Catu Daya
Catu Daya
Catu Daya
A. Tujuan
Peserta diklat harus dapat:
1. Menggunakan alat ukur atau peralatan elektronik katagori klas I seperti
Ocilloscope dual (dual/multi) beam untuk keperluan perbaikan dan pencarian
kerusakan sesuai standar keselamatan kerja dan metode pengukuran yang
benar.
2. Mendemontrasikan teknik pengukuran, penggunaan alat ukur, tindakan
pencegahan kerusakan dan keselamatan kerja dalam perbaikan catu daya
sederhana.
3. Melokalisir blok catu daya sederhana berdasarkan kaedah kesehatan dan
keselamatan Kerja.
4. Menjelaskan fungsi Electromagnetic Interference (EMI) berdasarkan kaedah
kesehatan dan keselamatan Kerja.
5. Mendemontrasikan metode pencarian kesalahan dan kerusakan perbaikan
peralatan elektronik rumah tanggaberdasarkan kaedah kesehatan dan
keselamatan Kerja.
6. Menggunakan alat ukur atau peralatan elektronik seperti multimeter sesuai
dengan standar keselamatan kerja dan metode pengukuran secara benar.
7. Menjelaskan karakteristik karakteristik dan ciri-ciri khusus komponen-
komponen daya berdasarkan spesifikasi dan data teknis.
8. Mengidentifikasi ciri-ciri khusus komponen-komponen elektronika daya
dalam berbagai jenis kegunaan yang berbeda-beda.
9. Menerapkan tip dan trik teknik pencarian kesalahan pada rangkaian catu
daya sederhana.
10. Mengidentifikasi komponen-komponen yang rusak dan mengganti dengan
komponen pengganti berdasarkan data teknis dengan fungsi yang sama.
11. Mendeskripsikan nilai ambang batas arus bocor maksimum berdasarkan
standar internasional sebagai tindakan pencegahan kecelakaan.
123
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mendeteksi kerusakan, perbaikan dan perawatan macam-macam pesawat
penerima Televisi
2. Mendeteksi kerusakan, perbaikan dan perawatan macam-macam peralatan
elektronika daya
C. Uraian Materi
1. Kerusakan Rangkaian Power supply
Multimeter dapat digunakan sebagai salah satu cara yang cepat dan mudah
untuk mengetahui sebuah dioda dalam kondisi rusak atau kondisi baik.
Jenis kerusakan atau kegagalan yang paling sering adalah jenis kerusakan
terbuka daripada jenis kerusakan hubung singkat.
124
untuk bias maju atau bias mundur. Rentang nilai tipikal tegangan bias
internal alat ukur DMM dapat bervariasi antara 2,5V sampai 3,5V. Multimeter
umumnya menyediakan pembacaan tegangan atau indikasi/informasi
pengguna untuk menunjukkan kondisi diode yang akan diuji
125
sangat berguna untuk menyakinkan alasan alasan logis secara teknis,
bahwa berdasarkan data-data pengujian tentang sejarah kerusakan
komponen. Kerusakan mungkin disebabkan adanya cacat produksi,
kesalahan rancangan, metode produksi tidak menggunakan teknologi yang
tepat, atau faktor usia. Jadi, seandainya dinjumpai sejumlah besar
komponen rusak menjadi rangkaian terbuka, pabrik pembuat perlu
menganalisa apakah kegagalan tersebut dikarenakan oleh kesalahan
rancangan.
126
Gambar 5.2.Pengujian Dioda
127
masalah kerusakan komponen yang terjadi dalam rangkaian DC Power
supply sederhana dan belum mengarah pada teknik pelacakan kerusakan
untuk melokalisir kerusakan rangkaian-rangkaian yang rumit, seperti pada
peralatan instrumentasi.
128
Dalam kasus contoh catu daya diilustrasikan pada gambar 5.3, dimana
gejalanya adalah tidak ada tegangan dc di tingkat keluaran, ketika dilakukan
pengaturan. Gejala dalam situasi ini tidak memberikan gambaran banyak
tentang apa penyebab spesifik yang menyebabkan catu daya mengalami
kegagalan/rusak. Sifat kerusakan seperti ini sifatnya masih umum, bukan
kerusakan spesifik.
129
Perencanaan: Pada fase ini, Anda harus mempertimbangkan bagaimana
Anda akan menerapkan pendekatan masalah. Ada tiga pendekatan yang
mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah pada rangkaian atau
system elektronik, seperti pada rangkaian catu daya sederhana, dapat
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
130
yang berfungsi normal dan daerah mana yang diasumsikan mengalami
kerusakan/kesalahan. Daerah rangkaian yang berfungsi normal dimulai dari
tingkat masukan sampai ke titik uji terakhir, dan ini berarti bahwa kesalahan
adalah antara titik uji keadaan saat ini sampai pada tingkat titik keluaran, jadi
penelusuran pencarian kesalahan dimulai dari titik terakhir sampai ke tingkat
keluaran. Jika pengukuran di tengah sirkuit tidak menunjukkan tegangan
yang salah, maka kesalahan dilokalisir berada diantara tingkat masukan dan
titik uji kedaan saat ini. Oleh karena itu, penelusuran kesalahan dapat
dimulai dari titik uji keadaan saat ini menuju ke tingkat masukan.
b. Metode Pengukuran
Penerapan metode pencarian kesalahan rangkaian belah tengah dapat
diilustrasikan pada Gambar 5.4 dengan indikasi kasus kesalahan
diasumsikan filter kapasitor keluaran penyearah dalam kondisi terbuka.
Sebagai contoh Power supply yang ditunjukkan dalam diagram blok dari
Gambar 5.4 yang terdiri dari empat blok memungkinkan menggunakan
metode belah tengah menjadi dua bagian. Pengujian belah dua bagian,
dapat menentukan dan menguraikan bagian mana rangkaian dalam kondisi
bekerja/normal dan yang tidak berfungsi/rusak, selanjutnya menguraikan
bagian yang tak berfungsi menjadi dua bagian lagi sampai mendapatkan
lokasi kerusakan. Contoh merupakan cara terbaik untuk merealisasikan
pengertian atas metoda ini. Anggaplah ada suatu kerusakan pada blok filter
rangkaian Power supply, urutan pengujian dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Membelah blok menjadi dua bagian, periksa tegangan masukan blok
filter titik uji (TP2) dan tegangan keluaran blok filter (TP3).
131
Gambar 5.4. Metode Belah Tengah Kondisi Kapasitor Filter Terbuka
132
sulit untuk dilokalisir, karena selalu ditandai dengan putusnya sekering. Oleh
karena itu untuk melokalisir kegagalan hubung singkat dalam suatu sistem,
penerapan 3 metode diatas tidak bisa dilakukan. Dan kebanyakan suatu
sistem yang mengalami kegagalan hubung singkat ditandai dengan panas
yang berlebihan pada komponen tertentu. Ilustrasi yang ditunjukkan oleh
Gambar 5.4 memberikan gambaran penerapan metode dalam pencarian
kesalahan pada rangkaian regulated Power supply sederhana. Penerapan
metode rangkaian belah tengah memerlukan dua kali pengukuran guna
melokalisir/mengisolasi daerah kerusakan. Dan jika pengukuran dimulai dari
tingkat masukan transformator atau dimulai dari tingkat akhir keluaran,
diperlukan tiga kali pengukuran untuk melokalisir/mengisolasi daerah
kerusakan/kegagalan. Oleh karena itu, penerapan metode rangkaian belah
tengah lebih banyak digunakan untuk melokalisir daerah kerusakan.
Metode belah dua sangat efektif manakala sejumlah komponen atau blok
yang dirangkaikan berjumlah besar, misalkan ketika dalam rangkaian banyak
digunakan sejumlah plug dan sambungan soket atau sederetan pemanas
dalam peralatan katup. Meskipun demikian, ada sejumlah anggapan tertentu
sebagai prasyarat untuk metode dibelah dua: (1) keandalan seluruh
komponen rata-rata sama; (2) dimungkinkan untuk melakukan pengukuran
pada titik-titik yang diinginkan dan praktis; (3) seluruh pengujian sama
bentuknya dan membutuhkan waktu yang sama. Anggapan-anggapan ini
tidak selalu sah dan itu bergantung teknisi yang selanjutnya akan
menetapkan metode pendekatan terbaik yang dipilihnya. Metode dipecah
dua dapat juga menjadi tidak efektif, bilamana:
(a) Jumlah unit yang dirangkai ganjil, (b) divergensi (penguraian): keluaran
dari suatu blok yang diumpankan pada dua unit atau lebih, (c) Konvergensi
(penyempitan): dua masukan atau tebih diperlukan untuk mendapatkan kerja
yang benar dari suatu unit, (d) umpan balik: yang mungkin digunakan untuk
memodifikasi karakteristik unit atau pada kenyataannya merupakan jaringan
penyokong bagi osilator.
Jika dalam pencarian kesalahan menerapkan salah satu dari metode yang
diuraikan di atas, cobalah dan terapkan metode tersebut atau kombinasikan
133
metode-metode tersebut, sehingga hanya diperlukan waktu yang singkat
atau melokalisasikan blok yang rusak dalam suatu sistem.
c. Analisis Kesalahan
Dalam beberapa kasus, untuk mengidentifikasi gejala kesalahan pada
rangkaian tertentu, diperlukan metode bagaimana melokalisir
masalah/kegagalan pada komponen tunggal dalam sustu rangkaian.
Langkah penting dalam menemukan kesalahan, Siswa harus menerapkan
pemikiran logis dan pengetahuan tentang gejala kerusakan yang disebabkan
oleh kegagalan komponen tertentu. Beberapa kegagalan komponen memiliki
ciri-ciri yang spesifik/khas dan pada bab ini siswa dituntut untuk dapat
mengidentifikasi gejala kerusakan beberapa komponen yang bermasalah
dalam suatu rangkain penyearah.
134
rusak berubah menjadi rangkaian terbuka, karena komponen resistor lebih
sering terjadi patahan kecil pada bagian resistansi spiral daripada rusak
hubung singkat. (2) Sebaliknya, jenis komponen kapasitor elektrolit
cenderung rusak sebagai rangkaian hubung singkat. Tabel 5.1.
memperlihatkan jenis-jenis kerusakan yang mungkin terjadi untuk berbagai
jenis komponen elektronika.
Tabel 5.1. Jenis-Jenis Kerusakan Komponen Elektronik
135
komponen dan menyebabkan terjadinya penyimpangan dari spesifikasinya
dan pada akhirnya dapat merusak komponen. Sebagai contoh, misalkan
komponen menerima panas dan kemudian dingin dalam siklus terus-
menerus, akan menyebabkan komponen menjadi cepat rusak, dan atau
karena goncangan mekanis tertentu akan menyebabkan komponen menjadi
rangkaian terbuka atau rusak.
Peralatan:
1) Keakuratan voltmeter dan meter saat ini harus sekitar sepuluh kali
resolusi yang dibutuhkan untuk mengukur parameter. Semua meter
harus 4½ digit.
136
2) Setiap osiloskop yang digunakan harus memiliki resolusi kira-kira
sepuluh kali parameter yang diukur. Kemampuan osiloskop harus
memiliki Bandwidth sebesar 20MHz sampai 100MHz.
3) Masukan sumber daya yang digunakan harus cukup untuk memasok
kebutuhan daya masukan maksimum yang diperlukan oleh Unit Under
Test (UUT).
137
Untuk menguji tingkat regulasi dari unit pencatu daya dapat dengan cara
mengukur nilai tegangan keluaran dc diatur nilainya pada kondisi beban
penuh.Dianjurkan untuk mengukur keluaran dimulai dari beban rendah (arus
kecil) dan dinaikkan secara bertahap sehingga sampai dicapai arus beban
maksimum, yang disertai dengan adanya sedikit perubahan penurunan
tegangan keluaran.
138
tegangan masukan. Nilai pesentase regulasi jala-jala biasanya juga
didefinisikan sebagai rasio perubahan tegangan keluaran untuk perubahan
yang sesuai pada tegangan masukan dinyatakan sebagai persentase
kualitas sebuah regulator tegangan, dan dapat dinyatakan sebagai berikut:
d. Regulator IC LM7805
Sebuah IC regulator tegangan LM7805, ketika dilakukan pengukuran tanpa
beban menghasilkan tegangan keluaran sebesar 5,18V dan ketika diberi
beban penuh mengalami penurunan tegangan sebesar 5,15 V. Tentukan
nilai persentase regulasi beban yang diberikan oleh IC-LM7805?
Gambar 5.7. Grafik regulasi beban yang khas untuk unit daya
139
Gambar 5.7 memperlihatkan grafik regulasi beban perubahan tegangan
keluaran terhadap perubahan arus beban unit daya yang disertai pembatas
arus. Perubahan tegangan keluaran amat kecil di antara arus beban penuh
dan arus tanpa beban. (current limiter).
Tabel 5.2. Jenis-jenis kerusakan yang sering terjadi dalam perangkat daya
KERUSAKAN GEJALA
Bagian primer atau bagian; Keluaran DC nol. AC sekunder nol.
sekunder transformator jala- Sisi primer atau sekunder memiliki
jala terbuka beresistansi tinggi
Belitan bagian primer Ada dua kemungkinan: (a)
atau bagian sekunder sekering jala-jala putus atau (b)
transformator jala-jala keluaran dc rendah dan
terhubung singkat tranformator panas karena arus
yang diberikan terlalu besar
140
Kapasitor filter terbuka Keluaran DC rendah dengan
tegangan kerut (ripple voltage) AC
besar
Kapasitor filter terhubung Sekering putus, resistansi DC dalam
singkat line yang belum distabilkan untuk
kedua arah nilainya rendah
VPRECT adalah nol seperti yang ditampilkan oleh gambar 5.8. Hasil
141
Kesalahan berbeda yang menyebabkan gejala yang sama pada rangkaian
penyearah ini adalah gulungan transformator dalam kondisi terbuka,
sekering terbuka, atau tidak ada tegangan masukan dari jala-jala.
Jika salah satu dari dua dioda terbuka, maka tegangan keluaran akan naik
dua kali dari tegangan riak normal pada 50Hz (penyearah setengah
gelombang) dari yang seharusnya 100Hz, berubah seperti yang ditampilkan
hasil pengukuran Gambar 5.8.
Kesalahan berbeda yang akan menyebabkan gejala yang sama dari
rangkaian penyearah ini adalah gulungan transformator dalam kondisi
terbuka, sekering terbuka, atau tidak ada tegangan masukan dari jala-jala.
Alasan frekuensi riak dari hasil pengukuran berubah menjadi 50Hz dari yang
seharusnya 100Hz adalah sebagai berikut. Jika salah satu dari dioda pada
Gambar 5.8 dalam kondisi terbuka (open circuit), arus yang mengalir melalui
beban RL hanya selama perioda setengah siklus tegangan masukan jala-
jala. Sedangkan selama separuh siklus masukan berikutnya, salah satu dari
dioda dalam kondisi terbuka, sehingga kondisi separuh siklus arus tidak
dapat mengalir menuju beban RL dikarenakan oleh salah satu dioda yang
142
terbuka. Hasilnya adalah seperti penyearahan setengah gelombang, seperti
yang ditunjukkan pada gambar 5.9, yang menghasilkan tegangan riak hasil
penyearahan yang lebih besar dengan frekuensi 50Hz.
143
menyebabkan beberapa atau semua dioda penyearah menjadi terbakar
karena arus melebihi batas maksimum. Dalam kondisi perubahan arus
hubung singkat apapun, tegangan keluaran tetap 0V.
Kapasitor Filter Kondisi Bocor: Sebuah filter kapasitor bocor adalah
setara dengan sebuah kapasitor dengan tahanan bocor paralel. Kerusakan
jenis ini dapat menyebabkan peningkatan tegangan riak pada keluaran.
Kesalahan jenis ini jarang terjadi.
144
tebal. Atau daerah ground primer ditandai dengan adanya kapasitor
perata penyerah dengan bentuk fisik paling besar bila dibandingkan
dengan kapasitor lainnya.
Pengisian kapasitor pada saat pesawat pertama kali dihidupkan,
banyak jenis SMPS yang dilengkapi sebuah resistor yang terhubung
langsung secara seri ke drain Mosfet Power. Hal ini dimaksudkan
untuk membatasi arus pengisian pada saat awal (soft start).
145
Untuk menghindari kerusakan alat dan komponen, untuk itu sebelum
melakukan perbaikan dan pengukuran Power supply. Selalu perhatikan
dan pastikan bahwa Power supply dalam keadaan “OFF” dan kosongkan
kapasitor perata dengan menggunakan “10W-RESISTOR” sebesar 2,2
sampai 4,7.
146
b. Pencarian Kerusakan
Petunjuk Kerja:
1. Buka penutup Power supply dengan menggunakan obeng seperti yang
diperlihatkan photo berikut ini.
Ciri Kerusakan 1:
Langkah Pencarian:
Buka penutup Power supply dengan
obeng, kemudian bersihkan kotoran
debu dengan kompresor dan lakukan
pembersihan bagian atas kapasitor dengan menggunakan vacuum cleaner.
Untuk membersihkan kotoran/kerak yang menempel diatas kapasitor, lakukan
dengan menggunakan kuas.
Ciri Kerusakan 2:
Setelah benar-benar nampak bersih, terlihat
empat buah kapasitor penyaring elektrolit
pada bagian atas nampak melotot seperti
hendak meletus.
147