Interpretasi Ajaran Tri Kaya Parisudha Sebagai Landasan Etika Bagi Kinerja Auditor
Interpretasi Ajaran Tri Kaya Parisudha Sebagai Landasan Etika Bagi Kinerja Auditor
Interpretasi Ajaran Tri Kaya Parisudha Sebagai Landasan Etika Bagi Kinerja Auditor
Saat ini masalah-masalah etika semakin sering terjadi yang hampir dilakukan disegala
bidang dan profesi baik swasta maupun negeri. Begitu pula di bidang akuntansi, saat ini
beberapa oknum juga tidak luput dari masalah etika yang terjadi didalam melakukan tugasnya
sebagai seorang akuntan. Masalah etika yang banyak terjadi di bidang akuntansi belakangan
ini salah satunya terkait dengan auditing, perlu mendapatkan perhatian khusus akan pentingnya
nilai-nilai etika. Salah satu contohnya adalah kasus suap anggota BPK yang pernah terjadi di
Indonesia pada tahun 2017, yang artinya telah banyak auditor tidak mengindahkan adanya
nilai-nilai etika dan melakukan kesalahan serta pelanggaran yang serius terhadap prinsip dasar
etika yang telah ditetapkan oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), yaitu integritas, objektivitas,
kompetensi dan kehati-hatian professional, kerahasiaan, serta perilaku professional, dimana hal
tersebut yang menjadi standar dan aturan etika profesi audit. Biasanya masalah-masalah etika
yang dapat dihadapi oleh auditor di antaranya adalah auditor dalam melaksanakan tugas tidak
mengindahkan integritasnya dengan melakukan pemalsuan, penggelapan atau penyuapan, dan
menerbitkan laporan-laporan yang menyesatkan.
Dalam Agama Hindu dikenal adanya konsep Tri Kaya Parisudha. Tri Kaya Parisudha
sebagai tiga dasar perilaku manusia yang harus disucikan yaitu berpikir baik, berkata baik dan
berbuat baik. merupakan ajaran nilai-nilai moral dan etika yang diharapkan mampu
memperkuat nilai individu untuk berperilaku etis. Terdiri dari 3 bagian yaitu ; Kayika1,
Wacika2, Manacika3. Filosofi Tri Kaya Parisudha memang hanya dikenal oleh masyarakat
Hindu Bali, namun ajaran kebenaran untuk berpikir, berkata dan berbuat baik merupakan nilai
moral dan etika yang diajarkan oleh setiap agama untuk menuntun manusia dalam berperilaku.
Tri kaya parisudha merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang akan
memberikan tuntunan individu dalam berperilaku (Eka Rustianan, 2019).
Standar auditing merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis agar hasil
audit yang dilakukan oleh auditor berkualitas. Kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh
auditor dalam penerapannya adalah untuk menjaga kualitas audit dan terkait dengan etika.
Seorang auditor yang profesional dituntut untuk dapat memiliki nilai moral dan etika yang baik
agar dapat memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan dan kliennya (Norma, 2014).
1
Kayika, adalah perbuatan yang baik atau suci
2
Wacika adalah perkataan yang baik atau suci
3
Manacika adalah pikiran yang baik atau suci
Sensitivitas etika adalah kesadaran individu bahwa mereka sebagai agen moral yang menyadari
adanya nilai-nilai etika atau moral dalam suatu keputusan (Eka Rustiana, 2019). Seorang
akuntan adalah profesional yang tetap sebagai anggota, harus setuju untuk menjunjung tinggi
standar etika, dan akan dikeluarkan dari organisasi jika mereka gagal melakukannya. Ini karena
prinsip moral dan standar perilaku adalah sosial tradisional pengukuran perilaku buruk atau
baik (Alteer, 2013). Dengan memiliki moral yang kuat, dalam berbagai kondisi dilematis akan
dapat mudah menguasai hal tersebut dengan kebijaksanaan dalam pengambilan keputusan.
Sebab pada dasarnya perkataan dan perbuatan bersumber atau berawal dari pikiran, kemudian
pikiran yang baik akan menuntun manusia untuk berkata dan berbuat baik pula. Hal ini berarti
yang paling awal yang harus dikendalikan seorang auditor adalah pikirannya. Segala hal yang
mempengaruhi pikiran harus selalu terjaga seperti kestabilan jiwa. Dengan jiwa yang tenang,
auditor akan dapat mengendalikan pikirannya sehingga dapat berpikir baik dalam mengambil
keputusan yang tepat.
Referensi :
Eka Rustiana Dewi, I Gusti Putu. (2019). Filosofi Tri Kaya Parisudha Memoderasi Pengaruh
Equity Sensitivity dan Ethical Sensitivity Pada Perilaku Etis Auditor Badan
Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Bali
Kharismatuti, Norma. (2012). Pengaruh Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas
Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Internal
Auditor Bpkp Dki Jakarta) Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang.
Alteer, Mohammad Ahmad., Yahya, Sofri., Harun, Harshid. (2013). Religiosity and Auditors
Ethical Sensitivity at Different Levels of Ethical Climate: A Conceptual Link.
American Journal of Economics 2013.
Babab Bali. Tri Kaya Parisudha. www.babadbali.com (diakses pada tanggal 08 Mei 2019)
Hendri, Febri (27 Mei 2017). ICW : 23 Auditor BPK Terlibat Kasus Suap Dalam Dua Tahun
Terakhir. www.republika.co.id (diakses pada tanggal 17 April 2019)
IAPI. www.iapi-lib.com (diakses pada tanggal 17 April 2019)