SPO IGD Edit

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 128

TRIASE

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat

Pengertian : Proses khusus memilah pasien (berdasarkan yang paling mungkin


menglami perburukan klinis segera) untuk menentukan prioritas
perawatan gawat darurat medis serta prioritas transportasi berdasarkan
ketersediaan sarana untuk tindakan

Tujuan : 1. Menstabilkan pasien


2. Mengidentifikasi cidera / kelalaian pengancam jiwa dan memulai
tindakan yang sesuai
3. Mencegah kematian dini karena trauma / kelainan yang biasa terjadi
beberapa menit hingga beberapa jam kemudian
4. Mengatur kecepatan dan efisiensi tindakan definitif / transfer
kefasilitas yang sesuai

Kebijakan : TRIASE dilakukan oleh petugas IGD

Prosedur : 1 Pemberian Tag ( Label berwarna dengan form data pasien ) oleh
petugas untuk mengidentifikasi dan mencatat kondisi medis terhadap
korban:
 Prioritas pertama ( MERAH )
Pasien cidera berat yang memerlukan penilaian cepat serta
tindakan medic dan transport segera untuk tetap hidup (missal :
gagal nafas, cedera torako abdominal, syok atau perdarahan
berat, luka bakar berat )
 Prioritas kedua ( KUNING )
Pasien memerlukan bantuan, namun dengan cedera yang kurang
berat dan dipastika tidak akan mengalami ancaman jiwa dalam
waktu dekat (misal: cedera abdomen tanpa syock , luka bakar
ringan , fraktur mayor tanpa syok )
 Prioritas ketiga ( HIJAU )
Pasien dengan cedera minor yang tidakmembutuhkan stabilitas
segera memerlukan penilaian ulang berkala ( cedera jaringan
lunak , fraktur dan dislokasi ekstremitas )
1
 Prioritas Nol ( HITAM )
Pasien mati atau cedera fatal yang jelas dan tidak mungkin
diresusitasi.
2 Lakukan RE – TRIASE dan bila ditemukan perubahan kelas ganti
tag label yang sesuai dan pindahkan kekelompok yang sesuai

Unit terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

2
PELAYANAN PASIEN GAWAT DARURAT

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA GEBANG 1/4
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Proses pemberian pelayanan kepada semua pasien yang memerlukan
pelayanan emergency/darurat.
Tujuan : 1. Memberikan pelayanan medis dengan cepat dan tepat
2. Untuk mengurangi angka kematian dan meningkatkan angka harapan
hidup.
Kebijakan : Pelayanan dilakukan petugas IGD
Prosedur : 1. Pasien tiba di RSIA Gebang Medika, petugas security/CS/OB
memberitahukan petugas IGD bahwa ada pasien gawat darurat.
2. Petugas security mencatat identitas penanggung jawab pada
pasien kecelakaan lalu lintas.
3. Bila ada korban kecelakaan lalu lintas yang tidak ada penanggung
jawab. Petugas security menahan kendaraan yang mengantar
pasien dan menghubungi pihak keluarga.
4. Petugas IGD menjemput dan mendorong pasien dibantu ke ruang
IGD serta menempatkannya sesuai dengan kasus.
5. Petugas IGD memeriksa tanda-tanda vital dan memberitahukan
kepada dokter jaga IGD.
6. Keluarga atau penanggung jawab pasien di informasikan oleh
petugas IGD untuk mendaftarkan pasien ke bagian pendaftaran
sesuai prosedur pendaftaran.
7. Dokter jaga IGD memeriksa pasien, bila perlu pasien dilakukan
pemeriksaan penunjang (Lab, RO) atau konsultasi cito dan
dibuatkan form pemeriksaan tersebut oleh dokter pemeriksa.
Pemeriksaan penunjang dilakukan sebelum pasien tersebut
dipindahkan ke ruangan.
8. Petugas IGD melakukan tindakan sesuai instruksi dokter
pemeriksa.
9. Apabila pasien tersebut diizinkan pulang oleh dokter yang
memeriksa maka diberikan resep dan surat istirahat (bila perlu)
serta form lain yang diperlukan.
10. Kemudian petugas IGD menginformasikan kepada pasien/
penanggung jawab untuk mengurus administrasi dikasir rawat
3
jalan.
11. Bila pasien tersebut menolak untuk dirawat, maka pasien atau
penanggung jawab membuat surat pernyataan (informend
consent) , menolak untuk dirawat

Prosedur : Untuk Petugas Dinas Pagi :


1. Membaca buka laporan.
2. Serah terima tugas dengan perawat dinas malam, meliputi :
 Mengecek/serah terima alat-alat medis dan non medis
inventaris ruang IGD.
 Serah terima pasien IGD yang masih ada di ruang IGD
meliputi : pengecekkan kelengkapan status pasien yaitu
pengisian status, instruksi dokter, catatan perawat, tindakan/
injeksi/ obat yang sudah dan akan diberikan kepada pasien
yang masih ada di IGD, maupun yang sudah dipindahkan ke
ruang perawatan.
 Mengisi/ mengecek kembali buku dokumentasi permintaan
alat-alat kesehatan dan ATK.
3. Melakukan kegiatan rutin seperti membersihkan/ dan mengelap
seluruh alat yang ada di IGD seperti tempat tidur, meja, kursi, dll.
4. Memeriksa/ mengecek ulang stock obat dan alat-alat tulis/ dan
resep, apabila ada permintaan alat tulis harus diajukan sebelum
jam 10.00 wib kecuali untuk permintaan alkes dan obat.
5. Membuat laporan dan mendokumentasikan pasien rawat inap di
dalam :
 Buku laporan pasien
 Buku pemakaian obat
 Buku stock pemakaian obat dan alkes
 Status inap yang diisi secara lengkap.
6. Serah terima dengan dinas sore.

Untuk Petugas Dinas Sore :


1. Membaca buku laporan
2. Bila ada pasien rawat inap/ rawat jalan pada saat pergantian shiff
dokter jaga harus serah terima pasien.
3. Serah terima tugas dengan perawat dinas pagi, meliputi :
 Mengecek/serah terima alat-alat medis dan non medis
inventaris ruang IGD.
 Serah terima pasien IGD yang masih ada diruang IGDmeliputi
: pengecekkan kelengkapan status pasien yaitu pengisian
status, instruksi dokter, catatan perawat, tindakan/ injeksi/
obat yang sudah dan akan diberikan kepada pasien yang masih
ada di IGD, maupun yang sudah dipindahkan ke ruang
perawatan.

4
Prosedur : 4. Jika ada dokter yang berpraktek sore poliklinik, perawat IGD
wajib membantu dan mempersiapkan ruangan praktek dan alat-
alat/ kelengkapan/ obat yang dibutuhkan.
5. Membersihkan dan merapihkan ruang IGD.
6. Mengecek dan memeriksa ulang stock yang belum dapat
dikerjakan oleh perawat dinas pagi, untuk kemudian membuat
catatan tentang stock yang ada di IGD.
7. Membuat laporan dan mendokumentasikan pasien rawat inap
didalam :
 Buku laporan pasien masuk
 Buku pemakaian obat.
 Buku pemakaian stock obat dan alkes
 Status inap yang diisi secara lengkap
8. Serah terima tugas dengan petugas IGD dinas malam
Untuk Petugas Dinas Malam :
1. Membaca buku laporan
2. Serah terima tugas dengan petugas dinas sore meliputi hal-hal
yang tercantum pada ítem pada dinas sore :
 Mengecek/serah terima alat-alat medis dan non medis
inventaris ruang IGD.
 Serah terima pasien IGD yang masih ada di ruang IGD
meliputi : pengecekkan kelengkapan status pasien yaitu
pengisian status, instruksi dokter, catatan perawat, tindakan/
injeksi/ obat yang sudah dan akan diberikan kepada pasien
yang masih ada di IGD, maupun yang sudah dipindahkan ke
ruang perawatan.
 Mengisi/ mengecek kembali buku dokumentasi permintaan
alat-alat kesehatan dan ATK
3. Merapihkan ruang IGD
4. Merapihkan dan memeriksa kembali ruangan poliklinik dalam hal
mematikan AC, lampu serta memastikan inventaris poliklinik
lengkap dan menguncinya kembali.
5. Menulis laporan lengkap jika ada pasien masuk/ rawat inap
meliputi hal-hal :
 Buku laporan pasien masuk
 Buku pemakaian obat.
 Buku pemakaian stock obat dan alkes
 Status inap yang diisi secara lengkap
6. Serah terima tugas dengan petugas IGD pagi

Hal-hal yang khusus :


1. Alat-alat inventaris ruangan IGD yang rusak pada saat dinas harus
segera dilaporkan kepada penanggung jawab ruangan.
2. Setiap pasien rawat inap yang akan masuk harus mendapat
penjelasan tentang prosedur dan syarat-syarat rawat inap baik itu

5
pasien umum, perusahaan, maupun asuransi dengan lebih dahulu
melengkapi persyaratan terlebih dahulu sebelum dilakukan
tindakan, kecuali dengan pertimbangan khusus.
3. Setiap tindakan/ pemberian obat langsung segera
didokumentasikan pada status pasien dan kwitansi untuk pasien
rawat jalan. Apabila ada keteledoran/ kelalaian/ tidak tertulis
maka biaya yang seharusnya ditanggung oleh pasien dibebankan
kepada perawat yang bertugas saat itu/ perawat yang melakukan
tindakan/ memberi obat.
4. Untuk setiap pemakaian O2 diruang IGD harus dicatat pada
pemakaian obat/ kwitansi untuk rawat jalan.Setiap pasien yang
akan direncanakan dilakukan tindakan operasi harus
menggunakan Venflon dan Tranfusi set.
5. Alat-alat inventaris ruangan IGD yang rusak pada saat dinas
harus segera dilaporkan kepada penanggung jawab ruangan.
6. Setiap pasien rawat inap yang akan masuk harus mendapat
penjelasan tentang prosedur dan syarat-syarat rawat inap baik itu
pasien umum, perusahaan, maupun asuransi dengan lebih dahulu
melengkapi persyaratan terlebih dahulu sebelum dilakukan
tindakan, kecuali dengan pertimbangan khusus.
7. Setiap tindakan/ pemberian obat langsung segera
didokumentasikan pada status pasien dan kwitansi untuk pasien
rawat jalan. Apabila ada keteledoran/ kelalaian/ tidak tertulis
maka biaya yang seharusnya ditanggung oleh pasien dibebankan
kepada perawat yang bertugas saat itu/ perawat yang melakukan
tindakan/ memberi obat.
8. Untuk setiap pemakaian O2 diruang IGD harus dicatat pada
pemakaian obat/ kwitansi untuk rawat jalan.Setiap pasien yang
akan direncanakan dilakukan tindakan operasi harus
menggunakan Venflon dan Tranfusi set.

Unit Terkait Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

6
MENCUCI TANGAN DI RUANGAN

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Suatu prosedur atau cara mencuci tangan yang di lakukan dalam rangka
persiapan sebelum dan sudah di lakukannya prosedur keperawatan

Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi nosokomial

Kebijakan : Pelayanan dilakukan petugas IGD


Prosedur : 1. Persiapan alat :
a. Cairan desinfektan/sabun cuci tangan
b. Lap tangan bersih dan kering atau tissue
2. Cara kerja :
a. Cincin dan jam tangan di lepas
b. Tangan dibasahi hingga pergelangan tangan di beri cairan
desinfektan atau sabun
c. Mencuci dengan cara telapak dengan telapakkanan di atas
punggung tangan kiri dan telapak kiri di atas punggung tangan
kanan
d. Telapak dengan telapak dan jari saling terkait
e. Letakan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling
mengunci
f. Ibu jari kanan di gosok memutar oleh telapak kiri dan sebalikknya
g. Jari kiri mnguncup,gosok memuak ke kanan dan kekiri pada
telapak kanan dan sebalikknya
h. Pegang pergelangan tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya gerakan memutartangan di bilas di bawah air mengalir
hingga bersihtangan di keringkan
Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

7
PENGUKURAN TEKANAN DARAH

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA GEBANG 1/ 2
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Menghitung tekanan darah melalui permukaan dinding arteri
Tujuan : 1. Menghitung tekanan darah pasien
2. Membantu menegakan diagnosa
3. Membantu dalam pengobatan dan perawatan

Kebijakan : Pelayanan dilakukan petugas IGD


Prosedur : 1. Membantu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang
akan di lakukan
2. Perawat mencuci tangan
3. Menyingsingkan lengan baju pasien pada lengan yang di ukur
4. Memasang manset (dua jari kurang lebih 2,5 cm di atas fossa
cubita)dan tidak terlalu kencang
5. Menghubungkan pipa manset
6. Menutup skrup balon karet
7. Membuka kunci reservoir
8. Letak tensimeter harus datar
9. Meraba arteri brachialis dengan tiga jari tengah
10. Meletakan diafragma stetoscop tepat di atasnya
11. Memompa balon sehingga masuk ke manset sampai detak arteri
tidak terdengar lagi 30 MmHg di atas systolic
12. Membuka skrup balon perlahan-lahan sambil melihat skala dan
mendengarkan bunyi detak ppertama (sistolik) dan detak terakhir
(diastolik)
13. Pada waktu melihat sekala,mata setinggi skala tersebut
14. Bila hasil meragukan perlu di ulang kembali (30 detik)
15. Menurunkan air raksa sampai dengan angka nol
16. Kemudian mencuci reservoir
17. Membuka pipa penghubung,melepaskan manset dan mengeluarkan
udara yang masih tertinggal dalam manset.
18. Mengendurkan tekanan udara pada manset dan memasukan ke dalam
tensimeter
19. Merapikan pasien

8
20. Mencatat hasil pada buku catatan
21. Perawat mencuci tangan
22. Mengendurkan tekanan udara pada manset dan memasukan ke dalam
tensi meter
23. Merapikan pasien
24. Mencatat hasil pada buku catatan
25. Perawat mencuci tangan
26. Mencatat hasil pada buku catatan
27. Perawat mencuci tangan
28. Mencatat kedalam buku rekam medis pasien

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, R, Jalan, IGd

9
MENGHITUNG PERNAFASAN

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA GEBANG 1/ 1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Suatu tindakan untuk mengatur fungsi pernafasan
Tujuan : 1. Mengetahui frekuensi, irama dan kedalaman pernafasan
2. Menilai kemampuan fungsi pernafasan

Kebijakan : Pelayanan dilakukan petugas IGD


Prosedur : 1. Persiapan pasien :
a. Persiapan mental
b. Memberitahukan dan menjelaskan tentang tindakan yang akan di
lakukan

2. Persiapan alat :
a. Jam tangan yang ada jarum detik
b. Buku catatan
c. Alat tulis

3. Cara kerja :
a. Perawat mencuci tangan
b. Memegang tangan pasien dan meletakan pada dada pasien sambil
menghitung pernapasan waktu inspirasi selama satu menit
c. Mencatat hasil pada buku catatan
d. Perawat mencuci tangan
Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

10
MENGHITUNG DENYUT NADI

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA GEBANG 1/ 1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Suatu tindakan untuk mengetahui system kardiovasculer

Tujuan : Untuk mengtahui adanya kelainan,dengan mengamati volume dan irama


denyutan
Kebijakan : Pelayanan dilakukan petugas IGD
Prosedur : 1. Persiapan pasien :
Persiapan mental : memberitahukan dan menjelaskan tentang
tindakan yang akan dilakukan

2. Persiapan alat :
a. Jam tangan yang ada jarum detik
b. Stetoskop
c. Buku catatatan dan alat tulis

3. Cara kerja :
a. Perawat mencuci tangan
b. Memegang pergelangan pasien dan meletakannya tiga jari tengah
di atas arteri
c. Tentukan frekuensi,keteraturan irama dan kekuatan denyut selama
satu menit
d. Mencatat denyut nadi ke dalam buku catatan
11
e. Perawat mencuci tangan

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

TEHNIK PEMERIKSAAN FISIK

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA 1/ 3
GEBANG MEDIKA

12
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat

Pengertian : Suatu tindakan dimana kita menganalisa dan mensintesa informasi yang
terkumpul dalam rangka mengambil keputusan tentang status kesehatan klien
sebagai bagian dari proses keperawatan.
Ada 4 teknik utama dalam pemeriksaan fisik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi.

Tujuan : 1. Menentukan status kesehatan klien yang didapat dari pengamatan


penampilan klien (inspeksi).
2. Mengetahui ukuran, tekstur, dan mobilitas, massa, kualitas pulsasi kondisi
tulang dan sendi, kulit dan kelembaban, akumulasi cairan dan edema, serta
vibrasi dinding dada (palpasi).
3. Menentukan posisi, ukuran, dan densitas struktur yang berada dibawahnya,
seperti untuk mendeteksi cairan/udara didalam rongga (perkusi).
4. Mendeteksi suara yang dihasilkan oleh kerja organ tubuh seperti jantung,
paru, pembuluh darah, dan organ abdomen (auskultas)

Kebijakan : Pelayanan dilakukan petugas IGD

Prosedur : 1. Pengukuran TB dan BB


2. Pengukuran Tanda-Tanda Vital (TTV)
3. Pemeriksaan tingkat kesadaran
Compos Mentis : GCS = 15 Sopor: GCS = 8-9
Apatis : GCS = 13-14 Coma : GCS = 4-7
Somnolen : GCS = 10-12 Coma Dalam : GCS = 3
4. Penilaian Keadaan Umum
Klien dari hasil inspeksi yaitu : sakit ringan, sakit sedang, dan sakit berat.
5. Pemeriksaan Sistematik :
Kepala
Untuk mengetahui kesimetrisan, adanya hematoma, adanya benjolan.
Rambut
Untuk mengetahui warna rambut, tekstur rambut, ketebalan, tipe rambut,
menunjukkan tingkat hygiene seseorang, dan kondisi kesehatan rambut.

Prosedur : Muka
Untuk mengetahui kesimetrisan, kepatenan fungsi nervus V & VII.
Mata
Untuk mengetahui konjungtiva (anemis/tidak, konjungtivitis), 13ronch
(Ikterik/tidak), pupil (miosis, midriasis, reaksi cahaya kanan/kiri,
anisokor/isokor).
Telinga
Untuk mengetahui kesimetrisan, adanya serumen, dengungan, cairan, atau
kelainan kongenital.

13
Hidung
Untuk mengetahui kesimetrisan, adanya polip, sinusitis, epistaksis, cuping
hidung positif, penggunaan oksigen atau kelainan kongenital
Mulut
Untuk mengetahui kesimetrisan, adanya sianosis, stomatitis, kelainan
kongenital : labioschlizis/palatoschizis
Gigi
Untuk mengetahui caries, gusi oedema/perdarahan, goyang, gigi palsu, atau
tambahan.
Lidah
Untuk mengetahui tingkat hygiene seseorang, mukosa kering/tidak, lesi/luka,
gerakan asimetris, gangguan bicara (disartria).
Tenggorokan
Untuk mengetahui kondisi faring merah, adanya nyeri/sulit menelan, tonsil
membesar, adanya tindakan trakeostomi.
Leher
Untuk mengetahui adanya kaku kuduk, pembesaran getah bening/kel.
Tyroid/vena jugularis, keterbatasan gerak/kaku.
Aksila
Untuk mengetahui pembesaran kel. Lymph
Dada
Inspeksi : bentuk (kesimetrisan, nyeri dada, adanya benjolan), cara
bernafas (hidung, mulut, retraksi dada, alat bantu :
ventilator), pola nafas (14ronchi, 14ronchial), dan irama
nafas (kusmaul, sheyne stokes, biot).
Palpasi : focal fremitus (teraba, teraba kuat)
Perkusi : sonor, redup, pekak, hipersonor, dan tymphani
Auskultasi : bunyi nafas (vesikuler, broncho-vesikuler, 14ronchial), dan
suara nafas tambahan (ronchi, wheezing, rales, pleural
friction-rub)
Jantung
Untuk mengetahui adanya murmur, gallops, aritmia, bradikardi, takikardi, ictus
cordis > 1 cm2, frekuensi heart rate, kelainan congenital
Abdomen
Untuk mengetahui adanya kembung, asites, bising usus ada/tidak, distensi,
peristaltik, strauma, adanya benjolan, nyeri tekan, kelainan kongenital :
hepatomegali.
Genitalia
Untuk mengethui adanya perdarahan, prolaps usus uteri, keputihan, hipospadia,
hernia, haemoroid, polip rectal, varises vagina, hidrokel.
Integumen
Untuk mengetahui adanya turgor elastis/tidak, bulla, fistula, baal, dingin, pucat,
petechie, dekubitus.
Ekstremitas
Untuk mengetahui kekuatan otot : kuat (derajat 5-4), sedang (derajat 2-3),
lemah (derajat 0-1); tremor, kejang, inkoordinasi, akral hangat/dingin, sianosis
perifer, capillary repil >2-3 detik, oedema, fraktur, plegi,parese.
Nutrisi
Untuk mengetahui adanya anoreksia, nausea, vomitus,NGT,infus
Eliminasi
BAB : untuk mengetahui adanya konstipasi, diare, konsistensi

14
cair/padat/lembek, warna feces kuning/coklat/dempul, adanya
perdarahan/melena, kolostomi.
BAK : untuk mengetahui adanya inkontinensia, retensi urine, anuri,
oliguri, nokturia, hematuri, nyeri saat BAK
Pola tidur
Untuk mengetahui adanya gangguan tidur, seperti insomnia, hipersomnia,
stridor.
Aktivitas
Kemampuan klien dalam melakukan aktivitas secara mandiri, tergantung
sebagian, atau tergantung penuh.

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

PEMASANGAN INFUS

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA GEBANG 1/ 2
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Memasukkan/insersi kateter intravena untuk memasukkan cairan/obat-
obat.
Tujuan : 1. Mengganti, menambah, mempertahankan cairan tubuh, pengobatan,
nutrisi.
2. Pasien yang butuh penggantian atau mempertahankan cairan tubuh
maupun untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan.
Kebijakan : Pelayanan dilakukan petugas IGD

15
Prosedur : 1. Persiapan Alat
1) Standart infus
2) Isodine cream
3) Kassa steril
4) Plester
5) Gunting
6) Piala ginjal/bengkok
7) Perlak polos dan alas
8) Baki polos.
9) Tornikuet
10) Abocet
11) Cairan infus
12) Hand scoon
2. Persiapan Pasien
1) Beritahu pasien dan atau keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2) Menyiapkan lingkungan.
3. Pelaksanaan
1) Periksa etiket cairan infus yang digunakan.
2) Gantung botol infus
3) Tutup pengatur tetesan pada set infus
4) Tusukkan pipa infus pada botol cairan infus yang tersedia
5) Isi cairan pada tabung penghitung tetesan sampai pada
pertengahan tabung (garis)
6) Alirkan cairan infus pada selang set infus dengan membuka
pengatur tetesan pelan-pelan sampai udara keluar semua

Prosedur : 7) Pengatur tetesan tutup kembali


8) Jarum ditutup dengan penutup yang steril
9) Pasang perlak dan alas kemudian pakai hand scoon
10) Pada bagian/tempat yang akan dipilih sebagai tempat pemasangan
infus, lakukan pembendungan pada bagian sebelah atas
11) Desinfeksi hama pada lokasi penusukkan
12) Tusukkan jarum dengan sudut 15-30o
13) Masukkan jarum kedalam vena semaksimal mungkin
14) Pastikan bahwa IV kateter telah masuk dengan tepat dalam lumen
vena
15) Lepaskan pembendung
16) Nilai apakah ada pembengkakan atau tidak
17) Tempat tusukkan diolesi dengan isodine cream
18) Tambatkan jarum dengan plester, kemudian tutup dengan kassa
steril
19) Bila perlu pasang bidai
20) Atur tetesan dalam satu menit sesuai dengan instruksi dokter
16
21) Catat dalam daftar pemberian cairan infus :
a. Jenis cairan infus yang diberikan
b. Skema pemberian infus
c. Jumlah tetesan per-menit
d. Tanggal dan jam pemasangan
e. Nama dokter yang memberikan instruksi
f. Nama dan tanda tangan yang memasang infus.
22) Bereskan alat-alat dan kemudian kembalikan pada tempatnya
semula.

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

MENGGUNAKAN DAN MELEPAS SCHORT

17
No Dokumen No Revisi Halaman
1/ 1
RSIA GEBANG
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Prosedur atau cara melindungi atau menutupi pakaian petugas pada saat
melakukan tindakan keperawatan dengan menggunakan schort
Tujuan : Mencegah terjadi infeksi silang

Kebijakan : Pelayanan dilakukan petugas IGD


Prosedur : A. Menggunakan schort
1. Schort di pakai sesuai dengan ukuran si pemakai,dengan
posisi tali di bagian belakang
2. Buat simpul tali sedemikian rupa sehingga mudah untuk di
lepaskan
B. Melepas schort
1. Buka simpul schort dengan baik
2. Schort di tinggalkan dengan bagian dalam schort di sebelah
luar
3. Masukan schort kotor kedalam kantong cuci kotor

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

18
TATA CARA PENDAMPINGAN PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA 1/ 2
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Proses pendampingan pasien yang akan di rujuk ke rumah sakit lain
Tujuan : 1. Memastikan bahwa pendamping pasien yang akan di rujuk dapat
dilaksanakan dengan aman dan jaman,mulai dari RSIA Gebang Medika
sampai ke rumah sakit yang di tuju.
2. Staf mampu memonitoring keadaan umum pasien selama dalam perjalanan

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus di berikan secara efektif dan efisien
melalui proses tata cara pendampingan pasien ke rumah sakit lain.

Prosedur : Perlengkapan :
1. Surat rujukan
2. Ambulance
3. Alat-alat medis yang di perlukan selama dalam perjalanan ke RS yang dituju.

Pelaksanaan :
1. Permintaan rujukan berasal dari dokter pemeriksa /keluarga pasien dan
harus di ketahui/di setujui oleh GP
2. Keluarga membuat pernyataan tertulis di formulir surat penolakan rawat di
RSIA Gebang Medika pasien menolak rawat di RSIa Gebang Medika.
3. Keluarga diminta untuk menghubungi rumah sakit yang dituju dan
membawa surat pengantar. Jika di butuhkan perawat membantu
menghubungi RS yang dituju dengan menyebutkan identitas dan keadaan
umum pasien
19
4. Jika ada tempat di RS yang dituju ,siapkan penderita
5. Hubungi ambulance RSIA Gebang Medika.
6. Keluarga di minta untuk menyelesaikan administrasi di kasir.
7. Siapkan alat-alat medis dan ambulance (cek kelengkapan dan kesiapan ).
8. Setelah keadaan pasien stabil dan kondisi aman untuk di bawa,pasien segera
di pindahkan ke dalam ambulance dan di dampingi oleh perawat,jika K/U
pasien lemah dan kritis harus di dampingi dokter .

Prosedur : 9. Setelah keadaan pasien stabil dan kondisi aman untuk di bawa,pasien segera
di pindahkan ke dalam ambulance dan di dampingi oleh perawat,jika K/U
pasien lemah dan kritis harus di dampingi dokter
10. Selama dam perjalanan,selalu awasi keadaan terutama vital sign
danpernafasan.buat pasien senyamam mungkin selama dalam perjalanan
11. Setelah pasien sampai di rumah sakit yang dituju,serah terima pasien
dengan petugas RS yang dituju

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

TATA CARA MENGANTAR PASIEN KE RUANGAN

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA GEBANG 1/ 2
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Memindahkan pasien dari ruang emergency RSIA Gebang Medika ke
ruang perawatan sesuai dengan indikasi medis,kondisi pasien atau
permintaan keluarga
Tujuan : 1. Pasien dan keluarga mendapatkan ruang rawat sesuai dengan kondisi
pasien dan kemampuan keuangan
2. Staff mampu melakukan prosedur
Kebijakan : Melayani Pasien dengan cepat dan tepat

20
Prosedur : Perlengkapan :
1. Alat transoprtasi pasien (kursi roda/brancard)
2. Dokumen medik pasien

Pelaksanaan :

1. Pasien datang di periksa oleh dokter dan di awasi


kegawatannya.apabila oleh dokter di identifikasikan untuk rawat
maka dokter memberikan surat keterangan rawat kepada keuarga
pasien
2. Keluarga pasien mencari kamar sesuai dengan permintaan di IGD
3. Lakukan pengecekan ke petugas counter apakah pasien sudah
mendapatkan kamar atau belum
4. Bila sudah mendapatkan kamar maka dokter menghubungi dokter
spesialis yang akan merawat pasien tersebut di ruangan
5. Dokter IGD menuliskan intruksi yang di berikan oleh dokter spesialis
di dokumen medik pasien
6. Perawat melakukan tindakan kepada pasien sesuai dengan intruksi
dokter.alat kesehatan yang di gunakan ditulus pada resep yang sudah
di beri identutas pasien
7. Perawat melengkapi dokumen medik pasien sesuai dengan tindakan
yang telah di lakukan
8. Lakukan pengecekan ke ruang perawatan apakah kamar sudah siap
atau belum
9. Perawat melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum pasien
dikirim keruangan apakah sesuai dengan intruksi dokter sudah di
lakukan dan sudah terdokumentasi

Prosedur : 10. Jika ruangan siap kepada keluarga pasien diberitahukan bahwa pasien
akan dipindahkan ke ruangan perawatan
11. Antar pasien keruangan perawatan dan serah terima pada perawat
ruangan tentang kondisi pasien,intruksi yang sudah dikerjakan dan
obat-obat yang di berikan
12. Untuk pasien yang menolak di rawat inap di RSIA Gebang Medika di
haruskan menandatangani pernyataan penolakan di form penolakan

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

ANAFILAKTIK SYOK

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA GEBANG 1/ 2
MEDIKA

21
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Syok anafilatik adalah suatu keadaan gawat darurat sebagai salah satu
bentuk reaksi anafilaksis yang mungkin timbul pada setiap pemberian
obat, makanan tertentu, gigitan serangga, dan suntikan obat tertentu

Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menegakan diagnosa


dan penatalaksanaan syok

Kebijakan : Melayani pasien dengan cepat dan tepat


Prosedur : 1. Kriteria diagnosa
Anamnesa :
 Baru mendapatkan zat-zat yang merupakan antigen,sepertiobat-
obat (antibiotik), racun serangga,makanan dan antiserum.
 Timbul ultikararia,gatal-gatal di kulit,suara parau serta kesukaran
bernafas.

Pemeriksaan Fisik
 Gelisah
 Keringat dingin
 Kesadaran (-) menurun
 Tekanan darah menurun
 Nadi kecil dan cepat
 Urtikaria
 Bila terdapat sumbatan jalan nafas,terdapat strider dan
 spasme bronkus yang difusi

2. Diagnosa banding :
 syok hypovolemik
 syok normovolemik
3. Pemeriksaan penunjang
4. Konsultasi
5. Perawat rumah sakit
 Perlu atas indikasi
6. Terapi
 Penderita di baringkan kaki lebih tinggi dari kepala
 Injeksi adrenalin 1:1000-0,3-0,4 ml IM

22
Prosedur :  Ulangi 5-10 menit sampai tekanan systole mencapai 90-100
mmHg dan frekuensi jantung <120 kali/menit
 Bila henti nafas, lakukan pernafasan buatan :
- Mouth to mouth
- Reservoir bag.ke hidung atau mulut
- Pipa orofaring
- Pipa nasofaring
- ETT
 Bila terjadi henti jantung (RJP)
 Sebelum RJP berikan :
- Adrenalin 0,5-1 mg (0,01-0,04 mg / kb BB) IV atau lewat
dapat di ulang tiap 2-5 menit.
- Bic mat 1-02 mlg/kg BB IV.
- IV line (NaCL,RI 0,5 % tetesan cepat)
 Injeksi hidrokortison 100mg atau dexametason 5-10mg IV
7. Tempat pelayanan :IGD RSIA Gebang Medika
8. Penyulit
 Henti nafas
 Henti jantung
 Asidosis
9. Informed consent (tertulis)
10. Standar tenaga : dokter umum

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

23
KEJANG DEMAM

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA GEBANG 1/ 1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : 1. Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal
> 38,5oC) yang disebabkan oleh ekstra kranial.
2. Kejang demam dibagi atas :
 Kejang demam simplek
a. Lama kejang <15 menit
b. Kejang bersifat umum
 Kejang demam komplek
a. Kejang bersifat lokal
b. Lama kejang > 15 menit
c. Kejang multiple (>1 x kejang dalam 1 episode demam)
d. Anak demam riwayat pernah kejang tanpa panas sebelumnya
tidak termasuk lagi kejang demam.
Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk menegakkan diagonosa
penyakit kejang demam.
Kebijakan : Melayani pasien dengan cepat dan tepat
Prosedur : 1. Mengatasi kejang
a. Segera berikan Diazepam rectal tunggu 15 menit
b. Berikan Diazepam Intravena dosis 0,3-0,5 mg/kg/kali 1-2 menit
sampai kejang berhenti.
c. Bila masih kejang, diulang dengan dosis dan cara yang sama
24
dengan kecepatan lebih perlahan dan awasi pernafasan.
d. Bila masih kejang berikan penitoin IV dose 15 mg IV, hati-hati
tunggu 15 menit.
e. Bila kejang tidak berhenti rawat ICU
f. Bila kejang berhenti berikan Phenobarbital dosis awal
 Neonatus : 30 mg IM
 1 bln – 1 thn : 50 mg IM
 > 1 thn : 75 mg IM
2. Menjaga agar fungsi Vital baik
a. Posisi miring untuk mencegah aspirasi jalan nafas diperhatikan
untuk mempertahankan okseigenasi.
b. Baju dilonggarkan.
c. Dingin dan Kompres Antipiretik bila perlu
3. Mencari penyebab kejang.

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

HIPOGLIKEMIA

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA 1/ 4
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat

Pengertian : 1. Kadar glukosa darah kurang dari 90 mg/dl, atau kurang dari 80 mg/dl dengan
gejala klinis.
2. Hipoglikemia pada DM terjadi karena :
 Kelebihan obat/dosis obat, terutama insulin atau obat hipoglikemia oral.
 Kebutuhan tubuh akan insulin yang relatif menurun : gagal ginjal
kronik, pasca persalinan.
 Asupan makan tidak adekuat : jumlah kalori atau waktu makan tidak
25
tepat.
 Kegiatan jasmani berlebihan

Tujuan : Sebagai acuan untuk menegakan diagnose tentang penyakit hipoglikemia

Kebijakan : Melayani pasien dengan cepat dan tepat


Prosedur : Diagnosis :
Gejala dan tanda klinis :
 Stadium parasimpatik : lapar, mual, tekanan darah turun
 Stadium gangguan otak ringan : lemah, lesu bicara, kesulitan menghitung
sementara
 Stadium simpatik : keringat dingin pada muka, bibir atau tangan gemetar.
 Stadium gangguan otak berat : tidak sadar, dengan atau tanpa kejang.

Anamnesis :
 Penggunaan preparat insulin atau obat hipoglikemia oral : dosis terakhir,
waktu pemakaian terakhir, perubahan dosis.
 Waktu makan terakhir, jumlah asupan gizi
 Riwayat jenis pengobatan dan dosis sebelumnya.
 Lama menderita DM, komplikasi DM
 Penyakit penyerta : ginjal, hati, dll
 Penggunaan obat sistemik lainnya : penghambat adrenergik beta, dll.

Pemeriksaan Fisik :
Prosedur :  Pucat, diaphoresis
 Tekanan darah
 Frekuensi denyut jantung
 Penurunan kesadaran

Defisit neurologik fokal transien


Hipoglikemia karena :
Obat :
 Sering : insulin, sulfonilurea, alkohol
 Kadang : kinin, pentamidine
 Jarang : salisilat, sulfonamid

Hiperinsulinisme endogen :
 Insulinoma
 Kelainan sel beta jenis lain
 Secretagogue : sulfonilurea
 Autoimun
 Sekresi insulin ektopik

DIAGNOSIS BANDING
Penyakit kritis :
 Gagal hati
 Gagal ginjal
 Gagal jantung
26
 Sepsis
 Starvasi

Defisiensi endokrin :
 Kortisol, growth hormone
 Glukagon, epinefrin

Tumor non-sel beta :


 Sarkoma
 Tumor adrenokortikal, hepatoma
 Leukimia, limpoma, melanoma

Pasca-prandial
 Reaktif
Diinduksi alcohol

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kadar glukosa darah, Tes fungsi ginjal, Tes fungsi hati, C-peptide

Prosedur : Stadium permulaan (sadar)


 Berikan gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau sirop/permen gula
murni dan makanan yang mengandung karbohidrat.
 Stop obat hipoglikemia sementara
 Pantau glukosa darah sewaktu tiap 1-2 jam
 Pertahankan GD sekitar 200 mg/dl (bila sebelumnya tidak sadar)
 Cari penyebab

Stadium lanjut (koma hipoglikemia atau tidak sadar dan curiga hipoglikemia) :
1. Diberikan larutan Dekstrosa 40% sebanyak 2 flakon (50m) IV bolus.
2. Diberikan infus dekstrosa 10% 6 jam/kolf. Pada pasien yang
memerlukan pembatasan cairan seperti gagal jantung, jumlah cairan
disesuaikan.
3. Periksa GD sewaktu, kalau mungkin dengan glukometer :
 Bila GDs <50 mg/dl, berikan dekstrosa 40% 50 ml IV
 Bila GDs <100 mg/dl, berikan dekstrosa 40% 25 ml IV
4. Periksa GDs setiap 1 jam pada pasien yang sudah sadar dan lebih sering
pada pasien yang belum sadar :
 Bila GDs <50 mg/dl, berikan bolus Dekstrosa 40% 50 ml IV
 Bila GDs <100mg/dl, berikan bolus Dekstrosa 40% 25 ml IV
 Bila GDs 100-200 mg/dl, tanpa bolus Dekstrosa 40%
 Bila GDs >200mg/dl, pertimbangkan menurunkan kecepatan drip
Dekstrosa 10%.
5. Bila GDs >100mg/dl 3 kali berturut-turut, pemantauan GDs setiap 2
jam, dengan protokol seperti di atas. Bila GDs lebih dari 200 mg/dl,
pertimbangkan mengganti infus dengan Dekstrosa 5% atau NaCl 0,9%.
6. Bila GDs >100mg/dl 3 kali berturut-turut, sliding scale setiap 6 jam :
GDs (mg/dl)_____________________RI (Unit, subkutan)
< 200 0
201 - 250 5

27
251 - 300 10
301 - 350 15
>350 20
7. Bila hipoglikemia belum teratasi, dipertimbangkan pemberian antagonis
insulin, seperti : adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glukagon 0,5-1
mg IV/IM (bila penyebabnya insulin.
8. Bila pasien belum sadar, GDs sekitar 200mg/dl : Hidrokortison 100 mg
per 4 jam selama 12 jam atau deksametason 10 mg IV bolus dilanjutkan
dengan 2 mg tiap 6 jam dan manitol 1,5 – 2 g/kg BB IV setiap 6 – 8
jam. Dicari penyebab lain kesadaran menurun.
9. Bila hipoglikemia belum teratasi, dipertimbangkan pemberian antagonis
insulin, seperti : adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glukagon 0,5-1
mg IV/IM (bila penyebabnya insulin.
10. Bila pasien belum sadar, GDs sekitar 200mg/dl : Hidrokortison 100 mg
per 4 jam selama 12 jam atau deksametason 10 mg IV bolus dilanjutkan
dengan 2 mg tiap 6 jam dan manitol 1,5 – 2 g/kg BB IV setiap 6 – 8
jam. Dicari penyebab lain kesadaran menurun.
11.
12. Bila hipoglikemia belum teratasi, dipertimbangkan pemberian antagonis
insulin, seperti : adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glukagon 0,5-1
mg IV/IM (bila penyebabnya insulin.
13. Bila pasien belum sadar, GDs sekitar 200mg/dl : Hidrokortison 100 mg
per 4 jam selama 12 jam atau deksametason 10 mg IV bolus dilanjutkan
dengan 2 mg tiap 6 jam dan manitol 1,5 – 2 g/kg BB IV setiap 6 – 8
jam. Dicari penyebab lain kesadaran menurun.
14. Bila hipoglikemia belum teratasi, dipertimbangkan pemberian antagonis
insulin, seperti : adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glukagon 0,5-1
mg IV/IM (bila penyebabnya insulin.
15. Bila pasien belum sadar, GDs sekitar 200mg/dl : Hidrokortison 100 mg
per 4 jam selama 12 jam atau deksametason 10 mg IV bolus dilanjutkan
dengan 2 mg tiap 6 jam dan manitol 1,5 – 2 g/kg BB IV setiap 6 – 8
jam. Dicari penyebab lain kesadaran menurun.
16. Bila hipoglikemia belum teratasi, dipertimbangkan pemberian antagonis
insulin, seperti : adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glukagon 0,5-1
mg IV/IM (bila penyebabnya insulin.
17. Bila pasien belum sadar, GDs sekitar 200mg/dl : Hidrokortison 100 mg
per 4 jam selama 12 jam atau deksametason 10 mg IV bolus dilanjutkan
dengan 2 mg tiap 6 jam dan manitol 1,5 – 2 g/kg BB IV setiap 6 – 8
jam. Dicari penyebab lain kesadaran menurun.
18. Bila hipoglikemia belum teratasi, dipertimbangkan pemberian antagonis
insulin, seperti : adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glukagon 0,5-1
mg IV/IM (bila penyebabnya insulin.
19. Bila pasien belum sadar, GDs sekitar 200mg/dl : Hidrokortison 100 mg
per 4 jam selama 12 jam atau deksametason 10 mg IV bolus dilanjutkan
dengan 2 mg tiap 6 jam dan manitol 1,5 – 2 g/kg BB IV setiap 6 – 8
jam. Dicari penyebab lain kesadaran menurun.

20.

KOMPLIKASI
Edema otak, kerusakan otak

28
Prosedur : 21. Bila hipoglikemia belum teratasi, dipertimbangkan pemberian antagonis
insulin, seperti : adrenalin, kortison dosis tinggi, atau glukagon 0,5-1
mg IV/IM (bila penyebabnya insulin.
22. Bila pasien belum sadar, GDs sekitar 200mg/dl : Hidrokortison 100 mg
per 4 jam selama 12 jam atau deksametason 10 mg IV bolus dilanjutkan
dengan 2 mg tiap 6 jam dan manitol 1,5 – 2 g/kg BB IV setiap 6 – 8
jam. Dicari penyebab lain kesadaran menurun.

KOMPLIKASI
Edema otak, kerusakan otak

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

29
PEMASANGAN NASOGASTRIK TUBE

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA GEBANG 1/ 2
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)
dr. Amelia Verawati Hidayat
Pengertian : Memasukkan tube/sonde kedalam lambung melalui lubang hidung.

Tujuan : 1. Untuk mengosongkan isi lambung, bilas lambung, memasukkan obat-


obatan dan makanan kedalam lambung.
2. Pendarahan GIT
3. Keracunan obat/bahan keracunan
Kebijakan : Melayani pasien dengan cepat dan tepat
Prosedur : 1. Persiapan Alat
1) Sonde sesuai ukuran
2) Pinset anatomis
3) Stetoscope
4) Spuit 10cc/ kom kecil berisi air/ kom besar penampung muntah
5) Piala ginjal/ bengkok
6) Plester dan gunting
7) Perlak dan alas
8) Cairan pengumbah yang diperlukan

2. Persiapan Pasien
1) Beritahu pasien dan atau keluarganya tentang tindakan yang akan
dilakukan
2) Siapkan lingkungan pasien
3) Atur posisi pasien terlentang dengan satu bantal

3. Pelaksanaan
30
1) Letakkan perlak dan alasnya didada pasien
2) Ukur panjang sonde (bila sonde dimasukkan melalui hidung
diukur dari dahi kebagian epigastrium)
3) Memasukkan sonde kesalah satu lubang hidung, suruh pasien
menarik nafas panjang
4) Bila terlihat distres pernafasan, lepas segera sonde berarti sonde
masuk kedalam trachea/bronkus
5) Setelah selang sonde masuk kedalam saluran pencernaan
instruksikan pasien untuk menelan sambil mendorong selang
sonde perlahan-lahan sampai pada batas yang telah ditentukan
6) Letakkan perlak dan alasnya didada pasien
7) Ukur panjang sonde (bila sonde dimasukkan melalui hidung
diukur dari dahi kebagian epigastrium)

Prosedur : 8) Memasukkan sonde kesalah satu lubang hidung, suruh pasien


menarik nafas panjang
9) Bila terlihat distres pernafasan, lepas segera sonde berarti sonde
masuk kedalam trachea/bronkus
10) Setelah selang sonde masuk kedalam saluran pencernaan
instruksikan pasien untuk menelan sambil mendorong selang
sonde perlahan-lahan sampai pada batas yang telah ditentukan
11) Lakukan tes untuk mengetahui apakah selang sonde sudah berada
dilambung, dengan cara :
a. Memasukkan ujung selang sonde kedalam air yang ada
didalam kom, bila ada gelembung udara yang banyak
menandakan selang sonde masuk kedalam saluran pernafasan
b. Masukkan/semprotkan udara dengan menggunakan spuit 10cc
kedalam selang sonde kemudian dengan stetoscope dengarkan
bunyinya didaerah lambung
c. Menarik cairan yang ada dilambung
12) Pertahankan posisi selang sonde dengan menggunakan plester
13) Letakkan ujung selang sonde keposisi yang lebih rendah,
kemudian cairan lambung ditampung kedalam kom besar atau
dikeluarkan dengan menggunakan spuit
14) Letakkan ujung selang sonde keposisi yang lebih tinggi, bilas
lambung dengan cairan susu/air dingin/air hangat (sesuai
kebutuhan) yang dimasukkan dengan menggunakan corong
penampungan dan dibiarkan mengalir perlahan-lahan
15) Lakukan prosedur no.6
16) Bila pasien muntah, tampung muntahnya dalam kom besar
17) Pembilasan dilakukan berulang-ulang sampai cairan tampak
jernih/cairan tidak berbau lagi sambil mengevaluasi keadaan
pasien.
18) Awasi dan kontrol tanda-tanda vital
19) Setelah selesai suruh pasien berkumur
20) Baringkan pasien dengan posisi yang nyaman, alat-alat dibereskan
31
21) Catat warna, type dan jumlah cairan.

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

BILAS LAMBUNG

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA GEBANG 1/ 1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

32
dr. Amelia Verawati Hidayat

Pengertian : Suatu tindakan memasukan dan mengeluarkan cairan dari lambung


melalui maag slang menggunakan NaCL 0,9% dingin
Tujuan : Membersihkan dan mengosongkan lambung

Kebijakan : Melayani Pasien dengan cepat dan tepat


Prosedur : 1. Persiapan pasien
Persiapan mental jelaskan tentang prosedur yang akan di lakukan

2. Persiapan alat
 Bengkok 2 buah
 Spuit 50 cc
 Cairan Nacl 0,9% dingin
 Pengalas tissue
 Baskom untuk menampung air

3. Cara kerja
a. Cuci tangan
b. Memasang pengalas di bawah baskom
c. Melakukan aspirasi untuk memastikan posisi selang NGT tetap
berada di dalam lubang
d. Memasang spuit 500cc (kateter tip) menuangkan cairan
e. Pengumbah perlahan-lahan 200cc
f. Lepaskan spuit lalu alirkan ke bengkok sampai tidak keluar cairan
g. Lakukan aspirasi untuk mengeluarkan cairan yang tersisa
h. Lakukan berulang kali (secukupnya) sampai bersih
i. Bila telah selesai tutup ujung selang
j. Merapihkan pasien dan alat
k. Cuci tangan
l. Dokumentasi tindakan yang telah di lakukan pada pasien

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

33
PENATALAKSANAAN BILAS LAMBUNG

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA GEBANG 1/ 1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Suatu tindakan yang di lakukan untuk membersikan cairan lambung yang
kotor dengan cara memasukan cairan ke dalam lambung
Tujuan : 1. Menciptakan kenyamanan kepada pasien
2. Untuk menetralisir asam lambung
3. Membersihkan dan menggosokan lambung,indikasi pada pasien
keracunan makanan,hematemisis
4. Mengeluarkan cairan yang kotor pada lambung

Kebijakan : Melayani pasien dengan cepat dan tepat


Prosedur : 1. Persiapan alat
a. Spuit 60cc
b. Cairan NaCL 0,9% yang dingin
c. Kom kecil
d. Tempat muntah
e. Plester
f. Gunting
g. Flabot kosong

2.cara kerja :
a. Memberikan penjelasan kepada pasien,apabila dalam kondisi sadar
b. Siapkan cairan NaCL 0,9% yang dingin 1500 cc s/d 200cc di
dalam kom,kemudian buka klem NGT,masukan cairan NaCL 0,9%
sebanyak150cc s/d 200cc ke spuit 60cc,kemudian klem selama 10-
15 menit,kemudian NGT yang telah di klem di buka di
keluarkan,kira-kiraNGT kelihatan jernih,masukan NGT ke plabot
yang bersih

34
Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

RESUSITASI JANTUNG PARU

No Dokumen No Revisi Halaman


RSIA 1/ 3
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat

Pengertian : Tindakan yang dilakukan membebaskan dan memberikan bantuan hidup dasar.

Tujuan : Untuk mengatasi henti nafas dan henti jantung

Kebijakan : Melayani pasien dengan cepat dan tepat


Prosedur : 1. Tentukan tingkat kesadaran pasien
2. Perhatikan pernafasan apakah bernafas dengan spontan atau bernafas
dengan hambatan.
Bila ada hambatan atau sumbatan bebaskan jalan nafas dengan cara :
- Membuka jalan nafas
- Membersihkan jalan nafas
3. Memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan oksigen.
4. Memeriksa pernafasan dan denyut jantung apabila denyut jantung tidak
terdengar pernafasan berhenti berikan Resusitasi Jantung Paru (RJP),
dengan cara :
A. RJP Pada Dewasa

I. Tindakan oleh 1 (satu) penolong


a. Pada korban tidak sadar (periksa dengan goyang-goyang dan
cubit untuk memastikan)
35
b. Lakukan pertolongan segera minta bantuan.
c. Atur posisi korban, terlentangkan dengan cara :
logroll/menggelindingkan. Hati-hati dengan adanya patah
tulang belakang.
d. Buka jalan nafas : Head tilt/Chin Lift/ Jaw Trust.
e. Lihat, dengar, raba nafas 3-5 detik
f. Berikan nafas 2 kali, pelan dan penuh, perhatikan dada
mengembang
g. Raba denyut karotis 5-10 detik
h. Bila karotis tidak teraba, lakukan pijat jantung dari luar 15 kali
dalam waktu 9-10x/detik pada titik lampu tekan jantung, tekan
tulang dada 5 cm ke dalam 80-100 x/menit.

Prosedur : i. Lanjutkan pemberian nafas bantuan tanpa alat/dengan alat 2 kali


pelan dan dalam.
j. Lengkapi tiap siklus dengan perbandingan dua nafas di banding
15 pijitan.
k. Lakukan evaluasi tiap akhir siklus ke empat (5-7 detik) nafas,
denyut, kesadaran dan reaksi pupil.
l. Bila nafas dan denyut belum teraba, lanjutkan resusitasi jantung
paru hingga korban membaik atau cenderung meninggal.

II. Tindakan oleh 2 (dua) penolong


a. Langkah 1-10 di atas tetap dilakukan oleh penolong pertama
hingga penolong kedua datang.
b. Saat penolong pertama memeriksa denyut nadi karotis dan
nafas, penolong kedua mengambil posisi untuk menggantikan
pijat jantung.
c. Bila denyut jantung belum teraba, penolong pertama
memberikan nafas buatan 1 kali secara berlahan dan dalam, di
susul penolong kedua memberikan pijat jantung sebanyak 5
kali.
d. Lanjutkan siklus buatan (oleh penolong kedu

B. RJP Pada Anak


Letakkan pada posisi netral.
1. Tiupkan udara nafas 2 kali (tanpa alat/dengan alat)
2. Pijat jantung dengan menggunakan satu tangan bertumpu pada
telapak tangan di atas tulang dada, 2 jari di atas ulu hati.
3. Penekanan tulang dada di lakukan 3-4 dengan frekuensi 80-100
kali/menit.

C. RJP Pada Bayi


1. Letakkan pada posisi netral
2. Tiupkan udara nafas 2 kali (tanpa alat/ dengan alat)
3. Untuk pijat jantung, gunakan penekanan dengan 2 jari tengah dan
jari manis di atas tulang dada, 1 jari dibawah garis imajinasi antara
puting susu.
4. Tekan tulang dada 1-2 cm dengan frekuensi minimum 100x/menit.
5. Evaluasi
36
6. a. Mengecek nafas dan jantung dengan cara :
7. - Melihat pergerakkan dada atau perut
8. - Mendengar suara dari mulut/hidung
9. - Merasakan adanya udara dari mulut/hidung dengan pipi atau
punggung tangan.
10. b. Menilai denyut jantung pasien dengan cara meraba arteri
karotis.
11. c. Mengecek kesadaran pasien.
12. d. Melakukan pernafasan buatan (bagging 12-20x/menit) bila
denyut jantung teraba.
13. e. RJP ABC kombinasi bila denyut jantung tidak teraba dengan
cara :
14. - Pernafasan buatan (bagging) 2 kali jika dilakukan oleh 1 orang.
15. - Cek arteri karotis jika, bila (-) bagging 1 kali
16. - Kompresi jantung luar bergantian dengan bagging
perbandingan 5:2 bila RJP di lakukan oleh 1 orang.
17. - Kompresi jantung luar bergantian dengan bagging
perbandingan 5:2
18. f. Bila RJP dilakukan oleh 2 orang

Unit terkait Instalasi rawat inap, IGD

PENATALAKSANAAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH

No Dokumen
No Revisi Halaman
RSIA 18/SPO/IGD/2018
1/ 2
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SPO)

dr. Amelia Verawati Hidayat

Pengertian : Demam akut yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty dan aedes albopictus serta memenuhi
kriteria WHO untuk DBD

Tujuan : Sebagai acuan untuk menegakan diagnose tentang penyakit demam


berdarah
Kebijakan : Melayani Pasien dengan cepat dan tepat

37
Prosedur : Kriteria diagnosis WHO 1997 untuk DBD harus memenuhi :
- Demam atau riwayat demam akut antara 2 – 7 hari, biasanya bifasik.
- Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut ini :
 Uji torniquet positif (20 petekie/ 2,54 cm2)
 Petekie, ekimosis atau purpura
 Perdarahan mukosa, saluran cerna, bekas suntikan atau tempat
lain.
 Hematemesis atau melena
- Trombositopenia (≤ 100.000/mm3)
- Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage

 Hematokrit meningkat ≥ 20% dibanding hematokrit rata-rata


pada usia, jenis kelamin dan populasi yang sama
 Hematokrit turun hingga ≥ 20% dari hematokrit awal, setelah
pemberian cairan.
 Terdapat efusi pleura, efusi perikard, asites dan hipoproteinemia

Derajat
I. Demam disertai gejala konstitusional yang tidak khas, manifestasi
perdarahan hanya berupa uji torniquet dan atau mudah memar
II. Derajat I disertai perdarahan spontan
III. Terdapat kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah atau hipotensi,
disertai kulit dingin dan lembab serta gelisah
IV. Renjatan (tekanan darah tidak terukur)

DBD derajat III dan IV digolongkan dalam sindrom renjatan dengue

Prosedur : Diagnosa Banding : Demam akut lain yang bermanifestasi


trombositopenia.

Pemeriksaan Penunjang : Hb, Ht, Leukositosis, Trombosit. SGOT,


SGPT, Ureum, Kreatinin, Albumin dan gula darah bila perlu Serologi
dengue dilakukan setelah demam lebih dari 5 hari dan perlu.

Tata laksana
Ruang perawatan :
DBD derajat I dan II dirawat di ruang rawat biasa
DBD derajat III dan IV dirawat diruang HCU/ICU

Non farmakologis : tirah baring dan makanan lunak


38
Farmakologis :
- Simtomatis : parasetamol atau parasetamol N – asetil sistein
- Cairan intravena, transfusi :
 Ringer laktat atau ringer asetat 4 – 6 jam/kolf
 Koloid atau plasma ekspander diberikan pada DBD derajat III dan
IV.
 Transfusi trombosit dilakukan bila trombosit < 10.000 dan
perdarahan masif atau bila dipandang perlu
 Pertimbangan heparinisasi pada DBD derajat III dan IV dengan
koagulasi intravaskular diseminata (KID)

- Antibiotika diberikan bila dipandang perlu, yaitu pada kasus:


 Lekositosis
 Demam berkepanjangan
 Stadium III/IV
 Keadaan umum lemah

Komplikasi :
Renjatan, perdarahan, pankreatitis, dan KID
Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

39
PENTALAKSANAAN
KERACUNAN ORGANOFOSFAT
(BAYGON, DIAJINON, MALATION, INSKTISIDA)

No Dokumen
RSIA GEBANG No Revisi Halaman
20/SPO/IGD/2018
MEDIKA 1/ 1
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Keracunan oraganofosfat adalah suatu keadaan yang di tandai dengan
hipersalivasi, miosis, keringat banyak, bradikardi, dan muka merah akibat
meminum bahan golongan organofosfat

Tujuan : Sebagai serapan langkah-langkah penatalaksanaan keracunan


organofosfat.
Kebijakan : Melayani Pasien dengan cepat dan tepat
Prosedur : Tanda-tanda keracunan oraganofosfat :
1. Hipersalivasi
2. Keringat banyak
3. Miosis
4. Bradikardi (kadang-kadang takikardi)
5. Kejang atau paraliasis
6. Depresi nafas, muntah, diare, bronkokonstriksi.

Pelaksanaan :
1. Segera beri SA 2mg (IV) diulang setiap 15 menit (dosis) SA 10-
20 mg/hari. Sp terjadi atropisisasi :
a. Mydriatik maksima
b. Hipersalivasi berhenti
c. Kulit tidak berkeringat
d. Bradikardi menjadi takikardi
e. Muka merah
2. Bilas lambung dengan susu/air masak sampai bersih (berikan
norit : 3x4 tab)
3. Tinggalkan larutan MgSO4 30gr yang diencerkan dengan 200 ml
air. (anak-anak 3-4 gr dalam 200 ml air)\
4. Berikan O2 bila sesak
5. Infus Dext 5%
6. Bila kejang beri valium (IV)
7. Bila syok, tungkai dalam posisi lebih tinggi

40
Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

PENATALAKSANAAN
ALERGI MAKANAN ATAU INTOLERANSI MAKANAN
JENIS IKAN TONGKOL

No Dokumen
RSIA GEBANG No Revisi Halaman
21/SPO/IGD/2018
MEDIKA 1/ 1
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Suatu keadaan yang timbul akibat reaksi makanan yang menimbulkan
alergi pada tubuh

Tujuan : Sebagai langkah-langkah penatalaksanaan alergi makanan jenis ikan


tongkol
Kebijakan : Melayani Pasien dengan cepat dan tepat

41
Prosedur : anda alergi makanan/ intoleransi makanan jenis ikan tongkol :
1. Gatal mulut.
2. Bentol merah, gatal atau timbul eksim dikulit
3. Bengkak pada bibir, wajah, lidah, tenggorokkan, atau bagian
tubuh lainnya.
4. Bunyi mengik saat bernafas, hidung tersumbat, kesulitan bernafas.
5. Nyeri perut, diare, mual dan muntah.
6. Pusing atau pingsan.

Jenis makanan yang sering menimbulkan alergi : ikan, kacang, telor,


kerang, udang, kepiting, lobster, susu sapi, gandum atau kedelai (sering
pada anak), makanan yang menimbulkan alergi.

Pelaksanaan :
1. Beri O2 untuk kelancaran respirasi bila sesak
2. Support cairan untuk kestabilan hemodinamik
3. Kontrol rutin terhadap tekanan darah
4. Beri obat anti Histamin Kortikosteroid (Dexamethason Injeksi)
merupakan obat yang aman

Beberapa obat injeksi golongan anti Histamin


1. Adrenalin injeksi
2. Dexamethason injeksi
3. Aminophilin injeksi (bila sesak)

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

PENATALAKSANAAN GIGITAN HEWAN


TERSANGKA “RABIES”

No Dokumen
No Revisi Halaman
22/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/ 1
MEDIKA

42
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Suatu penyakit infeksi yang ditularkan ke manusia oleh binatang
berdarah panas (anjing,kera, dll)
Tujuan : Sebagai penerapan langkah-langkah gigitan hewan tersangka rabies.

Kebijakan : Melayani Pasien dengan cepat dan tepat

Prosedur : Tindakan :
1. Luka dicuci dengan ATR sabun atau detergen selama 5-10 menit.
2. Kemudian diberi betadine atau alkohol 70%.
3. Luka gigitan besar jahit situasi.
4. Injeksi TT 0,5 cc atau beri injeksi ATS.

Petunjuk pemberian VAR (Vaksin Anti Rabies)


Cara : 1 lengan kiri = 1 flac sc/Im
Do : 2x injeksi
2 lengan kanan : 1 flac sc/Im
D7 : 1x injeksi : 1 flac sc/Im
D12 : 1x injeksi : 1 flac sc/Im

Petunjuk pemberian SAR (Serum Anti Rabies)


1. SAR-HRG (Human Rabies Imunoglobulin)
Dosis : 10-20 IV/kg BB
dosis infiltrasi sekitar luka
½
dosis dibokong secara IM pada hari DO
2. SAR-ERG
Dosis : 40-IV/kg BB / 0,5 cc / kg BB
½
dosis infiltrasi sekitar luka
½
dosis dibokong secara IM

Catatan : Pemberian SAR tidak melebihi 48 jam setelah terjadi luka.

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

43
PENANGGULANGAN GASTROENTRITIS AKUT

No Dokumen
23/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA 1/ 2
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat

Pengertian : Suatu penyakit diare yang disertahi muntah yang akut, cepat menimbulkan
dehidrasi
Tujuan : Suatu penyakit diare yang disertahi muntah yang akut, cepat menimbulkan
dehidrasi
Kebijakan : Melayani pasien dengan cepat dan tepat
Prosedur : 1. Tentukan derajat dehidrasi, berpedoman pada indeks skor Dalyyono
2. Cairan yang dipakai RL
3. Jumlah cairan yang dibutuhkan untuk rehidrasi
4. Setelah rehidrasi tercapai dilanjutkan dengan cairan maintenance,
jumlah cairang yang diberikan tiap dua jam (faeces, muntah, insensible
water loss)
5. Beri obat
 antibiotik :
a. Tetracycline
b. Ciprofloxacine
c. Kotrimoxazole
d. Loperamid dua tablet permulaan selanjutnya satu tablet
Oralit

SCORE INDEX GE DARI DALYYONO

NO GEJALA KLINIK SCORE


1 Muntah 1
2 Turgor Kulit Kering 1
3 Ekstremitas dingin 1
4 Jari Keriput 1
5 Nadi > 120 x/menit 1
6 Nafas > 24 x/ menit 1

44
7 Suara serak 2
8 Fecies kolerika 2
9 Sianosi 2
10 TD Sistolik 60-90 mmhg 1
11 TD sistolik < 60 mmhg 2

NO GEJALA KLINIK SCORE


12 Apatis 1
13 Samnolent / stupor 2
14 Umur > 50 tahun -1
15 Umur > 60 tahun -2

Untuk menentukan derajat dehidrasi

 Score 0-5 : Dehidrasi Ringan


 Score 6-12: Dehidrasi Sedang
 Score 12-15: Desidrasi Berat
Prosedur :
Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

PENATALAKSAAN GIGITAN ULAR

No Dokumen
No Revisi Halaman
RSIA GEBANG 24/SPO/IGD/2018
1/ 1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Ada tanda tanda gigitan yang khas yaitu dua luka tusuk dengan jarak
tertentu dan rasa sakit disekitar luka

Tujuan : Sebagai penerapan langkah-langkah penatalaksanaan penderita kasus


gigitan ular (bisa ular mengandung toksin dan enzym air liur)

Kebijakan : Melayani pasien dengan cepat dan tepat

45
Prosedur : Jenis ular berbisa : cobra, ular tanah, weling, ular laut dan ular berbisa
lainnya
Tanda-tanda :
1. Rasa sakit disekitar luka
2. Adanya bekas gigitan yang khas yaitu : dua luka tusuk dengan jarak
tertentu, dapat disertai luka bekas gigitan gigi bawah yang lebih
dangkal.
3. Demam, keringat dingin
4. Bengkak, kemerahan, bullae
5. Rasa sakit pada otot dinding perut
6. Syok, coma.

Pelaksanaan :
1. Cegah penyebab bisa dari daerah gigitan
 Pasang tornikuet di proximal daerah gigitan atau pembengkakan
(1-2 jam) tornikuet dikendorkan 30 detik setiap 20 menit.
 Letakkan daerah gigitan lebih rendah dari tubuh.
 Boleh diberikan kompres es lokal.
 Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu berikan pethidin
50 mg IM untuk menghilangkan nyeri
2. Perawatan luka dengan NaCl/Boorwater.
3. Abu :
 5 cc sekitar luka SC/IM sisanya IM tempat lain/drip.
 Terapi adekuat 4-5 vial. Anak mungkin memerlukan dosis yang
lebih besar (2-3x).
4. Beri ATS segera

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

PENATALAKSANAAN LUKA BAKAR

No Dokumen
No Revisi Halaman
25/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/ 1
MEDIKA
46
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Terjadinya sentuhan kulit dengan energi termal yang cukup kuat, hingga
menyebabkan patologi kulit.
Tujuan : Sebagai acuan langkah langkah penatalaksanaan luka baker

Kebijakan : Melayani Pasien dengan cepat dan tepat

Prosedur : Pembagian luka bakar :


1. Luka bakar tingkat 1 : Eritema, rasa nyeri, sedikit edema, kulit kering,
pada perabaan terdapat hipanestesi.
2. Luka bakar tingkat 2 : Bulla, sangat nyeri.
3. Luka bakar tingkat 3 : Seluruh lapisan kulit mati, permukaan kering,
berwarna putih pucat/hitam, rasa nyeri hilang.

Penentuan luas luka bakar (rule of nines) :


1. Kepala dan leher : 9%
2. Dada dan perut : 18%
3. Punggung hingga pantat : 18%
4. Anggota gerak atas masing-masing : 9%
5. Anggota gerak bawah masing-masing : 9%
6. Perineum : 1%

Prosedur Pelaksanaan :
1. Luka bakar tingkat 1 : Bioplacenton.
2. Luka bakar tingkat 2 : < 15% : rawat jalan, Antibiotika, Analgetika,
perawatan luka bakar >15 % dirawat dirumah sakit.
3. Luka bakar tingkat 3 : < 2% : rawat jalan, > 10% : mengenai tangan,
luka, kaki, daerah persendian, sekitar ketiak, genetalia externa, rawat
rumah sakit.

Perawatan Luka
- Bersihkan dengan cairan NaCl 0,9%.
- Beri sofratule/cream Silver Sulfadiazien.
- Bila ada jaringan granulasi : Split Skin Grafting.
- Bila perlu infuse NaCl 0,9% / RL.
- Beri oksigen
Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

47
PENATALAKSANAAN LUKA

No Dokumen
No Revisi Halaman
26/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/ 3
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Luka adalah kehilangan kontinutitas jaringan oleh trauma, bisa di sertai
kerusakan jaringan lunak dan tulang
Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah langkah peñatalaksanaan luka
Kebijakan Melayani pasien dengan cepat dan tepat
:
Prosedur : Anamnesa :
a. Riwayat trauma antara lain :
 Luka lecet (ekskoriasi)
 Luka sayat (vulnus scissum)
 Luka robek (vulnus laceratum)
 Luka tusuk (vulnus punctum)
 Luka tembak (vulnus sclopetorum)
b. Bentuk luka
 Luka dengan skin loss (kehilangan jaringan kulit)
 Luka memar (contusion)
 Luka compang/camping (crush wound)
c. Pemeriksaan fisik : ditemukan luka
d. Pemeriksaan penunjang : Hb, Leukosit, Gol.darah, dan rontgen.
e. Pasien di rawat diruang perawatan jika ada indikasi dan dipulangkan
bila tidak ada indikasi rawat inap

Prosedur Persiapan
Tersedia dalam baki beralas
1. Alat – alat steril :
 1 nald folder
 Handscoon
48
 2 klem anatomi
 Jarum heating
 Benang / catget
 Bak instrument
 1 gunting lurus
 Kasa sterli 10 – 15 lembar
 Kasa depress
 1 pinset anatomi
 Kom kecil steril

Prosedur : 2. Alat alat yang tidak steril :


 Gunting perban
 Plester kasa perakat
 Bengkok
 Bethadine
 NaCL 0.9%
 H2O2
 Obat anastesi / Lidocaine
 1 spuit 3cc / 5cc
 Duk steril
 Perlak

Prosedur Penatalaksanaan :
a. Pasien dibaringkan di ruangan darurat bedah
b. Alat alat di letakan di dekat pasien dan perawat cuci tangan
c. Perlak dan duk steril di pasang
d. Di bawah luka dan perawat memakai handscoon
e. Sekitar luka dipersikan dengan bethadine, H2O2, dan NaCl 0.9%
jika luka di kepala atau ada rambutnya, rambut di sekitar luka harus
dicukur terlebih dahulu
f. Luka didessinfeksi
g. Anastesi bagian pinggir yang akan diheating dengan lidocaine 3cc
sesuai dengan besar atau kecilnya luka
h. Tunggu 5 -10 menit atau sampai pasien merasa kulit terasa tebal/
luka tidak nyeri lagi
i. Pegang jarum heating dengan naldfolder di tengah jarum, pegang
49
catgut dari arah belakang jarum menuju depan ditarik kebelakang
sampai masuk lubang jarum
j. Heating dari arah pinggir luka kearah kulit/ jaringan yang terbuka
sampai menutup
k. Tarik benang dan lakukan fiksasi dengan tali simpul dua kali jangan
terlalu kencang/ terlalu kendor
l. Atur jarak heating 1 dan 2 dengan jarak 1 cm
m. Bila ada pendarahan lakukan penekanan pada luka dengan kasa
depressan
n. Selesai melakukan heating, dibersihkan dan dan didesinfeksi dengan
bethadine.
o. Luka ditutup dengan kain kasa steril, supratulle secukupnya lalu
diplester/ di perban.
p. Pasien dirapihkan dan alat alat di bersihkan.
q. Selanjutnya perawat cuci tangan

Catatan :
- Setiap pasien luka di anjurkan diberikan TT 0.5 cc SC dan
diulangi dengan dosis yang sama sebulan kemudian dan bila
luka kotor di beri ATS 1000 iu IM untuk orang dewasa,dan 750
iu IM untuk anak.
Pasien dianjurkan control selanjutnya di poli klinik umum / rumah
sakit untuk ganti perban

Unit Terkait : Instalasi rawat inap, IGD,Rawat jalan

ORIENTASI PETUGAS BARU

No Dokumen
27/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA GEBANG 1/ 1
MEDIKA

50
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Tata cara mempersiapkan petugas baru IGD

Tujuan : Sebagai acuan orientasi petugas IGD baru agar petugas baru mengenal ,
mengetahui dan memahami cara kerja di IGD

Kebijakan : Sebelum petugas di IGD petugas baru perlu menjalani orientasi selama 1
minggu sebagai persiapan melaksanakan tugas

Prosedur : 1.Sebelum melaksanakan tugas di IGD petugas baru melaksanakan


orientasi / pengenalan IGD
2. Masa orientasi / pengenalan selama 1 minggu / 6 hari
3. Jadwal orientasi petugas baru
 Hari ke I : Perkenalan dengan dokter IGD , Kep.Ruangan petugas
IGD lainya
 Hari ke II : Mengetahui struktur organisasi dari struktur
fungsional dan mekanisme kerja di IGD
 Hari ke III : mengetahui pembagian tugas dan uraian tugas
petugas IGD
 Hari ke IV : Mempelajari protap – protap IGD
 Hari ke V : Menetapka orientasi hari 1 s/d hari ke IV
 Hari ke VI : menyaksikan dan mengikuti pelaksanaan tugas sehari
– hari di IGD
3. Setelah menjalani orientasi selama 1 minggu, petugas baru
mendapatkan tugas dalam uraian tugasnya.
4. Pada minggu ke II petugas baru melaksanakan tugas sesuai dengan
tugas yang diberikan

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

51
PENATALAKSANAAN INFORMED CONSENT

No Dokumen
No Revisi Halaman
28/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/ 1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Informed Consent adalah suatu kesepakatan / persetujuan pasien atas
upaya medis yang akan dilakukan oleh dokter terhadap dirinya, setelah
pasien mendapatkan informasi dari dokter mengenai upaya medis yang
dapat dilakukanuntuk menolong dirinya, disertai informasi mengenai
segala resiko yang mungkin terjadi.

Tujuan : A. Tujuan Umum


Memberikan hak pasien untuk menerima informasi dan penjelasan
tentang tindakan medik yang akan dilakukan terhadap dirinya atau
keluarganya dan melaksanakan kewajiban dokter untuk memberikan
penjelasan dan informasi tentang keperluan serta akibat yang dapat
terjadi demi kepentingan menyembuhkan maupun mendiagnosis
penyakit

B. Tujuan khusus
 Memberikan perlindungan hokum bagi dokter dan tenaga rumah
sakit yang lain dalam melakukan tindakan pelayanan meik dan
keperawatan dalam rangka posedur diagnosis dan terapi
 Menjalin komunikasi dan kejasama yang baik antara dokter dan
pasien dalam rangka penyembuhan dan pemulihan pasien
Prosedur : 1. Komite medis menetapkan jenis jenis tindakan yang memerlukan
persetujuan tindakan medis
2. Para dokter wajib melaksanakan prosedur persetujuan tindakan medik
sesuai ketentuan yang berlaku
3. Pada tindakan medic pembedahan, penjelasan tindakan medik
dilakukan dan ditanda tangani oleh dokter operator dan dokter
52
anasthesi
4. Tindakan medik dengan local anasthesi , penjelasan cukup oleh
dokter operator
5. Pada tindakan keperawatan, penjelasan tindakan dilakukan oleh
perawat .contoh : pemasangan infuse , pemasangan kateter dll.

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan.

MENIMBANG BERAT BADAN

No Dokumen
29/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Menimbang berat badan pasien dengan mempergunakan timbangan berat
badan.
Tujuan : 1. Untuk mengetahui berat badan pasien.
2. Untuk membantu menentukan diagnosa.
3. Untuk menentukan dosis pengobatan dan diet.
4. Untuk mengetahui perkembangan kesehatan, misalnya : oedema.

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses menimbang berat badan pasien.
Prosedur : Peralatan :

53
1. Timbangan
2. Buku catatan
3. Alat tulis

Prosedur Pelaksanaan :
1. Mengatur timbangan sehingga jarum menunjukkan angka nol dan
seimbang
2. Pasien dipersilahkan naik di atas timbangan tanpa sepatu, sandal,
pakaian jangan terlalu tebal.
3. Membaca skala pada timbangan berat badan.
4. Mencatat hasil ke dalam catatan rekam medis.
5. Membereskan alat-alat yang dipakai.

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan, Kebidanan dan Farmasi

PENGUKURAN TINGGI BADAN

No Dokumen
No Revisi Halaman
30/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA

54
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Mengukur tinggi badan pasien dengan mempergunakan alat pengukur
tinggi badan.

Tujuan : 1 Untuk mengetahui tinggi badan pasien.


2 Untuk membantu menentukan diagnosa.
3 Untuk menentukan dosis pengobatan dan diet.
4 Untuk menentukan dalam pemeriksaan laboratorium.

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses pengukuran tinggi badan pasien.

Prosedur : Peralatan :
1. Alat pengukur tinggi badan atau sentimeter
2. Buku catatan
3. Alat tulis

Prosedur Pelaksanaan :
1. Memberitahukan pasien tentang prosedur yang akan dilakukan.
2. Pada pasien yang dapat berdiri, memakai alat pengukur khusus
3. Pada pasien yang tidak dapat berdiri, diukur dengan sentimeter
(meteran dan kalau pasien sadar bisa menanyakan langsung).
4. Mencatat tinggi badan ke dalam catatan rekam medis
5. Perawat mencuci tangan

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Rawat Jalan.

55
PENGUKURAN SUHU TUBUH MELALUI AXILLA

No Dokumen
31/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Mengukur suhu tubuh dengan thermometer yang dilakukan melaui ketiak
(axilla).

Tujuan : 1 Untuk mengetahui suhu tubuh pasien.


2 Untuk menentukan pengobatan dan tindakan perawatan.

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses pengukuran suhu tubuh melalui axilla.

Prosedur : .Peralatan :
1. Thermometer pada tempatnya
2. Buku catatan
3. Alat tulis
4. Tissue
5. Alkohol 70% pada tempatnya

Prosedur Pelaksanaan :
1. Memberitahukan pasien/ keluarga mengenai prosedur yang
dilakukan
2. Perawat mencuci tangan.
3. Memeriksa thermometer dan menurunkan air raksa sampai 35oC.
4. Membuka pakaian bagian atas pasien, ketiak dikeringkan.
5. Memasang thermometer sehingga bagian reservoir tepat di tengah
ketiak dan pasien dianjurkan menyilangkan tangan di atas
dadanya.
56
6. Mengangkat thermometer setelah ± 10 menit atau setelah berbunyi
bila menggunakan thermometer digital, kemudian dibersihkan
dengan alkohol 70%.
7. Membaca dan mencatat hasil dalam buku catatan
8. Merapihkan pasien dan lingkungannya.
9. Alat-alat dibereskan
10. Perawat mencuci tangan
11. Membuat grafik/ kurve pada catatan rekam medis pasien dengan
tepat dan benar.

Unit Terkait : Instalasi Rawat inap, Instalasi Rawat Jalan, IGD.

PEMBERIAN OKSIGEN

No Dokumen
32/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Suatu prosedur yang dilakukan terhadap pasien yang mendapatkan
therapy oksigen.
Tujuan : Untuk memenuhi kebutuhan oksigenisasi jaringan.

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses pemberian oksigen.
Prosedur : Peralatan :
1 Tabung oksigen dan flowmeter lengkap dengan humidifier yang
sudah diisi aquadest steril.
2 Slang dan canula (katheter) oksigen.
3 Kalau perlu : plester, gunting, alat-alat suction, masker oksigen dan
57
guedel (mayo tube).

Prosedur pelaksanaan :
1 Perawat mencuci tangan.
2 Membantu pasien dalam sikap setengah duduk atau disesuaikan
dengan kebutuhan pasien.
3 Bebaskan jalan nafas, kalau perlu dilakukan penghisapan lender.
4 Mengontrol isi tabung oksigen melalui flowmeter dan air pada
humidifier.
5 Menghubungkan slang oksigen dengan flowmeter.
6 Mengontrol apakah ada sumbatan pada slang dengan mengalirkan
oksigen dan melakukan tes pada punggung tangan.
7 Memberikan volume oksigen yang dibutuhkan melalui skala
flowmeter.
8 Memasukkan ujung canula atau katheter oksigen melalui hidung
pasien (untuk pemakaian katheter harus masuk ± 3 cm).
9 Kalau perlu lakukan fiksasi dengan plester.
10 Perawat mencuci tangan.
11 Mencatat waktu dan volume pemasangan oksigen dalam catatan
rekam medis pasien.
12 Memperhatikan dan mencatat reaksi pasien selama pemasangan
oksigen.

Unit Terkait : Instalasi Rawat inap

MEMBANTU MEMPERLANCAR BUANG AIR KECIL

No Dokumen
No Revisi Halaman
33/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA

58
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Bantuan yang diberikan kepada pasien untuk memperlancar buang air
kecil/ dapat buang air kecil spontan.
Tujuan : 1 Memberikan rasa nyaman kepada pasien.
2 Melatih pasien agar dapat buang air kecil spontan.
3 Menghindari ketergantungan pemakaian alat.
4 Menghindari terjadinya pendaharahan post partum.
Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses pemberian oksigen.
Prosedur : 1 Melakukan pendekatan kepada pasien dan memberitahukan tindakan
yang akan dilakukan.
2 Memberi kesempatan kepada pasien untuk menanyakan hal-hal yang
kurang jelas berkenan dengan pelaksanaan.
3 Memberitahukan kepada pasien kapan dia harus buang air kecil.
4 Menjelaskan kepada pasien hal-hal yang dapat terjadi akibat
menahan buang air kecil.
5 Menganjurkan kepada pasien untuk minum yang cukup agar dapat
buang air kecil dengan spontan.
6 Menyiapkan minum di meja pasien dan mengontrol bila habis
ditambahkan.
7 Mengontrol keadaan kandung kemih dan bila penuh menanyakan
kepada pasien keinginan buang air kecilnya.
8 Menganjurkan pasien untuk buang air kecil dan memberitahukan
agar pasien dapat buang air kecil setiap 3-4 jam (bila dapat berjalan).
9 Melatih pasien buang air kecil (pada tirah baring)
- Pelaksanaannya sama dengan menolong pasien buang air kecil
- Memberi rangsangan dengan menyiram daerah vulva dengan air
dingin
- Memberi rangsangan dengan mengompres daerah kandung
kemih dengan air panas dan dingin secara bergantian
- Membuat posisi semi flowler/fowler (bila memungkinkan )
10 Perawat mencuci tangan
11 Mencatat semua urutan tindakan yang diberikan dan respon pasien
12 Bila tidak berhsil melapor ke dokter
Unit Terkait : Instalasi Rawat inap

59
PEMBERIAN GLYCERIN SPUIT

No Dokumen
34/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA GEBANG 1/2
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Memasukkan cairan glycerine ke dalam poros usus dengan menggunakan
spuit glycerin.
Tujuan : 1 Sebagai tindakan pengobatan.
2 Merangsang peristaltic usus, sehingga pasien dapat buang air besar.
3 Mengosongkan usus sebagai persiapan bagi tindakan operasi kecil
dan persalinan normal.

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses pemberian glycerine spuit.
Peralatan : 1 Under pad.
2 Sarung tangan.
3 Glycerin sesuai kebutuhan.
4 Tissue gulung.
5 Piala ginjal.
6 Alat glycerine.
7 Xylocain jelly.

Prosedur : 1 Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur


yang akan dilakukan.
2 Keluarga dipersilahkan menunggu di luar.
3 Menutup pintu dan gordyn / skerem.
4 Perawat mencuci tangan
5 Under pad diletakkan di bawah bokong.
6 Pakaian bagian bawah ditarik ke atas.
7 Perawat memakai sarung tangan.
60
8 Pasien dianjurkan miring ke kiri (sikap sim).
9 Piala ginjal diletakkan di sisi bokong.
10 Spuit glycerine diisi cairan glycerine sebanyak 20 cc dan udara
dikeluarkan kemudian ujung spuit glycerine diberi xylocain
secukupnya.
11 Tangan kiri perawat mendorong bokong pasien ke bagian atas,
sedangkan tangan kanan memasukkan spuit kedalam anus sampai
pangkal kanula dengan ujung spuit diarahkan ke depan.
12 Masukkan cairan glycerine perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan
menarik nafas panjang.

Prosedur : 13 Spuit glycerine dicabut dan diletakkan dalam piala ginjal.


14 Pasien tetap dalam posisi miring ± 5 menit, lalu dipersilahkan ke
kamar mandi.
15 Setelah selesai tempat tidur pasien dirapihkan.

Unit terkait : Instalasi Rawat Inap

MENGELUARKAN FAECES SECARA MANUAL

No Dokumen
35/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA 1/2
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat

Pengertian : Mengeluarkan faeces dengan tangan untuk pasien yang tidak dapat buang air
besar dengan spontan.
Tujuan : 1 Supaya faeces dapat keluar.
2 Supaya pasien merasa nyaman.
Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan efisien
melalui proses mengeluarkan faeces secara manual.
Peralatan : 1 2 buah sarung tangan bersih.
2 Masker.
3 Xylocain jelly.
4 Piala ginjal.
5 Pispot bertutup.
6 Tissue roll.
61
7 Sabun.
8 Air dalam kom mandi.
9 2 buah washlap biru.
10 Handuk.
11 Alas bokong.
12 Pengharum ruangan.

Prosedur : 1 Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang


akan dilakukan.
2 Keluarga dipersilahkan menunggu di luar.
3 Menutup pintu dan gordyn / skerem.
4 Perawat mencuci tangan dan memakai masker.
5 Melepaskan pakaian pasien bagian bawah, tubuh bagian bawah ditutup
dengan handuk dan memasang alas bokong.
6 Membantu pasien dalam posisi miring ke kiri, membelakangi perawat
dengan kaki kanan ditekuk (sikap sim)
7 Perawat memakai sarung tangan, jari telunjuk diberi xylocain jelly di atas
piala ginjal.
8 Memasukkan jari telunjuk dengan cara perlahan-lahan ke dalam anus
sampai adanya sumbatan faeces.
9 Mengeluarkan semua faeces dengan jari telunjuk secara perlahan dan
dimasukkan ke dalam pispot.
10 Membuat gerakan melingkar/ sirkulasi dengan jari telunjuk 2-3 kali untuk
merangsang spinter anus. Kemudian jari telunjuk dikeluarkan dari anus.
1 Melepaskan sarung tangan yang kotor dan memakai sarung tangan yang
Prosedur : bersih.
2 Membersihkan daerah anus dan sekitarnya dengan tissue, kemudian
disabun, dibersihkan dengan washlap basah sampai bersih dan
dikeringkan dengan handuk.
3 Merapihkan pasien dan lingkungan, kemudian pengharum ruangan
disemprotkan.
4 Membuang faeces ke slobzink, pispot direndam dengan antiseptic.
5 Perawat melepas sarung tangan lalu mencuci tangan.
Mencatat dalam catatan perawatan mengenai tindakan yang dilakukan.
Instalasi Rawat inap
Unit Terkait :

PEMBERIAN OBAT PENCAHAR MELALUI RECTAL

No Dokumen
No Revisi Halaman
36/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA

62
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Menyiapkan dan memberikan obat-obat pencahar kepada pasien secara
oral maupun rectal.
Tujuan : 1 Sebagai tindakan pengobatan.
2 Untuk persiapan tindakan medik agar hasilnya tepat dan benar.
Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses pemberian obat pencahar melalui rectal.
Peralatan : 1 Obat sesuai dengan pesanan dokter, misalnya : dulcolax supp,
icrolax tube, yal jelly, dll
2 Daftar pemberian obat.
3 Nampan kecil, tempat obat
4 Gunting, kalau perlu.
5 Sarung tangan, Vaseline, tissue
6 Under pad.
7 Pispot.
8 Piala ginjal.

Prosedur : 1 Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur


yang akan dilakukan.
2 Keluarga dipersilahkan menunggu di luar.
3 Menutup pintu dan gordyn / skerem.
4 Perawat mencuci tangan.
5 Melepaskan pakaian pasien bagian bawah.
6 Membantu mengatur posisi pasien dalam sikap sim.
7 Meletakkan piala ginjal di bawah anus kemudian perawat memakai
sarung tangan.
8 Memasukkan obat ke dalam rectal sambil mengajurkan pasien untuk
menarik nafas panjang, sebelum diberi vaselin.
9 Pasien dianjurkan untuk berbaring selama 20 menit dan tidak boleh
mengejan.
10 Melepaskan sarung tangan dan diletakkan di piala ginjal.
11 Merapihkan pakaian pasien dan lingkungan.
12 Membereskan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya.
13 Perawat mencuci tangan.
14 Mencatat prosedur yang sudah dilakukan pada catatan perawatan
dan menandatangani daftar pemberian obat
Unit terkait : Instalasi Rawat Inap

63
PERAWATAN COLOSTOMIE

No Dokumen
No Revisi Halaman
37/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/2
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)
dr. Amelia Verawati Hidayat

Pengertian : Merawat pasien dengan anus buatan.


Tujuan : 1 Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien.
2 Mencegah infeksi silang.
3 Untuk estetika
4 Melatih pasien agar bisa mandiri untuk merawat

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan efisien
melalui proses perawatan colostomie.
Peralatan : 1 Colostomy bag.
2 Kapas steril.
3 Under pad.
4 1 (satu) pasang sarung tangan.
5 Kantong plastik untuk balutan kotor.
6 Set ganti balut : kapas, lidi steril.
7 Wash bensin.
8 Plester dan gunting.
9 Piala ginjal.
10 Masker.
11 Salf sesuai dengan pesanan dokter.
12 NaCl 0,9% .

Prosedur : 1 Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang


akan dilakukan.
2 Keluarga dipersilahkan menunggu di luar.
3 Menutup pintu dan gordyn / skerem.
4 Mengatur posisi pasien.

64
5 Perawat mencuci tangan.
6 Perawat memakai sarung tangan dan masker.
7 Memberi under pad pada daerah yang diganti.
8 Piala ginjal didekatkan pada bagian perut/ luka yang akan diganti.
9 Membuka colostomy bag dengan hati-hati, bagian yang kotor diarahkan ke
dalam kantong plastik.
10 Membersihkan colostomy dan sekitarnya dengan kapas NaCl 0.9%
kemudian dikeringkan.
11 Mengoleskan salf pada kulit di sekitar colostomy dengan kapas lidi.
13 Memasang colostomy bag dengan tepat dan dijaga supaya tidak ada
udara yang masuk di dalamnya.
14 Merapihkan pasien.
15 Membereskan alat-alat.
16 Perawat melepas sarung tangan dan masker.
17 Perawat mencuci tangan.
18 Perawat menulis dalam catatan perawatan mengenai tindakan yang
sudah dilakukan dan tentang perkembangan luka.
Unit terkait : Instalasi Rawat Inap

PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

No Dokumen
38/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA GEBANG 1/2
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Memindahkan atau memasukkan darah yang berasal dari donor ke dalam
tubuh pasien melalui vena.

Tujuan : Melaksanakan tindakan pengobatan dan memenuhi kebutuhan pasien


akan darah sesuai dengan program pengobatan.

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses pemberian transfusi darah.

Peralatan : 1 Darah yang dibutuhkan yang telah dicross matching oleh petugas
Bank Darah.
2 Cairan infus NaCl 0.9% : kolf.
3 Sarung tangan.
65
4 Vecafix.
5 Kapas alkohol.
6 Karet pembendung.
7 Under pad.
8 Tensimeter dan stethoscope.
9 Plester / micropore.
10 Thermometer axilla.
11 Formulir pemberian infuse.
12 Formulir check list.
Diisi oleh dokter jaga ruangan, cocokkan golongan darah, jenis
darah, nomor darah, jumlah darah, identitas pasien dan nama pada
kartu di kantong darah serta tanggal kadaluarsa.

Prosedur : 1 Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur


yang akan dilakukan.
2 Keluarga dipersilahkan menunggu di luar.
3 Menutup pintu dan gordyn / skerem.
4 Mengobservasi tensi, suhu, nadi, pernafasan dan catat pada
formulir observasi.
5 Menyiapkan darah yang telah dilakukan check list oleh dokter
ruangan.
6 Mengatur posisi pasien dan memasang under pad.
7 Mencocokkan kartu kantong darah dengan nama pasien yang
akan diberikan.
8 Memasang infus dengan cairan NaCl 0,9% bila tetesan sudah
lancar, slang infus dipindahkan ke kantong darah.

9 Jumlah tetesan darah diatur sesuai dengan yang telah ditentukan.


10 Bila selama transfuse darah tidak ada kesulitan, pemberian
dilanjutkan sampai mencapai jumlah yang ditentukan, kemudian
slang infus dipindahkan / dispoel dengan NaCl 0,9% (kecuali
ada pesanan dari dokter) dan tetesan diatur sesuai dengan
kebutuhan.
11 Pemberian transfuse diteruskan atau dihentikan, harus
disesuaikan dengan program pengobatan yang telah ditentukan.
12 Setelah transfuse selesai jarum dicabut dan bekas tusukan
ditekan dengan kapas alkohol kemudain diplester.
66
13 Merapihkan pasien dan lingkungannya.
14 Membersihkan alat – alat dan perawat mencuci tangan.
15 Mencatat dalam catatan keperawatan dan rekam medis mengenai
prosedur yang telah dilakukan.
Unit terkait : Instalasi rawat inap

67
PEMBERIAN OBAT PER ORAL

No Dokumen
39/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Memberikan obat-obat kepada pasien melalui mulut dan ditelan.

Tujuan : Agar obat-obat yang diberikan tepat dan benar sesuai dengan program
pengobatan.

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses pemberian obat per oral.

Peralatan : 1 Kotak obat beserta obat-bat yang dibutuhkan.


2 Tempat obat / bokal.
3 Daftar pemberian obat.
4 Gunting.
5 Kantong plastic.
6 Baki kecil.
7 Air minum sesuai kebutuhan.
8 Gelas ukuran / sendok obat, kalau perlu.
9 Gerusan obat, kalau perlu.

Prosedur : 1 Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur


yang akan dilakukan.
2 Perawat mencuci tangan.
3 Trolley obat sudah lengkap dibawa ke kamar pasien.
4 Mencocokkan nama pasien pada kotak obat dengan daftar
pemberian obat.
5 Membagi obat ke tempat / bokal obat sesuai dengan dosis sambil
mencocokkan dengan daftar penerimaan obat.
6 Jika obat dalam bentuk cair, tuangkan obat ke dalam gelas obat atau
sendok obat.
7 Membantu pasien minum obat.
8 Memberi minum air putih.
9 Merapihkan alat.
10 Perawat mencuci tangan.
11 Mencatat pada daftar obat.
68
Unit terkait : Instalasi Rawat inap

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRA CUTAN

No Dokumen
No Revisi Halaman
40/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Memberikan obat kepada pasien melalui suntikan ke dalam jaringan kulit
dan penyuntikan dilakukan pada lengan bawah bagian dalam.

Tujuan : 1 Untuk melakukan uji coba kulit (skin test) dari obat-obat tertentu.
2 Untuk obat tertentu yang pemberiannya khusus dengan cara ini.
3 Untuk menegakkan diagnose penyakit TBC (Tuber Culin Test).

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses pemberian obat melalui intra cutan.

Peralatan : 1 Spuit 1 cc / spuit khusus tuber culin.


2 Kapas alkohol 70%.
3 Obat yang ditentukan oleh dokter.
4 Bak suntik, sarung tangan, kantong plastic

Prosedur : 1 Memberitahukan dan menjelaskan kepada pasien mengenai


prosedur yang akan dilakukan.
2 Keluarga dipersilahkan menunggu di luar.
3 Menutup pintu dan gordyn / skerem.
69
4 Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan.
5 Menyiapkan obat sesuai dengan dosis yang ditentukan.
6 Mengatur posisi pasien.
7 Tentukan daerah yang akan disuntik dan permukaan kulit
didesinfektan dengan kapas alkohol lalu diregangkan dengan
tangan kiri.
8 Memasukkan jarum pada kulit dengan lubang jarum menghadap ke
atas dengan posisi 15-20 derajat.
9 Memasukkan obat perlahan-lahan sampai permukaan kulit
menggelembung.
10 Setelah obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat, bekas
tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol.
11 Merapihkan pasien dan lingkungannya.
12 Membersihkan alat.
13 Mencatat dalam catatan keperawatan dan daftar pemberian obat.
14 Perawat mencuci tangan.

Unit terkait : Instalasi Rawat inap

PEMBERIAN OBAT MELALUI SUB CUTAN

No Dokumen
41/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)
dr. Amelia Verawati Hidayat
Pengertian : Memberikan obat kepada pasien melalui suntikan di bawah kulit yang
dilakukan pada penyuntikan insulin :
1. Lengan atas bagian luar
2. Bagian luar daerah dada dan tempat lain yang dianggap perlu.

70
Tujuan : Untuk obat-obat tertentu yang pemberiannya dengan cara sub cutan.

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses pemberian obat melalui sub cutan.

Peralatan : 1 Spuit 1 cc / spuit khusus.


2 Kapas alkohol 70%.
3 Obat suntik yang ditentukan oleh dokter.
4 Bak suntik, sarung tnagan, kantong plastic
5 Daftar obat pasien.

Prosedur : 1 Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur


yang akan dilakukan.
2 Keluarga dipersilahkan menunggu di luar.
3 Menutup pintu dan gordyn / skerem.
4 Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan.
5 Menyiapkan obat sesuai dengan dosis yang ditentukan.
6 Mengatur posisi pasien.
7 Tentukan daerah yang akan disuntik dan permukaan kulit
didesinfektan dengan kapas alkohol 70%.
8 Memasukkan jarum pada kulit dengan lubang jarum menghadap
ke atas dan membentuk sudut 45 derajat dengan permukaan kulit.
9 Penghisap spuit ditarik sedikit, bila tidak ada darah obat
dimasukkan perlahan-lahan.
10 Setelah obat habis, jarum suntik dicabut dengan cepat dan bekas –
bekas tusukan jarum jangan di desinfektan.
11 Merapikan pasien dan lingkungannya.
12 Membersihkan alat.
13 Perawat mencuci tangan.
14 Mencatat prosedur yang sudah dilakukan di dalam catatan
keperawatan dan daftar pemberian obat.
Unit terkait : Instalasi rawat inap

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRA MUSCULAR

71
No Dokumen
No Revisi Halaman
42/SPO/IGD/2018
1/2
RSIA GEBANG
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Memberikan obat kepada pasien melalui suntikan ke dalam jaringan otot
dilakukan pada :
1. Otot paha bagian luar (⅓ tengah paha sebelah luar)
2. Otot bokong (⅓ bagian dari spinailiaca anterior superior)
3. Otot pangkal tangan ( musculus deltoid)

Tujuan : 1 Untuk pengobatan


2 Untuk obat-obat tertentu yang pemberiannya khusus cara ini.

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses pemberian obat melalui intra muscular.
Peralatan : 1 Spuit 2.5 – 5 cc .
2 Kapas alkohol 70% dalam tempatnya.
3 Obat suntik yang ditentukan oleh dokter.
4 Bak suntik.
5 Sarung tangan.
6 Kantong plastic.
7 Daftar obat pasien.

Prosedur : 1 Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur


yang akan dilakukan.
2 Keluarga dipersilahkan menunggu di luar.
3 Menutup pintu dan gordyn / skerem.
4 Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan.
5 Menyiapkan obat sesuai dengan dosis yang ditentukan.
6 Mengatur posisi pasien.
7 Tentukan daerah yang akan disuntik, lalu permukaan kulit tempat
tusukan dan sekitarnya didesinfeksi dengan kapas alkohol 70%.
8 Memasukkan jarum suntik tegak lurus (30 derajat) dengan
permukaan kulit lalu melakukan aspirasi, bila tidak ada darah
keluar masukkan obat secara perlahan-lahan.
9 Setelah obat masuk semua, jarum suntik dicabut dengan cepat dan
bekas- bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol sambil
72
dimasage.
10 Merapihkan pasien dan lingkungannya.
11 Membersihkan alat
12 Perawat mencuci tangan
13 Mencatat prosedur yang sudah di lakukan di dalam catatan
keperawata dan daftar pemberian obat.

Unit terkait : Instalasi rawat inap

PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRA VENA

No Dokumen
No Revisi Halaman
43/SPO/IGD/2018
RSIA 1/2
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat

Pengertian : Memberikan obat kepada pasien melalui suntikan ke dalam pembuluh darah
vena.

Tujuan : 1 Untuk pengobatan


2 Untuk obat-obat tertentu yang pemberiannya khusus cara ini.

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan efisien
melalui proses pemberian obat melalui intra vena.

Peralatan : 1 Karet pembendung / tourniquet.


2 Spuit sesuai kebutuhan.
3 Obat suntik yang ditentukan oleh dokter.
4 Sarung tangan.
5 Under pad/ pengalas.
6 Band aid / plester.
7 Kapas alkohol 70%.
8 Bak suntik.
9 Kantong plastik.
10 Daftar obat pasien.

73
Prosedur : 1 Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang
akan dilakukan.
2 Keluarga dipersilahkan menunggu di luar.
3 Menutup pintu dan gordyn / skerem.
4 Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan.
5 Menyiapkan obat sesuai dengan dosis yang ditentukan.
6 Mengatur posisi pasien dan memasang under pad/ pengalas.
7 Tentukan daerah yang akan disuntik kemudian dibendung di bagian
atasnya, selanjutnya permukaan kulit tempat tusukan dan sekitarnya
didesinfeksi dengan kapas alkohol 70%.
8 Jarum ditusukkan ke dalam pembuluh darah dengan lubang jarum
menghadap ke atas.
9 Penghisap spuit ditarik dikit sedikit, bila jarum suntik berhasil masuk, ke
dalam vena, darah akan keluar dan masuk ke dalam spuit atau mengalir
sendiri.
10 Setelah berhasil buka segera karet pembendung.
11 Obat dimasukkan perlahan-lahan sampai habis.
12 Setelah obat masuk semua, jarum suntik dicabut dengan cepat dan
bekas – bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol dan pasang
band air atau diplester.
13 Daerah bekas tusukan ditinggikan.
14 Merapihkan pasien dan lingkungannya.
15 Membersihkan alat.
16 Perawat mencuci tangan.
17 Mencatat prosedur yang sudah dilakukan di dalam catatan keperawatan
dan daftar pemberian obat.

Unit terkait : Instalasi rawat inap

PEMBERIAN OBAT MELALUI MATA

No Dokumen
No Revisi Halaman
44/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Memberikan obat – obatan tertentu kepada pasien dengan cara
meneteskan secara lokal pada mata.

Tujuan : Melaksanakan tindakan pengobatan mata sesuai dengan program


pengobatan.
74
Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses pemberian obat melalui mata.

Peralatan : 1 Obat yang ditentukan.


2 Pipet, kalau perlu.
3 Piala ginjal.

Prosedur : 1 Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur


yang akan dilakukan.
2 Perawat mencuci tangan.
3 Posisi pasien duduk atau tidur terlentang dengan kepala tengadah.
4 Menyebut nama pasien.
5 Baca etiket obat untuk mencegah kesalahan.
6 Membuka kelopak mata bawah.
7 Teteskan obat mata pada pemukaan konjungtiva kelopak mata
bawah.
8 Bersihkan sisa obat yang ada di mata dengan kapas basah.
9 Merapihkan alat dan mengembalikan pada tempatnya
10 Perawat mencuci tangan kembali.
11 Mencatat prosedur yang sudah dilakukan di dalam catatan
keperawatan dan daftar pemberian obat.

Unit terkait : Instalasi rawat inap

PEMBERIAN OBAT MELALUI TELINGA

75
No Dokumen
No Revisi Halaman
45/SPO/IGD/2018
1/2
RSIA GEBANG
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Memberikan obat – obatan tertentu kepada pasien dengan cara
meneteskan ke lubang telinga pasien.

Tujuan : Melaksanakan tindakan pengobatan telinga sesuai dengan program


pengobatan.

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses pemberian obat melalui telinga.
Peralatan : 1 Under pad.
2 Kapas bulat.
3 Obat tetes yang sudah ditentukan.
4 Lidi kapas.
5 Piala ginjal, pipet kalau perlu

Prosedur : 1 Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur


yang akan dilakukan.
2 Perawat mencuci tangan.
3 Membantu pasien dalam proses tidur miring, telinga yang sakit
mengarah ke atas.
4 Menyebut nama pasien.
5 Memasang under pad dibawah bahu pasien.
6 Membesihkan liang telinga dengan lidi kapas.
7 Menarik daun telinga dan diangkat ke atas dengan hati-hati.
8 Menetesi obat melalui sisi atau liang telinga sesuai dengan dosis
yang sudah ditentukan.
9 Pasien dianjurkan dalam posisi miring 5-10 menit.
10 Membersihkan bekas obat dengan kapas bulat.
11 Merapihkan pasien dan lingkungannya..
12 Membersihkan / membereskan alat-alat serta mengembalikan pada
tempatnya
13 Perawat mencuci tangan kembali.
14 Mencatat prosedur yang sudah dilakukan di dalam catatan
76
keperawatan dan daftar pemberian obat.

Unit terkait : Instalasi rawat inap

PEMBERIAN KOMPRES ES

No Dokumen
46/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Memberikan kompres dingin kepada pasien yang memerlukan dengan
menggunakan coldhot pack.

Tujuan : 1 Membantu menurunkan suhu tubuh.


2 Membantu mengurangi pendarahan.
3 Mengurangi rasa sakit / nyeri.
4 Memberikan rasa nyaman.

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses pemberian kompres es.

Peralatan : Coldhot pack siap pakai yang disimpan dalam freezer

Prosedur : 1 Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur


yang akan dilakukan.
2 Coldhot pack diletakkan pada bagian yang memerlukan, misalnya :
77
a. Lipatan paha.
b. Tengkuk.
c. Ketiak.
3 Setelah dipakai, dicuci pada air mengalir kemudian disimpan di
lemari pendingin (freezer).

Unit terkait : Instalasi rawat inap

MEMBANTU PASIEN
DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA

No Dokumen
No Revisi Halaman
47/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Membantu pasien turun dari tempat tidur untuk duduk di kursi roda.

Tujuan : 1 Membantu melatih mobilisasi pasien dan melemaskan otot.


78
2 Memberikan perasaan aman dan nyaman.
3 Mempermudah merapihkan tempat tidur.

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif dan
efisien melalui proses membantu pasien dari tempat tidur ke kursi roda.

Peralatan : Kursi roda.

Prosedur : 1 Perawat mencuci tangan.


2 Memberitahu kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
3 Meletakkan kursi roda dan membuka sandaran kaki.
4 Mengunci kursi roda dan membuka sandaran kaki.
5 Kedua kaki pasien digeser ke pinggir tempat tidur dan dibantu
untuk duduk dengan kaki terjuntai.
6 Perawat berdiri di depan pasien dengan kaki direntangkan.
7 Perawat meletakkan kedua tangan di bawah ketiak pasien dan
jari-jari melebar menutupi bagian atas.
8 Pasien dibantu untuk berdiri.
9 Mengajurkan pasien membelakangi kursi roda.
10 Kedua tangan pasien memegang kedua tangan kursi roda,
kemudian pasien dibantu duduk di atas kursi roda.
11 Memasang kembali sandaran kaki dan meletakkan kaki pasien di
atas sandaran kaki.
12 Perawat mencuci tangan.

Unit terkait : Instalasi rawat inap

MEMINDAHKAN PASIEN
DARI TEMPAT TIDUR KE BRANDCARD

No Dokumen
No Revisi Halaman
48/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA

79
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brandcard.

Tujuan : 1 Untuk mengurangi / menghindari pergerakan pasien karena


kelemahan fisik atau keterbatasan aktifitas.
2 Untuk memberikan perasaan aman dan nyaman.

Kebijakan : Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan secara efektif


dan efisien melalui proses memindahkan pasien dari tempat tidur ke
brandcard.

Peralatan : 1 Brandcard yang sudah dialasi.


2 Bantal.
3 Selimut.
4 Standar infus, kalau perlu.

Prosedur : 1 Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien /keluarga


mengenai prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.
2 Mendekatkan bagian kepala brandcard ke bagian kaki tempat
tidur (posisi melintang).
3 Mengunci roda brandcard.
4 Menggeser pasien ke tepi.
5 Perawat pertama di bagian kepala, tangan kiri menyokong
kepala dan memegang pangkal lengan.
6 Tangan kanan melalui atas dada pasien memegang tangan
perawat kedua.
7 Perawat kedua di bagian tengah tangan kiri di bawah, tangan
kanan di bawah pangkal paha.
8 Perawat ketiga di bagian kaki, tangan kiri menyokong pada
bagian bawah tangan kanan pada betis.
9 Kedua tangan pasien menyilang di atas dada.
10 Perawat memberi aba-aba.
11 Bersama-sama mengangkat pasien.
12 Memberi posisi yang menyenangkan pada pasien.
13 Perawat mencuci tangan.

Unit terkait : Instalasi rawat inap

80
PEMBERIAN KOMPRES HANGAT

No Dokumen
No Revisi Halaman
RSIA 49/SPO/IGD/2018
1/1
GEBANG
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Memberi kompres hangat pada pasien yang memerlukan dengan
menggunakan washlap yang sudah diberi air hangat.

Tujuan : Menurunkan suhu tubuh sampai nilai normal.

Kebijakan : Observasi suhu tubuh, kompres segera diganti apabila washlap terasa
dingin.

Prosedur : a. Persiapan alat :


1. Perlak kecil.
2. Mangkok berisi air hangat.
3. Washlap.

b. Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.

c. Pelaksanaan :
11 Perlak dipasang pada tempat yang akan dikompres.
2 Washlap dibahasi air hangat, diperas dan diletakkan di tempat
yang akan dikompres (dahi, ketiak, lipatan paha).
3 Mengobservasi pasien.
4 Perawat mencuci tangan.
5 Mencatat hasil tindakan dan observasi.

81
Unit terkait : Instalasi rawat inap

PEMBERIAN OBAT PARENTERAL

No Dokumen
No Revisi Halaman
50/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/3
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)
dr. Amelia Verawati Hidayat

Pengertian : Memasukkan obat tertentu ke dalam jaringan tubuh dengan penyuntikan


(injeksi).
Tujuan : Untuk memberikan pengobatan dengan rekasi lebih cepat.

Kebijakan : 1 Dilakukan oleh perawat yang berkompeten.


2 Setiap melakukan pemberian obat harus memperhatikan 7 benar obat,
yaitu benar obat, pasien, dosis, waktu, rute, tempat/ lokasi pemberian
dan dokumentasi.

82
Prosedur : a. Persiapan alat :
1. Spuit dan jarum steril.
2. Obat-obatan yang diperlukan.
3. Kapas alkohol dan kasa dalam tempatnya.
4. Gergaji ampul.
5. Cairan pelarut.
6. Perlak dan alasnya.
7. Bengkok.
8. Sarung tangan.
9. Bak instrumen tertutup.
b. Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan,
meliputi jenis obat, tujuan dan reaksi obat.
c. Pelaksanaan :
1 Perawat mencuci tangan.
2 Menggunakan sarung tangan steril.

Untuk ampul :
- Sentil bagian atas ampul dengan perlahan dan cepat
menggunakan jari
- Meletakkan bantalan kasa kecil atau kapas alkohol mengelilingi
leher ampul.
- Mematahkan leher ampul kearah menjauhi tangan.
- Memegang ampul baik dengan posisi menjorok atau tegak.
Masukkan jarum spuit kedalam lubang ampul. Jangan biarkan
ujung jarum atau batang spuit menyentuh pinggiran ampul.
Prosedur : - Aspirasi medikasi kedalam spuit dengan menarik kebelakang
plunger sesuai dosis.
- Pertahankan ujung jarum dibawah permukaan cairan. Jika
memegang ampul tegak lurus, angkat keatas untuk memungkinkan
semua cairan masuk kedalam spuit.
- Jika gelembung udara teraspirasi, jangan mengeluarkan udara
kedalam ampul. Jika vial keluarkan udara kedalam vial dan jangan
biarkan plunger kembali keatas.
- Untuk mengeluarkan gelembung udara, angkat jarum dari dalam
ampul. Pegang spuit dengan jarum mengarah keatas. Tarik bagian
plunger sedikit dan dorong kembali keatas untuk mengeluarkan
udara, jangan sampai mengeluarkan cairan.

Untuk vial :
- Melepaskan cap logam untuk memajan penutup karetnya.
- Dengan kapas alkohol, usap permukaan penutup karet.
- Melepaskan cap jarum. Tarik plunger kebelakang untuk
mengumpulkan sejumlah udara yang sama dengan volume
medikasi yang akan diaspirasi.
- Memasukkan bagian ujung jarum dengan bevel jarum mengarah
keatas menembus bagian penutup karet.
- Mengeluarkan udara kedalam vial, jangan biarkan plunger kembali
keatas.
- Membalikkan vial sambil tetap memegang vial dengan kuat pada
83
spuit dan plunger.
- Menahan bagian ujung jarum dibawah ketinggian cairan.
- Memungkinkan tekanan udara untuk secara bertahap mengisi spuit
dengan medikasi. Tarik kembali plunger jika perlu.
- Sentil bagian barrel dengan hati-hati untuk melepaskan semua
gelembung udara. Keluarkan semua udara yang terdapat diatas
spuit kedalam vial.
- Manakala dosis yang sesuai sudah terpenuhi, angkat jarum dari
dalam vial dengan menarik kebelakang barel spuit.
- Untuk mengeluarkan kelebihan gelembung udara, lepaskan jarum
dari vial dengan menarik barel kebelakang. Pegang spuit dengan
jarum mengarah keatas dan sentil-sentil untuk melepaskan udara.
Jangan mengeluarkan cairan.
- Berikan label pada via jika masih tesisa obat didalamnya. Catat
jumlah larutan dan konsentrasi obat.

Prosedur : - Sentil bagian barrel dengan hati-hati untuk melepaskan semua


gelembung udara. Keluarkan semua udara yang terdapat diatas
spuit kedalam vial.
- Manakala dosis yang sesuai sudah terpenuhi, angkat jarum dari
dalam vial dengan menarik kebelakang barel spuit.
- Untuk mengeluarkan kelebihan gelembung udara, lepaskan
jarum dari vial dengan menarik barel kebelakang. Pegang spuit
dengan jarum mengarah keatas dan sentil-sentil untuk
melepaskan udara. Jangan mengeluarkan cairan.
- Berikan label pada via jika masih tesisa obat didalamnya. Catat
jumlah larutan dan konsentrasi obat.
3 Masukkan spuit telah berisi obat beserta kapas alkohol.
4 Membaca kembali daftar pemberian obat, pastikan pasien
yang akan diberi obat.
5 Pastikan infusan pada posisi off/ pengaturan infusan
diturunkan sampai posisi bawah.
6 Mengatur posisi pasien, desinfeksi area yang akan disuntik
dengan kapas alkohol.
7 Masukkan obat secara perlahan sampai isi dalam spuit masuk
kedalam slang infus.
8 Mencabut jarum, masukkan jarum bekas injeksi kedalam
bengkok.
9 Merapihkan alat dan pasien.
10 Perawat mencuci tangan.
11 Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.

Unit terkait : Instalasi rawat inap

84
MEMBANTU PASIEN ELIMINASI

No Dokumen
No Revisi Halaman
51/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/2
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan eliminasi (BAB dan
BAK).
Tujuan : 1 Untuk memberikan kenyamanan bagi pasien.
2 Agar perawat mampu menerapkan upaya pencegahan infeksi
sesuai dengan prinsip-prinsip pengendalian infeksi RSIA Gebang
Medika

Kebijakan : 1 Semua perawat yang bekerja di RSIA Gebang Medika


berkewajiban melaksanakan prosedur keperawatan sesuai
dengan instruksi kerja yang dibuat oleh Rumah Sakit.
2 Instruksi kerja ini adalah acuan yang menjadi titik tolak
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3 Instruksi kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya.

Prosedur : a. Persiapan alat :


1. Urinal, bedpan.
2. Sarung tangan non steril.
3. Kertas tissue.
4. Kom kecil / gelas ukur.
5. Air bersih dalam botol cebok.
6. Tempat sampah non infeksi + kantong kecil.
7. Catatan perawatan.
8. Masker, bila perlu.

b. Persiapan pasien :
1. Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan pada pasien
dan keluarga.

85
2. Menjaga privacy pasien.

c. Pelaksanaan :
1 Perawat cuci tangan.
2 Menggunakan double sarung tangan.
3 Selimut diturunkan, pakaian bawah dikeataskan /
ditanggalkan.

Prosedur : 4 Menganjurkan pasien untuk mengangkat bokong/


memiringkan badannya dan memasang bedpan/ urinal
dengan tepat. Sebelumnya bedpan dibasahi dengan air
supaya faeces tidak lengket. Urinal digunakan untuk
pasien pria.
5 Meninggikan bagian kepala setinggi 30o (bila tidak ada
kontra indikasi) dan kedua lutut ditekuk.
6 Menutup bagian bawah dengan selimut.
7 Menganjurkan pasien untuk menekan bel setelah eliminasi
selesai.
8 Siram dengan air daerah anus / genetalia dan bersihkan
dengan tissue dari daerah genetalia ke anus.
9 Menganjurkan pasien untuk mengangkat bokong/
memiringkan, bersihkan kotoran yang masih menempel
dengan kertas tissue basah sampai bersih dan keringkan
kembali dengan tissue kering. Tempatkan tissue pada
sampah medis.
10 Melepaskan sarung tangan bagian luar.
11 Mengenakan pakaian bagian bawah dan merapikan
kembali pasien dengan posisi senyaman mungkin.
12 Membawa bedpan/ urinal ke kamar mandi pasien
kemudian membuang urine atau faeces ke dalam kloset.
13 Membersihkan bedpan / urinal di urang spoel hock dan
mengembalikan alat-alat pada tempatnya.
14 Melepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
15 Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan,
mencatat intake output (konsistensi, jumlah dan warna).

Hal yang perlu : 1 Mengobservasi / mengkaji keluhan pasien selama eliminasi.


diperhatikan 2 Bila ada keluhan atau ketidaknormalan, laporkan kepada
perawat penanggung jawab dan dokter.
3 Perawat harus sopaan, tidak jijik dan tidak tergesa-gesa.
4 Menggunakan masker jika perlu (misal untuk pasien melena,
dsb).

Unit terkait : Instalasi rawat inap, IGD

86
MENCABUT SET INFUS

No Dokumen
No Revisi Halaman
52/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/2
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat

87
Pengertian : Mencabut kanule dan seluruh set infus dengan tehnik aseptik.

Tujuan : 1 Untuk mencegah pemberian obat secara kontinyu.


2 Untuk pemberian obat dengan konsentrasi tinggi.
3 Agar perawat mampu menerapkan prosedur sesuai dengan
kebijakan RSIA Gebang Medika.

Kebijakan : 1 Semua perawat yang bekerja di RSIA Gebang Medika


berkewajiban melaksanakan prosedur keperawatan sesuai
dengan instruksi kerja yang dibuat oleh Rumah Sakit.
2 Instruksi kerja ini adalah acuan yang menjadi titik tolak
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3 Instruksi kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya.

Prosedur : a. Persiapan alat :


1. Trolley infus berisi sharp container.
2. Plester.
3. Kantong plastik kuning.
4. Sarung tangan.
5. Alkohol swab.
6. Gunting.

b. Persiapan pasien :
Menjelaskan kepada pasien prosedur yang akan dilakukan.

- c. Pelaksanaan :
1 Mencuci tangan dan memakai sarung tangan.
2 Melepaskan plester dari kulit pasien. Bila perlu
menggunakan alkohol swab atau gunting.
3 Tekan ujungkatheter dengan ujung jari.
4 Meletakkan posisi kasa steril diatas tusukan sambil
mencabut katheter secara perlahan-lahan, kemudian tekan
selama 1 (satu) menit dan buang ke kantong plastic kuning
yang tersedia.

Prosedur : 5 Buang botol infus kososng ke tempat sampah khusus untuk


botol bekas infus yang tersedia, kedua ujung selang infus
digunting dan dimasukkan kedalam sharp container
kemudian selang infus dibuang di tempat sampah biasa.
6 Merapikan pasien dan alat-alat, buang sampah sesuai
tempatnya.
7 Mencuci tangan.
8 Mendokumentasikan tindakan kedalam asuhan
keperawatan.

88
Hal yang perlu : 1 Mencabut seluruh set infus, meliputi jarum dan katheter tiap
diperhatikan 72 jam, sedapat mungkin habiskan dulu cairan IV jika
masih ada.
2 Bila sebelum 72 jam, pada lokasi insersi jarum terdapat
tanda-tanda phlebitis segera cabut dan lakukan prosedur
INOC.
3 Mencabut seluruh infus setelah transfusi darah, unsur-unsur
darah atau lipid.
4 Mencatat tanggal pencabutan di formulir laporan
pemantauan kasus INOC dan bila ada tanda-tanda infeksi
(phlebitis) di formulir permintaan laboratorium.
5 Jika infus direncanakan stop dalam 12 jam setelah 72 jam,
maka tidak perlu diganti.
6 Khusus pasien anak sulit mendapat lokasi insersi jarum,
amati apakah ada tanda-tanda infeksi (bengkak, merah
panas sekitar insersi), jika tidak ada tanda-tanda infeksi
boleh dicabut setelah hari ke-5.

Unit terkait : Instalasi rawat inap, rawat jalan.

89
MENGGANTI BALUTAN DENGAN TEHNIK ASEPTIK

No Dokumen
53/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA GEBANG 1/2
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Melakukan penggantian balutan (dressing) dengan menerapkan
tehnik aseptik dengan benar.
Tujuan : 1 Untuk membersihkan luka dari kotoran (pus, cairan dan benda
lain).
2 Untuk mempercepat penyembuhan luka.
3 Untuk melakukan evaluasi terapi yang telah diberikan.
4 Untuk memberikan rasa nyaman kepada pasien.
5 Agar perawat mampu melakukan prosedur sesuai dengan
kebijakan RS Ariya Medika.
6 Agar staff mampu menerapkan pengendalian infeksi sesuai
dengan Pedoman Pengendalian Infeksi RSIA Gebang Medika

Kebijakan : 1 Semua perawat yang bekerja di RSIA Gebang medika


berkewajiban melaksanakan prosedur keperawatan sesuai dengan
instruksi kerja yang dibuat oleh Rumah Sakit.
2 Instruksi kerja ini adalah acuan yang menjadi titik tolak
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3 Instruksi kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
90
pengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya secara ilmiah.

Prosedur : a. Persiapan alat :


1. Rencana perawatan dan catatan perkembangan pasien,
lembar instruksi dokter.
2. Trolley dressing yang berisi :
a. Sarung tangan non steril.
b. Dressing pa ck.
c. Krim pelembab lotion sesuai instruksi dokter, misal :
sufratulle, garamycin zalf, dll.
d. Skin hand rub.
e. Desinfeksi, misal : bethadine solution atau NaCl 0,9%.
f. Piala ginjal / bengkok.
g. Transparant dressing.
h. Plester.
i. Kassa steril.
j. Gunting steril bila diperlukan.

k. Lidi kapas steril.


l. Spuit 10 cc, bila perlu.
m. Masker
n. Apron, bila perlu.
3. Tempat sampah infeksi, non infeksi dan sharp container.
- b. Pelaksanaan :
1 Menyapa pasien dengan namanya.
2 Menjelaskan kepada pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan.
3 Mengatur posisi pasien dan menjaga privacy pasien.
4 Anggarkan plester pada balutan dari kulit pasien.
5 Mencuci tangan.
6 Membuka dressing pack diatas troli dan tidak menyentuh
area steril dan siapkan obat/ desinfektan yang diperlukan.
7 Memasang alas dibawah area luka/ dekat luka.
8 Membuka dressing dengan menggunakan pinset (warna
kuning bila menggunakan disposible) meminimalkan
ketidaknyamanan.
9 Membuang / sisihkan benda-benda yang terkontaminasi
dengan cara yang benar.
10 Memberikan respon yang benar terhadap kebutuhan pasien.
12 Menggunakan skin hand rub.
13 Menggunakan sarung tangan non steril.
14 Menyeka luka dengan benar mulai dari bagian yang bersih
ke area yang kotor/ terinfeksi.
15 Menggunakan desinfektan / lotion kemudian tutup luka
dengan kassa secara benar.
16 Tetap menggunakan tehnik aseptik selama prosedur
91
berlangsung.
17 Fiksasi dressing steril dengan transparant dressing / plester
dengan benar.
18 Menjaga privacy pasien selama berlangsung.
19 Mengatur pasien seperti posisi semula.
20 Melepaskan sarung tangan.
21 Mencuci tangan.
22 Mencatat prosedur dalam catatan perkembangan pasien.
Hal yang perlu : 1 Dokumentasikan kondisi luka, basah / kering ada pus atau
diperhatikan darah, nektrotik, granulasi (merah, segar atau mudah
berdarah).
2 Laporkan kondisi luka kepada perawat penanggungjawab
dan dokter.
Unit terkait : Instalasi rawat inap, rawat jalan, instalasi bedah

92
MELAKUKAN TINDAKAN DC SHOCK

No Dokumen
No Revisi Halaman
54/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/2
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)
dr. Amelia Verawati Hidayat

Pengertian : Memberikan tindakan arus listrik searah pada otot jantung melalui dinding
dada dengan menggunakan defibrillator.
Tujuan : Menghilangkan artimea ventrikel arus listrik searah pada otot jantung
melalui dinding dada dengan menggunakan defibrillator.

Kebijakan : 1 Semua perawat yang bekerja di RSIA Gebang Medika berkewajiban


melaksanakan prosedur keperawatan sesuai dengan instruksi kerja
yang dibuat oleh Rumah Sakit.
2 Instruksi kerja ini adalah acuan yang menjadi titik tolak pelaksanaan
pelayanan keperawatan.
3 Instruksi kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya secara ilmiah.

Prosedur : a Persiapan alat :


1. Defibrilasi
2. Jelly
3. Elektroda
4. Obat-obat sedasi bila perlu (dormikum, analgesic, dll)
b Persiapan pasien :
1. Informed concern
2. Pasien dijelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan.
3. Pasien diatur posisi tidur telentang datar.
c Pelaksanaan :
1. Memberikan sedative atau analgesic bila perlu.
2. Memasang elektroda dan menyalakan EKG monitor.
3. Mencek ulang gambaran EKG dan print gambaran EKG tersebut
untuk mencegah kekeliruan.
4. Menset kebutuhan joule sesuai indikasi (untuk defibrilasi mulai
dengan 150 joule untuk cardioversi mulai dengan 50 joule).
5. Memegang paddle 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah
mid stemu dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid
aksila.Sambil mengatur letak kedia paddle, beri aba-aba agar staff
yang lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bed pasien.
Prosedur : 6. Bila terdengar tanda ready dari mesin defibrillator, tekan tombol DC
shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik.
93
7. Mengamati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan
memberi watt second yang lebih tinggi.
8. Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.

Hal yang perlu : 1. Bila terjadi asistole, lakukan segera tindakan RJP.
diperhatikan 2. Tindakan-tindakan DC Shock dihentikan bilamana tidak ada respon.
3. Setiap perubahan gambaran EKG harus di print.

Unit terkait Instalasi rawat inap ,rawat jalan

MELAKUKAN IRIGASI PADA MATA

No Dokumen
55/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA GEBANG ½
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Melakukan irigasi pada mata.

Tujuan : 1 Agar staf mampu melakukan pemberian terapi melalui irigasi


mata dengan benar sesuai dengan kebijakan RSIA Gebang
Medika
2 Perawat mampu menerapkan prinsip-prinsip pengendalian infeksi.
Kebijakan : 1 Semua perawat yang bekerja di RSIA Gebang Medika
berkewajiban melaksanakan prosedur keperawatan sesuai dengan
instruksi kerja yang dibuat oleh Rumah Sakit.
2 Instruksi kerja ini adalah acuan yang menjadi titik tolak
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3 Instruksi kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya secara ilmiah.

Prosedur : a Persiapan alat :


1. Cairan NS/ Water For Irrigation
2. Tissue / handuk
3. Sarung tangan non steril
4. Infus set
5. Standar infus
6. Bengkok

94
b Pelaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien
dengan jelas.
2. Mengatur posisi pasien, memasang alas/handuk dibawah
kepala.
3. Mencuci tangan.
4. Jika pasien menggunakan kontak lensa, disarankan untuk
melepasnya atau dibantu melepaskannya.
5. Menggunakan teknik irigasi sebagai berikut :
- Mengangkat kepala sedikit kedepan dan miringkan pada
sisi mata yang akan dilakukan irigasi.
- Pegang kelopak mata untuk tetap terbuka dengan tangan
lainnya.

Prosedur : - Alirkan cairan saline/ water for irrigation dengan infus set
pada mata.
- Biarkan larutan saline mengalir pada pipi pasien sehingga
pasien merasakan adanya sentuhan.
- Secara teratur alirkan cairan saline ke arah mata yang
teriirgiasi dari chantus dalam pada jarak 2,5 cm.
- Keringkan pipi pasien yang terkena ciaran saline dengan
tissue / handuk.
6. Merapikan alat-alat ke tempat semula.
7. Mencuci tangan.
8. Meninggalkan pasien dalam keadaan kering dan nyaman.
9. Mencatata prosedur yang telah dilakukan pada asuhan
leperawatan.

Unit terkait : Instalasi rawat inap, rawat jalan.

95
MENGHITUNG DOSIS PEMBERIAN OBAT

96
No Dokumen
No Revisi Halaman
56/SPO/IGD/2018
1/2

RSIA GEBANG
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Melakukan penghitungan terhadap dosis obat sebelum diberikan
kepada pasien sesuai dengan indikasi dan instruksi dokter.
Tujuan : Agar perawat / bidan dapat menghitung ukuran dosis pemberian obat
baik oral, intravena, intramuskular maupun infusan dengan benar
sesuai dengan pedoman pemberian obat 9 benar.

Kebijakan : 1 Semua perawat yang bekerja di RSIA Gebang Medika


berkewajiban melaksanakan prosedur keperawatan sesuai dengan
instruksi kerja yang dibuat oleh Rumah Sakit.
2 Instruksi kerja ini adalah acuan yang menjadi titik tolak
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3 Instruksi kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya secara ilmiah.

Prosedur : a Persiapan alat :


1. Mengumpulkan obat-obatan yang diperlukan.
2. IV set (untuk pemberian intravena dan infusan).
3. Syringe sesuai dengan ukran (3 cc, 5 cc dan 10 cc, dsb).
4. Water for injection (untuk mengoplos obat)
5. Daftar obat di troli

b Pelaksanaan :
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien.
2. Mencuci tangan.
3. Menerapkan 9 R dalam pemberian obat :
- Pada pasien yang benar
- Obat yang benar
- Dosis yang benar
- Waktu yang benar
- Rute pemberian yang benar
- Inform concern
97
- Saksi
- Lokasi tempat pemberian
- Dokumentasi

Prosedur : 4. Memastikan prosedur pemeriksaan yang benar untuk jadwal


pemberian terapi obat yang sesuai.
5. Memeriksa ada tidaknya alergi pada pasien.
6. Mengidentifikasi kalau ada efek samping obat.
7. Mengidentifikasi pelaksanaan pemberian obat yang tidak aman.
8. Memastikan instruksi dari manufactur untuk pemberian obat yang
dilakukan, termasuk sarana pelarutannya yang tepat dan tanggal
kadaluarsa.
9. Evaluasi respon pasien pada terapi oabt.
10. Memberikan bimbingan memadai pada pasien saat obat
dihentikan.
11. Membuang peralatan yang telah digunakan dengan benar.
12. Mencatat dan menandatangani lembar pemberian obat dengan
benar.

Staf harus dapat mengingat rumus dalam penghitungan dosis obat


sebagai berikut :
1. Rumus untuk menghitung dosis obat
Daya yang dibutuhkan X volume = jumlah yang diberikan
Daya dalam obat 1

2. Rumus untuk menghitung kecepatan tetasan


Volume dalam milimeter X faktor tetesan = tetesan / menit
Waktu dalam hitungan jam 60

Hal yang perlu : Memastikan bahwa daya yang dibutuhkan dan daya dalam obat ada
diperhatikan dalam unit yang sama (misalnya bila daya yang dibutuhkan dalam
miligram dan daya pada obat dalam gram, maka satuan gram harus
diubah dulu ke miligram.

Unit terkait : Instalasi rawat inap, rawat jalan.

98
TEHNIK MENGGUNAKAN SUCTION

No Dokumen
No Revisi Halaman
57/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Suatu prosedur dalam langkah-langkah penggunaan alat suction.

99
Tujuan : Tercapainya cara penggunaan alat suction secara standar.

Kebijakan : 1 Semua perawat yang bekerja di RSIA Gebang Medika


berkewajiban melaksanakan prosedur keperawatan sesuai
dengan instruksi kerja yang dibuat oleh Rumah Sakit.
2 Instruksi kerja ini adalah acuan yang menjadi titik tolak
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3 Instruksi kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya secara ilmiah.

Prosedur : 1 Menyesuaikan dan meriksa tegangan listrik yang tersedia


dengan peralatan yang akan dipakai.
2 Memastikan penutup botol terpasang dengan rapat untuk
mencegah kebocoran udara.
3 Menekan tombol ON-OF untuk menghidupkan mesin.
4 Jangan menghisap benda apapun selain air, lendir dan darah.
5 Mematikan tombol ON-OF dan mencabut stiker listrik dari stop
kontak apabila tidak digunakan.

Hal yang perlu : Jangan mengambil alat jika terjatuh dalam air dan segera mencabut
diperhatikan kabel listrik.

Unit terkait : Instalasi Bedah

MELAKUKAN SUCTION

100
No Dokumen
No Revisi Halaman
58/SPO/IGD/2018
1/2
RSIA
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat

Pengertian : Melakukan penghisapan lendir pada mulut, hidung/ trachea.

Tujuan : Tercapainya cara penggunaan alat suction secara standar.

Kebijakan : 1 Semua perawat yang bekerja di RSIA Gebang Medika


berkewajiban melaksanakan prosedur keperawatan sesuai
dengan instruksi kerja yang dibuat oleh Rumah Sakit.
2 Instruksi kerja ini adalah acuan yang menjadi titik tolak
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3 Instruksi kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya secara ilmiah.

Prosedur : a Persiapan alat :


1. Alat suction
2. Suction katheter
3. Pelumas, bila perlu
4. Sarung tangan
5. Masker, bila perlu
6. Air hangat / cairan NaCl
7. Bengkok

b Pelaksanaan :
1. Menjelaskan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2. Mencuci tangan.
3. Mempersiapkan pasien dalam posisi extensi.
4. Mengauskultasi area paru.
5. Menilai plat dan tekanan penghisap.
6. Memakai sarung tangan.
7. Memberikan pelumas pada ujung suction cateter.
8. Masukkan kateter melalui hidung / mulut/ trakheostomi
secara perlahan-lahan
9. Katup selang suction dalam keadaan terbuka, dorong kateter
sampai laring.

10. Hisap lendir perlahan-lahan dengan cara menutup katup selang


101
sambil memutar selang dengan maksimal waktu 20 detik.
11. Memberi kesempatan pasien untuk istirahat, ulangi cara 11,
maksimal 10 menit.
12. Lakukan auskultasi dada setelah penghisapan.
13. Membereskan alat dan pasien.
14. Mendokumentasikan tindakan.
15. Mencuci tangan.

Unit terkait : Instalasi rawat inap, rawat jalan, kebidanan, bedah.

PENGAMBILAN SPESIMEN URINE

No Dokumen
No Revisi Halaman
59/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/2
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Melakukan pengambilan spesimen urine sesuai instruksi dokter.

Tujuan : 1 Untuk menyiapkan bahan pemeriksaan dengan baik.


2 Agar staf mampu melakukan prosedur pengambilan spesimen
urine atau memberikan instruksi kepada pasien dalam
pengambilan spesimen urine sesuai dengan kebijakan RSIa
Gebang Medika.
3 Agar staf dapat mnerapkan prinsip-prinsip pengendalian infeksi
nosokomial.

Kebijakan : 1 Semua perawat yang bekerja di RSIA Gebang Medika


berkewajiban melaksanakan prosedur keperawatan sesuai
dengan instruksi kerja yang dibuat oleh Rumah Sakit.
2 Instruksi kerja ini adalah acuan yang menjadi titik tolak
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3 Instruksi kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah terbukti
keabsahannya secara ilmiah.

Prosedur : a Persiapan alat :


1. Sarung tangan non steril.
2. Tabung urine/ bakal urine
102
3. Urinal
4. Stiker / label
5. Form permintaan pemeriksaan urine
6. Spesimen bag

b. Pelaksanaan :
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar melalui pengecekan
nama di dokumennya.
2. Mendiskusikan dengan pasien mengenai metode
pengambilan (apakah diambil sendiri atau diambil oleh staf).
3. Membicarakan dengan pasien untuk mengatur metode dan
waktu pengambilan yang tepat jika prosedur pengambilan
tersebut tidak cito.

Prosedur : 4. Mengidentifikasi pasien dengan benar melalui pengecekan


nama di dokumennya.
5. Mendiskusikan dengan pasien mengenai metode pengambilan
(apakah diambil sendiri atau diambil oleh staf).
6. Membicarakan dengan pasien untuk mengatur metode dan
waktu pengambilan yang tepat jika prosedur pengambilan
tersebut tidak cito.
7. Melakukan pengkajian terhadap peralatan yang akan
digunakan sesuai prosedur.
8. Mencek peralatan dalam keadaan bersih dan sesuai kebutuhan.
9. Memberi label nama pasien dan nomor rekam medis serta
jenis spesimen pada urine tube.
10. Menjelaskan prosedur dan kegunaannya kepada pasien.
11. Mencuci tangan.
12. Mengenakan sarung tangan.
13. Menutup pintu dan gordyn.
14. Pengambilan urine tanpa katheter :
Jika pasien mengambilnya sendiri :
- Beritahu pasien untuk membersihkan genitalnya lebih
dahulu, kemudian buang urine berikutnya dengan cara
memasukkan langsung kedalam tabung urine yang
disediakan.
- Menutup dengan cukup kuat dan serahkan ke petugas.
Jika diambil oleh petugas :
- Membersihkan genital lebih dahulu, kemudian tampung
urine pada uriball dan ambil 5-10 cc kedalam tabung
urine.
- Menutup rapat, masukkan kedalan spesimen bag.
15. Mengatur kembali posisi pasien dengan nyaman.
16. Melepaskan sarung tangan.
17. Mencuci tangan.
18. Mencatat tindakan yang dilakukan ke dalam catatan asuhan
103
keperawatan.
19. Mengirim spesimen dan form permintaan pemeriksaan ke
laboratorium.

Unit terkait : Instalasi rawat inap, rawat jalan dan kebidanan.

PEMBERIAN STESSOLID SUPPOSITORIA

No Dokumen
60/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA

104
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Pemberian stesolid rectal supp digunakan sebagai obat anti kejang
Tujuan : 1. Seluruh perawat IGD dapat memberikan obat life saving
2. Sebagai pedoman dalam pemberian obat life saving
3. Memberikan pelayanan terbaik dan optimal kepada pasien IGD
Kebijakan : Penggunaan obat untuk life saving harus mengikuti tata cara yang
sesuai
Prosedur : Anak BB<10 kg= stesolid 5mg rectal supp
Anak BB>10kg = stesolid 10 mg rectal supp

Unit Terkait : Instalasi rawat inap, IGD, farmasi

105
PEMBERIAN SULFAS ATROPIN

No Dokumen
61/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Pemberian sulfasatropin digunakan sebagai obat antidote fosfat
organic

Tujuan : 1. Seluruh perawat IGD dapat memberikan obat life saving


2. Sebagai pedoman dalam pemberian obat life saving
3. Memberikan pelayanan terbaik dan optimal kepada pasien IGD
Kebijakan : Penggunaan obat untuk life saving harus mengikuti tata cara yang
sesuai
Prosedur : Sulfasatropin 10 ampul bolus IV dilanjutkan 0,5-1 mg IV tiap 5 menit
tergantung berat ringannya intoksikasi

Unit Terkait : Instalasi rawat inap, IGD, farmasi

106
EKSTRASI GRAM PADA MATA

No Dokumen
No Revisi Halaman
62/SPO/IGD/2018
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Adanya benda asing dipermukaan bola mata

Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi pada bola mata

Kebijakan : Melayani pasien dengan tepat dan cepat


Prosedur : 1. Pasien dibaringkan diruang tindakan
2. Mata pasien diteteskan pantocain 0,5% didiamkan selama 1
menit
3. Benda asing diambil dengan menggunakan needle 23
4. Setelah benda asing bisa dikeluarkan kemudian dbersihkan
dengan aguabidest
5. Mata pasien ditetesin obat mata / antibiotik dan mata ditutup
dengan kassa steril
6. Pasien dirapikan dan alat – alat dirapikan
Unit Terkait : Instalasi rawat jalan, IGD

107
EKSKORIASI

No Dokumen
No Revisi Halaman
RSIA 63/SPO/IGD/2018
1/1
GEBANG
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Kehilangan kontuinitas jaringan kulit

Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi pada kulit

Kebijakan : Melayani pasien dengan tepat dan cepat

108
Prosedur : 1. Pasien dibaringkan diruangan bedah
2. Alat – alat diletakkan didekat pasien
3. Dokter dan Perawat mencuci tangan dan memakai handschoen
4. Luka dibersihkan dengan NaCL 0,9% , H2O2 dan bethadine
5. Luka ditutup dengan kassa steril dan supratul secukupnya lalu
diplester / diperban
6. Perawat mencuci tangan
Unit Terkait : Instalasi rawat jalan, IGD

DEBRIDEMENT

No Dokumen
64/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA GEBANG 1/1
MEDIKA
109
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Membersihkan luka dari kotoran yang menempel dan jaringan
sekitar yang sudah mati
Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi pada luka

Kebijakan : Melayani pasien dengan tepat dan cepat

Prosedur : 1. Menjelaskan prosedur tindakan


2. Pasien dibaringkan druang bedah
3. Alat – alat diletakkan dideket perawat
4. Dokter dan Perawat mencuci tangan dan memakai handschoen
5. Luka dibersihkan dengan NaCL 0.9% H2O2 dan bethadine
6. Angkat jaringan nekrotik menggunakan gunting jaringan
7. Tutup luka dengan bethadine dan supratul dan diplester
8. Pasien dirapikan dan alat – alat dibersihkan
Unit IG Instalasi rawat jalan, IGD
Terkait :

110
EKSTARSI KUKU

No Dokumen
No Revisi Halaman
RSIA 65/SPO/IGD/2018
1/1
GEBANG
MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Kehilangan / terlepasnya jaringan kuku oleh trauma

Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi pada luka

Kebijakan : Melayani pasien dengan tepat dan cepat

Prosedur : 1. Pasien dibaringkan di ruang bedah


2. Alat – alat disiapkan didekat pasien
3. Dokter dan erawat mencuci tangan
4. Dokter dan perawat memakai handschoen steril
5. Anasthesi lokal
6. Masukkan sonde kuku ditengah tengah kuku
7. Gunting bagian tengah kuku
8. Kuku dilepas dari bagian tengah kuku kesamping bila ada luka
dbawah kuku, luka dijahit
9. Luka dibersihkan dengan NaCl 0,9%, H2O2 dan bethadine
10. Luka ditutup dengan kassa dan supratul dan diverban
menggunakan kassa verban
11. Alat – alat dibersihkan
12. Dokter dan perawat mencuci tangan

Unit Terkait : Instalasi rawat jalan, IGD

111
HECTING (PENJAHITAN LUKA)

No Dokumen
No Revisi Halaman
66/SPO/IGD/2018
RSIA 1/2
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai
sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis

Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi

Kebijakan Melayani pasien dengan tepat dan cepat


:

112
Prosedur : Persiapan
Tersedia dalam baki beralas
1. Alat – alat steril :
 1 nald folder
 Handscoon
 2 klem anatomi
 Jarum heating
 Benang
 Bak instrument
 1 gunting lurus
 Kasa sterli 10 – 15 lembar
 1 pinset anatomi
 Kom keciol steril

2. Alat alat yang tidak steril :


 Gunting perban
 Plester kasa perakat
 Bengkok
 Bethadine
 NaCL 0.9%
 H2O2
 Obat anastesi / Ledocaine
 1 spuit 3cc / 5cc
 Duk steril
 Perlak

Penatalaksanaan
a. Pasien dibaringkan di ruangan darurat bedah
b. Alat alat di letakan di dekat pasien dan perawat cuci tangan

113
Prosedur : c. Perlak dan duk steril di pasang
d. Di bawah luka dan perawat memakai handscoon
e. Sekitar luka dipersikan dengan bethadine, H2O2, dan NaCl
0.9% jika luka di kepala atau ada rambutnya, rambut di
sekitar luka harus dicukur terlebih dahulu
f. Luka di dessinfeksi
g. Anastesi bagian pinggir yang akan diheating dengan
lidocaine 3cc sesuai dengan besar atau kecilnya luka
h. Tunggu 5 -10 menit atau sampai pasien merasa kulit terasa
tebal/ luka tidak nyeri lagi
i. Pegang jarum heating dengan naldfolder di tengah jarum,
pegang catgut dari arah belakang jarum menuju depan ditarik
kebelakang sampai masuk lubang jarum
j. Heating dari arah pinggir luka kearah kulit/ jaringan yang
terbuka sampai menutup
k. Tarik benang dan lakukan fiksasi dengan tali simpul dua kali
jangan terlalu kencang/ terlalu kendor
l. Atur jarak heating 1 dan 2 dengan jarak 1 cm
m. Bila ada pendarahan lakukan penekanan pada luka dengan
kasa
n. Selesai melakukan heating, dibersihkan dan dan didesinfeksi
dengan bethadine.
o. Luka ditutup dengan kain kasa steril, supratulle secukupnya
lalu di plester/ di perban.
p. Pasien dirapihkan dan alat alat di bersihkan
q. Selanjutnya perawat cuci tangan

Hal yang perlu  Setiap pasien luka di anjurkan diberikan TT 0.5 cc SC dan
diperhatikan : diulangi dengan dosis yang sama sebulan kemudian dan bila luka
kotor di beri ATS 1500 iu IM untuk orang dewasa,dan 750 iu IM
untuk anak
 Pasien dianjurkan control selanjutnya di poli klinik umum /
rumah sakit untuk ganti perban

Unit Terkait : Instalasi rawat jalan, IGD

114
WT (WOUND TOILET)

No Dokumen
67/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA 1/1
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi luka sampai
dengan sembuh

Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi pada luka dan meminimalisir terjadinya


cacat fisik

Kebijakan : Melayani pasien dengan tepat dan cepat

Prosedur : 1. Pasien dibaringkan diruang tindakan


2. Alat – alat didekatkan kepasien dan perawat mencuci tangan
3. Perawat memakai sarung tangan ( handscoen )
4. Buka balutan luka
5. Bersihkan luka dengan NaCl 0,9% , bethadine atau H2O2 sesuai
dengan kondisi luka
6. Bersihkan luka dan tutup kembali dengan kassa steril
7. Pasien dirapikan dan dianjurkan kontrol 3 hari kemudian
8. Alat – alat dirapikan
9. Perawat mencuci tangan

115
Unit Terkait : Instalasi rawat jalan, IGD

EKSPLORASI

No Dokumen
68/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA 1/1
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


116
Pengertian : Suatu tindakan untuk membersihkan luka yang luas dan dalam yang
diperkirakan akan menimbulkan infeksi apabila tidak dilakukan
pembersihan

Tujuan : Mencegah terjadinya infeksi pada luka dan meminimalisir terjadinya


cacat fisik

Kebijakan : Melayani pasien dengan tepat dan cepat


Prosedur : 1. Pasien dibaringkan diruang tindakan
2. Alat – alat didekatkan kepasien dan perawat mencuci tangan
3. Perawat memakai sarung tangan ( handscoen )
4. Desinfektan luka dengan bethadine
5. Anasthesi lokal pada luka dengan menggunakan lidocain dan
spuit 3 cc / 5 cc
6. Bersihkan luka dengan H2O2, bethadine sampai dasar luka
hingga bersih
7. Hecting pada luka jika diperlukan
8. Pasien dirapikan
9. Alat – alat dibersihkan
10. Perawat mencuci tangan

Unit Terkait : Instalasi rawat jalan, IGD

PENGIRIMAN JENAZAH
DARI IGD KE INSTALASI PEMULASARAN JENAZAH

117
No Dokumen
No Revisi Halaman
69/SPO/IGD/2018
1/1
RSIA
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Mengirim jenazah dari IGD ke Instalasi Pemulasaran Jenazah

Tujuan : Memudahkan pemindahan dan pengiriman jenazah dari IGD ke


Instalasi Pemulasaran Jenazah

Kebijakan : Pasien yang meninggal di IGD sebelum diserahkan kepada anggota


keluarga terlebih dahulu melapor ke Instalasi Pemulasaran Jenazah

Prosedur : 1. Melapor ke Instalasi Pemulasaran Jenazah jika ada pasien yang


meninggal
2. Pihak Instalasi Pemulasaran Jenazah menerima laporan ada
jenazah yang akan dikirim dari IGD.
3. Pihak Instalasi Pemulasaran Jenazah menyiapkan ruangan
Jenazah
4. Jika ruangan jenazah sudah siap, pihak Instalasi Pemulasaran
Jenazah memberitahu ke IGD bahwa jenazah sudah bisa dikirim
sesegera mungkin.
5. Pihak IGD mengirim jenazah ke Instalasi Pemulasaran Jenazah
Unit Terkait : Instalasi rawat jalan, IGD

118
PEMBERIAN DEXTROSE 40%

No Dokumen
No Revisi Halaman
70/SPO/IGD/2018
RSIA 1/1
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Pemberian dextrose 40 0/0 digunakan sebagai obat hipoglikemia

Tujuan : 1. Seluruh perawat IGD dapat memberikan obat life saving


2. Sebagai pedoman dalam pemberian obat life saving
3. Memberikan pelayanan terbaik dan optimal kepada pasien IGD
Kebijakan : Penggunaan obat untuk life saving harus mengikuti tata cara yang
sesuai
Prosedur : Dextrose40 0/0 1-4 ampul tergantung dari kadar gula

Unit Terkait : Instalasi rawat inap, IGD, farmasi

119
PEMBERIAN DIGOXSIN

No Dokumen
71/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA 1/1
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Pemberian digoxin/ lanoxin digunakan sebagai obat anti aritmia

Tujuan : 1. Seluruh perawat IGD dapat memberikan obat life saving


2. Sebagai pedoman dalam pemberian obat life saving
3. Memberikan pelayanan terbaik dan optimal kepada pasien IGD

120
Kebijakan : Penggunaan obat untuk life saving harus mengikuti tata cara yang
sesuai
Prosedur : 1. Digoksin 0,5mg dilarutkandalam 50 ml D5% diberikan IV
selama 1 jam
2. Dilanjutkan dengan dosis 0,25mg oral 1 atau 2 kali sampai dosis
total 0,75mg-1mg24 jam.
Unit Terkait : Instalasi rawat inap, IGD, farmasi

PEMASANGAN ENDOTRACHEAL TUBE

No Dokumen
72/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA 1/1
GEBANG MEDIKA

121
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Pemasangan Endotracheal Tube (ETT) atau Intubasi adalah
memasukkan pipa jalan nafas buatan kedalam trachea melalui mulut.

Tujuan : 1. Membebaskan jalan napas


2. Untuk pemberian pernapasan mekanis (ventilator)

Kebijakan : Penggunaan alat untuk life saving harus mengikuti tata cara yang
sesuai
Prosedur : 1. Posisi pasien terlentang dengan kepala ekstensi
2. Petugas mencuci tangan
3. Petugas memakai masker dan sarung tangan
4. Melakukan suction
5. Melakukan intubasi dan menyiapkan mesin pernafasan
7. Memompa dengan ambu bag
8. Mendengarkan suara nafas dengan stetoskop
9. Mengisi cuff dengan udara
10. Fiksasi ETT dengan plaster
11. Pasang Orofaringeal tube
12. Hubungkan pasien ke ventilator yang sudah disiapkan
13. Pernafasan yang adekuat dapat di monitor melalui AGD
± ½ – 1jam setelah intubasi selesai
14. Mencuci tangan sesudah melakukan intubasi

Unit Terkait : Instalasi rawat inap, IGD, bedah, ICU

122
PEMBERIAN LIDOKAIN

No Dokumen
No Revisi Halaman
73/SPO/IGD/2018
RSIA 1/1
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Pemberian Lidokain digunakan sebagai obat anti Takikardi
ventricular
Tujuan : 1. Seluruh perawat IGD dapat memberikan obat life saving
2. Sebagai pedoman dalam pemberian obat life saving
3. Memberikan pelayanan terbaik dan optimal kepada pasien IGD

Kebijakan : Penggunaan obat untuk life saving harus mengikuti tata cara yang
sesuai
Prosedur : Lidokain 1mg/ kgBB bolus diikuti dengan perinfus 1-4 mg/menit
Unit Terkait : Instalasi rawat inap, IGD, farmasi

123
PEMBERIAN MORPHINE

No Dokumen
No Revisi Halaman
74/SPO/IGD/2018
RSIA 1/1
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Pemberian morphin digunakan sebagai obat anti nyeri(IMA),edema
paru, Angina Pectoris

Tujuan : 1. Seluruh perawat IGD dapat memberikan obat life saving


2. Sebagai pedoman dalam pemberian obat life saving
3. Memberikan pelayanan terbaik dan optimal kepada pasien IGD

Kebijakan : Penggunaan obat untuk life saving harus mengikuti tata cara yang
sesuai
Prosedur : Morphine diencerkan 10ccdan diberikan 2,5 cc iv dapat diulang tiap
20 menit
Unit Terkait : Instalasi rawat inap, IGD, farmasi

124
PASIEN YANG TIDAK TERMASUK GAWAT DAN DARURAT
(FALSE EMERGENCY)
No Dokumen
75/SPO/IGD/2018 No Revisi Halaman
RSIA 1/1
GEBANG MEDIKA
Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
STANDAR Direktur Rsia Gebang Medika
OPERASIONAL Tangerang
PROSEDUR
(SOP)

dr. Amelia Verawati Hidayat


Pengertian : Pasien yang tergolong dalam False Emergency (Tidak Gawat – Tidak
Darurat) adalah pasien yang tidak memerlukan pemeriksaan dan
125
perawatan segera, dapat menunggu sesuai antrian sambil tetap
dilakukan observasi longgar oleh petugas.

Tujuan : Untuk menjamin bahwa pasien tidak akui yang datang ke IGD dapat
dilayani sesuai dengan “Standar Profesi” dengan tidak mengurangi
mutu pelayanan terhadap Pasien Gawat Darurat Murni.

Kebijakan : Untuk pasien tidak akui dan tidak gawat yang datang pada jam
( 09.00 – 13.00 ) diarahkan langsung ke Poli Klinik Umum dan yang
datang diluar jam tersebut dilayani di IGD dan pelaporannya
mengikutin pelaporan IGD

Prosedur : 1. Prosedur TRIASE.


2. Pasien atau keluarga / Pengantar mendaftar di tempat Pendaftaran.
3. Pasien dipersilahkan menunggu di Ruang Tunggu, Dilayani dan
Dipanggil sesuai urutan kedatangan setelah pasien lain di Ruang
Unit IGD Kategori I dan II Stabil.
4. Diperiksa dan Didiagnosa oleh Dokter, Diberikan tindakan sesuai
Indikasi.
5. Pasien diberikan resep obat maksimal 3 hari dan dianjurkan untuk
Kontrol ke Poli Umum / Poli Spesialis yang sesuai dengan
penyakitnya.

Unit Terkait : Instalasi rawat jalan, IGD, Farmasi

TATA CARA RUJUKAN PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN

126
No Dokumen
No Revisi Halaman
½
RSIA
GEBANG MEDIKA
STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh :
OPERASIONAL Direktur Rsia Gebang Medika
PROSEDUR tangerang
(SOP)

Ameli Verawai Hidayati


Pengertian : Proses rujukan pasien yang akan di rujuk ke rumah sakit lain

Tujuan : 1. Memastikan bahwa proses rujukan pasien dapat di laksanakan


dengan aman dan nyaman, mulai dari RSIA Gebang Medika
sampai ke rumah sakit yang di tuju
2. Staf mampu memonitoring keadaan umum pasien selama dalam
perjalanan

Kebijakan : Pelayanan yang bermutu harus di berikan secara efektif dan efisien
melalui proses tata cara rujukan pasien ke rumah sakit lain
Prosedur : PERLENGKAPAN
1. Surat rujukan
2. Ambulance
3. Alat-alat medis yang di perlukan selama dalam perjalanan ke RS
yang dituju.

PELAKSANAAN
1. Permintaan rujukan berasal dari dokter pemeriksa / keluarga
pasien.
2. Keluarga membuat pernyataan tertulis (informed consent) bila
pasien menolak di rawat di RSIA Gebang Medika.
3. Keluarga diminta untuk menghubungi rumah sakit yang akan
dituju . Jika dibutuhkan petugas membantu menghubungi rumah
sakit yang dituju untuk menjelaskan keadaan umum pasien.
4. Jika ada tempat di RS yang dituju, siapkan pasien
5. Hubungi ambulance RSIA Gebang Medika
6. Keluarga di minta Untuk menyelesaikan administrasi di bagian
adminsitrasi/kasir.
7. Siapkan alat-alat medis dan ambulance (cek kelengkapan dan
kesiapan )
127
8. Selama dalam perjalanan ,selalu awasi keadaan terutama tanda-
tanda vital dan pernafasan, buat pasien senyaman mungkin selama
dalam perjalanan
9. Setelah pasien sampai di rumah sakit yang dituju, dilakukan
serah terima pasien dengan petugas RS yang dituju
10. Ambulan dan perawat kembali ke RSIA Gebang Medika.

UNIT TERKAIT Instalasi rawat jalan, IGD, Farmasi

128

Anda mungkin juga menyukai