Teknik Operasi Ovariohysterectomi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Teknik Operasi Ovariohysterectomi :

 Setelah dipersiapkan dan di anastesi, hewan di baringkan pada umumnya


(dorsal recumbency).
 Kemudian bersihkan bulu dan semprotkan terlebih dahulu sabun pada area
yang akan dicukur, kemudian cukur di daerah abdomen, posterior umbilical.
 Bersihkan dan disinfeksi daerah sekitar dengan menggunakan betadine.
 Daerah ventral abdominal disiapkan sebagai daerah operasi, yaitu dari
xiphoid sampai daerah pubis. Umbilicus di identifikasi dan diperkirakan
untuk membagi daerah abdominal menjadi 3 bagian. Bagian ventral hewan
ditutup dengan duk yang panjang dan lebarnya disesuaikan, kemudian difiksir
dengan tower clamp.

Gambar 1. Bagian ventral hewan ditutup dengan duk dan difiksir dengan
tower clamp

 Pada anjing dilakukan insisi mulai dari caudal umbilicus 1/3 bagian cranial
abdominal ke caudal sepanjang 4 sampai 8 cm. Sedangkan, pada kucing
badan uterus berada sedikit ke kaudal, sehingga insisi dilakukan lebih ke
kaudal mulai dari 1/3 bagian tengah abdominal.

Gambar 2 (a). kulit disayat sepanjang 2 cm. (b).Lapisan subkutis

a bdan lemak dikuakkan dengan bantuan gunting.


 Lemak yang terdapat dibawah kulit difiksir dengan tang arteri untuk
memudahkan pencarian linea alba. Linea alba kucing dicari dan disayat
tepat diatasnya sepanjang 1 cm. Insisi pada linea alba dilebarkan ke kranial
dan kaudal untuk membuka rongga abdomen.

Gambar 4. Mencari dan menginsisi linea alba untuk membuka rongga


abdomen.

 Setelah rongga abdomen terlihat, dimasukan ovariectomy hook. Hook


dimasukan menyelusuri dinding bagian kiri abdominal, 2 sampai 3cm di
caudal ginjal. Hook digerakan untuk mengangkat cornua uteri dan
ligamentumnya. Untuk memastikan bahwa yang diangkat adalah cornua
uteri, ditelusuri ke caudal untuk menemukan bifurkasio uteri dan ke
cranial untuk menemukan ovarium. Apabila cornua uteri tidak ditemukan
dengan menggunakan hook, dilakukan palpasi pada kantong kencing
sepanjang insisi.
Gambar 5. Menunjukkan hook dimasukan menyelusuri dinding bagian
kiri abdominal, 2 sampai 3cm di caudal ginjal untuk mengangkat cornua
uteri dan ligamentumnya.
Sumber : Omeran et al.2014

 Setelah ovarium ditemukan, palpasi adanya ligamentum suspensarium pada


ujung proksimal ovarium. Ligamentum di telusuri dengan jari telunjuk, lalu di
tarik dan dilakukan pemutusan di dekat ginjal tanpa merobek pembuluh
darah. Dipasang 2 atau 3 clamp di dekat ovarium untuk persiapan melakukan
ligasi. Clamp paling proximal digunakan untuk ligasi, clamp ditengah
digunakan untuk memegang saat melakukan ligasi, sedangkan clamp paling
luar digunakan untuk mencegah kembalinya aliran darah setelah dilakukan
transeksi. Ligasi pada pembuluh darah pada ovarium menggunakan
bentuk”8” dengan benang abrbsorable (2-0, 3-0, chromic catgut,
polydioxanone, polygliconat, atau polyglactin 910). Dibuat ikatan dua diatas
ikatan pertama untuk mencegah pendarahan.

Gambar 6. menunjukkan ligasi ovarium pada tanduk uterus dan identifikasi


ligamen suspensarium tanpa merobek pembuluh ovarium.
Sumber : Omeran et al.2014

 Dilakukan pemotongan ovarium dan penggantungnya. Tetap kontrol


terjadinya pendarahan. Cornua uteri ditelusuri sampai pada bifocarsio
uterus untuk mendapatkan cornua dan ovarium di sebelahnya. Diletakkan
clamp dan dilakukan ligasi seperti langkah yang telah dijelaskan di atas.
Setelah kedua ovarium di potong, uterus ditarik dan di lakukan ligasi pada
pembuluh darah di kiri kanan corpus uteri dengan 2-0 cromic catgut dan
seluruh corpus uteri juga diikat. Dilakukan pemotongan pada uterus dan
diamati terjadinya pendarahan. Lakukan ligasi jika ada pendarahan.

Gambar 7. a) menampilkan pemotongan dan pengangkatan uterus


dengan menggunakan pisau bedah, b) menunjukkan uterus setelah
a b
pengangkatan
Sumber : Omeran et al.2014

 Sisa potongan uterus dimasukkan ke dalam abdominal sebelum clamp


dilepaskan. Dinding abdominal ditutup dan dilakukan penjahitan dengan
tiga lapisan ; linea alba dan peritoneum dengan benang chromic catgut
pola jahitan simple interupted, subkutan dengan benang chromic catgut
pola jahitan simple continous, subkutikuler dengan benang chromic catgut
pola jahitan matras, dan kulit dengan benang non-absorbable pola jahitan
terputus.

Daftar Pustaka :

Omeran,Bedor,M.,Abdel Wahed,E.,Kammar,H.El.,and Abu-Ahmed,Howiada.


2014. Ovariectomy versus Ovariohysterectomy for Elective
Sterilization of Female Cats. Alexandria Journal of Veterinary
Sciences. 43: 73-81

Anda mungkin juga menyukai