Pengertian Orthodontia Dental Assistant

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DENTAL ASSISTANT II
“CHAIRSIDE ASSISTANT PADA PERAWATAN ORTHODONTIA”

Dosen Pengampu :
Bunga Nurwati, S.Kp.G, M.Kes

DisusunOleh :

Kelompok 4
Ahmad Ripaldi
Ainun Nazifah
Elsa Sari Purwanti
Firda Widyasari
Mahlina Yanti
Muhammad Ridani
Rahmadani
Rani Wahyu Ningtia
Siti Erga Nurkhaliza

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


Politeknik Kesehatan Banjarmasin
Jurusan Keperawatan Gigi
Program Studi Diploma III
2018/2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang kami panjatkan puji dan syukur kita atas berkah dan kehadirat-Nya
yang telah melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya kepada kami semua sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah Dental Assistant II ini.
Adapun makalah Dental Assistant II tentang “Chairsaide Assistant pada
Perawatan Orthodontia” yang telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah
ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami masih memiliki
kekurangan baik dari segi tata bahasanya maupun dari segi lainnya walaupun
kami sudah berusaha semaksimal mungkin dalam hal pengerjaannya.
Untuk itu kami akan bersedia hati jika para pembaca yang terhormat ingin
memberikan kritik dan saran kepada kami tentang penulisan dan penyusan tentang
makalah Dental Assistant II ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah Dental Assitant II
tentang Chairsaide Assistant pada Perawatan Orthodontia ini dapat diambil
hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Banjarbaru, 23 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................. i


Daftar Isi ............................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................ 1

C. Tujuan Pembahasan ................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................. 2


A. PENGERTIAN ORTHODONTIA ......................... 2

B. TUJUAN ORTHODONTIA ..................................... 4

C. POSISI KERJA OPERATOR DAN ASISTEN ............. 6

D. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ASISTEN


PADA TINDAKAN ORTHODON TIA ....................... 9

E. TAHAP PENYELESAIAN PERAWATAN


ORTHODONTIA ........................................................... 11

BAB III PENUTUP ........................................................... 12


A. KESIMPULAN ........................................................... 12

B. SARAN ....................................................................... 12

DAFTAR PUSAKA ........................................................... 13


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, manusia lebih memperhatikan penampilannya
karena penampilan dapat menambah tingkat sosial seseorang dan juga dapat
meningkatkan rasa percaya diri. Hal ini juga dapat menentukan seseorang
untuk lebih mudah mendapatkan posisi yang baik di sebuah pekerjaannya.
Maka dari itu tidak heran jika banyak orang yang ingin memperbaiki
penampilan wajah salah satunya adalah penampilan gigi.
Posisi gigi yang berjejal dapat merusak penampilan dan sulit dibersihkan
sehingga kebersihan mulut kurang baik. Gigi berjejal juga menyebabkan
maloklusi gigi yang merupakan problema bagi beberapa induvidu karena dapat
menyebabkan gangguan fungsi pengunyahan, penelanan, bicara, gangguan
temporomandibular, dan juga mengganggu penampilan (estetik). Oleh karena
itu perawatan ortho sangat penting untuk meperbaiki posisi gigi geligi tersebut.
Perawatan orthodonti bertujuan memberikan hasil yang maksimal,
keseimbangan struktural, dan keselarasan estetik. Dalam perawatan orthodonti,
kita menyadari bahwa gigi geligi yang telah digerakkan melalui tulang dengan
menggunakan alat atau peranti ortodontik dapat memperhatikan kecenderungan
untuk kembali ke posisi semula/awal. Agar perawatan orthodontik maksimal,
pada waktu selesai perawatan ortodontik harus memperhatikan makanan yang
dikonsumsi dan juga pola kebiasaan buruk yang harus dihilangan untuk
menjaga kebersihan gigi dan mulut.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari orthodontia ?
2) Apa saja tujuan dari perawatan orthodonti ?
3) Bagaimana posisi kerja operator dan asisten saat melakukan perawatan
orthodontik ?
4) Bagaimana standar operational prosedur (SOP) baik operator maupun
asisten ?
5) Bagaimana tahapan penyelesaian dalam perawatan orthodontik ?
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian dari orthodontia
2) Untuk mengetahui apa saja tujuan dari perawatan orthodonti
3) Untuk mengetahui bagaimana posisi kerja operator dan asisten pada
saat melakukan perawatan orthodontik
4) Untuk mengetahui bagaimana standar operational prosedur (SOP) baik
operator maupun asisten
5) Untuk mengetahui bagaimana tahapan penyelesaian dalam perawatan
orthodontik
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ORTHODONTIA
Ortho berasal dari bahasa Yunani yang artinya lurus (straight) atau
benar (correct), sedangkan donti artinya gigi. Ortodonsi atau Orthodonti
adalah ilmu dalam bidang kedokteran gigi yang mengkhususkan diri
tentang pencegahan, perawatan atau perbaikan maloklusi.
Maloklusi adalah kelainan gigitan baik karena rahangnya tidak
tepat atau letak gigi yang tidak tepat. Jadi arti secara umum ortodonsi
adalah perawatan untuk meratakan gigi supaya gigi terletak pada
tempatnya yang tepat supaya bagus dipandang, nyaman digunakan baik
untuk makan maupun untuk bicara.
Pengertian ortodonti yang lebih meluas menurut American Board
of Orthodontics (ABO) adalah cabang spesifik dalam profesi kedokteran
gigi yang bertanggung jawab pada studi dan supervisi pertumbuh
kembangan geligi dan struktur anatomi yang berkaitan, sejak lahir sampai
dewasa, meliputi tindakan preventif dan korektif pada ketidakteraturan
letak gigi yang membutuhkan reposisi gigi dengan peranti fungsional dan
mekanik untuk mencapai oklusi normal dan muka yang menyenangkan.
Tercakup dalam pengertian ini masalah pertumbuh kembangan
dalam arti yang luas, yaitu pertumbuh kembangan gigi sampai mencapai
oklusi dalam fase geligi permanen dan juga pertumbuh kembangan rahang
serta muka. Pertumbuh kembangan perlu dipelajari karena maloklusi
bukan merupakan suatu penyakit tetapi suatu penyimpangan pertumbuh
kembangan. Penyimpangan pertumbuh kembangan yang menyangkut
letak gigi dapat menyebabkan suatu maloklusi, misalnya letak gigi-gigi
yang berdesakan. Penyimpangan pertumbuh kembangan tulang rahang
menghasilkan kelainan skeletal misalnya, maloklusi kelas III Angel yang
ditandai dengan rahang bawah yang terlalu ke depan dibandingkan dengan
rahang atas. Letak gigi yang tidak teratur dan kelainan letak rahang sangat
besar pengaruhnya terhadap penampilan seseorang. Sebagian besar
kelainan orthodonti lebih banyak mempengaruhi kondisi psikososial
daripada mempengaruhi kesehatan fisiknya.
Definisi Ortodonsia menurut para ahli :
a. Menurut Dr. E.H. Angle (1900)
Ortodonsia adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan
meratakan atau membetulkan kedudukan gigi-gigi.
b. Menurut Noyes (1911)
Ortodonsia adalah ilmu yang mempelajari
hubungan gigi-gigi terhadap perkembangan muka dan
memperbaiki akibat pertumbuhan yang tidak normal. Disini
telah menyangkut ilmu anatomi dan biologi.

c. Menurut The British Society of Orthodontics (1922)


Ortodonsia adalah ilmu yang mempelajari
pertumbuhan dan perkembangan rahang, muka dan tubuh
pada umumnya yang dapat mempengaruhi kedudukan gigi.
Juga mempelajari adanya aksi dan reaksi dari pengaruh
luar maupun pengaruh dalam terhadap perkembangan, serta
pencegahan dan perawatan terhadap perkembangan yang
mengalami gangguan atau hambatan dan pengaruh jelek.

d. Menurut American Association of Orthodontist


Ortodonsia adalah ilmu yang mempelajari
pertumbuhan dan perkembangan gigi dan jaringan
sekitarnya dari janin sampai dewasa dengan tujuan
mencegah dan memperbaiki keadaan gigi yang letaknya
tidak baik untuk mencapai hubungan fungsional serta
anatomis yang normal.
Dengan memperhatikan definisi-definisi di atas, Dr. Angle dan
Noyes memandang tindakan kuratif lebih dipentingkan, sedangkan
mulai tahun 1922 sampai sekarang lebih mengutamakan tidakan
preventifnya, disamping tetap menjalankan tindakan kuratif.
Alat ortho secara umum ada dua tipe, yaitu :
1. Alat ortodonsi lepasan (removable ortodontic
appliances) Diambil dari kata lepasan yang artinya alat
tersebut bisa dilepas-lepas. Kasus ideal untuk
pemakaian alat ortodonsi lepasan adalah pasien yang
mengalami kelainan rahang yang minimal, jadi
kelainannya hanya di gigi saja atau digunakan pada
kasus yang ringan saja

2. Alat ortodonsi cekat (fixed orthodontic appliances)


Yang diambil dari kata cekat yang artinya menempel di
gigi, tidak bisa dilepas kecuali terlepas atau sengaja
ditarik hingga lepas.

3. tambahan pada Alat ortodonsi campuran


Ini adalah gabungan alat ortodonsi lepasan dan
alat ortodonsi cekat. Alat ini biasanya dikombinasikan
sendiri oleh dentist, sesuai dengan kasus pasien.
B. TUJUAN ORTHODONTIA
Tujuan perawatan ortodonti adalah memperbaiki letak gigi dan
rahang yang tidak normal sehingga didapatkan fungsi geligi dan estetik
geligi yang baik maupun wajah yang menyenangkan dan dengan hasil ini
akan meningkatkan kesehatan psikososial seseorang dan juga untuk
meniadakan gigi yang berjejal dan memperbaiki susunan gigi di dalam
lengkung rahang.
Dikutip dari sumber lain bahwa ortodonti bertujuan sebagai
berikut :
a. Mencegah terjadinya keadaan abnormal dari bentuk muka
yang disebabkan oleh kelainan rahang dan gigi
Adanya cacat muka yang disebabkan oleh kelainan rahang dan
susunan gigi yang tidak teratur dapat menyebabkan bentuk
muka yang kurang harmonis dan faktor estetis kurang. Dengan
demikian dapat mengakibatkan pertumbuhan mental kurang
sehat, seperti rasa rendah diri, rasa malu dan tidak bebas
mengemukakan pendapat

b. Mengoptimalkan fungsi pengunyahan yang baik


Pengunyahan yang benar dan efisien dapat dicapai dengan
baik jika susunan gigi-gigi itu baik, stabil dan seimbang,
begitu juga hubungan rahangnya. Pada gigi-gigi yang tidak
teratur atau pada lengkung gigi yang sempit dapat
mengakibatkan gerakan lidah tidak bebas sehingga terjadi
penelanan yang salah, dan keadaan ini dapat menimbulkan
kelainan yang lebih lanjut

c. Mempertinggi daya tahan gigi terhadap terjadinya karies


Gigi-gigi yang tidak teratur akan menyebabkan sisa-sisa
makanan mudah melekat pada permukaan gigi dan self cleansing
dari giginya menjadi tidak ada. Karena pengaruh Lactobacillus,
karbohidrat dalam sisa makanan akan diubah menjadi asam
laktat yang dapat melarutkan kalsium dari email dan dentin dan
terjadilah karies gigi. Dengan membetulkan letak gigi menjadi
teratur berarti akan mempertinggi daya tahan gigi terhadap karies.

d. Menghindarkan perusakan gigi terhadap penyakit periodontal


Gigi yang posisinya tidak baik dan tidak teratur akan
menyulitkan dalam menjaga kebersihannya. Dengan demikian
selain dapat terjadi karies pada gigi-giginya, keadaan demikian
juga dapat menimbulkan penyakit periodontal. Gigi yang tidak
teratur juga dapat menyebabkan terjadinya oklusi traumatik,
sehingga dapat memperparah penyakit periodontal yang terjadi

e. Mencegah perawatan ortodonti yang berat pada usia lebih


lanjut
Pencegahan terhadap timbulnya maloklusi akan lebih efektif
dan bermanfaat dari pada perawatan terhadap maloklusi yang
sudah terjadi.

f. Mencegah dan menghilangkan cara pernafasan yang abnormal


dari segi perkembangan gigi
Jika terdapat polip di dalam hidung atau adanya tonsil yang
membesar maka orang akan bernafas lewat mulutnya, sehingga
mulut selalu dalam keadaan terbuka. Dengan demikian otot-otot
disekitar pipi (m. masseter, m. buccinator) menjadi hipertonus.
Keadaan ini akan menyebabkan hambatan pertumbuhan rahang
ke arah lateral, sehingga menyebabkan rahang atas menjadi
sempit dan diikuti gigi-gigi depan protrusif atau merongos.
Perawatan ortodontik pada gigi-gigi yang protrusif tadi harus
disertai oleh pengambilan polip atau tonsil yang membesar
tadi. Dengan demikian perawatan yang dilakukan akan
memperbaiki pernafasan yang abnormal

g. Memperbaiki cara bicara yang salah.


Orang yang mempunyai kebiasaan meletakkan lidah di antara
kedua lengkung giginya akan menimbulkan gigitan terbuka.
Keadaan ini akan menyebabkan gangguan dalam proses
artikulasinya (proses pembentukan suara), sehingga akan
mengakibatkan pengucapan kata atau cara bicara yang salah.
Dengan merawat maloklusinya, maka akan memperbaiki cara
bicaranya

h. Menghilangkan kebiasaan buruk yang dapat menimbulkan kelainan


yang lebih berat.
Kebiasaan buruk seperti menggigit kuku, ibu jari, pensil atau
lainnya, menghisap bibir, mendorong lidah pada gigi-gigi
depannya, menekan dagu dan sebagainya dapat menimbulkan
kalainan baru atau memperberat kelainan yang sudah ada.
Dengan melakukan perawatan ortodontik, maka kebiasaan buruk
dapat dihambat dan dihilangkan

i. Memperbaiki persendian temporomandibuler yang abnormal


Adanya infeksi pada persendian temporomandibuler sering
mengakibatkan deviasi atau penyimpangan mandibula.
Demikian pula kebiasaan mengunyah satu sisi dapat
menimbulkan kelainan tersebut. Perawatan ortodontik yang tepat
dapat memperbaiki kelainan persendian tadi.

j. Menimbulkan rasa percaya diri yang besar.


Dengan meningkatkan penampilan akibat perawatan ortodontik,
seorang akan memiliki rasa percaya diri yang besar.

Hasil perawatan ortodonti yang kurang baik akan berakibat


sebaliknya. Hal ini dapat terjadi apabila timbul ketidaksesuaian kasus yang
dirawat dengan perencanaan perawatan, pemilihan peranti yang
digunakan, serta kemampuan dokter gigi yang melakukan perawatan.
Kasus sederhana yang dapat dirawat dengan peranti yang sederhana oleh
dokter gigi umum sedangakn kasus-kasus yang sukar menjadi tanggung
jawab spesialis ortodonti. Tugas dokter gigi umum adalah memonitor dan
menatalaksana perkembangan oklusi berbekal pengetahuan ortodonti yang
cukup sehingga dapat mengintervensi suatu maloklusi atau merujuk ke
seseorang spesialis ortodonti bila kasus yang dihadapi membutuhkan
perawatan yang kompleks.

C. POSISI KERJA OPERATOR DAN ASISTEN


Berikut ini adalah tahapan perawatan orthodonsi secara garis besar :
1. Konsultasi
2. Pemeriksaan klinis dan cetak model studi
3. Pemeriksaan pendukung :
 Foto ronsen panoramik
 Foto ronsen sefalometri (cephalometri)
 Foto rongen beberapa gigi bila perlu
 Foto profil wajah dari depan dan dari samping (ukuran
poscard)
4. Perawatan pendahuluan (pembersihan karang gigi, penambalan,
pencabutan)
5. Cetak model kerja (untuk alat orthodonsi lepasan)
6. Pemasangan alat orthodonsi
7. Aktivasi alat
8. Stabilisasi alat
9. Periode retensi

Pada tindakan orthodonti lepasan (removable ortodontic appliances) :


Peralatan dan bahan Orthodonsia :
Peralatan :
 Kaca mulut Bahan :
 Pincet - Alginate
 Sonde - Stone
 Informed consent - Kawat Klamer
 Surat rujukan pemeriksaan radiografi
 Tang orthodontia
1. Tang setengah bulat
2. Tang universal
3. Tang pipih
4. Bur stone
5. Tang potong klemer
6. Ekstrasi set
 Operator
a. Tahap konsultasi (kunjungan ke 1)
 Operator melakukan diagnosa
1. Keluhan pasien
2. Riwayat penyakit pasien
3. Rujukan Rontgen foto

 Pencabutan gigi
 Pembuatan model kerja
 Operator menentukan jenis alat orthodontia tang
sesuai dengan kasus
 Pengepasan (insertion)

 Asisten
a. Tahap konsultasi (kunjungan ke 1)
 Menyiapkan alat diagnose
 Membantu membuat informed consent
 Surat rujukan pemeriksaan radiografi
 FHD pencabutan, jika pasien diindikasikan
dilakukan pencabutan gigi
 Pembuatan model kerja
 Menyediakan alat dan bahan cetak
 Pengiriman model kerja
Selanjutnya mengirim model kerja ke laboratorium
gigi.

b. Insersi alat (kunjungan ke 2)


 Alat orthodonsia dari laboratorium dipasang ke pasien
 Pengepasan (insertion), dengan
1. Menyiapkan bur stone (round bur), amplas kasar,
amplas halus, dan beberapa tang klemer/ tang
ortodontia (tang orto setengah bulat, tang
universal dan tang pipih) di baki instrument
2. Menyerahkan pesawat orto ke operator, untuk
dilakukan pemasangan ortho
3. Melakuka pengurangan (base plate) dengan
menggunakan amplas kasar kemudian amplas
halus atau dengan bur stone (atas instruksi
Operator), hal ini apabila ada ketidaknyamanan
lat setelah pesawat ortho dicobakan oleh operator
4. Menyiapkan tang klamer yang digunakan
operator apabila klamer/ spring-spring terlalu
kencang atau melonggarkannya apabila ada
instruksi dari operator kemudian diserahkan
kembali ke operator memasang kembali ke
rongga mulut pasien sampai pasien merasa
nyaman dan tidak menekan gigi.
5. Setelah pasien merasa nyaman, operator
memberikan instruksi ke pasien, asisten
membersihkan ala-alat yang sudah digunakan.

c. Kontrol (kunjungan ke 3 dst)


Kontrol dilakukan pada kunjungan berikutnya, dan
biasanya pasien yang menggunakan pesawat orto lepasan
dianjurkan untuk kontrol satu kali dalam seminggu.
Tindakkan pengaktifan pesawat ortho tergantung dari
kasus pasien.
 Pelaksanaan four handed dentistry pada waktu
kontrol, yaitu :
1. Menyiapkan tang ortodontia (tang setengah
bulat, tang pipih, tang universal), bur stone
dan tang pemotong klemer
2. Menerima pesawat ortho yang dilepas dari
mulut pasien, selanjutnya mengencangkan
pesawat ortho atas instruksi operator (tugas
limpah)
 Peran asisten adalah mengurangi
akrilik dengan menggunakan bur
stoneatau mungkin melonggarkan/
mengencangkan spring – spring
dengan tang – tang orthodontia,
atas/apabila ada instruksi dari
operator. Pada tahap kontrol ini
seorang pasien orthodontia
melakukan kujungan berkali-kali
sesuai dengan kasus. Adapun waktu
kunjungan kontrol sesuai petunjuk
dokter gigi.

D. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) ASISTEN PADA


TINDAKAN ORTHODONTIA
1) Asistensi Tindakan Pemasangan Alat Orthodonsi Cekat (Sebelum
Aplikasi)
 Tujuan sebagai pedoman :
Petugas agar dapat melakukan asistensi tindakan
Pemasangan Alat Orthodonsi (sebelum aplikasi) dengan
benar.
 Prosedur Persiapan alat dan bahan
 Urutan kerja :
1. Menerima pasien masuk
2. Melakukan wawancara pasien / keluarga
3. Mengatur posisi duduk pasien
4. Melakukan cuci tangan
5. Memakai APD
6. Menyiapkan alat oral diagnostik
7. Menyiapkan sendok cetak
8. Menyiapkan alat dan bahan cetak (algina+gib)
9. Mengisi alat cetakan bahan dengan gib
10. Menyiapkan sparator
11. Membuat jadwal, kapan pasien dipasang alat ortho
12. Melakukan komunikasi terapeutik
13. Mencuci alat dan mensterilkan alat
14. Melakukan pencatatan pada buku tindakan

 Unit yang terkait :


Instalasi rawat jalan dan Rumah Sakit

2) Asistensi Tindakan Pemasangan Alat Orthodonsi Cekat (Aplikasi)


 Tujuan sebagai pedoman :
Petugas agar dapat melakukan asistensi tindakan
Pemasangan alat Orthodonsi Cekat (aplikasi) dengan benar
 Prosedur persiapan alat dan bahan
 Urutan kerja :
1. Menerima pasien masuk
2. Melakukan wawancara pasien / keluarga
3. Mengatur posisi duduk pasien
4. Melakukan cuci tangan
5. Memakai APD
6. Menyiapkan alat oral diagnostik
7. Menyiapkan alat ortho untuk bonding (tang ortho,
band pusher, molar band,tweezer, bracket, mathew
check retractor)
8. Menyiapkan semen untuk pemasangan molar band
9. Menyiapkan komposit, activator, atching, kuas
10. Menyusun da membantu pemasangan power O dan
arch wire
11. Mengajari menggosok gigi dengan sikat gigi khusus
orthodonsi
12. Melakukan kounikasi teraupetik
13. Mencuci tangan dan mensterilkan alat
14. Melakukan pencatatan pada buku tindakan

 Unit yang terkait :


Instalasi rawat jalan dan Rumah Sakit

3) Asistensi Tindakan Kontrol Perawatan Orthodonsi


 Tujuan sebagai pedoman :
Petugas agar dapat melakukan asistensi tindakan Kontrol
Perawatan Orthodonsi dengan benar
 Prosedur Persiapan alat dan bahan
 Urutan kerja :
1. Menerima pasien masuk
2. Melakukan wawancara pasien / keluarga
3. Mengatur posisi duduk pasien
4. Melakukan cuci tangan
5. Memakai APD
6. Menyiapkan alat oral diagnostik, alat ortho dan
bahan otrho
7. Menyiapkan power O dan power chain, ligatur,
elastik
8. Menyiapkan lampu spirtus
9. Membantu pemasangan power O
10. Melakukan komunikasi teraupetik
11. Membuat jadwal kontrol pasien
12. Mencuci dan mensterilkan alat
13. Melakukan pencatatan pada buku tindakan

 Unit yang terkait :


Instalasi rawat jalan dan Rumah Sakit

E. TAHAP PENYELESAIAN PERAWATAN ORTHODONTIA


Yang harus diperhatikan selama perawatan ortodontik yakni :
 Menjaga kebersihan ulut
 Menjaga cara makan (makanan dipotong kecil-kecil dulu)
 Menhindari makakan yang lengket dan juga keras (mislanya dodo,
permen karet, kripik, dll)
 Kontrol teratur untuk menghindari efek samping perawatan yang
tidak diinginkan

Setelah perawatan ortodontik ini selesai biasanya akan


dipasang alat yang disebut retainer untuk mempertahankan posisi
gigi yang sudah baik supaya tidak kembali seperti semula atau
biasa disebut dengan relaps. Lama pemakaian retainer 1-2 tahun
atau lebih lama tergantung berat ringannya kasus. Gigi yang rapi
sesudah perawatan ortodonti dapat kembali seperti semula apabila
pasien tidak memakai retainer atau pasien tidak mengikuti
pemakaian yang dianjurkan oleh Orthodontis yang merawat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ortho berasal dari bahasa Yunani yang artinya lurus (straight) atau benar
(correct), sedangkan donti artinya gigi. Ortodonsi atau Orthodonti adalah ilmu
dalam bidang kedokteran gigi yang mengkhususkan diri tentang pencegahan,
perawatan atau perbaikan maloklusi dengan tujuan perawatan ortodonti yakni
untuk memperbaiki letak gigi dan rahang yang tidak normal sehingga didapatkan
fungsi geligi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang menyenangkan dan
dengan hasil ini akan meningkatkan kesehatan psikososial seseorang dan juga
untuk meniadakan gigi yang berjejal dan memperbaiki susunan gigi di dalam
lengkung rahang. Posisi kerja operator dan asisten harus senyaman mungkin dan
dalam melakukan perawatan tindakan orthodontik ini harus didasari oleh standar
perasional prosedur (SOP). Agar perawatan orthodontik maksimal, pada waktu
selesai perawatan ortodontik harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi dan
juga pola kebiasaan buruk yang harus dihilangan untuk menjaga kebersihan gigi
dan mulut.
B. Saran
Untuk perawatan orthodontik ini harus dilakukan perawatan yang intensif
dengan komtrol memeriksakan keadaan perawatan yang dijalani dan juga agar
nantinya selesai perawatan ortodontik tidak mengalami relaps atau gigi yang
sudah baik supaya tidak kembali seperti semula atau biasa.
DAFTAR PUSAKA

Buku Seluk Beluk KAWAT GIGI (drg. Chaerita Maulani ; Geniofam.com)

Daljit S. Gill Orthodontics At A Glance, terj. Titiek Suta, (Jakarta: EGC, 2008),
hal. 2

Buku Ortodonti Dasar Edisi 2 (Pambudi Rahardjo)

BUKU AJAR ORTODONSI Edisi III (T. D. Foster)

Heryumani Sularji, Buku Ajar Ortodonsia I KGO .... hal 8

http://www.academia.edu/28387478/AKTIVITAS_OPERATOR_DAN_ASSIST
ANT_SEBAGAI_FOUR_HANDED_DENTISTRY_TEAM

https://www.google.co.id/amp/s/dokumen.tips/amp/documents/sop-standar-
operasional-prosedur.html

http://drgkikifadhilah.blogspot.com/2014/10/perawatan-ortondontik-masa-
kini.html?m=1