Makalah Tekkos Rambut Rontok Tugas 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH TEKNOLOGI KOSMETIK

“FORMULASI SHAMPOO UNTUK RAMBUT RONTOK”

DOSEN : Prof.Dr.Teti Indrawati,M.Si,.Apt.

Disusun Oleh:

Nina Damayanti 15334117

Devi Mivta Khurohma 15334086

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

Jakarta

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmatNya

penyusun bisa menyelesaikan tugas makalah Formulasi sediaan sintesis shampo

untuk rambut rontok.Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Teknologi Kosmetik.

Dan harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan

dan pengalaman bagi pembaca.Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk

maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman,penyusun yakin

masih banyak kekurangan dalam makalah ini,oleh karena itu penyusun sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini

Jakarta, 19 April 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar belakang. .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan masalah .......................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 6
2.1 Definisi .......................................................................................................... 6
2.2 Anatomi dan fisiologi rambut ...................... Error! Bookmark not defined.
2.3 praformulasi...........................................................................................................8

BAB III ................................................................................................................. 16


PEMBAHASAN ................................................................................................... 16
3.1. Karakteristik sampo ................................................................................ 16
3.2. Komponen sampo ................................................................................... 17
3.3 Metode pembuatan sampo ...................................................................... 18
3.4 Evaluasi ................................................................................................. 19
3.5 Formulasi sampo ................................................................................... 21
BAB IV ................................................................................................................. 24
KESIMPULAN ..................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 25

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Rambut terdapat hampir pada seluruh bagian tubuh dan memiliki berbagai

fungsi, antara lain fungsi estetika bagi manusia. Rambut sering disebut sebagai

mahkota bagi wanita, sedangkan bagi pria, rambut memengaruhi rasa percaya

diri. Kerontokan rambut yang dapat mengakibatkan kebotakan merupakan

salah satu problema yang paling dikhawatirkan setiap orang (Priskila, 2012).

Rambut mengalami daur pertumbuhan dan kerontokan yang berbeda pada

setiap helainya. Meskipun kerontokan merupakan daur alami dari rambut,

namun terkadang kuantitas dan frekuensi kerontokan menjadi meningkat

sehingga terjadi kebotakan. Hal ini umumnya disebabkan oleh gangguan

hormonal, efek samping obat, makanan yang dikonsumsi, dan stress (Mitsui,

1992).Untuk menyehatkan rambut yang rontok kita memerlukan shampoo

untuk mengatasinya.

Shampoo adalah sejenis cairan, seperti sabun, yang berfungsi untuk

meningkatkan tegangan permukaan kulit (umumnya kulit kepala) sehingga

dapat meluruhkan kotoran (membersihkan). Kegiatan membersihkan kulit

kepala dan rambut ini disebut keramas.

4
1.2 Rumusan masalah

1.Bagaimana Karakteristik sampo yang baik?

2.Apa saja komponen sampo itu?

3.Bagaimana metoda pembuatan dari sampo?

4.Bagaimana evaluasi sampo yang baik?

5.Bagaimana karakteristik,komponen,metoda dan evaluasi dari formulasi yang

dibuat?

1.3 Tujuan

1.Untuk memahami bagaimana Karakteristik sampo yang baik

2.Untuk memahami komponen sampo

3.Untuk memahami metoda pembuatan dari sampo

4. Untuk memahami evaluasi sampo yang baik

5. Untuk memahami karakteristik,komponen,metoda dan evaluasi dari

formulasi yang dibuat

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Rambut merupakan adneksa kulit (kelenjar kulit atau lapisan dermis)

yang tumbuh dari akar rambut yang ada didalam lapisan dermis kulit dan

melalui saluran folikel rambut keluar dari kulit.Rambut terdistribusi merata

pada tubuh. Komponen rambut terdiri dari keratin, asam nukleat, karbohidrat,

sistin, sistein, lemak, arginin, sistrulin, dan enzim (Rook dan Dawber, 1991).

Shampoo adalah sejenis cairan, seperti sabun, yang berfungsi untuk

meningkatkan tegangan permukaan kulit (umumnya kulit kepala) sehingga

dapat meluruhkan kotoran (membersihkan). Kegiatan membersihkan kulit

kepala dan rambut ini disebut keramas.

2.2 Anatomi rambut

Bagian rambut yang ada diluar kulit dinamakan batang rambut.Jika

batang rambut dipotong melintang maka terlihat tiga lapisan dari luar kedalam

seperti pada Gambar .

6
a. Kutikula Rambut

Terdiri dari sel-sel keratin yang gepeng dan saling bertumpuk,seperti

sisik ikan atau genteng rumah.Lapisan ini sifatnya keras dan berfungsi

melindungi rambut dari kekeringan dan masuknya bahan asing kedalam batang

rambut.Kutikula rambut bisa rusak karena gesekan mekanis,Bahan kimia yang

bersifat alkalis,yang akan membuat rambut kering dan kutikula

merenggang/terbuka.

b. Korteks Rambut

Adalah lapisan yang lebih dalam terdiri dari sel-sel yang

memanjang,tersususn rapat.Jika rambut dibasahi dan direntangkan perlahan-

lahan maka rambut dapat memanjang sampai satu setengah kalinya.Sebagian

besar terdiri dari pigmen rambut dan rongga-rongga udara.Struktur rambut

menentukan tipe rambut.Apakah lurus,berombak atau keriting.Lapisan kortek

merupakan lapisan yang agak lunak dan mudah rusakoleh bahan kimia yang

masuk kedalam rambut.

c. Medulla Rambut

7
Dapat disamakan dengan sumsum rambut.Terdiri dari tiga atau empat

lapisan sel yang berbentuk kubus,berisikan keratohyalin,butir-butir lemak dan

udara.Rambut yang lurus tidak memiliki medulla.

Menurut Stoves,rambut juga berisikan sejumlah kecil urea,asam

urat,xanthin,keratin,glikogen,asam sitrat,asam laktat,dan sejumlah garam-

garam mineral dan enzim.Sebagian besar terdapat dalam medulla.Jika rambut

berulang-ulang dicuci dengan air hangat 350c,sebagian dari bahan-bahan

tersebut akan larut.

2.3 Praformulasi

a.Zinc pyrithione adalah suatu kompleks koordinasi dari seng. Zat padat ini tidak
berwarna yang digunakan sebagai anti jamur dan anti bakteri.

8
Nama IUPAC senyawa ini adalah Bis(2-pyridylthio)zinc 1,1’-dioxide; nama
lainnya ZnP, Pyrithion zinc, Zinc OMADINE. Adapun sifat-sifatnya adalah:

 Rumus molekul: C10H8N2O2S2Zn


 Berat molekul: 317,70 gr/mol
 Penampilan: Zat padat tidak berwarna
 Titik lebur: 240 °C (dekomposisi)
 Titik didih: Dekomposisi
 Kelarutan dalam air: 8 ppm (pH = 7)

Kegunaan
Seng pyrithione terkenal karena penggunaannya dalam mengobati dermatitis
seboroik ketombe dan Ia juga memiliki sifat antibakteri dan efektif terhadap
patogen banyak dari streptokokus dan kelas staphylococcus.

b.Selenium disulfide
Selenium disulfida, senyawa anorganik dengan rumus SeS2. Baik sulfur maupun
selenium katenat—mudah membentuk rantai dan cincin—dan campuran
selenium dan sulfur juga menimbulkan berbagai “paduan”. Senyawa ini bukan
analog sulfur dioksida.

Nama IUPAC-nya Selenium disulfida, nama lainnya Selenium sulfide. Adapun


sifat-sifatnya adalah:

 Rumus molekul: SeS2


 Berat molekul: 143,09 gr/mol
 Penampilan: Serbuk berwarna jingga sampai coklat
 Bau: Lemah
 Titik lebur: -249,5 °C, 24 K, -417 °F
 Titik didih: -112 °C, 161 K, -170 °F
 Kelarutan dalam air: Dapat diabaikan
 Kelarutan dalam pelarut lain: Larut dalam ammonium monosulfida; dapat
diabaikan dalam pelarut organik
 Keasaman (pKa): 2 – 6
 Indek Uni Eropa: 034-002-00-8
 Klasifikasi Uni Eropa: Toksik (T); Berbahaya untuk lingkungan (T)

9
Bahan ini secara komersial disebut selenium disulfida yang dijual sebagai zat anti-
jamur dalam shampo untuk mengobati ketombe dan dermatitis seboroik dikaitkan
dengan kulit kepala dengan jamur genus Malassezia. Di Amerika Serikat,
kekuatan 1% tersedia di setiap toko obat, dan kekuatan 2,5% juga tersedia tapi
dengan resep dokter. Pada kekuatan 2,5%, selenium disulfida juga digunakan pada
tubuh untuk mengobati panu, jenis infeksi jamur pada kulit yang disebabkan oleh
spesies yang berbeda dari Malassezia.

c. Hydroxyethyl Cellulose (HEC) untuk Lapisan, Serbuk Polimer, Proses


Produksi, Properti
Hydroxyethyl cellulose (HEC) adalah polimer non-ionik yang larut dalam air
yang berasal dari selulosa melalui serangkaian proses kimia dan fisika.

HEC adalah bubuk putih kehijauan ringan, tanpa ampun dan tanpa tastless, mudah
larut dalam air panas atau dingin untuk membentuk larutan gel yang kental. Bila
larutan pH dalam 2 sampai 12, solusinya cukup stabil. Karena gugus HELLUTEL
HEC bersifat nonionik dalam larutan air, maka tidak akan bereaksi dengan anion
atau kation lainnya dan tidak sensitif terhadap garam. Tetapi molekul HEC
mampu menghasilkan esterifikasi, eterifikasi dan reaksi asetal, jadi adalah
mungkin untuk membuatnya tidak larut dalam air atau memperbaiki sifatnya.
HELLUTEL HEC juga memiliki kemampuan pembentukan dan aktivitas
permukaan yang baik.

Jenis kami dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang berbeda:


Spesifikasi viskositas HEC, pada 25 ° C, mPa.s (diuji oleh Brookfield RVT)
Mengetik Viskositas diukur Viskositas diukur
pada konsentrasi 1 pada konsentrasi 2
% %

H 4000 3400-5000 -

H 3000 2600-3300 -

H 2000 1500-2500 -

H 1000 800-1500 -

H 5000 - 4500-6500

H 2000 - 1500-2500

10
H 300 - 150-400

Penyimpanan
Produk harus disimpan dalam kondisi kering dan bersih dalam kemasan aslinya
dan terlepas dari panas. Produknya higroskopik. Kemasan dipilih dengan cara
untuk menghindari masuknya uap air, namun kandungan air dari produk yang
dikemas akan / dapat meningkat jika tidak disimpan kering.

d.Sodium Lauryl Sulfate


SLS adalah satu bahan kimia yang bisa melepaskan molekul-molekul dalam
kulit sehingga proses pembersihan lebih efektif. Ciri-ciri produk pembersih
yang mengandung SLS adalah busa berlebih yang dihasilkan. Busa ini juga
bekerja sebagai pembersih kulit kita dari debu dan minyak.

SLS atau Sodium Lauryl Sulfate biasa kita temukan di produk-produk


kecantikan seperti sampo, sabun badan, sabun wajah, pasta gigi hingga
deterjen. Nggak jarang juga produk shampo, sabun badan, dan sabun cuci
muka ini mengandung dua bahan lain yang sejenis dengan SLS yaitu
SLES/Sodium Laureth Sulfate dan ASL Ammonium Laurel Sulfate. Tapi yang
biasanya digunakan untuk produk hygiene adalah SLS.

d.TEA

Trietanolamin, sering disingkat sebagai TEA, adalah senyawa organik kental


yang merupakan sebuah amina tersier dan triol a. Sebuah triol adalah molekul
dengan tiga kelompok alkohol.

Trietanolamina adalah campuran dari trietanolamina, dietanolamina dan


monoetanolamina. Mengandung tidak kurang dari 99,0 % dan tidak lebih
dari
107,4 % dihitung terhadap zat anhidrat sebagai trietano
lamina.
N(C2H4OH)3.
Pemerian cairan kental; tidak berwarna hingga kuning pucat; bau lemah
mirip
amoniak; higroskopik. Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol
(95%)
P; larut dalam kloroform. Fungsinya : zat tambahan

11
TEA dibuat dengan mereaksikan amonia dengan etilen oksida (diketahui sebagai
karsinogen/penyebab kanker). Amina seperti TEA dapat menurunkan dan
memecah menjadi nitrosamine dalam kondisi tertentu. Beberapa orang juga
sensitif terhadap TEA, dan dapat menyebabkan kulit kemerahan dan terbakar. Hal
ini juga dapat menyebabkan masalah pernafasan terutama dari produk semprot
yang bisa dihirup, seperti hairspray. Kebanyakan bahan TEA yang ada di pasaran
adalah campuran dari sekitar 85% TEA dan 15% DEA, Diethanolamine.
Dietanolamina, adalah bahan kimia terkait, telah dikaitkan dengan beberapa jenis
kanker.

Pemerian TEA:

TEA berwarna sampai kuning pucat dan merupakan cairan kental, bau amoniak
lemah. TEA dapat bercampur dengan aseton, dalam benzena 1:24, larut dalam
kloroform, bercampur dengan etanol. TEA akan bereaksi dengan asam mineral
menjadi bentuk garam kristal dan ester dengan adanya asam lemak tinggi. TEA
dapat berubah menjadi warna cokelat dengan paparan udara dan cahaya.

Kegunaan TEA:

Trietanolamin digunakan terutama sebagai emulsifier dan surfaktan. Ini adalah


bahan yang umum dalam formulasi yang digunakan untuk kedua produk industri
dan konsumen. Trietanolamin menetralkan asam lemak, menyesuaikan dan buffer
pH, dan solubilises minyak dan bahan-bahan lain yang tidak benar-benar larut
dalam air. Beberapa produk umum di mana trietanolamin ditemukan adalah
deterjen cair laundry, cairan pencuci piring, pembersih umum, pembersih tangan,
poles, cairan Metalworking, cat, krim cukur dan tinta cetak.

E.Propilenglikol

Propilenglikol berfungsi sebagai pengawet, emollient, humektan, plasticizer


dan pelarut yang bercampur dengan air. Propilenglikol merupakan cairan
jernih kental, tidak berwarna, tidak berbau dan memiki rasa manis.
Bentuk cairan kental seperti sirup; tidak berwarna; titik didih 1880C;
flash point990oC; tidak berbau; tekanan uap 0.08 mm Hg @ 200
oC; kerapatan uap 2.62(udara=1); viskositas 58.1 cps @ 200o
C; titik didih 1870oC; titik leleh -600oC;gravitasi spesifik 1.030 g/ml; rumus
molekul C3H8O2; berat molekul 76.09; batasledakan 2.6% - 12.6%;
autoignition temperature 4150oC; larut dalam air; kerapatan1.04 g/cm3 (200C).
Batas ledakan, bawah: 2,4; atas: 17,4

f. Metil paraben (Nipagin M).


Metil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C8H8O3. Pemerian serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa tebal.
Kelarutan larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam
3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton p, mud

12
ah larut dalam eter p dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian
gliserol p panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan
larutan tetap jernih.
Fungsinya adalah preservatif dan zat pengawet (Anonim, 1979)

g.Na lauril sulfat


Pemerian : putih/ krem sampai kuning kristal, serpihan atau serbuk yang halus
menimbulkan busa pahit dan berbau lemak
Kelarutan: mudah larut dalam air,praktis tidak larut dalam kloroform
PH larutan : 7,0- 9,5
Stabilitas : Stabil pada kondisi dibawah normal , pada kondisi dibawah pH2,5
mudah terhidrolisa menjadi laurel alcohol dan sodium bisulfat.
Inkompatibilitas : Bereaksi dengan surfaktan kationik menjadi tidak berfungsi
.Alkaloid / garamnya dan mengendap bila ada potasium.
h.Na2EDTA

(Hand Book of Pharmaceutical Excipient hal 178)

Pemerian : Serbuk kristal putih tidak berbau dengan sedikit rasa asam

Kelarutan : Larut dalam air (1:11), Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, larut
dalam etanol (95%)

pH : 4,3-4,7 dalam larutan 1% air bebas CO2

Kegunaan : Untuk mencegah kontaminasi dengan logam

Stabilitas : Sangat higroskopis dan harus dilindungi dari kelembaban

OTT : dengan pengoksidasi kuat, dan ion logam polifalen seperti tembaga, nikel, Na
EDTA merupakan asam lemah dan bereaksi dengan logam membentuk hidrogen.

Sterilisasi : autoklaf

Penyimpanan : harus disimpan diwadah bebas alkali, tertutup rapat dan ditempat sejuk
dan kering.

Konsentrasi : 0,005-0,1% w/w sebagai chelating agent

Kegunaan : sebagai chelating agent

i.Nacl

(FI IV hal. 584, Martindale 28 hal. 635, Excipient hal. 440)

Rumus molekul : NaCl

Bobot molekul : 58,44

Pemerian : Kristal tidak berbau tidak berwarna atau serbuk kristal putih, tiap 1g setara
dengan 17,1 mmol NaCl.

13
2,54g NaCl ekivalen dengan 1 g Na

Kelarutan : 1 bagian larut dalam 3 bagian air, 10 bagian gliserol

Sterilisasi : Autoklaf atau filtrasi (Martindale 28 hal: 635)

Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat menyebabkan pengguratan
partikel dari tipe gelas

pH : 4,5 –7(DI 2003 hal 1415) 6,7-7,3 ( Excipient hal 672)

OTT : logam Ag, Hg, Fe

E NaCl : 1 (Sprowls hal 189)

Kesetaraan E elektrolit : 1 g ≈ 17,1 mEq

Konsentrasi/dosis : lebih dari 0,9% (Excipient hal 440). Injeksi IV 3-5% dalam 100ml
selama 1 jam (DI 2003 hal 1415). Injeksi NaCl mengandung 2,5-4 mEq/ml. Na+ dalam
plasma = 135-145 mEq/L (steril dosage form hal 251 )

Khasiat/kegunaan : Pengganti ion Na+, Cl- dalam tubuh

Efek samping : Keracunan NaCl disebabkan oleh induksi yang gagal dapat menyebabkan
hipernatremia yang memicu terjadinya trombosit dan hemorrage. Efek samping yang
sering terjadi nausea, mual, diare, kram usus, haus, menurunkan salivasi dan lakrimasi,
berkeringat, demam, hipertensi, takikardi, gagal ginjal, sakit kepala, lemas, kejang, koma
dan kematian.

Kontraindikasi : Untuk pasien penyakit hati perifer udem atau pulmonali udem, kelainan
fungsi ginjal.

Farmakologi : berfungsi untuk mengatur distribusi air, cairan dan keseimbangan


elektrolit dan tekanan osmotik cairan tubuh.

j.PEG 400

Pemerian : cairan kental,tidak berwarna atau praktis tidak berwarna, bau khas

lemah , agak higroskopis.

Kelarutan : larut dalam air , dalam etanol,dalam aseton,dalam glikol ain dan

dalam hidrokarbon aromatic,praktis tidak larut dalam eter dan dalam

hidrokarbon alifatik.

K.Mentol

14
Pemerian : hablur heksagonal atau serbuk hablur, tidak berwarna ,biasanya

berbentuk jarum atau massa yang melebur , bau enak seperti permen.

Kelarutan: Sukar larut dalam air , sangat mudah larut dalam etanol, dalam

kloroform,dalam eter dan dalam heksana

Khasiat: antiiritan

Konsentrasi : Topical formulation 0,05-10%.(Hbo Exp).

L.Nipasol

Nama lain: Propil paraben

Pemerian: serbuk hablur , putih , tidak berbau,tidak berasa,

Kelarutan: sangat sukar larut dalam air ,larut dalam 3,5 bagian etanol(95%),dalam

3 bagian etanol aseton ,dalam 140 bagian gliserol,40 bagian mineral oil.

M.Aquadest

Nama lain: air suling

BM/RM: 18,02/H2O

Pemerian: cairan jernih,tidak berwarna , tidak berbau,tidak berasa

Kelarutan : -

Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan: fase air

15
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 KARAKTERISTIK SAMPO

1. Sampo harus membentuk busa yang berlebih, yang terbentuk dengan


cepat, lembut dan mudah dihilangkan dengan membilas dengan air.[6]
2. Sampo harus mempunyai sifat detergensi yang baik tetapi tidak
berlebihan, karena jika tidak kulit kepala menjadi kering.[6]
3. Sampo harus dapat menghilangkan segala kotoran pada rambut, tetapi
dapat mengganti lemak natural yang ikut tercuci dengan zat lipid yang ada
di dalam komposisi sampo. Kotoran rambut yang dimaksud tentunya
sangat kompleks yaitu : sekret dari kulit, sel kulit yang rusak, kotoran
yang disebabkan oleh lingkungan dan sisa sediaan kosmetika.[6]
4. Tidak mengiritasi kulit kepala dan mata.[6]
5. Sampo harus tetap stabil. Sampo yang dibuat transparan tidak boleh
menjadi keruh dalam penyimpanan. Viskosita dan pH-nya juga harus
tetap konstan, sampo harus tidak terpengaruh oleh wadahnya ataupun
jasadrenik dan dapat mempertahankan bau parfum yang ditambahkan ke
dalamnya

Jenis-Jenis Shampo
1. Shampo bubuk (Dry Shampoo)
Sebagai dasar shampo digunakan sabun bubuk, sedangkan zat pengencer
biasanya digunakan natrium karbonat, natrium bikarbonat, natrium seskuikarbonat,
dinatrium fosfat, atau boraks.
2. Shampo emulsi
Shampo ini mudah dituang, karena konsistensinya tidak begitu kental.
Tergantung dari jenis zat tambahan yang digunakan, shampo ini diedarkan dengan
berbagai nama seperti shampo lanolin, shampo telur, shampo protein, shampo brendi,
shampo lemon, shampo susu atau bahkan shampo strawberry.
3. Shampo krim atau pasta (Creme paste Shampoo)
Sebagai bahan dasar digunakan natrium alkilsulfat dari jenis alkohol rantai
sedang yang dapat memberikan konsistensi kuat. Untuk membuat shampo pasta dapat
digunakan malam seperti setilalkohol sebagai pengental. Dan sebagai pemantap busa
dapat digunakan dietanolamida minyak kelapa atau isopropanolamida laurat.4. Shampo
larutan (Liquid Shampoo)Merupakan larutan jernih. Faktor yang harus diperhatikan
dalam formulasi shampo ini meliputi viskosita, warna keharuman, pembentukan dan
stabilitas busa, dan pemgawetan.Zat pengawet yang lazim digunakan meliputi 0,2 %
larutan formaldehid 40 %, garam fenilraksa; kedua zat ini sangat racun, sehingga perlu
memperhatikan batas kadar yang ditetapkan pemerintah. Parfum yang digunakan
berkisar antara 0,3 1,0 %, tetapi umumnya berkadar 0,5 %.

16
3.2 KOMPONEN SAMPO

A.Bahan utama
Bahan utama pada shampoo adalah surfaktan (sabun dan detergent). Sabun adalah
garam dan asam lemak. Hasil reaksi antara lemak dan minyak hewan dan tumbuhan
dengan alkali (cth. NaOH, KOH)
Kekurangan : tidak membentuk busa oleh air sadah, diatasi dengan penambahan
chelating agent.
a. Anionik
 Gol. Alkyl benzene sulfonat contoh :Sodium dodecyl benzene sulfonate
 Gol. Primary alkyl sulfat contoh :Triethanolamine lauryl sulfate
 Gol. Secondary alkyl sulfat contoh :Lauryc monoglyceride ammonium sulfate
 Gol. Sarcosine contoh :Laurosyl sarcoine, Cocoyl sarcosine
b. Kationik
Garam amonium kuarterner contoh : Dstearyl dimethyl ommonium chloride, dilauryl
dimethyl ammonium chloride, cetyl trimethyl ammonium bromida.
c. Amfoterik contoh Miranol
d. Non Ionik contoh Tween, Pluronic F-68

B.Zat tambahan pada shampoo


Untuk memperbaiki sifat detergen yang menunjukkan pengaruh jelek terhadap
rambut, perlu ditambahkan zat tambahan shampo dalam formulasi shampo.
1. Alkolobromida asam lemak
Digunakan untuk meningkatkan stabilitas busa dan memperbaiki viskositas. Zat ini
merupakan hasil kondensasi asam lemak dengan monoetanolamina (MEA),
dietanolamina ( DEA ), atau isopropanolamina yang sesuai.
2. Lemak bulu domba, lanolin atau salah satu derivatnya, kolesterol, oleilalkohol, dan
asetogliserida. Digunakan untuk maksud memperbaiki efek kondisioner detergen
dasar shampo yang digunakan, sehingga rambut yang dikeramasshampokan akan
mudah diatur dan memberikan penampilan rambut yang serasi.
3. Asam amino
Terutama asam amino essensial, digunakan sebagai zat tambahan shampo dengan
harapan, setelah rambut dikeramas-shampokan, zat ini akan tetap tertinggal pada
kulit kepala dan rambut, dan berfungsi sebagai pelembab, karena asam amino
memiliki sifat higroskopik yang akan memperbaiki kelembaban rambut.
4. Zat tambahan shampoo lain
Terdiri dari berbagai jenis zat, umunya diharapkan untuk menimbulkan efek
terhadap pembentukan dan stabilisasi busa ; meliputi zat golongan glikol,
provinilpirolidon, karboksimetilselulosa, dan silikon cair, terutama yang kadarnya
lebih kurang 4%.
a. Foam Builder
Bahan yang meningkatkan kualitas, volume, dan stabilitas busa. Membantu
meningkatkan stabilitas dan efek kondisioner. Contoh : dodecyl benzene sulfonate,
lauroyl monoethanolomide.
b. Conditioning agent
Merupakan bahan berlemak yang memudahkan rambut untuk disisir. conditioning agent

17
melapisi helai rambul → halus dan mengkilap. Harus mudah dibilas, tidak meninggalkan
rasa berminyak (lengket) di rambut. Contoh lanolin, minyak mineral, telur, polipeptida
c. Opacifying agent
Bahan yang memberikan warna buram pada shampoo. Penting pada pembuatan
shampoo jenis krim & losio. Contoh : Cetyl alcohol, stearyl alcohol, spermaceti, glycol
monodistearate, Mg stearate
d. Clarifying agent
Bahan yang digunakan untuk mencegah kekeruhan pada shampoo terutama untuk
shampoo dengan bahan utama sabun. Penting pada pembuatan shampoo cair (likuid
shampoo). Contoh: butil alkohol, isopropil alkohol etil alkohol, metilen glikol, EDTA
e. Cleating agen Sequestering agent
Bahan yang mencegah terbentuknya sabun Ca atau Mg karena air sadah. Contoh : asam
sitrat, EDTA. Dapat digantikan oleh surfaktan non-ionik
f. Thickening agent
Bahan yang meningkatkan viskositas shampoo. Contoh : gom akasia, tragakan, CMC,
Methocel. Kekurangan : dapat membentuk lapisan film pada helai rambut
g. Preservatif
Bahan yang berguna melindungi sampo dari mikroba yang dapat menyebabkan rusaknya
sampo, Harus dipilih. Contoh : formadehid, etil alkohol, ester parahidroksibenzoat
h. Antidandruff agent
Antidandruff agent umumnya bersifat antimikroba, ditambahkan ke dalam shampoo
dalam jumlah kecil. Contoh : Sulfur, Asam Salisilat, Resorsinol, Selenium Sulfida, Zink
Piriton
i. Penunjang Stabilitas
Bahan-bahan tertentu dapat ditambahkan ke dalam sampo dengan tujuan menunjang
stabilitas shampoo (stability additive)
 Antioxidant, mencegah perubahan warna dan bau sediaan akibat oksidosi,
 Sunsreen, melindungi sediaan dari sinar matahari, Contoh : Benzophenon
 Suspending agen, Contoh : veegum, bentonit
 pH control agen (larutan dapar), mencegah perubahan warna dan bau sediaan
akibat perubahan pH
j. Cosmetics additive
Bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sampo dengan tujuan memperbaiki tampilan
shampoo (cosmetics additive)
 Perfume, campuran minyak atsiri atau sintetik
 Pewarna (dye), Pewarna yang digunakan harus terdaftar pada Federal Food, Drug,
and Cosmetics Act
 Pearlescent pigements

3.3 METODA PEMBUATAN SAMPO

Setelah formula sampo didapatkan , maka dilakukan pembuatan sampo dengan


cara penggabungan bahan baku. Formulasi untuk sampo harus mengandung bahan-
bahan yang berfungsi sebagai surfaktan, foaming agent dan stabilizer, opacifier,
hydrotopes, viscosity modifier, dan pengawet. Bahan-bahan dalam sampo harus aman dan
mudah terdegradasi sebagaimana kosmetik perawatan tubuh lain. Setiap bahan harus
memilki fungsi dan peran yang spesifik (Mottram, 2000)

18
Sodium lauril sulfat merupakan detergent yang berfungsi untuk membersihkan kotoran
dikulit kepala. Mekanisme kerjanya dengan menurunkan tegangan muka antara lemak dan
air yang ada di kulit kepala. Cocamidopropyl Betaine berperan sebagai surfaktan anionik.
Cocamidopropyl betaine merupakan surfaktan sintetsis turunan dari minyak kelapa dan
dimethylaminopropylamine yang bersifat switer ion. Tetrasodium EDTA berfungsi sebagai
khelating agent atau antioksidan. Penambahan bahan ini agar senyawa-senyawa yang
mudah teroksidasi tetap stabil. Preservative digunakan sebagai pengawet. Parfume
berfungsi untuk memeperbaiki bau agar harum dan menyenagkan saat dipakai. Colour
berfungsi agar tampilan sampo menjadi lebih bagus dan memberikan warna pada sampo.
Asam sitat berfungsi sebagai pengatur pH. pH perlu diatur agar pH sampo dan pH kulit
kepala sama.

Sodium kloride berfungsi sebagai pengatur viskositas. Pengaturan viskositas sangat


penting karena berpengaruh pada saat pengisian sampo pada kemasan dan juga saat
pemakaian. (Mottram, 2000). Water adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam
sediaan sampo. Fungsi utama air adalah sebagai bahan pelarut. Air juga berfungsi untuk
mengatur viskositas sampo.

3.4 Evaluasi Sampo


Setelah sediaan sampo sudah jadi, perlu dilakukan pengujian untuk
penjaminankualitas sampo tersebut. Beberapa uji yang dilakukan pada sampo
diantaranya adalah :

a. Penampilan fisik
Penampilan fisik sampo haruslah menarik, homogen, tidak pecah, dan
mampumembentuk busa.
b. pH
pH sampo sangat penting untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
rambut,meminimalkan iritasi pada mata dan menstabilkan keseimbangan ekologis
kulit kepala.Uji pH sampo dapat dilakukan menggunakan pH meter maupun kertas
pH.
c. Viskositas
Uji viskositas sampo dilakukan menggunakan viskosimeter Brookfield. Viskositas
sampoakan berpengaruh pada saat filling ke wadah, proses pencampuran, dan pada
saatpemakaian.

d. Kemampuan dan stabilitas busa


Uji kemampuan dan stabilitas busa dari sampo dilakukan denga metode cylinder
shake.Caranya yaitu dengan memasukkan 50 ml sampo 1% ke dalam tabung reaksi
250 mlkemudian dikocok kuat selama 10 kali. Total volume dari isi busa diukur dan
diamatipenurunan dan stabilitas busanya (Kumar, 2010).

 Pengukuran kemampuan membusa

Larutan shampo diencerkan sampai konsentrasi 1% (10 ml ad 1000ml)↓

19
Siapkan bejana reservoir yang dipasang tegak di atas gelas ukur 1 liter

Sebagian shampo dimasukkan bejana sampai batas 15 cm dari kran reservoir

Tuang secara hati-hati, jangan sampai berbentuk busa, 500 ml larutan yang sama

Tuang 50 ml larutan ke dalam gelas ukur

Alirkan larutan shampo melalui kran bejana sebanyak 500 ml

Catat tinggi busa yang terbentuk setelah 30 detik, 3 menit, 5 menit, dan 7 menit (ulangi
sebanyak 3x pada suhu kamar)

 Pengukuran stabilitas busa

Bandingkan tinggi busa setelah 3,5,7 menit terhadap 30 detik dari data pada
pengamatan kemampuan membusa

 Tes Stabilitas

Ambil sampel produk, masukkan dalam kemasan



Setelah selang penyimpanan di amati : kenampakan, bau, dan busa (pencatatan sampai
terjadi penyimpangan)

20
3.5 Formulasi Sampo

Formulasi sediaan sintesis shampo untuk rambut rontok :

Formula %
Bahan Fungsi
Formula 1 Formula 2 Formula 3

Zinc pirithione 2 Zat aktif

Selenium disulfide 1 Zat aktif

Salicylic acid 2 Zat aktif

HEC 0,9 Pengental

SLS 9 Detergen

TEA 1 1 Penstabil pH

Propilenglikol 15 Humektan

Nipagin 0,18 0,18 0,18 Pengawet

Nipasol 0,02 0,02 0,02 Pengawet

Na2EDTA 0,1 0,1 Pengkelat

Green tea oil 0,5 Pewangi

Na lauril sulfat 2 2 Deterjen

Nacl 0,5 0,5 Pengental

PEG 400 1 1 Humektan

Mentol 0,25 0,25 Penyegar

Aqadest Ad 100 Ad 100 Ad 100 Pelarut

21
FORMULASI 1

Sampo salicylic acid dengan konsentrasi 2% merupakan konsentrasi zat aktif yang

optimum.Menggunakan Nipagin dan Nipasol sebagai pengawet.Menggunakan Na

lauryl sulfat sebagai deterjen.Nacl sebagai pengental ,PEG 400 sebagai humektan

dan pelembut, Mentol sebagai pendingin,penyegar dan mengurangi rasa gatal,dan

aquadest sebagai pelarut.

FORMULASI 2

Sampo selenium disulfide sebagai zat aktif dengan konsentrasi1%merupakan

konsentrasi zat aktif optimum . Menggunakan HEC sebagai pengental,SLS

sebagai Deterjen,TEA sebagai penstabil pH Propilenglikol sebagai

humektan.Nipagin dan Nipasol sebagai pengawet.Na2 EDTA sebagai

pengkelat,Green tea oil sebagai pewangi dan Aquadest sebagai pelarut.

FORMULASI 3

Sampo zinc pirithione sebagai zat aktif dengan konsentrasi 2 % sebagai

konsentrasi zat aktif optimum.Menggunakan TEA sebagai penstabil pH .Nipagin

dan Nipasol sebagai pengawet. Na2EDTA sebagai pengkelat.Na lauril sulfat

sebagai deterjen.Nacl sebagai pengental.PEG 400 sebagai humektan.Mentol

sebagai penyegar, pendingin dan mengurangi rasa gatal.Aquadest sebagai pelarut.

FORMULASI 1 dibandingkan dengan FORMULASI 2

22
Formulasi 1 mempunyai bahan baku lebih aman daripada formulasi 2, pada

formula 2 terdapat SLS agak berbahaya pada kulit dan formulasi 1 menggunakan

mentol untuk menyegarkan kulit kepala dan mengurangi rasa gatal.Formulasi 1

menggunakan PEG 400 konsistensi lebih lembut.

Formulasi 3

Formulasi 3 menggunakan zinc pirithione yang merupakan bahan aktif yang lebih

baik ( antibakteri dan jamur)..Kemudian menggunakan PEG 400 supaya lebih

lembut.Mentol juga menyegarkan dan mengurangi rasa gatal.

23
BAB IV

KESIMPULAN

1. KARAKTERISTIK SAMPO

1. Sampo harus membentuk busa yang berlebih


2. Sampo harus mempunyai sifat detergensi yang baik
3. Sampo harus dapat menghilangkan segala kotoran pada rambut, tetapi
dapat mengganti lemak natural yang ikut tercuci dengan zat lipid yang ada
di dalam komposisi sampo.
4. Tidak mengiritasi kulit kepala dan mata.
5. Sampo harus tetap stabil.

2.KOMPONEN SAMPO

a. Bahan utama:bahan aktif

b.Bahan tambahan: surfaktan , pelarut, humektan,detergen,pengawet,pengkelat.

3.METODA PEMBUATAN SAMPO

Sampo dibuat dengan penggabungan dan pencampuran bahan baku sesuai


karakteristik masing masing bahan.

4.EVALUASI SAMPO

Untuk menguji keamanan dan kelaikan sampo.Meliputi uji organoleptis dan uji
pembentukan kestabilan busa.

5.Formulasi shampoo anti rontok


Formulasi 3 menggunakan zinc pirithione untuk mencegah jamur dan bakteri

supaya rambut tidak rontok.Selain itu memberikan efek menyegarkan.Kemudian

menggunakan PEG 400 supaya lebih lembut.Mentol juga menyegarkan dan

mengurangi rasa gatal.

24
DAFTAR PUSTAKA

Retno I.S Tranggono dan Fatma Latifah Buku Pegangan Dasar Kosmetologi

2014.Gramedia Pustaka Utama:Jakarta

Kusumadewi. 2003. Rambut Anda, Masalah, Perawatan Dan Penataannya.

Gramedia

Pustaka Utama: Jakarta

Wasitaatmaja, SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. UI Press: Jakarta.

25

Anda mungkin juga menyukai