Tugas Penyelidikan Geoteknik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

SIA-355

PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
Untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan
Mata kuliah SIA-355 Penyelidikan Geoteknik

Dosen:

Benny Moestofa, Ir., MAB.

Disusun oleh :

Irfan Fazanugraha (22-2016-187)

Anjas Wahyu Ramadhan (22-2016-196)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring berkembangnya jaman, keinginan manusia akan kebutuhannya semakin tinggi.
Termasuk kebutuhan papan, baik itu tempat tinggal, ataupun tempat bekerja. Kebutuhan manusia
ini berbanding lurus dengan pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur sendiri,
dibangun di atas tanah. Oleh karena itu dibutuhkan penyelidikan geoteknik.
Penyelidikan geoteknik diperlukan untuk menentukan stratifikasi (pelapisan) tanah dan
karakteristik teknis tanah, sehingga perencanaan dan konstruksi pondasi dapat dilaksanakan
dengan efisien dan efektif. Karakteristik tanah pada suatu lokasi umumnya amat bervariasi dan
dapat berbeda drastis dalam jarak hanya beberapa meter saja. Oleh sebab itu, penyelidikan
geoteknik harus dapat mencakup informasi kondisi tanah yang sedekat mungkin dengan kondisi
tanah sebenarnya untuk mengurangi resiko akibat variasi tersebut, dan dalam jumlah yang cukup
untuk dapat merencanakan sistem pondasi dengan akurat. Perencanaan penyelidikan geoteknik
menjadi bagian dari eksplorasi tanah dan perencanaan pondasi.
Hal yang lebih penting lagi adalah bahwa penyelidikan geoteknik harus mencakup jenis uji
yang tepat sesuai dengan kondisi tanah dan metode analisis yang akan digunakan oleh perencana.
Oleh karena itu, spesifikasi penyelidikan geoteknik harus ditentukan oleh perencana geoteknik.
Ada beberapa cara untuk melakukan pengujian tanah dilapangan, salah satunya adalah uji penetrasi
standar (SPT). Metode pengujian tanah dengan SPT termasuk cara yang cukup ekonomis untuk
memperoleh informasi mengenai kondisi di bawah permukaan tanah dan 85% dari desain pondasi
untuk gedung bertingkat menggunakan metode ini.
Data SPT dapat digunakan untuk memilih jenis pondasi tiang. Secara umum, pondasi tiang
adalah elemen struktur yang berfungsi meneruskan beban kepada tanah, baik beban arah vertikal
maupun horisontal. Suatu faktor keamanan biasanya digunakan untuk mengantisipasi
kemungkinan variasi daya dukung tiang akibat kondisi tanah maupun metode konstruksi atau
untuk menghindari penurunan secara berlebihan yang dapat membahayakan struktur di atasnya.

2
1.2 Rumusan Masalah
 Sifat dan karakteristik tanah yang tidak selalu sama
 Keadaan muka air tanah
 Seluruh infrastruktur dibangun di atas tanah.

1.3 Tujuan Dan Sasaran


1.3.1 Tujuan
Tujuan penyelidikan geoteknik meliputi:

1. Untuk menentukan kondisi alamiah dari lapisan-lapisan tanah dilokasi yang


ditinjau.

2. Untuk mendapatkan contoh tanah asli (undisturbed) dan tidak asli (disturbed).

3. Untuk menentukan kedalaman lapisan tanah keras.

4. Untuk melakukan uji lapangan (in-situ field test).

5. Untuk mempelajari kemungkinan timbulnya masalah perilaku bangunan yang


sudah ada di sekitar lokasi yang ditinjau.

1.3.2 Sasaran
Sasaran penyelidikan geoteknik meliputi:

1. Stratifikasi lapisan tanah di proyek.

2. Sifat indeks pada setiap lapisan tanah.

3. Sifat mekanis pada setiap lapisan tanah.

4. Kondisi air tanah.

5. Komposisi kimia air tanah.

6. Jenis pondasi bangunan yang sudah ada disekitarnya.

1.4 Luaran (Out Put)

Hasil penyelidikan geoteknik adalah berupa data yang akan digunakan sebagai acuan
perencanaan dan perancangan infrastruktur. Data tersebut diantaranya :

3
 Data Pengujian Lapangan
 Data pengujian laboratorium
 Data Sondir

1.5 Manfaat

Manfaat dari penyelidikan geoteknik sebagai berikut:

1. Mengetahui jenis lapisan tanah di lokasi


2. Dapat menentukan kedalaman fondasi
3. Mengetahui muka air tanah
4. Dapat meramalkan potensi alam yang terjadi
5. Infrastruktur yang dibangun akan berumur sesuai umur rencana

1.6 Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang ligkup penyelidikan geotenik dapat dikerucutkan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Penyelidikan geoteknik lapangan
2. Penyelidikan geoteknik laboratorium.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sifat Fisik Tanah


Sifat-sifat fisik tanah dapat dipelajari dari hasil uji laboratorium pada contoh-contoh tanah
yang diambil dari pengeboran. Hasil-hasil pengujian yang diperoleh dapat digunakan untuk
menghitung kapasitas dukung dan penurunan. Kecuali itu, data laboratorium dapat pula
memberikan informasi mengenai besarnya debit air yang mengalir ke dalam lubang galian fondasi,
perilaku tanah dalam mengalami tekanan, dan kemungkinan penanggulangan air pada penggalian
tanah fondasi.
Perlu diingat bahwa kondisi lapisan tanah di lapangan bervariasi. Karena itu, jumlah contoh
tanah yang terlalu sedikit akan memberikan analisis data yang hasilnya meragukan. Secara umum,
pengujian di laboratorium yang sering dilakukan adalah :
1. Analisa Gradasi Butiran Tanah
Analisa ukuran butiran ditujukan untuk mengetahui prosentase masing masing ukuran
butiran yang ada didalam tanah. Hasil dari test ini sangat berguna untuk klasifikasi tanah.
Ada dua cara yang umum digunakan untuk mendapatkan distribusi ukuran ukuran butiran
tanah, yaitu:
 Analisa ayakan – untuk ukuran partikel partikel berdiameter > 0,075 mm
 Analisa hydrometer – untuk ukuran partikel partikel berdiameter < 0,075 mm
2. Analisa Ayakan
Analisa ayakan adalah mengayak dan menggetarkan contoh tanah melalui satu set ayakan
dimana lubang lubang ayakan tersebut makin kecil secara berurutan. Mula mula contoh tanah
dikeringkan lebih dahulu, kemudian semua gumpalan gumpalan dipecah menjadi partikel
partikel yang lebih kecil baru diayak dalam percobaan di laboratorium. Setelah cukup waktu
untuk mengayak dengan cara getaran, massa tanah yang tertahan pada setiap ayakan
ditimbang. Untuk menganalisis tanah tanah kohesif, barangkali agak sukar untuk memecah
gumpalan gumpalan tanahnya menjadi partikel partikel lepas yang berdiri sendiri. Untuk itu
tanah tersebut perlu dicampur dengan air sampai menjadi lumpur encer dan kemudian
dibasuh seluruhnya melewati ayakan ayakan tersebut. Bagian padat yang tertahan pada

5
setiap ayakan dikumpulkan sendiri sendiri. Kemudian masing masing ayakan beserta
tanahnya dikeringkan dalam oven, dan kemudian berat tangah kering tersebut ditimbang.
Hasil dari analisa ayakan biasanya dinyatakan dalam persentase dari berat total.
3. Analisa Hydrometer
Analisa hydrometer didasarkan pada prinsip sedimentasi (pengendapan) butir butir tanah
dalam air. Bila suatu contoh tanah dilarutkan dalam air, partikel partikel tanah akan
mengendap dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada bentuk, ukuran, dan
beratnya. Untuk mudahnya, dapat dianggap bahwa semua partikel tanah itu berbentuk bola
(bulat) dan kecepatan mengendap dari partikel partikel tersebut dapat dinyatakan dalam
hukum Stokes. Di dalam laboratorium, pengujian hydrometer dilakukan dalam silinder
pengendap yang terbuat dari gelas.

4. Batas-batas Atterberg
Batas batas Atterber (Atterberg Limit) atau Test Konsistensi terdiri dari batas cair(liquid
limit/LL), batas plastis (plastic limit/PL), dan batas susut (shrinkage limit/SL). Dari
parameter-parameter tersebut dapat ditentukan indek plastis (IP) yang besarnya merupakan
selisih antara batas cair dan batas plastis. Indek plastis merupakan rentang kadar air dimana
tanah dalam keadaan plastis. Parameter parameter LL dan PL sangat berguna untuk
klasifikasi tanah. Pada umumnya, tanah yang batas cairnya tinggi merupakan tanah lempung
dengan sifat teknis yang jelek. Indek plastis rendah menunjukkan tanah berbutir kasar dengan
sedikit atau tanpa kohesi dan plastisitas. Batas cair dan indek plastis biasanya dipakai sebagai
alat dalam menentukan kualitas material yang akan dipakai sebagai lapisan perkerasan suatu
jalan. Prosedur cara pengetesannya dapat dilihat didalam ASTM dan AASHTO.

5. Berat Jenis dan Berat Volume Tanah


Berat jenis suatu tanah merupakah perbandingan antara berat butiran dengan berat air yang
dipindahkan oleh butiran yang bersangkutan. Harga berat jenis seringkali digunakan untuk
menghitung berat volume tanah ( ). Parameter tanah sangat diperlukan untuk menghitung
tegangan, penurunan dan stabilitas. Urutan cara melakukan test ini dapat dibaca dalam
ASTM no. D854 dan AASHTO no.T100. Dalam melakukan pengetesan, perlu diperhatikan

6
adanya udara yang tertinggal diantara butiran karena hal ini akan menyebabkan kesalahan
pada hasil pengetesan.
6. Permeabilitas
Test ini berguna untuk mendapatkan koefisien permeabilitas (k) atau koefisien rembesan.
Koefisien rembesan mempunyai satuan yang sama seperti kecepatan. Koefisien rembesan
tanah adalah tergantung pada beberapa faktor, yaitu: kekentalan cairan, distribusi ukuran
pori, distribusi ukuran butir, angka pori kekasaran permukaan butiran tanah, dan derajat
kejenuhan tanah. Pada tanah berlempung, struktur tanah memegang peranan penting dalam
menentukan koefisien rembesan. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi sifat rembesan
tanah lempung adalah konsentrasi ion dan ketebalan lapisan air yang menempel pada butiran
lempung. Koefisien rembesan tanah yang tidak jenuh air adalah rendah; harga tersebut akan
bertambah dengan bertambahnya derajat kejenuhan tanah yang bersangkutan.
Ada dua macam uji standar dilaboratorium yang digunakan untuk menentukan harga k suatu
tanah, yaitu: uji tinggi konstan dan uji tinggi jatuh. Uji tinggi konstan adalah lebih cocok
untuk tanah berbutir dengan koefisien rembesan yang cukup besar, sedangkan uji tinggi jatuh
sangat cocok untuk tanah berbutir halus dengan koefisien rembesan kecil.

2.2 Sifat Mekanis Tanah


1. Uji Triaksial
Dalam perancangan fondasi, uji triaksial terbatas hanya dilakukan pada tanah-tanah
lempung, lanau, dan batuan lunak. Umumnya, pengujian ini tidak dilakukan pada tanah
pasir dan kerikil, karena sulitnya memperoleh contoh tanah tak terganggu. Walaupun
pengambilan contoh tanah pasir sudah diusahakan sangat hati-hati, namun pada
pelepasan contoh tanah dari dalam tabung, tanah akan berubah atau terganggu dari
kondisi aslinya.
Hal terbaik yang dapat dilakukan hanyalah dengan mengukur berat volumenya, yaitu
dengan cara menimbang contoh pasir dalam tabung lalu diukur berat volumenya.
Kemudian, pengujian geser dilakukan pada contoh tanah yang dibuat mempunyai berat
volume yang sama. Pada tanah pasir, lebih baik jika sudut gesek dalam (j) secara
empiris diukur dari uji lepangan, seperti uji SPT atau uji penetrasi kerucut statis (sondir).

7
Kuat geser tanah lempung yang digunakan untuk hitungan kapasitas dukung tanah dapat
diperoleh dari pengujian triaksial tak terdrainasi (undrained)
2. Uji Tekan Bebas
Pengujian ini berguna untuk menentukan kuat geser tak terdrainasi pada tanah lempung
jenuh yang tidak mengandung butiran kasar, yang akan digunakan dalam hitungan
kapasitas dukung.
3. Uji Geser Baling-baling (vane shear test)
Vane Shear Test (VST) merupakan uji in-situ yang digunakan untuk menentukan nilai
kuat geser tak terdrainase (Su) dari suatu tanah. Kapasitas VST dapat mengukur kuat
geser tanah hingga 200 kPa pada tanah lunak jenuh air. Namun, beberapa peneliti
merekomendasikan agar VST dibatasi pada tanah yang memiliki nilai kuat geser tak
teralir (Su) tidak lebih dari 50 kPa dan untuk tanah yang memiliki permeabilitas yang
rendah. VST juga dapat digunakan pada tanah lanau, gembur dan material tanah lainnya
yang dapat diprediksi kekuatan geser tak terdrainase-nya. Metode penggunaan VST ini
tidak cocok diaplikasikan pada tanah pasir, kerikil, dan jenis tanah lainnya yang
memiliki permeabilitas tinggi.
4. Uji Konsolidasi
Pengujian ini hanya dilakukan untuk jenis tanah berbutir halus seperti lempung dan
lanau dan digunakan untuk mengukur besarnya penurunan konsolidasi dan kecepatan
penurunan. Pengujian dilakukan pada alat oedometer atau konsolidometer. Dari
nilai koefisien konsolidasi (Cv) yang dihasilkan, dapat ditentukan kecepatan penurunan
bangunannya. Data hubungan beban dan penurunan diperoleh dari penggambaran grafik
tekanan terhadap angka pori. Dari sini, dapat diperoleh koefisien perubahan
volume (mv) atau indeks pemampatan (Cc), yang selanjutnya digunakan untuk
menghitung estimasi penurunan akibat beban bangunan. Uji konsolidasi bisa tidak
dilakukan bila tanahnya berupa lempung terkonsolidasi sangat berlebihan (heavily
overconsolidated). Karena pada jenis tanah lempung tersebut, sepanjang beban yang
diterapkan tidak sangat berlebihan, penurunan yang terjadi sangat kecil sehingga dapat
diabaikan.
Pengujian labolatorium yang diuraikan di atas mengikuti Standar Nasional (SNI) seperti
diuraikan pada Tabel 1.

8
Tabel 1 SNI Pengujian Labolatorium Tanah
No Macam-macam Pengujian SNI
1 Kadar Air 03-1965-1990
2 Analisis Butiran 3423-2008
3 Batas Plastis 03-1966-1990
4 Batas Cair 1967-2008
5 Uji Triaksial 03-4813-1998
6 Uji Tekan Bebas 03-3638-1994
7 Uji Geser Baling-baling 03-2487-1991
8 Uji Konsolidasi 2812-2011

2.3 Uji Sondir Elektrik ( Electric Cone Test , Piezocone Test )

a. Parameter yang di dapat :


1. Nilai konus (qc)
2. Friksi lokal (fs)
3. Tegangan air pori
4. Sifat tanah yang dapat langsung diperoleh atau melelaui korelasi

b. Identifikasi jenis tanah serta kepadatan dan kekerasan:


 Kuat geser tanah lempung
 Koefisien konsolidasi lateral dari uji disipasi
 Pengujian ini dianjurkan untuk tanah liat sangat lunak seperti pada proyek reklamasi
 Biasanya harus diikuti pengeboran tangan pada penyelidikan detail

9
2.4 Uji Sondir Mekanis ( Cone Penetration Test , CPT )

a. Parameter yang di dapat :


1. Nilai konus (qc)
2. Friksi lokal (fs)
3. Sifat tanah yang dapat langsung diperoleh atau melalui korelasi

b. Identifikasi jenis tanah serta kepadatan dan kekerasan:


 Kuat geser tanah lempung
 Pengujian ini biasanya kurang sensitif untuk tanah lempung yang sangat lunak.
Biasanya harus diikuti pengeboran tangan pada penyelidikan detail.

2.5 Bor Tangan (Hand Bor)


Bor tangan mempergunakan berbagai macam auger pada ujung bagian bawah dari
serangkaian stang-stang bor. Bagian atas dari rangkaian stang bor ini mempunyai tangkai
yang dipakai untuk memutar alat tersebut. Dalam beberapa hal sering dipakai tripod dengan
katrol dan tali yang dipakai untuk mencabut kembali stangstang dan augernya dari lubang
bor tersebut.

10
Gambar 4 Beberapa Macam Alat Bor Tangan
Dengan tripod pemboran tangan mungkin dapat mencapai kedalaman
sampai 15 meter. Tanpa menggunakan tripod biasanya pemboran tangan hanya
mencapai kedalaman 6 sampai 10 meter. Bor tangan hanya dapat dilakukan dalam
bahan-bahan yang cukup lunak, terutama dalam lempung lunak sampai teguh.

11
BAB III

3.1 PENDAHULUAN
Untuk mendayagunakan kawasan Puspiptek Serpong sebagai percontohan (pilot plant)
pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan iptek yang langsung dirasakan oleh
masyarakat melalui peningkatan nilai tambah produk perikanan, pertanian dan pangan
Indonesia maka perlu dibangun Gedung Iradiator untuk pengawetan bahan pangan. Gedung
Iradiator tersebut akan dibangun di kawasan PUSPIPTEK Serpong yang
Ada beberapa macam penyelidikan tanah yang dilakukan dilapangan yaitu menggunakan
metode Sondir, Uji Boring, Uji Penetrasi Standar dan lain-lain. Dari sampel tanah yang diambil
dilapangan untuk mengetahui sifat-sifat dan karakteristik tanah maka dilakukan uji
laboratorium, compaction test. Pengetesan boring atau soil test untuk mengetahui daya dukung
dan karakteristik tanah serta kondisi geologi, seperti mengetahui susunan lapisan tanah/sifat
tanah, mengetahui kekuatan lapisan tanah, kepadatan dan daya dukung tanah serta mengetahui
sifat korosivitas tanah. Metode pelaksanaan yang digunakan dalam penyelidikan ditapak
iradiator ini adalah: Deep Boring yang mencakup Disturbed, Undisturbed Sampling,
SPT(Standar Penetration Test), dan CPT (Cone Penetration Test/Sondir).

Gambar 1. Layout pengambilan sample


Untuk penetapan sifat-sifat fisika tanah ada tiga macam pengambilan contoh tanah
yaitu :
 Contoh tanah tidak terusik (undisturbed soil sample)
 Contoh tanah dalam keadaan agregat tak terusik (undisturbed soil aggregate)
 Contoh tanah terusik (disturbed soil sample)

12
BAB IV
DATA-DATA

4. Pengambilan sample dilakukan pada 3 (tiga) titik sondir (S1, S2, S3) dan 1 (satu) titik
boring (BH1).

4.1 CPT / Sondir Dilakukan Pada 3 (tiga) Titik Bor

Tabel 1. Hasil Sondir

Titik Kedalaman (c) Tekanan lekat (tf) Muka Air


qc > 100 kg/cm² (kg/cm) Tanah (m)
S1 -14.20 2733.33 -
S2 -22.40 3435.00 -
S3 -21.40 3323.33 -

Pada titik bor S1 di dapat tanah keras pada kedalaman 14,2 m, titik bor S2 di dapat
tanah keras pada kedalaman 22,4 m, titik bor di dapat tanah kedalaman 21,4 m. titik bor S3
di dapat tanah keras pada kedalaman 21,4 m.
Dari grafik CPT di gambar 2 terlihat bahwa pada titik bor S1, dicapai nilai perlawanan
konus qc >100 (tanah keras) pada kedalaman 14 m. pada titik bor S2, dicapai nilai qc >100
(tanah keras) pada kedalaman 22 m. pada titik bor S3, dicapai nilai qc >100 (tanah keras)
pada kedalaman 21 m. Data dari grafik CPT selanjutnya dianalisa untuk menentukan
kedalaman pondasi dan jenis pondasi. Pada gambar 3 memperlihatkan kegiatan pengeboran
di tiga titik bor yaitu titik S1, S2, S3, dan BH1. Kegiatan tersebut dilaksanakan di kawasan
Puspiptek Serpong Tangerang Selatan.

13
Gambar 1. Grafik CPT (Sondir)

Gambar 2. Kegiatan CPT (Sondir) sesuai layout gambar 1

4.2 Uji Depth Boring Sebanyak 1 (satu) Titik

Tabel 2. Hasil Boring


No Depth Boring Kedalaman UD Sampling SPT(Test)
(meter) (Tabung)
BH-1 -32.00 3 16

14
Uji boring dilakukan pada titik BH1 ditemukan lapisan tanah keras pada kedalaman 32 m,
dengan nilai SPT maksimal 16.

Gambar 3. Bore log

Menurut SNI 02-1726-2012, lapisan tanah yang mempunyai nilai uji SPT antara 0-
14 tanah lunak, SPT antara 15 – 50 merupakan tanah sedang dan di atas 50 merupakan
tanah keras. Jadi dari hasil penelitian/uji boring didapat nilai SPT maksimal 16, maka lokasi
yang akan dibangun gedung Iradiator termasuk tanah sedang.

3.1.3 Penelitian Laboratorium


Tabel 3. Jenis dan Jumlah Pengujian di Laboratorium
JENIS PENGUJIAN Jumlah Sample
1. Index Properties ( Wn, y, yd, Gs, e, Sr, n) 3 Undisturbed
2. Grained Size Distribution 3 Undisturbed
3. Atterberg Limits (LL, PL, PI) 3 Undisturbed
4. Consolidation Test (Cc, Cv, Cr, Po, Pc) 3 Undisturbed
5. Triaxial UU Test (Cu,ᴓ and Cu’, ᴓ’) 3 Undisturbed

15
Gambar 4. Hasil Tes Mekanika Tanah

Penelitian mekanika tanah dilakukan untuk tanah tidak terganggu (undisturbed)


dengan mengambil masing-masing tiga sampel (tabung) dengan perbandingan berat dan
volume seperti pada tabel 4 dan gambar 5. Pada gambar 5 dapat dijelaskan bahwa unit
weight of sample 1,504 gr/cm3, water content of sample 75,095%, specific gravity of soil
sample 2,620 gr/cm3, Unit weight of water 1 gr/cm3, void ratio 1,432 e, porosity 0,672 n.

4.2 Pembahasan

Semakin besar kadar air akan mengakibatkan derajat kejenuhan meningkat, angka
pori akan membesar, berat volume kering menurun dan tegangan air pori negatif akan
mengecil. Kadar air mengakibatkan perubahan kekuatan tanah lempung atau kohesi tanah.
Penambahan kadar air akan menurunkan nilai kohesi tanah begitu pula sebaliknya,
pengurangan kadar air akan meningkatkan nilai kohesi tanah.
Dengan adanya perubahan nilai kohesi tanah maka akan mempengaruhi daya
dukung friction pile, karena daya dukung friction pile merupakan fungsi dari kohesi.
Semakin besar nilai kohesi tanah maka daya dukung friction pile juga semakin besar.
Perubahan parameter tanah akibat adanya variasi kadar air menyebabkan daya dukung
friction pile berubah. Semakin besar kadar air mengakibatkan daya dukung friction pile
semakin kecil, begitu pula sebaliknya [10].
Panjang tiang pancang yang berada pada lapisan tanah yang basah mempengaruhi
daya dukung friction pile. Semakin panjang tiang pancangnya, maka semakin besar
penurunan daya dukungnya.

16
4.3 Pondasi Tiang Pancang
Persyaratan pondasi tiang pancang dapat dipakai dengan ketentuan sebagai
berikut : elevasi tanah tidak diukur jadi semua titik dari permukaan tanah asli yang ada
dilapangan (berdasarkan peta kontur yang ada), kedalaman pemancangan berbeda
minimum berkisar antara -15 m s/d -23 meter, atau sampai final set pada 10 pukulan
hammer terakhir 1 cm (dengan kedalaman yg bervariasi), jika tidak diperkenankan
digunakan tiang pancang karena alasan lingkungan, maka dapat digunakan pondasi
Injection Pile.

4.4 Pondasi Bored Pile


Persyaratan pondasi bored pile dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
diameter bored pile minimum yang digunakan 60 cm, 80 cm atau 100 cm, kedalaman bored
pile minimum -22 m, pekerjaan pengeboran menggunakan coring atau wash boring dengan
memperhatikan kebersihan lubang pengeboran sebelum pengecoran dilakukan,
pengecoran harus menggunakan pipa tremy, pekerjaan pengeboran harus diawasi oleh
seorang ahli geoteknik yang berpengalaman dan mempunyai kompetensi yang baik dalam
mengawasi pekerjaan bored pile, mutu concrete yang disarankan minimal fc’=30
Mpa dengan menggunakan tulangan yang mencukupi, pile cap pondasi bored pile serta tie
beam yang dipakai harus cukup kaku.

Tabel 4. Tabel Daya Dukung Pondasi


Diameter of Bored P All. Lateral Comperession Load (kN)
Pile (m) L (length of Bored Pile) from Ground Surface
22 meter 28 meter
0.6 127 159
0.8 175 217
1 226 278
1.2 280 341

17
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penyelidikan geoteknik dalam suatu pembangunan infrastruktur sangatlah penting.


Penyelidikan geoteknik wajib dilakukan dalam pembangunan infrastruktur untuk
menentukan kondisi alamiah dari lapisan-lapisan tanah dilokasi yang ditinjau, untuk
mendapatkan contoh tanah asli (undisturbed) dan tidak asli (disturbed), untuk
menentukan kedalaman lapisan tanah keras, untuk melakukan uji lapangan (in-situ field
test), untuk mempelajari kemungkinan timbulnya masalah perilaku bangunan yang sudah
ada di sekitar lokasi yang ditinjau. Selain itu penyelidikan ini sangatlah bermanfaat bagi
suatu proyek agar kita bisa mengetahui jenis lapisan tanah di lokasi, dapat menentukan
kedalaman fondasi, mengetahui muka air tanah, dapat meramalkan potensi alam yang
terjadi, dan Infrastruktur yang dibangun akan berumur sesuai umur rencana.

Penyelidikan geoteknik dengan menggunakan SPT (Standard Penetration Test)


merupakan salah satu penyelidikan geoteknik yang paling baik. Karena penggunaan SPT
dapat mengidentifikasi jenis tanah secara visual, mendapatkan parameter tanah secara
kulitatif melalui proses empiris, dan ekonomis.

5.2 Saran

Sebelum melakukan penyelidikan geoteknik sebaiknya dilakukan dengan


pertimbangan data riwayat penggunaan lahan sebelumnya, data penyelidikan geotek
bangunan sekitar, data geologi, data morfologi, data fisiologi, data topografi, dan data
struktur fondasi bangunan sekitar. Penyelidikan geoteknik menggunakan metode SPT
pun harus mempertimbangkan beberapa hal, tidak semua lokasi dapat menggunakan SPT,
tingkat penyelidikan yang akan dilakukan, pencapaian peralatan ke lokasi, dan jenis
lapisan tanah yang diperoleh dari riwayat terdahulu.

18
DAFTAR PUSTAKA
Makalah Penyelidikan Struktur dan Karakteristik Tanah untuk Desain Pondasi Iradiator
Gamma Kapasitas 2 Mci

Perencanaan Teknis Jembatan Ruas Yettimamberammo Provinsi Papua

19

Anda mungkin juga menyukai