Makalah Tekkos Rambut Rontok Tugas 2
Makalah Tekkos Rambut Rontok Tugas 2
Makalah Tekkos Rambut Rontok Tugas 2
Disusun Oleh:
FAKULTAS FARMASI
Jakarta
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmatNya
untuk rambut rontok.Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknologi Kosmetik.
masih banyak kekurangan dalam makalah ini,oleh karena itu penyusun sangat
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Rambut terdapat hampir pada seluruh bagian tubuh dan memiliki berbagai
fungsi, antara lain fungsi estetika bagi manusia. Rambut sering disebut sebagai
mahkota bagi wanita, sedangkan bagi pria, rambut memengaruhi rasa percaya
salah satu problema yang paling dikhawatirkan setiap orang (Priskila, 2012).
hormonal, efek samping obat, makanan yang dikonsumsi, dan stress (Mitsui,
untuk mengatasinya.
4
1.2 Rumusan masalah
dibuat?
1.3 Tujuan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
yang tumbuh dari akar rambut yang ada didalam lapisan dermis kulit dan
pada tubuh. Komponen rambut terdiri dari keratin, asam nukleat, karbohidrat,
sistin, sistein, lemak, arginin, sistrulin, dan enzim (Rook dan Dawber, 1991).
batang rambut dipotong melintang maka terlihat tiga lapisan dari luar kedalam
6
a. Kutikula Rambut
sisik ikan atau genteng rumah.Lapisan ini sifatnya keras dan berfungsi
melindungi rambut dari kekeringan dan masuknya bahan asing kedalam batang
merenggang/terbuka.
b. Korteks Rambut
merupakan lapisan yang agak lunak dan mudah rusakoleh bahan kimia yang
c. Medulla Rambut
7
Dapat disamakan dengan sumsum rambut.Terdiri dari tiga atau empat
2.3 Praformulasi
a.Zinc pyrithione adalah suatu kompleks koordinasi dari seng. Zat padat ini tidak
berwarna yang digunakan sebagai anti jamur dan anti bakteri.
8
Nama IUPAC senyawa ini adalah Bis(2-pyridylthio)zinc 1,1’-dioxide; nama
lainnya ZnP, Pyrithion zinc, Zinc OMADINE. Adapun sifat-sifatnya adalah:
Kegunaan
Seng pyrithione terkenal karena penggunaannya dalam mengobati dermatitis
seboroik ketombe dan Ia juga memiliki sifat antibakteri dan efektif terhadap
patogen banyak dari streptokokus dan kelas staphylococcus.
b.Selenium disulfide
Selenium disulfida, senyawa anorganik dengan rumus SeS2. Baik sulfur maupun
selenium katenat—mudah membentuk rantai dan cincin—dan campuran
selenium dan sulfur juga menimbulkan berbagai “paduan”. Senyawa ini bukan
analog sulfur dioksida.
9
Bahan ini secara komersial disebut selenium disulfida yang dijual sebagai zat anti-
jamur dalam shampo untuk mengobati ketombe dan dermatitis seboroik dikaitkan
dengan kulit kepala dengan jamur genus Malassezia. Di Amerika Serikat,
kekuatan 1% tersedia di setiap toko obat, dan kekuatan 2,5% juga tersedia tapi
dengan resep dokter. Pada kekuatan 2,5%, selenium disulfida juga digunakan pada
tubuh untuk mengobati panu, jenis infeksi jamur pada kulit yang disebabkan oleh
spesies yang berbeda dari Malassezia.
HEC adalah bubuk putih kehijauan ringan, tanpa ampun dan tanpa tastless, mudah
larut dalam air panas atau dingin untuk membentuk larutan gel yang kental. Bila
larutan pH dalam 2 sampai 12, solusinya cukup stabil. Karena gugus HELLUTEL
HEC bersifat nonionik dalam larutan air, maka tidak akan bereaksi dengan anion
atau kation lainnya dan tidak sensitif terhadap garam. Tetapi molekul HEC
mampu menghasilkan esterifikasi, eterifikasi dan reaksi asetal, jadi adalah
mungkin untuk membuatnya tidak larut dalam air atau memperbaiki sifatnya.
HELLUTEL HEC juga memiliki kemampuan pembentukan dan aktivitas
permukaan yang baik.
H 4000 3400-5000 -
H 3000 2600-3300 -
H 2000 1500-2500 -
H 1000 800-1500 -
H 5000 - 4500-6500
H 2000 - 1500-2500
10
H 300 - 150-400
Penyimpanan
Produk harus disimpan dalam kondisi kering dan bersih dalam kemasan aslinya
dan terlepas dari panas. Produknya higroskopik. Kemasan dipilih dengan cara
untuk menghindari masuknya uap air, namun kandungan air dari produk yang
dikemas akan / dapat meningkat jika tidak disimpan kering.
d.TEA
11
TEA dibuat dengan mereaksikan amonia dengan etilen oksida (diketahui sebagai
karsinogen/penyebab kanker). Amina seperti TEA dapat menurunkan dan
memecah menjadi nitrosamine dalam kondisi tertentu. Beberapa orang juga
sensitif terhadap TEA, dan dapat menyebabkan kulit kemerahan dan terbakar. Hal
ini juga dapat menyebabkan masalah pernafasan terutama dari produk semprot
yang bisa dihirup, seperti hairspray. Kebanyakan bahan TEA yang ada di pasaran
adalah campuran dari sekitar 85% TEA dan 15% DEA, Diethanolamine.
Dietanolamina, adalah bahan kimia terkait, telah dikaitkan dengan beberapa jenis
kanker.
Pemerian TEA:
TEA berwarna sampai kuning pucat dan merupakan cairan kental, bau amoniak
lemah. TEA dapat bercampur dengan aseton, dalam benzena 1:24, larut dalam
kloroform, bercampur dengan etanol. TEA akan bereaksi dengan asam mineral
menjadi bentuk garam kristal dan ester dengan adanya asam lemak tinggi. TEA
dapat berubah menjadi warna cokelat dengan paparan udara dan cahaya.
Kegunaan TEA:
E.Propilenglikol
12
ah larut dalam eter p dan dalam larutan alkali hidroksida, larut dalam 60 bagian
gliserol p panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan
larutan tetap jernih.
Fungsinya adalah preservatif dan zat pengawet (Anonim, 1979)
Pemerian : Serbuk kristal putih tidak berbau dengan sedikit rasa asam
Kelarutan : Larut dalam air (1:11), Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, larut
dalam etanol (95%)
OTT : dengan pengoksidasi kuat, dan ion logam polifalen seperti tembaga, nikel, Na
EDTA merupakan asam lemah dan bereaksi dengan logam membentuk hidrogen.
Sterilisasi : autoklaf
Penyimpanan : harus disimpan diwadah bebas alkali, tertutup rapat dan ditempat sejuk
dan kering.
i.Nacl
Pemerian : Kristal tidak berbau tidak berwarna atau serbuk kristal putih, tiap 1g setara
dengan 17,1 mmol NaCl.
13
2,54g NaCl ekivalen dengan 1 g Na
Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat menyebabkan pengguratan
partikel dari tipe gelas
Konsentrasi/dosis : lebih dari 0,9% (Excipient hal 440). Injeksi IV 3-5% dalam 100ml
selama 1 jam (DI 2003 hal 1415). Injeksi NaCl mengandung 2,5-4 mEq/ml. Na+ dalam
plasma = 135-145 mEq/L (steril dosage form hal 251 )
Efek samping : Keracunan NaCl disebabkan oleh induksi yang gagal dapat menyebabkan
hipernatremia yang memicu terjadinya trombosit dan hemorrage. Efek samping yang
sering terjadi nausea, mual, diare, kram usus, haus, menurunkan salivasi dan lakrimasi,
berkeringat, demam, hipertensi, takikardi, gagal ginjal, sakit kepala, lemas, kejang, koma
dan kematian.
Kontraindikasi : Untuk pasien penyakit hati perifer udem atau pulmonali udem, kelainan
fungsi ginjal.
j.PEG 400
Pemerian : cairan kental,tidak berwarna atau praktis tidak berwarna, bau khas
Kelarutan : larut dalam air , dalam etanol,dalam aseton,dalam glikol ain dan
hidrokarbon alifatik.
K.Mentol
14
Pemerian : hablur heksagonal atau serbuk hablur, tidak berwarna ,biasanya
berbentuk jarum atau massa yang melebur , bau enak seperti permen.
Kelarutan: Sukar larut dalam air , sangat mudah larut dalam etanol, dalam
Khasiat: antiiritan
L.Nipasol
Kelarutan: sangat sukar larut dalam air ,larut dalam 3,5 bagian etanol(95%),dalam
3 bagian etanol aseton ,dalam 140 bagian gliserol,40 bagian mineral oil.
M.Aquadest
BM/RM: 18,02/H2O
Kelarutan : -
15
BAB III
PEMBAHASAN
Jenis-Jenis Shampo
1. Shampo bubuk (Dry Shampoo)
Sebagai dasar shampo digunakan sabun bubuk, sedangkan zat pengencer
biasanya digunakan natrium karbonat, natrium bikarbonat, natrium seskuikarbonat,
dinatrium fosfat, atau boraks.
2. Shampo emulsi
Shampo ini mudah dituang, karena konsistensinya tidak begitu kental.
Tergantung dari jenis zat tambahan yang digunakan, shampo ini diedarkan dengan
berbagai nama seperti shampo lanolin, shampo telur, shampo protein, shampo brendi,
shampo lemon, shampo susu atau bahkan shampo strawberry.
3. Shampo krim atau pasta (Creme paste Shampoo)
Sebagai bahan dasar digunakan natrium alkilsulfat dari jenis alkohol rantai
sedang yang dapat memberikan konsistensi kuat. Untuk membuat shampo pasta dapat
digunakan malam seperti setilalkohol sebagai pengental. Dan sebagai pemantap busa
dapat digunakan dietanolamida minyak kelapa atau isopropanolamida laurat.4. Shampo
larutan (Liquid Shampoo)Merupakan larutan jernih. Faktor yang harus diperhatikan
dalam formulasi shampo ini meliputi viskosita, warna keharuman, pembentukan dan
stabilitas busa, dan pemgawetan.Zat pengawet yang lazim digunakan meliputi 0,2 %
larutan formaldehid 40 %, garam fenilraksa; kedua zat ini sangat racun, sehingga perlu
memperhatikan batas kadar yang ditetapkan pemerintah. Parfum yang digunakan
berkisar antara 0,3 1,0 %, tetapi umumnya berkadar 0,5 %.
16
3.2 KOMPONEN SAMPO
A.Bahan utama
Bahan utama pada shampoo adalah surfaktan (sabun dan detergent). Sabun adalah
garam dan asam lemak. Hasil reaksi antara lemak dan minyak hewan dan tumbuhan
dengan alkali (cth. NaOH, KOH)
Kekurangan : tidak membentuk busa oleh air sadah, diatasi dengan penambahan
chelating agent.
a. Anionik
Gol. Alkyl benzene sulfonat contoh :Sodium dodecyl benzene sulfonate
Gol. Primary alkyl sulfat contoh :Triethanolamine lauryl sulfate
Gol. Secondary alkyl sulfat contoh :Lauryc monoglyceride ammonium sulfate
Gol. Sarcosine contoh :Laurosyl sarcoine, Cocoyl sarcosine
b. Kationik
Garam amonium kuarterner contoh : Dstearyl dimethyl ommonium chloride, dilauryl
dimethyl ammonium chloride, cetyl trimethyl ammonium bromida.
c. Amfoterik contoh Miranol
d. Non Ionik contoh Tween, Pluronic F-68
17
melapisi helai rambul → halus dan mengkilap. Harus mudah dibilas, tidak meninggalkan
rasa berminyak (lengket) di rambut. Contoh lanolin, minyak mineral, telur, polipeptida
c. Opacifying agent
Bahan yang memberikan warna buram pada shampoo. Penting pada pembuatan
shampoo jenis krim & losio. Contoh : Cetyl alcohol, stearyl alcohol, spermaceti, glycol
monodistearate, Mg stearate
d. Clarifying agent
Bahan yang digunakan untuk mencegah kekeruhan pada shampoo terutama untuk
shampoo dengan bahan utama sabun. Penting pada pembuatan shampoo cair (likuid
shampoo). Contoh: butil alkohol, isopropil alkohol etil alkohol, metilen glikol, EDTA
e. Cleating agen Sequestering agent
Bahan yang mencegah terbentuknya sabun Ca atau Mg karena air sadah. Contoh : asam
sitrat, EDTA. Dapat digantikan oleh surfaktan non-ionik
f. Thickening agent
Bahan yang meningkatkan viskositas shampoo. Contoh : gom akasia, tragakan, CMC,
Methocel. Kekurangan : dapat membentuk lapisan film pada helai rambut
g. Preservatif
Bahan yang berguna melindungi sampo dari mikroba yang dapat menyebabkan rusaknya
sampo, Harus dipilih. Contoh : formadehid, etil alkohol, ester parahidroksibenzoat
h. Antidandruff agent
Antidandruff agent umumnya bersifat antimikroba, ditambahkan ke dalam shampoo
dalam jumlah kecil. Contoh : Sulfur, Asam Salisilat, Resorsinol, Selenium Sulfida, Zink
Piriton
i. Penunjang Stabilitas
Bahan-bahan tertentu dapat ditambahkan ke dalam sampo dengan tujuan menunjang
stabilitas shampoo (stability additive)
Antioxidant, mencegah perubahan warna dan bau sediaan akibat oksidosi,
Sunsreen, melindungi sediaan dari sinar matahari, Contoh : Benzophenon
Suspending agen, Contoh : veegum, bentonit
pH control agen (larutan dapar), mencegah perubahan warna dan bau sediaan
akibat perubahan pH
j. Cosmetics additive
Bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sampo dengan tujuan memperbaiki tampilan
shampoo (cosmetics additive)
Perfume, campuran minyak atsiri atau sintetik
Pewarna (dye), Pewarna yang digunakan harus terdaftar pada Federal Food, Drug,
and Cosmetics Act
Pearlescent pigements
18
Sodium lauril sulfat merupakan detergent yang berfungsi untuk membersihkan kotoran
dikulit kepala. Mekanisme kerjanya dengan menurunkan tegangan muka antara lemak dan
air yang ada di kulit kepala. Cocamidopropyl Betaine berperan sebagai surfaktan anionik.
Cocamidopropyl betaine merupakan surfaktan sintetsis turunan dari minyak kelapa dan
dimethylaminopropylamine yang bersifat switer ion. Tetrasodium EDTA berfungsi sebagai
khelating agent atau antioksidan. Penambahan bahan ini agar senyawa-senyawa yang
mudah teroksidasi tetap stabil. Preservative digunakan sebagai pengawet. Parfume
berfungsi untuk memeperbaiki bau agar harum dan menyenagkan saat dipakai. Colour
berfungsi agar tampilan sampo menjadi lebih bagus dan memberikan warna pada sampo.
Asam sitat berfungsi sebagai pengatur pH. pH perlu diatur agar pH sampo dan pH kulit
kepala sama.
a. Penampilan fisik
Penampilan fisik sampo haruslah menarik, homogen, tidak pecah, dan
mampumembentuk busa.
b. pH
pH sampo sangat penting untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
rambut,meminimalkan iritasi pada mata dan menstabilkan keseimbangan ekologis
kulit kepala.Uji pH sampo dapat dilakukan menggunakan pH meter maupun kertas
pH.
c. Viskositas
Uji viskositas sampo dilakukan menggunakan viskosimeter Brookfield. Viskositas
sampoakan berpengaruh pada saat filling ke wadah, proses pencampuran, dan pada
saatpemakaian.
19
Siapkan bejana reservoir yang dipasang tegak di atas gelas ukur 1 liter
↓
Sebagian shampo dimasukkan bejana sampai batas 15 cm dari kran reservoir
↓
Tuang secara hati-hati, jangan sampai berbentuk busa, 500 ml larutan yang sama
↓
Tuang 50 ml larutan ke dalam gelas ukur
↓
Alirkan larutan shampo melalui kran bejana sebanyak 500 ml
↓
Catat tinggi busa yang terbentuk setelah 30 detik, 3 menit, 5 menit, dan 7 menit (ulangi
sebanyak 3x pada suhu kamar)
Bandingkan tinggi busa setelah 3,5,7 menit terhadap 30 detik dari data pada
pengamatan kemampuan membusa
Tes Stabilitas
20
3.5 Formulasi Sampo
Formula %
Bahan Fungsi
Formula 1 Formula 2 Formula 3
SLS 9 Detergen
TEA 1 1 Penstabil pH
Propilenglikol 15 Humektan
21
FORMULASI 1
Sampo salicylic acid dengan konsentrasi 2% merupakan konsentrasi zat aktif yang
lauryl sulfat sebagai deterjen.Nacl sebagai pengental ,PEG 400 sebagai humektan
FORMULASI 2
FORMULASI 3
22
Formulasi 1 mempunyai bahan baku lebih aman daripada formulasi 2, pada
formula 2 terdapat SLS agak berbahaya pada kulit dan formulasi 1 menggunakan
Formulasi 3
Formulasi 3 menggunakan zinc pirithione yang merupakan bahan aktif yang lebih
23
BAB IV
KESIMPULAN
1. KARAKTERISTIK SAMPO
2.KOMPONEN SAMPO
4.EVALUASI SAMPO
Untuk menguji keamanan dan kelaikan sampo.Meliputi uji organoleptis dan uji
pembentukan kestabilan busa.
24
DAFTAR PUSTAKA
Retno I.S Tranggono dan Fatma Latifah Buku Pegangan Dasar Kosmetologi
Gramedia
25