matematika secara rutin dengan teman
kelompok
15 Ketika terdapat informasi yang tidak
diketahui dari soal matematika saya
mampu mencari ide lain untuk

12
menyelesaikannya
16 Saya dapat menggunakan contoh atau
soal yang mirip untuk menyelesaikan
masalah matematik
17 Saya bersemangat mengerjakan soal-
soal matematika dengan mengingat
hasil ujian matematika yang lalu
18 Saya mempunyai cara untuk
menyelesaikan setiap soal matematika
yang diberikan
19 Saya gagal mencari alernatif
penyelesaian soal matematika ketika
cara yang saya gunakan mengalami
kebuntuan
20 Saya gagal memikirkan cara-cara lain
untuk menjawab soal matematika
Tabel 2.2 adalah bentuk lain dari table 2.1

Tabel 2.3
Skala Kemampuan Diri (Self Efficacy)
Keterangan : SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Respons
A. Indikator : Mampu mengatasi masalah SS S TS STS
yang dihadapi
1 Saya gugup menjawab pertanyaan tentang
materi matematika yang kurang dipahami (-)
2 Saya dapat segera menemukan cara baru
ketika macet mengerjakan soal matematika

13
No Pernyataan Respons
(+)
3 Saya menunggu bantuan teman ketika
kesulitan menyelesaikan soal matematika (-)
4 Saya mampu mengatasi kesulitan belajar
matematika sendiri (+)
B. Indikator: Yakin akan keberhasilan SS S TS STS
dirinya
5 Saya yakin akan berhasil dalam ulangan
matematika yang akan datang(+)
6 Saya ragu-ragu dalam mempelajari sendiri
materi matematika yang sulit(-)
7 Saya khawatir gagal menyelesaikan tugas
matematika yang berat (-)
C. Indikator: Berani menghadapi SS S TS STS
tantangan
8 Saya mengelak memilih soal matematika
yang sulit (-)
9 Berdiskusi dengan teman yang pandai
matematiak adalah menyenangkan (+)
10 Mempelajari tugas matematika yang baru
adalah mencemaskan (-)
11 Saya berani menghadapi kritikan atas tugas
matematika yang saya kerjakan (+)
D. Indikator: Berani mengambil resiko SS S TS STS
12 Saya menghindar mencoba cara yang
berbeda dengan contoh dari guru (-)
13 Saya berani mencoba cara baru meski ada
resiko gagal (+)
14 Saya bersedia ditunjuk sebagai ketua

14
No Pernyataan Respons
keompok matematika (+)
15 Saya takut mengikuti seleksi siswa
berprestasi matematika antar sekolah (-)
E. Indikator: Menyadari kekuatan dan SS S TS STS
kelemahan dirinya
16 Saya menyadari kesalahan yang terjadi
dalam ulangan matematika yang lalu (+)
17 Saya bingung memilihmateri matematika
yang akan ditanyakan kepada guru (-)
18 Saya tahu materi matematika yang perlu
dipelajari ulang (+)
19 Saya ragu-ragu berhasil menyelesaikan
tugas matematika yang berat (-)
20 Saya yakin akan memperoleh nilai terbaik
dalam ulangan matematika yang akan dating
(+)
F. Indikator: Mampu berinteraksi dengan SS S TS STS
orang lain
21 Saya canggung belajar matematika dengan
orang yang belum dikenal (-)
22 Saya merasa nyaman berdiskusi matematika
dengan siapapun (+)
23 Saya berani mengemukakan pendapat
sendiri di forum diskusi matematika (+)
24 Saya ragu dalam menyampaikan hasil
diskusi dengan baik mewakili kelompok
matematika (-)
G. Indikator: Tangguh atau tidak mudah SS S TS STS
menyerah

15
No Pernyataan Respons
25 Saya merasa lelah mempelajari matematika
dalam waktu yang lama (-)
26 Saya mencoba memperbaiki pekerjaan
matematika yang belum sempurna (+)
27 Saya menyerah menghadapi tugas
matematika yang berat (-)
28 Saya tertantang menyelesaikan soal
matematika yang tidak rutin (+)
Sumber: Heris Hendriana dkk, Hard Skills dan Soft Skills Matematik Siswa,
bandung: Refika Aditama, 2017.h.214-220

D. Pentingnya Self Efficacy bagi Peserta Didik


Self Efficacy merupakan aspek kepribadian yang berperan penting dalam
keterampilan akademis peserta didik, dengan dikembangkannya aspek
kepribadian ini menjadi peserta didik yang mampu mengenal dirinya sendiri yakni
manusia yang berkepribadian yang mantap dan mandiri, manusia utuh yang
memiliki kemantapan emosional dan intelektual, yang mengenal dirinya,
mengendalikan dirinya dengan konsisten, dan memiliki rasa empati serta memiliki
kepekaan terhadap permasalahan yang dihadapi baik dalam dirinya maupun
dengan orang lain. Self Efficacy memungkinkan peserta didik berlatih mengukur
pengendalian atas pikiran, perasaan dan tindakan mereka.
Ada beberapa alasan kenapa Self Efficacy itu sangat penting untuk dimiliki
oleh peserta didik dalam mempelajari matematika (Bandura, 1997) yaitu:
1. Mengorganisasikan dan melaksanakan tindakan untuk pencapaian hasil
2. Meningkatkan kompetensi seseorang untuk sukses dalam tugas-tugasnya
3. Individu cenderung berkonsentrasi dalam tugas-tugaas yang mereka rasakan
mampu dan percaya dapat menyelesaikannya serta menghindari tugas-tugas
yang tidak dapat mereka kerjakan
4. Memandang tugas-tugas yang sulit sebagai tantangan untuk dikuasai daripada
sebagai ancaman untuk dihindari

16
5. Merupakan faktor kunci sumber tindakan manusia (human egency), “apa
yang orang pikirkan, percaya dan rasakan mempengaruhi bagaimana mereka
bertindak”.
6. Mempengaruhi cara atas pilihan tindakan seseorang, seberapa banyak upaya
yang mereka lakukan , seberapa lama mereka akan tekun dalam menghadapi
rintangan dan kegagalan, seberapa kuat ketahanan mereka mengghadapi
kemalangan, seberapa jernih pikiran mereka merupakan rintangan diri atau
bantuan diri, seberapa banyak tekanan dan kegundahan pengalaman mereka
dalam meniru (copy-ing) tuntutan lingkungan, dan seberapa tinggi tingkat
pemecahan yang mereka wujudkan
7. Memiliki minat yang lebih kuat dan keasyikan yang mendalam pada kegiatan,
menyusun tujuan yang menantang mereka dan memelihara komitmen yang
kuat serta mempertinggi dan mendukung usaha-usaha mereka dalam
menghadapi kegagalan3.

E. Pengaruh Self efficacy dalam Pembelajaran


Menurut Bandura (1997), self efficacy yang merupakan konstruksi sentral
dalam teori kognitif sosial, yang dimiliki seseorang akan:
1. Mempengaruhi pengambilan keputusannya, dan mempengaruhi tindakan
yang akan dilakukannya. Seseorang cenderung akan menjalankan sesuatu
sesuatu apabila ia merasa kompeten dan percaya diri, dan akan
menghindarinya apabila tidak
2. Membantu seberapa jauh upaya ia bertindak dalam suatu aktivitas, berapa
lama ia bertahan apabila mendapat masalah, dan seberapa fleksibel dalam
suatu situasi yang kurang menguntungkan baginya. Makin besar self efficacy
seseorang, makin besar upaya, ketekunan dan fleksibilitasnya
3. Mempengaruhi pola pikir dan reaksi emosionalnya. Seseorang dengan self
efficacy yang rendah mudah menyerah dalam menghadapi masalah,
cenderung menjadi stress, depresi, dan mempunyai satu visi yang sempit

3
Zubaidah Amir dan Risnawati, Psikoloi Pembelajaran Matematika, Yogyakarta:
Aswaja Pressindo, 2015, h. 156

17
tentang apa yang terbaik untuk menyelesaikan masalah itu. Sedangkan self
efficacy yang tinggi, akan membantu seseorang dalam menciptakan suatu
perasaan tenang dalam menghadapi masalah atau akyivitas yang sukar.
Selanjutnya Bandura (1997) mengemukakan self efficacy berakibat pada
suatu tindakan manusia melalui proses motivasional, kognitif dan efektif adalah:
1. Proses motivasional dimana individu memiliki self-efficaccy yang tinggi akan
meningkatkan usaha untuk mengatasi tantangan
2. Proses kognitif dimana self efficacy akan berpengaruh trhadap pola berpikir
yang dapat bersifat membantu atau menghambat perilaku tertentu
3. Proses afektif yaitu seberapa banyak tekanan yang dialami dalam situasi-
situasi yang mengancam. Orang yang percaya bahwa dirinya dapat mengatasi
situasi-situasi yang mengancam akan merasa tidak cemas dan merasa tidak
terganggu dengan ancaman tersebut, sebaliknya individu yang tidak yakin
akan kemampuannya dalam mengatasi situasi yang mengancam akan
menghadapi kecemasan yang tinggi
4. Proses pemilihan. Individu cenderung mengghindari aktivitas dan situasi yang
diluar batas kemampuan mereka. Bila individu merasa yakin bahwa mereka
mampu menangani suatu situasi, maka mereka cenderung tidak menghindari
situasi tersebut. Dengan adanya pilihan yang dibuat, individu kemudian dapat
meningkatkan kemampuan, minat dan hubungan sosial mereka.
Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa self efficacy akan terlihat
dari tindakan yang dilakukan seseorang melalui proses tertentu bukan terbentuk
dengan sendirinya. Ada tahapan-tahapan tertentu yang harus dilalui oleh individu
sehingga dapat meyakini kemampuan mereka terhadap kegiatan akademis
maupun tugas-tugas tertentu yang akan mereka lakukan4.

F. Menumbuhkembangkan Self efficacy Matematis


Self efficacy bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir atau sesuatu dengan
kualitas tetap dari seorang individu, tetapi merupakan hasil dari proses kognitif,

4
Zubaidah Amir dan Risnawati, Psikoloi Pembelajaran Matematika, Yogyakarta:
Aswaja Pressindo, 2015, h. 161

18
artinya self efficacy seseorang dapat dikembangkan. Karena proses kognitif
banyak terjadi pada saat pembelajaran berlangsung, maka perkembangan self
efficacy seseorang dapat dipacu melalui kegiatan pembelajaran.
Peran guru dalam mengembangkan self efficacy siswa adalah :
1. Mengacu pada sumber-sumber self efficacy seseorang.
a. Verbal Persuasion. Seorang guru perlu hati-hati dalam memberikan
komentar kepada siswanya, jangan sampai ia memberikan komentar yang
dapat menurunkan self efficacy siswanya.
b. Emosional Arousal. Seorang guru matematika harus dapat menciptakan
suasana yangnyanab sehingga emosi siswa jadi terkontrol dan ia dapat
mengikutipembelajaran dengan tenang. Suasana yang nyaman, emosi
yang terkontrol akan meningkatkna konsentrasi dalam belajar, dan akan
berakibat pada penguasaan konsep yang akhirnya diperkirakan akan
menumbuhkan self efficacy yang tinggi.
2. Guru dapat memodelkan tindakan-tindakan yang dapat meningkatkan self
efficacy matematis siswanya. Menurut Winataputra, dkk (2008), ada dua cara
yang dapat dilakukan oleh guru tersebut yaitu:
a. Guru harus selalu mengajak siswa untuk melakukan kegiatan-kegiatan
yang sulit dengan mencontohkan kegiatan itu sedemikian rupa sehingga
siswa dapat belajar untuk memperkirakan kemampuan apa yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebt. Misalnya, dalam
menyelesaikan soal cerita, guru sebaiknya tidak menggunakan jalan
pintas sehingga siswa merasa bahwa soal tersebut lebih mudah daripada
kenyataannya.
b. Guru sebaiknya mendemonstrasikan teknik-teknik yang sangat efektif
dalam mengatasi aspek-aspek dari kegiatan terebut yang mungkin
menakutkan bagi siswa sehingga siswa dapat belajar mengendalikan
ketakutan mereka dalam situasi-situasi sejenis dan dapat mengatasi cara
taku tersebut dengan cara baik. Misalnya, jika ada cara bagi siswa untuk
mengecek hasil kerjanya saat mereka berusaha menyelesaikan soal

19
matematika yang sulit, maka sebaiknya guru menunjukkan cara
pengecekan tersebut.
Pendidik sebaiknya membantu para siswanya merasa nyaman dengan
dirinya sendiri yaitu dengan memberi kesempatan untuk belajar tentang kelebiihan-
kelebihannya dan membantu untuk menumbuhkan keyakinan bahwa ia dapat
mengandalkan kelebihan tersebut saat menghadapi kesulitan belajar, termasuk
dalam belajar matematika. Dalam pembelajaran matematika, self efficacy memiliki
kedudukan yang penting dalam pencapaian kompetensi5.

5
Zubaidah Amir dan Risnawati, Psikoloi Pembelajaran Matematika, Yogyakarta:
Aswaja Pressindo, 2015, h. 165

20
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Self Efficacy adalah keyakinan seseorang bahwa ia memiliki kemampuan


untuk menyelesaikan tugas tertentu dengan sukses dan kepercayaan diri berkaitan
dengan kinerja dan ketekunan dalam berbagai upaya. Derajat kemampuan diri
mengacu pada tiga dimensi yaitu: Dimensi magnitude, Dimensi strength, Dimensi
generality.
Self Efficacy merupakan aspek kepribadian yang berperan penting dalam
keterampilan akademis peserta didik, dengan dikembangkannya aspek
kepribadian ini menjadi peserta didik yang mampu mengenal dirinya sendiri yakni
manusia yang berkepribadian yang mantap dan mandiri, manusia utuh yang
memiliki kemantapan emosional dan intelektual, yang mengenal dirinya,
mengendalikan dirinya dengan konsisten, dan memiliki rasa empati serta memiliki
kepekaan terhadap permasalahan yang dihadapi baik dalam dirinya maupun
dengan orang lain.

21
DAFTAR PUSTAKA

Heris Hendriana dkk. 2017. Hard Skills dan Soft Skills Matematik Siswa.
Bandung: Refika Aditama.

Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara. 2017. Penelitian


Pendidikan Matematika. Bandung: Refika Aditama.

Zubaidah Amir dan Risnawati. 2015. Psikoloi Pembelajaran Matematika.


Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

22

Anda mungkin juga menyukai