Pint All LL LLLLL

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 49

RING SPINNING

I. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Mengetahui fungsi mesin ring spinning.
2. Mengetahui mekanisme mesin ring spinning
3. Mengetahui draft total, Ne1 masuk, Ne1 keluar, kecepatan permukaan masing-
masing roll serta twist pada mesin ring spinning.
4. Mengetahui produksi kg/jam.

II. TEORI DASAR

Mesin ring spinning merupakan sistem pemintalan konvensional dan bertujuan


untuk mengubah sliver roving menjadi benang dengan cara melakukan peregangan,
pemberian antihan dan penggulungan. Peregangan dilakukan oleh pasangan rol
peregang karena adanya perbedaan kecepatan permukaan antara rol peregang depan, rol
peregang tengah dan rol peregang belakang. Antihan dibuat karena adanya putaran
traveller pada ring yang mengelilingi spinndel dan pemberian antihan didasarkan atas
pemakaian benang tersebut dan harus cukup kuat untuk diproses lebih lanjut.
Penggulungan benang pada bobbin terjadi karena traveller berputar lebih lambat dari
putaranbobbin.

Prinsip Kerja Mesin RingSpinning


Bahan baku pada mesin spinning adalah sliver hasil mesin roving yang
ditempatkan pada rak bobin. Gulungan roving pada bobin satu persatu dipasang pada
tempat penggantung dan diatur supaya isi bobin tidak sama sehingga habisnya tidak
bersamaan. Ujung-ujung roving dilakukan pengantar (3) supaya mudah ditarik dan tidak
putus seperti terlihat pada Gambar 6.27.
Pada saat penyuapan roving sedang berlangsung. Gulungan roving pada bobin
turut berputar untuk menghindarkan terjadinya regangan palsu. Dari pengantar (3)
roving dilalukan pada terompet pengantar (4) yang bergerak ke kiri dan ke kanan.
Gerakan ini masih terbatas pada daerah peregangan dengan maksud untuk mengarahkan
penyuapan supaya tidak terjadi pengausan setempat pada rol peregang.
Dari terompet pengantar (4) roving disuapkan ke daerah peregangan (5) yang
diterima oleh pasangan rol belakang. Dari peregangan rol belakang roving diteruskan ke
pegangan rol tengah dengan kecepatan permukaan yang lebih besar, dan roving
diregangkan sehingga antihannya terbuka kembali, dan serat seratnya menjadisejajar.

Gambar
Skema Mesin Ring Spinning

Keterangan :
1) Rakbobin
2) Penggantung (bobinholder)
3) Pengantar
4) Terompet pengantar (traverseguide)
5) Rolperegang
6) Cradle
7) Penghisap(pneumafil)
8) Ekorbabi
9) Pengontrolbaloning
10) Penyekat(separator)
11) Traveller
12) Ring
13) Spindel
14) TinRoller
Biasanya pada rol pasangan rol tengah dipasang sepasang apron, dan fungsinya
antara lain sebagai pengantar serat-serat dan memperkecil jarak titik jepit terhadap rol
depan. Di atas dan di bawah rol peregang ini dipasang pembersih (8), sehingga serat
dan debu yang menempel pada rol dapat dicegah. Setelah kapas keluar dari rol
peregangan depan akan terhisap oleh pengisap (7).
Kapas yang keluar dari rol depan masih sejajar, dan dengan perantaraan pengantar ekor
babi (9) terus melewati traveller(10) ring yang terputarkan oleh spindel. Karena adanya
putaran traveller pada ring mengelilingi spindel, terbentuklah antihan pada benang dan
benang telah cukup kuat untuk digulung pada bobbin. Putaran spindle yang sangat cepat
mengakibatkan traveller juga terbawa berputar dengan cepat pada ring mengelilingi
spindel yang menimbulkan gaya centrifugal yang besar. Dibandingkan dengan berat
benang antara rol depan sampai bobin, maka gaya centrifugal dapat mengakibatkan
timbulnya bayangan benang berputar seperti balon yang biasa disebut baloning.
Untuk menjaga kebersihan dari traveller, pada dekat ring biasanya dipasang baja
pelat kecil disebut pisau, gunanya untuk menahan serat-serat yang terbawa dan
menyangkut pada traveller. Bilamana bobin yang digunakan panjang (9”), maka
baloning yang terjadi sangat besar. Untuk mencegah dan membatasi besarnya baloning
biasa dibantu dengan antinode ring. Disamping antinode ring untuk membersihkan
pemisahan antara baloning pada spindle satu dengan spindel lainnya juga diberi
penyekat (14), sebab apabila baloning bergesekan dengan arah yang berlawanan akan
menimbulkan bulu benang atau mungkin akan saling menyangkut dan benang
dapatputus.
Setelah benang diberi antihan benang terus digulung pada bobin. Pada awal
penggulungan pada pangkal bobin, bentuk gulungan benangnya harus khusus dan untuk
ini digunakan suatu peralatan yang disebut Cam Screw. Setelah pembentukan pangkal
gulungan selesai, kemudian disusul penggulungan yang sebenarnya sehingga gulungan
benang pada bobin menjadi penuh. Pada mesin spinning terjadinya penggulungan
benang pada bobin karena traveller berputar lebih lambat dari putaran bobin. Lapisan
gulungan roving di mesin flyer sejajar poros bobin, sedang lapisan gulungan benang di
mesin Ring Spinning arahnya miring terhadap bobin.
Gerakan naik dari ring rail lebih lambat daripada gerakan turun, dan pada waktu
ring rail naik terjadi penggulungan benang yang sebenarnya, sedang pada waktu ring
rail turun terjadi gulungan bersilang sebagai pembatas lapisan gulungan yang satu
terhadap lapisan gulungan yang berikutnya.

Bagian-Bagian Mesin RingSpinning


Pada hakikatnya mesin Ring Spinning dapat dibagi menjadi tiga bagian :
 Bagianpenyuapan
 Bagianperegangan
 Bagianpenggulungan

a. BagianPenyuapan
Bagian penyuapan terdiri dari :
1) Rak bobin (1), berfungsi untuk menempatkan penggantung (bobin holder)
yang jumlahnya sama dengan jumlah spindel yang terdapat pada satuframe
2) Penggantung (2) dimana gulungan roving hasil mesin flyer terpasang dan
dapat berputar dengan mudah pada penggantungnya pada saat roving ditarik
oleh pasangan rol peregang serta topi penutup gulungan roving, untuk
mencegah menempelnya serat-serat yang beterbangan padaroving
3) Pengantar (3) yang dilalui oleh roving sebelum disuapkan ke pasangan rol
peregang belakang. Hal ini dilakukan agar penguluran roving dari
gulungannya dapatlancar.
4) Terompet pengantar (traverse guide) (4), bergerak ke kanan dan ke kiri yang
berfungsi untuk mengatur penyuapan roving agar keausan rol peregang
merata.

b. BagianPeregangan
Bagian peregangan ini terdiri dari :
1) Tiga pasangan rol peregang (5) yang diperlengkapi dengan per penekan yang
fungsinya untuk dapat memberikan tekanan pada rol peregang atas terhadap
rol peregang bawah, sehingga dperoleh garis jepit yang diharapkan. Akibat
adanya tarikan-tarikan pasangan rol peregang ada sebagian serat yang putus
menjadi serat-serat pendek maka pada rol atas dipasang pembersih yang
gunanya untuk membersihkan serat-serat yang menempel pada rol atas. Pada
rol peregang tengah dipasang Apron yang berfungsi untuk mengantarkan
serat- serat ke pasangan rol depan. Dengan perantaraan apron tersebut, maka
kecepatan serat yang pendek juga selalu mengikuti kecepatan permukaan rol
tengah.
2) Cradle (6), berfungsi untuk memegang rol atas dan dilengkapi dengan beban
penekan rol sistemper.
3) Penghisap (pneumafil) (7), berfungsi untuk menghisap serat yang keluar dari
pasangan rol peregang depan apabila ada benang yangputus.

c. BagianPenggulungan
Bagian penggulungan terdiri dari :
1) Ekor babi (8) berfungsi agar bentuk balon simetris terhadap spindel, sehingga
benang tidak bergesekan dengan ujungspindel.
2) Traveller (11) yang dipasang pada ring (12) dan berfungsi sebagai pengantar
benang
3) Spindel (13), sebagai tempat bobin spindel berikut bobin diputarkan oleh dan,
bergerak naik turun pada saat penggulungan benang sedangberlangsung.
4) Pengontrol balooning (9) yang fungsinya untuk membatasi kemungkinan
membesarnya baloning.
5) Penyekat (separator) (10), untuk membatasi baloning agar tidak saling terkena
satu sama lain, sehingga tidak mengakibatkan benangputus.
6) Tin roll (14) sebagai poros utama mesin ring spinning, dan juga untuk
memutarkan spindel dengan perantaraan pita (spindel tape) yang ditegangkan
oleh peregang jockypulley.

ProsesPeregangan
Peregangan yang terjadi antara pasangan rol peregang belakang dan rol peregang
tengah disebut break draft (preliminary draft). Selanjutnya oleh pasangan rol tengah
diteruskan ke pasangan rol depan yang mempunyai kecepatan permukaan yang lebih
besar daripada rol tengah, sehingga terjadi proses peregangan yang sebenarnya.
Peregangan yang terjadi di daerah ini disebut main draft, seperti yang dapat dilihat pada
Gambar dibawah.

Gambar
Skema Bagian Peregangan

Proses Pengantihan(Twisting)

Pemberian antihan ini pada prinsipnya dilakukan dengan memutar satu ujung
dari untaian serat, sedang ujung yang lainnya tetap diam. Pada proses pemintalan
pemberian antihan dilakukan oleh spindel dan traveller sebagai pemutar ujung untaian
serat yang keluar dari rol peregang depan, sedangkan ujung yang lainnya tetap dipegang
atau dijepit oleh rol peregangdepan.
Banyaknya antihan yang diberikan pada benang tergantung kepada
perbandingan banyaknya putaran dari mata pintal dengan panjangnya benang yang
dikeluarkan dari rol depan untuk waktu yang sama. Apabila suatu untaian dari seratserat
diputar mengelilingi sumbu panjangnya, maka serat-serat komponennya dapat dianggap
akan menempati kedudukan sebagai spiral sempurna atau tidak sempurna. Bentuk spiral
yang tidak sempurna tergantung kepada kesamaan (uniformity) serta keteraturan
(regularity) dari susunan serat-serat pada untaian serat yang akan diberi twist tersebut.

Banyaknya antihan yang diberikan pada benang dirumuskan sebagai berikut :


Dimana :
TPI = Twist perinch
C = Konstanta antihan atautwistmultiplier
Ne1 = Nomor dari benang untuk sistem tidaklangsung
Apabila untaian tersebut akan mengalami tegangan dan perpanjangan
(stretching), seperti halnya kalau suatu per ditarik, sepanjang tidak terjadi pergeseran
atau slip antara serat. Apabila tegangan ini menyebabkan adanya perpanjangan atau
mulur, maka serat-serat yang menempati kedudukan yang paling luar akan mendesak
kedalam, sehingga mengakibatkan penampang dari untaian serat tersebut
akanmenciut/mengecil.
Jadi, banyaknya antihan yang harus diberikan pada benang merupakan masalah
yang harus kita pertimbangkan, baik ditinjau dari segi teknis (operasionil) maupun
ekonomi. Arah antihan pada benang ada dua macam tergantung dari arah putaran
spindelnya. Kedua arah antihan tersebut disebut arah Z (kanan) atau S (kiri), seperti
terlihat pada gambar.

Gambar
Prinsip Pemberian Antihan

Proses Penggulungan Benang padaBobin

Proses penggulungan benang pada mesin ring spinning adalah sebagai berikut :
a. Pada mesin ring spinning pengantar benang naik turun, bobin berputar tetap
padatempatnya.
b. Penggulungan terjadi karena adanya perbedaan kecepatan antara putaran spindel
(Nsp) dengan putaran traveller (Ntr) sehingga jumlah gulungan benang g = Nsp –Ntr
c. Sistem penggulungan benang mesin ring spinning adalah konis.

Gambar
Bentuk Gulungan pada Mesin Ring Spinning

Traveller merupakan pengantar benang pada mesin ring spinning yang dipasang
pada ring rail, turut bergerak naik turun bersama-sama dengan ring railnya. Peralatan
yang mengatur gerakan naik turunnya ring disebut builder motion. Untuk membentuk
gulungan benang pada bobin di mesin ring spnning terbagi dalam tahap yaitu:
1) Pembentukan gulungan benang pada pangkalbobin
2) Pembentukan gulungan benang setelah gulungan pangkalbobin

Bentuk Gulungan Benang padaBobin


Pada prakteknya di mesin spinning, sering terjadi bentuk gulungan yang tidak
normal, hal ini mungkin terjadi kesalahan dalam melakukan penggulungan benang.
Kesalahan tersebut dapat disebabkan oleh pengaruh mesin atau kesalahan operator
dalam melayani mesin.
Kesalahan yang disebabkan pengaruh mesin mungkin karena penyetelan yang
kurang betul, sedangkan kesalahan yang disebabkan oleh operator karena terlambat
menyambung. Berikut bentuk-bentuk gulungan benang pada bobbin.
Gambar
Bentuk – bentuk gulungan

a. Bentuk gulungan yang normal. Isi gulungan tergantung panjang bobin dan
diameter ring. Gulungan tidak mudah rusak dan tidak sulit sewaktu dikelos di
mesin kelos(winder).
b. Bentuk gulungan benang yang tidak normal karena dalam proses benang sering
putus dan penyambungannya seringterlambat.
c. Bentuk gulungan benang tidak normal, karena bagian bawahnyabesar.
d. Bentuk gulungan benang tidak normal, karena bagian atasnyabesar.
e. Bentuk gulungan benang tidak normal, karena terlalukurus.
f. Bentuk gulungan benang tidak normal, karena terlalugemuk.
g. Bentuk gulungan benang tidak normal, karena bagian atasmembesar.
h. Bentuk gulungan benang tidak normal, karena bagian bawahmembesar.
i. Bentuk gulungan benang normal, tetapi tidakpenuh.
j. Bentuk gulungan benang tidak normal, karena bagian bawahnyakosong.
k. Bentuk gulungan benang tidak normal, karena bagian tengah ada benang yang
tidaktergulung.
III. ALAT DAN BAHAN
 Mesin ring spinning.
 Alat ukur.
 Reeling.
 Twist Tester.
 Neraca digital.
 Roving dan Benang.

IV. CARA KERJA


1. PENGENALAN MESIN RING SPINNING
 Menggambar alur proses pada mesin ring spinning
 Mengetahui input, proses, out-put pada ring spinning

2. GEARING DIAGRAM RING SPINNING


 Gambar gearing diagram pada mesin ring spinning
 Hitung jumlah gigi pada roda gigi dan diameter pulley di mesin ring spinning

3. BUILDER MOTION
 Gambar gearing diagram/skema builder motion pada mesin ring spinning dan
mekanisme kerjanya

4. PERHITUNGAN RING SPINNING


 Menghitung :
a. kecepatan permukaan Spindle
b. kecepatan permukaan front roll
c. kecepatan permukaan midlle roll
d. kecepatan permukaan back roll
e. Main draft
f. Break draft
g. Total draft
h. Twist
i. Produksi
5. PROSES PENGENDALIAN MUTU MESIN RING SPINNING
 Input
a. Nomor Roving
 Proses
a. Total draft / mechanical draft
b. TPI Teoritis
c. Produksi teoritis
 Output
a. Nomor Benang Spinning
b. Actual draft
c. Berat bobbin kosong
d. Berat bobbin isi per 10 menit
e. Produksi Nyata
f. TPI nyata
g. Effisiensi
V. HASIL PERCOBAAN
1. GEARING DIAGRAM RING SPINNING

Data percobaan produksi ring spinning

Berat bobin kosong 1 = 48,2 g

Berat bobin kosong 2 = 50,4 g

Berat bobin isi 1 = 52,4 g

Berat bobin isi 2 = 53,49 g

Berat benang 1(120 yards) = 1,727 g

Berat benang 2 (yards) = 1,739 g


Rata rata berat benang (120 yards) = 1,,733 g

Twist = Z

Tpm 1 = 507

Tpm 2 = 50

Perhitungan

Ne = p (hanks) TPI = 12,87 twist/ “


TPI = ∝ √Ne1
B (lbs) 12,87 = ∝ √37,39
= 120 yards = 2,10

840 yards/hanks
1,733

453,,6 g/lbs

= 37,39 hanks/lbs

Rencana :

Ne1 =34,79

TPI = 155

= 2,6

Kenyataan

Ne1 = 37,39

Tpi = 12,87

= 2,10

Roda gigi :

ZA=60

ZB=60

ZC=33
ZK= 81

ZJ=25

ZE=77

ZD=50

2. BUILDER MOTION
Skema Builder Motion

Ke motor

Rachet
Single head Kereta

Cam

Dari gear box

Mekanisme kerja builder motion :


a. Pada awal proses noc berada dibawah dengan maksud bila diameternya besar,
maka ukuran akan lebih besar.
b. Semua system (rachet, follower, dan yang seporos) berada dibawah, bila follower
bersentuhan dengan eksentrik pada busur terbesar maka semua system tersebut
naik secara perlahan, maka semua system akan turun secara cepat karena follower
akan bersentuhan dengan eksentrik pada busur kecil.
c. Sistem naik turun
 Bila eksentrik dengan diameter besar menyentuh follower maka system akan
turun, akibatnya roda rantai bawah turun, sehingga akan menarik rantai pada
roda rantai atas kearah kiri sehingga batang pengangkat (system pada lifting
rail) dan ring rail turun.
 Bila eksentrik dengan diameter kecil (namun dengan busur terpanjang)
menyentuh follower maka system akan naikdengan perlahan dan akan
mengulur rantai pada roda rantai atas kearah kanan sehingga batang
pengangkat akan bergerak keatas dan dan mengangkat lifting rail dan ring rail.
d. Sistem Penambahan Tinggi Pada Ring Rail
Pada system naik, maka pal akan lepas, pada saat turun pal yang tertahan akan
memutarkan gigi rachet yang mana melalui roda gigi cacing dan roda gigi akan
memutarkan roda rantai bawah sehingga rantai akan mengulur sehingga roda
rantai atas akan memutar sedikit kekanan dan sistem pada ring rail sedikit ke
kanan.
Dengan mekanisme tersebut, lengan pengangkat akan mempunyai tinggi yang
lebih besar dari sebelumnya.

3. PERHITUNGAN RING SPINNING

4. PROSES PENGENDALIAN MUTU MESIN RING SPINNING


VI. DISKUSI
Gearing diagram merupakan acuan bagaimana mekanisme mesin bekerja pada
proses ring spinngin yang menghubungkan antar gear dan belt pada mesin,
sehingga pengamatan dapat sama dengan hasil gearing yang ada pada mesin ring
spinning, sama halnya dengan pengenalan mesin ring spinning kendala yang
terjadi pada saat melihat benang yang putus dan gear- gear yang mempengaruhi
proses pemintalan mesin ring spinning.
Pada ring spinning, terdapat mekanisme gerakan builder motion yang harus
benar-benar dipahami karena sangat penting terhadap proses produksi yang
sedang berjalan.
Dalam melakukan pengamatan terhadap mesin, maka harus benar-benar teliti dan
paham terhadap mekanisme gerakan karena gerakan-gerakan mesin ini saling
berhubungan satu sama lain untuk memperoleh hasil yang baik.
Pemasangan roda gigi harus sesuai dengan aturan karena apabila terlalu rapat
akan menyebabkan gigi cepat aus, sedangkan apabila terlalu renggang maka akan
menyebabkan putaran roda gigi sering slip.
Dalam pengukuran diameter dan jumlah gigi pada mesin harus benar-benar teliti,
karena apabila terdapat perbedaan, maka akan menyebabkan penyimpangan hasil
yang sangat besar.
Cara pengoperasian mesin pun harus benar-benar dipahami agar hasil yang
diperoleh menjadi sesuai yang diharapkan karena kita telah menjalankan mesin
sesuai dengan prosedur yang ada

VII. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum, dapat diambil kesimpulan bahwa :

Berat bobin kosong 1 = 48,2 g

Berat bobin kosong 2 = 50,4 g

Berat bobin isi 1 = 52,4 g

Berat bobin isi 2 = 53,49 g

Berat benang 1(120 yards) = 1,727 g

Berat benang 2 (yards) = 1,739 g

Rata rata berat benang (120 yards) = 1,,733 g

Twist = Z

Tpm 1 = 507

Tpm 2 = 50
Perhitungan

Ne = p (hanks) TPI = 12,87 twist/ “


TPI = ∝ √Ne1
B (lbs) 12,87 = ∝ √37,39
= 120 yards = 2,10

840 yards/hanks
1,733

453,,6 g/lbs

= 37,39 hanks/lbs

Rencana :

Ne1 =34,79

TPI = 155

= 2,6

Kenyataan

Ne1 = 37,39

Tpi = 12,87

= 2,10

Roda gigi :

ZA=60

ZB=60

ZC=33

ZK= 81

ZJ=25

ZE=77

ZD=50
OPEN END

MAKSUD DANTUJUAN
1. Mengetahui bagian-bagian mesin open end.
2. Mengetahui fungsi dari mesin open end.
3. Mengetahui mekanisme kerja mesin open end.
TEORI DASAR
Pada pemintalan sistem open end pembentukan benangnya mengalami pemutusan
kontinuitas antara bahan baku dengan bahan yang dihasilkan. Penyuapan dalam sistem ini
dilakukan dalam bentuk serat-serat individu yang terbuka. Serat-serat yang disuapkan
tadi akan disusun kembali pada alur pengumpulan dilakukan dengan aliran udara. Oleh
karena itulah terjadi pemutusan bahan antara bahan yang disuapkan dengan benang yang
dihasilkan.

Peralatan Pada Proses Mesin Open-end Spinning


Bagian utama yang memproses bahan baku sliver drawing menjadi benang pada mesin
Open-end Spinning ada dua, yaitu spin box dan winding head. Posisi spin box pada mesin
adalah di bawah winding head. Seperti halnya mesin Ring Spinning yang setiap unitnya
memiliki 400 spindel atau lebih, maka setiap unit mesin Open-end Spinning juga
mempunyai beberapa ratus delivery (pasangan spin box dan winding head). Bagian utama
dari mesin Open-end ditunjukkan pada gambar diagram alur proses berikut.
Gambar 3.1 Diagram Alir Proses pada

Mesin Open-end Spinning

Bagian spin box meliputi peralatan penyuapan, opening roll, fibre channel, rotor, navel
dan yarn tube; sedangkan bagian winding head meliputi take-up rollers dan peralatan
penggulungan.

Peralatan penyuapan terdiri dari condenser, plat penyuap, dan feed roll. Condenser
adalah pengantar sliver, dimana luas permukaan lubang masukan sliver lebih besar dari
pada luas permukaan lubang keluaran sliver, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.2.
Fungsi dari condenser ini adalah untuk menjaga supaya lebar sliver yang dijepit oleh plat
penyuap dan feed roll konstan, sehingga tebal sliver yang dijepit tersebut juga konstan.

Gambar 3.2 Spin Box


Keterangan gambar :

1Condenser 4 Fibre Channel atas 7 Navel

2 Feed Roll 5 Fibre Channel 8 Yarn Tube


bawah

3 Opening 6 Rotor
Roll

Feed roll adalah rol dengan permukaan bergerigi, sehingga mampu ”memegang” sliver
tanpa slip. Posisi plat penyuap berada di bawah feed roll. Plat penyuap ditekan dari
bawah oleh per agar menekan feed roll, sehingga sliver yang disuapkan akan terjepit oleh
plat penyuap dan feed roll.

Gambar 3.3 Peralatan Penyuapan

Opening roll adalah sebuah rol yang permukaannya dipenuhi wire clothing (paku). Jenis
wire yang banyak digunakan adalah pins (bentuk seperti paku) atau metallic clothing
(bentuk seperti mata gergaji). Di sebelah kiri dan kanan permukaan berpaku terdapat
tanggul (shoulder) untuk menahan serat-serat supaya tidak keluar dari permukaan
berpaku dan masuk ke ruang opening roll (opening roll chamber). Pada saat operasi,
opening roll berputar dengan kecepatan cukup tinggi (umumnya antara 6000 dan 11000
RPM), maka paku-paku (wire) pada permukaan opening roll akan memukul serat-serat
pada sliver yang muncul dari feed roll sehingga terbuka dan terambil sedikit-demi sedikit
oleh wire tersebut
.

Fibre channel atau transfer channel adalah saluran jalannya serat yang menghubungkan
opening roll dengan rotor. Fibre channel berbentuk seperti kerucut (tapered), yaitu lubang
saluran masuk (pada bagian opening roll) lebih besar dari lubang saluran keluar di depan
rotor (pada fibre channel plate), sehingga meskipun besarnya hisapan udara dari rotor
tetap, tetapi kecepatan hisapan udara dalam fibre channel semakin dekat dengan rotor
semakin besar.

Lebar lubang saluran masuk sama dengan lebar permukaan berpaku pada opening roll
dan panjangnya kira-kira sama dengan jari-jari opening roll; adapun diameter lubang
saluran keluar hanya sekitar 6mm. Lubang saluran keluar terletak pada sebuah piringan
(fibre channdel plate) yang akan menutup bagian depan rotor. Posisi lubang saluran
keluar adalah tidak di depan pusat / sumbu rotor, tetapi agak ke pinggir sedikit. Fibre
channel pada spin box terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian bawah yang menyatu
dengan rumah opening roll (opening roller housing) dan bagian atas yang menyatu
dengan fibre channel plate.
Fibre channel plate menyatu dengan tutup spin box, maka pada saat tutup spin box
dibuka maka kedua bagian fibre channel tersebut akan terpisahkan.

Gambar 3.5 Fibre Channel

Rotor adalah alat yang menampung serat-serat yang disalurkan dari opening roll,
menumpuk serat-serat tersebut, dan memberi puntiran pada saat tumpukan serat tersebut
ditarik. Bentuk rotor seperti ditunjukkan pada Gambar 3.6. Serat-serat dari opening roll
akan jatuh pada permukaan rotor dan kemudian terlempar ke pinggir dan terkumpul
dalam celah rotor (groove). Serat-serat yang terkumpul dalam groove di sekeliling rotor
disebut fibre ring.

Gambar 3.6. Rotor


Gambar3.7. Rotor-Groove

Navel adalah lubang masuknya benang dari permukaan rotor menuju ke yarn tube. Navel
terletak pada fibre channel plate, posisi lubang navel tepat berhadapan dengan pusat /
sumbu rotor

Yarn tube adalah saluran benang yang ditarik dari permukaan rotor oleh take-up roll.
Yarn tube menyatu dengan bagian belakang dari navel.
Gambar 3.8 Navel dan Yarn Tube

Take-up roll adalah rol penarik benang dari permukaan rotor. Pada saat awal proses, ring
fibre yang terbentuk akan terbelit oleh ujung benang pemancing, karena rotor terus
berputar maka ring fibre terpuntirkan dan membentuk benang. Benang akan terbentuk
secara kontinyu karena ring fibre yang dikelupas langsung digantikan oleh ring fibre yang
baru dengan adanya supply serat yang terus menerus dari opening roll.

Peralatan penggulungan terdiri dari drum friksi, dudukan penggulung benang, dan
pengantar benang. Pada saat operasi, jika penggulung benang telah dipasang pada
dudukannya dan dudukan tersebut diturunkan, maka penggulung benang akan diputarkan
oleh drum friksi. Pengantar benang akan membawa benang ke kiri dan kanan, sehingga
benang akan digulung selebar tertentu pada permukaan penggulung benang.
Gambar 3.9 Peralatan Penggulungan

Mekanisme Proses Mesin Open-end


Dalam proses, setiap can yang berisi sliver drawing disiapkan dibawah setiap spin box,
kemudian ujung sliver dilewatkan pada condenser dan disuapkan di antara plat penyuap
dan feed roll. Sliver tersebut akan terbawa oleh putaran feed roll yang bergerak cukup
lambat. Ujung sliver yang muncul dari feed roll kemudian akan dipukul oleh wire pada
opening roll. Perbedaan kecepatan permukaan antara feed roll dengan opening roll yang
cukup tinggi menyebabkan terjadinya pembukaan serat-serat pada sliver, serta hanya
beberapa helai serat saja yang terbawa oleh wire pada opening roll. Adanya perbedaan
jumlah serat yang disuapkan

dengan jumlah serat yang diambil, maka di sini terjadi proses pengecilan bahan atau
proses drafting. Pada saat terjadi penarikan serat oleh wire yang bergerak cepat akan
terjadi proses pelurusan pada serat-serat yang belum lurus
Gambar 3.10 Diagram Alir Proses

Pada setiap proses pembukaan gumpalan serat, secara simultan, selalu terjadi
proses pembersihan. Hal ini karena kotoran yang tadinya terperangkap dalam gumpalan
serat, setelah gumpalannya terbuka akan mudah dilepaskan dari serat. Adanya gaya
centrifugal dari putaran opening roll, maka kotoran yang lebih berat dari seratnya akan
terlemparkan melalui lubang trash removal di bawah opening roll.

Adanya hisapan udara yang kuat dari daerah rotor, maka serat-serat pada
permukaan opening roll akan dipindahkan melalui fibre channel menuju rotor. Bentuk
fibre channel yang seperti kerucut (tapered) menyebabkan kecepatan serat-serat dalam
fibre channel tidak sama, semakin dekat dengan permukaan rotor kecepatannya semakin
tinggi. Dengan adanya percepatan gerakan serat ini, maka di dalam fibre channel terjadi
proses drafting, sehingga terjadi pula pelurusan serat lebih lanjut.

Hisapan udara tersebut berasal dari peralatan penghisap udara (suction system)
yang merupakan peralatan standar pada mesin open-end spinning.
Gambar 3.11 Suction System

Hisapan dari suction system tersebut diteruskan ke sepanjang mesin melalui


suction channel, kemudian masing-masing spinbox dihubungkan dengan suction channel
oleh pipa. Pada mesin open-end merek Schlafhorst tipe ACO 190, besarnya hisapan udara
tersebut di ruangan rotor, dalam kondisi spin box tertutup dan rotor diam adalah sekitar
50 mbar. Putaran rotor yang tinggi akan mengakibatkan timbulnya gaya centripetal,
sehingga menambah besarnya hisapan udara di ruangan rotor. Pada saat operasi, besarnya
hisapan udara di ruangan rotor sekitar 50 – 65 mbar, tergantung pada kecepatan putar
rotor dan diameter rotor.

Serat-serat yang keluar dari lubang keluaran fibre channel akan menumbuk
permukaan rotor. Gaya centrifugal yang timbul karena putaran rotor akan melemparkan
serat-serat tersebut menjauhi pusat rotor, serat-serat akan terkumpul dalam groove dan
membentuk ring fibre.

Ujung benang pemancing yang dimasukkan melalui yarn tube dan keluar lewat
lubang navel, kemudian jatuh tepat pada pusat rotor. Ujung benang pemancing inipun
akan dilemparkan oleh gaya centrifugal ke pinggir rotor dan ikut terputarkan oleh putaran
rotor. Ujung benang yang terputarkan tersebut akan membelit ring fibre yang ada di
dalam groove. Pada saat benang pemancing ditarik oleh take-up roll dan kemudian
digulung pada cheese oleh unit winding head, maka proses pembuatan benang telah
terbentuk.
Data Pengamatan
Skema Mesin Open End

Bagian-bagian Open End

Bagian spin box meliputi peralatan penyuapan, opening roll, fibre channel, rotor,
navel dan yarn tube; sedangkan bagian winding head meliputi take-up rollers
dan peralatan penggulungan.
Peralatan penyuapan terdiri dari condenser, plat penyuap, dan feed roll.

Opening roll
Fibre channel atau transfer channel.
Fibre channel plate menyatu dengan tutup spin box.

Rotor
Navel
Yarn tube
Take-up roll
Peralatan penggulungan
Fungsi mesin Open-end Spinning adalah mirip dengan mesin Ring Spinning, yaitu
memproses bahan baku yang disuapkan menjadi benang. Proses yang terjadi pada mesin Open-
end Spinning juga sama dengan mesin-mesin spinning yang lain, yaitu proses drafting, twisting
dan winding; namun mekanisme masing-masing proses tersebut berbeda dari mekanisme pada
mesin Ring Spinning.

Adapun bahan baku untuk mesin Open-end Spinning, sebagaimana telah diuraikan pada bab
sebelumnya, adalah berupa sliver drawing; sama dengan bahan baku untuk mesin Ring Spinning
pada sistem pemintalan Super High Draft.

Diskusi
Hasil benang dari mesin open end memiliki kekuatan yang lebih rendah karena jumlah
twistnya yang sedikit d banding dengan benag benng yang lainnya. Benang open end
biasa di gunakan untuk celana jeans atau kain enim dll.

Kesimpulan
Mesin open end adalah merupakan bagian dari mesin pemintalan yang fungsinya yaitu
drafting,twisting, dan winding

Bagian penting dalam proes mesin open end


1. Drafting
2. Fibre Transport
3. Fibre alignment
4. Cleaning (if necessary)
5. Fibre condensation
6. Twisting
7. Yarn removal, and
8. Winding.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/aashutoshvatsa/open-end-spinning
http://roisman14.blogspot.co.id/2014/06/proses-pemintalan-benang-spinning.html

W. Klein, “Technology of Short Staple Spinning”, The Textile Institute, Manual of Textile
Technology, All volumes.

Carl A. Lawrence , “ Fundamentals of Spun Yarn Technology”, CRC Publications, 2003.

P.R. Lord, Hand Book of Yarn Production : Science, Technology and Economics, Tailor and
Francis, 2003. Eric Oxtoby, “Spun Yarn Technology”, Butterworths, 1987.

NCUTE publications on Yarn Manufacturing, Indian Institute of Technology, Delhi


AIR JET SPINNING
I. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Agar praktikan dapat mengetahui bagian-bagian air-jet spinning.
2. Agar praktikan dapat mengetahui mekanisme air-jet spinning.

II. TEORI DASAR

Air jet spinning dengan 2 nozzle mencapai karakter benang yang memuaskan, conothnya
struktur dengan inti tanpa twist dan permukaan yang diberi twist atau serat yang seolah-
olah membungkus, melalui false twist saat dipintal. Namun, persentase batas false twist
permukaan serat relatif rendah sekitar 5%. Air jet spinning 2 nozzle sudah diketahui
sangat sukses dalam memproses serat buatan dan campuran cotton, dimana ketika
memproses 100% cotton, sebagai contoh adanya serat-serat pendek, maka air jet spinning
tidak bisa mencapai single strength yang cukup. (lihat Fig.33)
Fig.33 - Relative Yran Strength
III.
Untuk alasan ini, di USA –dengan pasar benang campuran polyester/cotton yg cukup
besar- mempunyai jumlah mesin air jet spinning yang cukup banyak. Di Eropa dan Asia,
yang mana didominasi proses cotton, mesin air jet spinning bisa dikatakan tidak begitu
sukses.
Melihat situasi seperti ini, Murata mengembangkan proses spinning baru untuk benang
yang hasilnya mengagumkan. Hak paten yang pertama dihapus diterbitka pada 1980an.
Saat itu vortex udara digabungkan dengan elemen mekanik yang berputar. Sejak itu,
Murata telah meninggalkan elemen berputar, dengan hanya meninggalkan air vortex
tanpa ada part mekanik yang bergerak di zona pembentukan. Murata memperkenalkan
sistem air jet yang baru ini dengan nama Murata Vortex Spinning (MVS) pada Otemas 97
dan kemudian di ITMA 99 (Fig. 34a).
Fig.34a - Air Jet Spinning principle by Murata (MVS)

Didalam 2 nozzle jet spinning, sistem ini mempunyai drafting unit untuk memproses
sliver dari drawing dan tidak ada bagian yang bergerak di zona pintalnya. Air jet
spinning, bagaimanapun juga, tidak menggunakan false twist untuk pembentukan benang.

Di tahun2008 Rieter meluncurkan mesin air-jet spinningnya sendiri di pasar yaitu J10.
Sebuah mesin sisi ganda dengan 100 posisi spinning yang digerakan secara individual
dan 4 robot berjalan membidik tekanan ekonomi dari sistem spinning lebih jauh lagi.
(Fig. 34b)
Fig.34b - Air Jet Spinning RIETER J10

Diantara drafting unit dan titik pembentukan benang pada masukan ke spindle (tube)
diam, serat disampaikan secara pasti pararel satu sama lain. (Fig.35)

Selama pemindahan serat ini, sedikit ujung serat dipisahkan dari aliran serat utama.
Ujung serat-serat dipuntir terhadap inti benang di lubang spindle dengan gerakan dari
single air vortex.
Dibandingkan dengan air jet Spinning, proses spinning seperti ini dapat diperoleh jumlah
serat dipermukaan yang dapat diterima, sebagai contoh ikatan serat, di range 15%-30%.
Hal ini mempunyai efek yang positif, khususnya ketika memintal kapas. Proses air-jet itu
sendiri secara khusus menghilangkan cacat utama di prinsip air-jet spinning
menggunakan 2 nozzle.
Fig.35 - Prinsip Air Jet Spinning

Prinsip Operasional
Untuk membuat proses air jet spinning mungkin dilakukan, ada 2 hal yang sulit untuk
dipecahkan di zona antara sistem drafting dan memasuki spindle.
Pemisahan ujung bebas serat.
Pencegahan pembentukan twist palsu

Jalur pemasukan serat dan spindle dikelilingi dengan sebuah housing (Fig. 36-Spindle
Area). Pusaran udara didekat tempat masuk spindle membentuk sedikit vakum, yang
akan menghasilkan aliran udara melewati jalurnya. Aliran udara ini memindahkan serat
dari drafting unit ke masukan spindle.
Untuk menciptakan tanoa ujung serat yg bebas, pemilihan jarak yang tepat (Fig.35)
sangatlah penting. Jarak ini harusnya sedikit lebih pendek dari panjang serat rata-rata
yang diproses. Ini membuat udara di dalam jalur feeding untuk memisahkan ujung serat
dari aliran utama serat.
Ini bukti apabila jarak L lebih panjang, maka ujung bebas dari serat akan bertambah. L
adalah parameter proses yang penting. Tentu masih ada kemungkinan selama proses
pemisahan ujung serat, keseluruhan serat terlempar dari aliran serat utama. Serat- serat
ini tidak memiliki kesempatan untuk terpadu di dalam benang. Serat tersebut akan
melewati spindle dan hilang. Di dalam air-jet-spinning, kehilangan serat (umumnya serat
pendek) cukup tinggi (5 sampai 10%). Semakin tinggi kandungan serat pendek didalam
sliver, semakin tinggi pula ratio dari waste.
Dengan aksi dari pusaran udara, ujung serat seakan-akan berputar disekililing ujung
spindle dan diberikan twist mengelilingi inti yang tanpa twist dan berubah menjadi
benang yang permukaannya memiliki twist atau serat yang menutup.
Twist di permukaan ini akan memnimbulkan sedikit torsi di dalam bennag yng sedang
dibentuk. Torsi ini mempunyai tendency untuk memuntir gumpalan serat diantara
drafting unit dan spindle.
Twist semacam ini harus dihindari dengan tujuan untuk tidak mempengaruhi
pembentukan ujung serat bebas yang diperlukan. Hal ini dapat diatasi dengan cara stop
twist. Untuk tujuan ini Murata menggunakan jarum (Fig. 35), yang mengalihkan
gumpalan serat sebelum memasuki spindle, yang berperan sebagai twist stop yang
effisien.
Sekali memasuki ujung spindle, pembentukan benang terselesaikan dan benang dapat
diambil untuk digulung di cheese.

Persyaratan Bahan Baku

Dikarenakan persentase serat yang membungkus cukup tinggi, proses air-jet spinning
bisa memproses 100% Cotton, dengan panjang staple 1” keatas. Untuk benang yang
lebih halus, benang cotton harus melalui proses combing. Serat-serat buatan (sampai
dengan 40mm) dan campuran sintetik cotton juga bisa diproses tanpa menemui
kesulitan. Seperti pada ring spinning, hampir semua karakteristik benang lebih baik
dengan menggunakan serat yang lebih panjang dan halus.
Di dalam air jet spinning, serat menjaga orientasi mereka melalui proses spinning.
Khususnya inti dari serat secara absolut akan pararel dengan aliran serat. Untuk
optimalisasi hasil spinning, disarankan untuk menggunakan sliver yang telah sejajar
dengan baik. Hal ini juga akan membantu meningkatkan peforma sistem drafting. Ini
artinya 3 tahap drawing setelah carding harus digunakan. Total draft air jet spinning
terbatas (180-220 kali, secara teknologi), ini setidaknya memproses sliver dengan
kehalusan 2.5tex dan bahkan lebih halus lagi untuk benang-benang dengan nomer tinggi.
IV. DISKUSI
Benang yang di hasilkan oleh mesin AJS memiliki sifat sifat yang berbeda dengan yang
lainnya, diantaranya :
1. Strengthnya lebih rendah.
2. Benangnya lebih rata dan hairrnessnya lebih sedikit di banding dengan yang lainnya.
3. Dan memiliki twist yang banyak
V. KESIMPULAN
Air-jet spinning adalah mesin pemintalan terbaru.
Bagian-bagian pada mesin air-jet spinning yaitu:
1. bahan baku sliver
2. Front roll
3. Nozzle
4. Spindle
5. Yarn clearer
6. package
WINDING
I. MAKSUD DAN TUJUAN
 Memahami mekanisme mesin winding
 Mengetahui bagian-bagian mesin winding
II. TEORI DASAR
winding adalah proses penggulungan benang dari dalam bentuk chese sehingga panjang
benang bertambah panjang sesuai yang diinginkan. Pada mesin winding sudah terdapat
sensor panjang benang yang digulung. Sehingga jika panjang benang sudah sesuai
dengan yang diinginkan maka penggulungan akan berhenti secara otomatis dan hasil
benang dalam bentuk cone/chese siap di doffing. Dalam proses penggulunga bennag
terjadi pula perbaikan kualitas benang yaitu pada kekuatan, dimana benang yang
kekuatannya rendah akan putus saat digulung karena pada benang yang kekuatannya
rendah akan putus saat digulung Karena pada benang yang kekuatannya lemah tersebut
akan putus dengan adanya tension pada benang. Perbaikan kualitas lainnya adalah
kerataan benang, kebersihan dan sambungan-sambungan yang kurang baik hal ini terjadi
karena pada alur yang dilewati benang yang digulung dari bobbin ke bentuk cone/chese
terdapat sensor (yarn clearer device) yarn clearer inilah yang memonitori benang yang
lewat. Apabila ada benang yang lewat pada sensor tidak rata baik itu benang yang
berdiamet besar atau berdiameter kecildari benang diameter standar, maka benang yang
lewat sensor akan dipotong, yang perlu diperhatikan dalam proses penggulungan ini
adalah alur yang dilewati benang harus halus sehingga gesekan pada benang sekecil
mungkin, karena permukaan yang kasar akan mengakibatkan timbul bulu(hairines) pada
permukaan yang mengganggu proses berikutnya.

Winding Section
Pada mesin winding produksi winding ditentukan oleh kecepatan gulungan.
 Syarat gulungan:
1. Volume gulungan semaksimal mungkin.
2. Gulungan harus padat agar tidak mudah rusak pada saat proses pertenunan.
3. Gulungan harus mudah dibuka pada proses pertenunan atau perajutan.
4. Benang tidak boleh rusak pada proses winding.
III. DATA PRAKTIKUM
 Bagian utama dari Cone mesin Winding
1. Creel Memegang Bobbin : Ini adalah spindle tegak dipasang pada batang Horizontal. suatu
Spindle memiliki pin yang memegang cop pada poros . Fungsi Bobbin Holder adalah untuk
menahan bobbins fille untuk unwinding proses utama Bagian dari Cone mesin Winding
 beban tegangan benang
Clearer & waxing:

tegangan benang discs beban memberikan tegangan yang diperlukan untuk benang yang selama
unwinding dari cop untuk winding ke Cone untuk pembentukan package yang tepat.
beban tegangan benang.Clearer & waxing:tegangan benang discs beban memberikan
tegangan yang diperlukan untuk benang yang selama unwinding dari cop untuk
berkelok-kelok ke Cone untuk pembentukan package yang tepat. Menjadi lebih jelas
pembersih (EYC) akan menghilangkan cacat seperti Tempat yang tebal tipis dll. Wax
disc di bawah ini yang benang tersebut melewati applieswax untuk benang dan
menjadikan permukaan benang yang halus dengan cara menempelkan serat berbulu.
Waxing diterapkan terutama untuk benang bertujuan untuk merajut

 Cradle:
Fungsi itu adalah untuk menahan cone untuk winding. Itu terletak di bagian atas mesin di atas
drum winding.
 winding Drum: Ini adalah drum logam dan permukaannya dipoles. memiliki
alur memotong untuk itu, di permukaannya guna membantu lintas winding package.
 knotter:
Knotter digunakan untuk menghubungkan dua ujung benang yang rusak agar benang terus
berjalan

 splicer:
benang rusak dihubungkan oleh penguraian dan berpilin mengikuti bagian benang disebut
penyambungan untuk membentuk simpul benang bebas.

IV. DISKUSI
Ada beberapa masalah pada mesin ini yang dapat membuat cacat dalam penggulungan,
namun dapat diatasi dengan cara sebagai :
1. Anti-patterning device
2. Variation of traverse frequency
3. Variation of drum speed
4. Lifting of bobbin to reduce
V. KESIMPULAN
Wining bertujuan untuk merubah guungann benang dari bentuk cheese ke bentuk bobbin.
Adapun gerakan gerakan penting dalam proses winding yaitu sbb.
Putaran bobbin untuk menggulung benang.
Gerakan penyuapan benang.
Perpindahan penyuapan benang.
SPIN PLAN

I. Maksud dan Tujuan


1.1 Maksud
Agar mahasiswa dapat merencanakan produksi pemintalan.
1.2 Tujuan
Agar mahasiswa dapat mengetahui cara merencanakan produksi pemintalan dan dapat
memperkirakan kebutuhan bahan baku, produksi dan jumlah mesin yang dibutuhkan.

II. Dasar Teori


Spin plan adalah suatu perencanaan produksi dalam suatu pabrik pemintalan yang
didasarkan pada jenis bahan baku dan spesifikasi mesin-mesin yang digunakan untuk
mendapatkan jenis serta jumlah hasil produksi yang diharapkan.
Setiap pabrik pemintalan yang didirikan selalu didasarkan atas pola spin plan tertentu,
sebagai contoh apakah dimaksudkan khusus untuk memproduksi benang coarse yarn atau
fine yarn atau dengan nomor rata-rata yang dapat dihasilkan. Bila pada suatu saat dikendaki
perubahan jenis produksi untuk mengikuti perubahan kondisi pasar. Oleh karena itu mesin-
mesin produksi yang tersedia sebaiknya dengan mudah dapat digunakan untuk dapat
mengolah dengan bahan baku dengan rentang nomor benang tertentu. Perubahan
perencanaan pintal yang mendadak karena satu dan lainnya haruslah dihindari.
Kadang kala didalam prakteknya tidak dapat dihindari perubahan-perubahan jenis
maupun kehalusan benang tertentu. Perubahan terhadap jenis maupun kehalusan benang
dapat menyangkut banyak hal seperti perubahan pada kondisi mesin produksi. Perubahan
pada kondisi mesin bisa menyangkut rpm, kecepatan putar dan settingan-settingan . usaha
untuk meminimalisir hal-hal tersebut untuk produk dengan jenis bahan baku yang sama
diakali dengan cara mengatur kehalusan benang yang dihasilkan dari bagian pre-spinning
adalah sama , sehingga perubahan setinggan hanya pada bagian ring spinning atau open-end
spinning saja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perencanaan pintal yang tepat
merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan mutu dan jumlah hasil produksi yang
diharapkan.

III. Data Percobaan


No Perihal Scutcher Cardin Drawing Air Jet
mesin g Spinning
1 Nomor hasil 0,0014 0,14 0,75 0,75 0,75 20
2 Jumlah - - 6 6 6 -
rangkapan
3 Draft - 100 6 6 6 -
4 Twist per - - - - - 18
inch(TPI)
5 Kecepatan Lap roll Doffer Rol Rol Rol Spindle
putaran/mnt 8 9 depan depan depan 50000
320 320 320
6 Diameter 10” 29” 2” 2” 2” -
7 Jumlah 1 1 1 1 1 200
spindle
8 Effisiensi 85 85 85 85 85 85
mesin(%)
9 Limbah(%) 6 4 0,5 0,7 0,6 0,2
10 Produksi / 3,70 0,10 0,049 0,049 0,049 0,510
mesin / ton / 2 2 2
hari
11 Kebutuhan 10,62 10,20 10,15 10,08 10,02 10
bahan baku
/ ton / hari
12 Jumlah 3 102 207 205 204 20
mesin yang
diperlukan

Perhitungan :
1. Mesin Air Jet Spinning
Kebutuhan bahan baku / ton / hari = 10 ton / hari
𝑛 ×𝑡 ×𝑒𝑓𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 × ∑ 𝑠𝑝𝑖𝑛𝑑𝑙𝑒
Produksi / mesin / ton / hari = 𝑁𝑒1 𝑥 𝑡𝑝𝑖
𝑚 𝑚𝑛𝑡 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
50000 𝑥2,54 ×60 ×24 ×0,85 × 200 ×0,4536
𝑚𝑛𝑡 𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑏𝑠
= 𝑚 ℎ𝑎𝑛𝑘 𝑘𝑔
768 ×20 ×1000
ℎ𝑎𝑛𝑘 𝑙𝑏𝑠 𝑡𝑜𝑛
= 0,510 ton/mesin/hari
Kebutuhan bahan baku
Jumlah mesin yang diperlukan = Produksi
10 ton / hari
= 0,510 ton/mesin/hari
= 19,60 ≈ 20 mesin
2. Mesin Drawing III
100
Kebutuhan bahan baku / ton / hari = 10 ×( 100−0,2)
= 10,02 ton / hari

Produksi / mesin / ton / hari


𝑛𝜋𝐷 ×𝑡 ×𝑒𝑓𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
= 𝑁𝑒1
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑐𝑚 𝑚𝑛𝑡 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
320 ×3,14 ×2 𝑖𝑛𝑐ℎ ×2,54 × 60 ×24 ×0,85 ×0,4536
𝑚𝑛𝑡 𝑖𝑛𝑐ℎ 𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑏𝑠
= 𝑚 ℎ𝑎𝑛𝑘 𝑘𝑔 𝑐𝑚
768 ×0,75 ×1000 ×100
ℎ𝑎𝑛𝑘 𝑙𝑏𝑠 𝑡𝑜𝑛 𝑚
= 0,0492 ton/mesin/hari
Kebutuhan bahan baku
Jumlah mesin yang diperlukan = Produksi
10,02 ton / hari
= 0,0492 ton/mesin/hari
= 203,25 ≈ 204 mesin

3. Mesin Drawing II
100
Kebutuhan bahan baku / ton / hari = 10,02 ×( 100−0,6)
= 10,08 ton / hari
Produksi / mesin / ton / hari
𝑛𝜋𝐷 ×𝑡 ×𝑒𝑓𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
= 𝑁𝑒1
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑐𝑚 𝑚𝑛𝑡 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
320 ×3,14 ×2 𝑖𝑛𝑐ℎ ×2,54 × 60 ×24 ×0,85 ×0,4536
𝑚𝑛𝑡 𝑖𝑛𝑐ℎ 𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑏𝑠
= 𝑚 ℎ𝑎𝑛𝑘 𝑘𝑔 𝑐𝑚
768 ×0,75 ×1000 ×100
ℎ𝑎𝑛𝑘 𝑙𝑏𝑠 𝑡𝑜𝑛 𝑚
= 0,0492 ton/mesin/hari
Kebutuhan bahan baku
Jumlah mesin yang diperlukan = Produksi
10,08 ton / hari
= 0,0492 ton/mesin/hari
= 204,87 ≈ 205 mesin

4. Mesin Drawing I
100
Kebutuhan bahan baku / ton / hari = 10,08 ×( 100−0,7)
= 10,15 ton / hari
Produksi / mesin / ton / hari
𝑛𝜋𝐷 ×𝑡 ×𝑒𝑓𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
= 𝑁𝑒1
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑐𝑚 𝑚𝑛𝑡 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
320 ×3,14 ×2 𝑖𝑛𝑐ℎ ×2,54 × 60 ×24 ×0,85 ×0,4536
𝑚𝑛𝑡 𝑖𝑛𝑐ℎ 𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑏𝑠
= 𝑚 ℎ𝑎𝑛𝑘 𝑘𝑔 𝑐𝑚
768 ×0,75 ×1000 ×100
ℎ𝑎𝑛𝑘 𝑙𝑏𝑠 𝑡𝑜𝑛 𝑚
= 0,0492 ton/mesin/hari
Kebutuhan bahan baku
Jumlah mesin yang diperlukan = Produksi
10,15 ton / hari
= 0,0492 ton/mesin/hari
= 206,3 ≈ 207 mesin
5. Mesin Carding
100
Kebutuhan bahan baku / ton / hari = 10,15 ×( 100−0,5)
= 10,20 ton / hari
Produksi / mesin / ton / hari
𝑛𝜋𝐷 ×𝑡 ×𝑒𝑓𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
= 𝑁𝑒1
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑐𝑚 𝑚𝑛𝑡 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
9 ×3,14 ×29 𝑖𝑛𝑐ℎ ×2,54 × 60 ×24 ×0,85 ×0,4536
𝑚𝑛𝑡 𝑖𝑛𝑐ℎ 𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑏𝑠
= 𝑚 ℎ𝑎𝑛𝑘 𝑘𝑔 𝑐𝑚
768 ×0,14 ×1000 ×100
ℎ𝑎𝑛𝑘 𝑙𝑏𝑠 𝑡𝑜𝑛 𝑚
= 0,10 ton/mesin/hari
Kebutuhan bahan baku
Jumlah mesin yang diperlukan = Produksi
10,20 ton / hari
= 0,10 ton/mesin/hari
= 102 mesin

6. Mesin Scutcher
100
Kebutuhan bahan baku / ton / hari = 10,20 ×( 100−4)
= 10,62 ton / hari
Produksi / mesin / ton / hari
𝑛𝜋𝐷 ×𝑡 ×𝑒𝑓𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖
= 𝑁𝑒1
𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑐𝑚 𝑚𝑛𝑡 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
9 ×3,14 ×9 𝑖𝑛𝑐ℎ ×2,54 × 60 ×24 ×0,85 ×0,4536
𝑚𝑛𝑡 𝑖𝑛𝑐ℎ 𝑗𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑏𝑠
= 𝑚 ℎ𝑎𝑛𝑘 𝑘𝑔 𝑐𝑚
768 ×0,0014 ×1000 ×100
ℎ𝑎𝑛𝑘 𝑙𝑏𝑠 𝑡𝑜𝑛 𝑚
= 3,70 ton/mesin/hari
Kebutuhan bahan baku
Jumlah mesin yang diperlukan = Produksi
10,62 ton / hari
= 3,70 ton/mesin/hari
= 3 mesin

IV. Diskusi
Spin plain di buat untuk menyusun rencana pemintalan agar produksi benang sesuai denan
rencana.spin plain harus mengacu pada spesifikai mesin spesifikasi mesin dan kondisi pabrik
atau lapangan karena kondisi pabrik atau lapangan sangat berpengaruh seperti : suhu ruanan,
kurangnya perawatan mesin yang mengakibatkan mesin rusak.
V. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan di dapatkan hasil sebagai tersebut.

No Perihal Scutcher Cardin Drawing Air Jet


mesin g Spinning
1 Nomor hasil 0,0014 0,14 0,75 0,75 0,75 20
2 Jumlah - - 6 6 6 -
rangkapan
3 Draft - 100 6 6 6 -
4 Twist per - - - - - 18
inch(TPI)
5 Kecepatan Lap roll Doffer Rol Rol Rol Spindle
putaran/mnt 8 9 depan depan depan 50000
320 320 320
6 Diameter 10” 29” 2” 2” 2” -
7 Jumlah 1 1 1 1 1 200
spindle
8 Effisiensi 85 85 85 85 85 85
mesin(%)
9 Limbah(%) 6 4 0,5 0,7 0,6 0,2
10 Produksi / 3,70 0,10 0,0492 0,0492 0,0492 0,510
mesin / ton /
hari
11 Kebutuhan 10,62 10,20 10,15 10,08 10,02 10
bahan baku /
ton / hari
12 Jumlah 3 102 207 205 204 20
mesin yang
diperlukan
Daftar fustaka
http://textilescommittee.nic.in/writereaddata/files/TS_SPG_09.pdf
http://textilelearner.blogspot.co.id/2014/07/an-overview-of-winding-machine.html
http://www.slideshare.net/nishank100ny/spinning-42350976
http://tencelat20.lenzing.com/fileadmin/template/downloads/04_Leitner_Tencel_at_
20_New_Orleans_December_5th_2012.pdf
http://textilelearner.blogspot.co.id/2014/07/air-jet-spinning-system-modern-
yarn.html
http://textile99.blogspot.co.id/2011/11/air-jet-spinning.html

Anda mungkin juga menyukai