Preeklampsia Berat Dan BSC
Preeklampsia Berat Dan BSC
Preeklampsia Berat Dan BSC
Oleh :
Devimma Shary
13711134
Pembimbing :
Oleh :
Devimma Shary (13711134)
LAPORAN KASUS
No. Rekam Medis : 6738664
IDENTITAS
• Nama pasien : Ny. E umur : 34 tahun
• Nama suami : Tn. M umur : 30 tahun
• Agama : Islam
• Pendidikan istri : SD
• Pendidikan suami : SMA
• Pekerjaan istri : Swasta
• Pekerjaan suami : Swasta
• Lama menikah : 10 tahun
• Alamat : Jalan Kunir RT/RW 02/01 Kecamatan
Mangunharjo
ANAMNESIS
• Keluhan utama : Kenceng- kenceng sejak pk 16.00
• Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang sendiri ke RSSM dengan keluhan kenceng-kenceng
sejak pukul 16.00. Kenceng-kenceng dirasakan bertambah lama dan
bertambah sering. Durasi kenceng-kenceng + 30 detik. Tidak terdapat
keluhan seperti keluarnya lendir darah atau air merembes dari jalan lahir.
Keluhan lain seperti penglihatan kabur, nyeri ulu hati, mual, muntah, dan
sesak disangkal.
• Riwayat pernikahan :
Status : Menikah
Banyak : 1 kali
Usia menikah : 24 tahun
Lama menikah : 10 tahun
• Riwayat kontrasepsi sebelum hamil : KB suntik 3 bulan sekali terakhir
th 2006
• Riwayat Menstruasi :
o HPHT : 01-02-2018
o HPL : 08-11-2018
o Usia kehamilan : 3738 minggu
o Umur menarche : 12 th
o Siklus : teratur (28 hari)
o Lama : teratur 3-5 hari
o Volume : 2 kali/ hari ganti pembalut
o Nyeri saat menstruasi : disangkal
• Riwayat Perawatan Antenatal :
o BPM : 1 kali -> Tanggal 20-10-18
o Sp.OG :-
• Riwayat persalinan yang lalu :
No. A/P/Ab BBL Cara Lahir Tempat Penolong L/P Umur H/M
1. Aterm 3000 SC (ai RS Dokter P 9 th
H
gram pembukaan lama) Sogaten
2. Aterm 3700 SC (ai BSC RS Dokter P 6 th
H
gram terlalu dekat) Sogaten
3. Prematur - spontan - L - M
PEMERIKSAAN FISIK
Status Umum:
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6
Vital sign :
TD : 160/90 mmHg RR : 20 x/menit
N : 90 x/menit t ax : 36,9 0C
Berat badan : 70 kg Tinggi Badan : 160 cm
IMT : 27.3 kg/m2 (normal)
Kepala leher : anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), dispneu (-)
Cardiologi : S1S2 tunggal reguler
Respirasi : Vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Ekstremitas : akral hangat +/+, edem tungkai -/-
Status Obstetri
• Leopold II : sisi kanan ibu teraba seperti papan, sisi kiri teraba
bagian- bagian kecil, DJJ: 144x/menit
• Leopold III : bagian bawah teraba bulat keras
• Leopold IV : kepala bayi sudah masuk panggul
• VT : pembukaan 3cm, efficement 25%, presentasi kepala,
denominator UUB depan, hodge II, ketuban (+),
ukuran panggul dalam normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• NST
Bacaan NST
− Baseline: 130 dpm
− Variabilitas: 6-25 dpm
− Akselerasi: tidak tampak
− Deselerasi: tidak tampak
− Kontraksi uterus > 2 kali dalam 10 menit
− Gerakan janin tidak terekam
− Kesimpulan: Meragukan
• Pemeriksaan laboratorium
Tabel 1. Hasil Laboratorium di RSSM (21-10-2018 pk 23.20)
Parameter Hematologi Nilai
Hb 11.4 gr/dL
Leukosit 10.01 x 103/µL
Trombosit 206 x 103/µL
Hematokrit 36.8 %
Eritrosit 4.30 x 106/µL
HIV 1 Negatif
HbsAg rapid Negatif
KIMIA KLINIK
Albumin 3.46 g/dL
SGOT 11 U/L
SGPT 7 U/L
BUN 8.2 mg/dL
Creatinin 0.71 mg/dL
GDS 100 mg/dL
URINALISIS
Glukosa Negatif
Bilirubin Negatif
Keton Positif (+)
PH 7.0
Protein Positif 1
Urobilinogen Negatif
Leukosit Positif
DIAGNOSIS
G2P1001 UK 37/38 minggu + THIU + Letak kepala + BSC 2 kali +
Preeklampsia berat + inpartu kala I fase laten+ TBJ 3720 gram
TERAPI
• Terminasi perabdominal
• Dosis loading4 gr MgSO4 20% 20cc selama 5-10 menit dilanjutkan dosis
pemeliharaan dengan syringe pump 1 gram/ jam sampai 24 jam post partum
• Nifedipin 10 mg oral diulangi dengan interval 20-30 menit
• Pantau produksi urin, refleks patela, frekuensi napas dan saturasi oksigen
FOLLOW UP
22 Oktober 2018 Pukul 06.00 di Mawar
S: Nyeri luka bekas operasi
O: STU : KU baik, GCS 456
K/L : a/i/c/d -/-/-/-
VS: TD= 140/70 mmHg
N= 82 kali//menit
R= 20 kali/menit
S= 36,8 ̊C
Cardiologi : S1S2 tunggal reguler
Respirasi : Vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Ekstremitas : akral hangat +/+, edem tungkai -/-
STO : TFU 2 jari di bawah pusar, kontraksi uterus (+) baik, V/V fluxus (-),
lochea (+)
Abd: luka jahitan bekas operasi tidak merembes
A: P3102 Post SC + MOW H0 (a/i BSC 2 kali + PEB)
P : - Diet TKTP RG
- Minum maksimal 500 cc/24 jam
- Balans cairan CM=CK+500 cc
- Inf RL : D5 2:2 selama 24 jam post op
- Drip oksitosisn 2 amp dlm 500 cc infus sd 12 jam post op
- Drip MgSO4 1 gram/jam sp sd 24 jam post partum
- Pantau produksi urin, refleks patela, frekuensi napas dan saturasi oksigen
FOLLOW UP
23 Oktober 2018 Pukul 06.00 di Mawar
FOLLOW UP
24 Oktober 2018 Pukul 06.00 di Mawar
FOLLOW UP
25 Oktober 2018 Pukul 07.00 di Mawar
N= 79 kali//menit
R= 17 kali/menit
S= 37 ̊C
Cardiologi : S1S2 tunggal reguler
Respirasi : Vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Ekstremitas : akral hangat +/+, edem tungkai +/+
STO : TFU 2 jari di bawah pusar, kontraksi uterus (+) baik, V/V fluxus (-)
lochea (+)
Abd: luka jahitan bekas operasi tidak merembes
A: P3102 Post SC + MOW H3 (a/i BSC 2 kali + PEB)
P : - Diet TKTP RG
- Mobilisasi bertahap
- Minum maksimal 1000 cc/24 jam
- Balans cairan CM=CK+500 cc
- Asam Mefenamat 3x500 mg
- Sulfar ferosus 2 x 1 tab
- Rawat luka
- Besok cek lab lengkap
- Obs kel/vs/kontraksi uterus/fluxus/produksi urin
FOLLOW UP
26 Oktober 2018 Pukul 07.00 di Mawar
10
Protein Negatif
Urobilinogen Negatif
Leukosit Positif
11
TINJAUAN PUSTAKA
PRE EKLAMPSIA
A. DEFINISI
Preeklampsia adalah penyakit hipertensi yang spesifik pada kehamilan
dimana banyak sistem yang terlibat. Biasanya terjadi setelah usia kehamilan 20
minggu, paling sering terjadi saat usia kehamilan mendekati aterm dan dapat
tumpang tindih (superimposed) dengan penyakit hipertensi lainnya. Preeklampsia
merupakan komplikasi obstetrik paling umum yang utamanya ditentukan oleh
munculnya onset baru hipertensi dan onset baru proteinuria. Namun dua kriteria ini
merupakan definisi klasik, terdapat beberapa wanita yang menderita hipertensi
disertai tanda-tanda multisistem yang biasanya mengindikasikan keparahan penyakit
tanpa disertai proteinuria. Keterlibatan multisistem yang dimaksud antara lain:
trombositopenia (trombosit <100.000/mikrolter), gangguan fungsi hepar
(peningkatan kadar transaminase hepar dalam darah 2 kali dari kadar normal),
insufiensi ginjal baru (peningkatan kreatinin serum > 1.1 mg/dL atau 2 kali lipat
dengan tidak adanya penyakit renal), edem pulmo, atau gangguan serebral atau visual
onset baru (ACOG, 2013).
12
B. FAKTOR RESIKO
Beberapa faktor resiko preeklampsia sudah terdeteksi. Menurut Saito (2018)
Faktor resiko diklasifikasikan menjadi, faktor spesifik kehamilan dan kondisi ibu
yang sudah ada sebelumnya:.
1.1. Faktor spesifik kehamilan
• Nulipara
Preeklampsia dianggap sebagai penyakit pada kehamilan pertama.
Riwayat kehamilan normal sbelumnya dikaitkan dengan penurunan frekuensi
preeklampsia. Maka dari itu nulipara merupakan faktor resiko signifikan
untuk preeklampsia. Diduga maladaptasi imunolgis berperan dalam penyebab
terjadinya preeklampsia.
• Interval antar kehamilan
Hal ini berkaitan dengan masa hidup antigen spesifik sel Treg orang
tuan. Ketika interval dengan kehamilan terakhir lebih dari 10 tahun , angka
antigen spesifik sel treg akan mnurun sehingga menenyebabkan resiko tinggi
menderita preeklampsia
• Kehamilan multipel
Preeklampsia lebih umu terjadi pada wanita yang mengandung anak
kembar 2, triplet atau multipel. Hal ini menyirtkan bahwa insidensi
preeklampsia pada kehamilan kembar sebesar 2 kali lipat dikarenakan
terdapat dua antigen janin bukan karena mismatch HLA antara ibu dan janin.
1.2. Kondisi maternal sebelumnya
• Usia tua
Resiko preeklampsia tinggi untuk wanital yang hamil pda usia tua.
Wanita dengan usia tua akan cenderung menderita aterosklerosis yang
mempunyai efek pada arteri-arteri kecil, seperti pada ginjal dan uteru yang
akan mengarah pada hipertensi.
• Obesitas atau tingginya BMI
13
14
15
memiliki kapasitas yang besar untuk dilatasi pasif sehingga aliran darah lebih
besar. Diduga pada preeklampsia invasi sel trofoblas janin ke desidua tidak
adekuat sehingga remodelling tidak terjadi sempurna dan pembuluh darah
tidak berdilatasi (Duttaroy, Basak, 2016).
16
17
18
19
20
1.13. Paru
Penderita preeklampsia berat mempunyai risiko besar terjadinya
edema paru. Edema paru dapat disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan
sel endotel pada pembuluh darah kapilar paru, dan menurunnya diuresis.
Dalam menangani edema paru, pemasangan central venous pressure
(CVP) tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari pulmonary
capillary wedge pressure.
1.14. Janin
Preeklampsia dan eklampsia memberi pengaruh buruk pada kesehatan
janin yang disebabkan oleh menurunnya perfusi utero plasenta, hipovolemia,
vasospasme, dan kerusakan sel endotel pembuluh darah plasenta. Dampak
preeklampsia dan eklampsia pada janin adalah Intrauterine growth restriction
(IUGR) dan oligohidramnion, kenaikan morbiditas dan mortalitas janin,
secara tidak langsung akibat intrauterine growth restriction, prematuritas,
oligohidramnion, dan solusio plasenta.
21
E. Manajemen
Menurut Cunningham (2018) tujuan manajemen dasar ntuk setiap
kehamilan yang dipersulit oleh preeklampsia adalah (1) terminasi kehamilan
dengan kemungkinan kecil trauma pada ibu dan janin (2) persalinan bayi baru
lahir yang sehat dan dapat berkembang serta (3) pemulihan kesehatan ibu. Pada
sebagian besar wanita dengan preeklampsia pada saat atau mendekati aterm 3
tujuan ini mampu dicapai dengan induksi persalinan. Dengan rawat inap evaluasi
sistemik perlu dilakukan mencakup:
• Pemeriksaan mendetail, pemeriksaan harian berupa temuan klinis seperti
sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium dan peningkatan
berat badan yang cepat.
• Pengukuran berat badan harian.
• Pengukuran proteinuria atau protein urin : rasio creatinin saat kedatangan
dan sekurang-kurangnya 2 hari setelahnya.
• Penilaian tekanan darah tiap 4 jam kecuali pukul 24.00 sampai 06.00
kecuali jika tekanan darah sebelumnya meningkat.
• Pengukuran kreatinin serum atau plasma dan level transaminase hepar
dan hemogram termasuk platelet. Frekuensi pemeriksaan ditentukan oleh
tingkat keparaan hipertensi.
• Evaluasi berat janin dan kesejahtraan janin dan volume cairan amnion
dengan menggunakan USG maupun pemeriksaan fisik.
Tujuan evalusi adalah untuk mengidentifikasi secara dini preeklampsia
atau perburukan sindrom dan perkembangan rencana manajemen untuk persalinan
tepat waktu. Untungnya banyak kasus ringan dan mendekati aterm sehinggan
manajemen konservatif bisa dilakukan sampai persalinan dimulai secara spontan
atau sampai serviks siap untuk induksi persalinan. Penurunan tanda dan gejala
jarang terdaji hingga samapi dalam persalinan.
b. Tatalaksana Umum
Menurut WHO (2013) ibu hamil dengan preeklampsia harus segera
dirijuk ke rumah sakit. Pencegahan dan tatalaksana kejang adalah sebagai
berikut:
22
23
b. Pertimbangan persalinan
Terminasi kehamilan merupakan satu-satunya obat bagi preeklampsia.
Nyeri kepala, gangguan penglihatan atau nyeri epigastrik adalah indikasi
bahwa kejang mungkin akan terjadi, dan oliguria merupakan tanda yang
tidak menyenangkan lainnya. Preeklampsia berat membutuhkan antikejang
dan antihipertensi yang diikuti oleh persalinan. Tujuan perawatan
eklampsia adalah untuk mencegah kejang, perdarahan intrakranial dan
kerusakan serius pada organ vital lainnya dan untuk melahirkan bayi yang
sehat. Hal ini dibenarkan bahkan ketika serviks tidak siap. Induksi
persalinan dilakukan, biasanya dengan pematangan serviks preinduksi
dengan prostaglandin atau dilator osmotik. Persalinan sesar biasana
muncul dari kekhawatiran akan serviks yang belum matang, rasa urgensi
karena keparahan preeklampsia, dan kebutuhan untuk perawatan intensif
neonatal.
Ketika janin prematur pemikirian tentang tambahan minggu janin di
uterus akan mengurangi resiko kematian neonatus atau morbiditas serius
24
25
26
untuk persalinan ibu dengan usia kehamilan <34 minggu yang telah
mendapat manajemen ekspektan
Pengobatan Kortikosteroid untuk Pematangan Paru dan Persalinan setelah
stabilisasi ibu
Hipertensi berat tidak terkontrol
Eklampsia
Edem paru
Abrupsi plasenta
Koagulasi intravaskular terdesiminasi
Status janin yang meragukan
Kematian janin
Pengobatan Kortikosteroid untuk Pematangan Paru - Persalinan ditunda 48 jam
jika mungkin:
Ketuban pecah prematur
Trombositopenia <100.000/mikroliter
Peningaktan transaminase hepar 2 kali dari normal
Retriksi pertumbuhan janin
Oligihidramnion
Disfungsi renal memburuk
(Sumber: Cunningham, 2018)
27
28
29
30
Pendidikan <12
tahun
Jarak antar
persalinan pendek
A. Resiko Persalinan
1. Resiko maternal
Tingkat ruptur uteri dan komplikasi akan meningkat dengan dilakukannya
TOLAC. Ruptur uteri biasanya diklasifikasikan menjadi (1) komplit, ketika seluruh
lapisan uterus terpisah (2) inkomplit ketika lapisan otot uterus terlepas namun
peritoneum viseral masih utuh. Komplikasi lainnya seperti transfusi, infeksi uterus,
dan enselopati iskemik hipoksia.
2. Resiko janin dan neonatal
TOLAC berkaitan dengan meningkatnya mortalitas perinatal yang signifikan
dibandingkan dengan ERCD. Morbiditas yang dimaksud seperti ensefalopati iskemik
hipoksia, takipneu transient pada newborn
31
besar terjadinya ruptur uteri saat TOLAC dibandingkan dengan jarak > 18
bulan.
4. Riwayat persalinan per vaginam
Riwayat persalian per vaginam sebelumnya yang mendahului atau
setelah persalinan cesarea akan meningkatkan prognosis persalinan per
vaginam selanjutnya dengan spontan maupun induksi. Persalinan per vaginan
sebelumnya juga menurunkan resiko ruptur uteri dan morbiditas lainnya
5. Indikasi persalinan cesarea sebelumnya
Wanita dengan indikasi yang tidak berulang misalnya presentasi
sungsang, mempunyai tingkat VBAC tertinggi senilai 90%. Wanita yang
sebelumnya mempunyai indikasi fetal compromise mempunyai tingkat
VBAC 80% dan mereka yang macet dalam persalinan mempunyai tingkat
VBAC 60%.
6. Berat janin
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan ukuran janin
berbanding terbalik dengan tingkat VBAC.
C. Rencana Persalinan
Wanita yang memiliki riwayat persalinan cesarean sebelumnya mungkin bisa
melakukan persalian secara vaginam. Keputusan bergantung pada tipe insisi yang
digunakan pada operasi cesarea sebelumnya, jumlah operasi cesarea sebelumnya, dan
apakah terdapat kondisi dimana persalinan per vaginam akan beresiko serta tipe
rumah sakit yang menerima bayi. Wanita dengan riwayat operasi cesarea 1 kali
dengan insisi transversal rendah merupakan kandidat untuk VBAC.
1. BSC 1x :
• Boleh pervaginam
• Expectactif pervaginam (Pimpin 3x mengejan) à Gagal SC
• Dapat dilakukan percepat kala II
• Terminasi kehamilan, bila uk 42 minggu à SC
2. BSC ≥ 2x :
• Inpartu à Cito SC + MOW
32
33
DAFTAR PUSTAKA
34