IPS Alat Peraga Kls V
IPS Alat Peraga Kls V
IPS Alat Peraga Kls V
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perubahan paradigma pendidikan yang berorientasi
dari model model pembelajaran yang konvensional kepada model model
pembelajaran yang terbaru maka, guru dituntut unutuk terus menerus melatih
diri untuk menerapkan metode metode tersebut. Penerapan metode
membutuhkan keterampilan khusus yang berawal dari pembiasaan
penggunaan metode dalam proses belajar mengajar. Dengan penggunaan
metode yang tepat maka akan dapat dihasilkan kemampuan siswa yang baik
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Mata Pelajaran IPS yang didominasi oleh aspek kognitif yang bersifat
deskriptif menimbulkan kesulitan tersendiri dalam proses belajar mengajar
baik itu dialami oleh guru yang menyampaikan materi atau siswa sebagai
subjek penerima materi pelajaran. Hal ini yang terjadi di sekolah SDN
200201 Padangsidimpuan kelas V pada mata pelajaran IPS yang secara khusus
pada materi Tokoh tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang. Secara
umum materi yang seperti itu disampaikan dengan metode ceramah langsung
melalui cerita. Hal ini menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada diri siswa,
untuk menghindari proses yang membosankan maka, perlu dicarikan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi tersebut.
Dalam menyelesaikan permasalahan ini maka peneliti sebagai guru
bidang studi memilih metode yang dianggap sesuai yaitu metode alat peraga
untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa tentang materi pelajaran
IPS dengan metode penelitian tindakan kelas.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti membuat rumusan
masalah sebagai berikut : Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Siswa
Pada Mata Pelajaran IPS melalui pemanfaatan Alat Peraga Pada Siswa
1
2
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini
adalah Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan Kemampuan Siswa
Pada Mata Pelajaran IPS melalui pemanfaatan Alat Peraga Pada Siswa
Kelas V A Semester II Tahun Ajaran 2016/2017 SDN 200201
Padangsidimpuan.
D. MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi Kepala Sekolah : Sebagai sarana pembinaan kepada guru
guru bidang Sosial untuk mempertimbangkan penggunaan metode Alat
Peraga.
b. Bagi guru bidang studi Ilmu sosial : Sebagai sarana untuk
meningkatkan hasil proses belajar mengajar bidang studi Sosial.
c. Bagi teman sejawat : Sebagai sarana untuk belajar dalam
penelitian tindakan kelas dengan metode yang berbeda sehingga
memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dalam penelitian
tindakan kelas.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KEMAMPUAN SISWA
Kemampuan siswa merupakan identik dengan hasil belajar. Hasil
belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman
interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”.
Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
Perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru
berkatpengalaman baru. Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, maka hasil
belajar merupakan hasil kegiatan belajar sedangkan belajar sendiri lebih
menekankan pada proses kegiatannya, selain pada hasil kegiatannya.
Hasil belajar merupakan hasil yang menunjukkan kemampuan
seseorang siswa dalam menguasai bahan pelajarannya. Hasil belajar dapat
diuji melalui test;sehingga dapat digunakan untuk mengetahui keefektifan
pengajaran dan keberhasilan siswa atau guru dalam proses belajar mengajar.
Hasil belajar merupakan hasil dari proses kompleks. Hal ini disebabkan
banyak Faktor yang terkandung di dalamnya baik yang berasal dari faktor
intern maupun faktor ekstern.
Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar.Karena prestasi
itu sendiri merupakan hasil belajar itu biasanya dinyatakan dengan nilai.
Menurut Winarno Surahmad (1997 : 88) sebagai berikut: “Hasil belajar adalah
hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif
yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”. Dapat diartikan bahwa
hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau Perubahan diri seseorang
yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkat pengalaman baru.
Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, maka hasil belajar merupakan
hasil kegiatan belajar sedangkan belajar sendiri lebih menekankan pada proses
kegiatannya, selain pada hasil kegiatannya. Hasil belajar merupakan hasil
3
4
tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang
efektif. b). Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar. c). Alat peraga dalam pengajaran
penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran. d). Alat peraga dalam
pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekedar pelengkap. e).
Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses
belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang
diberikan guru. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk
mempertinggi mutu belajar mengajar.
Sebelum model pembelajaran ini dimulai, ada tiga unsur yang perlu
dipersiapkan. Yakni, siswa, guru, dan perangkat pembelajaran. Ketiga unsur
ini, merupakan hal yang paling dominan dan menentukan keberhasilan suatu
pembelajaran. Ketiganya harus saling mendukung. Kalau ketiga unsur ini
dapat berperan dengan baik, maka akan menghasilkan mutu pembelajaran
yang baik pula.
D. KERANGKA BERFIKIR
Kecenderungan proses belajar mengajar yang dilakukan pada mata
pelajaran IPS mengakibatkan siswa cepat merasa jenuh dan tidak tertarik
dengan apa yang disampaikan guru. Prilaku siswa seperti itu mendorong guru
untuk berfikir kreatif dan inovatif untuk mencari alternatif alternatif metode
penyampaian yang baru sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan dengan
baik. Salah satu metode pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran IPS
secara khusus pada materi Tokoh tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang adalah metode alat peraga berupa Gambar pahlawan atau
pejuang itu sendiri.
Alat peraga berupa gambar tokoh pejuang merupakan berusaha
memvisualisasikan tokoh pejuang sehingga tampak manusia yang mereka
pelajari sehingga mereka lebih mudah untuk mengingat dan lebih mudah
memahami materi pembelajaran. Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh
(R.M. Soelarko,1995:6) bahwa Fungsi dari alat peraga ialah
memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga
nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi
seseorang.
7
BAB III
PERENCANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
B. PROSEDUR PENELITIAN
1. SIKLUS I
a. Perencanaan
Ada beberapa kegiatan pokok yang dilakukan dalam
pelaksanaan pembelajaran ini. Pertama, mempersiapkan kelas untuk
menerima pembelajaran. Kedua, kegiatan inti pembelajaran seperti
membimbing siswa dalam mengamati gambar agar keadaan kelas tetap
aman dan tertib, memperhatikan cara kerja siswa dalam kelompoknya,
mengawasi siswa dalam pembuatan laporan, mendiskusikan temuan-
temuan yang didapat siswa, dan bersama-sama siswa mengumpulkan
gambar-gambar serta mengatur kelas. Kegiatan penutup, bersama
siswa mengambil simpulan.
Dari ketiga kegiatan itu, yang perlu mendapat penjelasan
adalah kegiatan inti. Kegiatan ini sangat berhubungan dengan
7
8
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan ini didesain dengan Langkah
langkah Pembelajaran menggunakan metode alat peraga gambar
tokoh pejuang Adapun pelaksanaannya dilaksanakan dengan prosedur
sebagai berikut :
Tahap Fokus Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Awal Memotivasi 1. Membu 1. Menja
Siswa dan ka pelajaran wab salam
Apersepsi pembukaan
2. Memoti dari guru.
vasi siswa 2. Menj
dengan cara awab
menjelaskan pertanyaan
serta guru sesuai
9
mengaitkan dengan
topik pelajaran pengetahuan
dengan awal
pengetahuan
siswa dengan
cara tanya
jawab
3. Menya 3. Memp
mpaikan tujuan erhatikan
pembelajaran penjelasan
pertemuan hari guru
ini
4. Menya
mpaikan 4. Memp
gambaran inti erhatikan
pembelajaran. Penjelasan
Guru
Kegiatan Inti Meningkatk 1. Guru 1. Siswa
an membagi siswa Membagi
kemampuan dalam dua menjadi 2
siswa kelompok. kelompok
tentang 2. Mempersia sesuai dengan
pemahaman pkan dua perintah guru
sejarah deretan bangku 2. Siswa
perjuangan. yang disusun Mengikuti
memanjang ke perintah guru
belakang, menyususn
masing-masing bangku
diberi tanda A memanjang
dan B. dan memberi
Tanda A dan
10
3. Meletakkan B.
7 buah atau 3. Siswa
lebih gambar meletakkan
tentang tokoh gambar tokoh
pejuang yang secara
berbeda-beda berutan.
dan memberi
nomor urut
gambar.
4. Siswa
4. Memberi
mengamatai
Tugas
setiap gambar
mengamati
tokoh dan
gambar yang
mengidentifik
terletak di
asinya
deretan meja
5. Siswa
yang sama
menjawab
dengan
kuis dan
kelompoknya.
bercerita
tentang tokoh
5. Memberi
Pertanyaan atau
6. Siswa
Kuis tentang
melakukan
gambar tokoh
diskusi
yang ada diatas
bangku.
6. Meminta
siswa untuk
7. Siswa
berdiskusi
presentasi
tentang tokoh
tersebut serta
membuat
11
laporan.
7. Meminta
Siswa untuk
presentasi
Kegiatan akhir Memantapk 1. Siswa
1. Bersama
an membuat
siswa
pemahaman kesimpulan
membahas
siswa
temuan-temuan
Perjuangan
dan mengambil
Tokoh 2. Siswa
sipulan.
tokoh mengerjakan
soal evaluasi
2. Mengadaka
n Evaluasi
2. SIKLUS 2
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus Ke 1 maka, dibuat
perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus yang ke 2 sebagai
berikut yaitu Selama pelaksanaan pengamatan dari awal percobaan
sampai akhir pembelajaran diamati dan dicatat oleh pengamat dengan
struktur sebagai berikut : Yaitu tahap awal, Tahap inti dan tahap akhir.
Pengamat mencatat dalam lembar observasi yang telah disediakan.
Dalam pembelajaran IPS tentang perjuangan tokoh perjuangan pada
zaman penjajahan Belanda dan Jepang siklus I dicatat sebagai berikut:
Kegiatan guru pada Kegiatan awal : 1) Membuka pelajaran 2)
Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik
pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab 3)
Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini 4).
Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.
Kegiatan guru pada tahap Inti : 1) Guru membagi siswa dalam
dua kelompok. 2) Mempersiapkan dua deretan bangku yang disusun
memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A dan B. 3)
16
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pada siklus yang ke 2 ini
dilaksanakan dengan Langkah langkah Pembelajaran dengan
menggunakan metode alat peraga gambar tokoh pejuang Adapun
pelaksanaannya dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :
Tahap Fokus Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Kegiatan Awal Memotivasi 1. Membu 1. Menj
Siswa dan ka pelajaran awab salam
Apersepsi pembukaan
dari guru.
2. Menj
2. Memoti awab
vasi siswa pertanyaan
dengan cara guru sesuai
menjelaskan dengan
serta pengetahuan
mengaitkan awal
topik pelajaran
dengan
pengetahuan
siswa dengan 3. Mem
17
berbeda-beda
dan memberi
nomor urut 4. Siswa
gambar. mengamatai
4. Memberi setiap gambar
Tugas tokoh dan
mengamati mengidentifika
gambar yang sinya
terletak di
deretan meja 5. Siswa
yang sama menjawab kuis
dengan dan bercerita
kelompoknya. tentang tokoh
5. Memberi
Pertanyaan atau
Kuis tentang
6. Siswa
gambar tokoh
melakukan
yang ada diatas
diskusi
bangku.
6. Meminta
siswa untuk
berdiskusi
7. Siswa
tentang tokoh
presentasi
tersebut serta
membuat
laporan.
7. Meminta
Siswa untuk
presentasi
Kegiatan akhir Memantapk 1. Siswa
1. Bersama
an membuat
siswa
19
pemahaman kesimpulan
membahas
siswa
temuan-temuan
Perjuangan
dan mengambil
Tokoh
sipulan.
tokoh 2. Siswa
mengerjakan
2. Mengadaka
soal evaluasi
n Evaluasi
c. Pengumpulan Data
Dari proses pelaksanaan perbaiakan pada siklus 2 maka
didapatkan data data sebagai berikut melalui lembar observasi yaitu
hasil pengamatan pada siklus pembelajaran I dapat diketahui pada
tahap awal setelah guru membuka pelajaran dilanjutkan dengan
memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa tentang Tokoh Tokoh
perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang dengan memberikan
pertanyaan Bangsa mana yang pernah menjajah indonesia ? Kapan
mereka menjajah ? Siapakah tokoh perjuangan yang melawan penjajah
belanda dan Jepang ? dari hasil pengamatan diketahui bahwa siswa
kurang antusias untuk menjawab pertanyaan itu, hal itu bisa di
sebabkan karena siswa belum mempunyai pengetahuan awal sama
sekali tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan
Jepang hanya 2 siswa yang mencoba menjawab walaupun masih dalam
kategori salah. Kegiatan selanjutnya yang dilakukukan oleh guru
adalah guru menyampaikan Tujuan pembelajaran serta gambaran inti
dari pembelajaran. Kegiatan ini siswa sedikit ada perubahan sikap agak
memperhatikan secara serius. Dari analisis pengamat tahapan ini guru
menggunakan metode Problem Based learning yaitu guru
memberikan masalah dengan memberikan pertanyaan.
Pada tahap inti Guru mempersiapkan pembentukan kelompok
sesuai dengan urutan absen dan meminta siswa duduk sesuai dengan
20
3. SIKLUS 3
a. Perencanaan
23
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan perbaikan pada siklus yang ke 3 ini
dilaksanakan dengan Langkah langkah Pembelajaran dengan
24
Pertanyaan
atau Kuis 5. Siswa
tentang menjawab kuis
gambar tokoh dan bercerita
yang ada tentang tokoh
diatas bangku.
6. Meminta
siswa untuk
berdiskusi 6. Siswa
tentang tokoh melakukan
tersebut serta diskusi
membuat
laporan.
7. Meminta
Siswa untuk
presentasi 7. Siswa
presentasi
Kegiatan akhir Memantapk 1. Siswa
1. Bersama
an membuat
siswa
pemahaman kesimpulan
membahas
siswa
temuan-
Perjuangan
temuan dan
Tokoh
mengambil
tokoh 2. Siswa
sipulan.
mengerjakan
soal evaluasi
2. Mengadak
an Evaluasi
b. Pengumpulan Data
Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus pembelajaran III
maka didapatkan data sebagai berikut : Pada tahap awal setelah guru
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
31
1. SIKLUS I
Dari hasil pengamatan yang sudah lakukan oleh teman sejawat
dari tahapan awal sampai tahapan akhir tentang keterlibatan guru dan
siswa dalam pembelajaran tersebut dapat diketahui bahwa dari 13 aspek
keterlibatan siswa serta proporsi ketercapaiannya dapat digambarkan
sebagai berikut : Pada tahap awal hanya satu fase yang tidak dapat berjalan
dengan baik yaitu fase tanya jawab awal sedang fase yang lain berhasil
karena hal tersebut sudah sering dilakukan dan bukan hal yang baru
kegiatan tersebut yaitu Membuka pelajaran, Memotivasi siswa dengan cara
menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa
dengan cara tanya jawab, Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan
hari ini, Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.
Pada tahap inti hanya dua fase yang berhasil yaitu pembentukan
kelompok yang diurutkan sesuai dengan nomor absen dibagi dua
kelompok, dan siswa sudah bisa karena siswa semua mengetahui nomor
absennya berapa dan dia ada di kelompok mana. Fase yang dapat
dikatakan berhasil lagi adalah fase proses pengamatan gambar gambar
tokoh tokoh perjuangan yang sudah ada dihadapan mereka, karena alat
agambar sudah tersedia. Sedankan fase yang lain gagal.
Pada tahap akhir dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa
dari 2 aspek yang menjadi pengamatan haya satu fase yang berhasil yaitu
pembahasan hasil diskusi dan pengambilan kesimpulan. Sedangkan pada
tahap evaluasi tidak berhasil.
Dari seluruh proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa pada
tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase.
Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 6 fase
yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika dihitung hanya 45
persen keberhasilan guru dalam proses pembelajaran tersebut.
29 dalam pemahaman Tokoh Tokoh
Adapun kemampuan siswa
perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang pada siklus I dapat dilihat di
tabel berikut :
32
Tabel 4.1
Hasil Evaluasi Siklus I
Nilai Nilai
No Nama Siswa Kemampuan
Siklus I tertinggi/Terendah
1 Ramadan 7 +
2 Mhd Farhan Arif 5 -
3 Yedi Diza Mendrofa 8 +
4 Alif Ari Mukti Hrp 7 +
5 Mawar Islamia Soleha 4 -
6 Fahri Afdillah Nst 5 -
7 Rizky Alfiando Tanjung 6 -
8 Sri Wahyuni Hrp 7 +
9 Mikrat Mahram Alif 5 -
10 Riska Amelia Btb 5 -
11 Yogi Nst 5 -
12 Mhd Taufik Hidayat 8 +
13 Mhd Rafli Pratama Nst 8 +
14 Nisa Pasaribu 7 +
15 Masrel Sitompul 4 -
16 Zulhana Aula 7 +
17 Aisyah Zahra 7 +
18 Nurhana Safitri 4 - Terendah
19 Abdul Fatah Bintang 5 -
20 Putra Widarmawati 5 -
21 Wika Kristiani 7 +
22 Efrilia Pratiwi 5 -
23 Azra Luftia Marsya 8 +
24 Ulfah Julianti Lubis 8 + Tertinggi
25 Minta Annum Lubis 4 -
26 Iyon Sadena 5 -
27 Kirana Ayu Ardilla 4 -
Jumlah 160
Rata-rata 5,9
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa adalah
5,9 dengan nilai tertinggi 8 dan nilai terendah 4. Dari 27 siswa tersebut
diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 7 adalah 15 siswa atau
55,6 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas adalah 12 siswa
atau 44,4 persen.
2. SIKLUS 2
33
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa adalah
7,2 dengan nilai tertinggi 10 dan nilai terendah 5. Dari 27 siswa tersebut
diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 7 adalah 9 siswa atau
35
33,3 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas adalah 18 siswa
atau 66,7 persen.
3. SIKLUS 3
Dari hasil pengamatan yang sudah lakukan oleh teman sejawat dari
tahapan awal sampai tahapan akhir tentang keterlibatan guru dan siswa
dalam pembelajaran tersebut dapat diketahui bahwa dari 13 aspek
keterlibatan siswa serta proporsi ketercapaiannya dapat digambarkan
sebagai berikut : Pada tahap awal semua fase dapat berjalan dengan baik
yaitu fase tanya jawab awal sedang fase yang lain berhasil dari siklus 1
sampai 2 karena hal tersebut sudah sering dilakukan dan bukan hal yang
baru kegiatan tersebut yaitu Membuka pelajaran, Memotivasi siswa
dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan
pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab, Menyampaikan tujuan
pembelajaran pertemuan hari ini, Menyampaikan gambaran inti
pembelajaran. Pada tahap inti hanya 5 yang berhasil yaitu pembentukan
kelompok yang diurutkan sesuai dengan nomor absen dibagi dua
kelompok, dan siswa sudah bisa karena siswa semua mengetahui nomor
absennya berapa dan dia ada di kelompok mana. Fase yang dapat
dikatakan berhasil lagi adalah fase proses pengamatan gambar gambar
tokoh tokoh perjuangan yang sudah ada dihadapan mereka, karena alat
gambar sudah tersedia. Dan Memberi Tugas mengamati gambar yang
terletak di deretan meja yang sama dengan kelompoknya. Fase yan kelima
yaitu Memberikan Pertanyaan atau Kuis tentang gambar tokoh yang ada
diatas bangku dapat berjalan dengan baik.
Pada tahap akhir dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa
dari 2 aspek yang menjadi pengamatan semua fase dapat berjalan dengan
baik yaitu pembahasan hasil diskusi dan pengambilan kesimpulan. Dan
proses evaluasi.
Dari seluruh proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa pada
tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase.
36
Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 3 yang
tidak berhasil dalam pembelajaran. Jika dihitung keberhasilan guru
mencapai 88,9 persen.
Adapun kemampuan siswa dalam pemahaman Tokoh Tokoh
perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang pada siklus III dapat dilihat di
tabel berikut :
Tabel 4.3
Hasil Evaluasi Siklus III
Nilai Nilai
No Nama Siswa Kemampuan
Siklus I tertinggi/Terendah
1 Ramadan 10 +
2 Mhd Farhan Arif 9 +
3 Yedi Diza Mendrofa 10 +
4 Alif Ari Mukti Hrp 9 +
5 Mawar Islamia Soleha 8 +
6 Fahri Afdillah Nst 8 +
7 Rizky Alfiando Tanjung 8 +
8 Sri Wahyuni Hrp 10 +
9 Mikrat Mahram Alif 7 +
10 Riska Amelia Btb 6 -
11 Yogi Nst 7 +
12 Mhd Taufik Hidayat 10 +
13 Mhd Rafli Pratama Nst 10 +
14 Nisa Pasaribu 9 +
15 Masrel Sitompul 5 -
16 Zulhana Aula 10 +
17 Aisyah Zahra 9 +
18 Nurhana Safitri 5 - Terendah
19 Abdul Fatah Bintang 8 +
20 Putra Widarmawati 7 +
21 Wika Kristiani 10 +
22 Efrilia Pratiwi 9 +
23 Azra Luftia Marsya 10 + Tertinggi
24 Ulfah Julianti Lubis 10 +
25 Minta Annum Lubis 8 +
26 Iyon Sadena 8 +
27 Kirana Ayu Ardilla 7 +
Jumlah 227
Rata-rata 8,7
37
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa
adalah 8,4 dengan nilai tertinggi 10 dan nilai terendah 5. Dari 27 siswa
tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 7 adalah
3 siswa atau 11,1 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas
adalah 24 siswa atau 88,9 persen.
B. PEMBAHASAN
1. SIKLUS 1
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus 1 dapat diketahui bahwa
nilai rata rata siswa adalah 5,9 dengan nilai tertinggi 8 dan nilai terendah
4. Dari 27 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang
dari 7 adalah 15 siswa atau 55,6 persen dan siswa yang mendapatkan nilai
7 ke atas adalah 12 siswa atau 44,4 persen.
Dengan perbaikan pembelajaran yang sudah lakukan dengan
menggunakan alat peraga pada mata pelajaran IPS hasilnya belum
menunjukkan nilai yang signifikan hal ini disebabkan karena siswa
sebagai subjek penelitian belum memahami secara menyeluruh tentang
proses perbaikan pembelajaran ini, yang kedua ketidak siapan guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran yang peneliti lakukan hal ini
disebabkan karena sikap mengajar guru yang sudah sejian lama terbentuk
menggunak metode metode konvensional. Ketidaksiapan ini tersebut dapat
dilihat dari data observasi tentang keberhasilan guru dalam pembelajaran.
Dari seluruh proses perbaikan pembelajaran dapat dikalkulasi
bahwa pada tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir
satu fase. Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai
hanya 6 fase yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika dihitung
hanya 44,4 persen keberhasilan guru dalam proses pembelajaran tersebut.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Sudjana, 2002: 99-100) dalam
bukunya Dasar-dasar Proses belajar mengajar a). Penggunaan alat peraga
dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi
mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi
38
2. SIKLUS 2
Setelah melihat hasil perbaikan penelitian pada siklus 2 didapatkan
hasil perkembangan prestasi siswa sebagai berikut bahwa nilai rata rata
siswa adalah 7,2 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 5. Dari 27
siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 7
adalah 9 siswa atau 33,3 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 7 ke
atas adalah 18 siswa atau 66,7 persen.
Jika dibandingkan dengan proses perbaikan prestasi pada siklus 1
terlihat jelas peningkatan prestasi belajar siswa yang cukup bagus dari
44,4% yang mendapat nilai diatas 7 sekarang menjadi 66,7%.
Sedangkan dilihat dari keberhasilan tindakan oleh guru sebagai
peneliti proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa pada tahap awal
hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase. Dengan
demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 9 fase yang
menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika dihitung mencapai 69 persen
keberhasilan guru dalam proses pembelajaran tersebut. Jika dilihat dari
proses perbaikan keberhasilan guru sebagai peneliti dari nilai 45%
menjadi 69%. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi linieritas antara
pencapaian prestasi siswa dalam mata pelajaran IPS dengan keberhasilan
tindakan guru dalam pembelajaran menggunakan alat peraga. Hal ini
39
3. SIKLUS 3
Pada siklus yang ketiga nampak jelas perubahan prestasi belajar
siswa bahwa nilai rata rata siswa adalah 8,4 dengan nilai tertinggi 10 dan
nilai terendah 5. Dari 27 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan
nilai kurang dari 7 adalah 3 siswa atau 11,1 persen dan siswa yang
mendapatkan nilai 7 ke atas adalah 24 siswa atau 88,9 persen.
Dari seluruh proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa pada
tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase.
Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 2 yang
tidak berhasildalam pembelajaran. Jika dihitung keberhasilan guru
mencapai 85 persen.
Dengan kondisi pencapaian prestasi belajar 8,4 maka, sudah cukup
untuk membuktikan bahwa alat peraga memang sangat berpengaruh pada
pencapaian prestasi belajar. Sesuai dengan pendapat (Sudjana, 2002: 99-
100) dalam bukunya Dasar-dasar Proses belajar mengajar a). Penggunaan
alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi
tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. b). Penggunaan alat
peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.
c). Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan
dan isi pelajaran. d). Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat
hiburan atau bukan sekedar pelengkap. e). Alat peraga dalam pengajaran
lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan
membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.
Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk
mempertinggi mutu belajar mengajar.
40
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
41
B. SARAN
Berdasarkan hasil temuan dan perbaikan pembelajaran dengan
menggunakan metode bervariasi maka disarankan :
a. Kepala sekolah hendaknya memberikan pembinaan kepada guru guru
bidang Sosial unutuk mempertimbangkan penggunaan metode Alat Peraga.
b. Bagi guru bidang studi Sosial untuk dapat menggunakan metode Alat
Peraga dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.
c. Bagi teman sejawat sebagai observer yang akan melaksanakan penelitian
hendaknya lebih memperhatikan ketelitian dalam penyusunan langkah langkah
dalam prosedur PTK.
DAFTAR PUSTAKA
39
42
Lampiran 1
Lampiran 2
Lembar Observasi Oleh Observer (Siklus II)
46
Tugas setiap
mengamati gambar tokoh
gambar yang dan
terletak di mengidentifi
deretan meja kasinya
yang sama 5. Siswa
dengan menjawab
kelompoknya. kuis dan
5. Memberi bercerita
Pertanyaan tentang tokoh
atau Kuis 6. Siswa
tentang gambar melakukan
tokoh yang ada diskusi
diatas bangku. 7. Siswa
6. Meminta presentasi
siswa untuk
berdiskusi
tentang tokoh
tersebut serta
membuat
laporan.
7. Meminta
Siswa untuk
presentasi
C Kegiatan akhir Kegiatan akhir
1. Siswa
1. Bersama membuat
siswa kesimpulan
membahas 2. Siswa
Guru sudah
temuan-temuan mengerjakan
bisa
dan mengambil soal evaluasi Siswa Pro
Ada menjalanka Ada
sipulan. aktif
n tugas
dengan baik
2. Mengadaka
n Evaluasi
Observer, Peneliti,
Lampiran 3
Lembar Observasi Oleh Observer (Siklus III)
Observer, Peneliti,